Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

MATA PELAJARAN PKN

“Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908”

Kelompok 1 Kelas 8B :
1. Fernando Yotan Alek Sander
2. Dandi Ferdiasyah
3. Bintang Wydhi P
4. Anam Jordan

SMP NEGERI 1 SUMBERPUCUNG


JANUARI 2020
Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908

Rusaknya ekonomi Eropa akibat peperangan dan berkembangnya teknologi pelayaran


pada abad ke 15, menyebabkan negara-negara di Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari
sumber ekonomi baru di seluruh dunia. Awal dimulainya penjajahan Belanda di Indonesia
yaitu sejak didirikannya Vereegnigde Oost-Indishe Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret
1620. Sejak VOC berdiri, rakyat Indonesia menerima berbagai bentuk kekerasan dan
penderitaan dalam berbagai segi kehidupan, seperti perampasan hasil bumi, kerja paksa,
pembodohan dimana-mana.
VOC melakukan tindakan politik devide et impera (adu domba), yaitu saling
mengadu domba antara kerajaan yang satu dengan yang lain atau mengadu domba di dalam
kerajaan itu sendiri. Akibatnya dapat melemahkan kerajaan-kerajaan dan merusak seluruh
sendi kehidupan masyarakat. Pada tahun 1808-1811, Daendels berkuasa di Indonesia atas
nama Bangsa Belanda. Bangsa Indonesia semakin menderita dengan diberlakukannya kerja
rodi (paksa). Kerja rodi merupakan kerja yang memaksa rakyat Indonesia untuk bekerja
membangun jalan dari Anyer-Panarukan demi kepentingan militer Belanda, yang membuat
rakyat Indonesia semakin menderita.
Selain Daendels, Van Den Bosch yang merupakan Gubernur Jenderal Hindia
Belanda menerapkan sistem tanam paksa pada tahun 1828. Sistem Tanam Paksa
mewajibakan rakyat menanami sebagian dari sawah atau ladangnya dengan tanaman yang
ditentukan oleh pemerintah, sedangkan hasilnya diserahkan kepada pemerintah. Akibatnya
rakyat Indonesia tidak dapat menikmati hasil panen secara penuh dan rakyat jatuh miskin.
Hasil tanam paksa tersebut membuat negara Eropa semakin kaya raya.
Penderitaan bangsa Indonesia menumbuhkan benih perlawanan dari berbagai
kalangan, mulai dari rakyat biasa, ulama, sampai bangsawan. Sultan Hasanudin di Sulawesi
Selatan, Sultan Agung Tirtayasa di Banten, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat, dan
Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah. Perlawanan tersebut bertujuan untuk mengusir
penjajah. Namun belum berhasil, sebab masih bersifat kedaerahan dan belum terorganisasi
secara modern.
Dari penjajahan tersebut, memunculkan beberapa orang Belanda pun merasa iba.
Diantaranya Baron Van Houvell, Edward Douwes Dekker, dan MR. Van Deventer. Rasa
simpati mereka dituangkan dalam bentuk karya buku dan usulan penerapan Politik Balas
Budi (Etische Politic). Politik Balas terdiri dari 3 program, yaitu edukasi, transmigrasi, dan
irigasi.
Program Edukasi merupakan pendidikan yang diberikan kepada rakyat Indonesia
agar memeroleh pendidikan yang layak. Namun Bangsa Belanda memiliki maksud sendiri,
yaitu untuk menyediakan tenaga terampil yang murah. Program Transmigrasi adalah program
untuk memeratakan jumlah penduduk di wilayah Indonesia. Program irigasi merupkan
program untuk kepentingan pengairan sawah atau ladang. Namun maksud Belanda dalam
program irigasi adalah untuk pengairan perkebunan miliki Belanda sendiri.
Dampak positif dari penjajahan Belanda, salah satunya di bidang pendidikan.
Mulai muncul masyarakat terdidik yang memiliki pemahaman dan kesadaran akan kondisi
Bangsa Indonesia yang sebenarnya. Kondisi bangsa yang bodoh, terbelakang, serta
kemiskinan yang merajalela. Tokoh-tokoh yang sadar akan kondisi buruk ini merupakan
tokoh Kebangkitan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai