Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA


PEMBUNUHAN
JELITA DAMAI SOFIA LORENZA SIHITE
205210078
DR. TUNDJUNG HERNING SITABUANA, S.H., C.N., M.HUM.
UJIAN TENGAH SEMESTER
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Banyaknya kasus tindak pidana pembunuhan yang terjadi di negara Indonesia,
menjadi suatu perhatian penuh bagi masyarakat dan para abdi negara Indonesia.
Hal ini membuat kepolisian harus bekerja segenap hati dan serius dalam
menjalankan tugas demi melindungi masyarakat dan menjalankan kewajibannya
sebagai abdi negara.
Kepolisian adalah salah satu abdi negara yang akan menindaklanjuti tindak
pidana pembunuhan tersebut, diatur dalam UURI No.2 Tahun 2002 tentang
kepolisian negara republik Indonesia, dengan tugas pokok yang ada dalam pasal
13 UURI No.2 Tahun 2002 berbunyi
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
b. Menegakkan hukum dan
c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.

Namun demikian, ketentuan dari tugas pokok kepolisian tidak sama dengan
praktiknya, banyak kejadian – kejadian yang membuat masyarakat tidak
nyaman dan menjadi perhatian banyak orang dikarenakan keteledoran anggota
kepolisian dalam menjalankan tugas.

Faktanya, masih ada kasus salah tangkap yang dilakukan oleh kepolisian,
berikut kasusnya
Meninjau putusan Mahkamah Agung melalui putusan No. 131
PK/Pid.sus/2015, kasus ini bermula pada 30 Juni 2013 lalu, korban ditemukan
oleh 6 pengamen di kolong jembatan, samping kali Cipulir, Jakarta Selatan.
Empat dari pengamen tersebut masih merupakan anak di bawah umur,
sementara dua pengamen lain sudah dewasa, kemudian keenam pengamen
tersebut melaporkan penemuan mayat itu ke sekuriti setempat lalu sekuriti
meneruskan laporan ke polisi. Tidak lama setelah itu, polisi dari polda metro
jaya datang dan meminta mereka untuk menjadi saksi. Dalam prosesnya, polisi
dikabarkan melakukan kekerasan dan penganiayaan sehingga membuat
pengamen itu mengaku atas hal yang tidak mereka lakukan, mereka pun
dijadikan tersangka oleh polisi dan kasusnya diselidiki secara terpisah karena
alasan perbedaan usia.

B. (PER)MASALAH(AN)
1. Bagaimana kepolisian menangani kasus tindak pidana
pembunuhan?
2. Bagaimana cara menghindari terjadinya salah tangkap pelaku
tindak pidana pembunuhan?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah mengetahui hal – hal yang akan
diungkap dalam proposal penelitian, seperti berikut
1. Mengetahui bagaimana kepolisian menangani tindak pidana pembunuhan
sesuai dengan undang – undang yang ada, dan
2. Mengetahui bagaimana cara menghindari terjadinya salah tangkap pelaku
tindak pidana pembunuhan saat melakukan penyidikan dan penangkapan
tersangka.

D. MANFAAT (KEGUNAAN) PENELITIAN


1. Manfaat teoritis
a. Memberikan wawasan mengenai tindak pidana pembunuhan dan
peran kepolisian dalam menangani tindak pidana pembunuhan.
b. Mengetahui dan memberi gambaran tentang faktor – faktor terjadinya
tindak pidana pembunuhan
c. Mengetahui dan memberi gambaran tentang faktor – faktor terjadinya
salah tangkap ketika kepolisian melakukan penangkapan tersangka
kasus tindak pidana pembunuhan.

2. Manfaat praktis
Diharapkan hasil dari proposal penelitian ini dapat memberikan
masukan dan saran kepada masyarakat luas terkait peran kepolisian
dalam menangani kasus tindak pidana pembunuhan.

BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep
ini berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar
tentang suatu topik yang akan dibahas, perlu diingat bahwa ini adalah satu kunci
peneliti atau penulis untuk menjelaskan secara lengkap tentang topik apa yang
sedang diteliti.
I. Tindak pidana pembunuhan.
Tindak pidana pembunuhan adalah suatu tindakan yang menyebabkan
manusia kehilangan nyawa atau meninggal, tindak pidana pembunuhan
diatur dalam pasal 338 KUHP. Jenis – jenis pembunuhan dalam KUHP
sebagai berikut :

a. pembunuhan biasa (pasal 338) berbunyi, barang siapa dengan sengaja


merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan penjara
paling lama lima belas tahun.
b. Pembunuhan dengan pemberatan (pasal 339) berbunyi, Pembunuhan yang
diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak pidana, yang dilakukan
dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta
lainnya dari pidana bila tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan
penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun.
c. Pembunuhan berencana (pasal 340) berbunyi, Barang siapa dengan
sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu
paling lama dua puluh tahun.
d. Pembunuhan bayi oleh ibunya (pasal 341) berbunyi, Seorang ibu yang
karena takut akan diketahui bahwa dia melahirkan anak dengan sengaja
menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak
lama kemudian, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
e. Pembunuhan bayi berencana (pasal 342), berbunyi, Seorang ibu yang
untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya karena takut akan
diketahui bahwa dia akan melahirkan anak, menghilangkan nyawa
anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam
karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan berencana, dengan
pidana penjara paling lama sembilan tahun
f. Pembunuhan atas permintaan yang bersangkutan (pasal 344) berbunyi,
Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan sungguh-
sungguh dari orang itu sendiri, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
g. Membujuk/membantu agar orang bunuh diri (pasal 345) berbunyi, Barang
siapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk
itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang
itu jadi bunuh diri
h. Pengguguran kandungan atas izin ibunya (pasal 346) berbunyi, Seorang
wanita yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
i. Pengguguran kandungan dengan tanpa izin ibunya (pasal 347) berbunyi
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
j. Matinya kandungan dengan izin perempuan yang mengandung (348)
berbunyi
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuan wanita itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
k. Dokter / bidan / tukang obat yang membantu pengguguran/matinya
kandungan (pasal 349) berbunyi, Jika seorang dokter, bidan atau juru obat
membantu melakukan kejahatan tersebut dalam pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam
pasal-pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut haknya
untuk menjalankan pekerjaannya dalam mana kejahatan itu dilakukan.

II. Kepolisian
BAB 3
7. METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah
penelitian hukum normatif, penelitian hukum normatif menurut Philipus M. Hadjon
adalah penelitian yang ditujukan untuk menemukan dan merumuskan argumentasi
hukum melalui analisis terhadap pokok permasalahan. Penelitian hukum normatif
juga merupakan salah satu penelitian yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa
hukum, karena penelitian ini hanya cukup dilakukan di ruang kerja tanpa bersusah
payah untuk menggali data yang berasal dari masyarakat.

B. Sifat penelitian
Sifat penelitian proposal ini adalah sifat penelitian deskriptif, menurut
hidayat syah. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan yang seluas – luasnya terhadap objek penelitian pada
suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji setyosari ia menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu
yang terkait dengan variabel – variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka –
angka maupun kata – kata.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang menyajikan gambaran suatu fenomena, keadaan,
atau kejadian, dengan menggunakan metode tertentu.

C. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam proposal ini adalah, Pendekatan kasus (
case appraoch ) pendekatan kasus dalam penelitian hukum normatif dimaksudkan
untuk mempelajari penerapan norma – norma yang dilakukan dalam praktik hukum,
kasus – kasus yang diputus sebagaimana dalam yurisprudensi terhadap perkara
yang terjadi merupakan fokus penelitian.

D. Jenis data atau jenis dan sumber data


Jenis data yang dipakai adalah data sekunder dengan bahan hukum primer,
bahan hukum primer, misal peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan
perjanjian internasional.
Bahan hukum primer juga  merupakan bahan hukum yang utama, sebagai
bahan hukum yang bersifat autoritatif, yakni bahan hukum yang mempunyai
otoritas, dan meliputi peraturan perundang-undangan dan segala dokumen resmi
yang memuat ketentuan hukum.

E. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis. Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.

F. Teknik pengolahan data


Seleksi dan klasifikasi
Penyeleksian data adalah memilah dan memilih data yang didapatkan untuk
dijadikan bahan laporan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang
didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk
dijadikan hasil laporan penelitian agar terjadi sinkronisasi. Data yang diperoleh bisa
saja tidak sesuai dengan tujuan penelitian maka dari itu dibutuhkanlah proses
penyeleksian data.
Klasifikasi data merupakan data yang diperoleh berdasarkan bagian - bagian
penelitian yang telah ditetapkan. Klasifikasi data dilakukan agar terdapat suatu
batasan mengenai bahasan yang akan diteliti. Pengklasifikasian data akan membuat
data-data menjadi tersusun secara sistematis yang nantinya bisa sangat membantu
peneliti dalam proses penelitian.

G. Teknik analisis data


Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data Kualitatif, yaitu data
yang tidak berbentuk angka, tetapi berupa serangkaian informasi yang digali dari
hasil penelitian tetapi masih berupa fakta-fakta verbal atau masih dalam bentuk
keterangan-keterangan saja. Maksud dari analisis data kualitatif adalah keperluan
mengumpulkan informasi-informasi yang digali dari hasil putusan Pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai