LAW FIRM
LONTARA MATA ALLO
ADVOKAT - KONSULTAN HUKUM - MEDIATOR
S.K. KEMENKUMHAM No. : AHU-0000105-. AH.01.18.
Alamat : Jln. Abd. Dg. Sirua No. 208, Kel. Pandang, Kec. Panakukang, Kota Makassar, Prov. Sulawesi Selatan
Tlp : 0852-9990-024 / 0852 9836 8107, email : lawfirmlma23@gmail.com
"PRO JUSTITIA"
Kepada Yth,
Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar
Perkara Pidana Nomor: 683/Pid.B/2023/PN Mks.
di-
Makassar
A. PENDAHULUAN
MajeLis Hakim yang kami MuLiakan,
Jaksa Penuntut Umum dan hadirin sidang yang kami hormati,
Perkenankanlah Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
ABD. KADIR, S.H
SANDI PAJRI, S.H.,M.H
SAKKAR RAUF, S.H.,M.H
ILHAM SYAM, S.H
SUTOYO GAFFAR, S.H
BURHAN, S.H
SYARIFUDDIN, S.H
Para Advokat / Pengacara & Konsultan Hukum, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri,
berkantor pada KANTOR ADVOKAT - KONSULTAN HUKUM DAN PARALEGAL-
LAW FIRM LONTARA MATA ALLO beralamat di jalan Abdullah Daeng Sirua No.208,
Kel. Pandang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi – Selatan. Email :
lawfirmlma23@gmail.com Telp./ 0852-9990-
0243/085298368107.------------------------------------------------------------------------------------
Identitas Terdakwa :
DAKWAAN
Bahwa untuk Mengefisienkan Waktu, Kami Mohon Bahwa surat Dakwaan telah dimuat
secara lengkap dalam Eksepsi ini.
Sebelum kami membacakan eksespsi ini, perkenankan terlebih dahulu untuk menyatakan puji
syukur kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan
dan kekuatan serta berkenan melimpahkan segala Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya kita
dapat dipertemukan dengan Jaksa penuntut Umum dan Ketua/Majelis Hakim yang mulia ini.
Bahwa merupakan suatu kehormatan bagi kami Penasihat Hukum Terdakwa ALFANDY
IRWAN JAYA dan Jaksa Penuntut Umum dalam menegakkan Supremasi hukum, begitu
pula yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo agar
terwujudnya kepastian hukum (reachable to Legal certainity).
Selanjutnya kami sampaikan kepada Ketua/Majelis Hakim yang memeriksa Perkara ini, telah
memberikan kesempatan kepada Penasihat Hukum Terdakwa untuk dapat menggunakan
waktu, guna mempelajari dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum, yang pada akhir kesempatan
tersebut juga kami memanfaatkan untuk mengajukan Eksepsi dalam perkara ini untuk dan
atas nama ALFANDY IRWAN JAYA, Terhadap Surat Dakwaan Nomor Reg Perk : PDM-
136/P.4.10/Eoh.2/06/2023, yang dibacakan hari Rabu Tanggal 12 Juli 2023.
Kita semua sependapat Jaksa Penuntut Umum mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 1 butir 6 KUHAP, bahwa setiap perbuatan kejahatan yang dilakukan
oleh siapapun tidak boleh dibiarkan dan haruslah dilakukan penyidikan serta pelaksanaan
hukumnya tidak boleh ditawar-tawar, dalam arti siapapun yang bersalah harus dituntut dan
dihukum setimpal dengan perbuatannya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang
menghukum orang yang bersalah merupakan tuntutan dari hukum, keadilan dan kebenaran
itu sendiri.
Sebab jika tidak dilakukan akan timbul reaksi yang dapat mengoyahkan sendi-sendi dalam
penegakan supremasi hukum. Tetapi disamping itu, tidak seorangpun boleh mempermainkan
kaedah-kaedah hukum, keadilan dan kebenaran untuk maksud-maksud tertentu dan dengan
tujuan tertentu. Begitu pula dalam perkara ini, kita semua sepakat untuk menegakkan sendi-
sendi hukum dalam upaya kita mengokohkan supremasi hukum yang telah diatur dalam
kaedah-kaedah hukum di dalam KUHAP.
Bahwa dihadapan Majelis Hakim yang kami muliakan yaitu sebagai “Dominus Litis" yang
tidak berpihak, Pengajuan eksepsi atau keberatan ini didasarkan pada hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam pasal 156 Ayat (1) KUHAP yaitu:
Sedangkan menurut Lilik Mulyadi (halaman 102-103) dalam Bukunya “Hukum Acara
Pidana suatu Tinjuan Khusus terhadap Surat Dakwaan, Eksepsi dan Putusan Pengadilan,
Penerbit Citra Aditya Sakti, Bandung menjelaskan yang dimaksud Eksepsi Tuntutan
Penuntut umum tidak dapat diterima adalah :
persyaratan yang dimaksud oleh Undang-undang tersebut baik dari segi formil maupun dari
segi materiilnya. Keterangan tentang apa yang dimaksud tentang dakwaan yang jelas, cermat
dan lengkap apabila tidak dipenuhi mengakibatkan batalnya surat dakwaan tersebut karena
sangat merugikan terdakwa;
Memperhatikan bunyi pasal 143 ayat (2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur yang harus dipenuhi
dalam Surat Dakwaan yaitu :
Syarat Formil (Pasal 143 Ayat 2 Huruf a) Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus
memuat tanggal, ditandatangani oleh Penuntut Umum serta memuat nama lengkap, tempat
lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan Terdakwa;
Syarat Materil (Pasal 143 Ayat 2 Huruf b) Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus
memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Selanjutnya Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP secara tegas memyebutkan bahwa tidak
dipenuhinya syarat-syarat materil ; surat dakwaan menjadi batal demi hukum atau “null
and void" yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana seperti dilukiskan dalam surat
Dakwaan itu yang dimaksudkan dengan cermat adalah :
Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang didasarkan
kepada undang-undang yang berlaku, serta tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan
yang dapat mengkibatkan batalnya surat dakwaan atau tidak dapat dibuktikan, antara lain
misalnya :
Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan;
Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat ;
Apakah terdakwa dapat dipertanggung jawabkan dalam melakukan tindak pidana tersebut
Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluarsa ;
Apakah tindak pidana yang didakwakan tidak nebis in idem;
Yang dimaksud dengan lengkap adalah :
Uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan undang-undang
secara lengkap. Jangan sampai terjadi adanya unsur delik yang tidak dirumuskan secara
lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materilnya secara tegas dalam dakwaan, sehingga
berakibat perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana menurut undang-undang, dan
seharusnya hal yang didakwakan bukanlah pasal yang sesuai dengan perbuatan.
Adapun penyimpangan, ketidak cermatan, ketidak jelasan dan ketidak lengkapan surat
dakwaan Jaksa Penuntut umum, diurai sebagai berikut :
secara Rinci menjelaskan terkait nilai yang timbul sewaktu-waktu berubah selama
terdakwa mulai bekerja hingga saat adanya laporan terhadap terdakwa sehingga di dalam
penyusunan surat dakwaan JPU tidak secara jelas dan cermat.
4. Bahwa JPU tidak memahami dan jelih terkait permasalahan yang timbul dan dijadikan
sebagai dakwaan karena Pihak PT Sicepat Express Indonesia bukanlah Pihak yang
dirugikan pada Nota yang buat oleh terdakwa melainkan adalah pihak yang diuntungkan
dan seharusnya yang merasa dirugikan dan keberatan terhadap nota yang dibuat oleh
terdakwa adalah para pemakai jasa pengiriman barang dan bukanlah PT Sicepat Express
Indonesia, sehingga dapat dikategorikan dakwaan JPU tidak secara jelas dan cermat.
5. Bahwa Terhadap dakwaan JPU yaitu Terdakwa melanggar Pasal 372 tentang
penggelapan dimana JPU tidak cermat dalam menelaah berkas dari kepolisian dan
dimana dalam uraian dakwaan telah mengetahui dengan jelas bahwa ada pihak lain/pihak
ketiga yang ikut serta tetapi di dalam proses pemeriksaan pihak ketiga tidak diikut
sertakan dalam perkara a quo dimana dalam pasal yang disangkakan pada dakwaan ada
orang yang turut serta sehingga harus diikutkan sesuai dengan ketentuan pasal 55 KUHP
tentang Penyertaan dalam Tindak Pidana“ mereka yang melakukan, yang menyuruh
melakukan dan turut serta melakukan tindak pidana”. Sehingga dakwaan pada pasal 372
KUHP tidak lengkap.
Bahwa sehubungan dengan uraian Eksepsi Penasihat Hukum pada point - Point di atas,
dimana dalam surat dakwaan tidak memenuhi unsur Syarat Formil dan Syarat Materil
dalam dalil yang didakwakan, serta atau tidak merinci secara jelas penerapan pasal yang
didakwakan terhadap perbuatan Terdakwa menjadikan surat dakwaan tersebut Batal
Demi Hukum (null and void), hal tersebut tentunya telah bersesuai dengan Pasal 143 ayat
(3) KUHAP, “surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum”.
C. PENUTUP
Berdasarkan pada pokok-pokok Eksepsi yang kami uraikan di atas, maka kami selaku
Penasihat Hukum Terdakwa ALFANDY IRWAN JAYA memohon kepada Hakim Yang
Mulia untuk menjatuhkan Putusan Sela dengan Amar Putusan yang pada pokoknya
menyatakan sebagai Berikut :
1. Menerima Eksepsi dari Penasihat Hukum Terdakwa ALFANDY IRWAN JAYA untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan Nomor Reg Perkara:
PDM-136/P.4.10/Eoh.2/06/2023, Batal Demi Hukum.
3. Menetapkan pemeriksaan perkara terhadap Terdakwa ALFANDY IRWAN JAYA tidak
dilanjutkan;
4. Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan;
5. Memulihkan hak Terdakwa ALFANDY IRWAN JAYA dalam hal kemampuan,
kedudukan, harkat serta martabatnya;
6. Membebankan biaya perkara kepada negara;
ATAU :
Apabila Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).
Di akhir dari Nota Keberatan ini, perkenankanlah kami mengutip definisi keadilan tertua
yang dirumuskan oleh para ahli hukum zaman romawi, berbunyi demikian: “Justitia est
constans et perpetua voluntas jus suum cuique tribuendi", artinya: “Keadilan adalah
kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya”
SYARIFUDDIN, S.H