Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KEMATANGAN

EMOSI TERHADAP PERILAKU BERPACARAN PADA SISWA


KELAS XI DI SMA N 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL

JURNAL SKRIPSI

Oleh:
Yovita Cindy Ardiyanti
11104241052

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2015
Pengaruh Interaksi Teman …(Yovita Cindy A) 1

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KEMATANGAN EMOSI


TERHADAP PERILAKU BERPACARAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2
WONOSARI GUNUNGKIDUL

CORRELATION BETWEEN INTERACTION PEER-GROUP AND EMOTIONAL MATURITY


TO DATING BEHAVIOR ON STUDENTS CLASS XI OF SENIOR HIGH SCHOOL 2
WONOSARI, GUNUNGKIDUL

Oleh: Yovita Cindy Ardiyanti, Bimbingan dan Konseling, Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, Universitas Negeri Yogyakarta, cindiardianti123@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi teman sebaya terhadap
perilaku berpacaran, mengetahui pengaruh kematangan emosi terhadap perilaku berpacaran,
dan untuk mengetahui pengaruh antara teman sebaya, dan kematangan emosi secara bersama-
sama terhadap perilaku berpacaran pada remaja siswa Di SMA N 2 Wonosari, Gunungkidul.
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis
dengan menggunakan uji regresi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 2
Wonosari. Gunungkidul, Yogyakarta, dengan jumlah sampel sebanyak 130 siswa yang
diambil dengan penggunakan proposional random sampling. Instrumen penelitian
menggunakan angket dengan jenis skala, yang terdiri dari skala teman sebaya, skala
kematangan emosi, dan skala perilaku berpacaran. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara teman sebaya pada perilaku
berpacaran dengan nilai sebesar 2,539; dan pengaruh yang negatif antara kematangan
emosi pada perilaku berpacaran dengan nilai sebesar 2,956. Sedangkan pengaruh
teman sebaya dan kematangan emosi secara bersama-sama terhadap perilaku berpacaran
adalah sebesar 0,95 ( 9,5%).
Kata kunci: interaksi teman sebaya, kematangan emosi, perilaku berpacaran
Abstract
The purpose of this research is to determine the influence interaction of peers on
dating behavior, the effect of emotional maturity to dating behavior, and to identify the
influence of peers, and emotional maturity together against dating behavior in adolescent
students in high school N 2 Wonosari, Gunungkidul. Approach the research using
quantitative approach, and the analysis technique using regression test . The subjects of this
research were students of class XI SMA N 2 Wonosari . Gunung Kidul , Yogyakarta, with a
total sample of 130 students were taken with the use of proportional random sampling . The
research instrument using a questionnaire with the type of scale , which consists of a scale
peers, emotional maturity scale, and the scale of dating behavior . Based on the results, it can
be concluded that there is a positive influence among peers in dating behavior that it
regression about 2,539; and a negative influence on behavior between emotional maturity
in dating behavior that it regression about 2,956. While the influence of peers and emotional
maturity together against dating behavior is 0.95 ( 9.5 % ) .

Keywords :interaction peer-group , emotional maturity , dating Behavior


2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015

Pendahuluan dalam berpacaran. Pacaran dapat


merupakan sebuah bentuk rekreasi ,
Salah satu tugas perkembangan sumber status, sebuah setting, untuk
remaja yang telah memasuki jenjang mempelajari relasi yang akrab, dan juga
sekolah menengah atas (kejuruan) adalah suatu cara untuk menemukan pasangan (
mampu menjalin hubungan baru dengan Santrock, J W, 2012:447 ). Berdasarkan
teman-teman sebaya baik sesama atau berbagai macam tujuan yang
lawan jenis. Tugas perkembangan tersebut, melatarbelakangi tersebut, akan muncul
sangat berkaitan dengan tugas berbagai perilaku remaja dalam
perkembangan remaja selanjutnya, yaitu berpacaran. tidak jarang perilaku
mempersiapkan diri untuk pernikahan dan berpacaran pada remaja cenderung pada
hidup berkeluarga. Sebelum menjalani hal-hal yang menyimpang.
kehidupan dengan pasangan mereka,
remaja yang memasuki masa dewasa awal Penyimpangan tersebut, dibuktikan
akan terlebih dahulu berusaha untuk dengan munculnya berbagai kasus yang
mencari pasangan hidup yang tepat untuk dialami remaja usia sekolah terkait dengan
menemaninya sepanjang hayat. Tahap perlaku seksual dalam berpacaran. Seperti
mencari pasangan hidup tersebut dilalui yang tertera pada penelitian yang
para remaja dengan berbagai cara. Salah dilakukan oleh Komnas Perlindungan
satu cara yang sudah tidak asing lagi Anak (KPAI) di 33 Provinsi pada bulan
adalah menjalin hubungan dengan teman Januari-Juni 2008 menyimpulkan empat
lawan jenis yang sama-sama memiliki rasa hal: Pertama, 97% remaja SMP dan SMA
suka dengan ikatan yang dinamakan pernah menonton film porno. Kedua,
pacaran. 93,7% remaja SMP dan SMA pernah
ciuman, genital stimulation (meraba alat
Perilaku berpacaran berkaitan erat kelamin) dan oral seks. Ketiga, 62,7%
dengan perilaku seks yang dialami remaja. remaja SMP tidak perawan. Dan yang
Menurut Agoes Dariyo (2004) perubahan terakhir, 21,2% remaja mengaku pernah
organ reproduksi yang semakin matang aborsi. ( www.okezone.com)
pada remaja menyebabkan dorongan dan
gairah seksual remaja makin kuat dalam Lebih lanjut lagi, Sugiri
dirinya. (www.kriminalm.blogspot.in )
memaparkan mengenai hasil survei
Masa remaja merupakan masa BKKBN sepanjang tahun 2010 yang
dimana organ reproduksi baik primer dilakukan di Surabaya, Medan, Bandung,
maupun sekunder mengalami dan Jogjakarta. Hasilnya, remaja
perkembangan yang sangat pesat. Bagi perempuan lajang di Surabaya yang sudah
remaja yang sudah mengenal pacaran, hilang kegadisannya 54% ; di Medan
tidak menutup kemungkinan bahwa jumlahnya 52 %; Bandung 47 %; dan
dorongan seksual yang mereka rasakan Yogjakarta 37 %. Persentase perempuan
akan disalurkan ke dalam perilaku
yang sudah tidak lajang di Yogyakarta
berpacaran yang negatif. tersebut diperoleh berdasarkan hasil
Remaja memiliki berbagai macam survey dari 1.660 mahasiswi.
tujuan yang melatarbelakangi perilakunya
Pengaruh Interaksi Teman …(Yovita Cindy A) 3

Pengamat kesehatan reproduksi, METODE PENELITIAN


Tri Asmiyanto mengaku prihatin dengan
maraknya perilaku seks bebas di kalangan Jenis Penelitian
pelajar, terutama di Kabupaten Pendekatan penelitian menggunakan
Gunungkidul, Yogyakarta. Pernyataan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis
tersebut disampaikan menanggapi dengan menggunakan uji regresi. Uji hipoesis
peredaran video diduga pesta seks pelajar asosiatif diujikan pada penelitian
sebuah SMA. Selain itu dalam setahun hubungan, dan menggunakan korelasi
terakhir sudah ada tiga kasus peredaran product moment (Sugiyono, 2012 : 240).
video mesum di Gunungkidul yang Uji regresi yang dilakukan pada hipotesis
dilakukan pelajar ( www.okezone.com ) dengan dua variabel bebas ( dan ),
dan satu variabel terikat (Y) ( Uhar
Begitu pula, aksi seks bebas di
Suharsaputra, 2012:145).
kalangan pelajar dan warga di
Gunungkidul semakin merajalela. Ini Variabel Penelitian
terbukti dari hasil razia yang dilakukan
jajaran Polsek Gunungkidul, yang berhasil Penelitian ini menggunaka dua
mengamankan pasangan mesum, yang variabel bebas yaitu teman sebaya, dan
diantaranya adalah pelajar salah satu SMA kematangan emosi, dan variabel terikat
swasta di Wonosari. Lebih lanjut lagi, yaitu perilaku berpacaran.
berita tersebut juga menjelaskan bahwa
Definisi Operasional
berdasarkan data di Polres Gunungkidul,
beberapa kasus seks bebas diantaranya 1. Teman Sebaya
adalah kasus pesta seks yang melibatkan
pelajar, dan dilakukan di ruang kelas salah Teman sebaya adalah anak atau
satu SMA di Karangmojo ( remaja dengan tingkat usia atau tingkat
www.jogjainfo.net ) kedewasaan yang sama (Santrock, 2003 :
219 ). Biasanya, teman sebaya saling
Berbagai kasus yang terjadi di atas, bertemu pada beberapa aktivitas social
membuktikan bahwa pada saat ini perilaku yang dilakukan remaja, seperti di sekolah,
seks yang dilakukan oleh remaja sudah masyarakat, dan lain sebagainya.
semakin mengkhawatirkan. Perilaku seks, Kelompok sebaya merupakan sumber
terutama perilaku berpacaran oleh remaja afeksi simpati, pemahaman dan penuntun
sudah menyimpang dari berbagai norma moral, tempat bagi sebuah eksperimen,
yang berlaku. Faktor dari dalam diri dan pengaturan untuk mencapai otonomi
remaja, maupun faktor dari lingkungan serta kemandirian dari orang tua. Teman
dapat mempengaruhi perilaku remaja sebaya merupakan tempat untuk
dalam berpacaran. beberapa factor yang membentuk hubungan intimasi yang
mempengaruhi perilaku remaja dalam menyediakan sebuah latihan bagi intimasi
berpacaran adalah pengaruh dari teman di masa dewasa (Papalia DE.,Feldman R
sebaya, dan kematangan emosi remaja. D,2014:68 ).
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015

2. Kematangan Emosi Uji Instrumen

Sutardjo (2005 : 10) , 1. Uji Validitas


mengungkapkan bahwa kematangan emosi
Berdasarkan analisis menggunakan
adalah keadaan emosi remaja yang telah
SPSS for windows seri 19.0, dapat
menunjukan sifat sesuai dengan ciri-ciri
diketahui hasil uji validitas sebagai
kematangan emosi, yang mencakup;
berikut:
disiplin diri, determinasi, dan kemandirian.
Pada variabel teman sebaya, dari 30
3. Perilaku Berpacaran
item, terdapat 10 item yang gugur, dan 20
Dilihat dari kamus besar bahasa item yang valid. Item yang valid adalah
Indonesia ( 2002 : 807) pacaran adalah item dengan nomor soal: 3, 4, 6, 7, 9, 10,
kekasih atau teman lawan jenis yang tetap 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24,
dan mempunyai hubungan berdasarkan 25, 26, 17, dan 28. Pada variabel
cinta kasih. Sedangkan Soerjono Soekanto kematangan emosi diperoleh hasil dari 24
(1991 : 50) mendefinisikan pacaran atau item terdapat 19 item yang valid, dan 5
berkencan sebagai suatu proses dimana item yang gugur. 19 item yang valid
seorang pria pergi dengan seorang gadis tersebut adalah item dengan nomor soal: 1,
untuk berekreasi. 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 18,
20, 22, 23,dan 24. Sedangkan pada
Subyek Penelitian variabel perilaku berpacaran diperoleh
Subyek penelitian adalah siswa hasil dari 33 item terdapat 28 item yang
kelas XI SMA N 2 Wonosari, valid, dan 5 item yang tidak valid. 28 item
Gunungkidul, Yogyakarta yang berjumlah yang valid tersebut adalah item dengan
130 siswa yang terdiri dari kelas XI MIPA, nomor soal: 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12,
XI IPS, dan XI Bahasa. 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33.
Metode Pengumpulan Data
2. Uji Reliabilitas
Metode pengumpulan data adalah
dengan menggunakan angket berisi skala Perhitungan uji reliabilitas ini
bertingkat. Menurut Suharsimi Arikunto menggunakan SPSS for windows seri 19.0,
(2013 : 194) skala bertingkat berisi ukuran dan menunjukan hasil koefisien Alpha
subjektif yang dibuat berskala. Skala yang Cronbach’s skala teman sebaya sebesar
digunakan peneliti adalah pernyataan yang 0,653 ; koefisien Alpha Cronbach’s skala
disertai dengan lima pilihan jawaban, yaitu kematangan emosi sebesar 0,628;
sangat sesuai ( SS ), sesuai ( S ), ragu-tagu sedangkan koefisien Alpha Cronbach’s
( R ), tidak sesuai ( TS ), dan sangat tidak skala perilaku berpacaran sebesar 0,764.
sesuai ( STS ). Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati 1,00 menunjukan semakin
tinggi reliabilitasnya, begitupun
sebaliknya. Berdasarkan hasil koefisien
ketiga variabel, yang mendekati 1,00 maka
dapat disimpulkan bahwa skala teman
Pengaruh Interaksi Teman …(Yovita Cindy A) 5

sebaya, kematangan emosi, dan perilaku kategorisasi variabel teman sebaya adalah
berpacaran dikatakan reliabel. cukup yaitu sebesar 64,55.

Skala kematangan emosi berjumlah


19 item yang valid, dengan skor jawaban
Analisis Data terendah 1 dan tertinggi 5, sehingga
diketahui skor terendah 19x1=19, dan skor
Skala teman sebaya berjumlah 20
tertinggi 19x5=95. Berdasarkan analisis
item yang valid, dengan skor jawaban
statistik deskriptif, menunjukan bahwa
terendah 1 dan tertinggi 5, sehingga
skor terendah adalah 56; sedangkan skor
diketahui skor terendah 25x1=25, dan skor
tertinggi adalah sebesar 82; nilai mean
tertinggi 25x5=100. Berdasarkan analisis
sebesar 67,8846; median sebesar 67,00;
statistik deskriptif, menunjukan bahwa
mode sebesar 67,00; dan standar deviasi
skor terendah adalah 47; sedangkan skor
sebesar 5,05571.
tertinggi adalah sebesar 81; nilai mean
sebesar 64,5538; median sebesar 65,00; Tabel 2. Interval dan Kategorisasi Variabel
mode sebesar 65,00; dan standar deviasi Kematangan Emosi.
sebesar 5,69790. No Intervai Kategori Frekuensi Persentase
Sangat
1 56-61 11 8,5
Berdasarkan hasil analisis data dari kurang
2 62-67 Kurang 59 45,4
ketiga variabel, diperoleh hasil interval 3 68-73 Cukup 38 29,2
4 74-79 Baik 20 15,4
dan kategorisasi masing-masing variabel Baik
5 80-84 2 1,5
seperti pada table berikut sekali
Jumlah 130 100
Berdasarkan data di atas, dapat
Tabel 1. Interval dan Kategorisasi Variabel
diketahui bahwa siswa SMA N 2
Teman Sebaya.
No Interval Kategori Frekuensi Persentase Wonosari memiliki besar aspek-aspek
1 47-53
Sangat
6 4,6
pada variabel kematangan emosi sebagai
kurang
berikut: 11 siswa (8,5%) termasuk dalam
2 54-60 Kurang 20 15,4
3 61-67 Cukup 69 53,1 kategori sangat kurang; 59 siswa ( 45,5)
4 68-74 Baik 29 22,3 kategori kurang; 38 siswa (29,2%)
Baik
5 75-81 6 4,6 kategori cukup; 20 siswa (15,4%) kategori
sekali
Jumlah 130 100 baik; dan 2 siswa (1,5%) dalam kategori
Berdasarkan data di atas, dapat baik sekali. Rata-rata hasil dari
diketahui bahwa siswa SMA N 2 kategorisasi variabel kematangan emosi
Wonosari memiliki besar aspek-aspek adalah kurang, yaitu sebesar 67,8.
pada variabel teman sebaya sebagai
Skala perilaku berpacaran
berikut: 6 siswa (4,6%) termasuk dalam
berjumlah 28 item yang valid, dengan skor
kategori sangat kurang; 20 siswa (15,4%)
jawaban terendah 1 dan tertinggi 5,
kategori kurang; 69 siswa (53,1%)
sehingga diketahui skor terendah 28x1=28,
kategori cukup; 29siswa (22,3) kategori
dan skor tertinggi 28x5= 140. Berdasarkan
baik; dan 6 siswa (4,6%) dalam kategori
analisis statistik deskriptif, menunjukan
baik sekali. Rata-rata hasil dari
bahwa skor terendah adalah 46; sedangkan
skor tertinggi adalah sebesar 99; nilai
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015

mean sebesar 69,8385; median sebesar perilaku seksual remaja. Pengaruh tersebut
69,00; mode sebesar 69,00; dan standar diketahui berdasarkan hasil pengolahan
deviasi sebesar 10,84693 data yang menunjukan adanya pengaruh
dengan nilai sebesar 2,539 Besar
Kontribusi yanti 0,048 (4,8%). Pengaruh
Tabel 3. Interval dan Kategorisasi Variabel teman sebaya tersebut memberikan
Perilaku Berpacaran. sumbangan sebesar 0,048 (4,8%).
No Interval Kategori Frekuensi Persentase Adanya pengaruh yang positif pada
Baik penelitian antara variabel teman sebaya
1 46-56 15 11,5
sekali
2 57-67 Baik 41 31,5 dan perilaku berpacaran di atas sesuai
3 68-78 Cukup 45 34,6 dengan teori yang dikemukakan oleh
4 79-89 Kurang 21 16,2 Belsky, dkk (Robert V. Kail, John
90- Sangat
5 8 6,2 C.Cavanaugh, 2013 : 325) yang
100 kurang
Jumlah 130 100 mengungkapkan bahwa remaja melakukan
Berdasarkan data di atas, dapat aktivitas seksual dalam perilaku
diketahui bahwa siswa SMA N 2 berpacaran banyak disebabakan karena
Wonosari memiliki besar aspek-aspek pengaruh temannya, dan karena teman
pada variabel perilaku berpacaran sebagai sebayanya juga berperilaku demikian. Hal
berikut: 8 siswaa (6,2%) termasuk dalam serupa juga diungkapkan oleh Bouchey
kategori sangat kurang; 21 siswa (16,2%) &Furman, 2003 ( Papalia D E, Feldman
kategori kurang; 45 siswa (34,6%) RD, 2014 : 71 ) yang mengatakan bahwa
kategori cukup; 41 siswa (31,5%) kategori hubungan dengan teman sebaya
baik; dan 15 siswa (11,5%) dalam kategori berdampak pada kualitas hubungan
baik sekali. Rata-rata hasil dari romantis. Kualitas hubungan romantis di
kategorisasi variabel kematangan emosi sini identik dengan kualitas perilaku
adalah cukup, yaitu sebesar 69,84. berpacaran pada remaja. Sebaliknya,
remaja awal berpikir terutama tentang
Pembahasan bagaimana hubungan romantis atau
Berdasarkan hasil dari analisis pacaran berdampak pada status mereka
regresi data yang telah dipaparkan di atas, dalam kelompok sebaya (Bouchey &
dapat disimpulkan bahwa terdapat Furman, 2003 ( Papalia DE, Feldman R D,
pengaruh yang positif antara teman sebaya 2014 : 71 ). Furman Low, & Ho, 2009 (
pada perilaku berpacaran remaja di SMA Santrock J W, 2012 : 451) memaparkan
N 2 Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta. penelitian terhadap 200 siswa kelas 10,
Pengaruh positif antara teman sebaya pada mengungkapkan bahwa semakin romantis
perilaku berpacaran berarti semakin besar pengalaman yang mereka miliki, semakin
intensitas interaksi, ikatan antar teman tinggi tingkat penerimaan sosial,
sebaya, keterikatan dengan norma kompetensi persahabatan, dan kompetensi
kelompok, serta semakin besar peran romantis yang mereka rasakan.
remaja dengan teman sebaya akan
berdampak pula pada perilaku mereka Hasil analisis regresi antara
dalam berpacaran seperti interaksi dengan variabel kematangan emosi dengan
lawan jenis, tujuan berpacaran, serta perilaku berpacaran menunjukan bahwa
terdapat pengaruh yang negatif pada
Pengaruh Interaksi Teman …(Yovita Cindy A) 7

remaja di SMA N 2 Wonosari explanation for more than one-


Gunungkidul, Yogyakarta. Diketahui nilai third of their strong emotions, and
adalah sebesar 2,956. Besar boys gave this reason for 25% of
their strong emotions .”
kontribusi yaitu 0,064 (6,4%). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan kutipan tersebut
hipotesis 2, yaitu adanya pengaruh antara diketahui bahwa hubungan romantic atau
kematangan emosi dengan perilaku perilaku berpacaran terlibat dalam
berpacaran, diterima dengan sumbangan pengalaman emosi remaja. Hal serupa juga
pengaruh sebesar 6,4%. diungkapkan oleh Muh Ali,& Muh Asrori
( 2006 : 70 ) bahwa gangguan emosional
Pengaruh negatif tersebut diartikan
yang mendalam dapat terjadi ketika remaja
bahwa semakin remaja memiliki tingkat
sudah mulai terlibat dalam hubungan
emosi yang matang, yang ditunjukan
percintaan dengan lawan jenis.
dengan kemampuannya dalam bersikap
disiplin, determinasi, dan kemandirian, Berdasarkan hasil analisis regresi
mereka akan lebih mampu untuk menunjukan bahwa terdapat pengaruh
mengontrol perilakunya dalam berpacaran, antara teman sebaya dan kematangan
seperti interaksi dengan lawan emosi secara bersama-sama terhadap
jenis(pacar), tujuan dalam berpacaran, perilaku berpacaran pada remaja siswa
serta perilaku seksual. sehingga mereka SMA N 2 Wonosari, dengan pemberian
tidak akan melakukan hal-hal dalam kontribusi sebesar sebesar 9,5%,
berpacaran yang negatif dan merugikan sedangkan 90,5% dipengaruhi oleh faktor
dirinya. Sebaliknya, remaja yang emosinya lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
belum matang, mereka tidak mampu Pada dasarnya terdapat banyak faktor yang
mengontrol keinginanya dan cenderung mempengaruhi perilaku berpacaran pada
untuk melanggar batasan-batasan dari remaja.
norma dalam berpacaranKeterbatasan
Seperti yang dikemukakan oleh
Penelitian.
Agoes Dariyo ( 2004 : 39) bahwa
Adanya pengaruh antara banyak media masa seperti internet, TV,
kematangan emosi terhadap perilaku koran atau majalah yang menyampaikan
berpacaran remaja pada penelitian ini informasi secara bebas. Informasi tersebut
sesuai dengan teori yang dikemukakan juga akan diterima oleh remaja yang akan
oleh Wilson-Shockley, 1995 (Santrock, J. berpengaruh pada perilakunya. Sejalan
W., 2012 : 322 ) yang menyatakan dengan pendapat tersebut, Papalia (2008 :
mengenai kaitannya emosi dengan 603) menambahkan bahwa, sayangnya
hubungan romantis atau perilaku banyak remaja yang sebagian besar
berpacaran pada remaja sebagai berikut : mendapatkan pendidikan seks dari media.

“Romantic relationships often are Selain pengaruh dari media masa,


involved in an adolescent’s perilaku berpacaran pada remaja juga
emotional experience. In one study dipengaruhi oleh bagaimana pola asuh dan
of ninth- to twelfth-grades, girls
pendidikan dari orang tua. Hal tersebut
gave real and fantasized
heterosexual relationships as the dikarenakan orang tua memberikan
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015

pengaruh terhadap perkembangan remaja, Yogyakarta, dengan pemberian kontribusi


seperti yang dikemukakan oleh Santrock ( sebesar sebesar 9,5%, sedangkan 90,5%
2005 : 205) “Parents by action and dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
example, influence their childrens and diteliti pada penelitian ini.
adolescencets gender development…”.
Lebih lanjut lagi Robert, V. Kail, & John, Saran
C.Cavanaugh (2013 : 324) mengemukakan
1. Bagi Remaja
bahwa faktor budaya setempat
mempengaruhi waktu awal berpacaran Remaja diharapkan lebih
pada remaja. Faktor budaya yang mengendalikan perilakunya dalam
dimaksud adalah kebiasaan yang terjadi di menanggapi ketertarikannya dengan lawan
lingkungan remaja tersebut tinggal. jenis, atau berpacaran. Hal tersebut dapat
Apakah di lingkungan tersebut berpacaran dilakukan dengan cara menaati semua
dalam usia dini (remaja) sudah menjadi hal norma yang berlaku baik norma dalam
yang wajar atau sebaliknya. agama, lingkungan masyarakat, keluarga,
dan lain sebagainya. Terlebih, telah
Simpulan, dan Saran diketahui bahwa dalam agama Islam pun
Simpulan tidak mengenal istilah pacaran.

Berdasarkan hasil dari analisis 2. Bagi Orang Tua


korelasi data yang telah dipaparkan pada Orang tua diharapkan dapat lebih
bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ketat dalam mendidik anaknya, dengan
terdapat pengaruh yang positif antara cara mengajarkan kepada anak mengenai
teman sebaya pada perilaku berpacaran cara berperilaku, beretika, dan bersikap
remaja di SMA N 2 Wonosari yang positif dalam menjalani kehidupanya.
Gunungkidul, Yogyakarta dengan Selain itu, orang tua juga hendaknya
pemberian kontribusi sebesar 0,048 mendampingi anaknya dalam menghadapi
(4,8%). tahap perkembangan anak termasuk tahap
Berdasarkan hasil analisis korelasi perkembangan pada masa remaja,
antara variabel kematangan emosi dengan sehingga anak mampu menjalankan tugas
perilaku berpacaran menunjukan bahwa perkembanganya dengan sebaik-baiknya,
terdapat pengaruh yang negatif pada tanpa melanggar norma, dan aturan yang
remaja di SMA N 2 Wonosari berlaku.
Gunungkidul, Yogyakarta, dengan 3. Bagi Guru Bimbingan dan Konsling
pemberian kontribusi sebesar 0,064
(6,4%). Guru bimbingan dan konseling
diharapkan mampu memberikan layanan
Berdasarkan hasil analisis regresi pribadi, dan sosial kepada siswa berkaitan
menunjukan bahwa terdapat pengaruh dengan tugas perkembangan remaja,
antara teman sebaya dan kematangan
khususnya dalam menanggapi
emosi secara bersama-sama terhadap ketertarikannya dengan lawan jenis. Jenis
perilaku berpacaran pada remaja siswa layanan yang diberikan tidak terbatas pada
SMA N 2 Wonosari, Gunungkidul, tindakan preventif saja, namun juga
Pengaruh Interaksi Teman …(Yovita Cindy A) 9

mencakup layanan yang bersifat kuratif. Daftar Pustaka


Diharapkan guru bimbingan dan konseling
Agoes Dariyo. (2004). Psikologi
mampu lebih dekat dengan siswa, PerkembanganRemaja.Bogor:
sehingga dapat mengetahui permasalahan Ghalia Indonesia.
dan perilaku seperti apa yang sedang Papalia, D E. Feldman R D. (2014).
terjadi pada diri masing-masing siswa. Menyelami Perkembangan
Kedekatan guru bimbingan dan konseling Manusia. Jakarta : Salemba
dengan siswa, juga akan membuat Humanika.
siswanya bersedia untuk terbuka, dan Santrock, J.W. (2003). Adolescence :
menyampaikan permasalahannya dengan Perkembangan Remaja.
guru. Jakarta.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Santrock, J W. (2012). Adolescence. (


fifteenth edition). USA : Mc Graw
Bagi peneliti selanjutnya yang Hill .
tertarik untuk meneliti tentang perilaku Soerjono Soekanto. (1991). Sebab-sebab
berpacaran pada remaja, diharapkan dapat dan Pemecahannya :Rremaja dan
menggali lebih dalam lagi mengenai faktor Masalah-Masalahnya. Jakarta : PT
apa saja yang mempengaruhi perilaku BPK Gunung Mulia
remaja dalam berpacaran. hal tersebut
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur
dapat dilakukan dengan Penelitian : Suatu
mempertimbangkan varibel lain yang PendekatanPraktik ( edisi revisi
diduga dapat mempengaruhi perilaku vi). Jakarta : Rineka Cipta
berpacaran pada remaja. Peneliti menduga
Sutardjo A Wiramihar Pengantar
masih banyak hal-hal yang mempengaruhi Psikologi Abnormal.Bandung :
perilaku berpacaran remaja, selain Refika Aditama.
pengaruh dari teman sebaya, dan
kematangan emosinya. Uhar Suharsaputra. ( 2012 ). Metode
Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan
Tindakan.Bandung : PT Refika
Aditama.
________Aneka Criminal. 21 Mei 2013.
Sebelum Menkah, Ngesex itu
Dah Biasa Terjadi.Diakses dari
menikah-ngesex-itu-dah-
biasa.html?m=1,diunduh
tanggal 17 November 2014.

_________Jogja Info [dot] Net. 02 April


2012. Seks Bebas Merajalela.
Diakses dari
www.jogjainfo.net/2012/04/se
ks-bebas-merajalela.html?m=1 ,
diunduh tanggal 17 November
2014
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015

________Okezone.com. 03 Februari 2012.


Seks Bebas Pelajar, Pemkab
Didesak Cari Solusi
Konkrit, diakses
dariwww.okezone.com/read/2013/
02/03/340/569183/seks-bebas
pelajar pemkab-didesak-cari-
solusi-konkret , diunduh tanggal 17
November 2014
________Okezone.com. 6 Desember
2010. Tiap Tahun, Remaja Seks
Pra Nikah Meningkat,
diakses dari
http://news.okezone.com/read/2010
/12/04/338/400182/tiap-tahun-
remaja-seks-pranikah-meningkat ,
diunduh tanggal 17 November
2014

Anda mungkin juga menyukai