Anda di halaman 1dari 3

KEBERATAN TIM PENASIHAT HUKUM

DALAM PERKARA TINDAK PIDANA


PEMALSUAN SURAT ATAU PENIPUAN
DAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
ATAS DAKWAAN PENUNTUT UMUM

NOMOR REGISTER PERKARA:


77/Pid.B/2019/PN Jkt Brt.
PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA

BARAT

Disusun oleh TIM PENASIHAT


HUKUM TERDAKWA:
Lambertus Johannes, S.H., M.H.,
LL.M. Alvin Wijaya, S.H., LL.M.
Jason Alexander, S.H., M.H.,
Dita Sinaga, S.H., M.H.
Robert Simamora, S.H.

KEB
ERATAN
Atas Surat Dakwaan Penuntut Umum

Untuk dan atas nama TERDAKWA : MISHA PRAVIRA


Identitas selengkapnya dianggap telah dibacakan..

Majelis Hakim Yang Mulia..

berdasarkan Surat Kuasa Khusus dan hak yang diberikan oleh Undang-
undang, kami mengajukan KEBERATAN sebagai berikut:

1. SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM tidak pernah menjelaskan


secara cermat, jelas dan lengkap posisi sesungguhnya dari TERDAKWA.

2. SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM TIDAK CERMAT DALAM


PENERAPAN SPLITSING

Dalam Surat Dakwaannya penuntut umum menggunakan pemecahan berkas


perkara dari satu berkas pekara menjadi beberapa berkas perkara (splitsing),
yang mana hal ini jelas menunjukan keraguan-raguan penuntut umum dalam
mendakwa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Indrianto Seno Aji bahwa,
“Semestinya para pelaku diadili sekaligus dan perkaranya tidak dipisah-pisah.
Pemisahan perkara menimbulkan putusan yang tidak sinkron satu
dengan yang lainnya sehingga menimbulkan suatu ketidakadilan”.

3. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM SALAH DALAM MENENTUKAN


PELAKU TINDAK PIDANA (ERROR IN PERSONA)

4. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK TERANG ATAU OBSCUUR


LIBEL LENGKAP DALAM MENENTUKAN LOCUS DELICTI DAN TEMPUS
DELICTI

Bahwa pada bagian kepala Surat Dakwaan KESATU pertama dan KESATU
kedua atau KEDUA. Penuntut Umum menyebutkan waktu terjadinya Tindak
Pidana yang di dakwakan sebagai berikut:

“Pad
a tanggal 8 Desember 2018 sampai dengan Juli 2019 atau setidak tidaknya
pada waktu yang tidak dapat ditentukan lagi secara pasti atau
setidak-tidaknya pada waktu antara bulan Desember 2018 sampai dengan
Juli 2019”.

Pada penentuan tempus delicti Penuntut Umum menggunakan kata “Pada


waktu-waktu”, “antara”, “Sampai”, dan “Setidak-tidaknya”, seharusnya
tempus delicti ditentukan secara akurat dan pasti.

5. SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM TIDAK TERANG ATAU


OBSCUUR LIBEL KARENA TIDAK CERMAT, TIDAK JELAS DAN TIDAK
LENGKAP dalam menguraikan tahapan Pencucian Uang dalam
Dakwaaan kedua sehingga Dakwaan menjadi PREMATURE dan harus
dinyatakan BATAL DEMI HUKUM.

Majelis Hakim yang Mulia,

Dengan demikian, kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa berdasarkan


Pasal 143 ayat 3 KUHAP memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk
memutuskan:
1. Menerima seluruh Nota Keberatan kami untuk seluruhnyal 2. Menyatakan
SURAT DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM atau TIDAK DAPAT DITERIMA;
3. Memerintahkan Penuntut Umum untuk menghentikan pemeriksaan
perkara atas nama Terdakwa MISHA PRAVIRA;
4. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum, untuk membebaskan Terdakwa
MISHA PRAVIRA dari tahanan;
5. Memulihkan nama baik, harkat, dan martabat Terdakwa MISHA PRAVIRA
dengan segala akibat hukumnya;
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara.
ATAU
Ex aquo et bono.
Jakarta, 19 September 2019
Hormat kami,
KUASA HUKUM TERDAKWA
Demikian Keberatan kami Yang Mulia..

Anda mungkin juga menyukai