Nama/Nim : Akmsrina/D10123388
Kelas : BT 11
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
A. Pendahuluan
dengan cara yang melanggar hukum maupun tidak melawan hukum. Tentu
anak usia 8 Tahun yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, viral dimedia sosial
B. Permasalahan
MFM, remaja yang berusia 16 Tahun yang bersekolah di salah satu SMA
Palu. Banyak yang menduga, jika MFM adalah seorang remaja yang memiliki
lain. Bahkan dari hasil visum ditemukan kerusakan organ dibeberapa bagian
tubuh korban. Salah satu informasi yang beredar saat ini diduga pelaku
korban saat dijemput pelaku menggunakan sepeda, yang dimana jarak rumah
bunyi pasal tersebut adalah “Barangsiapa yang dengan sengaja dan dengan
terhadap korban karena korban ditemukan dalam keadaan tanpa busana, akan
tetapi kasat reskrim polresta Palu AKP Ferdinand Esan Numbery mengatakan
bahwa hasil visum luar dari rumah sakit Bhayangkari tidak ada unsur
C. Landasan Teori
biasa seperti pasal 338 KUHP, akan tetapi dilakukan dengan direncanakan
terdahulu. Direncanakan lebih dahulu sama dengan antara timbul aksud untuk
membunuh dengan pelaksanannya itu masih ada tempo bagi si pembuat untuk
dengan tenang memikirkan misalnya dengan cara bagaimanakah pembunuhan
niat itu timbul, untuk mengatur rencana, cara bagaimana pembunuhan itu akan
dilaksanakan. Teori pembunuhan berencana ini bisa kita lihat dalam kasus
pembunuhan bocah laki-laki berusia 8 Tahun ini yang dimana hal itu didasari
jarak rumah korban saat dijemput pelakuseperti halnya yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Dilihat dari jarak rumah dengan jarak tempat kejadian yang
D. Pembahasan
bernyawa di area Jl. Asam II, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota
Penemuan mayat ini bermula adanya informasi dari orang tua korban
untuk memcari anaknya pada hari selasa 31 Oktober 2023 Pukul 20:45 wita.
Pelaku berinisial MFM Usia 16 Tahun adalah remaja sekolah disalah satu
SMA Palu. Bnayak yang menduga jika MFM adalah seorang remaja yang
nyawa prang lain. Pembunuhan yang terjadi di duga karena pelaku memiliki
menduga kasus ini merupakan pembunuhan Yang terencana. Hal ini bisa
Asam II, Palu barat. Lantas, AR diajak oleh pelaku MFM untuk pergi ke
sebuah lorong sepi dikoridor 5 jaan asam II. Karena tak juga pulang hingga
korban terakhir kali berada dilorong 5 bersama pelaku MFM. Tim beserta
tersebut dalam kondisi sudah tidak bernyawa dengan tergeletak tanpa busana.
kejadian reka ulang adegan sebanyak 20 kali reka adegan dan juga dilihat dari
jarak rumah korban saat dijemput pelaku, jarak rumah tersebut sangat jauh
dengan TKP sehingga mereka mengambil keseimpulan bahwa ini ada unsur
KUHP jo Paal 55 ayat 1 ke 1 kuhp, yang unsurnya terdiri atas barang siapa,
Dalam kasus ini tim penasihat hukum melihat adanya unsur perencanaan
E. Kesimpulan
berpikir pada pelaku kejahatan/kriminal seperti halnya pada kasuss ini yang
menganggap dirinya korban, memiliki daya juang rendah, ketakutan pada diri
sendiri dan masa depan, percaya pada hukum rimba, narsistik, anak-anak yang
informasi juga menyatakan bahwa pelaku sempat tersinggung dan sakit hati
dengan perkataan korban hal ini bisa kita simpulkan bahwa unsur kemrahan
pelaku tidak dapat menyampaikan emosi yang pelaku rasakan karena terlalu
pelaku ditambah fakta bahwa pelaku juga masih dibawah umur, sehingga
aspek atau unsur pikiran kriminal dalam diri pelaku juga patut
Namun dilihat dari hasil reka adegan dilapangan diduga ada unsur
hukum pidana mati atau seumur hidup. Namun karena yang terduga pelaku
masih anak-anak maka hukuman mati atau seumur hidup tidak dapat
diberlakukan. Akan tetapi dalam proses hukum bagi anak yang terlibat dalam
pidana anak (SPPA) Harus diikuti, terutama pasal 81 ayat (2) UU SPPA
menetapkan bahwa hukuman penjara yang dapat diberikan kepada anak tidak
boleh melebihi setengah dari hukuman maksimum yang dapat dikenakan
kepada orang dewasa . Proes hukum harus berjalan dengan baik dan seadil-
adilnya tanpa pandang bulu siapa pelaku atau korbannya hukum harus berdiri
6(1), 35-51