Saputra Ramdan Amuda Aliyas, SH.,MH Sri Rahayu Lestari Pade, SH.,MH
Hukum Pidana
Ilmu Hukum
Fakultas Hukum
Universitas Ichsan Gorontalo
Alamat Koresponden :
Saputra Ramdan Amuda
Desa Luwohu Kec. Botupingge Kab. Bone Bolango Prov. Gorontalo
Hukum Pidana
96554
081242203005
saputraamuda@gmail.com
ABSTRAK
sehingga anak haruslah dijaga, dilindungi, dididik dengan baik agar kelak tidak
salah dalam melangkah. Pemerintah, dan non pemerintah, orang tua, keluarga, dan
agar terhindar dari kejahatan ataupun menjadi korban dari tindak kejahatan yang
dilakukan oleh siapa saja baik secara tak langsung maupun yang secara langsung
adalah kewajiban kita bersama, karena pada dasarnya anak tak mampu untuk
melindungi diri mereka sendiri dari tindakan orang-orang yang tak bertanggung
jawab. 1
Upaya yang dilakukan oleh negara dalam melindungi anak secara responsif
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 28B ayat (2) berbunyi:
”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan terhadap anak pasal 1 agka 1
1
Maidin Gultom, 2014, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan, Bandung : Refika
Aditama, Hal 69.
“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
kasus pencabulan terhadap anak pada dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
ada 59 kasus pencabulan terhadap anak. Dan dari 59 kasus pencabulan terhadap
anak, dan 50 (lima puluh) kasus sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
pencabulan diatur dalam pasal 289, 292, 293, 294, 295 KUHP.
yang ingin melakukan kejahatan terhadap anak. Dan perhatian bagi kita semua
untuk menjadi generasi lama yang bertanggung jawab terhadap generasi baru.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah kasus tindak pidana
dalam hal ini Polres Boalemo dan waktu penelitian selama 3 (Tiga) Bulan.
1. Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah penyidik yang
2. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah dua orang penyidik yang menangani kasus
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber asli melalui wawancara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari pengkajian (penelaah) studi kepustakaan,
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Wawancara, yaitu pengumpulan data secara langsung dalam bentuk tanya jawab
Tehnik analisa data dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisa data
kualitatif yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis sehingga
kualitatif yaitu dengan memperhatikan data-data yang ada dalam praktek, kemudian
dibandingkan dengan data-data yang diperoleh dari kepustakaan. Hasil dari analisa
HASIL
Dalam hukum positif indonesia pencabulan terhadap anak diatur dalam Kitab
(1) “Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
76E dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000.00
(lima miliar rupiah)”;
(2) “Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik, atau tenaga kependidikan,
maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)”.
Dari hasil penelitian, data yang diperoleh dari unit Perlindungan Anak Dan
Perempuan (PPA) Polres Boalemo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 ada 59 (lima puluh sembilan) kasus
Tabel 1 :
Jika dilihat dalam tabel diatas, pada tahun 2015 ada 7 (Tujuh) kasus pencabulan
terhadap anak dan 5 (lima) kasus diantaranya sudah memiliki kekuatan hukum
tetap, dan 2 (dua) kasus tidak cukup bukti. Sementara di tahun 2016 ada 9
kekuatan hukum tetap. Sementara pada tahun 2017 itu sendiri 13 (tiga belas) kasus
(dua) diantaranya tidak memiliki cukup bukti. Di tahun 2018 ada 13 (tiga belas)
kasus pencabulan, dan 13 (tiga belas) kasus tersebut sudah memiliki kekuatan
hukum tetap. Dan ditahun 2019 itu sendiri ada 17 (tujuh belas) kasus pencabulan
terhadap anak, 12 (dua belas) diantaranya telah memiliki keuatan hukum tetap, dan
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 7 Januari 2020
dengan salah satu penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres
Boalemo, Briptu Popi Anjalia Dayoh mengatakan bahwa motif awal dari tersangka
melakukan pencabulan dikarenakan sering menonton filem atau video porno, yang
sekarang ini dengan gampangnya bisa diakses melalui handphone (HP) atau sedang
berjauhan dengan sang istri sehingga tidak ada tempat pelampiasan. Misalnya
suami bekerja di Tilamuta, istrinya bekerja di Kota Gorontalo. Faktor jarak inilah
perlindungan anak, dimana ancaman hukumannya paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun. Dan dari kasus yang kami tangani tentang
pencabulan terhadap anak, rata-rata hukuman yang diberikan oleh hakim terhadap
terpidana pencabulan itu hukumannya 7 (tujuh) tahun keatas, setimpal dengan apa
yang mereka perbuat, dan besar harapan kami, kiranya para terpidana kasus
pencabulan agar tidak mengulangi lagi perbuatan mereka, dan juga sebagai
pengingat bagi mereka yang ingin melakukan pencabulan terhadap anak. Karena
dendanya sebersar 5.000.000.000 (lima miliyar rupiah). Namun sejauh ini jaksa
hukumannya.
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan terhadap anak pasal 1 agka 1
“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
Anak adalah :
“Pelindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan serta diskriminasi” .
indonesia, tetap saja anak selalu menjadi sasaran tindak kriminal dari pelaku
pasal 69A yakni perlindugan khusus bagi anak korban kejahatan seksual,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat (2) huruf J dilakukan melalui upaya :
b. Rehabilitasi sosisal;
pengadilan”.
2014 tentang perlindungan anak dalam hal ini pasal 69A dimana anak korban
pada rumah singgah yang berada di kota Gorontalo tepatnya di kelurahan Dungingi
yang dikelola oleh Dinas Sosial yang bekerja sama dengan Ibu Gubernur Gorontalo.
cara untuk melindungi diri mereka dari orang-orang dewasa yang tidak bertanggung
jawab, jangan mau diajak oleh orang yang tidak dikenal, jangan mau dibujuk
Selanjutnya kami dari pihak kepolisian dalam hal ini BIMAS (Bimbingan
anak dibawah umur. Untuk tahun 2019 itu sendiiri dari data yang ada Kecamatan
Kecamatan Dulupi, dan untuk progresnya, kita akan lihat di tahun 2020 ini.
PENUTUP
KESIMPULAN
dilakukan perbuatan cabul” . dan dipertegas lagi dalam pasal Pasal 82 : “Setiap
15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000.00 (lima
miliar rupiah)”.
adalah Edukasi tentang kesehatan reproduksi, nilai agama, dan nilai kesusilaan,
SARAN
1. Untuk orang tua harus lebih ekstra hati-hati dalam menjaga anak, dan selalu
mengingatkan anak agar tidak gampang percaya pada siapa saja, dan jangan
2. Kepada penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) tidak beda pendapat dalam
menerapkan aturan yang berlaku, sehingga efek jera bisa dirasakan oleh pelaku
Daftar Pustaka
Teguh Prasetyo. 2015. Hukum Pidana Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana (KUHP &
KUHAP).
Internet