Proses penyidikan dapat diterapkan pada kasus tindak pidana yang melibat
kan korban anak. Namun proses penyidikan tindak pidana anak terdapat sedikit pe
mbeda dengan proses penyidikan tindak pidana yang tidak terkait dengan anak ya
ng berhadapan dengan hukum. Tindak pidana yang marak terjadi dan menyangkut
korban anak merupakan tindak pidana kekerasan, baik kekerasan verbal yang dise
rtai dengan ancaman atau kekerasa non verbal yang umumnya menyebabkan pend
eritaan fisik. Contohnya yaitu kekerasan seksual atau kontak seksual yang hanya d
ikehendaki oleh salah satu pihak. Kekerasan seksual biasanya disertai dengan anca
man dan atau pemaksaan pada perempuan yang bukan istrinya untuk melakukan h
ubungan seksual.1
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis men
guraikan perumusan masalah sebagai berikut :
anak dan anak korban atas izin dari orang tua anak dan anak korban
sebagai konsekuensi adanya pelaporan sehingga harus terbuka dan t
urut membantu keberlangsungan keberhasilan penyidikan.
c. Kasus kekerasan seksual antara Guru SMA dengan siswi SMK hing
ga hamil. Kesulitan yang dialami penyidik bermula dari pelaku yan
g bersembunyi atau melarikan diri saat mengetahui dirinya dilapork
an karena memperoleh panggilan pemeriksaan dari Penyidik Polres
Purbalingga. Hambatan tersebut diatasi dengan memaksimalkan pe
ncarian oleh Penyidik Polres Purbalingga dengan bantuan informas
i dari keluarga dan pihak-pihak lain. Setelah pelaku ditemukan dan
dilakukan penahanan oleh penyidik, keterangan yang diberikan ole
h pelaku dan anak korban teruslah tidak ujur dan cenderung menutu
pi. Akibat bujuk rayu pelaku selama menjalin hubungan dengan ana
k korban, menyebabkan korban menutupi kebenaran untuk melindu
ngi pelaku. Penyidik Polres Purbalingga melibatkan pekerja sosial
professional serta psikolog untuk membantu anak korban tidak terp
engaruh oleh pihak manapun sehingga jjur dalam memberikan kete
rangan, selain itu keterangan tersebut juga didukung dari informasi
yang diperoleh dari handphone milik pelaku dan korban, kemudian
didapati bahwa kekerasan seksual atau hubungan seksual dengan b
ujuk rayu tersebut telah berulang sebanyak lebih dari enam kali.
Hambatan yang dialami Penyidik Polres Purbalingga dalam melak
ukan penyidikan tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak apabila
dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum
menurut Soerjono Soekanto yaitu2 :
a. Faktor Undang-Undang, dalam hal penyidikan kasus kekerasan sek
2
Nindia Viva Pramudha Wardani, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
Terhadap Peredaran Magic Mushroom atau Jamur letong di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah
Istimewa Yogyakarta, Recidivice Jurnal : Vol. 7 No. 2, (DIY : Mei 2018), Hal. 205.
9
b. Faktor Penegak Hukum, dalam hal ini yang menjadi penegak huku
suai dasar hukum yang ada sehingga hak-hak anak korban kekerasa
nyidikan.
3
Hesti Nugrahaeni, Loc.Cit.
10
masyarakat itu sendiri atau dari pihak-pihak terkait yaitu ketidak juj
uran korban.
a faktor budaya yang mana masyarakat atau pihak terkait tidak men
yadari secara benar apa itu hukum yang berlaku dan bagaimana aki
batnya, hal tersebut terlihat dari sikap korban yang tidak mau jujur
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas,
maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemenuhan hak-hak korban kekerasan seksual, keberhasilannya tidak sepenuh
nya dinilai dari kinerja Penyidik Polres Purbalingga. Karena yang menjadi hak
korban yaitu hak perlindungan dan hak perawatan. Hak perlindungan menjadi t
anggung jawab Penyidik Polres Purbalingga dalam menemukan kebenaran sert
a memberikan rasa aman kepada anak korban kekerasn seksual. Sedangkan hak
perawatan berasan dari pihak-pihak lain yang turut bekerja sama dalam menja
min keberhasilan proses penyidikan seperti keberadaan psikolog, Dinas Sosial,
Pekerja Sosial Profesional, Pembimbing Kemasyarakatan dari Balai Pemasyara
katan, Dinas Kedokteran dan Kesehatan Polri.
2. Hambatan yang dilalui Penyidik Polres Purbalingga dalam melakukan penyidik
an kasus kekerasan seksual terhadap anak berasal dari faktor masyarakat dan fa
ktor budaya. Hambatan seringkali berasal dari keberadaan korban sendiri yang
kondisi psikologisnya sedang tidak baik karena trauma dan atau depresi atau ka
rena tidak jujur dan enggan mengungkap kebenaran. Namun di sisi lain, hukum
yang ada, fasilitas sarana dan prasarana atau pihak yang berwajib memberikan
11
Jurnal
Darus, Dara Nazura. 2002. Kekerasan Seksual Terhadap Anak : Bentuk dan
Kekerasan Seksual pada Anak dan Pelaku Kekerasan Seksual Pada Anak,
Sumatrera Utara: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
Umboh, Prisco Jeheskiel. 2013. Fungsi dan Manfaat Saksi Ahli Keterangan
dalam Proses Perkara Pidana, Lex Crimen : Vol. II No. 2, Sulawesi
Utara : Universitas Sam Ratulangi.
Wardani, Nindia Viva Pramudha. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum Terhadap Peredaran Magic Mushroom atau Jamur
letong di Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta,
Recidivice Jurnal : Vol. 7 No. 2.
12
Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
_______, Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
______, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
_______, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Wawancara
Aiptu Hesti Nugrahaeni, S.H., Kepala Unit Pelayanan perempuan dan Anak di
Polres Purbalingga pada 27 Maret 2023 pukul 12.30 WIB.