Anda di halaman 1dari 18

MASSUGI LAW FIRM

| ADVOCAT | LEGAL AUDITOR | LEGAL COUNSEL |

Alamat: Gedung Potrobangsan. Lt. 22 Jl. Raya Jend. Soedirman, Magelang Selatan, Phone: 0821
1708 1945 – 0823 0708 4519

EKSEPSI

ATAS DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM

DALAM PERKARA NOMOR : REG. PERKARA


66/Pen/Magelang/11/2022

ATAS NAMA TERDAKWA FARHAN MAULANA BIN ALI

Diajukan oleh Tim Penasehat Hukum:

ADAM PADILLAH, S.H., M.H.

ALYAH PADMAVATI, S.H., LL.M.

FITRI SUNDARI, S.H., M.Krim.

KHOLILLAH PUSPA DINI, S.Sos., S.H., M.H.

NURVANI NASTITI, S.H., M.H.

RETNO JUWITA, S.H., M.H.


Magelang, 15 Februari 2022

Kepada Yang Terhomat,

Majelis Hakim;

Perkara Pidana Nomor Reg. Perk : 66/Pen/Magelang/11/2022

Pada Pengadilan Negeri Magelang

di-Magelang.

Majelis Hakim Yang Kami Muliakan,

Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat

Serta Hadirin Sidang Pengadilan Negeri Magelang Yang Kmi Hormati.

Dalam kesempatan ini perkankanlah kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa


berdasarkan Surat Kuasa Khusus No 10/SKK.PID/IV/2022, yang dihadapkan di persidangan
ini memanfaatkan waktu sejenak untuk memberikan keberatan/eksepsi terhadap dakwaan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum, sebelum Majelis Hakim yang terhomat melanjutkan
pemeriksaaan materi perkara ini lebih lanjut. Dalam perkara Pidana ini kami selaku Penasihat
Hukum bertindak untuk dan atas nama Terdakwa:

I. Nama Lengkap : Farhan Maulana Bin Ali


Tempat Lahir : Magelang
Umur/Tgl.Lahir : 40 Tahun/17 September 1983
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jalan Kapten Yahya, RT 9/RW 5, Potrobangsan,
Magelang Utara, Kode Pos 56113
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMA (Tamat)
II. Ditahan Penyidik : sejak tanggal; 7 Januari 2022 s/d 26
Januari 2022.
Diperpanjang oleh Penuntut Umum sejak tanggal 27
Januari 2022 s/d 5 Maret 2022.
III. Didakwa Melannggar : Pasal 351 ayat (1) KUHP
IV. Disidangkan di : Pengadilan Negeri Kelas 1B Magelang
V. Dibacakan pada : 1 Februari 2022
Hakim Yang Terhormat,

Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Serta Sidang yang kami muliakan,

Pertama-tama, kami dari Tim Penasihat Hukum Farhan Maulana Bin Ali menyampaikan
ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana ini. Kami Tim Penasihat Hukum merasa bahwa Hakim Yang Mulia
telah bertindak adil dan bijaksana terhadap semua pihak dalam persidangan ini. Hakim Yang
Mulia telah memberikan kesempatan yang sama baik kepada Jaksa Penuntut Umum untuk
menyusun dakwaannya, maupun kepada Terdakwa dan penasihat hukumnya juga telah diberi
kesempatan yang sama yaitu untuk mengajukan Eksepsi (Nota Keberatan).

Eksepsi ini kami sampaikan dengan pertimbangan bahwa ada hal-hal prinsip yang perlu kami
sampaikan berkaitan dengan demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan serta demi
memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak Terdakwa sebagaimana diatur dalam
Pasal 156 ayat (1) KUHAP yaitu : “Dalam hal Terdakwa atau penasihat hukum mengajukan
keberatan bahwa Pengadilan tidak berwenang mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa
Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan keberatan
tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”.

1. PENANGKAPAN YANG TIDAK DIDASARKAN BUKTI PERMULAAN YANG


CUKUP

Pasal 17 KUHAP menyatakan: “Perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang


diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.”

Bahwa berdasarkan pasal tersebut petugas kepolisian hanya dapat melakukan penahan
apabila telah disertai dengan bukti permulaan yang cukup. Sedangkan penangkapan yang
dilakukan kepada Sdr. Farhan Maulana Bin Ali tidak didasarkan dengan bukti permulaan.
Satu-satunya bukti yang diajukan oleh Penuntut umum hanyalah bukti Visum et Repertum
dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. SOEROTO MAGELANG Nomor
YR.01.01/XXVI.I/249/2021 yang baru dikeluarkan oleh dr. YUNI SANIA 8 hari setelah Sdr.
Farhan Maulana Bin Ali ditahan oleh penyidik.

2. PEMERIKSAAN YANG CACAT HUKUM

Pasal 56 KUHAP menyatakan: “Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa


berhak mendapat bantuan hukum selama dalam waktu dan setiap tingkat pemeriksaan”

Pasal 27 ayat (2) huruf a Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 menyatakan: “…dalam
melakukan pemeriksaan terhadap saksi, tersangka, atau terperiksa, petugas dilarang
memeriksa saksi, tersangka atau terperiksa sebelum didampingi oleh penasihaat hukumnya,
kecuali atas persetujuan yang diperiksa”.
Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pendampingan oleh penasihat hukum
merupakan hak tersangka yang harus dipenuhi dan tidak boleh dilanggar pada setiap proses
pemeriksaan perkara. Sementara, pada saat proses pembuatan BAP yang menyangkut Sdr.
Farhan Maulana Bin Ali hak pendampingan oleh penasihat hukum tidak didapatkan oleh Sdr.
Farhan Maulana Bin Ali. Tidak terpenuhinya hak Sdr. Farhan Maulana Bin Ali sebagai
tersangka dalam proses pemeriksaan menyebabkan BAP yang dibuat oleh Penyididk dapat
dikatakan cacat hukum.

Proses pemeriksaan Sdr. Farhan Maulana Bin Ali sebagai tersangka yang dilakukan Penyidik
dilakukan secara sewenang-wenang tanpa meminta persetujuan Sdr. Farhan Maulana Bin Ali
sebagai tersangka untuk diperiksa tanpa didampingi oleh penasihat hukum. Hal demikian
menimbulkan adanya tekanan dan intimidasi yang dialami oleh Sdr. Farhan Maulana Bin Ali
seperti apa yang telah disampaikan dalam persidangan.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI dengan No. 367 K/Pid/1998 tertanggal 29 Mei
1998 yang pada pokoknya menyatakan “bahwa bila tak didampingi oleh penasihat hukum di
tingkat penyidikan maka bertentangan dengan Pasal 56 KUHAP, hingga BAP penyidikan dan
penuntut umum batal demi hukum dan karenanya tuntutan penuntut umum tidak dapat
diterima, walaupun pemeriksaan di sidang pengadilan didampingi penasihat hukum.” Maka
hendaklah BAP yang dibuat oleh Penyidik dan Surat Dakwaan yang dibuat oleh Penutut
Umum dikatakan tidak sah dan batal demi hukum. Oleh karena itu, sudah selayaknya Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini mengabulkan eksepsi Terdakwa dan
menyatakan Pemeriksaan Perkara Pidana Nomor: 66/Pen/Magelang/11/2022 ditangguhkan
terlebih dahulu.

3. SURAT DAKWAAN OBSCUURLIBEL

Surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 1 Februari 2022 Reg Perk No.
66/Pen/Magelang/11/2022 yang telah dibacakan dalam persidangan pada tanggal 1 Februari
2022 adalah telah melanggar pasal 143 ayat 2 sub b KUHAP. Sebab surat dakwaan tersebut
dibuat tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap.

Adapun alasan surat dakwaan tersebut tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap adalah
sebagai berikut:

- bahwa "....karena Sdr. KURNIAWAN BIN JALI tidak mau mengaku kemudian terdakwa
memukul muka Sdr. KURNIAWAN BIN JALI dengan menggunakan tangan kanan terdakwa
sebanyak 1 kali..."

- bahwa "....selanjutnya Terdakwa kembali bertanya sambil memukul muka Sdr.


KURNIAWAN BIN JALI dengan menggunakan tangan kanan Terdakwa beberapa kali...."

- bahwa "....lalu Terdakwa mengambil batu paving dan memukulnya dengan menggunakan
tangan kanan Terdakwa ke atas kepala Sdr. KURNIAWAN BIN JALI sebanyak 2 (dua) kali
serta kedahi Sdr. KURNIAWAN BIN JALI sebanyak 1 (satu) kali hingga luka mengeluarkan
darah setelah itu Terdakwa pergi meninggalkan Sdr. KURNIAWAN BIN JALI."
- bahwa "...Pengakuan dari pasien bahwa luka diakibatkan karena lakalantas." Dari
pernyataan tersebut didapatkan inkonsistensi dalam surat dakwaan di mana Sdr. Jaksa
Penuntut Umum mendakwakan Pasal 351 ayat (1) mengenai penganiayaan namun bukti yang
dihadirkan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum berupa hasil visum sebagaimana dalam surat
dakwaan, pasien menyatakan bahwa luka diakibatkan oleh laka lantas dan bukan
dikarenakan adanya penganiayaan sebagaimana yang didakwakan.

Dalam hal ini, terlihat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak cermat, tidak jelas, dan tidak
lengkap dengan alasan tidak diuraikan mengapa Terdakwa memukul Sdr. Kurniawan ketika
Terdakwa tidak mendapatkan informasi dari Sdr. Kurniawan dan atas dasar apa Terdakwa
menanyakan hal tersebut kepada Sdr. Kurniawan, serta mengapa Sdr. Kurniawan mengaku
bahwa luka yang terdapat di kepalanya itu hasil dari lakalantas. Bahwa dengan demikian
dakwaan dari penuntut umum cacat secara materiil.

Selain itu, surat Dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum juga tidak cermat dalam
memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP, yang menyatakan bahwa surat
dakwaan harus berisi nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka. Dalam surat dakwaan umur
tersangka tidaklah sesuai. Tersangka yang lahir pada tanggal 17 September 1983 seharusnya
berusia 38 tahun per tanggal dibuatnya surat dakwaan (1 Februari 2022) bukan 40 tahun
seperti apa yang tercantum dalam surat dakwaan yang dibuat oleh Penuntut Umum cacat
secara formil.

Bahwa karena surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHP, maka berdasarkan pasal 143 ayat (3)
dakwaan Jaksa Penuntut Umum batal demi hukum.

Berdasarkan pada alasan-alasan eksepsi yang kami uraikan diatas, maka kami selaku
Penasehat Hukum terdakwa Farhan Maulana Bin Ali memohon kepada Hakim yang mulia
agar berkenan kiranya memberikan putusan sela dengan Amar putusan yang pada pokoknya
menyatakan sebagai berikut :

1. Menerima Eksepsi dari penasihat hukum Farhan Maulana Bin Ali untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan Nomor Register Perkara:
66/Pen/Magelang/11/2022 Batal Demi Hukum;
3. Menetapkan pemeriksaan perkara terhadap Terdakwa Farhan Maulana Bin Ali tidak
dilanjutkan;
4. Membebaskan Terdakwa dari segala Dakwaan;
5. Memulihkan hak Terdakwa Farhan Maulana Bin Ali dalam hal kemampuan, kedudukan,
harkat serta martabatnya;
6. Membebankan biaya perkara kepada negara.
Atau:

Apabila Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono).

Demikian keberatan/eksepsi ini kami sampaikan dengan harapan bahwa Hakim Yang
Mulia yang terhomat dapat memahami dan menerimanya.

Hormat Kami

PENASEHAT HUKUM
TERDAKAWA,

Ttd

ADAM PADILLAH, S.H., M.H.

NIM: 199016573

Ttd

ALYAH PADMAVATI, S.H., LL.M.

NIM: 199465745

Ttd

FITRI SUNDARI, S.H., M.Krim.

NIM: 19807785

Ttd

KHOLILLAH PUSPA DINI, S.Sos.,


S.H., M.H.
NIM: 18934646
Ttd

NURVANI NASTITI, S.H., M.H.

NIM: 19996574

Ttd

RETNO JUWITA, S.H., M.H.

NIM: 19976567
MASSUGI LAW FIRM
|ADVOCAT | LEGAL AUDITOR | LEGAL COUNSEL|

Alamat: Gedung Potrobangsan. Lt. 22 Jl. Raya Jend. Soedirman, Magelang Selatan, Phone: 0821
1708 1945 – 0823 0708 4519

EKSEPSI

ATAS DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM

DALAM PERKARA NOMOR : REG. PERKARA

67/Pen/Magelang/11/2023

ATAS NAMA TERDAKWA AGUS SUSENO BIN MARYONO

Diajukan oleh Tim Penasehat Hukum:

RISMA WANDA P, S.Sos., S.H., M.Krim.

MUTIARA RAMADHANI, S.H., LL.M.

RAHBANY ABIYUZA, S.H., M.Krim.

MAHARDIKA F Z, S.Sos., S.H., M.H.

FARHAN RIYANTO, S.H., M.H.

ZULFAN FEIZAL , S.H., M.H.


Magelang, 10 April 2023

Kepada Yang Terhomat,

Majelis Hakim;

Perkara Pidana Nomor Reg. Perk : 67/Pen/Magelang/11/2023

Pada Pengadilan Negeri Magelang

di-Magelang.

Majelis Hakim Yang Kami Muliakan,

Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat

Serta Hadirin Sidang Pengadilan Negeri Magelang Yang Kmi Hormati.

Dalam kesempatan ini perkankanlah kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa


berdasarkan Surat Kuasa Khusus No 08/SKK.PID/III/2023, yang dihadapkan di persidangan
ini memanfaatkan waktu sejenak untuk memberikan keberatan/eksepsi terhadap dakwaan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum, sebelum Majelis Hakim yang terhomat melanjutkan
pemeriksaaan materi perkara ini lebih lanjut. Dalam perkara Pidana ini kami selaku Penasihat
Hukum bertindak untuk dan atas nama Terdakwa:

1. Nama Lengkap :Agus Suseno bin Maryono


Tempat Lahir :Bandung
Umur/Tgl.Lahir :53 Tahun/1 Januari 1970
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Kebangsaan :Indonesia
Tempat Tinggal :Sanden No. 11 Rt 001/Rw 001, Magelang Utara,
Kota Magelang.
Agama :Islam
Pekerjaan :Buruh Serabutan
Pendidikan :SMP (Tamat)
2. Ditahan Penyidik :Rutan sejak tanggal; 23 Januari 2023 s/d 3
Februari 2023.
Diperpanjang oleh Penuntut Umum sejak tanggal 4
Febuari 2023 s/d 17 Februari 2023.
3. Didakwa Melannggar :Pasal 362 KUHP
4. Disidangkan di :Pengadilan Negeri Kelas 1B Magelang
5. Dibacakan pada :10 April 2023

Setelah kami mempelajari dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum, maka dapat disimpulkan
bahwa dakwaan tersebut, menurut hemat kami telah nyata-nyata keliru, tidak cermat
penguraiannya dan tidak lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.

Dengan dikemukakannya keberatan/eksepsi ini dimaksud agar pemeriksaan perkara


terdakwa dan saksi-saksi tidak perlu diteruskan dan diadakan, karena menurut hukum, jika
dari Surat Dakwaan dan bukti serta peraturan-peraturan hukum sudah tidak dapat diketahui
bahwa unsur-unsur uraian delik (delictsomschrijuing) tidak lengkap dicantumkan, maka
perbuatan yang didakwaakan bukanlah merupakan tindak pidana dan karenanya haruslah
dibebaskan dari segala tuntutan hukum (ontslag wan alllerechtsoervoeging) atau setidak-
tidaknya dakwaan dinyatakan tidak dapat diterima, maka perkara tersebut harus segara
diputus atas dasar keberatan/eksepsi dengan tetap mengindahkan ketentuan Pasal 21 ayat (1)
UU No. 4 Tahun 2004 ;

Majelis Hakim yang Terhormat,

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Telah diketahui kini, bahwa undang-undang telah menentukan secara jelas dan tegas
tentang Surat Dakwaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP, yang
pada pokoknya Surat Dakwaan tersebut harus memuat:

I. Nama lengkap, Tempat Lahir, Umur atau Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Kebangsaan,
Tempat tinggal, Agama, dan Pekerjaan Tersangka/Terdakwa;
II. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat serta bagaimana tindak pidana itu dilakukan.

Dari ketentuan tersebut jelaslah bahwa Surat Dakwaan merupakan dasar dari
pemeriksaan dalam persidangan untuk mencari dan menemukan kebenaran materiil (de
materiele waarheid), sehingga apabila Surat Dakwaan tersebut dibuat tidak memenuhi
ketentuan tersebut, maka berdasarkan Pasal 143 ayat (3) KUHAP surat yang demikian adalah
batal demi hukum.

Adapun dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum pada kasus ini ditemukan hal-hal
yang tidak jelas sehingga menimbulkan kerancuan seperti:

1. Bahwa terdapat kesalahan dalam penulisan yang tidak sesuai dengan ejaan yang baik dan
benar. Bahwa dalam surat dakwaan tertulis “Nomor Rangkap” seharusnya ditulis “ Nomor
Rangka”, hal tersebut yang dapat menimbulkan perbedaan penafsiran.
2. Bahwa terdapat kesalahan dalam penulisan tahun pada nomor perkara “No. Reg. Perk.
67/Pen/Magelang/11/2022” yang seharusnya “No. Reg. Perk. 67/Pen/Magelang/11/2023”.
Bahwa di dalam surat dakwaan dinyatakan pencurian atas kendaraan sepeda motor Vario
150 CC berwarna putih dengan Nomor Polisi B 3040 BSM Nomor Rangkap
MH1JM5113KK1987901 terjadi pada tanggal 1 Januari 2023 pukul 00.01 WIB atau
setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam bulan Januari 2023 namun di dalam
nomor perkara termuat tahun 2022. Bahwa pernyataan diatas dapat disimpulkan surat
dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum tidak cermat dan tidak jelas.
SURAT DAKWAAN OBSCUURLIBEL

Majelis Hakim yang terhomat,

Sdr. Jaksa Penuntu Umum yang terhomat,

Dalam Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum mendakwa, bahwa terdakwa Sdr. Agus
Suseno bin Maryono telah melanggar Pasal 362 KUHP. Bearti Sdr. Jaksa Penuntut Umum
dalam merumuskan dakwaanya, jika kita perhatikan dan pelajari apa yang tertulis serta apa
yang diuraikan dalam dakwaan tersebut maka nyatalah Sdr. Jaksa Penuntut Umum:

a. Tidak memuat atau merumuskan unsur-unsur delik dalam pasal pidana yang
didakwakan;
b. Tidak mencantumkan keadaan-keadaan yang melekat mengenai tindakan yang
dilakukan oleh terdakwa.

Bahwa hal mana ternyata dalam dakwaan tersebut Sdr.Jaksa Penuntut Umum menguraikan
antara lain sebagai berikut:

“Bahwa pada Hari Minggu, 1 Januari 2023 Terdakwa sekitar pukul 00.01 WIB Terdakwa
turut memeriahkan perayaan tahun baru 2023 di sekitar Alun-Alun Kota Magelang, dalam
perjalanan Terdakwa melihat sepeda motor Vario 150 CC berwarna putih dengan nomor
polisi B 3040 BSM yang sedang terparkir di sekitar Alun-Alun Kota Magelang milik Sdr.
MUSLIH. Terdakwa membuka sepeda motor tersebut dengan cara merusak paksa pengaman
motor dengan mengguankan kunci T yang Terdakwa bawa dan saat Terdakwa mengeluarkan
sepeda motor tersebut di sekitar Alun-Alun Kota Magelang, Terdakwa dipergoki oleh rekan
Sdr. MUSLIH yang bernama Sdr. SULISTYO dengan spontan berteriak “WOY MALING!”.
Pada saat diteriaki Terdakwa langsung pergi meninggalkan lokasi dengan kendaraan tersebut
dan pada tanggal 2 Januari 2023 pukul 09.00 WIB Sdr. MUSLIH membuat laporan
kehilangan atas motornya ke Polres Kota Magelang. Atas laporan tersebut, Polres Magelang
melakukan pemantauan atas hilangnya motor Sdr. MUSLIH. Pada tanggal 22 Januari 2023
Terdakwa sedang menggunakan kendaraan tersebut untuk membeli Mie Ayam Pak Dji yang
beralamat di Jalan Ngembik Lor, Magelang Utara saat terparkir di depan kios tersebut, di
saat yang bersamaan, anggota Polres Kota Magelang melakukan penangkapan terhadap
Terdakwa.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 362 KUHP.

Dari uraian/kenyataan diatas, jelaslah bahwa dakwaan Sdr. Jaksa Penuntu Umum
tersebut tidak jelas atau tidak terang (obscuur libel), tidak cermat dan tidak lengkap
menyebutkan :

1) Mengenai unsur-unsur delik dalam pasal pidana yang didakwakan:


Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak cermat dalam menyebutkan unsur-unsur delik dari
tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa. Unsur delik yang dirumuskan dalam
Pasal Pidana yang didakwakan yaitu Pasal 362 KUHP harus cermat disebut dan
dijelaskan satu persatu. Namun, dalam dakwaan yang telah dibacakan oleh Sdr. Jaksa
Penuntut Umum hanya menuliskan kata-kata bahwa terdakwa telah melakukan tindak
pidana “Pencurian”, tanpa menguraikan unsur-unsurnya dengan secara jelas. Pasal 362
KUHP memuat unsur yaitu:
a. Unsur Barangsiapa
Dalam surat dakwaan menyebutkan “Bahwa ia Terdakwa Sdr. AGUS SUSENO BIN
MARYONO pada tanggal 1 Januari 2023 pukul 00.01 WIB atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu tertentu dalam bulan Januari 2023 bertempat di Alun-Alun Kota
Magelang atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam daerah Hukum
Pengadilan Negeri Magelang, sengaja melakukan pencurian atas kendaraan sepeda
motor Vario 150 CC berwarna putih dengan Nomor Polisi B 3040 BSM Nomor
Rangkap MH1JM5113KK1987901.
b. Unsur Mengambil
Dalam surat dakwaan menyebutkan “Bahwa saat Terdakwa mengeluarkan sepeda
motor tersebut di sekitar Alun-Alun Kota Magelang, Terdakwa dipergoki oleh rekan
Sdr. MUSLIH yang bernama Sdr. SULISTYO dengan spontan berteriak “WOY
MALING!”; lalu saat diteriaki Terdakwa langsung pergi meninggalkan lokasi dengan
kendaraan tersebut”. Sdr. Jaksa Penuntut umum tidak menjelaskan secara rinci
mengenai cara-cara Terdakwa dalam melakukan tindak pidana pencurian tersebut.
Sdr. Penuntut Umum hanya menyebutkan bahwa Terdakwa “merusak paksa
pengaman motor dengan kunci T” tanpa menyebutkan dengan jelas bagian mana yang
dirusak oleh Terdakwa dan bagaimana bekerjanya kunci T sehingga dapat berhasil
menghidupkan/menyalakan mesin motor. Sangat tidak memungkinkan apabila hanya
dengan menggunakan kunci T Terdakwa dapat menyalakan mesin dengan cepat dan
membawa lari motor tersebut.
c. Unsur Barang itu harus seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain.
Dalam surat dakwaan hanya menyebutkan bahwa “Bahwa dalam perjalanan,
Terdakwa melihat sepeda motor Vario 150 CC berwarna putih dengan nomor polisi B
3040 BSM yang sedang terparkir di sekitar Alun-Alun Kota Magelang milik Sdr.
MUSLIH;” dan “Bahwa pada tanggal 2 Januari 2023 pukul 09.00 WIB Sdr. MUSLIH
membuat laporan kehilangan atas motornya ke Polres Kota Magelang;”. Bahwa Surat
dakwaan disangkakan Terdakwa tersebut tidak menjelaskan atau menyertakan bukti
pendukung atas kepemilikan sepeda motor Vario 150 CC nomor polisi B 3040 BSM
yaitu dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang menyatakan Sdr Muslih
pemilik dari sepeda motor Vario 150 CC berwarna putih dengan nomor polisi B 3040
BSM tersebut. Karena pada unsur ini mengandung pengertian bahwa benda yang
diambil haruslah barang atau benda seperti motor Vario 150 CC warna putih yang
dimiliki oleh sdr MUSLIH baik seluruhnya ataupun Sebagian milik orang lain. Jadi
harus ada pemiliknya sebagaimana yang dijelaskan, barang atau benda yang tidak
bertuan atau tidak ada pemiliknya tidak dapat menjadi objek pencurian. Karena tidak
mungkin bahwa seseorang akan membentuk kehendaknya untuk mengambil sesuatu
itu sedangkan diketahuinya bahwa yang akan diambil tidak ada nilai ekonomiknya.
d. Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan
melawan hukum (melawan hak).
Dalam surat dakwaan menyebutkan “Bahwa pada tanggal 22 Januari 2023 Terdakwa
sedang menggunakan kendaraan tersebut untuk membeli Mie Ayam Pak Dji yang
beralamat di Jalan Ngembik Lor, Magelang Utara saat terparkir di depan kios
tersebut”. Berdasarkan keterangan tersebut, terdakwa telah melakukan tindak pidana
yang bersifat subjektif berupa adanya perbuatan yang bertentangan dengan hukum
atau melawan hukum, dan pelaku mengetahui bahwa kepemilikan atas barang yang
diambilnya itu jelas melawan hukum. Hal ini bisa terjadi dikarenakan terdakwa telah
menggunakan barang yang bukan miliknya atau bukan hak nya, atau dengan kata lain
terdakwa seharus tidak memiliki hak atas barang tersebut. Namun, ia memaksakan
hak/kehendak nya untuk memiliki barang tersebut dengan cara mencuri yang dimana
hal tersebut merupakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum.
Dalam dakwaan ini Sdr. Jaksa Penuntut Umum mencantumkan 4 unsur-unsur Pasal 362
KUHP yang dijadikan dasar hukum oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam menunut
Terdakwa namun unsur tersebut tidak dijelaskan dengan secara jelas.

2) Mengenai keadaan-keadaan yang melekat mengenai tindakan yang dilakukan oleh


terdakwa:
Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak mencantumkan keadaan-keadaan yang melekat
mengenai tindakan yang dilakukan oleh terdakwa. Keadaan-keadaan yang dimaksud
adalah tidak disampaikan mengenai bukti yang menguatkan tindak pidana yang
dituduhkan kepada terdakwa, seperti bukti CCTV. Sdr. Jaksa Penuntut Umum juga tidak
menyebutkan hal yang mendorong terdakwa untuk melakukan tindak pidana yang
dituduhkan. Namun, dalam dakwaan yang telah dibacakan oleh Sdr. Penuntut umum
hanya menuliskan mengenai kronologi kejadian yang dilakukan pada 1 Januari 2023
sampai dengan 22 Januari 2023.
Maka berdasarkan uraian tersebut diatas, jelas bahwa dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut
Umum tidak terang (obscuur libel, sehngga tidak memenuhi ketentuan Pasal 143 ayat (2)
KUHAP.

Oleh karena itu, mohon dengan hormat agar Majelis Hakim meneriman eksepsi dari tim
Penasehat Hukum dan menyatakan bahwa Surat Dakawaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum batal
demi hukum atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima.

TERDAKWA TIDAK DIDAMPINGI OLEH PENASIHAT HUKUM

Pasal 114 KUHAP menyatakan : “Dalam hal seorang disangka melakukan suatu tindak
pidana sebelum dimulainya pemeriksaan oleh penyidik, penyidik wajib memberitahukan
kepadanya tentang haknya untuk mendapatkan bantuan hukum atau bahwa ia dalam
perkaranya itu wajib didampingi oleh penasihat hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
56 KUHAP”

Pasal 56 ayat (1) KUHAP menyatakan : “Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka
atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman
pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan
pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang
bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk
penasehat hukum bagi mereka”.

Bahwa salah satu alasan diajukannya Eksepsi ini, selain didasarkan pada hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP, juga terdapatnya penyimpangan dalam
pelaksanaan KUHAP, dimana Terdakwa AGUS SUSENO dalam proses PENYIDIKAN
pada tanggal 23 Januari 2023 sampai dengan 17 Februari 2023 tidak di dampingi oleh
Penasihat Hukum. Dan hal ini sangat bertentangan dengan Pasal 56 ayat (1) KUHAP.
Seorang Tersangka di hadapan penyidik Polisi membuat surat pernyataan yang intinya tidak
bersedia didampingi penasihat hukum (advokat) adalah bertentangan dengan ketentuan
hukum yang berlaku dan tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun juga.

Dalam hal ini senada dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang berbunyi :

Putusan Mahkamah Agung RI dengan No. 367 K/Pid/1998 tertanggal 29 Mei 1998 yang
pada pokoknya menyatakan “bahwa bila tak didampingi oleh penasihat hukum di tingkat
penyidikan maka bertentangan dengan Pasal 56 KUHAP, hingga BAP penyidikan dan
penuntut umum batal demi hukum dan karenanya tuntutan penuntut umum tidak dapat
diterima, walaupun pemeriksaan di sidang pengadilan didampingi penasihat hukum”

Konsekuensi hukum jika hal itu tidak dilakukan oleh pejabat yang memeriksa
menjadikan berita acara pemeriksaan, dakwaan atau tuntutan dari penuntut umum adalah
tidak sah sehingga batal demi hukum. BAP tersebut harus benar dan sah. Salah satu
indikator benar dan sahnya BAP adalah dipenuhinya hak-hak tersangka yaitu hak didampingi
Penasihat Hukum pada saat diperiksa. Sehingga, jika hak tersebut tidak dipenuhi, maka tak
sah lah BAP itu. Dan seterusnya dakwaan, tuntutan dan putusan yang dihasilkan atau
didasarkan dari BAP yang tak sah menjadi tidak sah pula.

Majelis Hakim yang terhomat.


Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang terhomat,

Sesuai dengan alasan-alasan yang dikemukakan dan telah disimpulkan di atas, kami
Penasehat Hukum Terdakwa memohon kehadapan Majelis hakim yang Mulia dalam
memeriksa dan mengadili perkara ini dapat menjatuhkan putusan sela dengan amarnya
sebagai berikut:

1. Menyatakan Eksepsi/Keberatan Terdakwa Agus Suseno bin Maryono diterima;


2. Menyatakan dakwaan jaksa penuntut umum setidak-tidaknya terhadap Terdakwa batal
demi hukum;
3. Atau setidak-tidaknya menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak diterima;
4. Membebaskan Terdakwa dari segala Dakwaan;
5. Memulihkan nama baik Terdakwa pada keadaan semula;
6. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara;
Atau, kami selaku Tim Penasehat Hukum mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat
untuk dapat memeriksa, mempertimbangkan dan mengadili perkara ini menurut fakta hukum
dan keyakinan Majelis Hakim, sehingga akan diperoleh suatu kebenaran materiil dan
keadilan yang seadil-adilnya bagi Terdakwa saudara Agus Suseno bin Maryono.

Demikian keberatan/eksepsi ini kami sampaikan dengan harapan bahwa Bapak Hakim
yang terhomat dapat memahami dan menerimanya.

Akhirnya atas segala perhatian terhadap keberatan/eksepsi ini tidak lupa kami ucapkan
terimakasih.

Hormat Kami

PENASEHAT HUKUM
TERDAKAWA,

Ttd

RISMA WANDA P, S.Sos., S.H.,


M.Krim.
NIM: 1990123456

Ttd

MUTIARA RAMADHANI, S.H.,


LL.M.
NIM: 1994111209

Ttd

RAHBANY ABIYUZA, S.H., M.Krim.


NIM: 1980031450

Ttd

MAHARDIKA F Z, S.Sos., S.H., M.H.


NIM: 18901034560
Ttd

FARHAN RIYANTO, S.H., M.H.


NIM: 199902034578

Ttd

ZULFAN FEIZAL , S.H., M.H.

NIM: 199802074590
LAMPIRAN

Kelompok 4

Nama Anggota Kelompok :

1. Adam Padilah 2010601032


2. Kholilah Puspa Dini 2010601016
3. Risma Wanda Pertiwi 2010601083
4. Mutiara Ramadhani 2010601013
5. Nurvani Nastiti 2010601015
6. Retno Juwita 2010601086
7. Alyah Padmawati 2010601009
8. Farhan Riyanto 2010601073
9. Mahardika F.Z 2010601145
10. Fitri Sundari 2010601054
11. Rahbany Abiuza 2010601089
12. Zulfan Feizal 2010601098

Dokumentasi Kerja Kelompok Offline

Anda mungkin juga menyukai