Anda di halaman 1dari 13

ISSN 2747-2671 (online)

Vol. 3 No. 4, 2023

Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Dan Penanganannya


(Studi Kasus Pada Siswa Sekolah Menengah Atas
Kabupaten Pinrang)
Free Sex Behavior in Adolescents and Handling It (Case Study of High School Students in Pinrang Regency)

Nurul Jannah Ramadhani*, Sulaiman Samad, Suciani Latif


Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
*Penulis Koresponden: nuruljannahramadhani2828@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang perilaku seks bebas pada remaja di SMA X Kabupaten Pinrang. Kajian utama dari
penelitian ini adalah: (1 Gambaran perilaku seks bebas pada siswa di SMA X Kabupaten Pinrang . (2) Apa saja faktor
yang menyebabkan perilaku seks bebas pada siswa di SMA X Kabupaten Pinrang. (3) Apa teknik konseling yang
digunakan dalam upaya penanganan perilaku seks bebas pada siswa di SMA X Kabupaten Pinrang. Pendekatan
pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus klinis. Pengambilan data
dilakukan melalui wawancara, dan observasi. Analisis data menggunakan data primer dan sekunder, dengan teknik
studi kasus. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) Gambaran perilaku seks bebas yang dialami oleh siswa kasus
AR seperti berpegangan tangan, ciuman hingga melakukan hubungan badan (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku seks bebas yaitu faktor internal dan faktor eksternal. (3) Upaya yang dapat dilakukan terhadap subjek yang
mengalami perilaku seks bebas adalah dengan pemberian teknik restrukturisasi kognitif untuk mengurangi perilaku
seks bebas siswa kasus berinisial AR

Kata Kunci: perilaku seks bebas, Restrukturisasi Kognitif.

ABSTRACT
This study discusses free sex behavior in adolescents in SMA X Pinrang Regency. The main studies of this study are: (1
Description of the daily behavior of free sex in students at SMA X Pinrang Regency. (2) What are the factors that cause the
daily behavior of free sex in students at SMA X Pinrang Regency. (3) What are the counseling techniques used in an effort to
handle the daily behavior of free sex in students at SMA X Pinrang Regency. The approach in this research is a qualitative
approach with the type of clinical case study research. Data collection is done through interviews and observations. Data analysis
uses primary and secondary data, study case technique.The results obtained are: (1) Description of sex behavior experienced by
AR case students such as holding hands, kissing to having sexual intercourse (2) Factors that influence free sex behavior, namely
internal and external (3) Efforts that can be made on subjects who use The natural way of free sex behavior is by giving cognitive
restructuring techniques to reduce the free sex behavior of students with the initials AR.

Keywords: free sex behavior, Cognitive Restructuring

74
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

1. PENDAHULUAN terlalu memedulikannya ketika AR pacaran, hal itu


membuat AR merasa bahwa apapun yang ia lakukan
Perilaku seks bebas saat ini adalah masalah yang dengan pacarnya tidak akan diketahui oleh orang
dialami remaja di Indonesia. Terlebih, remaja tuanya.
sekarang begitu mudah mengiyakan ajakan lawan
jenis untuk melakukan hubungan seks sebelum Berdasarkan pengakuan AR, dimana alasan awalnya
menikah dengan alasan karena sudah saling suka dan mengapa ia berpacaran yaitu pergaulan teman-teman,
saling mencintai satu sama lain. Rahima (2020) serta melihat tayangan di TV dan di media sosial yang
menyatakan bahwa pengetahuan remaja mengenai terdapat orang pacaran dan pada akhirnya
dampak seks bebas masih sangat rendah hal ini menimbulkan rasa penasaran pada diri AR yang
dibuktikan dengan 50% remaja mengalami penyakit membuatnya juga ingin mencobanya. AR juga
HIV/AIDS dan 60% remaja mengakui telah melakukan mengatakan kalau dia merasa tidak percaya diri dalam
hubungan seks. bergaul dengan teman- temannya yang saling
mempengaruhi satu sama lain padahal awalnya AR
Berdasarkan hasil observasi di rumah konseli tepatnya sendiri tidak pernah berpikiran untuk berpacaran.
Lapalopo, Kabupaten Pinrang pada tanggal 6 Februari
2021 peneliti bertemu dengan siswi berinisial AR. Dari AR mengungkapkan bahwa hal-hal fisik yang
observasi tersebut didapatkan data bahwa AR kurang dilakukannya selama pacaran adalah awalnya hanya
dekat dengan orang tuanya juga saudaranya, hal itu berpegangan tangan dengan pacarnya, kemudian
terlihat dari cara mereka berkomunikasi yang setelah itu AR berani untuk berpelukan dengan
seadanya dan semuanya sibuk dengan handphonenya pacarnya, sampai pada melakukan ciuman bibir
masing-masing. Hasil observasi lain yang ditemukan, dengan pacarnya. Hal tersebut diketahui dapat
AR berpakaian cenderung terbuka dengan celana menimbulkan reaksi tubuh pada seseorang yang
setengah paha dan baju hampir tidak berlengan disaat menarik secara seksual. Sehingga, hal-hal fisik yang
ia ingin keluar dengan temannya. AR juga sibuk dilakukannya itu membuat AR dan pacarnya ingin
menelepon dengan pacarnya diselingi dengan kata- mencoba melakukan hubungan badan hingga
kata merayu. membuatnya ketagihan untuk melakukannya lagi.

Di sosial media AR juga kerap memperlihatkan AR merasa bahwa khususnya di media sosial, televisi
kemesraannya dengan pacarnya, mulai dari dirangkul, mereka tidak segan mempertontonkan remaja yang
dipeluk dan dicium kening juga pipinya. Selain itu dari berpacaran, remaja tidak lagi malu untuk
hasil observasi media sosialnya AR juga terkadang menceritakan pengalaman pacaran dan menunjukkan
membagikan story Instagram yang menunjukkan kemesraan yang dapat dilihat oleh semua kalangan
kemesraan dengan pacarnya saat malam hari. Adapun khususnya anak-anak remaja.
hasil observasi di sekolah yang dilakukan pada tanggal
8 Februari 2021 terlihat bahwa AR anak yang ramah di Dari kejadian tersebut peneliti melakukan analisis dan
kalangan teman-temannya, tetapi di sela-sela menemukan bahwa yang memicu perilaku seks bebas
pembelajarannya AR terlihat sesekali membalas pesan adalah akibat dari pemikiran konseli yang
melalui handphonenya. Setelah diketahui ternyata ia beranggapan bahwa perilaku seks bebas itu
tak pernah lepas berkomunikasi dengan pacarnya, isi merupakan hal yang biasa dilakukan ketika orang
pesannya juga terlihat flirting (menggoda) dengan berpacaran. Selain itu, kurangnya perhatian dan
menggunakan emotikon cium atau peluk. pengawasan orang tua membuat AR bebas melakukan
hal yang disukai serta lingkungan pertemanannya juga
Dari keterangan remaja yang berinisial AR, ia banyak yang berpacaran dan melakukan seks bebas,
mengungkapkan bahwa baginya berpacaran adalah kemudian ketika dia tidak pacaran dia merasa malu
hal yang wajar untuk remaja sekolah antara SMP karena semua teman di kelompoknya memiliki pacar.
sampai SMA, hal tersebut dikarenakan AR merasa
dihiraukan atau tidak terlalu dipedulikan ketika AR Riski, dkk (2021) menyatakan bahwa pada masa
berpacaran oleh orang tuanya. Meski telah mengetahui remaja, dimana tingkat rasa keingintahuan mengenai
kalau AR memiliki pacar, orang tuanya hanya diam seksualitas sangat tinggi terutama dalam
dan tidak mengambil sikap tertentu kepada AR ketika pembentukan hubungan dengan lawan jenisnya.
berpacaran. Mengetahui bahwa orang tuanya tidak

75
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

Besarnya keingintahuan remaja mengenai hal-hal yang bersumber dari individu itu sendiri seperti kurangnya
berhubungan dengan seksualitas menyebabkan remaja pemahaman agama dan remaja yang memiliki mental
selalu berusaha mencari tahu lebih banyak informasi yang lemah. Adapun faktor eksternal ialah faktor yang
mengenai seksualitas. bersumber dari luar yaitu lingkungan yang tidak
kondusif seperti kurangnya perhatian orang tua,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah, keadaan keluarga yang kurang harmonis (broken
dkk (2021) menyatakan bahwa seks pranikah dapat home), pengaruh lingkungan setempat dan pengaruh
terjadi karena kurangnya pengetahuan dan media sosial.
pemahaman remaja tentang keterampilan hidup sehat,
risiko hubungan seksual dan kemampuan untuk Terdapat penelitian sebelumnya yang relevan dengan
menolak hubungan yang tidak mereka inginkan penelitian ini yaitu Ratnasari & Tatik (2022) dengan
Melalui pengamatan peneliti terkait kehidupan dan judul “Restrukturisasi Kognitif Untuk Menangani Pola
perilaku remaja di kabupaten Pinrang ditemukan Pikir Negatif Terhadap Remaja”, selain itu penelitian
adanya berbagai macam perilaku remaja yang yang dilakukan oleh Tajiri (2021) dengan judul
berbeda-beda, mulai dari perilaku bergaul, berpacaran “Kendali Diri Perilaku Seksual dan Pengembangannya
dan berkelompok. Pada Siswa Madrasah Aliyah di Kabupaten Bandung”
juga mendapat hasil positif dimana pada penelitian ini
Perilaku seks bebas pada remaja mengakibatkan seks menggunakan teknik restrukturisasi kognitif dan
pranikah yang berisiko terhadap kehamilan yang tidak hasilnya dapat mengurangi perilaku seks bebas pada
direncanakan pada perempuan dapat berlanjut pada peserta didik, serta memunculkan adanya kendali diri
aborsi dan pernikahan remaja. Keduanya akan pada siswa terhadap perilaku seksual.
berdampak pada masa depan remaja tersebut, janin
yang dikandung dan keluarganya. Seks bebas memiliki dampak yang negatif pada remaja
baik secara psikologis maupun pencapaian
Dari survei SDKI 2017, (Badan Pusat Statistik akademiknya di sekolah. Masalah ini sangat perlu
Indonesia) didapatkan alasan perilaku seksual remaja perhatian guru bimbingan dan konseling untuk
tersebut sebagian besar karena penasaran/ ingin tahu membantu remaja menghadapi masalahnya agar
(57,5% Pria), terjadi begitu saja (38% Perempuan) dan potensi yang dimilikinya dapat berkembang dan
dipaksa oleh pasangan (12,6% Perempuan). Hal terhindar dari perilaku maladaptif. Berdasarkan
tersebut mencerminkan bahwa kurangnya perhatian uraian diatas, maka dari itu peneliti tertarik pada
serta bimbingan masyarakat tentang risiko hubungan permasalahan ini dan merencanakan penelitian yang
seksual, menolak hubungan yang mereka tidak berjudul “Perilaku Seks Bebas pada Remaja dan
inginkan dan pola hidup sehat. Penanganannya (Studi Kasus pada Siswa di SMA X
Kabupaten Pinrang)”.
Selama ini upaya penanggulangan seks bebas di
kalangan remaja biasanya hanya dilakukan di sekolah
yaitu dengan menggunakan layanan informasi dengan 2. TINJAUAN PUSTAKA
materi bahaya seks pra nikah dan dari hasil layanan
2.1. Pengertian Seks
informasi yang telah diberikan saat ini dirasa kurang
Seks adalah perbedaan badani atau biologis
efektif untuk mengatasi permasalahan remaja saat ini.
perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis
Maka Untuk mengatasi permasalahan tersebut remaja
kelamin. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku
yang mempunyai dengan keinginan berperilaku seks
yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan
bebas yang tinggi dapat diberikan alternatif bantuan
jenisnya maupun dengan sesama jenis (Afriyani, 2016)
dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan
dialami melalui konseling dengan berbagai
secara bebas, tanpa dibatasi oleh aturan-aturan serta
pendekatan yang sesuai.
tujuan yang jelas.
Adapun Nurochman dan Setiawan (2019)
Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan
mengungkapkan bahwa faktor penyebab terjadinya
bahwa seks bebas keinginan atau hasrat seksual dan
pergaulan bebas terdiri dari 2 faktor yaitu faktor
tanpa mengetahui aturan dan batas-batas yang ada.
internal dan eksternal. Faktor internal ialah faktor yang

76
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

2.2. Bentuk-Bentuk Seks Bebas dibandingkan remaja yang memiliki presentasi


Bentuk perilaku seks bebas menurut (Afriyani, 2016) yang baik.
antara lain : 5) Persepektif Sosial Kognitif Kemampuan sosial
1) Kissing, berciuman berupa pertemuan bibir kognitif diasosiasikan dengan pengambilan
dengan bibir pada pasangan lawan jenis yang keputusan yang menyediakan pemahaman
didorong oleh hasrat seksual. perilaku seksual di kalangan remaja. Remaja
2) Necking, bercumbu tidak sampai pada mampu mengambil keputusan secara tepat
menempelkan alat kelamin, biasanya dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya yang
dengan berpelukan, memegang payudara, atau dapat lebih menampilkan perilaku seksual yang
melakukan oral seks pada alat kelamin tetapi lebih sehat.
belum bersenggama.
3) Petting, upaya membangkitkan dorongan seksual Berdasarkan teori diatas dapat diketahui bahwa
dengan cara bercumbu sampai menempelkan alat faktor-faktor yang mempengaruhi faktor-faktor
kelamin, dan menggesek-gesekkan alat kelamin perilaku seks bebas diantaranya adalah perspektif
dengan pasangan namun belum bersenggama. biologis, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya,
4) Seksual Intercourse, terjadi kontak melakukan perspektif akademik, dan Persepektif Sosial Kognitif.
hubungan kelamin atau persetubuhan.
2.4. Dampak Seks Bebas Pada Remaja
Berdasarkan teori diatas dapat diketahui bahwa Banyak remaja yang tidak mengetahui akibat dari
bentuk bentuk seks bebas terdiri dari kissing,necking, perilaku seks bebas terhadap kesehatan reproduksi
petting, seksual Intercourse. baik dalam waktu yang cepat ataupun dalam waktu
yang lebih panjang. Beberapa dampak perilaku seks
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku bebas pada remaja menurut (Sunaryo, 2020) yaitu:
Seks Bebas
Menurut (Alfiyah et al., 2018) perilaku seksual 1) Kehamilan yang tidak diinginkan (Unwanted
Pregnancy).
merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan
lingkungan sekitarnya. Ada beberapa faktor internal Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan
terminology yang biasa dipakai untuk memberi
dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual,
yaitu : istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki
oleh wanita yang bersangkutan maupun
1) Perspektif biologis
lingkungannya. Kehamilan yang tidak diinginkan
Adalah perubahan-perubahan hormonal yang
hasrat seksual (libido seksualitas) remaja. adalah suatu kehamilan yang terjadi dikarenakan
suatu sebab sehingga keberadaannya tidak
Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan
penyaluran dalam bentuk pengeluaran sperma. diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang
tua bayi tersebut. Kehamilan tidak diinginkan
2) Pengaruh orang tua Baik karena ketidakacuhan
maupun karena sikapnya yang masih pada remaja disebabkan oleh faktor- faktor
berikut :
mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan
a) Faktor dari dalam diri remaja sendiri yang
anak tidak terbuka terhadap anak. Orang tua
cenderung membuat jarak dengan anak dalam kurang memahami swadarmanya sebagai
pelajar.
masalah ini.
3) Pengaruh teman sebaya kecenderungan b) Faktor dari luar, yaitu pergaulan bebas tanpa
kendali orangtua yang menyebabkan remaja
pengetahuan yang makin bebas antara laki- laki
dan perempuan dalam masyarakat. Selain itu merasa bebas untuk melakukan apa saja
yang diinginkan. Perkembangan teknologi
pada masa remaja, pengaruh teman sebaya sangat
media komunikasi yang semakin canggih
kuat sehingga munculnya penyimpangan
perilaku seksual dikaitkan dengan norma yang memperbesar kemungkinan remaja
mengakses apa saja termasuk hal-hal yang
kelompok sebaya.
4) Perspektif Akademik. Remaja dengan presentasi negatif (Sunaryo, 2020).
c) Usia menstruasi yang semakin dini disertai
rendah dan tahap aspirasi rendah cenderung
lebih sering memunculkan aktivitas seksual usia kawin yang semakin tinggi
menyebabkan masa-masa rawan yaitu

77
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

kecenderungan perilaku seksual aktif yang terkontaminasi HIV, menerima tranfusi


semakin memanjang. yang tercemar HIV, atau dari ibu hamil kepada
d) Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan bayi yang dikandungnya (Djama, 2017).
tentang perilaku seksual yang dapat 4) Psikologi
menyebabkan kehamilan. Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang
e) Tidak menggunakan alat kontrasepsi. sangat berhubungan dengan kesehatan
f) Kegagalan alat kontrasepsi akibat remaja reproduksi adalah konsensi psikologis. Setelah
menggunakan alat kontrasepsi tanpa disertai kehamilan terjadi, pihak perempuan atau
pengetahuan yang cukup tentang metode tepatnya korban utama dalam masalah ini.
kontrasepsi yang benar. Perasaan bingung, cemas, malu, dan bersalah
g) Kehamilan akibat pemerkosaan, diantaranya yang dialami remaja setelah mengetahui
pemerkosaan oleh teman kencannya. Pada kehamilannya bercampur dengan perasaan
kehamilan pranikah, masa malu dan depresi, pesimis terhadap masa depan, dan
perasaan bersalah yang berlebihan dapat kadang disertai rasa benci, marah baik terhadap
dialami remaja. Apalagi jika kehamilan diri sendiri maupun kepada pasangan, dan
tersebut diketahui oleh pihak lain seperti kepada nasib yang membuat kondisi sehat secara
orang tua. Hal yang memperberat masalah fisik, sosial, dan mental yang berhubungan
adalah terkadang orang tua atau orang yang dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi
mengetahui tidak mampu menghadapi remaja tidak terpenuhi.
persoalan tersebut secara proporsional, 5) Penyimpangan Perilaku Seksual
bahkan cenderung mengakibatkan suatu Penyimpangan perilaku seksual terdiri atas
tindak kekerasan yang traumatik terhadap empat kelompok besar yang masing-masing
anak. Hal ini menambah tekanan psikologis terdiri dari beberapa sub kelompok (Susanti,
yang berat yang pada akhirnya mengarah 2015), antara lain adalah : Gangguan identitas,
pada depresi (Sunaryo, 2020) gambaran utama dari gangguan ini adalah
ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan
2) Infeksi Menular Seksual, Infeksi kelamin adalah identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang.
infeksi yang penularannya melalui hubungan Jadi, seorang yang berkelamin laki-laki merasa
seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena infeksi dirinya wanita, atau sebaliknya.
menular seksual bila melakukan hubungan
seksual berganti-ganti pasangan. Pada wanita Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan
risiko tertular infeksi menular seksual lebih tinggi bahwa dampak dari seks bebas pada remaja diantara
daripada laki-laki karena bentuk alat nya adalah kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi
reproduksinya lebih rentan, sehingga seringkali menular seksual, HIV/Aids dan Penyimpangan
berakibat lebih parah karena gejala awal tidak perilaku seksual.
segera dikenali sedangkan infeksi bertahap lebih
parah. Jenis-jenis infeksi menular seksual adalah 2.5. Beberapa Cara Untuk Menghindari Pergaulan
Gonore (kencing nanah), Herpes kelamin, Seks Bebas
Trikomoniasis, Sifilis. Cara pencegahan infeksi 1) Mencari kegiatan atau alternatif baru sehingga
menular seksual antara lain tidak melakukan dapat menemukan kepuasan yang mendalam
hubungan seksual sebelum menikah, saling setia dari interaksi yang terjalin (bukan kepuasan
bagi pasangan yang sudah menikah, menghindari seksual).
hubungan seks yang tidak aman, menggunakan 2) Menghindari situasi atau tempat yang kondusif
kondom saat berhubungan seksual(Sunaryo, menimbulkan fantasi atau rangsangan seksual
2020). seperti berduaan dirumah yang tidak
3) HIV/AIDS, AIDS adalah kumpulan gejala infeksi berpenghuni, dipantai malam hari, tempat yang
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. sepi dan gelap.
Penyebabnya adalah virus HIV (Human 3) Menghindari frekuensi pertemuan dengan lawan
Immunodeficiency Virus).HIV/AIDS menular jenis yang terlalu sering karena jika sering
dengan melalui hubungan seksual. HIV juga bertemu tanpa adanya aktivitas pasti dan tetap,
dapat menular melalui pemakaian jarum suntik

78
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

maka keinginan untuk mencoba aktivitas seksual terbentuk melalui proses antara Stimulus-Kognisi-
semakin menguat. Respon, ketiganya saling membentuk dan berkaitan
4) Melibatkan banyak teman atau saudara untuk semacam jaringan di dalam otak manusia, dimana
berinteraksi sehingga kesempatan untuk selalu proses kognitif akan menjadi faktor penentu dalam
berduaan makin berkurang. menjelaskan bagaimana manusia berpikir, merasa dan
5) Mencari informasi yang sebanyak-banyaknya bertindak (Fauzi, 2020). Navid, Rathus, & Greene
tentang masalah seksualitas dari sumber yang (Zulfa & Nisa, 2016) mengemukakan bahwa teknik
dapat dipercaya. restrukturisasi kognitif merupakan suatu proses di
6) Mempertimbangkan risiko dari perilaku seksual mana konselor membantu konseli mencari pikiran-
yang dilakukan. pikiran irasional dan mencari alternatif rasional.
7) Mendekatkan diri pada Tuhan dan berusaha Menurut Manuardi & Mustopa (2021) restrukturisasi
menghayati norma atau nilai yang berlaku. kognitif merupakan teknik yang dilakukan dengan
menghentikan pikiran-pikiran negatif yang dimiliki
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan oleh konseli dan membantunya untuk
beberapa cara untuk terhindar dari pergaulan bebas merestrukturisasi kembali dengan pikiran-pikiran
diantaranya adalah mencari kegiatan lain, yang positif.
menghindari situasi yang dapat menimbulkan
rangsangan, menghindari frekuensi pertemuan Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
dengan lawan jenis, memiliki banyak teman, Mencari bahwa restrukturisasi kognitif merupakan salah satu
informasi, Mempertimbangkan risiko dan paling teknik dari cognitive behavior therapy yang dilakukan
utama mendekatkan diri dengan tuhan. untuk membantu konseli mengubah keyakinan
irasional sehingga mampu melahirkan alternatif
2.6. Definisi Restrukturisasi Kognitif rasional atau pemikiran yang dapat membantu konseli
Hanifa dan Santoso (Rufaidah dan Karneli, 2020) untuk menghadapi situasi-situasi yang dapat
mengemukakan bahwa Cognitive Restructuring atau merugikan konseli baik dari segi kognitif maupun
Restrukturisasi Kognitif adalah sebuah teknik dari perilaku.
terapi kognitif yang melibatkan penerapan prinsip-
prinsip belajar pada pikiran. Afradipta (2021) juga
berpendapat bahwa metode restrukturisasi kognitif 3. METODE PENELITIAN
merupakan metode terapi kognitif untuk membantu
3.1. Pendekatan Penelitian
mengidentifikasikan pemikiran-pemikiran atau
keyakinan - keyakinan negatif dan menggantikannya Dalam mencapai tujuan penelitian, peneliti
pemikiran-pemikiran yang positif, serta untuk menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan
menolong orang-orang mengidentifikasikan ide-ide pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini tepat
atau keyakinan yang irasional tersebut dan digunakan karena bersifat dalam bentuk survei atau
menggantinya dengan pernyataan-pernyataan yang terjun langsung ke lapangan dalam mengumpulkan
lebih realitas. Hal tersebut juga sesuai dengan data. Dengan menggunakan penelitian kualitatif
pendapat Wahyuni, dkk (2019) bahwa pikiran dimaksudkan untuk memperoleh kedalaman
disfungsional (irrasional) restrukturisasi kognitif pada informasi berkaitan dengan perilaku menyontek pada
dasarnya dimaksudkan untuk membantu pasien siswa di wilayah penelitian, yang selanjutnya akan
merubah pikiran dan keyakinan difungsional menghasilkan sebuah fakta masalah dan solusi yang
(irrasional) menjadi pikiran dan keyakinan fungsional harus ditempuh dalam hal pengentasan perilaku
atau rasional. berisiko

Pendapat lain Matin dan Pear (Sitepu, 2019) bahwa 3.2. Tujuan Restrukturisasi Kognitif
Cognitive Restructuring adalah strategi untuk Beck & Weishaar dalam (Manuardi & Mustopa, 2021)
mengenali pikiran maladaptif dan menggantinya menangani kognisi konseli, tujuannya termasuk
dengan pikiran adaptif. Teknik restrukturisasi kognitif mengajarkan untuk:
merupakan salah satu teknik dari cognitive behavior 1) Memonitor pemikiran otomatik negatifnya.
therapi. Pada dasarnya teori Cognitive Behaviour 2) Mengenali hubungan antara kognisi, afek, dan
Therapy merupakan pola pemikiran manusia yang perilaku.

79
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

3) Memeriksa dan menguji realitas bukti-bukti yang merangkum semua materi dasar dan memberikan
mendukung dan berlawanan dengan pikiran tugas rumah berupa lembar evaluasi terhadap
otomtik yang terdistorsi. pemikiran-pemikiran atau perubahan-perubahan
4) Menggantikan kognisi-kognisi terbias dengan yang terjadi setelah mengikuti pelatihan sebagai
interpretasi-interpretasi yang realistis. tindak lanjut dari pelatihan.
5) Belajar mengidentifikasi dan mengubah
keyakinan yang memredisposisikannya untuk Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
mendistorsi pengalamannya. restrukturisasi kognitif merupakan salah satu metode
intervensi kognitif yang bertujuan untuk membentuk
3.3. Tahap Restrukturisasi Kognitif kembali atau mengubah pikiran negatif individu
Tahapan restrukturisasi kognitif menurut Dobson terhadap masalah yang dihadapi. Untuk menciptakan
(Rizal dkk, 2022) adalah sebagai berikut: kognisi baru yang lebih positif tentang masalah
1) Asessmen dan diagnose: Tahap ini bertujuan tersebut.
untuk memperoleh data tentang kondisi konseli
yang akan ditangani serta mengantisipasi 3.4. Lokasi Penelitian
kemungkinan kesalahan penanganan pada proses Lokasi penelitian ini bertempat di SMA X Kabupaten
konseling. Ada beberapa yang harus dilakukan Pinrang. Pemilihan lokasi penelitian ini karena
dalam tahap ini, yaitu : penyebaran alat ukur berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
untuk mengumpulkan informasi; (b) melakukan peneliti terdapat remaja teridentifikasi melakukan
kontrak konseling dengan konseli agar konseli seks bebas.
mampu berkomitmen untuk mengikuti proses
dari tahap awal sampai akhir. 3.5. Teknik Pengumpulan Data
2) Mengidentifikasi pikiran negatif: Konselor Peneliti merupakan instrumen kunci serta aktif dalam
membantu konseli untuk menyadari disfungsi penelitian kualitatif. Selain peneliti, teknik
pikiran-pikiran yang dialami konseli dan pengumpulan data juga diperlukan dalam penelitian
memberitahukan secara langsung kepada kualitatif sebagai langkah utama dalam penelitian
konselor. Pada tahap ini konseli didorong untuk untuk mendapatkan data yang cukup valid. Adapun
kembali pada pengalaman dan melakukan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
introspeksi atau merefleksikan pengalaman yang penelitian ini, antara lain:
sudah dilalui. 1) Wawancara
3) Memonitor pikiran-pikiran melalui Thought Wawancara dilakukan dengan memberikan
Record: tahap ketiga, konseli dapat menuliskan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan
tugas-tugas pekerjaan rumah, hal-hal yang informasi terkait perilaku seks bebas AR. Adapun
berhubungan dengan perlakuan dalam konseling, subjek-subjek yang akan diwawancarai adalah:
dan mencatat pikiran-pikiran negatif dalam a) AR: Wawancara dilakukan sebanyak 2 kali
format Thought Record. pada tanggal 18 Juli 2022 dan 20 Juli 2022,
4) Identification of alternative perceptions dengan rincian pertanyaan wawancara yang
Tahapan ini berkaitan dengan sebelumnya, akan mengungkap gambaran perilaku seks
setelah individu dibuat untuk memikirkan situasi bebas AR, faktor penyebab perilaku seks
yang terjadi pada dirinya, pada tahap ini individu bebas dan upaya penanganan yang
akan diarahkan untuk mencari alternatif persepsi dilakukan. Wawancara ini dilakukan via
tentang apa yang tampak. luring di SMA X Kab. Pinrang.
5) Modification of perceptions in problem situations b) HA (S): Wawancara dilakukan sebanyak 2
Dapat dikatakan bahwa tahapan ini merupakan kali pada tanggal 18 Juli 2022 dan 20 Juli 2022,
inti dari proses restrukturisasi, karena pada dengan rincian pertanyaan wawancara yang
tahapan ini fasilitator akan merubah persepsi akan mengungkap gambaran perilaku seks
tentang permasalahan yang dihadapi individu. bebas AR dan faktor penyebab perilaku seks
6) Homework and follow up bebas AR. Wawancara ini dilakukan via
Tahapan terakhir ini diharapkan dapat menjadi luring di SMA X Kab. Pinrang
penyelesaian dari semua rangkaian pelatihan, c) OT: Wawancara dilakukan sebanyak 1 kali
karena fasilitator akan mengulang dan pada tanggal 18 Juli 2022, dengan rincian

80
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

pertanyaan wawancara yang akan membuat remaja menjadi mudah terangsang akan hal-
mengungkap gambaran perilaku sehari-hari hal yang berbau seksualitas karena dorongan seksual
AR. Wawancara ini dilakukan via luring di yang meningkat.
rumah AR.
2) Observasi Lebih lanjut, AR memaparkan bahwa salah satu alasan
Dalam penelitian ini, observasi menggunakan ia melakukan hubungan seks karena dirumah tidak
jenis observasi sistematis untuk memudahkan ada yang memedulikannya, orang tua dan saudaranya
dalam pelaksanaan dan pengamatan penelitian. sibuk sehingga hal ini sebagai bentuk pelarian dari
Pedoman observasi dalam penelitian ini berisi masalahnya, selain itu orang tuanya hanya sibuk
aspek-aspek yang berkaitan dengan perilaku menanyakan soal tugas dan nilainya sehingga
menyontek siswa. Hasil observasi terhadap sikap membuat AR terkadang merasa stress. Hal ini sesuai
dan perilaku siswa dapat dijadikan sebagai bahan dengan pendapat Ratnawati (2019) bahwa
refleksi peneliti untuk melakukan treatment penyimpangan perilaku pada remaja disebabkan
untuk tindakan selanjutnya dan sebagai data persoalan hidup yang membuat mereka stress hingga
pendukung. tertekan, sehingga bentuk pelariannya adalah
Observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 19 Juli kenakalan remaja salah satunya berupa berpacaran
2022 dan 22 Juli 2022. Observasi ini dilakukan yang tidak sesuai dengan norma-norma atau
untuk mengamati gerak-gerik RS saat ada berpacaran tidak sehat.
ulangan harian berlangsung dan saat ada tugas
yang diberikan. Observasi ini dilakukan pada Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan,
kelas XI TITL/Listrik saat mata pelajaran gambaran seks bebas AR diantaranya, rasa penasaran
berlangsung. yang tinggi, sulitnya mengontrol diri, mudah larut
3) Dokumentasi dalam fantasi seksual, dan melakukan hubungan
Dokumentasi juga diartikan pemberian atau badan dengan pacarnya hampir tiap minggu sekali.
pengumpulan bukti dan keterangan seperti
gambar, kutipan, video dan bahan referensi 4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
lainnya. Dokumentasi yang digunakan dalam Seks Bebas
penelitian ini catatan siswa kasus. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan faktor
penyebab timbulnya seks bebas pada AR terdiri dari
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN rasa penasaran, persepsinya mengenai seks bebas itu
sendiri, dan kurangnya pemahaman seks bebas. Faktor
4.1. Hasil Penelitian eksternal meliputi faktor lingkungan diluar sekolah.
Desky (2022) menyatakan bahwa perilaku seksual
merupakan suatu perilaku yang timbul karena adanya Seks bebas pada remaja umumnya terjadi karena
dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan adanya keterikatan emosional yang membuat remaja
kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku sampai pada tahap melakukan seks bebas. Konseli AR
seperti berfantasi, pegangan tangan, berciuman, merupakan siswa yang telah melakukan seks berulang
berpelukan sampai dengan melakukan hubungan kali bersama pacarnya, setidaknya ia melakukan seks
seksual kepada lawan jenis. Hal tersebut sesuai dengan sebanyak seminggu sekali. Konseli AR mengakui
yang AR paparkan bahwa perilaku seks bebas yang ia bahwa ia melakukan hal tersebut awalnya karena rasa
lakukan dimulai dari pegangan tangan, berpelukan, penasaran dan merasa nyaman jika sudah berduaan
berciuman lalu kemudian ke tahap hubungan seks dengan pacarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
bersama pacarnya yang kemudian dampak dari Chalimah & Zaky (2020) bahwa hubungan yang
berhubungan badan itu menjadikan AR sering larut didasari oleh rasa penasaran hingga melakukan
dalam fantasinya. kontak fisik yang lebih jauh membuat keterikatan
antara pasangan semakin dekat dan susah dipisahkan
Konseli AR juga menyatakan bahwa setelah ia sehingga nafsu akan menggebu-gebu jika pasangan ini
melakukan hubungan seks pertama kali, fantasinya bertemu.
semakin menjadi-jadi dan hasrat seksualnya mudah
muncul. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Harmaini (2018) bahwa kematangan secara seksual

81
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

Selain itu konseli AR juga mengakui bahwa setelah remaja, perilaku seks pranikah semakin dianggap
melakukan hubungan seks pertama kali, rasa sayang normatif dan tidak menjadi hal yang tabu lagi seperti
kepada pacarnya pun menjadi semakin besar sehingga dahulu bahkan hubungan seks pertama kali dilakukan
konseli keterusan melakukan hubungan seks. Hal di usia muda, sekitar usia sekolah menengah atas atau
tersebut sejalan dengan pendapat Fitriani, dkk (2021) di awal masa perkuliahan dengan rentang usia 16
mengatakan bahwa kebanyakan siswa perempuan hingga 18 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan
berani melakukan hubungan seks karena mereka informasi yang diperoleh bahwa AR memang
berpikir bahwa seks merupakan perwujudan rasa memiliki tongkrongan diluar sekolah yang selalu
sayang dan cinta kepada pasangan. memberikan update informasi mengenai seks dan hal-
hal yang biasa mereka lakukan saat berpacaran.
AR juga kerap kali mencari di internet bagaimana
metode dalam melakukan hubungan seks yang bisa 4.3. Upaya Penanganan Perilaku Menyontek
memuaskan ia dan pasangannya. Hal tersebut sesuai Dalam penelitian ini diperoleh bahwa ini AR
dengan pendapat Saputro (2018) bahwa pergaulan berhubungan seks dengan pacarnya seminggu sekali
bebas di kalangan remaja terjadi karena jaman atau lebih. AR dan pacarnya sering melakukan hal
sekarang mudah mengakses sesuatu, mencari tersebut dirumah pacar AR saat sedang kosong. Hal
pengetahuan dan informasi sendiri tentang seksualitas yang membuat AR melakukan perilaku seks bebas
tetapi tidak mampu mempertanggung jawabkan apa didasari rasa penasaran dan persepsi AR mengenai
yang mereka lihat sehingga disalahartikan negatif seks bebas itu sendiri. AR berpersepsi bahwa seks
yang kemudian membentuk dorongan libido seks bebas merupakan hal yang wajar dilakukan oleh
pada remaja. remaja seperti dirinya, selain itu AR menganggap
bahwa seks merupakan perwujudan rasa sayang
Banyak remaja yang beranggapan bahwa kepada pacarnya, sehingga peneliti berinisiatif untuk
perwujudan cinta dan rasa sayang diungkapkan membantu konseli AR mengatasi masalah yang
dengan menyerahkan jiwa dan raga kepada lawan dihadapinya dengan memberikan teknik
jenisnya (Purnama, 2020) selain itu remaja dengan restrukturisasi kognitif. Ratnasari & Tatik (2022)
kondisi yang labil secara tidak langsung lebih mudah mengemukakan bahwa teknik restrukturisasi kognitif
terjerumus untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dapat membantu menetralkan pandangan remaja dan
dengan norma-norma agama, adat istiadat maupun dapat mengembangkan pikiran menjadi pikiran-
kaidah-kaidah belaku dalam masyarakat. Ada pun hal- pikiran yang positif. Siswa yang memiliki pikiran
hal yang tidak sesuai tersebut seperti pergaulan bebas negatif menganggap bahwa dirinya tidak mampu
yakni keluar larut malam, bergaul dengan lawan jenis berhenti melakukan seks bebas akan diarahkan untuk
tanpa adanya batasan, hingga melakukan hubungan berpikir lebih positif terhadap masalah yang
badan dengan lawan jenis tanpa adanya ikatan dihadapinya saat ini. Lebih lanjut dijelaskan oleh Sari
pernikahan (Anwar dkk, 2019). (2020) bahwa teknik restrukturisasi kognitif adalah
teknik dalam konseling kognitif dimana konseli dilatih
Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa untuk memiliki persepsi baru dalam menghadapi
pemahaman seks bebas AR sangat minim bahkan ia permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
menganggap seks bebas bukanlah hal yang tabu
terlebih teman-temannya diluar sekolah juga Setelah melakukan teknik restrukturisasi kognitif
melakukan hal yang sama. Penelitian yang dilakukan bersama AR maka hasil yang diperoleh AR mulai
oleh Suherni (2020) menyatakan bahwa terdapat membiasakan diri secara perlahan untuk melakukan
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pola pacaran yang sehat seperti komunikasi terbuka
dengan perilaku seksual bebas, yakni siswa yang dan saling memiliki pemahaman tentang bahaya seks
memiliki pengetahuan yang baik dapat memahami bebas. Hal ini sesuai dengan pendapat Jermias (2022)
perilaku seksual dengan baik pula, sedangkan siswa bahwa pacaran yang sehat harus didasari pemahaman
yang memiliki tingkat pengetahuan buruk memiliki seks bebas, komunikasi terbuka, punya rasa saling
pemahaman buruk juga tentang perilaku seksual. menghargai, mengenal keluarga dan sahabat masing-
masing, juga menghindari kekerasan fisik. AR juga
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan lebih hati-hati dalam bergaul dan memilih
oleh Wahani, dkk (2021) bahwa pada kelompok pembahasan yang ingin ia ikuti pada tongkrongan, Hal

82
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

ini sesuai dengan pendapat Suci (2020) bahwa teknik kognitif ini akan memilah pikiran negatif menjadi
restrukturisasi kognitif membantu konseli untuk pikiran positif, sehingga pandangan konseli kembali
belajar berpikir secara berbeda, untuk mengubah netral dan dapat mengembangkannya menjadi pikiran
pikiran yang salah, mendasar dan menggantikannya positif.
dengan pemikiran yang lebih rasional realistis dan
positif. Lebih lanjut dijelaskan oleh Kurniawati (2018)
bahwa tujuan dilaksanakannya teknik restrukturisasi 5. KESIMPULAN
kognitif ini untuk mengubah pikiran-pikiran yang
negatif terhadap tugas-tugas tertentu yang tidak Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA X
produktif untuk mencapai tujuan yang produktif. Hal pada peserta didik yang mengalami seks bebas, maka
ini sesuai dengan aktivitas yang mulai AR tekuni yaitu dapat disimpulkan sebagai berikut:
menyibukkan dirinya dengan menekuni hobi
memasaknya dan lebih fokus pada masa depannya 1) Gambaran perilaku seks bebas yang dirasakan
dengan cara lebih memperhatikan tugas-tugas sekolah oleh AR, , gambaran seks bebas AR diantaranya,
serta memasuki ekskul seni, AR juga mulai mudah larut dalam fantasi seksual, melakukan
mengakrabkan diri kembali kepada teman-temannya hubungan badan dengan pacarnya setiap rumah
disekolah dan lebih dekat dengan HA yang selalu pacarnya kosong, menonton video porno ketika
memberikan AR nasihat baik dan saling gairah seksualnya meningkat.
mengingatkan. 2) Faktor yang mempengaruhi seks bebas AR terdiri
atas dua yaitu faktor internal dan eksternal.
Hal ini membuat AR perlahan mengubah Faktor internal meliputi rasa penasaran, persepsi
pandangannya dan menemukan solusi terkait dengan terharap seks bebas, dan kurangnya pemahaman
ketidakmampuannya dalam mengatasi seks bebasnya. seks bebas. Faktor eksternal meliputi faktor
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh lingkungan diluar sekolah..
(Aminullah & Hidayah, 2018) yang mengatakan 3) Penanganan perilaku seks bebas pada konseli AR
bahwa teknik restrukturisasi kognitif mampu dilakukan dengan menggunakan teknik
mengubah cara pandang negatif siswa terhadap suatu restrukturisasi kognitif. Teknik restrukturisasi
masalah menjadi lebih realistis. Teknik restrukturisasi kognitif membantu konseli dalam mengubah
kognitif juga mampu membantu siswa memahami pikiran negatif terkait ketidakmampuannya ke
distorsi kognitif (kesalahan berpikir) sehingga pikiran yang lebih positif. Teknik restrukturisasi
membuat siswa mengkritik diri dengan penilaian kognitif terdiri atas 6 tahap yaitu rational
negatif. treatment, identifikasi pikiran kedalam situasi,
pengenalan dan latihan coping thought, peralihan
Hal tersebut didukung oleh pernyataan pikiran negatif ke coping tought, latihan
Gemmarahima (2021) bahwa restrukturisasi kognitif penguatan positif, dan evaluasi. Setelah intervensi
dapat mempengaruhi struktur kognitif untuk diberikan, konseli sudah dapat mengubah
memaksimalkan pembelajaran yang memiliki makna pandangannya dan menemukan solusi terkait
agar lebih efisien dan mengatur di masa yang akan dengan ketidakmampuannya dalam mengatasi
datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibua, dkk perilaku seks bebasnya.
(2018) bahwa restrukturisasi kognitif ini melakukan
penataan ulang dari pemikiran individu yang
merugikan menjadi pemikiran yang menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA
Diharapkan setelah adanya penerapan teknik Afradipta, Debby. 2021. Restrukturisasi kognitif untuk
restrukturisasi kognitif pada konseli AR, ia bisa mengurangi gejala kecemasan pada wanita yang
memiliki masa depan yang baik serta tidak mengalami premenopause. Jurnal PROCEDI :
mengulangi perilaku sebelumnya, serta fokus pada Studi Kasus dan Intervensi Psikolog, Vol. 9, No.
perilakunya yang sekarang. Hal ini didukung oleh 1.
penelitian Prasityo (2022) bahwa penggunaan teknik Afriyani, A. (2016). Peran Pusat Informasi dan
restrukturisasi kognitif akan mengubah perilaku seks Konseling Remaja (PIK Remaja) dalam Upaya
bebas dan menghindari faktor-faktor yang memicu Pencegahan Seks Bebas pada Siswa di SMP
perilaku seks bebas itu muncul. Teknik restrukturisasi PGRI Tegowanu. Laporan Penelitian.

83
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

Alfiyah, N., Solehati, T., & Sutini, T. (2018). Gambaran


Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Desky, Ahmed Fernanda. 2022. Survey Pengetahuan
Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMP. Seks dan Perilaku Seksual
Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 4, No. 2. Pada Remaja Sub Urban Di SMA Berbasis Umum dan
Amartha, V. A., Fathimiyah, I., Rahayuwati, L., & Agama, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Rafiyah, I. (2018). Pendidikan Kesehatan Sumatera Utara. Laporan Penelitian. Fakultas
Mengenai Pencegahan Perilaku Seksual melalui Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera
Peningkatan Asertivitas pada Remaja Putri SMK Utara.
Baabul Kamil Jatinangor. Media Karya Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan
Kesehatan. Permasalahannya. Journal Istighna.
https://doi.org/10.24198/mkk.v1i1.17285 https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Apriani, A., Widyastuti, D. E., & Wijayanti, W. (2017). Djama, N. T. (2017). Kesehatan Reproduksi Remaja.
Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Risiko Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate.
Kehamilan Remaja di Luar Nikah dengan Sikap https://doi.org/10.32763/juke.v10i1.15
Terhadap Hubungan Seksual Pranikah. Jurnal Erford, Bradley T. (2018). 40 Teknik Yang Harus
Kesehatan Kusuma Husada. Vol. 8, No. 1. Diketahui Setiap Konselor.
Asmara, D. A. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dengan Perilaku Seks Pranikah Berisiko Fatkhiyah, N., Masturoh, M., & Atmoko, D. (2020).
Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Mahasiswa Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
yang Bertempat Tingga di Kos “Las Vegas.” Jurnal Abdimas Mahakam, Vol, 4, No.1 .
Skripsi. Univeristas Negeri Semarang. Fauzi, Nurman. 2020. Penerapan Konseling Kelompok
Bachruddin, W., Kalalo, F., & Kundre, R. (2017). Cbt (Cognitive Behaviour Therapy) Melalui
Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Teknik Restrukturisasi Kognitif Untuk
Bebas Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Mereduksi Perilaku Terlambat Sekolah
Seks Bebas Di Sma Negeri Binsus 9 Manado. (Penelitian pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1
Jurnal Keperawatan Unsrat. Candimulyo Kabupaten Magelang). Skripsi.
Bandler, R., Grinder, J., & Andreas, S. (2012). Neuro- Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan:
linguistic programming™ and the Universitas Muhammadiah Magelang
transformation of meaning. Utah: Real People. Fauziyah, Frida Lina, Taringan, Lukman, Hakim. 2021.
Boroujeni, S.T & Ghaheri, Banafsheh. (2011). The Effect Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
of Motivational SelfTalk on Reaction Time. Seks Bebas Pada Remaja Di SMA Negeri 1
Procedia – Social and Behavioral Sciences, 29: Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021.
606-610 Journal of Healthcare Technology and Medicine,
BKKBN. (2017). Survei Demografi Dan Kesehatan : Vol. 7, No. 2.
Kesehatan Reproduksi Remaja 2017. Badan Flaxington, Beverly D. (2013). Self-talk for a Calmer
Kependudukan Dan Keluarga Berencana You. U.S.A : Adams Media.
Nasional. Froggat Wayne. (2014). A Brief Introduction to
Chalimah, Siti Nur, Zaky, Mubarok. 2020. Fenomena Cognitive Behavior Therapy. New
Seks Bebas Dikalangan Remaja Indonesia Pada Fitriani, Ika, Rahmat Zikrun, Tuti Sarwita. 2021. Survei
Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini. Pengetahuan Remaja Terhadap Perilaku Seks
Jurnal Mafsau, Vol. 1, No. 1. Bebas Ditinjau Dari Tingkat Penalaran Moral
Clifford T. Morgan. (1971). Introduction to Psychology, Pada Siswa Kelas Dua Sma 2 Banda Aceh Tahun
Tokyo : Grow Hill. Ajaran 2019/2020. Jurnal Ilmiah Mahasiswa,
Corey, Gerald. (2013) .Teori dan Praktek Konseling & Vol.2, N0.1
Psikoterapi. Terjemah E. Gemmarahima, Wahyu Eka Nanda. 2021. Teknik
Koswara. Bandung : Refika Aditama. Restrukturisasi Kognitif untuk Mereduksi
Perilaku Agresif Siswa. Prosiding: Seminar
Cormier, L.J. & Cormier,L.S. (1985). Interviewing Nasional “Bimbingan dan Konseling Islam”
Strategies For Helpers Fundamental Skills and Universitas Ahmad Dahlan.
Cognitif Behavioral Intervention.USA: Harmaini, Sri Ayu. 2018. Perbedaan Cybersex Pada
Brooks/Cole Publishing Compan Remaja Ditinjau dari Usia dan Jenis Kelamin Di

84
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

Pekanbaru. Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, Orangtua Dengan Resiliensi Pada Remaja Yang
Vol. 3, No. 2. Menikah Akibat Kehamilan Diluar Nikah.
Hasibua, M. A. H., Purwanto, E., & Japar, M. 2018. Nasrudin, M. (2017). Perkembangan Remaja. Journal
Effectiveness of Group Counseling Cognitive INSTITUTIONAL REPOSITORY of IAIN
Behavior Therapy Cognitive Restructuring Tulungagung (IRIT).
Technique And Assertive Skill Training To Nurcahyani, Istiana. Fauzan, Lutfi. (2016, ) Efektifitas
Improve Assertive Behavior Students. Jurnal Teknik Relaksasi dalam Konseling Behavioral
Bimbingan Konseling, Vol. 7, No. 1. untuk Menurunkan Stress Belajar, Jkbk Vol. 1.
Jannah, M. (2017). Remaja Dan Tugas-Tugas No 1. Malang: Bimbingan Dan Konseling
Perkembangannya Dalam Islam. Fakultas Ilmu Pendidikan
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, Vol. 1, No. 1. Nurzaakiyah, Siti. Budiman, Nandang. (2015). Body
Jermias, Emanuel, Abdul Rahman, Awal, Muh Nur. Dysmorphic Disorder
2022. Edukasi Pacaran Sehat Terhadap Remaja (BDD).
di Kawasan Jalan Cenderawasih Kota Makassar. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOL
JOONG-KI Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. OGI_PEND_DAN_BIMBIN
1, No. 3. GAN/197102191998021_NANDANG_BUDIMA
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan N/BODY_DYSMORPHIQ_DISORDER.pdf)
Indonesia 2019. Kementrian Kesehatan RI. Pawestri. 2013. Knowledg, Attitudes and Behavior
Komalasari, Gantina, Wahyuni, dan Karsih. (2014). Adolescents With.
Teori dan Teknik Konseling. Keperawatan Maternitas.
Jakarta: PT Indeks Pawestri, & Setyowati, D. 2012. Gambaran perilaku
Komarudin. (2015) Psikologi Olahraga. Bandung: PT. seksual pranikah pada mahasiswa pelaku seks
Remaja pranikah di universitas x semarang. Seminar
Kurniawati, Septi. 2018. Pengaruh Konseling Hasil- Hasil Penelitian- LPPM UNIMUS.
Kelompok Teknik Cognitive Restructuring Prasetyo, Angga Dwi, Abdul Muhid. 2022. Konseling
Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri. Kelompok dengan Teknik Cognitive
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Restructuring Menurunkan Prokrastinasi
Pendidikan: Universitas Muhammadiyah Akademik: Literature Review. Jurnal Konseling
Magelang. Pendidikan, Vol. 6, No. 1.
Rosdakarya Latipun. (2008). Psikologi Klien. Malang: Purnama, Yati, 2020. Faktor Penyebab Seks Bebas Pada
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM Remaja. Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 5, No. 2.
press). Rahima, Raja, H. 2020. Pemahaman Remaja tentang
Lubis, Namora Lumongga. (2011). Memahami Dasar- Bahaya Seks Bebas dan Pernikahan Dini di
Dasar Konseling. Jakarta: PT. Kharisma Putra Desa Kualu Nenas Kampar Riau. Educational
Utama. Guidance and Counseling Development
Manuardi, Ardian, Mustopa Sandi. 2021. Implementasi Jounal, Vol. 3, No. 2.
Restrukturisasi Kognitif Model Coping Thought RahmanT, E. Y. (2014). Faktor-Faktor Yang
Dalam Setting Konseling Kelompok. Jurnal Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Hiv/Aids
STKIP Siliwangi, Vol. 5, No. 1. Pada Remaja. Dinamika Kesehatan.
Marjo, Happy Karlina. (2017) Model Bimbingan Vo.13.No.13.
Kelompok Untuk Mengembangkan Empati Rahyani, K. Y., Utarini, A., Wilopo, S. A., & Hakimi, M.
Budaya Inklusif Mahasiswa Bimbingan Dan (2017). Perilaku Seks Pranikah Remaja. Kesmas:
Konseling. Universitas Pendidikan Indonesia. National Public Health Journal.
Marta, E. S. (2019). Penyebab Kerentanan Hamil Diluar https://doi.org/10.21109/kesmas.v7i4.53.
Nikah Pada Remaja. Jurnal SMART Ratnasari, Intan, Tatik, Meiyuntariningsih. 2022.
Kebidanan. Vol. 5, No. 2. Restrukturisasi Kognitif Untuk Menangani Pola
Nadhiroh, S. (2017). Hubungan Antara Dukungan Pikir Negatif Pada Remaja. Journal of Behaviour
Emosional Orangtua Dengan Resiliensi Pada and Mental Health, Vol. 3, No. 1.
Remaja Yang Menikah Akibat Kehamilan Diluar Ratnawati, Diah, Ismi Dyah Astari. 2019. Hubungan
Nikah. Hubungan Antara Dukungan Emosional Tingkat Stres dengan Perilaku Berpacaran Pada

85
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

Remaja Di SMA X Cawang Jakarta Timur. Jurnal Menurunkan Burnout Belajar Siswa, E-Jurnal
Profesi Medika, Vol. 13, No. 1. Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling , Vol:2
Riski, R, Marlina Fitriyah, Mita Kurniawati Dewi, No 1
Alifia Karim, Delfia Bate. 2021. Edukasi Bahaya Sitepu, Fatmawati. 2019. Cognitive Restructuring
Seks Bebas Pada Remaja. Jurnal Pengabdian Untuk Menangani Pola Pikir Negatif Seorang
Bidan Nasuha, Vol. 2, No. 1. Santriwati Di Pondok Pesantren Assalafi Al
Rizal, Muhammad, Abdullah Pandang, Syamsul Fithrah Surabaya. Skripsi. Fakultas Dakwah Dan
Bachri Thalib. 2022. Penerapan Teknik Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan
Restrukturisasi Kognitif Untuk Meningkatkan Ampel Surabaya.
Efikasi Diri Siswa si Sekolah Menegah Atas. Tajiri, Hajir. 2021. Kendali Diri Perilaku Seksual dan
Jurnal: Phinisi Journal Education, Vol. 2, No. 5. Pengembangannya Melalui Konseling Pada
Rochaniningsih, N. S. (2014). Dampak Pergeseran Siswa Madrasah Aliyah di Kabupaten Bandung.
Peran Dan Fungsi Keluarga Pada Perilaku Jurnal Cendekia, Vol. 14, No. 1.
Menyimpang Remaja. Jurnal Pembangunan Tangney, J.P., Baumiester, R.F., & Boone, A.L.(2014).
Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi. High Self Control Predicts Good Adjusment,
https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2618. Less Pathology, Better Grades, and
Rufaidah, Anna, Karneli Yeni. 2020. Penerapan Teknik Interpersonal Succes. Journal of Personality.72
Cognitive Restructuring dalam Konseling (2). 271-322
Perorangan untuk Mereduksi Gangguan
Kecemasan. Jurnal Bimbingan dan Konseling: Thalib, Symsyul Bachri. (2011). Psikologi Pendidikan
Teraputik, Vol. 4, No. 2. Berbasis Analsis Empiris dan Aplikatif. Jakarta:
Sari, P. P., & Desiningrum, D. R. (2017). Studi Media Group
Fenomenologis Pernikahan Karena Kehamilan Wahani, Sifra Maria, Jootje, Lydia Tendean. 2021.
di Luar Nikah. Jurnal Empati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Saputro, K. Z. (2018). Memahami ciri dan tugas Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja. Journal of
perkembangan masa remaja. Aplikasia: Jurnal Public Health and Medicine, Vol. 2, No. 2.
Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 17(1), 25-32 Wasty, Soemanto. (2008). Psikologi Pendidikan
Setiawan, E. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia Landasan Kerja Pemimpin.
(KBBI) Daring. Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Suci, Tri Ananda. 2020. Pengaruh Layanan Informasi Windiarto, Prito. (2015). Pengertian, Struktur, Ciri
dengan Menggunakan Teknik Restrukturisasi Kebahasaan Teks Deskripsi. [dalam jaringan]
Kognitif Terhadap Sikap Bullying Pada Siswa diunduh pada : 23 Mei 2017. Tersedia :
Kelas X SMK Bina Satria Medan Tahun www.pelajaranbahasaindonesia.com
Pembelajaran 2019/2020. Skripsi. Fakultas Wulandari, P. (2019). Pengalaman Psikologis
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja Di
Muhammadiyah Sumatera Utara Keluarahan Purwosari Kecamatan Mijen.
Suherni. 2020. Tingkat Pengetahuan Tentang Seks Journal of Holistic Nursing Science.
Bebas Pada Remaja di SMP https://doi.org/10.31603/nursing.v6i2.2649.
Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta. Artikel Zulfa, Indana., & Nisa, I. K., (2016). Prosiding Seminar
Penelitian. Politeknik Kesehatan Kementerian Nasional “Konseling Krisis” : Layanan
Kesehatan Yogyakarta. Konseling kelompok Teknik Restrukturisasi
Sugiyono. (2017). Sugiyono, Metode Penelitian. Kognitif untuk Menangani Trauma Pasca
Penelitian. Bencana. Jogjakarta: Universitas Ahmad
Sunaryo, D. (2020). Community Development Service
on Educational and Health Sciences. Abdidas.
SUSANTI, I. (2015). Perilaku Menyimpang Dikalangan
Remaja Pada Masyarakat Karangmojo Plandaan
Jombang. Paradigma: Jurnal Online Mahasiswa
S1 Sosiologi UNESA.
Sutarjo, Ipt. Edi. (2014), Efektifitas Teori Behavioral
Teknik Relaksasi dan Brain Gym untuk

86

Anda mungkin juga menyukai