Anda di halaman 1dari 88

Pid.I.A.

PUTUSAN
Nomor: 14/Pid.Sus/2023/PN Kph

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Pengadilan Negeri Kepahiang yang mengadili perkara pidana dengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa :

1. Nama lengkap : SAUKANI ALS SAUKANI BIN KAYUM MAHMUD


(ALM);
2. Tempat lahir : Dusun Kepahiang;
3. Umur/Tanggal lahir : 57 Tahun/1 November 1965;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Desa Karang Anyar Kec. Kepahiang
Kab. Kepahiang;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil;

Terdakwa Saukani als Saukani Bin Kayum Mahmud (alm) ditahan dalam
tahanan penyidik oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 8 Desember 2022 sampai dengan tanggal 27
Desember 2022;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 28 Desember
2022 sampai dengan tanggal 5 Februari 2023;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 2 Februari 2023 sampai dengan tanggal 21
Februari 2023;
4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 14 Februari 2023 sampai dengan
tanggal 15 Maret 2023;
5. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak
tanggal 16 Maret 2023 sampai dengan tanggal 14 Mei 2023;
6. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan
Tinggi sejak tanggal 15 Mei 2023 sampai dengan tanggal 13 Juni 2023;
Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum ; DEDE FRASTIEN, S.H.,
M.H; FITRIANSYAH, S.H.; EDWIN PRAWIJAYA, S.H ; MELANI ELSERA, S.H.
kesemuanya adalah Advokat dan Konsultan Hukum yang tergabung pada
KANTOR HUKUM DEDE FRASTIEN, S.H.,M.H AND PARTNER, beralamat di

Halaman 1 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Jalan Melati Nomor 03 RT 02 RW 01, Kelurahan Nusa Indah, Kecamatan Ratu
Agung, Kota Bengkulu. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 15
Februari 2023, yang telah ditandatangani dan telah pula didaftarkan pada
kepaniteraan Pengadilan Negeri Bengkulu dengan Register Nomor:
4/SK/Pid/2023/PN.Kph tanggal 17 Februari 2023;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Kepahiang Nomor: 14/Pid.Sus/2023/PN
Kph tanggal 14 Februari 2023 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor: 14/Pid.Sus/2023/PN Kph tanggal 14
Februari 2023 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, Ahli dan Terdakwa serta
memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin Kayum Mahmud
terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan
Tindak Pidana Cabul yaitu “telah melakukan beberapa perbuatan sehingga
dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut sebagai pendidik atau tenaga
kependidikan telah melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan,
atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul”, sebagaimana dalam dakwaan Primair melanggar Pasal 82
ayat (1), (2) Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang Jo Pasal
64 ayat (1) KUHPidana;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin
Kayum Mahmud oleh karena itu dengan pidana penjara selama 8 (delapan)
Tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah
supaya terdakwa tetap ditahan dan membayar pidana denda sebesar Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan bahwa apabila

Halaman 2 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


pidana denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana penjara selama 6
(enam) bulan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) lembar kertas struktur Yayasan Al-Aksyah Kec. Kepahiang Prov.
bengkulu;
- 3 (tiga) lembar kertas jadwal piket kantor dan panggung alkindi;
- 1 (satu) lembar Surat Yang Dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementrian
Agama Kabupaten Kepahiang Nomor : B
1047/Kk.07.08/1/KP.07.5/07/2016 tanggal 22 Juli 2016 tentang
Keputusan Pemindahan dan Pengangkatan Tugas Pegawai a.n. Drs. H.
Saukani NIP. 1965110119910210001;
- 1 (satu) berkas Akta Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan
Anggaran Dasar Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang;
Terlampir dalam berkas perkara;
- 1 (satu) lembar baju gamis warna abu-abu tua motif kotak-kotak;
- 1 (satu) lembar celana panjang warna hitam motif tulisan;
- 1 (satu) lembar jilbab segi empat warna hitam polos;
- 2 (dua) unit kasur busa Merk BOLA DUNIA dengan sarung/seprei
berwarna biru motif segitiga;
Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,-
(lima ribu rupiah);
Setelah mendengar pembelaan Terdakwa dan atau Penasihat Hukum
Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menerima seutuhnya dalil-dalil dalam NOTA PEMBELAAN ini, sehingga
dapat menjadi dasar pertimbangan hukum bagi Majelis Hakim Yang
Mulia, serta menolak untuk seluruh dalil-dalil yang telah dikemukakan
Penuntut Umum dalam Surat Tuntutannya;
2. Menyatakan Membebaskan Terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin
Kayum Mahmud, dari dakwaan Primier Jaksa Penuntut Umum oleh
karena tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
Tindak Pidana Pencabulan terhadap anak sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 82 ayat (1), (2) Jo Pasal 76E Undang-
undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan

Halaman 3 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak menjadi Undang-undang Jo Pasal 64 ayat (1)
KUHPidana;
3. Menyatakan Membebaskan Terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin
Kayum Mahmud, dari dakwaan Subsidier Jaksa Penuntut Umum oleh
karena tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
Tindak Pidana Pencabulan terhadap anak sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 82 ayat (1) Jo Pasal 76E Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Undang-undang Nomor
17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menjadi Undang-undang Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana;
4. Memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk mengeluarkan dan
membebaskan Terdakwa dari dalam Tahanan;
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Subsider:

Apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain mohon agar diberi putusan
yang seadil-adilnya (aequo et bono).
Untuk menutup Nota Pembelaan ini, izinkanlah kami mengutip kata-kata Nabi
Muhammad SAW “Menghukum dalam keraguan adalah dosa” dan di dunia
hukum juga dikenal dalam keadaan “IN DUBIO PRO REO” adalah “jika terjadi
keragu-raguan apakah Terdakwa salah atau tidak maka sebaiknya diberikan hal
yang menguntungkan bagi Terdakwa”;
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap pembelaan
Terdakwa yang pada pokoknya tetap pada tuntutan pidananya:
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut
Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:
Primair :
Bahwa ia terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin Kayum Mahmud
selaku Jabatan Fungsional Umum (JFU) Pengadministrasian pada MTsS 03
Kepahiang Kab. Kepahiang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor : B-1044/Kk.07.08/1/KP.07.5/07/2016 tanggal 22 Juli
2016 yang diangkat sebagai Pengurus atau Ketua Yayasan Al-Akhyar Kec.
Kepahiang berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 92 Tanggal

Halaman 4 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


16 Juni 2017, pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022 sekitar pukul 19. 00 WIB
dan hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2022 sekitar pukul 16. 00 WIB atau setidak-
tidaknya pada waktu tertentu dalam tahun 2022 bertempat di Ruang Ketua
Yayasan Al-Akhyar Pesantren Modern Darussalam Kel. Dusun Kepahiang Kec.
Kepahiang Kab. Kepahiang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kepahiang, “telah
melakukan beberapa perbuatan sehingga dipandang sebagai satu perbuatan
berlanjut sebagai pendidik atau tenaga kependidikan telah melakukan
kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,
melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan
atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul”, perbuatan tersebut dilakukan
terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa selaku Jabatan Fungsional Umum (JFU) Pengadministrasian pada
MTsS 03 Kepahiang Kab. Kepahiang yang menyelenggarakan pengelolaan
pada satuan pendidikan di MTsS 03 Kepahiang Kab. Kepahiang dan juga
sebagai Pengurus atau Ketua Yayasan Al-Akhyar, Terdakwa Drs. H. Saukani
als Saukani Bin Kayum Mahmud mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan
untuk kepentingan Yayasan;
b. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran
tahunan Yayasan untuk disahkan Pembina;
c. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan oleh Pengawas;
d. Pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
- Bahwa pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022 sekitar pukul 17. 45 WIB
Anak Korban (yang masih berumur 17 Tahun dengan tanggal lahir 14
Agustus 2005 berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 3475/KU-CS-
BTM/2005 tanggal 23 Agustus 2005) bersama dengan 8 (delapan) orang
temannya tiba di Pondok Pesantren Modern Darussalam Yayasan Al-
Akhyar Kec. Kepahiang dari membersihkan rumah pribadi Terdakwa yang
beralamat di Desa Karang Anyar Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang, setelah
selesai membersihkan rumah pribadi milik terdakwa tersebut, kemudian
Anak Korban beserta 8 (delapan) orang temannya pulang menuju Pondok
Pesantren Modern Darussalam Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang namun
sebelum pulang Anak Korban beserta teman-temannya memesan makanan

Halaman 5 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


berupa nasi Ayam Geprek dan setelah sampai di lingkungan Pondok
Pesantren mereka kemudian membubarkan diri dan kembali ke asrama
masing-masing, sebelum kembali ke asrama terlebih dahulu Anak Korban
pergi ke pos putri untuk mengecek apakah nasi ayam geprek yang dipesan
sebelum kembali ke asrama sudah tiba atau belum namun pesanan nasi
ayam geprek tersebut belum tiba, kemudian Anak Korban bermaksud
mengecek ke pos putra dan Anak Korban melihat Terdakwa sedang berdiri
di teras depan ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar dan Terdakwa memanggil
Anak Korban untuk masuk ke dalam Ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar,
setibanya Anak Korban didalam ruangan Terdakwa meminta agar Anak
Korban memasak nasi dan membersihkan ruangan tersebut, padahal pada
hari itu Anak Korban tidak sedang dalam jadwal piket, selanjutnya Terdakwa
masuk ke dalam kamar yang berada di dalam ruangan tersebut, setelah
Anak Korban selesai memasak dan membersihkan ruangan Terdakwa
memanggil Anak Korban dengan mengatakan “Nadiyah, sini”, mendengar
hal tersebut Anak Korban masuk ke dalam kamar dan meminta Anak
Korban untuk duduk diatas karpet, pada saat itu Terdakwa duduk di depan
Anak Korban dan menawarkan makanan pempek, namun Anak Korban
tidak mau memakan pempek tersebut, Terdakwa berkata “mengapa tidak
mau memakan pempek tersebut” dan “mengapa Anak Korban terlihat
murung” kemudian Anak Korban menjawab “saya memang sedang sedih
karena hari ini saya tidak sengaja telah menghilangkan uang milik Sdr.
Hafiza sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), Terdakwa kembali
mengatakan “lah weh” kemudian Terdakwa mengelus pipi Anak Korban
sebelah kiri dengan menggunakan telapak tangan kiri Terdakwa,
mendengar hal tersebut Terdakwa meminta Anak Korban agar mengambil
uang didalam lemari dan menunjukkan kepada Anak Korban dimana
keberadaan kunci lemari tersebut, kemudian Anak Korban membuka lemari
dan melihat berupa uang seratus ribuan dan lima puluh ribuan, Terdakwa
menyuruh Anak Korban untuk mengambil uang sejumlah Rp. 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah) dengan pecahan sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah) sebanyak 3 (tiga) lembar dan mengatakan kepada Anak Korban
“agar mengganti uang Sdr. Hafiza yang telah Anak Korban hilangkan dan
sisa uangnya agar Anak Korban simpan”, lalu Anak Korban menuruti
perkataan Terdakwa dan kembali duduk di depan Terdakwa, tiba-tiba
Terdakwa menyuapi pempek kepada Anak Korban karena sendok berisi
pempek tersebut tepat berada di depan mulut Anak Korban tidak dapat

Halaman 6 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


menolak dan memakan pempek tersebut dan Terdakwa menyuapi Anak
Korban sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian Terdakwa mengusap bibir Anak
Korban menggunakan jari jempol, mengalami hal tersebut Anak Korban
kaget dan merasa takut, tidak lama Terdakwa berpindah posisi mendekati
dan duduk di sebelah kanan Anak Korban, tanpa mengatakan apa-apa
Terdakwa mencium pipi Anak Korban sebelah kanan lalu mencium bibir
Anak Korban sebanyak 1 (satu) kali, lalu Terdakwa memeluk badan Anak
Korban dan meremas kedua bokong menggunakan kedua tangannya,
setelah itu Terdakwa mengatakan “baring disitu” sambil menunjuk dengan
jari telunjuk tangan kanannya ke kasur busa yang ada di dalam kamar
tersebut, karena merasa takut kepada Terdakwa membuat Anak Korban
menuruti perkataan Terdakwa untuk berbaring di atas kasur, setelah Anak
Korban berbaring di atas kasur Terdakwa menghampiri Anak Korban dan
dengan menggunakan tenaganya menindih badan Anak Korban, lalu
Terdakwa mencium bibir Anak Korban, kemudian Terdakwa menyingkapkan
baju jubah dan kembali menindih badan Anak Korban serta menempelkan
dan menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke perut Anak Korban sambil
mencium bibir dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut serta meraba
payudara Anak Korban, hingga Terdakwa mengeluarkan suara desahan
dan mengatakan kepada Anak Korban “makasih”. Selanjutnya Terdakwa
berdiri dan melihat situasi diluar, dan Terdakwa berkata “agar tidak pergi
keluar karena diluar ada ustad Azim”, yang kemudian Anak Korban
menuruti perkataan Terdakwa tersebut, setelah beberapa lama Terdakwa
menyuruh Anak Korban untuk keluar dari dalam kamar sehingga Anak
Korban pun keluar dan menuju ke dapur mengambil 3 (tiga) buah jeruk,
ketika Anak Korban keluar dari ruangan tersebut bertemulah Anak Korban
dengan saksi Heriyanto als Azim yang sedang berada di dekat gerbang
depan ruangan Terdakwa dan Anak Korban pun menyapa saksi Heriyanto
als Azim dengan menawarkan buah jeruk yang ada di tangan Anak Korban,
lalu Anak Korban kembali ke asrama;
- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2022 sekitar pukul 15. 30 WIB
setelah Anak Korban pulang dari kelas, Anak Korban mencari anak saksi
Hafiza (yang masih berumur 14 Tahun dengan tanggal lahir 13 Januari
2008 berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 176/UMUM/RL/2008
tanggal 2 Februari 2008) dengan tujuan untuk mengajaknya melaksanakan
piket di ruangan Ketua Yayasan Al-Akhyar, akan tetapi karena anak saksi
Hafiza sedang mandi Anak Korban pergi terlebih dahulu ke ruangan piket,

Halaman 7 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


setibanya di ruangan piket Anak Korban mengucapkan salam dengan
masuk ke dalam ruangan tersebut dan Anak Korban melihat Terdakwa
sedang duduk, Anak Korban meminta maaf kepada Terdakwa karena tidak
dapat melaksanakan piket pada pagi hari dikarenakan sedang kelelahan,
sehingga Anak Korban melaksanakan piket pada sore hari, kemudian
Terdakwa menanyakan kepada Anak Korban “apakah di dapur ada nasi”
dan Anak Korban menjawab “akan mengecek ke dapur apakah di dapur
ada nasi atau tidak”, ketika Anak Korban beranjak menuju dapur Terdakwa
menuju ke dalam kamar dan memanggil Anak Korban dengan mengatakan
“Nadiyah, sini”, mendengar hal tersebut Anak Korban masuk ke dalam
kamar dan melihat Terdakwa duduk di atas kursi dekat meja rias dan Anak
Korban menghampiri Terdakwa dengan berdiri di depan Terdakwa, karena
Anak Korban khawatir Terdakwa mengulangi perbuatan yang telah
dilakukan pada hari sebelumnya, lalu Anak Korban beralasan dengan
mengatakan kepada Terdakwa “jangan ustad, nanti ada hafizah”, dan
Terdakwa menjawab “belum datang hafizah, sini”, Anak Korban hanya diam
dan tidak menjawab, lalu Terdakwa memeluk badan Anak Korban dan
meremas bokong Anak Korban dengan menggunakan kedua tangannya
dan mengatakan “rindu aku”, mendengar hal tersebut Anak Korban merasa
cemas dan takut hingga tidak dapat berkata apa-apa, kemudian Terdakwa
melepaskan pelukannya dan berkata “baring disitu” sambil menunjuk ke
arah kasur dan Terdakwa menutup pintu kamar tersebut , ketika Anak
Korban hendak berbaring Terdakwa meminta agar tetap duduk dan
Terdakwa duduk di samping sebelah kiri Anak Korban lalu Terdakwa
berkata “coba pegang” yang pada saat itu tangan Terdakwa berada di alat
kelaminnya, kemudian Terdakwa meraih tangan kanan Anak Korban dan
meletakkan tangan Anak Korban di atas alat kelaminnya, lalu Terdakwa
berkata “baring, baring” dan Anak Korban langsung berbaring di atas kasur,
kemudian Terdakwa menindih badan Anak Korban dengan mencium dan
mengecup bibir Anak Korban sambil memainkan lidahnya di dalam mulut
serta Terdakwa meraba-raba payudara Anak Korban, lalu Terdakwa
menyingkap baju jubahnya dan menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke
atas perut sambil mengecup bibir dan memainkan lidah di dalam mulut
Anak Korban, hingga Terdakwa mengeluarkan suara desahan dan berkata
“kau kalau butuh apo apo, mintak kek aku, dak usah mintak samo orang tua
(apabila anak korban membutuhkan sesuatu hal atau apabila anak korban
ada kebutuhan, maka anak korban meminta saja kepada terdakwa, tidak

Halaman 8 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


perlu meminta kepada kedua orang tua anak korban)”, kemudian Terdakwa
berdiri dan keluar dari kamar tersebut meninggalkan Anak Korban, lalu
sekitar pukul 16.40 WIB Anak Korban pun keluar dari dalam kamar tersebut
kemudian Terdakwa meminta Anak Korban untuk merebus air panas lalu
Anak Korban bertemu dengan Anak Saksi Hafiza yang sedang
melaksanakan piket membersihkan ruangan;
- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut di atas, sebagaimana yang
diterangkan dalam Hasil Pemeriksaan Psikologis Korban Kekerasan
Seksual Nomor : 21.020/L/IPK-BKL/XII/2022 tanggal 20 Desember 2022
yang dibuat dan ditanda tangani oleh Wendri Surya Pratama, M.Psi,
Psikolog Klinis pada Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, dengan kesimpulan
berdasarkan hasil asesmen dan pendampingan psikologis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa saat ini kondisi psikologis klien tidak
stabil dan ada kecenderungan gangguan depresi. Klien juga menunjukkan
adanya indikasi trauma psikiologis yang dialami. Untuk itu, klien
membutuhkan pendampingan lanjuan dan arahan agar klien dapat
mengelola pikiran, perasaan dan perilaku yang lebih sehat kedepannya;
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 82 ayat (1), (2) Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak Jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang
Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.
Subsidiair :
Bahwa ia terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin Kayum Mahmud
pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022 sekitar pukul 19. 00 WIB dan hari Sabtu
tanggal 8 Oktober 2022 sekitar pukul 16.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
waktu tertentu dalam tahun 2022 bertempat di Ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar
Pesantren Modern Darussalam Kel. Dusun Kepahiang Kec. Kepahiang Kab.
Kepahiang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Kepahiang, “telah melakukan beberapa
perbuatan sehingga dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut melakukan
kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,
melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan

Halaman 9 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul”, perbuatan tersebut dilakukan
terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022 sekitar pukul 17. 45 WIB
Anak Korban (yang masih berumur 17 Tahun dengan tanggal lahir 14
Agustus 2005 berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 3475/KU-CS-
BTM/2005 tanggal 23 Agustus 2005) bersama dengan 8 (delapan) orang
temannya tiba di Pondok Pesantren Modern Darussalam Yayasan Al-
Akhyar Kec. Kepahiang dari membersihkan rumah pribadi Terdakwa yang
beralamat di Desa Karang Anyar Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang, setelah
selesai membersihkan rumah pribadi milik terdakwa tersebut, kemudian
Anak Korban beserta 8 (delapan) orang temannya pulang menuju Pondok
Pesantren Modern Darussalam Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang namun
sebelum pulang Anak Korban beserta teman-temannya memesan makanan
berupa nasi Ayam Geprek dan setelah sampai di lingkungan Pondok
Pesantren mereka kemudian membubarkan diri dan kembali ke asrama
masing-masing, sebelum kembali ke asrama terlebih dahulu Anak Korban
pergi ke pos putri untuk mengecek apakah nasi ayam geprek yang dipesan
sebelum kembali ke asrama sudah tiba atau belum namun pesanan nasi
ayam geprek tersebut belum tiba, kemudian Anak Korban bermaksud
mengecek ke pos putra dan Anak Korban melihat Terdakwa sedang berdiri
di teras depan Ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar dan Terdakwa memanggil
Anak Korban untuk masuk ke dalam Ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar
setibanya Anak Korban didalam ruangan Terdakwa meminta agar Anak
Korban memasak nasi dan membersihkan ruangan tersebut, padahal pada
hari itu Anak Korban tidak sedang dalam jadwal piket, selanjutnya Terdakwa
masuk ke dalam kamar yang berada di dalam ruangan tersebut, setelah
Anak Korban selesai memasak dan membersihkan ruangan Terdakwa
memanggil Anak Korban dengan mengatakan “Nadiyah, sini”, mendengar
hal tersebut Anak Korban masuk ke dalam kamar dan meminta Anak
Korban untuk duduk diatas karpet, pada saat itu Terdakwa duduk di depan
Anak Korban dan menawarkan makanan pempek, namun Anak Korban
tidak mau memakan pempek tersebut, Terdakwa berkata “mengapa tidak
mau memakan pempek tersebut” dan “mengapa Anak Korban terlihat
murung” kemudian Anak Korban menjawab “saya memang sedang sedih
karena hari ini saya tidak sengaja telah menghilangkan uang milik Sdr.
Hafiza sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), Terdakwa kembali
mengatakan “lah weh” kemudian Terdakwa mengelus pipi Anak Korban

Halaman 10 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


sebelah kiri dengan menggunakan telapak tangan kiri Terdakwa,
mendengar hal tersebut Terdakwa meminta Anak Korban agar mengambil
uang didalam lemari dan menunjukkan kepada Anak Korban dimana
keberadaan kunci lemari tersebut, kemudian Anak Korban membuka lemari
dan melihat berupa uang seratus ribuan dan lima puluh ribuan, Terdakwa
menyuruh Anak Korban untuk mengambil uang sejumlah Rp. 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah) dengan pecahan sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah) sebanyak 3 (tiga) lembar dan mengatakan kepada Anak Korban
“agar mengganti uang Sdr. Hafiza yang telah Anak Korban hilangkan dan
sisa uangnya agar Anak Korban simpan”, lalu Anak Korban menuruti
perkataan Terdakwa dan kembali duduk di depan Terdakwa, tiba-tiba
Terdakwa menyuapi pempek kepada Anak Korban karena sendok berisi
pempek tersebut tepat berada di depan mulut Anak Korban tidak dapat
menolak dan memakan pempek tersebut dan Terdakwa menyuapi Anak
Korban sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian Terdakwa mengusap bibir Anak
Korban menggunakan jari jempol, mengalami hal tersebut Anak Korban
kaget dan merasa takut, tidak lama Terdakwa berpindah posisi mendekati
dan duduk di sebelah kanan Anak Korban, tanpa mengatakan apa-apa
Terdakwa mencium pipi Anak Korban sebelah kanan lalu mencium bibir
Anak Korban sebanyak 1 (satu) kali, lalu Terdakwa memeluk badan Anak
Korban dan meremas kedua bokong menggunakan kedua tangannya,
setelah itu Terdakwa mengatakan “baring disitu” sambil menunjuk dengan
jari telunjuk tangan kanannya ke kasur busa yang ada di dalam kamar
tersebut, karena merasa takut kepada Terdakwa membuat Anak Korban
menuruti perkataan Terdakwa untuk berbaring di atas kasur, setelah Anak
Korban berbaring di atas kasur Terdakwa menghampiri Anak Korban dan
dengan menggunakan tenaganya menindih badan Anak Korban, lalu
Terdakwa mencium bibir Anak Korban, kemudian Terdakwa menyingkapkan
baju jubah dan kembali menindih badan Anak Korban serta menempelkan
dan menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke perut Anak Korban sambil
mencium bibir dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut serta meraba
payudara Anak Korban, hingga Terdakwa mengeluarkan suara desahan
dan mengatakan kepada Anak Korban “makasih”. Selanjutnya Terdakwa
berdiri dan melihat situasi diluar, dan Terdakwa berkata “agar tidak pergi
keluar karena diluar ada ustad Azim”, yang kemudian Anak Korban
menuruti perkataan Terdakwa tersebut, setelah beberapa lama Terdakwa
menyuruh Anak Korban untuk keluar dari dalam kamar sehingga Anak

Halaman 11 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Korban pun keluar dan menuju ke dapur mengambil 3 (tiga) buah jeruk,
ketika Anak Korban keluar dari ruangan tersebut bertemulah Anak Korban
dengan saksi Heriyanto als Azim yang sedang berada di dekat gerbang
depan ruangan Terdakwa dan Anak Korban pun menyapa saksi Heriyanto
als Azim dengan menawarkan buah jeruk yang ada di tangan Anak Korban,
lalu Anak Korban kembali ke asrama;
- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2022 sekitar pukul 15. 30 WIB
setelah Anak Korban pulang dari kelas, Anak Korban mencari anak saksi
Hafiza (yang masih berumur 14 Tahun dengan tanggal lahir 13 Januari
2008 berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 176/UMUM/RL/2008
tanggal 2 Februari 2008) dengan tujuan untuk mengajaknya melaksanakan
piket di ruangan Ketua Yayasan Al-Akhyar, akan tetapi karena anak saksi
Hafiza sedang mandi Anak Korban pergi terlebih dahulu ke ruangan piket,
setibanya di ruangan piket Anak Korban mengucapkan salam dengan
masuk ke dalam ruangan tersebut dan Anak Korban melihat Terdakwa
sedang duduk, Anak Korban meminta maaf kepada Terdakwa karena tidak
dapat melaksanakan piket pada pagi hari dikarenakan sedang kelelahan,
sehingga Anak Korban melaksanakan piket pada sore hari, kemudian
Terdakwa menanyakan kepada Anak Korban “apakah di dapur ada nasi”
dan Anak Korban menjawab “akan mengecek ke dapur apakah di dapur
ada nasi atau tidak”, ketika Anak Korban beranjak menuju dapur Terdakwa
menuju ke dalam kamar dan memanggil Anak Korban dengan mengatakan
“Nadiyah, sini”, mendengar hal tersebut Anak Korban masuk ke dalam
kamar dan melihat Terdakwa duduk di atas kursi dekat meja rias dan Anak
Korban menghampiri Terdakwa dengan berdiri di depan Terdakwa, karena
Anak Korban khawatir Terdakwa mengulangi perbuatan yang telah
dilakukan pada hari sebelumnya, lalu Anak Korban beralasan dengan
mengatakan kepada Terdakwa “jangan ustad, nanti ada hafizah”, dan
Terdakwa menjawab “belum datang hafizah, sini”, Anak Korban hanya diam
dan tidak menjawab, lalu Terdakwa memeluk badan Anak Korban dan
meremas bokong Anak Korban dengan menggunakan kedua tangannya
dan mengatakan “rindu aku”, mendengar hal tersebut Anak Korban merasa
cemas dan takut hingga tidak dapat berkata apa-apa, kemudian Terdakwa
melepaskan pelukannya dan berkata “baring disitu” sambil menunjuk ke
arah kasur dan Terdakwa menutup pintu kamar tersebut , ketika Anak
Korban hendak berbaring Terdakwa meminta agar tetap duduk dan
Terdakwa duduk di samping sebelah kiri Anak Korban lalu Terdakwa

Halaman 12 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


berkata “coba pegang” yang pada saat itu tangan Terdakwa berada di alat
kelaminnya, kemudian Terdakwa meraih tangan kanan Anak Korban dan
meletakkan tangan Anak Korban di atas alat kelaminnya, lalu Terdakwa
berkata “baring, baring” dan Anak Korban langsung berbaring di atas kasur,
kemudian Terdakwa menindih badan Anak Korban dengan mencium dan
mengecup bibir Anak Korban sambil memainkan lidahnya di dalam mulut
serta Terdakwa meraba-raba payudara Anak Korban, lalu Terdakwa
menyingkap baju jubahnya dan menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke
atas perut sambil mengecup bibir dan memainkan lidah di dalam mulut
Anak Korban, hingga Terdakwa mengeluarkan suara desahan dan berkata
“kau kalau butuh apo apo, mintak kek aku, dak usah mintak samo orang tua
(apabila anak korban membutuhkan sesuatu hal atau apabila anak korban
ada kebutuhan, maka anak korban meminta saja kepada terdakwa, tidak
perlu meminta kepada kedua orang tua anak korban)”, kemudian Terdakwa
berdiri dan keluar dari kamar tersebut meninggalkan Anak Korban, lalu
sekitar pukul 16.40 WIB Anak Korban pun keluar dari dalam kamar tersebut
kemudian Terdakwa meminta Anak Korban untuk merebus air panas lalu
Anak Korban bertemu dengan Anak Saksi Hafiza yang sedang
melaksanakan piket membersihkan ruangan;
- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut di atas, sebagaimana yang
diterangkan dalam Hasil Pemeriksaan Psikologis Korban Kekerasan
Seksual Nomor : 21.020/L/IPK-BKL/XII/2022 tanggal 20 Desember 2022
yang dibuat dan ditanda tangani oleh Wendri Surya Pratama, M.Psi,
Psikolog Klinis pada Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, dengan kesimpulan
berdasarkan hasil asesmen dan pendampingan psikologis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa saat ini kondisi psikologis klien tidak
stabil dan ada kecenderungan gangguan depresi. Klien juga menunjukkan
adanya indikasi trauma psikiologis yang dialami. Untuk itu, klien
membutuhkan pendampingan lanjuan dan arahan agar klien dapat
mengelola pikiran, perasaan dan perilaku yang lebih sehat kedepannya;
- Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 82 ayat (1) Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak Jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang

Halaman 13 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang
Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa dan
atau Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan keberatan dan telah diputus
dengan Putusan Sela Nomor: 14/Pid.Sus/2023/PN Kph tanggal 13 Maret 2023
yang amarnya sebagai berikut:
1. Menolak Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sidang perkara pidana atas nama Terdakwa Drs. H.
SAUKANI als SAUKANI BIN KAYUM MAHMUD dilanjutkan;
3. Memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi-
saksinya dan surat-surat bukti yang diperlukan dalam melanjutkan
pemeriksaan perkara ini;
4. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir; ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Anak Korban Nadiyah Salsabilah Binti Sunanto, Anak Korban setelah
disumpah didepan persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa peristiwa pencabulan pertama kali yang anak korban alami
terjadi pada hari Jumat tanggal 7 Oktober 2022 sekira pukul 19.00
WIB di ruang Kepala Pondok Pesantren Modern Darussalam yang
berada di Kel. Dusun Kepahiang Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang.
- Bahwa awalnya pada hari Jumat tanggal 07 Oktober 2022, sekira
pukul 09.30 WIB anak korban dan 8 (delapan) orang teman anak
korban yaitu Yunista Sari, Hafiza Dwi, Salsa Sabina Zia, Ica Permata
Sari, Abil Sukri, Herli Gian, Redho Ilahi, dan Asrof Zofir Wafa pergi ke
rumah pribadi terdakwa yang berada di Desa Karang Anyar Kec.
Kepahiang Kab. Kepahiang dengan tujuan untuk membersihkan
rumah pribadi terdakwa tersebut.
- Bahwa setibanya di rumah terdakwa, anak korban dan kedelapan
orang teman anak korban pun mulai membersihkan dan merapikan
rumah terdakwa, sekira pukul 13.00 WIB, terdakwa datang ke rumah
pribadinya tersebut lalu memperhatikan anak korban dan kedelapan
orang teman anak korban yang lainnya yang sedang membersihkan
dan merapikan rumahnya tersebut, sekira pukul 17.00 WIB anak
korban dan kedelapan orang teman anak korban yang lainnya
berpamitan kepada terdakwa untuk kembali ke Pondok Pesantren.
Akan tetapi, sebelum kembali ke Pondok Pesantren, anak korban

Halaman 14 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


dan kedelapan orang teman anak korban tersebut mampir ke sebuah
tempat bernama Konak. Di tempat tersebut, anak korban dan teman-
teman perempuan anak korban hanya duduk dan melihat teman-
teman anak korban yang laki-laki sedang berenang dan mandi di
sungai di tempat tersebut, tidak lama setelah itu, anak korban dan
kedelapan orang teman anak korban yang lain pun memutuskan
untuk pulang ke Pondok Pesantren. Sekira pukul 17.45 WIB, anak
korban dan teman-teman anak korban pun tiba di Pondok Pesantren
lalu anak korban dan teman-teman anak korban pun membubarkan
diri dan kembali ke asrama masing-masing.
- Bahwa sebelum tiba di Pondok Pesantren dalam perjalanan pulang,
anak korban dan teman-teman anak korban sempat memesan Nasi
Ayam Geprek untuk diantarkan ke Pondok Pesantren. Karena itu,
anak korban pun mengatakan kepada Sdr. Salsa Sabina Zia Als Zia
bahwa anak korban ingin pergi mengecek apakah nasi ayam geprek
pesanan anak korban sudah tiba atau belum. Lalu, anak korban pun
pergi ke Pos Putri untuk mengecek apakah Nasi Ayam Geprek
pesanan anak korban sudah tiba atau belum, namun pesanan anak
korban tersebut belum tiba.
- Bahwa pada sekira pukul 19.00 WIB Ketika anak korban bermaksud
mengecek ke Pos Putra, anak korban melihat ada terdakwa di teras
depan ruang Kepala Pondok Pesantren. Saat itu, anak korban
melihat terdakwa berdiri lalu terdakwa memanggil anak korban untuk
masuk ke dalam ruang Kepala Pondok Pesantren. Setibanya di
dalam ruangan tersebut, terdakwa meminta anak korban agar
memasak nasi dan membersihkan ruangan tersebut dan saat itu,
terdakwa pun masuk ke dalam kamar yang berada di dalam ruangan
tersebut.
- Bahwa setelah anak korban selesai memasak dan membersihkan
ruangan tersebut, anak korban mendengar suara terdakwa
memanggil anak korban dengan mengatakan, “NADIYAH, SINI”.
Mendengar hal tersebut, anak korban pun langsung berjalan masuk
ke dalam kamar tersebut lalu anak korban duduk di atas ambal yang
ada di ruangan tersebut.
- Bahwa pada saat itu, terdakwa duduk di depan anak korban, lalu
terdakwa menawarkan anak korban untuk memakan makanan
bernama Pempek yang tersaji di depan anak korban. Namun anak

Halaman 15 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


korban menolaknya kemudian terdakwa menanyakan kepada anak
korban mengapa anak korban tidak mau memakan pempek tersebut
dan terdakwa juga menanyakan kepada anak korban mengapa anak
korban terlihat murung. Anak korban pun menjawab jika anak korban
memang sedang sedih karena hari ini anak korban tidak sengaja
telah menghilangkan uang milik Sdr. Hafiza (teman anak korban)
sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). Terdakwa pun
mengatakan, “LAH WEH” sambil mengelus pipi anak korban sebelah
kiri dengan menggunakan telapak tangan kiri terdakwa. Mendengar
ucapan anak korban tersebut, terdakwa meminta anak korban agar
anak korban mengambil uang di dalam lemari dan menunjukkan
kepada anak korban dimana keberadaan kunci lemari tersebut. Lalu,
anak korban pun berdiri dan menuju ke lemari yang terdakwa
maksud dan anak korban pun membuka lemari tersebut. Anak
korban melihat di dalam lemari tersebut ada uang berupa uang
seratus ribuan dan lima puluh ribuan. Kemudian, terdakwa meminta
anak korban agar mengambil uang sejumlah Rp. 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah) yaitu uang kertas Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah) sebanyak 3 (tiga) lembar. Terdakwa mengatakan kepada
anak korban agar mengganti uang Sdr. Hafiza yang anak korban
hilangkan dan sisa uangnya agar anak korban simpan sendiri. Lalu,
anak korban menuruti perkataan terdakwa mengambil uang tersebut
dan setelah mengambil uang tersebut anak korban kembali duduk di
depan terdakwa. Tiba-tiba, terdakwa mengarahkan sendok berisi
pempek ke depan mulut anak korban (menyuapi anak korban
memakan pempek). Karena sendok berisi pempek tersebut tepat
berada di depan mulut anak korban, anak korban pun tidak dapat
menolak dan memakan pempek tersebut. Saat itu, terdakwa
menyuapi anak korban memakan pempek tersebut sebanyak 3 (tiga)
kali. Setelah itu, terdakwa mengusap bibir anak korban
menggunakan jari jempol terdakwa. Mengalami hal tersebut, anak
korban pun kaget dan merasa tidak nyaman. Tidak lama, terdakwa
berpindah posisi dan mendekati anak korban duduk di sebelah kanan
anak korban. Tanpa mengatakan apa-apa, terdakwa mencium pipi
anak korban sebelah kanan lalu mencium bibir anak korban
sebanyak 1 (satu) kali. Lalu, terdakwa memeluk badan anak korban
lalu meremas kedua bokong anak korban menggunakan kedua

Halaman 16 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


tangannya. Setelah itu, terdakwa mengatakan kepada anak korban,
“BARING DISITU”, sambil menunjuk dengan jari tangan ke kasur
busa yang ada di dalam kamar tersebut dan terdakwa ada sebanyak
2 (dua) kali meminta anak korban berbaring di atas kasur. Karena
anak korban merasa cemas, anak korban pun hanya bisa menuruti
perkataan terdakwa tersebut untuk berbaring di atas kasur. Setelah
anak korban berbaring di atas kasur, terdakwa menghampiri anak
korban dan menindih badan anak korban. Lalu terdakwa mencium
bibir anak korban. Setelah mencium bibir anak korban, terdakwa
menyingkapkan baju jubah yang pada saat itu dipakainya, lalu
terdakwa kembali menindih badan anak korban dan menempelkan
serta menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke perut anak korban.
Saat itu, terdakwa juga sambil mencium bibir anak korban dan
terdakwa juga ada memasukkan dan memainkan lidahnya di dalam
mulut anak korban. Terdakwa juga meraba payudara anak korban.
Hampir sekitar 10 (sepuluh) menit, anak korban mendengar terdakwa
mengeluarkan suara desahan dan terdakwa pun mengatakan
kepada anak korban, “MAKASIH”, lalu terdakwa berpindah posisi dari
atas badan anak korban lalu pergi keluar dari kamar. Terdakwa ada
mengatakan kepada anak korban agar tidak pergi keluar karena di
luar ada Ustad AZIM. Anak korban pun hanya menuruti perkataan
terdakwa tersebut. Setelah beberapa lama, terdakwa pun menyuruh
anak korban untuk keluar dari dalam kamar. Anak korban pun keluar
dari dalam kamar tersebut, lalu menuju ke dapur dan mengambil 3
(tiga) buah jeruk. Ketika anak korban keluar dari ruangan tersebut,
anak korban bertemu dengan Ustad Azim yang sedang berada di
dekat gerbang di depan ruangan Kepala Pondok Pesantren dan anak
korban pun menyapa Ustad Azim. Namun, pada saat itu Ustad Azim
tidak ada bertanya kepada anak korban apa yang anak korban
lakukan dan dari mana anak korban pada saat itu. Anak korban ada
menawarkan buah jeruk yang ada di tangan anak korban kepada
Ustad Azim dan Ustad Azim mengambil 1 (satu) buah jeruk di tangan
anak korban.
- Bahwa setelah berpamitan dengan Ustad Azim, anak korban pun
kembali ke asrama anak korban;
- Bahwa peristiwa pencabulan kedua kali yang anak korban alami
yang dilakukan oleh terdakwa terjadi pada hari Sabtu tanggal 8

Halaman 17 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Oktober 2022 sekira jam 16.00 WIB di ruang Kepala Pondok
Pesantren Modern Darussalam yang berada di Kel. Dusun
Kepahiang Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang.
- Bahwa awalnya sekira pukul 15.30 WIB, setelah anak korban pulang
dari kelas, anak korban mencari Sdr. Hafiza dengan tujuan untuk
mengajak Sdr. Hafiza melaksanakan piket di ruang piket di ruang
Kepala Pondok Pesantren. Akan tetapi dikarenakan Sdr. Hafizah
sedang mandi, anak korban memutuskan untuk pergi ke tempat piket
sendirian. Anak korban pun memutuskan untuk mendahului pergi ke
ruang piket. Setibanya di ruang piket, anak korban mengucapkan
salam dan masuk ke dalam ruangan tersebut dan anak korban
melihat terdakwa sedang duduk di kursi di dalam ruangan tersebut.
Anak korban pun ada meminta maaf kepada terdakwa karena anak
korban tidak dapat melaksanakan piket pada pagi hari dikarenakan
anak korban sedang kelelahan, maka dari itu anak korban
melaksanakan piket pada sore hari di hari itu. Lalu, terdakwa ada
mengatakan kepada anak korban bahwa tadi malam, terdakwa ada
makan bersama dengan adik kandung anak korban yang bernama
Sdr. Zidane Alfarishi, terdakwa juga ada menunjukkan kepada anak
korban beberapa foto terdakwa sedang makan bersama adik anak
korban tersebut bersama teman adik anak korban yang bernama
Reyhan. Terdakwa juga mengatakan kepada anak korban bahwa
terdakwa telah mengirimkan foto tersebut ke ibu kandung anak
korban melalui WhatsApp (WA). Mendengar perkataan terdakwa
tersebut, anak korban hanya mengatakan iya. Setelah itu, terdakwa
menanyakan kepada anak korban apakah di dapur ada nasi dan
anak korban pun menjawab bahwa anak korban akan mengecek ke
dapur apakah di dapur ada nasi atau tidak. Ketika anak korban
beranjak menuju dapur, terdakwa menuju ke dalam kamar. Tidak
lama, terdakwa memanggil anak korban dengan mengatakan,
“NADIYAH, SINI”. Mendengar perkataan terdakwa tersebut, anak
korban pun masuk ke dalam kamar tersebut. Ketika di dalam kamar
tersebut, anak korban melihat terdakwa duduk di atas kursi di dekat
meja rias di dalam kamar tersebut. Anak korban pun menghampiri
terdakwa dan berdiri di depan terdakwa. Karena anak korban
khawatir terdakwa melakukan seperti peristiwa pada tanggal 7
Oktober 2022 kemarin, anak korban mengatakan kepada terdakwa,

Halaman 18 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


“JANGAN USTAD, NANTI ADA HAFIZAH”, terdakwa pun menjawab,
“BELUM DATANG HAFIZAH. SINI”. Anak korban pun hanya diam
dan tidak menjawab terdakwa. Lalu, terdakwa memeluk badan anak
korban dan meremas bokong anak korban menggunakan kedua
tangan terdakwa dan mengatakan kepada anak korban, “RINDU
AKU”. Mendengar ucapan terdakwa tersebut, anak korban merasa
cemas dan tidak mengatakan apa-apa. Setelah itu, terdakwa
melepaskan pelukannya terhadap anak korban dan mengatakan
kepada anak korban, “BARING SITU”, sambil menunjuk dengan jari
tangan ke arah kasur yang ada di dalam kamar tersebut. Sementara
itu terdakwa menutup pintu kamar tersebut dan anak korban berjalan
menuju kasur yang ada di dalam kamar tersebut dan ketika anak
korban ingin berbaring, terdakwa meminta anak korban agar tetap
duduk dan anak korban pun menurutinya. Terdakwa duduk di
samping sebelah kiri anak korban lalu terdakwa mengatakan kepada
anak korban, “COBA PEGANG”, pada saat itu tangan kanan
terdakwa berada di alat kelamin/kemaluannya. Kemudian, terdakwa
meraih tangan kanan anak korban dan meletakkan tangan anak
korban tersebut di atas alat kelaminnya. Lalu, terdakwa mengatakan
kepada anak korban, “BARING, BARING” dan anak korban pun
mengerti maksud dari perkataan terdakwa tersebut dan anak korban
pun langsung berbaring di atas kasur. Setelah itu, terdakwa menindih
badan anak korban lalu terdakwa mencium dan mengecup bibir anak
korban sambil memainkan lidahnya di dalam mulut anak korban.
Terdakwa juga ada meraba payudara anak korban. Lalu, terdakwa
menyingkap baju jubah yang saat itu dipakainya, lalu mengarahkan
dan menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke atas perut anak
korban sambil mengecup bibir anak korban dan memainkan lidah di
dalam mulut anak korban. Terdakwa juga ada menyingkap jilbab
anak korban dan mencium leher anak korban. Sekitar 15 (lima belas)
menit kemudian, anak korban mendengar terdakwa mengeluarkan
suara desahan. Kemudian, terdakwa mengatakan kepada anak
korban, “KAU KALAU BUTUH APO APO, MINTAK KEK AKU, DAK
USAH MINTAK SAMO ORANG TUA”, yang artinya adalah apabila
anak korban membutuhkan sesuatu hal atau apabila anak korban
ada kebutuhan, maka anak korban meminta saja kepada terdakwa,
tidak perlu meminta kepada kedua orang tua anak korban.

Halaman 19 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Kemudian, terdakwa berpindah posisi dari atas badan anak korban
dan keluar dari dalam kamar tersebut.
- Bahwa sekira pukul 16.40 WIB, anak korban pun keluar dari dalam
kamar dan anak korban melihat terdakwa duduk di kursi sambil
memainkan Handphone. Lalu, anak korban berjalan menuju ke
ruangan yang berada di sebelah ruangan terdakwa yaitu ruangan
rapat. Tidak lama, anak korban mendengar terdakwa memanggil
anak korban, “NADIYAH”. Saat itu, terdakwa meminta anak korban
untuk memasak air panas. Ketika menghadap ke arah belakang dan
membalikkan badan anak korban yaitu ke arah dapur yang ada di
ruang rapat, anak korban melihat ada Sdr. Hafizah. Anak korban pun
menyapa Sdr. Hafizah lalu anak korban dan Sdr Hafizah
melaksanakan piket dan membersihkan ruangan tersebut seperti
biasanya.
- Bahwa setelah selesai melaksanakan piket, anak korban dan Sdr.
Hafiza keluar dari ruangan tersebut. Di luar ruangan, anak korban
mengatakan kepada Sdr. Hafiza agar Sdr. Hafiza jangan membiarkan
anak korban melaksanakan piket sendirian karena anak korban
merasa takut disebabkan terdakwa bertingkah laku tidak baik (genit)
kepada anak korban.
- Bahwa pada tanggal 10 Oktober 2022 anak korban telah bercerita
ke Ustadzah Enik sebagai (pengasuh santriwati) kalau anak korban
mengalami kejadian yakni dicium oleh terdakwa, kemudian saksi
Enik ini mengatakan “INILAH YANG SAYA TAKUTKAN” kemudian
anak korban mengatakan jika membutuhkan ibu lalu saksi Enik
menjawab “KAMU INI SUDAH BESAR TIDAK SEMUANYA
DICERITAKAN KEPADA ORANGTUA”, kemudian karena tidak
menemukan solusi, akhirnya anak korban memutuskan untuk kabur
pada tanggal 23 Oktober 2022 dengan cara melewati pintu gerbang
depan tanpa membawa tas dan naik ojek,
- Bahwa selanjutnya sampai rumah sore dan magrib baru ketemu
dengan ibu namun anak korban belum berani bercerita ke ibu karena
anak korban merasa malu pulang dalam keadaan seperti itu,
kemudian waktu magrib anak korban ditanyai oleh ibunya ada apa
dan anak korban mengatakan bahwa anak korban tidak mau lagi
pulang ke pondok;

Halaman 20 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa setelah kejadian anak korban kabur, ada ustadzah yang
menghubungi ibu anak korban untuk menanyakan posisi anak
korban dan ibu bilang kalau anak korban ada dirumah lalu saksi Laila
bilang kalau mau menjenguk anak korban, dan keesokan harinya
mereka datang untuk menjenguk anak korban;
- Bahwa anak korban mendengar berita kalau anak korban dituduh
mencuri di pondok;
- Bahwa anak korban mengenal terdakwa sejak kelas II yakni pada
saat itu anak korban diajak nirma untuk piket di ruang Yayasan,
kemudian anak korban juga diajak anak saksi Eni kalau anak korban
ini ditunjuk oleh terdakwa untuk piket ruangan terdakwa.
- Bahwa terdakwa ini tidak pernah mengajar santriwati.
- Bahwa ketika kejadian memang tidak ada orang selain terdakwa dan
kondisi sepi.
- Bahwa anak korban tidak berani berontak karena anak korban takut
dan tidak bisa menolak dan terdakwa ini punya kuasa. anak korban
merasa khawatir karena anak korban adalah santriwati yang
berprestasi dan sebentar lagi akan lulus disamping itu adik anak
korban yang bernama Raihan juga mondok disana dikhawatirkan
akan terjadi masalah;
- Bahwa waktu dicium ada perasaan menolak karena kondisi anak
korban takut tidak berani, pertimbangan anak korban adalah adik
anak korban masih di pondok, ibu anak korban sudah kerja keras
agar anak korban bisa sekolah dan ternyata anak korban tidak bisa
seperti teman-teman anak korban yang lain mengikuti ujian.
- Bahwa badan anak korban terasa gemetar dan pikiran anak korban
kosong.
- Bahwa ketika terdakwa mengatakan kalau butuh apa-apa minta ke
terdakwa, menurut anak korban supaya anak korban tidak bilang
kejadian yang menimpa anak korban ini diceritakan ke orang lain.
- Bahwa anak korban tetap melanjutkan sekolah, karena anak korban
tidak mau karena masalah ini anak korban bisa berhenti sekolah.
- Bahwa terdakwa harus dihukum, terdakwa harus berubah karena
terdakwa lebih paham agama sehingga bisa tobat.
- Bahwa jangan ada intimidasi terhadap anak korban dan keluarga
anak korban

Halaman 21 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa piket yang anak korban jalani adalah piket gedung karena
piket disini dibagi menjadi piket TU, piket Adm, piket Yayasan dan
anak korban sebagai piket Yayasan.
- Bahwa gerbang cowok itu gerbang utama karena semua paket atau
pesanan disana, namun sebelum anak korban melihat ayam geprek
sudah ketemu dengan terdakwa dan anak korban dipanggil ke
ruangan terdakwa.
- Bahwa waktu pertama kali bertemu dan memanggil anak korban
untuk bertanya terkait riwayat keluarga anak korban.
- Bahwa meskipun itu bukan jadwal piket anak korban tetapi anak
korban tidak berani menolak perintah dari terdakwa dikarenakan
segan dengan terdakwa.
- Bahwa anak korban tahu kunci lemari itu karena arahan dari
terdakwa.
- Bahwa anak korban ikut musikalisasi bersama Bagus kemudian anak
korban pinjam hpnya untuk telpon ibu.
- Bahwa terdakwa sering bertanya kepada anak korban mau ngabdi
apa tidak dan sering sekali terdakwa menawarkan untuk ngabdi.
- Bahwa seluruh ruang Yayasan sudah diubah setelah anak korban
lapor ke polisi.
- Bahwa posisi terdakwa ini sebagai ketua Yayasan.
- Bahwa terdakwa ini garang dengan anak yang bermasalah dan
berisik.
- Bahwa anak korban juga mendengar ada yang cerita kalau ada kak
Citra dekat dengan terdakwa, kemudian teman anak korban Liantri
dan Azizah bilang “CAKNYO TAHUN INI KAULAH NAD”, maksudnya
kemudian mereka menjawab “KAU KN AKRAB DENGANNYA KAN
DAN KAU PERNAH DIKASIH UANG NGGAK, KAU TAHU NGGAK
AYUK CITRA ITU PERNAH DIAJAK JALAN DAN DIKASIH UANG”
- Bahwa anak korban dan Hafizah pernah dikasih uang untuk piket
sejumlah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan untuk uang Rp.
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) yang diberikan kepada anak korban
itu tidak wajar.
- Bahwa anak korban tidak tahu apakah cerita kak Citra dan kak Ekin
itu diketahui warga pondok apa tidak.

Halaman 22 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa aktifitas anak korban sebelum subuh sholat subuh jamaah,
kemudian mufrodat atau ngajari adik, mandi, sholat duha, sekolah,
dzuhur, sekolah sampai pukul 15.30 WIB.
- Bahwa piket itu dikerjakan setelah mufrodat.
- Bahwa malam aktifitas anak korban mengajar ngaji.
- Bahwa petugas piket mengerjakan nyapu, ngepel, masak nasi, buat
kopi, sedangkan tindakan yang dilakukan terdakwa kepada anak
korban bukan termasuk bagian dari tugas piket.
- Bahwa anak korban pernah juga mendengar Ekin dekat dengan
terdakwa.
- Bahwa piket Yayasan sejak kelas 2 semester 1;
- Bahwa saat kejadian itulah adzan isya’ dan terdakwa tidak sholat
jamaah.
- Bahwa waktu buka lemari itu ada uang biru diikat-ikat, sama baju.
- Bahwa waktu kejadian yang buka pintu terdakwa karena terdakwa
yang masuk duluan.
Atas keterangan anak korban tersebut, terdakwa menyalahkan
semuanya dan anak korban tetap pada keterangannya.
2. Neneng Suheli Binti Nurdin, saksi setelah disumpah didepan
persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi adalah ibu dari anak korban mengetahui anak korban
pulang ke rumah pada tanggal 23 Oktober 2022, dan bercerita pada
sore harinya alasan pulang ke rumah kabur dari pondok karena telah
dicium bibir oleh Terdakwa;
- Bahwa saksi menanyakan apakah hanya dicium bibir oleh Terdakwa,
awalnya anak korban hanya bercerita dicium bibir oleh Terdakwa
selanjutnya anak korban bercerita tidak hanya dicium bibir tetapi
dipegang payudaranya dan disuruh memegang kemaluan Terdakwa;
- Bahwa ketika ustazah Leli dari pihak pondok datang ke rumah saksi,
saksi menanyakan apakah semua anak yg kabur dijemput dan
dijenguk seperti ini kemudian ustazah bilang kalau tidak semua anak
dijenguk karena anak korban ini punya masalah pribadi kemudian
bertanya kepada saksi apakah masalah pribadinya dan saksi
menjawab kalau Nadya ini dicium oleh terdakwa dan ustazah kaget
kemudian ustazah mencoba untuk membujuk Nadya agar masuk lagi
ke pondok, namun anak korban tidak mau kembali ke pondok;

Halaman 23 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa saksi mengetahui ada tuduhan bahwa anak korban mencuri
di pondok;
- Bahwa ketika saksi mengambil baju anak korban di pondok dengan
paman anak korban, selanjutnya saksi ditemui oleh pihak pondok
dan dirayu untuk anak korban dikembalikan lagi ke pondok.
- Bahwa anak korban pernah bercerita kalau Nadya ini mau mengabdi
di pondok kemudian saksi bilang kalau ngabdi itu capek dan ini
beberapa kali cerita.
- Bahwa saksi sudah mengupayakan agar anak korban tetap lanjut
sekolah namun sekolah lain belum bisa menerima karena status
anak korban sudah kelas III.
- Bahwa nama pondok anak saksi adalah Modern Darusallam dan
anak saksi masuk pondok tahun 2020 kelas I SMA.
- Bahwa saksi memasukan anak saksi ke pondok karena saksi ingin
anak korban mengerti agama dan anak korban ini perempuan
supaya terhindar dari pergaulan bebas dan supaya anak aman.
- Bahwa saksi hanya sekedar tahu dengan terdakwa ini, setahu saksi
posisinya terdakwa sebagai ketua Yayasan, namun saksi tidak tahu
apakah dia ikut mengajar apa tidak.
- Bahwa benar untuk biaya masuk pondok sekitar Rp. 6.000.000,-
(enam juta rupiah).
- Bahwa anak saksi sejak masuk ke pondok, anak saksi lebih pintar
dan banyak prestasinya.
- Bahwa Nadya anak pertama dan mempunyai adik.
- Bahwa hubungan saksi dengan suami baik tidak ada perceraian.
- Bahwa selama di pesantren kalau sakit tidak diberitahu kecuali kalau
kita bertanya kondisi anak.
- Bahwa setiap hari Jumat saksi mengirim gulai dan pada waktu itu
saksi tidak melihat Nadya.
- Bahwa selama Nadya di pesantren sering mewakili lomba.
Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa keberatan dan saksi tetap
pada keterangannya.
3. Anak Saksi Hafizah Dwi Juniar Binti Junaidi, Anak Saksi setelah
disumpah didepan persidangan memberikan keterangan sebagai
berikut :
- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2022 sekira jam 16.00
WIB anak korban mengajak anak saksi piket bersama, namun

Halaman 24 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


karena anak saksi masih mandi akhirnya anak korban pada waktu itu
piket duluan pergi ke ruang Ketua Yayasan;
- Bahwa sekira pukul 16,30 WIB, selesai mandi anak saksi baru
sampai ke ruang Ketua Yayasan bertemu dengan anak korban
bercerita kalau anak korban takut piket sendirian karena ustad sudah
berubah;
- Bahwa anak saksi sudah satu bulan membersihkan ruang Ketua
Yayasan dan anak saksi pernah menerima uang sebanyak 1 kali
sejumlah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) namun anak saksi
tidak pernah ditawari untuk ngabdi di pondok.
- Bahwa tugas piket itu menyapu, mengepel, anak saksi hanya
membersihkan bagian ruang kerja dan anak saksi pernah
membersihkan kamar terdakwa namun diajak oleh anak korban.
- Bahwa uang anak saksi pernah hilang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu
rupiah) ketika dititipkan ke anak korban pada waktu bersih-bersih
rumah terdakwa.
- Bahwa anak korban cerita takut piket sendirian karena ustad sudah
berubah.
- Bahwa sebelumnya pada hari Jum’at tanggal 8 Oktober 2022 setelah
piket dari rumah pribadi terdakwa, anak saksi diajak ke kona
kemudian baru pukul 17.00 WIB Kembali ke Pondok.
- Bahwa anak saksi tidak mengetahui anak korban dimana karena
anak saksi pulang duluan.
- Bahwa ruang Ketua Yayasan sudah berubah tidak seperti kejadian
waktu piket bersama anak korban.
- Bahwa anak korban pernah bilang kalau nggak ada anak saksi, anak
korban nggak mau piket sendirian dan ceritanya sebelum anak
korban kabur.
- Bahwa tidak pernah berbuat tidak senonoh terhadap anak saksi
menurut anak saksi terdakwa ini baik.
- Bahwa anak saksi tidak dekat dengan anak korban.
- Bahwa sebelum piket Yayasan anak saksi piket di TU bersama 2
(dua) orang mulai dari pukul 05.30 – 06.00 WIB dan kalau sore atau
malam tidak piket kecuali ada permintaan dari terdakwa.
- Bahwa tidak semua punya akses dengan mudah untuk masuk ruang
Yayasan.

Halaman 25 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa ustad azim tidak pernah menyuruh dan ustad- ustad yg lain
juga tidak pernah menyuruh, hanya terdakwa saja yang bisa
menyuruh untuk piket.
- Bahwa ketika tidak bisa piket pagi, maka bisa piket sore.
Atas keterangan anak saksi tersebut, terdakwa membenarkannya.
4. Citra Dewi Prastusti Binti Rusman, saksi setelah disumpah didepan
persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa sejak tahun 2015 saksi sudah bersekolah di Pesantren
Darussalam (kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (SMP) sampai dengan
tahun 2021 (kelas 3 Madrasah Aliyah (SMA),
- Bahwa saksi baru mulai kenal dengan terdakwa semenjak saksi
duduk dikelas 2 Madrasah Aliyah, pada saat itu terdakwa terlihat
seperti ustad kebanyakan yang baik dan tidak ada sifat-sifat yang
terlihat buruk tentangnya, dan ketika itu juga terdakwa ada
menanyakan kepada saksi tentang kebun jeruk milik orang tua saksi,
dan saksi meng iyakan jika orang tua saksi memiliki kebun jeruk, dan
ketika pada masa COVID untuk tanggal dan bulannya saksi tidak
ingat, seluruh santri dan santriwati dipulangkan kerumah masing-
masing, kemudian terdakwa ada mengantarkan saksi pulang
kerumah orang tua saksi yang berada di Desa Air Bening Kec.
Bermani Ulu Raya Kab Rejang Lebong, saat itu ada saksi, anak dari
terdakwa, dan teman saksi yang ikut mengantarkan saksi pulang
kerumah orang tua saksi bernama Yulita dan situasi saat itu terlihat
baik-baik saja.
- Bahwa ketika saksi mulai bersekolah kembali pada tahun 2020, saksi
mulai sering dipanggil oleh terdakwa, terkadang terdakwa ada
menitipkan pesan kepada teman saksi untuk menyuruh saksi datang
keruangan/kantornya, dan terdakwa juga mengatakan kepada teman
saksi agar saksi datang sendirian, namun saksi tetap datang berdua
dengan ditemani oleh teman saksi.
- Bahwa terdakwa memanggil saksi terkadang hanya untuk mengobrol
dan membujuk saksi agar saksi mengabdi di pesantren tersebut
setelah saksi lulus sekolah, terdakwa juga mengatakan jika saksi
mengabdi saksi akan di jadikan bendahara yayasan dengan gaji
yang cukup lumayan besar dan saksi dipanggil ketika jam sekolah
diliburkan dikarenakan saat itu para santriwati sedang berada di
dalam asrama masing-masing, dan ada pula terdakwa memanggil

Halaman 26 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


saksi sekitaran sore hari setelah sholat ashar kurang lebih pukul
17.00 WIB ketika jam istirahat.
- Bahwa terdakwa pernah ada mengajak saksi untuk pergi dengannya
dengan beralasan survey lokasi, untuk tanggal bulan nya saksi tidak
mengingatnya lagi namun pada tahun 2021, ketika itu saksi dipanggil
keruangan kantornya dan mengajak saksi secara tiba-tiba tanpa
ditemani oleh siapa-siapa, saat itu saksi merasa tidak enak karena
saksi berpikir terdakwa adalah termasuk pimpinan pondok pesantren,
dan setelah berjalan saksi menanyakan tujuannya kemana, terdakwa
mengatakan untuk pergi survey lokasi untuk pembuatan pondok
pesantren tempatnya berada di curup, setelah saksi dan terdakwa
memasuki wilayah curup mengarah ke Danau Mas Desa Karang
Jaya Kec. Selupu Rejang Kab Rejang Lebong, dan saksi
menanyakan kembali kemana arah tujuan kami pergi tersebut dan
terdakwa mengatakan tujuannya ke Lubuk Linggau Sumatera
Selatan, saksi mengatakan kepada terdakwa jika tadi terdakwa
mengajak saksi untuk survey lokasi pondok yang bertempat di Curup
Rejang Lebong, namun kenapa malah berbeda tujuan ke Lubuk
Linggau, dan terdakwa mengatakan jika ada barang yang ingin dibeli
olehnya untuk keperluan pondok pesantren.
- Bahwa setelah itu mobil yang dikendarai oleh terdakwa masuk
kearah simpang yang ada Villa ataupun penginapannya, untuk
tepatnya saksi tidak mengingat nama villa tersebut, dan
sesampainya di depan penginapan tersebut terdakwa turun sebentar
yang saksi tidak tau apa yang dilakukannya, sedangkan posisi saksi
saat itu masih berada didalam mobil, selang beberapa menit
kemudian terdakwa masuk kembali kedalam mobil dan menyuruh
saksi turun dari mobil dan menyuruh saksi untuk mengikutinya, saat
saksi mengikuti terdakwa saksi melihat terdakwa masuk kedalam
salah satu kamar penginapan dan saksi disuruh masuk, kemudian
saksi mulai merasa curiga dan merasa takut, setelah saksi masuk
kedalam kamar tersebut terdakwa menutup pintu kamar dan
kemudian terdakwa menarik tangan saksi menyuruh saksi duduk
diatas tempat tidur yang ada didalam kamar, kemudian terdakwa
memegang tangan saksi dan tiba-tiba menciumi tangan saksi,
melihat hal demikian saksi terkejut dan ingin menangis, ketika saksi
berontak menarik tangan saksi yang diciumi oleh terdakwa, dan tiba-

Halaman 27 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


tiba terdakwa langsung memeluk tubuh saksi, saksi bertambah
ketakutan dan berontak-berontak secara kencang saksi mengatakan
“NAK BALIK, AKU NAK BALIK, AKU NAK BALIK” kemudian
terdakwa mengatakan kepada saksi “LAH NGAPO NAK BALIK, LAH
MAHAL-MAHAL NYEWA KAMAR“ kemudian saksi mengatakan
“POKOKNYO NAK BALIK, NAK BALIK, NAK BALIK…” setelah
melihat saksi berontak terus menerus meminta pulang dan ada
kemungkinan terdakwa kesal dan saksi langsung keluar dari kamar
tersebut.
- Bahwa saksi menunggu di luar kamar, dan tidak lama kemudian
terdakwa keluar dari kamar tersebut dengan raut wajah kesal, dan
terdakwa mengatakan kepada saksi untuk masuk kedalam mobil
dengan nada suara yang ketus, setelah keluar dari lingkungan
penginapan dan di arah Curup Rejang Lebong terdakwa mengatakan
kepada saksi “INI DUIT Rp. 1.000.000,- (SATU JUTA RUPIAH), Rp.
1.000.000,- (SATU JUTA RUPIAH) HARUS HABIS SEKARANG“,
dan saksi yang sedang kebingungan sementara terdakwa yang
menunggui saksi untuk membelanjakan uang tersebut, kemudian
dengan terpaksa saksi membelikan uang tersebut untuk membeli
baju, jilbab, dan keperluan lainnya sampai dengan uang tersebut
habis sebanyak Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) dan bersisa
sekitar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan saat itu saksi
mengembalikannya kepada terdakwa namun terdakwa mengatakan
“AMBILLAH UNTUK KAU“ setelah itu kami melanjutkan perjalanan
menuju ke Kepahiang, sesampainya di pondok pesantren saksi
pulang ke asrama.
- Bahwa tidak pernah lagi setelah peristiwa tersebut terjadi, dan
terakhir kali terdakwa memanggil saksi yaitu ketika terdakwa
memberikan kartu ATM ya kepada saksi dan saksi menolak.
Kemudian ketika terdakwa menyuruh teman saksi untuk memanggil
saksi namun saksi tidak datang untuk menemuinya, dan mulai dari
situlah terdakwa tidak pernah mengganggu saksi lagi.
- Bahwa saksi tidak melaporkan kejadian yang dialaminya, setelah
lulus dari pondok saksi bekerja di Apotik;
- Bahwa saksi mau menjadi saksi dalam perkara ini karena saksi juga
mengalami seperti apa yang dialami anak korban walaupun saksi
tidak mengenal anak korban;

Halaman 28 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa menolak semua keterangan
saksi.
5. Anak saksi Eni Multi Ayuni Binti Dedi, Anak Saksi setelah disumpah
didepan persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa anak korban pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2022
bercerita kalau terdakwa telah mencium pipi anak korban di depan
asrama Zahra.
- Bahwa ketika bercerita hanya ada anak saksi dan anak korban dan
posisi dicium dimananya anak korban tidak bercerita.
- Bahwa anak korban hanya bercerita satu kali di depan asrama dan
anak korban juga bercerita bahwa anak korban ingin pulang karena
ingin bercerita dengan ibunya.
- Bahwa perubahan sikap anak korban yakni sering sakit dan masih
beraktifitas seperti biasa dan sering nangis sendiri dengan alasan
sakit dan sikapnya sudah berubah.
- Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2022 ketika anak korban sedang
nangis, anak saksi mengajak anak korban untuk datang ke ustazah
enik dan ustazah enik bilang “jangan ceritakan ke orang lain karena
ini adalah aib kamu, biar ditelusuri dulu”.
- Bahwa anak saksi mengetahui bahwa ada cerita kehilangan di
ruangan terdakwa dan tertuduhya adalah anak saksi karena anak
saksi waktu itu ada masalah keluarga.
- Bahwa tanggal 23 Oktober 2022 anak korban kabur, pada waktu
dzuhur anak saksi melihat anak korban tidur kemudian pas mahgrib
anak saksi melihat anak korban tidak ada dimana-mana, kemudian
kami melapor kepada ustazah kalau anak korban tidak ada.
- Bahwa absen malam biasanya ada dan yang mengecek adalah kami
dan kami lapor ke ustazah Serly dan ustazah Enik.
- Bahwa selain dengan anak saksi, anak korban juga bercerita dengan
temannya Zia.
- Bahwa setelah tanggal 10 Oktober 2022 anak korban masih
melakukan piket dengan kawan piketnya Hafizah.
- Bahwa tidak ada perubahan sikap anak korban dikelas.
- Bahwa anak saksi menyarankan untuk bercerita kepada ustazah
Enik karena anak saksi merasa bahwa ustazah Enik bisa menjaga
dan melindungi anak korban seperti kejadian yang menimpa anak
saksi.

Halaman 29 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa anak saksi tidak mendengar saksi Enik mengatakan “INILAH
YANG SAYA TAKUTKAN” karena jarak kami agak jauh jadi anak
saksi tidak bisa mendengar jelas yang diceritakan anak korban.
- Bahwa setelah bervcerita, pamitnya barengan ketika anak korban
sudah tidak menangis lagi.
- Bahwa anak korban mengatakan kepada anak saksi alasan kenapa
anak saksi tidak disuruh piket lagi.
- Bahwa setelah bulan Agustus yang dituduh adalah anak korban
karena setelah anak saksi tidak piket ada kehilangan lagi.
- Bahwa kejadian yang pernah anak saksi dengar terdakwa memberi
uang ke Citra dan Ekin tapi cerita lebihnya anak saksi tidak
mengetahui.
- Bahwa anak saksi pernah mendengar jika anak korban dituduh
mencuri uang yayasan ketika anak korban kabur di pondok untuk
cerita anak korban dicium oleh terdakwa tidak pernah dibahas lagi.
- Bahwa pada saat datang kerumah ibu Enik, anak korban belum
menangis.
- Bahwa setelah tanggal 10 Oktober 2022 anak korban masih
mengikuti ekstra teater.
- Bahwa anak saksi dan anak korban tidak terlalu berteman.
- Bahwa yang menentukan jadwal piket adalah ustazah Niserli.
- Bahwa ruang Yayasan sudah dilakukan renovasi sesudah kejadian
ramai-ramai ini.
- Bahwa selama anak saksi menjadi petugas piket, anak saksi tidak
pernah mendapatkan perlakuan khusus dari terdakwa.
- Bahwa keseharian anak korban adalah ceria dan setelah tanggal 10
Oktober 2022 anak korban kelihatan murung.
- Bahwa anak korban berani bercerita karena merasa tidak nyaman
dihatinya dan setahu anak saksi keseharian anak korban ini bersifat
jujur.
Atas keterangan anak saksi tersebut, terdakwa keberatan terkait
memberikan makanan itu diberikan kepada Yunis sejumlah satu bungkus
bukan diberikan kepada anak korban;
6. Heriyanto alias Azim Bin Senen, saksi setelah disumpah didepan
persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :

Halaman 30 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa saksi pernah ketemu didepan kantor yayasan dengan anak
korban waktu saksi pulang sholat Isya dari masjid mau pulang ke
rumah dan saksi ditawari jeruk oleh anak korban.
- Bahwa kejadian tersebut sekira habis isya, dan saksi tidak tahu anak
korban datang dari arah mana.
- Bahwa saksi dikasih satu buah jeruk dan yang dipegang anak korban
sebanyak tiga.
- Bahwa saksi tahu jika anak korban bernama Nadya.
- Bahwa saksi mengetahui kejadian ini setelah diperiksa oleh pihak
kepolisian dan saksi tahu bahwa anak korban kabur.
- Bahwa saksi mengetahui katanya anak korban kabur itu karena
pencurian dan berita ini saksi dengar dari saksi Nisenli.
- Bahwa ada ustazah yang datang kerumah anak korban untuk
melakukan pengecekan, setelah melakukan pengecekan
kerumahnya ternyata anak korban bercerita bahwa ada kejadian
kalau anak korban dicium oleh terdakwa.
- Bahwa setelah datang kerumah anak korban tidak ada lagi tindak
lanjut dari pesantren.
- Bahwa saksi mengenal terdakwa sudah lama, terdakwa menjadi
ketua yayasan lebih dahulu saksi di pondok.
- Bahwa sebelumnya terdakwa tinggal diluar, kemudian terdakwa
tinggal di asrama tidak bersama keluarganya karena ingin dekat
dengan santrinya.
- Bahwa terdakwa terkadang tidur di asrama.
- Bahwa terdakwa ini pernah memberikan tausiah kepada semua
warga pondok.
- Bahwa fungsi terdakwa di pondok adalah membina semua warga
pondok.
- Bahwa dibawah yayasan terdiri dari SD sampai SMA.
- Bahwa saksi tidak tahu terdakwa pernah terlibat masalah dengan
yang lain sebelumnya.
- Bahwa jarak saksi bertemu dengan anak korban dengan ruang
yayasan sekitar 3 meter.
- Bahwa saksi mendapat cerita anak korban dicium dari ustazah
Nurlela ketika Nurlela datang ke rumah anak korban sebelum
dipanggil kepolisian.

Halaman 31 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa saksi mendengar ada kehilangan uang ketua yayasan yang
pelakunya adalah anak korban sekitar tanggal 23 Oktober 2022.
- Bahwa ustazah Nurlela datang ke rumah anak korban untuk mencari
tahu alasan kenapa anak korban kabur.
- Bahwa saksi Nurlela mengatakan bahwa permasalahan sudah
selesai dan keluarga korban tidak akan melapor kemana-mana.
- Bahwa saksi bisa melakukan gurah dengan cara memasukan madu
dan jeruk ke hidung anak korban dan keluar lendirnya.
- Bahwa anak korban sudah setahun melakukan gurah kepada saksi.
- Bahwa anak korban ketika datang berobat bersama santriwati yang
lain.
- Bahwa saksi tidak bertemu dengan terdakwa ketika bertemu dengan
anak korban.
- Bahwa terdakwa bertemu dengan anak korban di ruang tamu
yayasan.
- Bahwa saksi tidak pernah melihat anak-anak memasak untuk
terdakwa.
- Bahwa jadwal piket yang sering saksi lihat adalah pagi hari.
- Bahwa jarang melihat santriwati datang untuk piket sore di ruang
yayasan.
- Bahwa tidak boleh santriwati datang sendiri di ruang yayasan kecuali
atas permintaan dari terdakwa.
- Bahwa saksi tidak bertemu dengan terdakwa ketika berjamaah sholat
isya.
- Bahwa tugas terdakwa selaku ketua yayasan yakni melakukan
pengawasan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru disana.
- Bahwa ketika bertemu anak korban di ruang rapat tersebut tidak ada
orang lain dan kondisi ruang ketua yayasan dalam keadaan masih
terang lampunya.
- Bahwa pintu masuk pertama untuk menerima makanan yang jaga
satpam dibantu anak santri 2 orang, dan yang ngantar ke asrama
putri adalah petugas piket.
- Bahwa saksi pernah berada di sekitar pagar santriwati waktu berjalan
pulang ke rumah.
- Bahwa jarak pagar dengan ruang yayasan sekitar 7 meter.

Halaman 32 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa keberatan yakni bahwa posisi
anak korban bukan di gerbang pos putri karena posisi anak korban tidak
jauh dari ruang yayasan yakni ujung pagar seng, saksi tetap pada
keterangan.
7. Enik Binti Yunani, saksi setelah disumpah didepan persidangan
memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Senin, tanggal 11 Oktober 2022, anak korban
curhat ke saksi di teras rumah saksi yang awalnya anak korban
datang dengan anak saksi Eni tentang pengabdian kemudian saksi
jawab kalau masalah ngabdi kan masih lama sekarang belajar dulu
- Bahwa kemudian anak korban menangis dan saksi bertanya kenapa
nangis, kemudian anak korban menjawab katanya anak korban
pernah dicium sama terdakwa dan saksi langsung kaget kemudian
saksi nasehati jangan nangis dan saksi kaget karena itu baru cerita
pertama dari anak korban.
- Bahwa setelah saksi mendengar cerita anak korban, selanjutnya
saksi menemui ibu Laila pembina organisasi siswa di pesantren
bagaimana solusinya untuk kejadian yg dialami oleh anak korban,
dan masih mencari solusinya untuk selanjutnya kami menemui
ustadzah Nisenli.
- Bahwa pada saat menemui ustadzah Nisenli, tidak jadi menceritakan
kejadian yang dialami oleh anak korban karena ustadzah Nisenli
keburu menceritakan ada kejadian pencurian yang diceritakan oleh
Terdakwa di Ruang Ketua Yayasan;
- Bahwa setelah pengaduan dari anak korban kegiatan piket masih
berjalan termasuk anak korban.
- Bahwa saksi tidak tahu anak korban sakit apa tidak karena saksi juga
sakit pada waktu itu.
- Bahwa tidak ada anak korban meminta izin pulang ke rumahnya.
- Bahwa setelah curhat tersebut saksi tidak bertemu lagi dengan anak
korban.
- Bahwa saksi jarang ketemu dengan anak korban.
- Bahwa tanggal 20 Oktober 2022 anak korban masih ikut pawai dan
tanggal 21 Oktober 2022 masih ikut nyanyi.
- Bahwa berdasarkan keterangan dari ustadzah yang piket kalau
malam itu anak korban tidak ada ditempat.

Halaman 33 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa anak korban menangis ketika anak korban mengadu waktu
dicium.
- Bahwa sehari-hari terdakwa mengontrol bangunan.
- Bahwa terdakwa mengontrol kurikulum juga dan memeriksa kelas
yang kosong dan juga proses pengajaran.
- Bahwa dibawah masjid itu ada ruang aula.
- Bahwa terdakwa mengisi tausiah guru-guru dan anak-anak.
- Bahwa terdakwa bukan sekedar ngontrol kurikulum terdakwa ini juga
mengisi ceramah agama kepada guru-guru dan anak-anak.
- Bahwa karena banyak anak yang cerita lain dari faktanya sehingga
saksi tidak percaya jika anak korban dicabuli oleh terdakwa.
- Bahwa melihat anak korban tanggal 21 Oktober 2022 masih main
musik jadi membuat saksi tidak yakin apakah kejadian itu benar apa
tidak.
- Bahwa respon usaha saksi adalah bertanya kepada petugas piket
terkait piket-piket tersebut.
- Bahwa ini pelaporan pertama kali kejadian pelecehan di pondok
saksi.
- Bahwa keseharian saksi mengajar Bahasa Arab.
- Bahwa rumah saksi depan dengan asrama putri.
- Bahwa anak korban tidak pernah main ke rumah saksi.
- Bahwa anak korban datang ke tempat saksi awalnya belum
menangis dan ketika bercerita barulah menangis.
- Bahwa ketua yayasan tidak diberikan jam mengajar, tidak
membagikan kurikulum, hanya mengontrol kurikulum.
- Bahwa terdakwa sebagai penceramah dan juga sebagai pemberi
sambutan.
- Bahwa saksi penanggungjawab kamar untuk anak-anak.
- Bahwa untuk ruang ketua yayasan direhab karena setiap tahunnya
ada kegiatan pembangunan.
- Bahwa saksi tidak melihat langsung anak korban menyanyi.
- Bahwa setahu saksi terdakwa ini orangnya baik karena saksi baru
bertemu dengan terdakwa sejak tahun 2017.
- Bahwa anak-anak mengadu kepada ustadzah yang dianggap
dipercaya oleh anak-anak.
- Bahwa saksi masuk dalam tim yang bertanggungjawab apabila ada
kejadian menimpa anak saksi.

Halaman 34 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa saksi mendapatkan info dari ustadzah Laila apabila
permasalahan antara terdakwa dengan anak korban sudah selesai
dan saksi mengasumsikan bahwa ibu korban tidak melaporkan
kejadian ini ke pihak kepolisian.
Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa membenarkannya.
8. Siti Nurlaela Binti Iswandi, saksi setelah disumpah didepan persidangan
memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi mengetahui kejadian pencabulan tersebut dari saksi
Enik pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2022 selanjutnya beberapa
hari kemudian saksi bertanya kepada saksi Nisenli yang merupakan
bagian Tata Usaha Pondok Pesantren Modern Darussalam untuk
menanyakan jadwal piket bersih-bersih yang dilaksanakan oleh sdri.
Anak korban dan sdri. Nisenli mengatakan “BAHWA JADWAL PIKET
BERSIH–BERSIH PERNAH DIUBAH DIKARENAKAN ADA
KEHILANGAN UANG YANG DIALAMI OLEH TERDAKWA YANG
MANA PADA SAAT SDRI ANAK KORBAN BERSAMA DENGAN
SDRI HAFIZAH MELAKSANAKAN PIKET BERSIH-BERSIH,
TERDAKWA MENGALAMI KEHILANGAN UANG”.
- Bahwa pada tanggal 24 Oktober 2022 saksi pergi menuju rumah
Anak korban dikarenakan Anak korban kabur dari Pondok Pesantren
Modern Darussalam pada tanggal 23 Oktober 2022 dan sdri. Anak
korban menerangkan bahwa ia dicium oleh terdakwa.
- Bahwa terdapat kamar dalam Ruang Kerja Ketua Yayasan tersebut
yang mana posisi kamar tersebut berada di ujung sebelah kanan jika
kita menghadap ke depan dari pintu masuk ruang kerja tersebut dan
terdapat kamar mandi di dalam ruang kerja tersebut.
- Bahwa saksi tidak mengetahui pasti apa isi dari kamar yang berada
didalam ruang kerja ketua yayasan tersebut namun yang saksi
ketahui bahwa kamar tersebut berbentuk kotak dengan panjang
kurang lebih 4 (empat) meter dan lebar kurang lebih 3 (tiga) meter
dengan tembok atau pembatas yang terbuat dari triplek kayu.
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2022 sekira jam 14.30
WIB saksi mendapat informasi dari sdri. Enik bahwa Anak korban
telah dicium oleh terdakwa sewaktu Anak korban melaksanakan piket
bersih-bersih dan saksi berkata kepada sdri. Enik untuk mencari tahu
terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut.

Halaman 35 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa beberapa hari kemudian saksi pergi menuju ruang Tata
Usaha dan bertanya kepada sdri. Nisenli mengenai jadwal piket
bersih-bersih dan sdri. Nisenli mengatakan “BAHWA JADWAL PIKET
BERSIH–BERSIH PERNAH DIUBAH DIKARENAKAN ADA
KEHILANGAN UANG YANG DIALAMI OLEH TERDAKWA YANG
MANA PADA SAAT SDRI. ANAK KORBAN BERSAMA DENGAN
SDRI. HAFIZAH MELAKSANAKAN PIKET BERSIH-BERSIH, SDRI.
SAUKANI MENGALAMI KEHILANGAN UANG”,
- Bahwa kemudian pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 sekira
jam 06.45 WIB saksi mendapat informasi dari sdri. Enik bahwa Anak
korban telah kabur dari Pondok Pesantren Modern Darussalam pada
hari Minggu tanggal 23 Oktober 2022.
- Bahwa kemudian saksi diperintahkan oleh sdri. Enik untuk pergi
mengecek keberadaan sdri. Anak korban di rumahnya yang terletak
di Kec. Seberang Musi Kab. Kepahiang lalu saksi pergi menuju
rumah sdri. Anak korban bersama dengan suami saksi yang
bernama Anang Mustakim dan setiba di rumah Anak korban pada
pukul 08.00 WIB, saksi bertanya kepada Anak korban mengapa
kabur dari Pondok Pesantren tersebut dan ANAK KORBAN
mengatakan “BAHWA IA TELAH DICABULI YAITU DICIUM OLEH
SDR SAUKANI DI RUANG KANTOR KETUA YAYASAN PONDOK
PESANTREN MODERN DARUSSALAM”, kemudian saksi mengajak
Anak korban untuk kembali ke Pondok Pesantren namun Anak
korban mengatakan bahwa ia belum bisa kembali ke Pondok
Pesantren dikarenakan masih dalam keadaan sakit.
Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa membenarkannya.
9. Nisenli Yondasari Binti Muslimin, saksi setelah disumpah didepan
persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi memberhentikan anak korban piket pada bulan Oktober
dikarenakan adanya kehilangan uang diruang terdakwa dan tahu dari
terdakwa yang bercerita sekitar hari Sabtu tanggal 08 Oktober 2022,
dipanggil terdakwa kalau terdakwa kehilangan uang lagi Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) selanjutnya kami memberhentikan anak
korban.
- Bahwa anak korban diberhentikan piket tanggal 11 Oktober 2022.
- Bahwa tahunya anak korban kabur karena ada tindakan pencabulan.

Halaman 36 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa yang saksi ketahui anak korban kabur karena dicium, tahunya
dari ustazah-ustazah.
- Bahwa setelah kejadian anak korban kabur, ustazah Nurlela datang
ke tempat anak korban.
- Bahwa ruang yayasan sudah dibagi menjadi dua ruangan sekarang.
- Bahwa saksi sebagai guru dan tata usaha.
- Bahwa tugas saksi sebagai guru sebagai pengajar dan pendidik dan
sebagai TU tugas saksi sebagai pengadministrasian.
- Bahwa saksi membuat jadwal piket.
- Bahwa memberhentikan anak korban atas perintah terdakwa.
- Bahwa saksi percaya kalau terdakwa kehilangan uang tapi untuk
anak korban dicabuli saksi tidak percaya.
- Bahwa yang piket di ruang yayasan yang ditunjuk adalah Eni.
- Bahwa menurut keterangan dari terdakwa kehilangan uang sebesar
Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) pertengahan Agustus kemudian
sebesar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) di akhir Agustus
jadi kecurigan mengarah kepada Eni karena latar belakang Eni,
selanjutnya atas permintaan terdakwa kemudian diganti Hafizah dan
selanjutnya akhir oktober terdakwa meminta anak korban untuk tidak
piket lagi.
- Bahwa benar saksi pernah dipanggil oleh Terdakwa pada hari Sabtu,
tanggal 9 Oktober 2022 sekitar pukul 16.00 WIB, Terdakwa
menceritakan telah kehilangan uang di ruang ketua yayasan dan
mencurigai anak korban adalah pelakunya dengan menyebut dengan
istilah orang lama yang melaksanakan piket;
Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa membenarkannya.
10. Anak saksi Zidane Alfarishi Bin Sunanto, Anak Saksi setelah disumpah
didepan persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi tahu terkait permasalahan ketika pulang ke rumah pada
tanggal 29 Oktober 2022 saat ibu anak saksi bercerita kalau anak
korban dicabuli oleh terdakwa diruangan terdakwa.
- Bahwa anak saksi adalah adik kandung dari anak korban yang juga
sebagai santri di Ponpes;
- Bahwa pada tanggal 7 Oktober 2022 sekira pukul 20.00 WIB, anak
saksi dipanggil kak Abil katanya dipanggil terdakwa kemudian anak
saksi datang ke ruangan terdakwa disana ada anak saksi, terdakwa
dan cucunya untuk makan ayam gepreknya.

Halaman 37 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa sesudah makan anak saksi disuruh bawa bingkisan yang ada
di meja yakni roti sama bingkisan amplop yang ada uangnya
sejumlah Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).
- Bahwa benar besok malamnya anak saksi dipanggil terdakwa untuk
makan tapi anak saksi sudah kenyang kemudian anak saksi disuruh
melihat ada kawan kakak, anak saksi tidak, kalau misal ada tolong
panggilkan kakakmu namun pada saat itu tidak ada teman kakak
saksi.
- Bahwa subuhnya anak saksi waktu makan ditempat terdakwa, anak
saksi disuruh lihat ada teman kakak anak saksi apa tidak, kalau ada
tolong panggilkan, kemudian lihat ukhti hafizah dan anak saksi
bertanya dimana kakak, kemudian anak saksi ketemu anak korban
dan anak korban mengatakan “kalau anak saksi tidak boleh dekat
dengan terdakwa karena terdakwa genit dengan anak korban”.
- Bahwa ketika anak saksi pulang ke rumah, anak saksi tidak ada
dicari oleh pengurus pondok.
- Bahwa selama di pondok terdakwa ini tidak terlalu dekat dengan
anak saksi.
- Bahwa anak saksi dikasih makan pada tanggal 07 Oktober 2022 itu
sesudah sholat isya sekira pukul 20.00 WIB.
- Bahwa keesokan harinya malam selasa anak saksi dipanggil lagi
untuk makan tapi anak saksi sudah kenyang jadi anak saksi tidak
mau makan namun subuhnya anak saksi disuruh kembali lagi untuk
makan.
- Bahwa anak saksi diberitahu anak korban jangan dekat-dekat
dengan terdakwa pada tanggal 11 Oktober 2022 hari Selasa itu
dibilangin kalau anak saksi jangan dekat2 dengan terdakwa.
- Bahwa awalnya anak saksi datang kesana sendirian kemudian anak
saksi disuruh manggil Rehan kelas 7 yang katanya cucunya
terdakwa selanjutnya anak saksi dikasih ayam geprek dan kata
terdakwa anak saksi disuruh makan disini aja, nanti kalau dibawa ke
asrama harus di bagi-bagi.
- Bahwa sebelum isya anak saksi ngaji di pojokan masjid dan sebelum
maghrib anak saksi ngantri makan.
- Bahwa dari Mahgrib sampai Isya tidak ada bertemu dengan
terdakwa.

Halaman 38 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa tanggal 11 Oktober 2022 anak saksi ketemu dengan
terdakwa sesudah sholat isya di ruangan terdakwa dan anak saksi
sebelum isya di mushola tidak bertemu dengan terdakwa dan sekira
pukul 16.00 WIB anak saksi berada di kelas sedangkan anak saksi
bertemu ustazah Lela sebelum dzuhur di kelas karena ngajar anak
saksi.
- Bahwa anak saksi tidak pernah diajak makan terdakwa sebelumnya
dan baru pada saat itulah anak saksi diajak makan bersama
terdakwa.
- Bahwa waktu itu seingat anak saksi di tanggal 11 Oktober 2022
terdakwa ada bertanya ada kawan kakakmu tidak diluar kalau ada
tolong panggilkan kakakmu tapi anak saksi tidak melihat kawan
kakak sama sekali.
- Bahwa pada tanggal 7 Oktober 2022 kakak tidak ada mengantar
ayam geprek ke anak saksi dan anak saksi tidak tahu kalau anak
korban memesankan ayam geprek.
- Bahwa ruangan terdakwa ini jauh dari asrama putra dan anak korban
biasanya piket diruang yayasan sore sesudah sholat ashar.
- Bahwa setahu anak saksi, anak korban sering piket sore waktu anak
saksi main basket.
- Bahwa ketika anak saksi dikasih makan, anak saksi mikir kenapa kok
anak saksi yang dikasih makan, karena anak saksi pikir beliau ketua
yayasan ya anak saksi makan aja.
- Bahwa anak saksi tidak kepikiran untuk bertanya terdakwa ini genit
gimana sama kakak anak saksi.
- Bahwa terdakwa waktu memberikan geprek tersebut mengatakan
kalau itu dari kakak anak saksi dan terdakwa juga mengatakan kalau
anak saksi disuruh nengok-nengok Rehan bilangin kalau Rehan itu
cucu terdakwa.
- Bahwa keesokan harinya anak saksi bertemu dengan anak korban
waktu anak korban mau ngasih uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu
rupiah) ke anak saksi kemudian anak saksi cerita kalau anak saksi
semalam dikasih uang Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan
dikasih makan sama terdakwa.
- Bahwa kondisi ruangan pada tanggal 10 Oktober 2022 belum
dirubah sedangkan pada tanggal 29 Oktober 2022 sesudah pulang
kondisi ruangan sudah berubah.

Halaman 39 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa anak saksi pernah mendengar kakak anak saksi kalau
dituduh mencuri ketika anak saksi pulang ke rumah dan anak saksi
mendengarnya dari teman kakak anak saksi.
- Bahwa setelah sholat mahgrib anak saksi tidak pernah bertemu
dengan terdakwa.
Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa menolak keterangan anak
saksi dan terdakwa hanya membenarkan :
- Kalau terdakwa pernah bertemu dengan anak saksi sebelum isya.
- Kalau anak saksi sempat bertemu dengan kakaknya.
Berdasarkan penolakan terdakwa tersebut, saksi tetap pada
keterangannya.
Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan saksi
yang meringankan a de charge yang pada pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut;
1. Anak Saksi Abil Sukri Rahmanda, di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa anak saksi mengenal Terdakwa dan tidak ada Hubungan
Keluarga dengan Terdakwa;
- Bahwa anak saksi merupakan siswa kelas 6 atau kelas 3 MA Pondok
pasantren Darussalam;
- Bahwa anak saksi menjelaskan pada hari Jum’at Tanggal 07 Oktober
2022 anak saksi bersama dengan 8 orang temannya termasuk anak
saksi korban, ditugaskan untuk membersihkan atau piket di rumah
pribadi milik Terdakwa yang berada di Desa Karang anyar, Kecamatan
Kepahiang;
- Bahwa anak saksi berangkat dari Pasantren Darusallam ke rumah
Pribadi Terdakwa menggunakan mobil, sekira pukul 09:00 Wib sampai
dengan setelah asyar;
- Bahwa anak saksi menceritakan pada tanggal 07 Oktober 2022 anak
saksi bekerja dan membersihkan rumah pribadi Terdakwa bersama
dengan 8 orang temannya,
- Bahwa kemudian anak saksi dengan anak saksi asyraf Zofir Wafa serta
teman-teman cowok lainnya istirahat untuk Sholat Jum’at di masjid
depan Rumah Pribadi Terdakwa, setelah Sholat Jum’at dan makan
siang anak saksi dan teman-temannya melanjutkan Piket di rumah
Pribadi Terdakwa,

Halaman 40 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa anak saksi bersama teman-temannya menyelesaikan Piket di
Rumah Pribadi milik Terdakwa sekira setelah Sholat Asyar, lalu anak
saksi bersama 8 orang temannya termasuk anak saksi korban pergi ke
Sungai Konak Kepahiang untuk bermain air sungai,
- Bahwa setelah puas bermain dan dirasa hari sudah sore anak saksi
bersama dengan teman-temannya termasuk anak saksi korban
memutuskan untuk balik ke Pasantren sekira Puakul 17:30 Wib, dijalan
pulang ke Pasantren anak saksi dengan teman-temannya termasuk
anak saksi korban Nadiyah memutuskan untuk memesan ayam Geprek
terlebih dahulu di dekat pondok pasantren darusallam,
- Bahwa karena hari sudah sore dan menjelang maghrib pesanan
tersebut di tinggalkan terlebih dahulu, kemudian anak saksi
memutuskan untuk mengantarkan teman-temannya ke Pondok
Pasantren terlebih dahulu,
- Bahwa sesampainnya di Pondok Pasantren Darusallam sekira pada
Pukul 17:45 Wib anak saksi menurunkan teman-temannya yang
perempuan termasuk anak saksi korban, namun karena sandal milik
anak saksi ketinggalan di rumah pribadi Terdakwa,
- Bahwa anak saksi dan anak saksi asyraf zofir memutuskan untuk
meminta izin sambil bersalaman kepada Terdakwa yang saat itu sedang
berada di depan panggung al-kindi mengawasi orang-orang bekerja
membuat ayakan Pasir untuk mengambil sendal anak saksi yang
ketinggalan di rumah pribadi Terdakwa,
- Bahwa selanjutnya Terdakwa mengizinkan anak saksi untuk pergi
mengambil sandalnya, kemudian anak saksi bersama anak saksi Asyraf
Zofir Wafa mengambil sandal milik anak saksi sekalian mengambil
pesanan Ayam geprek yang ditinggalkan tadi hal tersebut memakan
waktu lebih Kurang 10 Menit, sesampainya di Pondok Pasantren
Darusallam Anak saksi bersama anak saksi asyraf langsung
mengantarkan ayam geprek tersebut ke gerbang asrama Putri, dan
anak saksi menyatakan dengan tegas bahwa pada saat itu masih
melihat Terdakwa berdiri mengawasi orang bekerja;
- Bahwa anak saksi menyatakan anak saksi mengambil Sandal dan
Mengambil pesanan ayam Geprek tersebut menggunakan mobil dan
memakan waktu Pulang Pergi dari Pondok Pasantren Darusallam yang
berada di Kelurahan Dusun Kepahiang ke Rumah Pribadi Terdakwa

Halaman 41 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


yang berada di Desa Karang Anyar Kepahiang selama lebih kurang 10
Menit;
- Bahwa sesampainya dari mengambil sandal dan pesanan ayam geprek
tersebut situasi di Pondok Pasantren sedang mengaji persiapan untuk
sholat berjemaah Maghrib, dan kemudian anak saksi bersama anak
saksi asyrag Zofir kembali ke asrama untuk bersiap-siap melakukan
sholat maghrib berjemaah;
- Bahwa anak saksi menyatakan setelah pulang tersebut tidak ada lagi
bertemu dengan anak saksi korban, anak saksi hafizah dan teman-
teman perempuannya yang lain;
- Bahwa saksi menyatakan pada saat sholat maghrib berjemaah tidak
bertemu dengan Terdakwa;
- Bahwa saksi tidak pernah masuk keruangan ketua yayasan atau
ruangan Terdakwa untuk piket;
- Bahwa anak saksi tidak pernah disuruh mencari Raihan dipanggil oleh
Terdakwa
- Bahwa saksi menyatakan setelah sholat maghrib langsung pulang ke
asrama dan tidak ada lagi bertemu dengan Terdakwa;
Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan atas seluruh
keterangan saksi.
2. Anak Saksi Asyraf Zofir Wafa, di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa anak saksi mengenal Terdakwa dan tidak ada Hubungan
keluarga dengan Terdakwa;
- Bahwa anak saksi merupakan siswa kelas 6 atau kelas 3 MA Pondok
pasantren Darussalam;
- Bahwa anak saksi menjelaskan pada hari Jum’at Tanggal 07 Oktober
2022 anak saksi bersama dengan anak saksi Abil serta 7 orang
temannya termasuk anak saksi korban Nadiyah, ditugaskan untuk
membersihkan atau piket di rumah pribadi milik Terdakwa yang berada
di Desa Karang anyar, Kecamatan Kepahiang;
- Bahwa anak saksi menjelaskan 9 orang yang berangkat ke rumah
Pribadi Terdakwa adalah diri anak saksi, anak saksi Abil, anak saksi
Korban Nadiyah, anak Saksi Icha, anak saksi Hafizah, Herligian, Ridho
Ilahi, Junis dan Salsabilazia;

Halaman 42 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa anak saksi berangkat dari Pasantren darusallam ke rumah
Pribadi Terdakwa menggunakan mobil yang mana mobil tersebut
dikendarai oleh anak saksi abil, sekira pukul 08:30 Wib sampai dengan
setelah asyar;
- Bahwa anak saksi menceritakan pada tanggal 07 Oktober 2022
berangkat dari Pondok Pasantren Darusallam bersama dengan
bersama dengan 8 orang temannya termasuk anak saksi Korban
Nadiyah, kemudian setelah sampai di rumah terdakwa anak saksi
dengan teman-temannya belum langsung bekerja namu mengobrol
terlebih dahulu sambil mengambil Buah jambu, sekira Pukul 09:00 Wib
anak saksi dan teman-teman cowok lainnya mulai bekerja sampai
dengan datang waktu Sholat Jum’at, kemudian anak saksi bersama
teman-teman cowoknya melakukan sholat berjemaah di masjid depan
Rumah Pribadi Terdakwa, setelah Sholat Jum’at dan makan siang anak
saksi dan teman-temannya melanjutkan Piket di rumah Pribadi
Terdakwa, anak saksi bersama teman-temannya menyelesaikan Piket
di Rumah Pribadi milik Terdakwa sekira setelah Sholat Asyar lebih
Kurang Pukul 15:30 Wib, lalu anak saksi bersama 8 orang temannya
termasuk anak saksi korban Nadiyah pergi ke Sungai Konak Kepahiang
untuk bermain air sungai, setelah puas bermain dan dirasa hari sudah
sore anak saksi bersama dengan teman-temannya termasuk anak saksi
korban Nadiyah memutuskan untuk balik ke Pasantren dan tiba
dipasantren sekira Pukul 17:45 Wib, dijalan pulang ke Pasantren anak
saksi dengan teman-temannya termasuk anak saksi korban Nadiyah
memutuskan untuk memesan ayam Geprek terlebih dahulu di dekat
pondok pasantren darusallam, karena hari sudah sore dan menjelang
maghrib pesanan tersebut di tinggalkan terlebih dahulu, kemudian anak
saksi dan anak saksi abil bersama satu orang lagi temannya
memutuskan untuk mengantarkan teman-temannya ke Pondok
Pasantren terlebih dahulu, sesampainnya di Pondok Pasantren
Darusallam sekira pada Pukul 17:45 Wib anak saksi menurunkan
teman-temannya yang perempuan termasuk anak saksi korban
Nadiyah, setelah itu anak saksi bersama anak saksi abil dan teman
cowok nya satu lagi meminta izin kepada Terdakwa untuk mengambil
sandal milik anak saksi abil yang ketinggalan di rumah pribadi
Terdakwa, anak saksi dan anak saksi abil serta satu orang teman laki-
lakinya lagi memutuskan untuk meminta izin sambil bersalaman kepada

Halaman 43 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Terdakwa yang saat itu sedang berada di depan panggung al-kindi
mengawasi orang-orang bekerja membuat ayakan Pasir untuk
mengambil sendal anak saksi abil yang ketinggalan di rumah pribadi
Terdakwa, selanjutnya Terdakwa mengizinkan anak saksi, anak saksi
abil dan satu orang temannya lagi untuk pergi mengambil sandalnya,
kemudian anak saksi bersama anak saksi abil dan satu orang
temannya tadi mengambil sandal milik anak saksi abil sekalian
mengambil pesanan Ayam geprek yang ditinggalkan tadi, sesampainya
di Pondok Pasantren Darusallam Anak saksi langsung mengantarkan
ayam geprek tersebut ke gerbang asrama Putri gerbang asrama zahara
dan memberikan ayam geprek tersebut kepada anak saksi Ica;
- Bahwa anak saksi menyatakan dengan tegas pada saat Pulang dari
mengambil sendal anak saksi abil dan pesanan ayam Geprek sekira
Pukul 17:55 anak saksi masih melihat Terdakwa berdiri mengawasi
orang bekerja di depan Panggung Al-kindi;
- Bahwa saksi mengatakan pada saat pergi lagi ke rumah Pribadi
Terdakwa menggunakan mobil yang dikendarai oleh anak saksi abil,
anak saksi mengambil sandal milik anak saksi abil yang ketinggalan
terlebih dahulu baru mengambil pesanan geprek yang sudah di pesan
sebelumnya;
- Bahwa saksi menyatakan sampai di Pondok Pasantren Darusallam dari
mengambil sandal milik anak saksi abil dan ayam geprek sekira pukul
17:55 Wib saat orang sedang mengaji untuk persiapan Sholat Maghrib
berjemaah;
- Bahwa kemudian Anak saksi Ica yang membagikan ayam geprek
tersebut kepada teman-teman putrinya;
- Bahwa setelah itu anak saksi pulang ke asrama dan melakukan
persiapan untuk sholat maghrib berjemaah;
- Bahwa pada saat sholat Maghrib berjemaah pada tanggal 07 Oktober
2022 anak saksi bertemu dengan Terdakwa dan satu syaf dengan
Terdakwa, karena anak saksi pada saat itu termasuk terlambat datang
ke Masjid, anak saksi menjelaskan kalau kebiasaan di Pasantren
biasanya santri datang 15 menit sebelum adzan Maghrib dan mengaji
terlebih dahulu untuk persiapan Sholat maghrib Berjemaah;
- Bahwa saksi menegaskan saksi bertemu dan bersalaman dengan
Terdakwa pada saat selesai sholat Maghrib berjemaah, setelah
bersalaman dengan Terdakwa anak saksi langsung pamit pulang;

Halaman 44 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa setelah pulang ke asrama pada tanggal 07 Oktober 2022 saksi
tidak ada lagi ketemu dengan Terdakwa di hari itu;
Atas keterangan saksi Terdakwa menyatakan tidak keberatan atas
seluruh keterangan saksi.
3. Anak Saksi Ica Permata Sari, di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa anak saksi mengenal Terdakwa dan tidak ada hubungan
keluarga dengan Terdakwa;
- Bahwa anak saksi pada tanggal 07 Oktober 2022 bersama dengan 8
orang temannya termasuk anak saksi Koban bertugas piket di rumah
Pribadi milik Tersangka di Desa Karang anyar;
- Bahwa anak saksi setelah melaksanakan Piket di rumah Pribadi Milik
Terdakwa bersama-sama dengan temannya pergi ke Sungai Konak
sekira pukul 15:30 Wib, kemudian anak saksi bersama dengan
temannya-temannya balik ke pasantren sebelum balik ke Pasantren
anak saksi bersama-sama temannya memesan ayam geprek, karena
sudah terlalu sore pesanan ayam geprek tersebut ditinggalkan dan
nantinya akan di ambil oleh anak saksi abil dan anak saksi asyraf zofir,
sesampainya di Pasantren sekira pukul 17:45 Wib bersama-sama
dengan anak saksi korban nadiyah, anak saksi langsung turun dari
mobil dan kembali ke asrama putri masing-masing;
- Bahwa selanjutnya anak saksi menjelaskan pada tanggal 07 Oktober
2022, saat di asrama sore hari sebelum maghrib lebih kurang 15 Menit
sebelum maghrib, anak saksi ingin keluar menemui adeknya, kebetulan
ada anak saksi asyraf zofir yang datang membawa ayam geprek
pesanan mereka tadi, lalu kemudian anak saksi asyraf zofir menitipkan
5 bungkus ayam geprek tersebut kepada anak saksi, lalu geprek untuk
teman-temanya itu dititipkan kepada adek kelas untuk di bagikan
kepada teman-temannya termasuk ayam geprek yang di pesan anak
saksi korban, anak saksi korban memesan 2 Bungkus ayam geprek
yang satunya lagi untuk adek anak saksi korban nadiyah yang bernama
anak saksi zidane;
- Bahwa setelah menemui adeknya lebih kurang 15 Menit anak saksi
bersiap untuk melaksanakan Sholat maghrib di kamar asramanya, anak
saksi selesai sholat barulah anak saksi makan ayam geprek miliknya
tersebut sekira 10 (sepuluh) menit;

Halaman 45 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa setelah anak saksi makan ayam geprek, anak saksi mencari
Safitri untuk menanyakan apakah ustazah Safitri mengaji atau tidak di
kamar asrama ustazah Safitri, namun oleh karena ustazah Safitri
sedang halangan, maka ustazah Safitri tidak mengaji;
- Bahwa pada saat menanyakan kepada ustazah Safitri, anak saksi
melihat anak korban sedang berada di kamar asrama ustazah Safitri;
- Bahwa anak saksi tidak menegur anak korban ataupun mengatakan
sesuatu kepada anak korban termasuk masalah ayam geprek;
- Bahwa Saksi menyatakan kebiasaan di Pondok Pasantren darusallam
setelah maghrib menjelang Isya para santriwati dan santri mengaji di
Musholah dan masjid;
- Bahwa anak saksi menyatakan melihat Anak Saksi Korban Nadiyah
bahkan melihat wajah Anak Saksi Korban berada di Bilik asrama milik
saksi safitri dan juga tidak merugakan bahwa orang yang anak saksi
lihat tersebut adalah memang benar anak saksi Korban Nadiyah;
- Bahwa saksi menjelaskan ayam geprek yang dipesan tersebut
berjumlah 5 bungkus, yang memesan geprek terdiri dari 2 Bungkus
untuk Anak Saksi Korban Nadiyah, 1 Bungkus anak saksi, 1 Bungkus
untuk zia dan satunya lagi untuk Junis;
- Bahwa saksi menyatakan pada tanggal 07 Oktober 2022 setelah pulang
dari Konak Anak Saksi Korban berada di asrama dan juga malam
harinya Anak Saksi Korban juga berada di dalam asrama putri;
- Bahwa anak saksi menyatakan saksi Ustazah Safitri merupakan
pembina ekstrakulikuler mengajar mengaji di Pondok Pasantren
Darusallam;
4. Dedi Arman, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa Saksi mengenal Terdakwa dan tidak memiliki Hubungan
Keluarga dengan Terdakwa;
- Bahwa pada Tanggal 07 Oktober 2022, Sekira Pukul 13:30 Wib saksi
datang ke Pondok Pasantren Darusallam untuk melakukan Pekerjaan
yaitu Mengelas Ayakan Pasir koral untuk Pembangunan Masjid
Pasantren Darusallam di depan panggung al-kindi, kemudian pada saat
saksi datang Terdakwa belum ada di Pondok Pasantren lalu saksi
menelpon Terdakwa tidak lama setelah itu sekira Pukul 14:00 Wib
Terdakwa datang menemui saksi di Pondok Pasantren Darusallam,

Halaman 46 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


selanjutnya Terdakwa menunjukan cara untuk mengelas ayakan pasir
koral tersebut dan membongkar-bokar besi, Terdakwalah orang yang
menunjukan ukuran-ukuran besi yang ingin dipotong oleh saksi dan
anak buahnya, sekira sebelum adzan asyar Terdakwa pamit untuk
sholat ke Masjid Pondok Pasantren dan saksi berhenti istrirahat untuk
bekerja;
- Bahwa setelah Terdakwa selesai sholat Asyar lebih kurang pukul 16:30
Wib Terdakwa mengawasi lagi saksi bersama dengan anak buahnya
bekerja membuat ayakan pasir koral,
- Bahwa saksi menyatakan bahwa terdakwa mengawasi pekerjaan saksi
tersebut sampai dengan lebih Kurang pukul 17:30 Wib pada saat orang
mengaji untuk persiapan sholat maghrib berjemaah dan juga saksi
istirahat pada saat itu;
- Bahwa saksi menyatakan ada mobil Grand max berhenti di depan
panggung al-kindi sekira pukul 17:30 Wib membawa anak-anak
Pasantren, kemudian ada santri yang datang menghampiri Terdakwa
dan bersalaman dengan Terdakwa,
- Bahwa selanjutnya setelah itu Terdakwa memerintahkan saksi untuk
istirahat dan kemudian memberikan saksi uang sebesar Rp. 150.000
untuk dibelikan Nasi, setelah memberikan uang tersebut Terdakwa
berangkat untuk Sholat maghrib berjemaah ke Masjid menggunakan
mobil kijang warna merah;
- Bahwa setelah itu saksi menyuruh anaknya untuk membelikan 5 Kotak
Nasi Geprek, 1 Bungkus rokok surya dan bandrex, saksi juga tidak lupa
membelikan terdakwa 1 nasi kotak ayam geprek;
- Bahwa setelah maghrib saksi makan ayam geprek, lalu setelah maghrib
pukul 18:30 Wib Terdakwa balik lagi ke tempat kerja saksi dan saksi
menawarkan terdakwa ayam geprek lalu terdakwa mengatakan iya
tarok saja dulu disitu,
- Bahwa terkadang saksi menerangkan kemudian setelah itu saksi
melihat Terdakwa masuk keruangannya dengan seorang santri laki-laki
berbadan besar sambil membawa geprek yang saksi belikan untuk
terdakwa;
- Bahwa terkadang saksi menerangkan kemudian setelah itu saksi
melihat Terdakwa masuk keruangannya sendirian sambil membawa
geprek yang saksi belikan untuk terdakwa

Halaman 47 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa Terdakwa berada di dalam ruangannya tersebut sampai dengan
waktu sholat isya, namun namun saksi tidak mengetahui apa yang
dilakukan Terdakwa di dalam ruangannya
- Bahwa kemudian setelah sholat isya sekira pukul 20:30 Wib saksi
melihat Terdakwa masuk dengan 2 orang santri laki-laki yang satu
berbadan besar dan yang satunya lagi berbadan kecil yang saksi
ketahui yang berbadan kecil tersebut adalah cucu parjok kemudian
sekira pukul 21:46 Wib kedua orang anak laki-laki tersebut keluar dari
ruangan Terdakwa;
- Bahwa saksi menyatakan bahwa saksi bekerja pada tanggal 07
Oktober 2022 tersebut sampai dengan pukul 01:30 Wib dini hari;
- Bahwa saksi mengatakan jarak saksi bekerja dengan ruangan terdakwa
kurang lebih berjarak 6 Meter;
- Bahwa saksi menyatakan Terdakwa selalu pergi ke masjid
menggunakan mobil kijang warna merah karena jarak masjid dengan
Ruangan Kerja Terdakwa cukup jauh;
- Bahwa saksi bekerja sambil menghadap ke ruangan Terdakwa;
- Bahwa saksi menyatakan saat bekerja, terdakwa sering datang untuk
menyuruh saksi berhenti bekerja untuk beristirahat;
- Bahwa pada tanggal 07 Oktober 2022 saksi tidak melihat ada seorang
santri wanita atau anak saksi korban masuk kedalam ruangan
Terdakwa;
- Bahwa saksi membenarkan terdapat video yang memperlihatkan saksi
dan anak buahnya bekerja di Panggung Al Kindi pada hari Jum’at
tanggal 7 Oktober 2022;
5. Safitri Anggraini, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa saksi mengenal Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga
dengan Terdakwa;
- Bahwa saksi adalah ustadzah yang melakukan pengabdian di pondok
pesantren darusallam dan saksi juga sambil berkuliah dan sambil
mengabdi pondok Pasantren tersebut;
- Bahwa saksi adalah pembina asrama dan pengajar di pondok
pesantren tersebut namun saat ini saksi sudah keluar dari pasantren
karena sudah menikah;

Halaman 48 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa saksi menyatakan pada hari jumat, tanggal 7 Oktober 2022 di
sekira sore hari sebelum magrib seorang santri atas nama Nadiyah
datang ke asrama saksi dan ingin bercerita tentang pengabdian sambil
kuliah;
- Bahwa kemudian saksi menceritakan suka duka pengabdian kepada
Anak Saksi Korban Nadiyah ada suka nya ada dukanya, tapi enak kok
mengabdi di Pondok Pasantren ini kata saksi kepada Anak Saksi
Korban;
- Bahwa pada saat saksi dan Anak Saksi Korban Nadiyah ngobrol sekira
setelah sholat maghrib sempat ada anak saksi Ica Permata sari
menghapiri saksi dan Anak Saksi Korban Nadiyah kemudian bertanya
kepada saksi “Ustadzah Mengaji ngga?” lalu saksi menjawab “Ustadzah
sedang tidak mengaji”. Kemudian anak saksi icha pergi. Bahwa saksi
menyatakan dengan tegas anak saksi Ica melihat pada saat itu Anak
Saksi Korban Nadiyah di dalam kamar saksi;
- Bahwa kemudian ketika anak saksi ica menghampiri saksi dan Anak
Saksi Korban Nadiyah, Anak Saksi Korban Nadiyah sama sekali tidak
ada mempertanyakan persoalan nasi ayam geprek miliknya kepada
anak saksi ica dan juga tidak ada obrolah apapun dari mereka berdua,
namun anak saksi ica jelas melihat bahwa didalam ruangan tersebut
ada Anak Saksi Korban;
- Bahwa saksi menyatakan Anak Saksi Korban sebelum isya dipanggil
sama seseorang, namun saksi tidak mengetahui orang tersebut siapa
karena Saksi bermain hp di bilik kamar saksi;
- Bahwa setelah dipanggil oleh seseorang tersebut, Anak Saksi Korban
Nadiyah kembali lagi menghampiri saksi ke bilik kamar milik saksi;
- Bahwa setelah Anak Saksi korban Nadiyah masuk lagi Anak Saksi
Korban Nadiyah masih lanjut bercerita tentang kuliah dan pengabdian
karena sempat terpotong;
- Bahwa selama anak saksi korban berada di kamar saksi tidak secara
terus-menerus, anak korban sempat keluar dari kamar saksi;
- Bahwa saksi dan Anak Saksi Korban Nadiyah bercerita hingga adzan
isya sebelum para santri tidur sekira pukul 21:00 Wib, saat itu Saksi
melihat jam di dinding ketika Anak Saksi Korban pulang;
- Bahwa saksi tidak tau apa tujuan dan maksud Anak Saksi Korban
kepada saksi;

Halaman 49 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa Saksi dan Anak Saksi Korban mengobrol di bilik kamar Saksi
hanya berdua dengan Anak Saksi Korban namun di luar ada para santri
yang masih dalam satu ruangan asrama dengan saksi;
- Bahwa Saksi dan Anak Saksi Korban tidak makan malam dari sekira
setelah magrib hingga Pukul 21:00 Wib;
- Bahwa Saksi dan Anak Saksi Korban Nadiyah tidak sholat isya, Karena
berhalangan tidak sholat jadi saksi tidak tahu jam nya;
- Bahwa Saksi menyatakan Tidak ada perbedaan gaya bercerita dari
Anak Saksi Korban Nadiyah setelah keluar dan masuk lagi, masih biasa
saja. Tidak ada yg aneh;
- Bahwa Saksi sering bertemu dengan Anak Saksi Korban Nadiyah
karena asrama Anak Saksi Korban Nadiyah di depan asrama nomor 06;
- Bahwa Saksi merupakan ustdzah pembina asrama nomor 06 Pondok
Pasantren Darusallam;
- Bahwa saksi juga merupakan pembina ekstrakulikuler mengaji di
Pondok Pasantren darusallam;
6. Eka Marsela, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa saksi mengenal Terdakwa dan tidak ada Hubungan keluarga
dengan Terdakwa;
- Bahwa saksi menyatakan bahwa yang mengatur jadwal piket bersama
dengan saksi Nisenli karena saksi merupakan Staf Tata Usaha di
Pondok Pasantren Darusallam;
- Bahwa saksi menyatakan jadwal piket diruangan terdakwa sudah ada
sejak saksi masuk menjadi santriwati di pondok pesantren dari tahun
2019 sampai dengan di berhentikannya petugas piket;
- Bahwa yang terpilih piket diruangan terdakwa adalah yang memenuhi
syarat yaitu merupakan anak asuh dan memiliki 2 saudara yang
bersamaan mondok di pondok pesantren tersebut serta yang tidak
membayar biaya pondok pesantren secara penuh;
- Bahwa saksi sudah menjadi sebagai staf tata usaha selama 2 tahun
dan saksi juga merupakan orang yang mengabdi di Pasantren
Darausallam;
- Bahwa selama saksi menjabat sudah ada jadwal piket yang dibagi
menjadi 2 orang siswi pasantren setiap , piket tersebut untuk
membersihkan ruangan terdakwa dan ruangan lainnya;

Halaman 50 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa saksi mengatakan Anak Saksi Korban dan anak saksi eni
adalah santriwati yang mendapatkan jadwal piket diruangan terdakwa
yang dipilih oleh staff tata usaha pondok pesantren bukan oleh
Terdakwa;
- Bahwa sejak agustus anak saksi eni diganti dengan anak saksi hafizah
karena ada kehilangan uang di Ruangan Ketua yayasan sebanyak 2
Kali;
- Bahwa pada akhir bulan agustus, terdakwa memanggil saksi dan saksi
nisenli untuk mengganti anak saksi Eni dari jadwal piket karena terjadi
kehilangan di ruangan terdakwa, alasan anak saksi Eni diganti karena
saksi Eni memiliki masalah keluarga sehingga kehilangan yang terjadi
di ruangan terdakwa tersebut diasumsikan atau didudaga oleh saksi
dan saksi Nisenli dilakukan oleh anak saksi Eni yang saat itu sedang
membutuhkan uang daripada Anak Saksi Korban;
- Bahwa sejak bulan agustus sampai dengan bulan oktober Anak Saksi
Korban Nadiyah dan anak saksi hafizah yang bertugas piket diruangan
terdakwa;
- Bahwa dikarenakan sekira awal bulan oktober 2022 terjadi kehilangan
uang untuk ketiga kalinya diruangan terdakwa sebesar Rp. 1.000.000,
maka piket dihentikan hanya sampai bulan oktober 2022;
- Bahwa pada tanggal 11 oktober 2022 piket di ruangan terdakwa
diberhentikan oleh Terdakwa dan atas kesepakatan saksi dan saksi
nisenli juga;
- Bahwa setelah bulan oktober hanya staff tata usaha yang bertugas
menjalankan piket di ruang terdakwa;
- Bahwa perollingan terjadi setiap semester saja dan kenyataannya
rolling dijalankan sebelum semester berakhir;
- Bahwa pada tanggal 08 Oktober 2022 sore hari sekira Pukul 16:00 Wib,
Terdakwa memanggil Saksi dan Saksi Nisenli untuk mengajukan
pergantian santri yang piket diruangan terdakwa karena terjadi
kehilangan lagi di ruangan terdakwa, Obrolan tersebut berlangsung di
teras depan ruangan Terdakwa, Obralan saksi, saksi nisenli dan
Terdakwa tersebut memakan waku lebih kurang 15 Menit;
- Bahwa saksi menjelaskan mengapa saksi begitu ingat soal waktu
pertemuan dengan Terdakwa karena pada tanggal 8 oktober 2022
tersesbut, saksi dan saksi nisenli baru selesai mengajar pada pukul

Halaman 51 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


15.35 kemudian saksi setelah mengajar ada mengobrol sebentar
dengan saksi Nisenli di ruangan Tata Usaha saksi dipanggil oleh
Terdakwa untuk mengobrol di depan ruangan Terdakwa;
- Bahwa pada tanggal 11 oktober 2022 saksi dan saksi nisenli diminta
tolong oleh Terdakwa agar tidak ada lagi piket diruangan terdakwa
termasuk Anak Saksi Korban Nadiyah dengan pertimbangan Anak
Saksi Korban Nadiyah sudah kelas 6 dan akan menghadaoi Ujian akhir;
- Bahwa saksi menyatakan pada tanggal 8 oktober 2022 yang piket
adalah Anak Saksi Korban Nadiyah dan anak saksi Hafizah menurut
jadwal piket yang terdakwa buat;
- Bahwa saksi menyatakan pada bulan Agustus terjadi 2 kali kehilangan
di ruangan terdakwa yaitu kehilangan pertama sebesar Rp.500.000,00
dan kehilangan kedua sebesar Rp.800.000,00;
- Bahwa pada tanggal 8 oktober 2022 terdakwa memakai peci warna
hitam dan jubbah;
- Bahwa saksi menegaskan jadwal piket yang seharusnya itu dilakukan
pada pagi hari dan tidak di mungkinkan piket di ruangan terdakwa
dilakukan pada sore hari;
- Bahwa saksi menyatakan pada tanggal 8 oktober 2022 pukul 16.40
tidak ada bertemu anak saksi Hafizah dan Anak Saksi Korban piket di
ruangan terdakwa;
- Bahwa saksi menegaskan sekali lagi pada tanggal 8 oktober 2022
pukul 16.00 saksi dan saksi Nisenli berada di teras dan saksi dan saksi
Nisenli tidak melihat Anak Saksi Korban Nadiyah di dalam ruangan
Terdakwa;
- Bahwa pada tanggal 8 oktober 2022 pukul 16.40 saksi sudah berada di
asrama;
- Bahwa pada tanggal 7 oktober 2022 saksi dan saksi Nisen pulang dari
ruangan tata usaha jam 16.00 sore;
- Bahwa pada tanggal 7 dan 8 oktober 2022 ada yang bekerja di dekat
ruangan terdakwa;
7. Ferri Handi, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa saksi mengenal Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga
dengan Terdakwa;

Halaman 52 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa saksi sebagai buruh menggesek kayu dipondok pesantren dari
bulan oktober 2022 hingga sekarang;
- Bahwa saksi adalah tukang kayu di pondok pesantren tersebut;
- Bahwa saksi bekerja untuk menggesek kayu di pondok pesantren
tersebut;
- Bahwa saksi menggesek kayu di kebun pondok pesantren;
- Bahwa saksi menyatakan ruangan terdakwa dengan tempat
menggesek kayu tersebut cukup jauh sehingga terdakwa menemui
saksi dengan mengendarai mobil merah;
- Bahwa pada tanggal 7 oktober saksi bekerja di pondok pesantren
tersebut dan bertemu terdakwa pada pukul 09.00 wib dan terdakwa ada
mengobrol dengan saksi terkait untuk menunda membayar gaji saksi
sebesar Rp.5.000.000,00;
- Bahwa pada tanggal 8 oktober sekira pukul 16.30 Wib terdakwa
mengecek pekerjaan saksi di tempat menggesek kayu kurang lebih
sekitar 30 menit sambil Terdakwa mengobrol dengan saksi, pada saat
saksi dan Terdakwa bercerita Terdakwa menceritakan bahwa uang
Terdakwa hilang sebesar Rp.1.000.000, sehingga Terdakwa hanya
dapat membayar upah saksi sebesar Rp. 4.000.000,00 dan akan
dibayar sisanya Sebesar Rp.1.000.000 akan Terdakwa bayarkan pada
tanggal 9 oktober 2022 ;
- Bahwa pada tanggal 9 oktober saksi mendatangi ruangan terdakwa,
namun ada tamu perempuan yang lagi menghadap terdakwa dengan
bersujud dihadapan terdakwa sambil menangis seperti meminta maaf;
- Bahwa setelah tamu perempuan terdakwa keluar, saksi langsung
menemui terdakwa dan mengambil sisa upah saksi sebesar
Rp1.000.000 dengan Terdakwa.
Menimbang, bahwa Penuntut Umum menghadirkan bukti surat di
persidangan berupa;
- Laporan hasil pemeriksaan Psikologis Korban Kekerasan Seksual
Nomor : 21.020/L/IPK-BKL/XII/2022 tanggal 20 Desember 2022 yang
dibuat dan di tandatangani oleh Wendri Surya Pratama, M.Psi, Psikologis
Klinis pada Ikatan Psikologis Klinis Indonesia.
- Surat Tugas Menteri Agama RI Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Kepahiang Nomor: B-1233/Kk.07.08/1/Kp.07.6/06/2017
tanggal 21 Juni 2017 yang mana pada pokoknya Surat Tugas tersebut

Halaman 53 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


menyatakan Terdakwa yang semula Sebagai JFU di MTSs 03
Kepahiang ditugaskan kemabali sebagai JFU di MTSs 01 Kepahiang;
- Foto Terdakwa makan bersama anak saksi Zidane dan anak rauhan di
Ruang Kerja Terdakwa;
- Video dari Laman live Facebook atas nama akun Aguswan Agus yang
menerangkan saksi Dedi Arman bersama rekannya sedang bekerja di
panggung al-kindi.

Menimbang, bahwa Penuntut Umum menghadirkan ahli Wendri Surya


Pratama, M.Psi Bin Abdul Maas als Surya, ahli setelah disumpah didepan
persidangan memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa ahli sebagai Psikolog Klinis di RSKJ Soeprapto Prov. Bengkulu
sejak tahun 2018 sampai dengan saat ini, selain itu Ahli menjabat
sebagai Ketua IPK (Ikatan Psikolog Klinis) Indonesia Wilayah Bengkulu
sejak tahun 2018 sampai dengan saat ini.
- Bahwa tugas dan fungsi Ikatan Psikologis Klinis (IPK) Indonesia wilayah
Bengkulu sebagai wadah dan tempat bernaungnya para Psikolog Klinis
khususnya di wilayah Bengkulu yang memiliki legalitas untuk berpraktek
sebagai psikolog klinis salah satunya dalam hal melakukan pemeriksaan
psikologis.
- Bahwa tugas dan tanggung jawab Ahli sebagai Psikolog Klinis
Penanggung Jawab pada Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah
Bengkulu yaitu melakukan pendampingan dengan cara assesmen dan
intervensi psikologi klinis terhadap klien.
- Ahli memiliki Sertifikat atau Kompetensi Keahlian di bidang Psikologi
dalam bentuk Surat Tanda Registrasi Psikologi Klinik yang dikeluarkan
Ketua Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia Nomor Registrasi : 03 24 8 1
1 18-2211845 tanggal 18 Januari 2018 dan Surat Sertifikasi Pengukuhan
Psikolog Klinis Nomor : SPPK.T.2031096 yang dikeluarkan Pengurus
Pusat Ikatan Psikologi Klinis Indonesia (terlampir).
- Benar bahwa Ahli telah bertindak selaku penanggungjawab pelaksanaan
Pendampingan Psikologis Anak Korban atas nama Nadiyah Salsabila
yang telah Ahli tuangkan dalam Surat Hasil Pemeriksaan Psikologis
Korban Kekerasan Seksual dengan Surat Nomor :
21.020/L/IPK-BKL/XII/2022 tanggal 20 Desember 2022.

Halaman 54 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Ahli mengenal Nadiyah Salsabila tersebut sejak tanggal 15 Desember
2022 di Kantor Dinas DP2KBP3A Kab. Kepahiang. Hubungan Ahli
dengan Nadiyah Salsabila tersebut sebagai klien Ahli (terperiksa).
- Bahwa kesimpulan dari pemeriksaan psikologis korban kekerasan
seksual atas nama korban Nadiyah Salsabila tersebut yaitu saat ini
kondisi psikologis klien tidak stabil dan ada kecenderungan gangguan
depresi. Klien juga menunjukkan adanya indikasi trauma psikologis yang
dialami. Untuk itu, klien membutuhkan pendampingan lanjutan dan
arahan agar klien dapat mengelola pikiran, perasaan, dan perilaku yang
lebih sehat ke depannya.
- Bahwa yang menjadi alasan sehingga Ahli dapat membuat kesimpulan
dari pemeriksaan psikologi terhadap Nadiyah Salsabila, bahwa kondisi
psikologis Nadiyah Salsabila tidak stabil dan ada kecenderungan
gangguan depresi, juga menunjukkan adanya indikasi trauma psikologis
yang dialami yaitu berdasarkan hasil asesmen yang menunjukkan
adanya perubahan perilaku, cara berpikir, dan perasaan pada klien
Nadiyah Salsabila.
- Bahwa secara umum pada saat Ahli melakukan pendampingan terhadap
Nadiyah Salsabila, klien Ahli tersebut ada mengatakan bahwa pernah
mengalami peristiwa pencabulan, namun untuk secara lebih detail,
Nadiyah Salsabila tidak ada menceritakannya kepada Ahli dikarenakan
ketika Ahli ingin bertanya lebih jauh, terjadi blocking atau menutup diri
untuk menceritakan lebih lanjut terkait peristiwa yang dialaminya.
- Bahwa Nadiyah Salsabila mengatakan kepada Ahli yang melakukan
pencabulan atau kekerasan seksual kepadanya adalah Ketua Yayasan di
Pondok Pesantren tempat Nadiyah Salsabila bersekolah.
- Bahwa menurut pendapat Ahli, peristiwa pencabulan atau kekerasan
seksual dan efek dari peristiwa yang dialami oleh Nadiyah Salasabila
dapat menjadi penyebab kondisi psikologis Nadiyah Salsabila tidak stabil
dan ada kecenderungan gangguan depresi, juga menunjukkan adanya
indikasi trauma psikologis yang dialami.
- Ahli melakukan pemeriksaan Psikologi terhadap Nadiyah Salsabila
sebanyak 1 (satu) kali secara langsung yang dilaksanakan pada tanggal
15 Desember 2022 di Kantor Dinas DP2KBP3A Kab. Kepahiang dan
beberapa kali melalui via telepon. Menurut Ahli, dari data-data yang Ahli
dapatkan pada pelaksanaan pemeriksaan tersebut, Ahli sudah dapat
membuat kesimpulan psikologi klinis terhadap Nadiyah Salsabila.

Halaman 55 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa tahapan yang dilakukan dalam pemeriksaan terhadap korban
meliputi Observasi, Interview, Test Psikologi dan Observasi dilakukan 2
(dua) jam dilakukan secara langsung.
- Bahwa ahli tidak menanyakan kepada nadia secara langsung hal tidak
baik apakah yang dilakukan terdakwa terhadap Nadia, tetapi ahli
menanyakan hal tersebut kepada pendamping dari Dinas PPA dan
pendampoing menceritakan bahwa terhadap Nadia telah terjadi tindakan
pencabulan.
- Bahwa dalam tahapan psikologis digunakan / ada alat tes psikologis.
- Pendampingan psikologis, konseling, untuk Nadia dilakukan sebanyak 1
(satu) kali secara langsung, 1 (satu) kali melalui telpon, dan 1 (satu) kali
melalui chat whatsapp.
- Tidak ada batas waktu daluarsa atau waktu permulaan untuk merasa
depresi, tergantung dari perasaan masing-masing individu dan
kemampuan intelektual masing-masing individu.
- Tingkat kesembuhan, melihat dari tingkat kecerdasan, dan saudara
Nadia punya itu sehingga kemungkinan sembuh lebih cepat itu ada.
- Ahli melakukan pemeriksaan kebenaran hal yang menjadi dasar trauma
terhadap korban dan nampak pada tatapan mata, cara bicara intonasi
serta pada saat wawancara anak korban menangis dan sulit bercerita,
sehingga dapat disimpulkan menyatakan apa yang memang korban
rasakan.
- Bahwa telah dilakukan wawancara terhadap penolong pertama dan tidak
ditemukan indikasi penolong pertama memberikan keterangan yang
bersifat bohong.
- Bahwa penegakan psikologis tidak harus dilakukan observasi selama 14
(empat belas) hari, hal tersebut biasanya dilakukan terhadap ODGJ
(Orang Dalam Gangguan Jiwa).
- Bahwa terhadap Nadia telah digunakan alat test psikologis yang objektif
dan menunjukkan bahwa Nadia tidak berbohong.
- Bisa tergantung dari pengaruh sekitar dan kemampuan intelektual.
- Bahwa trauma yang terjadi terhadap anak lebih bahaya dibandingkan
terjadi kepada orang dewasa.
Menimbang, bahwa Penasihat Hukum menghadirkan ahli Dr. Hamzah
Hatrik, S.H.,M.Hum, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan hal-hal
sebagai berikut:

Halaman 56 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa Ahli merupakan dosen di fakultas hukum Universitas Bengkulu
yang mengajar hukum pidana;
- Bahwa mengenai surat dari psikologis klinis dan keterangan dari
psikologis klinis, dua-duanya dapat menjadi alat bukti;
- Bahwa surat keterangan hasil dari psikologis klinis dapat dijadikan alat
bukti surat dalam penyidikan dan Ahli dapat menjadi keterangan Ahli
dalam persidangan;
- Bahwa Ahli menjelaskan tidak ada satu alat bukti pun yang memiliki
kekuatan absolut tergantung apakah keterangan psikolog klinis tersebut
diberikan secara benar menurut undang-undang, karena Ahli tidak
memiliki kewenangan untuk menilai kekuatan alat bukti tersebut rendah,
sedang, atapun kuat karena tidak ada satu pun alat bukti yang disebut
sebagai kekuatan absolut;
- Bahwa ahli menjelaskan tentang Undang-Undang Perlindungan anak
melalui Perspektif Hukum Pidana, Penjelasan ahli bahwa apabila kita
memahami dan mencermati Undang-Undang khusus di luar KUHP,
terdapat 2 kategori, yang PERTAMA Undang-Undang khusus yang
masuk Domain Hukum Pidana, kemudian yang KEDUA dia Undang-
Undang Khusus namun tidak masuk kedalam domain hukum Pidana,
sehingga pendapat ahli bahwa Undang-Undang Perlindungan Anak
masuk kedalam domain Hukum Administrasi bukan domain Hukum
Pidana, Contoh Undang-Undang khusus yang masuk domain Hukum
Pidana adalah Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, Undang-
Undang Tindak Pidana Pencucian Uang, Undang-Undang Perdagangan
orang, Undang-Undang Tindak Pidana ekonomi dan yang terbaru
adalah UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG
TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL, karena nomenklaturnya
sangat jelas menyebut tentang Undang-Undang Tindak Pidana
dan/atau Pemberantasan Tindak Pidana, Sehingga ahli menyimpulkan
bahwa Undang-Undang Perlindungan Anak adalah domain Hukum
Administrasi yang menggunakan sanksi Hukum Pidana;
- Bahwa didalam Undang-Undang yang masuk ke dalam domain Hukum
administrasi pasti di akhir Undang-Undang tersebut terdapat sanksi
hukum pidana, kemudian di dalam Hukum administrasi itu pendekatan
Sanksi Pidana merupakan sarana sebagai Ultimum Remedium atau
The Last Resort, atau dapat di analogikan di Ujung Ekor Itu ada Racun,
sehingga di dalam Undang-undang yang masuk ke dalam domai

Halaman 57 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Hukum administrasi terdapat 3 Sanksi yaitu sanksi Administrasi, Sanksi
Perdata dan Sanksi Pidana artinya Hukum Pidana di dalam Undang-
Undang yang masuk ke dalam domain Hukum Administrasi bisa
dipertimbangkan sebagai alat Terakhir dalam hal penegakan Hukum
namu tidak menutup kemungkinan penegak hukum akan menegekan
dia sebagai primum remedium namun Hukum Pidana tetap bisa
dipertimbangkan sebagai sarana yang terakhir;
- Bahwa ahli berpendapat kalau di dalam segi teoritik ancaman Minimum
di dalam suatu Undang-Undang Khusus contohnya di dalam Undang-
Undang Perlindungan anak bukan merupakan hal yang baru, misalnya
didalamUndang-Undang Perlindungan anak terdapat minimum
khususnya yaitu 5 Tahun dan Maksimum 15 Tahun,kenapa hal tersebut
perlu dirumuskan oleh pembentuk undang-undang karena agar tidak
terjadi DISPARITAS PEMIDANAAN YANG BERLEBIHAN, lalu yang
kedua mengenai adil dan tidak adil apakah 5 tahun tersebut adil untuk
seseorang, kemudian apakah hakim boleh menjatuhkan hukuman
dibawah 5 tahun, kemudian ahli berpendapata HAKIM BOLEH
MENJATUHKAN HUKUMAN DIBAWAH 5 TAHUN ATAU DI BAWAH
MINIMUM KARENA HAKIM AKAN MELIHAT DARI SEGI KEADILAN
KARENA HAKIM MEMELIKI KEWENANGAN BEBAS UNTUK
MENJATUHKAN HUKUMAN KEPADA TERDAKWA;
- Bahwa ahli berpendapat terkait Pembuktian terhadap Perkara a quo
tetap mengacu kepada Pasal 184 ayat (1) KUHAP, kecuali terdapat
pengecuali di dalam Undang-Undang Khusus yang mengatur tentang
Hukum acaranya baru Pasal 184 ayat (1) KUHAP dapat
dikesampingkan, namun kalau tidak di atur soal Hukum acaranya tetap
kembali kepada Pasal 184 ayat (1) KUHAP, sehingga kesimpulannya
adalah terhadap Undang-Undang Perlindungan anak tetap mengacu
pembuktiannya kepada KUHAP;
- Bahwa ahli berpendapat dalam Undang-Undang Perlindungan anak
tidak diperbolehkan pembuktiannya sama dengan pembuktian di dalam
undang-undang khusus tindak pidana seperti Undang-Undang Tindak
Pidana Kekerasan Seksual dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) yang hanya mengacu kepada keteranagan saksi korban
ditambah satu alat bukti dapat langsung menetapkan seseorang
sebagai Tersangka/Terdakwa, sehingga saksi menyimpulkan bahwa
dalam perkara a quo Undang-Undang Perlindangan anak

Halaman 58 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


pembuktiannya tetap mengacu kepada Pasal 184 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan tidak menganut
prinsip hanya mendengarkan Keterangan Korban saja dan dilengkapi
alat bukti sudah bisa mempidanakan seseorang;
- Bahwa ahli berpendapat tentang keterangan saksi yang mana
keterangan saksi menurut ahli adalah seseorang yang melihat,
mendengar dan merasakan sendiri tetapi kemudian muncul
perkembangan Putusan Mahkamah Konstitusi yang berkembang
adalah alat Bukti Keterangan saksi itu Tidak harus yang dia dengar
sendiri, dia alami sendiri dan dia lihat sendiri,hal tersebut ditambah oleh
Mahkamah konstitusi dengan klausa TIDAK SELALU artinya Orang
yang hanya melihat saja boleh menjadi saksi tetapi dia harus melihat
langsung kejadian itu tidak bisa didasarkan pada informasi dari orang
lain atau katanya kata orang. “Sehingga ahli menyimpulkan apabila
seandainya saya hanya melihat saja peristiwa pidana tersebut
kemudian saya dijadikan saksi oleh Penuntut Umum apakah hal
tersebut sah, hal tersebut sangatlah sah sepanjang saya melihat
peristiwa tersebut, namun sebaliknya tidak bisa saya memberikan
keterangan sebagai saksi pada hal saya tidak melihat namun seolah-
olah saya melihat”.
- Bahwa selanjutnya ahli berpendapat mengenai saksi yang hanya
mendengarkan informasi dari seseorang lalu kemudian informasi yang
didapatkan oleh seseorang tadi dijadikan sebagai keterangan saksi,
maka keterangan tersebut tidak sah, karena informasi yang didapatkan
dari orang lain, bukan mendengarkan, melihat dan merasakan sendiri
peristiwa tersebut, SEHINGGA KETERANGAN SAKSI YANG
DEMIKIAN TIDAKLAH SAH;
- Bahwa penjelasan ahli tersebut diatas tentang keabsahan seorang
saksi adalah Testemonium de auditu adalah kesaksian yang diberikan
atas dasar keterangan orang lain, sehingga Testemonium de audito
tidaklah dapat digunakan sebagai alat bukti;
- Bahwa ahli menjelaskan Pasal 64 KUHP merupakan penggabungan
tindak pidana, yang mana ahli menjelaskan dalam pasal 63
Perbuatannya banyak namun orangnya satu, namun di dalam Pasal 64
Pengertiannya adalah seseorang yang sama sekali belum pernah
melakukan tindak pidana dan belum pernah di hukum namun berulang-
ulang melakukan perbuatan yang sama namun ada beberpa

Halaman 59 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


perdebatan tentang yaitu tentang rentang hari ada yang mengacu
kepada 4 hari ada juga yang mengacu kepada 14 Hari bisa dikatakan
berulang yang mana prinsipnya orang tersebut belum pernah di hukum;
- Bahwa soal pembuktian di dalam hukum pidana khususnya Undang-
Undang Perlindungan anak TETAP MENGACU KEPADA PASAL 184
AYAT (1) KUHAP;
- Bahwa ahli berpendapat soal dakwaan yang disusun berdasarkan alat
bukti yang tidak sah, kemudian ahli menerangkan keabsahan suatu alat
bukti harus mengikuti sesuatu prosedur yang telah diatur oleh Undang-
Undang contohnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
apabila keterangan saksi diambil dengan kapasitas saksi yang patut di
jadikan saksi maka saksi itu akan sah namun apabila keterangan saksi
diambil terhadap orang yang tidak melihat, mendengar dan merasakan
maka saksi tersebut dapat dinyatakan tidak sah atau Testemonium de
auditu sehingga ahli berpendapat bahwa hakim lah yang memeliki
kewenangan terhadap hal tersebut;
- Bahwa ahli menjelaskan Yurisprudensi merupakan sumber hukum
formal yang terakhir, kemudian ada yurisprudensi yang mengikat dan
yang tidak mengikat;
- Bahwa ahli dengan tegas menyatakan apabila ada seorang Korban
Pelecehan seksual kemudian Korban Pelecehan seksual tersebut
bercerita yang dia alami kepada orang lain, lalu orang lain yang
mendapatkan cerita dari anak korban tersebut adalah contoh dari
testimonium de auditu;
- Bahwa kemudian ahli menegaskan yang dimaksud yang melihat
sendiri, yang mendengar sendiri dan yang merasakan sendiri itu pada
saat Perbuatan tersebut terjadi bukan cerita dari orang lain, maka
dengan rumusan Testimonium de auditu tersebut adalah keterangan
yang diberikan berdasarkan keterangan dari orang lain dan hal seperti
ini tidak dapat disahkan sebagai seorang saksi;
- Bahwa ahli menjelaskan apabila Terdakwa tidak mau menjawab itu
merupakan suatu Hak karena di dalam KUHAP di dalam due Process of
law dalam hukum yang adil sangat menghargai hak dalam diamnya
seorang Terdakwa, diam dalam arti kalau kemudian Terdakwa tidak
mau mengaku maka harus dihargai sebagai silent Right nya seorang
Terdakwa;

Halaman 60 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa dalam membuktikan suatu tindak Pidana pencabulan tidak
dapat dibuktikan melalui keterangan saksi saja namun Prasangka
tersebut boleh dibuktikan namun pembuktian tersebut sulit dibuktikan
namun tetap boleh dibuktikan;
- Bahwa ahli menjelaskan menganai 2 Alat Bukti dan Keyakinan,
sehingga ahli menjelaskan kembali lagi ke Pasal 184 ayat (1) KUHAP,
KUHAP menyediakan 5 alat bukti untuk melakukan pembuktian, namun
apabila hakim yakin untuk memutus suatu parkara tersebut hanya
berdasarkan 2 alat bukti saja maka hal itu sangatlah di perbolehkan,
Pertanyaannya Kapan hakim yakin? Maka jawabannya adalah pada
saat sidang itu berlangsung, misalkan apakah 2 alat bukti dari
Keterangan saksi dan alat bukti surat hakim bisa memperoleh
keyakinan karena ada persesuaian antara alat bukti yang satu dengan
yang lain, karena hakim akan memperhatiakan persesuai satu alat bukti
dan alat bukti lainnya disanalah hakim memperoleh keyakinan terhadap
diri Terdakwa bersalah atau tidak bersalahnya, meskipun Terdakwa
menyangkal, sehingga berbicara tentang keyakinan hakim maka
pengalaman seorang hakim lah yang akan berbicara;
- Bahwa saksi menjelasakan suatu perkara yang hanya memiliki alat
bukti boleh diajaukan pembuktiannya di Pengadilan, namun apabila
hakim mengenyampingkan kedua alat bukti tersebut berdasarkan
keyakinannya maka seorang Terdakwa haruslah dibebaskan, begitupun
sebaliknya apabali hakim memliki keyakinan terhadap 2 alat bukti
tersebut maka terdakwa akan dihukum, sehingga Haruslah terlebih
dahulu melihat alat bukti yang dihadirkan dihadapan persidang apakah
diperoleh dengan menggunakan prosedur yang diatur didalam undang-
undang ataukah tidak;
- Bahwa ahli menyatakan 2 orang saksi masih merupakan satu alat
bukti, walaupun saksi tersebut saling berkesesuaian;
- Bahwa ukuran Keyakinan tersebut menurut ahli berdasarkan kata hati,
bahwa dalam membuat putusan dan menuangkan didalam
pertimbangannya keyakinan hakim harus berdasarkan alat bukti,
namun tidak harus diargumentasikan dengan adanya Unsur-Unsur
dalam dakwaan jaksa dan ditambah pembuktian didalam persidangan
hakim memperoleh keyakinan itu saja sudah cukup;
- Bahwa ahli menyatakan dengan tegas Undang-Undang Perlindungan
anak tetap mengunakan KUHAP, walaupun pada perkembangannya

Halaman 61 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


terdapat di dalam Undang-Undang tindak pidana Kekerasan seksual
dan KDRT yang menyatakan bahwa berdarasarkan dengan keyakinan
hakim, keterangan Korban dan ditambah satu alat bukti lain dapat
menyatakan seseorang bersalah, namun dalam konteks Undang-
Undang Perlindungan anak tetap mengacu kepada ketentuan KUHAP;
- BAHWA AHLI MENJELASKAN KALAU DAKWAAN NYA UNDANG-
UNDANG PERLINDUNGAN ANAK AHLI BERPENDAPAT DAN
BERPENDIRIAN SISTEM PEMBUKTIANNYA TIDAK DAPAN
MENGUNAKAN UNDANG-UNDANG KDRT DAN UNDANG-UNDANG
TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TETAP MENGACU KEPADA
UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK KALAU DIATUR
PEMBUKTIANNYA SECARA KHUSUS KALAU TIDAK ADA TETAP
MENGACU KEPADA KUHAP;
- Bahwa ahli menjelaskan tentang keadilan dalam sebuah perbuatan
manusia sifatnya secara dinamis tidak secara statis, bahwa satjipto
rahardjo memimpikan adanya Hukum Progresif yang mana para
penegak hukum tidak selalu terpaku kepada suatu undang-undang,
walaupun konsep Hukum Progresif itu masih buram, Bahwa Undang-
Undang itu adil pada saat diciptakan begitu dia diterapkan dinamika
berubah sehingga keadialan pun akan berubah, Gustave dan satjipto
rahardjo mengkonsep kan suatu hukum itu kembali lagi kepada hukum
alam, dulu Gustave sangat mengidolakan Kepastian Hukum namun
setelah dia berhenti menjadi seorang menterinya Hitler di German dia
berubah, yang mana dia menyatakan segala sesuatu itu harus
berdasarkan dengan keadilan karena berbicara soal keadilan tidak ada
pengecuali dalam aturan yang telah disepakati, kemudian kalau
keadilan sudah tercapai maka kembali kepada syarat sosiologis
bermanfaat tidak suatu aturan tersebut, apabila aturan tersebut sudah
bermanfaat tinggal lagi kita bagaimana merumuskan kepastian
hukumnya kalau sudah ada unsur kepastian hukumnya kemudian
bagaimana nanti menegakan suatu aturan tersebut, karena pada saat
ditegakan tidak sesuai dengan apa yang telah di sepakati, padahal kita
menganut konsep Equality Before the law;
- Bahwa ahli menjelaskan apa manfaat suatu Putusan Pengadilan dalam
masyarakat yang berkaitan dengan sosiologis, ada atau tidak yang
dapat manfaat dan tersadar akibat dari putusan pengadilan tersebut,
maka apabila Tujuan Hukum tersebut 3 tiga-tiganya tidak dapat tercapai

Halaman 62 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


yaitu Keadilan, Kepastian dan Kemanfaatan hukum, paling tidak
Keadilan yang tercapai;
- Bahwa ahli menyarankan untuk kembali kepada critical Legal Studies,
bahwa ahli sangat berharap kekauan penegakan hukum kita ini ada di
Pengadilan, karena Pengadilan hakim, hakimlah yang dapat
membentuk hukum selain legislatif, karena dengan putusan hakim yang
berkadilan itulah yang kemudian diharapkan masyarakat untuk
mencapai keadilan, Hukum itukan sebagai garis untuk kita menentukan
apakah seseorang itu melanggar atau tidak, apabila kita kembali
kepada sanksinya adil atau tidak bagi orang;

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan


keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa terdakwa pada hari jum’at tanggal 7 oktober 2022 berada di
ruangan ketua yayasan pondok pesantren Darussalam pada jam 06:00
Wib pagi terdakwa masih di ruangan yayasan dan tidak bertemu siapa
pun sampai pukul 08.00 terdakwa berada di pondok pesantren; 
- Bahwa tanggal 7 Oktober 2022 jam 08:00 Wib pagi terdakwa menyuruh
yunis untuk memanggil anak-anak agar piket di rumah pribadi terdakwa; 
- Bahwa saksi melihat pekerjaan tukang yang sedang membangun lebih
kurang setengah jam;
- Bahwa pada tanggal 7 oktober 2022 pukul 09:00 Wib terdakwa
mengecek Saksi Ferri menggesek kayu di kebun bawah pesantren
Darussalam kemudian bercerita dengan saksi Ferri soal menggesek
kayu, dan saksi ferri menyampaikan kepada Terdakwa bahwa saksi mau
meminjam uang sebesar Rp. 5.000.000; 
- Bahwa terdakwa berada di rumah pribadi terdakwa sebelum sholat
jum’at untuk mengecek anak-anak membersihkan rumah pribadinya dan
menyuruh pulang ke pesantren untuk mengikuti sholat jum’at kalau
Pekerjaan mereka sudah selesai nanti; 
- Bahwa sekira Pukul 11: 45 Wib terdakwa sebelum sholat jum’at langsung
menuju pesantren untuk melaksanakan sholat jum’at di pesantren
Darussalam; 
- Bahwa terdakwa tidak mengetahui anak-anak mengikuti sholat jum’at di
pesantren Darussalam atau tidak; 
- Bahwa terdakwa pada tanggal 07 oktober 2022 pukul 13.30 menerima
telepon dari Saksi Dedi Arman yang menyatakan bahwa saksi Dedi

Halaman 63 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Arman sudah berada di Pasantren dan akan segera mengerjakan
ayakan pasir; 
- Bahwa terdakwa bertemu saksi Dedi Arman pada pukul 14.00 untuk
mengawasi saksi Dedi Arman bekerja dan membahas pekerjaan sampai
adzan ashar; 
- Bahwa terdakwa setelah melaksanakan sholat ashar kembali mengawasi
saksi Dedi Arman bekerja sampai sebelum maghrib; 
- Bahwa terdakwa sebelum magrib sekira Pukul 17:40 Wib di datangi oleh
anak saksi Abil dan anak saksi Asyraf untuk meminta izin kepada
terdakwa mengambil sandal anak saksi Abil dan anak saksi asyraf yang
ketinggalan di rumah pribadi Terdakwa; 
- Bahwa Terdakwa melaksanakan sholat maghrib berjama’ah di pesantren
Darussalam dan bertemu kembali dengan saksi Asyraf, kemudian anak
saksi asyraf sempat mencium tangan Terdakwa dan berpamitan setelah
sholat Maghrib; 
- Bahwa setelah sholat maghrib Terdakwa melanjutkan pekerjaannya
mengawasi saksi Dedi Arman yang lagi mengelas di Panggung al-kindi; 
- Bahwa sekira pukul 19:00 wib terdakwa diberikan nasi oleh saksi Dedi
Arman dan langsung masuk kembali ke ruangan Terdakwa bersama
anak saksi Zidane;
- Bahwa Terdakwa mengaku didalam ruangan yayasan Terdakwa bekerja
menyelesaikan pekerjaan  Terdakwa Terdakwa melihat video di HP dan
menunjukkan kepada anak korban tentang video yang di upload oleh
anak korban tentang Pondok dan kegiatan anak korban di pondok;
- Bahwa kemudian Terdakwa keluar dari ruangannya menuju ke Masjid
untuk melakukan sholat isya berjemaah;
- Bahwa setelah Isya terdakwa kedatangan tamu yaitu anak saksi zidane
dan rayhan; 
- Bahwa Terdakwa setelah sholat isya berjemaah kembali keruangannya
bersama dengan anak saksi zidane dan anak rayhan, Terdakwa pada
saat itu menitipkan Rayhan yang merupakan cucunya kepada anak saksi
zidane karena anak rayhan sering di bully, kemudian Terdakwa
menyiapkan makanan untuk anak saksi zidane dan anak Rayhan,
mereka berada di dalam ruangan tersebut sampai dengan Pukul 21:46
Wib; 

Halaman 64 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


- Bahwa pada tanggal 8 Oktober 2022 pukul 06.45 Terdakwa pergi
mengecek pembangunan yang ada di pondok pesantren Darussalam
sampai pukul 16.00;
- Bahwa pada pukul 16.00 Terdakwa kembali ke ruang yayasan;
- Bahwa sekira pada Pukul 15:30 Wib Terdakwa memanggil Saksi Nisenli
dan Saksi Eka Marsela untuk mengatakan bahwa telah terjadi lagi
kehilangan uang milik Terdakwa di dalam ruangan kerjanya sebesar Rp.
1.000.000, untuk sementara jangan lagi ada piket-piket di ruangan
Terdakwa, menimbang juga anak saksi korban Nadiyah sudah kelas 3
SMA;
- Bahwa obrolan antara Terdakwa dengan saksi nisenli dan juga saksi eka
berlangsung di teras depan Ruangan Terdakwa selama lebih Kurang 30
Menit;
- Bahwa kemudian setelah mengobrol tersebut Terdakwa melaksanakan
sholat Asyar berjemaah di Masjib Pondok pasantren dengan
mengendarai mobil kijang berwarna Merah;
- Bahwa pada tanggal 8 Oktober 2022 pukul 16.00 Terdakwa kedatangan
anak saksi korban Nadiyah untuk meminta maaf kepada Terdakwa
karena tidak pernah mengambil uang Terdakwa; 
- Bahwa pada tanggal 8 oktober 2022 pukul 16.30 Terdakwa bertemu
kembali dengan Saksi Ferri yang mendatangi Terdakwa ke Ruangan
Terdakwa kemudian memberikan uang yang ingin dipinjam oleh saksi
Ferri sebesar Rp. 4.000.000,00 dan bercerita kepada saksi Ferri kalau
Terdakwa kehilangan uang sebesar Rp. 1.000.000 dan memerintahkan
agar saksi Ferri balik kemabali besok hari pada tanggal 09 Oktober 2022;
- Bahwa setelah anak saksi korban keluar sekira Pukul 16:20 Wib dari
ruangan Terdakwa, datanglah saksi Feri untuk mengambil sisa pinjaman
yang Dijanjikan oleh Terdakwa tadi sebesar Rp. 1.000.000 dan Terdakwa
memberikan sisa uang tersebut kepada saksi Ferri;
- Bahwa Terdakwa tidak dapat menjawab kalau benar dakwaan Penuntut
Umum yang menyatakan Terdakwa melakukan perbuatan cabul kepada
anak korban, apa alasan anak korban memfinah Terdakwa melakukan
perbuatan cabul kepada anak korban;
- Bahwa Terdakwa tidak dapat menjawab untuk apa menuduh anak
korban melakukan pencurian di ruang ketua yayasan;
- Bahwa Terdakwa menyatakan Pembangunan Ruangan Kerja Terdakwa
memang sudah di rencanakan sejak awal, dikarenakan adanya kegiatan

Halaman 65 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


besar di Pondok Pasantren Darusallam yang mana nantinya Ruangan
kerja terdakwa akan digunakan untuk tempat istirahat tamu-tamu VIP
seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ketua Forum Masjid
Indonesia yaitu Jusuf kalla dan tamu-tamu penting lainnya; 
Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai
berikut:
a) 1 (satu) lembar kertas struktur Yayasan Al-Aksyah Kec. Kepahiang
Prov. Bengkulu;
b) 3 (Tiga) Lembar kertas jadwal piket Kantor dan Panggung alkindi;
c) 1 (Satu) lembar kertas Surat yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang Nomor:
B-1047/Kk.07.08/1/KP.07.5/07/2016 TANGGAL 22 Juli 2016 tentang
Keputusan Pemindahan dan Pengangkatan Tugas Pegawai a.n Drs. H.
Saukani NIP. 1965110119910210001;
d) 1 (Satu) berkas akta Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan
Anggaran Dasar Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang;
e) 1 (Satu) lembar baju gamis warna abu-abu tua motif kotak-kotak;
f) 1 (Satu) lembar celana panjang warna hitam motif tulisan;
g) 1 (Satu) lembar jilbab segi empat warna hitam polos;
h) 2 (Dua) uni kasur busa merk BOLA DUNIA dengan sarung/seprei
berwarna biru motif segitiga;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat isi putusan ini, maka segala
sesuatu yamg telah terjadi di persidangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan dan telah tercatat dalam berita acara persidangan;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang
diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
1. Bahwa benar Terdakwa bernama Drs. H. Saukani Bin Kayum Mahmud
sebagaimana identitas lengkap sesuai dengan Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum;
2. Bahwa benar Terdakwa merupakan Ketua Yayasan Al-akhyar
Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu;
3. Bahwa benar Terdakwa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di
Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang yang ditugaskan di MTSs
01 Kepahiang berdasarkan Surat Tugas Menteri Agama RI Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang Nomor:
B-1233/Kk.07.08/1/Kp.07.6/06/2017 tanggal 21 Juni 2017 yang mana
pada pokoknya Surat Tugas tersebut menyatakan Terdakwa yang

Halaman 66 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


semula Sebagai JFU di MTSs 03 Kepahiang ditugaskan kemabali
sebagai JFU di MTSs 01 Kepahiang;
4. Bahwa benar terdakwa selaku Jabatan Fungsional Umum (JFU)
Pengadministrasian pada MTsS 03 Kepahiang Kab. Kepahiang yang
menyelenggarakan pengelolaan pada satuan pendidikan di MTsS 03
Kepahiang Kab. Kepahiang dan juga sebagai Pengurus atau Ketua
Yayasan Al-Akhyar dan berdasarkan keterangan ustad Azim, saksi
Enik, saksi Nurlela, dan saksi Nisenli terdakwa juga sebagai ustad yang
memberikan ceramah kepada santri.
5. Bahwa benar anak korban masih berumur 17 Tahun dengan tanggal
lahir 14 Agustus 2005 berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor :
3475/KU-CS-BTM/2005 tanggal 23 Agustus 2005.
6. Bahwa benar kejadian pertama yang dialami anak korban pada hari
Jum’at tanggal 7 Oktober 2022 awalnya sekitar pukul 17.45 Wib Anak
Korban bersama dengan 8 (delapan) orang temannya tiba di Pondok
Pesantren Modern Darussalam Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang dari
membersihkan rumah pribadi Terdakwa yang beralamat di Desa Karang
Anyar Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang, kemudian Anak Korban beserta
8 (delapan) orang temannya pulang menuju Pondok Pesantren Modern
Darussalam Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang namun sebelum
pulang Anak Korban beserta teman-temannya memesan makanan
berupa nasi Ayam Geprek dan setelah sampai di lingkungan Pondok
Pesantren mereka kemudian membubarkan diri dan kembali ke asrama
masing-masing, sebelum kembali ke asrama terlebih dahulu Anak
Korban pergi ke pos putri untuk mengecek nasi ayam geprek
pesanannya namun pesanan nasi ayam geprek tersebut belum tiba;
7. Bahwa benar setelah Anak Saksi Korban Nadiyah pulang ke asrama
sekira sebelum sholat maghrib Anak Saksi Korban Nadiyah pergi untuk
menemui saksi Safitri di Kamar asramanya untuk bercerita tentang
pengabdian;
8. Bahwa benar sesudah sholat maghrib pada saat Anak Saksi Korban
Nadiyah bersama saksi safitri masih berada di dalam kamar asrama
milik saksi safitri, diketahui oleh anak saksi ica yang bertanya kepada
saksi safitri dari depan pintu kamar asrama apakah saksi safitri mengaji
bersama atau tidak hari ini, dan dijawab ole saksi safitri bahwa saksi
safitri sedang tidak mengaji karena sedang berhalangan,

Halaman 67 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


9. Bahwa benar saksi Safitri menerangkan sebelum Isya, anak korban
meninggalkan saksi Safitri karena dipanggil oleh seseorang.
10. Bahwa benar pada pukul 19.00 WIB kemudian Anak Korban bermaksud
mengecek ke pos putra dan Anak Korban melihat Terdakwa sedang
berdiri di teras depan ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar dan Terdakwa
memanggil Anak Korban untuk masuk ke dalam Ruang Ketua Yayasan
Al-Akhyar, setibanya Anak Korban didalam ruangan Terdakwa meminta
agar Anak Korban memasak nasi dan membersihkan ruangan tersebut,
padahal pada hari itu Anak Korban tidak sedang dalam jadwal piket,
selanjutnya Terdakwa masuk ke dalam kamar yang berada di dalam
ruangan tersebut, setelah Anak Korban selesai memasak dan
membersihkan ruangan, Terdakwa memanggil Anak Korban dengan
mengatakan “Nadiyah, sini”, mendengar hal tersebut Anak Korban
masuk ke dalam kamar dan meminta Anak Korban untuk duduk diatas
karpet, pada saat itu Terdakwa duduk di depan Anak Korban dan
menawarkan makanan pempek, namun Anak Korban tidak mau
memakan pempek tersebut, Terdakwa berkata “mengapa tidak mau
memakan pempek tersebut” dan “mengapa Anak Korban terlihat
murung” kemudian Anak Korban menjawab “saya memang sedang
sedih karena hari ini saya tidak sengaja telah menghilangkan uang milik
Sdr. Hafiza sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), Terdakwa
kembali mengatakan “lah weh” sambil Terdakwa mengelus pipi Anak
Korban sebelah kiri dengan menggunakan telapak tangan kiri
Terdakwa, mendengar hal tersebut Terdakwa meminta Anak Korban
agar mengambil uang didalam lemari dan menunjukkan kepada Anak
Korban dimana keberadaan kunci lemari tersebut, kemudian Anak
Korban membuka lemari dan melihat berupa uang seratus ribuan dan
lima puluh ribuan, Terdakwa menyuruh Anak Korban untuk mengambil
uang sejumlah Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) dengan pecahan
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sebanyak 3 (tiga) lembar
dan mengatakan kepada Anak Korban “agar mengganti uang Sdr.
Hafiza yang telah Anak Korban hilangkan dan sisa uangnya agar Anak
Korban simpan”, lalu Anak Korban menuruti perkataan Terdakwa dan
kembali duduk di depan Terdakwa, tiba-tiba Terdakwa menyuapi
pempek kepada Anak Korban karena sendok berisi pempek tersebut
tepat berada di depan mulut Anak Korban tidak dapat menolak dan
memakan pempek tersebut dan Terdakwa menyuapi Anak Korban

Halaman 68 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian Terdakwa mengusap bibir Anak
Korban menggunakan jari jempol, mengalami hal tersebut Anak Korban
kaget dan merasa takut, tidak lama Terdakwa berpindah posisi
mendekati dan duduk di sebelah kanan Anak Korban, tanpa
mengatakan apa-apa Terdakwa mencium pipi Anak Korban sebelah
kanan lalu mencium bibir Anak Korban sebanyak 1 (satu) kali, lalu
Terdakwa memeluk badan Anak Korban dan meremas kedua bokong
menggunakan kedua tangannya, setelah itu Terdakwa mengatakan
“baring disitu” sambil menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanannya
ke kasur busa yang ada di dalam kamar tersebut, karena merasa takut
kepada Terdakwa membuat Anak Korban menuruti perkataan Terdakwa
untuk berbaring di atas kasur, setelah Anak Korban berbaring di atas
kasur Terdakwa menghampiri Anak Korban dan dengan menggunakan
tenaganya menindih badan Anak Korban, lalu Terdakwa mencium bibir
Anak Korban, kemudian Terdakwa menyingkapkan baju jubah dan
kembali menindih badan Anak Korban serta menempelkan dan
menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke perut Anak Korban sambil
mencium bibir dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut serta meraba
payudara Anak Korban, hingga Terdakwa mengeluarkan suara desahan
dan mengatakan kepada Anak Korban “makasih”. Selanjutnya
Terdakwa berdiri dan melihat situasi diluar, dan Terdakwa berkata “agar
tidak pergi keluar karena diluar ada ustad Azim”, yang kemudian Anak
Korban menuruti perkataan Terdakwa tersebut, setelah beberapa lama
Terdakwa menyuruh Anak Korban untuk keluar dari dalam kamar
sehingga Anak Korban pun keluar dan menuju ke dapur mengambil 3
(tiga) buah jeruk, ketika Anak Korban keluar dari ruangan tersebut
bertemulah Anak Korban dengan saksi Heriyanto als Azim yang sedang
berada di dekat gerbang depan ruangan Terdakwa dan Anak Korban
pun menyapa saksi Heriyanto als Azim dengan menawarkan buah jeruk
yang ada di tangan Anak Korban, lalu Anak Korban kembali ke asrama.
11. Bahwa benar Terdakwa pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022
mengaku pukul 19:00 wib berada didalam ruangan yayasan Terdakwa
bekerja menyelesaikan pekerjaan  Terdakwa, Terdakwa bertemu
dengan anak korban dan melihat video di HP dan menunjukkan kepada
anak korban tentang video yang di upload oleh anak korban tentang
Pondok dan kegiatan anak korban di pondok, namun Terdakwa tidak
mengakui telah melakuan perbuatan cabul dengan anak korban;

Halaman 69 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


12. Bahwa kejadian kedua yang dialami anak korban pada hari Sabtu
tanggal 8 Oktober 2022 sekitar pukul 15.30 Wib setelah Anak Korban
pulang dari kelas, Anak Korban mencari anak saksi Hafiza (yang masih
berumur 14 Tahun dengan tanggal lahir 13 Januari 2008 berdasarkan
Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 176/UMUM/RL/2008 tanggal 2 Februari
2008) dengan tujuan untuk mengajaknya melaksanakan piket di
ruangan Ketua Yayasan Al-Akhyar, akan tetapi karena anak saksi
Hafiza sedang mandi Anak Korban pergi terlebih dahulu ke ruangan
piket,
13. Bahwa benar pada pukul 16.00 WIB setibanya di ruangan piket Anak
Korban mengucapkan salam dengan masuk ke dalam ruangan tersebut
dan Anak Korban melihat Terdakwa sedang duduk, Anak Korban
meminta maaf kepada Terdakwa karena tidak dapat melaksanakan
piket pada pagi hari dikarenakan sedang kelelahan, sehingga Anak
Korban melaksanakan piket pada sore hari, kemudian Terdakwa
menanyakan kepada Anak Korban “apakah di dapur ada nasi” dan Anak
Korban menjawab “akan mengecek ke dapur apakah di dapur ada nasi
atau tidak”, ketika Anak Korban beranjak menuju dapur Terdakwa
menuju ke dalam kamar dan memanggil Anak Korban dengan
mengatakan “Nadiyah, sini”, mendengar hal tersebut Anak Korban
masuk ke dalam kamar dan melihat Terdakwa duduk di atas kursi dekat
meja rias dan Anak Korban menghampiri Terdakwa dengan berdiri di
depan Terdakwa, karena Anak Korban khawatir Terdakwa mengulangi
perbuatan yang telah dilakukan pada hari sebelumnya, lalu Anak
Korban beralasan dengan mengatakan kepada Terdakwa “jangan
ustad, nanti ada hafizah”, dan Terdakwa menjawab “belum datang
hafizah, sini”, Anak Korban hanya diam dan tidak menjawab, lalu
Terdakwa memeluk badan Anak Korban dan meremas bokong Anak
Korban dengan menggunakan kedua tangannya dan mengatakan
“rindu aku”, mendengar hal tersebut Anak Korban merasa cemas dan
takut hingga tidak dapat berkata apa-apa, kemudian Terdakwa
melepaskan pelukannya dan berkata “baring disitu” sambil menunjuk ke
arah kasur dan Terdakwa menutup pintu kamar tersebut , ketika Anak
Korban hendak berbaring Terdakwa meminta agar tetap duduk dan
Terdakwa duduk di samping sebelah kiri Anak Korban lalu Terdakwa
berkata “coba pegang” yang pada saat itu tangan Terdakwa berada di
alat kelaminnya, kemudian Terdakwa meraih tangan kanan Anak

Halaman 70 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Korban dan meletakkan tangan Anak Korban di atas alat kelaminnya,
lalu Terdakwa berkata “baring, baring” dan Anak Korban langsung
berbaring di atas kasur, kemudian Terdakwa menindih badan Anak
Korban dengan mencium dan mengecup bibir Anak Korban sambil
memainkan lidahnya di dalam mulut serta Terdakwa meraba-raba
payudara Anak Korban, lalu Terdakwa menyingkap baju jubahnya dan
menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke atas perut sambil mengecup
bibir dan memainkan lidah di dalam mulut Anak Korban, hingga
Terdakwa mengeluarkan suara desahan dan berkata “kau kalau butuh
apo apo, mintak kek aku, dak usah mintak samo orang tua (apabila
anak korban membutuhkan sesuatu hal atau apabila anak korban ada
kebutuhan, maka anak korban meminta saja kepada terdakwa, tidak
perlu meminta kepada kedua orang tua anak korban)”, kemudian
Terdakwa berdiri dan keluar dari kamar tersebut meninggalkan Anak
Korban, lalu sekitar pukul 16.40 Wib Anak Korban pun keluar dari dalam
kamar tersebut kemudian Terdakwa meminta Anak Korban untuk
merebus air panas lalu Anak Korban bertemu dengan Anak Saksi
Hafiza yang sedang melaksanakan piket membersihkan ruangan.
14. Bahwa benar pada hari Sabtu, tanggal 8 Oktober 2022 pukul 16.00 WIB
Terdakwa mengaku bertemu dengan anak korban dan anak korban
meminta maaf kepada Terdakwa, namun Terdakwa tidak mengakui
telah melakukan perbuatan cabul kepada anak korban;
15. Bahwa benar Terdakwa tidak dapat menjawab pertanyaan kalau benar
dakwaan Penuntut Umum bahwa Terdakwa telah melakukan perbuatan
cabul kepada anak korban, apa alasan anak korban memfitnah
Terdakwa melakukan perbuatan cabul kepada anak korban dengan
mengorbankan menceritakan aib kehormatannya;
16. Bahwa benar anak korban sudah mengadu kepada ustazah Enik yang
dianggap sebagai ibu dan dipercaya akan memberikan perlindungan
kepada anak korban namun tidak ada respon baik yang diterima anak
korban, pihak pondok umumnya lebih percaya kepada cerita Terdakwa
yang kehilangan uang di ruang Ketua Yayasan dengan menuduh anak
korban pelakunya karena kabur dari pondok pada tanggal 23 Oktober
2022;
17. Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa berdasarkan Hasil
Pemeriksaan Psikologis Korban Kekerasan Seksual Nomor :
21.020/L/IPK-BKL/XII/2022 tanggal 20 Desember 2022 yang dibuat dan

Halaman 71 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


ditanda tangani oleh Wendri Surya Pratama, M.Psi, Psikolog Klinis
pada Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, dengan kesimpulan berdasarkan
hasil asesmen dan pendampingan psikologis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa saat ini kondisi psikologis klien tidak stabil
dan ada kecenderungan gangguan depresi. Klien juga menunjukkan
adanya indikasi trauma psikiologis yang dialami. Untuk itu, klien
membutuhkan pendampingan lanjutan dan arahan agar klien dapat
mengelola pikiran, perasaan dan perilaku yang lebih sehat kedepannya.
18. Bahwa benar berdasarkan keterangan Ahli Wendri Surya Pratama,
M.Psi Bin Abdul Maas als Surya, Psikolog Klinis di RSKJ Soeprapto
Prov. Bengkulu yang melakukan pemeriksaan kebenaran hal yang
menjadi dasar trauma terhadap korban dan nampak pada tatapan mata,
cara bicara intonasi serta pada saat wawancara anak korban menangis
dan sulit bercerita, sehingga dapat disimpulkan menyatakan apa yang
memang korban rasakan telah dilakukan wawancara terhadap
penolong pertama dan tidak ditemukan indikasi penolong pertama
memberikan keterangan yang bersifat bohong, serta Tingkat
kesembuhan, melihat dari tingkat kecerdasan, dan saudara Nadia
punya itu sehingga kemungkinan sembuh lebih cepat itu ada.
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas,
Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum
dengan dakwaan yang berbentuk Subsidaritas yaitu : Primair melanggar Pasal
82 ayat (1), (2) Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak Jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak menjadi Undang-undang Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana,
Subsidair : melanggar Pasal 82 ayat (1) Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak Jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002

Halaman 72 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang Jo Pasal 64 ayat (1)
KUHPidana,
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan dakwaan primair, jika terbukti, maka dakwaan subsidair
tidak dipertimbangkan lagi dan jika dakwaan primair tidak terbukti, selanjutnya
dakwaan subsidairnya dibuktikan.
Menimbang, bahwa dakwaan Primair melanggar Pasal 82 ayat (1), (2)
Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menjadi Undang-undang Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana, dengan unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Setiap Orang ;
2. Sebagai Pendidik atau Tenaga Kependidikan ;
3. Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan
tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk
anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul ;
4. Telah melakukan beberapa perbuatan sehingga dipandang sebagai satu
perbuatan berlanjut ;
ad.1. Unsur “Setiap Orang”
Menimbang, bahwa unsur setiap orang maksudnya adalah manusia
sebagai subjek hukum yang dapat mempertanggungjawabkan perbuatan yang
telah dilakukannya dan di dalam diri manusia tersebut tidak ditemukan alasan
penghapus pidana (Strafuitsluitingsgronden) baik berupa alasan yang dapat
menghilangkan sifat melawan hukum atas adanya sesuatu perbuatan yang
telah dilakukannya (rechtvaardigingsgronden) ataupun alasan peniadaan
kesalahan (schulduitsluitingsgronden).

Menimbang, bahwa fakta hukum menunjukkan di dalam diri terdakwa


tidak ditemukannya alasan penghapus pidana pada saat perbuatan dilakukan
dan terdakwa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dipersidangan,
Menimbang, bahwa identitas terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin
Kayum Mahmud sesuai surat dakwaan, terdakwa dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani, tidak ditemukan adanya alasan pemaaf dan pembenar pada diri
terdakwa, sehingga terdakwa dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Halaman 73 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Menimbang, bahwa dengan demikian Terdakwa telah memenuhi unsur
sebagai setiap orang yang merupakan subyek hukum yang mempunyai
pertanggungjawaban pidana dari pasal ini, oleh karena itu unsur ini telah
terpenuhi menurut hukum;
ad.2. Unsur “Sebagai Pendidik atau Tenaga Kependidikan”
Menimbang, bahwa unsur ini terkandung dari beberapa elemen-elemen
yang bersifat alternatif, sehingga apabila dari unsur-unsur tersebut terbukti
secara sah dan meyakinkan maka unsur elemen selebihnya tidak perlu
dibuktikan lagi.
Menimbang, bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 poin 6 menyatakan “pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan”, sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 poin 5 menyatakan “tenaga
Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan”.
Menimbang, bahwa Terdakwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor : B-1044/Kk.07.08/1/KP.07.5/07/2016
tanggal 22 Juli 2016 sebagai Jabatan Fungsional Umum (JFU)
Pengadministrasian pada MTsS 03 Kepahiang Kab. Kepahiang dan juga
sebagai Pengurus atau Ketua Yayasan Al-Akhyar dan berdasarkan keterangan
ustad Azim, saksi Enik, saksi Nurlela, dan saksi Nisenli terdakwa juga sebagai
ustad yang memberikan ceramah kepada santri, sehingga terdakwa memenuhi
kualifikasi sebagai tenaga kependidikan berdasarkan Pasal 1 poin 6 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Menimbang, bahwa dengan demikian Terdakwa memenuhi nsur
“sebagai pendidik atau tenaga kependidikan” dari pasal ini, oleh karena itu
unsur ini telah terpenuhi menurut hukum;
ad.3. Unsur “melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa,
melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk
anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul”
Menimbang, bahwa pengertian sub unsur “dengan sengaja” dalam
perkara ini merujuk pada konsep kesengajaan (opzettelijke) yang secara umum
maknanya meliputi arti dari istilah “menghendaki” (willen) dan “mengetahui”
(wetens), dalam arti bahwa pelaku memang menghendaki terjadinya perbuatan

Halaman 74 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


melawan hukum serta mengetahui pula akibat yang timbul dari perbuatan
tersebut;
Menimbang, bahwa unsur melakukan kekerasan atau ancaman
kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul
merupakan unsur yang bersifat alternatif maka jika salah satu sub unsur telah
terpenuhi, maka secara yuridis unsur ini dianggap telah terbukti;
Menimbang, bahwa unsur delik berupa “kekerasan atau ancaman
kekerasan” harus ditafsirkan secara luas, yaitu tidak hanya berupa kekerasan
fisik (lahirlah) melainkan juga termasuk kekerasan dalam arti psikis (kejiwaan),
yang mana paksaan kejiwaan (psychishe dwang) tersebut sedemikan rupa
sehingga korban menjadi tidak bebas lagi sesuai kehendaknya yang akhirnya
korban menuruti saja kemauan si pemaksa tersebut (vide bahwa berdasarkan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 552/K/Pid/1994, tanggal 28
September 1994)
Menimbang, bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan kekerasan
(geweld) menurut Satochid Kartanegara adalah setiap perbuatan dimana
dipergunakan kekuatan tenaga fisik yang lebih dari biasa (Satochid
Kertanegara, Hukum Pidana Bagian Dua, Balai Lektur Mahasiswa, tanpa tahun,
hal 587), yang mana umumnya untuk menimbulkan rasa sakit atau luka atau
mengakibatkan seseorang menjadi pingsan, tak berdaya atau tidak dapat
berbuat sesuatu (Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum, Aneka Ilmu,
Semarang, 1977, hal 511);
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan sub unsur “memaksa”
(dwingen) adalah suatu perbuatan yang sedemikian rupa sehingga
menimbulkan rasa takut dan ditujukan untuk melakukan sesuatu, untuk tidak
melakukan sesuatu atau untuk membiarkan sesuatu dilakukan;
Menimbang, bahwa pengertian sub unsur tipu muslihat adalah suatu
perbuatan dimana seseorang menjanjikan sesuatu kepada orang lain padahal
disadari janji tersebut tidak dapat dipenuhi;
Menimbang, bahwa sub unsur serangkaian kebohongan adalah kata-
kata yang tersusun sedemikian rupa sehingga nampaknya seakan-akan benar;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan membujuk adalah
berusaha meyakinkan seseorang bahwa yg dikatakannya benar ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan perbuatan cabul adalah
tindakan yang berkenaan dengan kehidupan dibidang sosial yang dilakukan

Halaman 75 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


dengan maksud untuk memperoleh kenikmatan dengan cara yang sifatnya
bertentangan dengan pandangan umum untuk kesusilaan;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan anak sebagaimana dalam
ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak adalah “seseorang yang
belum berusia 18 (Delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan”.

Menimbang, bahwa fakta hukum menunjukkan terjadinya tindak pidana


pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022 sekitar pukul 19. 00 Wib sampai dengan
hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2022 sekitar pukul 16. 00 Wib bertempat di Ruang
Ketua Yayasan Al-Akhyar Pesantren Modern Darussalam Kel. Dusun
Kepahiang Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang;
Menimbang, bahwa kejadian pertama pada hari Jum’at tanggal 7
Oktober 2022 awalnya sekitar pukul 17.45 Wib Anak Korban bersama dengan 8
(delapan) orang temannya tiba di Pondok Pesantren Modern Darussalam
Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang dari membersihkan rumah pribadi Terdakwa
yang beralamat di Desa Karang Anyar Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang,
kemudian Anak Korban beserta 8 (delapan) orang temannya pulang menuju
Pondok Pesantren Modern Darussalam Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang
namun sebelum pulang Anak Korban beserta teman-temannya memesan
makanan berupa nasi Ayam Geprek dan setelah sampai di lingkungan Pondok
Pesantren mereka kemudian membubarkan diri dan kembali ke asrama
masing-masing,
Menimbang, bahwa sebelum kembali ke asrama terlebih dahulu Anak
Korban pergi ke pos putri untuk mengecek nasi ayam geprek pesanannya
namun pesanan nasi ayam geprek tersebut belum tiba;
Menimbang, bahwa setelah Anak Saksi Korban Nadiyah pulang ke
asrama sekira sebelum sholat maghrib Anak Saksi Korban Nadiyah pergi untuk
menemui saksi Safitri di Kamar asramanya untuk bercerita tentang pengabdian;
Menimbang, bahwa sesudah sholat maghrib pada saat Anak Saksi
Korban Nadiyah bersama saksi safitri masih berada di dalam kamar asrama
milik saksi safitri, diketahui oleh anak saksi Ica yang bertanya kepada saksi
safitri dari depan pintu kamar asrama apakah saksi safitri mengaji bersama atau
tidak hari ini, dan dijawab oleh saksi Safitri bahwa saksi Safitri sedang tidak
mengaji karena sedang berhalangan,

Halaman 76 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Menimbang, bahwa saksi Safitri menerangkan sebelum Isya, anak
korban meninggalkan saksi Safitri karena dipanggil oleh seseorang.
Menimbang, bahwa pada pukul 19.00 WIB kemudian Anak Korban
bermaksud mengecek ke pos putra dan Anak Korban melihat Terdakwa sedang
berdiri di teras depan ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar dan Terdakwa memanggil
Anak Korban untuk masuk ke dalam Ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar,
setibanya Anak Korban didalam ruangan Terdakwa meminta agar Anak Korban
memasak nasi dan membersihkan ruangan tersebut, padahal pada hari itu Anak
Korban tidak sedang dalam jadwal piket;
Menimbang, bahwa selanjutnya Terdakwa masuk ke dalam kamar yang
berada di dalam ruangan tersebut, setelah Anak Korban selesai memasak dan
membersihkan ruangan, Terdakwa memanggil Anak Korban dengan
mengatakan “Nadiyah, sini”, mendengar hal tersebut Anak Korban masuk ke
dalam kamar dan meminta Anak Korban untuk duduk diatas karpet, pada saat
itu Terdakwa duduk di depan Anak Korban dan menawarkan makanan pempek,
namun Anak Korban tidak mau memakan pempek tersebut, Terdakwa berkata
“mengapa tidak mau memakan pempek tersebut” dan “mengapa Anak Korban
terlihat murung” kemudian Anak Korban menjawab “saya memang sedang
sedih karena hari ini saya tidak sengaja telah menghilangkan uang milik Sdr.
Hafiza sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), Terdakwa kembali
mengatakan “lah weh” sambil Terdakwa mengelus pipi Anak Korban sebelah kiri
dengan menggunakan telapak tangan kiri Terdakwa, mendengar hal tersebut
Terdakwa meminta Anak Korban agar mengambil uang didalam lemari dan
menunjukkan kepada Anak Korban dimana keberadaan kunci lemari tersebut,
kemudian Anak Korban membuka lemari dan melihat berupa uang seratus
ribuan dan lima puluh ribuan, Terdakwa menyuruh Anak Korban untuk
mengambil uang sejumlah Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) dengan
pecahan sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sebanyak 3 (tiga) lembar
dan mengatakan kepada Anak Korban “agar mengganti uang Sdr. Hafiza yang
telah Anak Korban hilangkan dan sisa uangnya agar Anak Korban simpan”, lalu
Anak Korban menuruti perkataan Terdakwa dan kembali duduk di depan
Terdakwa,
Menimbang, bahwa tiba-tiba Terdakwa menyuapi pempek kepada Anak
Korban karena sendok berisi pempek tersebut tepat berada di depan mulut
Anak Korban tidak dapat menolak dan memakan pempek tersebut dan
Terdakwa menyuapi Anak Korban sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian Terdakwa
mengusap bibir Anak Korban menggunakan jari jempol, mengalami hal tersebut

Halaman 77 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Anak Korban kaget dan merasa takut, tidak lama Terdakwa berpindah posisi
mendekati dan duduk di sebelah kanan Anak Korban, tanpa mengatakan apa-
apa Terdakwa mencium pipi Anak Korban sebelah kanan lalu mencium bibir
Anak Korban sebanyak 1 (satu) kali, lalu Terdakwa memeluk badan Anak
Korban dan meremas kedua bokong menggunakan kedua tangannya, setelah
itu Terdakwa mengatakan “baring disitu” sambil menunjuk dengan jari telunjuk
tangan kanannya ke kasur busa yang ada di dalam kamar tersebut, karena
merasa takut kepada Terdakwa membuat Anak Korban menuruti perkataan
Terdakwa untuk berbaring di atas kasur, setelah Anak Korban berbaring di atas
kasur Terdakwa menghampiri Anak Korban dan dengan menggunakan
tenaganya menindih badan Anak Korban, lalu Terdakwa mencium bibir Anak
Korban, kemudian Terdakwa menyingkapkan baju jubah dan kembali menindih
badan Anak Korban serta menempelkan dan menggesek-gesekkan alat
kelaminnya ke perut Anak Korban sambil mencium bibir dan memasukkan
lidahnya ke dalam mulut serta meraba payudara Anak Korban, hingga
Terdakwa mengeluarkan suara desahan dan mengatakan kepada Anak Korban
“makasih”.
Menimbang, bahwa selanjutnya Terdakwa berdiri dan melihat situasi
diluar, dan Terdakwa berkata “agar tidak pergi keluar karena diluar ada ustad
Azim”, yang kemudian Anak Korban menuruti perkataan Terdakwa tersebut,
setelah beberapa lama Terdakwa menyuruh Anak Korban untuk keluar dari
dalam kamar sehingga Anak Korban pun keluar dan menuju ke dapur
mengambil 3 (tiga) buah jeruk,
Menimbang, bahwa ketika Anak Korban keluar dari ruangan tersebut
bertemulah Anak Korban dengan saksi Heriyanto als Azim yang sedang berada
di dekat gerbang depan ruangan Terdakwa dan Anak Korban pun menyapa
saksi Heriyanto als Azim dengan menawarkan buah jeruk yang ada di tangan
Anak Korban, lalu Anak Korban kembali ke asrama;
Menimbang, bahwa Terdakwa pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022
mengaku pukul 19:00 wib berada didalam ruangan yayasan Terdakwa bekerja
menyelesaikan pekerjaan Terdakwa, Terdakwa bertemu dengan anak korban
dan melihat video di HP dan menunjukkan kepada anak korban tentang video
yang di upload oleh anak korban tentang Pondok dan kegiatan anak korban di
pondok, namun Terdakwa tidak mengakui telah melakuan perbuatan cabul
dengan anak korban pada waktu itu;
Menimbang, bahwa kejadian kedua yang dialami anak korban pada hari
Sabtu tanggal 8 Oktober 2022 sekitar pukul 15.30 Wib setelah Anak Korban

Halaman 78 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


pulang dari kelas, Anak Korban mencari anak saksi Hafiza (yang masih
berumur 14 Tahun dengan tanggal lahir 13 Januari 2008 berdasarkan Kutipan
Akta Kelahiran Nomor : 176/UMUM/RL/2008 tanggal 2 Februari 2008) dengan
tujuan untuk mengajaknya melaksanakan piket di ruangan Ketua Yayasan Al-
Akhyar, akan tetapi karena anak saksi Hafiza sedang mandi Anak Korban pergi
terlebih dahulu ke ruangan piket,
Menimbang, bahwa pada pukul 16.00 WIB setibanya di ruangan piket
Anak Korban mengucapkan salam dengan masuk ke dalam ruangan tersebut
dan Anak Korban melihat Terdakwa sedang duduk, Anak Korban meminta maaf
kepada Terdakwa karena tidak dapat melaksanakan piket pada pagi hari
dikarenakan sedang kelelahan, sehingga Anak Korban melaksanakan piket
pada sore hari,
Menimbang, bahwa kemudian Terdakwa menanyakan kepada Anak
Korban “apakah di dapur ada nasi” dan Anak Korban menjawab “akan
mengecek ke dapur apakah di dapur ada nasi atau tidak”, ketika Anak Korban
beranjak menuju dapur Terdakwa menuju ke dalam kamar dan memanggil Anak
Korban dengan mengatakan “Nadiyah, sini”, mendengar hal tersebut Anak
Korban masuk ke dalam kamar dan melihat Terdakwa duduk di atas kursi dekat
meja rias dan Anak Korban menghampiri Terdakwa dengan berdiri di depan
Terdakwa,
Menimbang, bahwa karena Anak Korban khawatir Terdakwa
mengulangi perbuatan yang telah dilakukan pada hari sebelumnya, lalu Anak
Korban beralasan dengan mengatakan kepada Terdakwa “jangan ustad, nanti
ada hafizah”, dan Terdakwa menjawab “belum datang hafizah, sini”, Anak
Korban hanya diam dan tidak menjawab,
Menimbang, bahwa lalu Terdakwa memeluk badan Anak Korban dan
meremas bokong Anak Korban dengan menggunakan kedua tangannya dan
mengatakan “rindu aku”, mendengar hal tersebut Anak Korban merasa cemas
dan takut hingga tidak dapat berkata apa-apa, kemudian Terdakwa melepaskan
pelukannya dan berkata “baring disitu” sambil menunjuk ke arah kasur dan
Terdakwa menutup pintu kamar tersebut , ketika Anak Korban hendak berbaring
Terdakwa meminta agar tetap duduk dan Terdakwa duduk di samping sebelah
kiri Anak Korban lalu Terdakwa berkata “coba pegang” yang pada saat itu
tangan Terdakwa berada di alat kelaminnya, kemudian Terdakwa meraih tangan
kanan Anak Korban dan meletakkan tangan Anak Korban di atas alat
kelaminnya, lalu Terdakwa berkata “baring, baring” dan Anak Korban langsung
berbaring di atas kasur, kemudian Terdakwa menindih badan Anak Korban

Halaman 79 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


dengan mencium dan mengecup bibir Anak Korban sambil memainkan lidahnya
di dalam mulut serta Terdakwa meraba-raba payudara Anak Korban, lalu
Terdakwa menyingkap baju jubahnya dan menggesek-gesekkan alat
kelaminnya ke atas perut sambil mengecup bibir dan memainkan lidah di dalam
mulut Anak Korban,
Menimbang, bahwa selanjutnya Terdakwa mengeluarkan suara
desahan dan berkata “kau kalau butuh apo apo, mintak kek aku, dak usah
mintak samo orang tua (apabila anak korban membutuhkan sesuatu hal atau
apabila anak korban ada kebutuhan, maka anak korban meminta saja kepada
terdakwa, tidak perlu meminta kepada kedua orang tua anak korban)”,
Menimbang, bahwa kemudian Terdakwa berdiri dan keluar dari kamar
tersebut meninggalkan Anak Korban, lalu sekitar pukul 16.40 Wib Anak Korban
pun keluar dari dalam kamar tersebut kemudian Terdakwa meminta Anak
Korban untuk merebus air panas lalu Anak Korban bertemu dengan Anak Saksi
Hafiza yang sedang melaksanakan piket membersihkan ruangan.
Menimbang, bahwa pada hari Sabtu, tanggal 8 Oktober 2022 pukul
16.00 WIB Terdakwa mengaku bertemu dengan anak korban dan anak korban
meminta maaf kepada Terdakwa, namun Terdakwa tidak mengakui telah
melakukan perbuatan cabul kepada anak korban;
Menimbang, bahwa anak korban Nadiyah Salsabila Binti Sunanto
termasuk dalam kategori anak-anak yaitu yang masih berumur 17 Tahun
dengan tanggal lahir 14 Agustus 2005 berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran
Nomor : 3475/KU-CS-BTM/2005 tanggal 23 Agustus 2005.
Menimbang, bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut di atas,
sebagaimana yang diterangkan dalam Hasil Pemeriksaan Psikologis Korban
Kekerasan Seksual Nomor : 21.020/L/IPK-BKL/XII/2022 tanggal 20 Desember
2022 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Wendri Surya Pratama, M.Psi,
Psikolog Klinis pada Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, dengan kesimpulan
berdasarkan hasil asesmen dan pendampingan psikologis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa saat ini kondisi psikologis klien tidak stabil dan ada
kecenderungan gangguan depresi. Klien juga menunjukkan adanya indikasi
trauma psikiologis yang dialami. Untuk itu, klien membutuhkan pendampingan
lanjuan dan arahan agar klien dapat mengelola pikiran, perasaan dan perilaku
yang lebih sehat kedepannya.
Menimbang, bahwa Ahli Wendri Surya Pratama, M.Psi Bin Abdul Maas
als Surya, Psikolog Klinis di RSKJ Soeprapto Prov. Bengkulu yang melakukan
pemeriksaan kebenaran hal yang menjadi dasar trauma terhadap korban dan

Halaman 80 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


nampak pada tatapan mata, cara bicara intonasi serta pada saat wawancara
anak korban menangis dan sulit bercerita, sehingga dapat disimpulkan
menyatakan apa yang memang korban rasakan telah dilakukan wawancara
terhadap penolong pertama dan tidak ditemukan indikasi penolong pertama
memberikan keterangan yang bersifat bohong;
Menimbang, bahwa dengan demikian Terdakwa telah memenuhi unsur
memaksa anak untuk melakukan perbuatan cabul dari pasal ini, oleh karena itu
unsur ini telah terpenuhi menurut hukum.
ad.4. Unsur “telah melakukan beberapa perbuatan sehingga dipandang
sebagai satu perbuatan berlanjut”
Menimbang, bahwa yang dimaksud unsur melakukan beberapa
perbuatan mempunyai hubungan yang sedemikian rupa, sehingga dianggap
sebagai satu tindakan yang berlanjut (sebagaimana dimaksud Pasal 64 Ayat (1)
KUHP) artinya perbuatan yang satu dengan perbuatan yang lainnya ada
hubungannya dan supaya dapat dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut,
maka harus memenuhi syarat antara lain harus timbul dari satu niat,
perbuatannya harus sama dan dilakukan dalam tenggang waktu yang tidak
terlalu lama.
Menimbang, bahwa fakta hukum menunjukkan perbuatan cabul
terhadap anak korban, sebanyak 2 (dua) kali dalam jangka waktu yang
berbeda, yakni kejadian pertama : pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022
sekitar pukul 17.45 Wib dan kejadian kedua : pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober
2022 sekitar pukul 15. 30 Wib bertempat di Ruang Ketua Yayasan Al-Akhyar
Pesantren Modern Darussalam Kel. Dusun Kepahiang Kec. Kepahiang Kab.
Kepahiang.
Menimbang, bahwa dengan demikian Terdakwa telah memenuhi unsur
telah melakukan beberapa perbuatan sehingga dipandang sebagai satu
perbuatan berlanjut dari pasal ini, oleh karena itu unsur ini telah terpenuhi
menurut hukum.

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 82 ayat (1), (2)
Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menjadi Undang-undang Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana, telah terpenuhi,

Halaman 81 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primair;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana
terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi Nota pembelaan Penasihat
hukum dan Tuntutan Penuntut Umum sebagai berikut;
Menimbang, bahwa di dalam persidangan Terdakwa tidak mengakui
perbuatannya telah melakukan perbuatan cabul kepada anak korban sehingga
dalam Nota Pembelaan Penuntut Umum disebutkan berdasarkan keterangan
saksi a de charge sebagai berikut;
Menimbang, bahwa dari keterangan anak saksi Ica Permata Sari
selesai sholat magrib anak saksi makan ayam geprek miliknya tersebut sekira
10 (sepuluh) menit setelah anak saksi makan ayam geprek, anak saksi mencari
Safitri untuk menanyakan apakah ustazah Safitri mengaji atau tidak di kamar
asrama ustazah Safitri, namun oleh karena ustazah Safitri sedang halangan,
maka ustazah Safitri tidak mengaji, pada saat menanyakan kepada ustazah
Safitri, anak saksi melihat anak korban sedang berada di kamar asrama
ustazah Safitri;
Menimbang, bahwa keterangan anak saksi Ica Permata Sari dikuatkan
dengan keterangan saksi Safitri Anggraini yang menyebutkan pada hari jumat,
tanggal 7 Oktober 2022 di sekira sore hari sebelum magrib seorang santri atas
nama Nadiyah datang ke asrama saksi dan ingin bercerita tentang pengabdian
sambil kuliah, kemudian saksi menceritakan suka duka pengabdian kepada
Anak Saksi Korban Nadiyah ada suka nya ada dukanya, tapi enak kok
mengabdi di Pondok Pasantren ini kata saksi kepada Anak Saksi Korban. Pada
saat saksi dan Anak Saksi Korban Nadiyah ngobrol sekira setelah sholat
maghrib sempat ada anak saksi Ica Permata sari menghapiri saksi dan Anak
Saksi Korban Nadiyah kemudian bertanya kepada saksi “Ustadzah Mengaji
ngga?” lalu saksi menjawab “Ustadzah sedang tidak mengaji”. Kemudian anak
saksi icha pergi. Bahwa saksi menyatakan dengan tegas anak saksi Ica melihat
pada saat itu Anak Saksi Korban Nadiyah di dalam kamar saksi; kemudian
ketika anak saksi ica menghampiri saksi dan Anak Saksi Korban Nadiyah, Anak
Saksi Korban Nadiyah sama sekali tidak ada mempertanyakan persoalan nasi
ayam geprek miliknya kepada anak saksi ica dan juga tidak ada obrolah apapun
dari mereka berdua, namun anak saksi ica jelas melihat bahwa didalam
ruangan tersebut ada Anak Saksi Korban;
Menimbang, bahwa terhadap keterangan 2 (dua) saksi a de charge
diatas, Majelis Hakim menilai keterangan saks-saksi tersebut tidak diterangkan

Halaman 82 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


oleh anak korban di persidangan selain daripada itu keterangan anak saksi Ica
hanya melihat sepintas adanya anak korban di kamar saksi Safitri dan
pertemuan antara Safitri dan anak korban di kamar Safitri tidak berlangsung
secara terus menerus melainkan ada jeda waktu dimana anak korban sempat
keluar kamar karena ada panggilan dari seseorang pada waktu sebelum Isya
sehingga merupakan petunjuk dari jeda waktu tersebut anak korban pergi ke
ruang ketua Yayasan dan bertemu Terdakwa dan Terdakwa melakukan
perbuatan cabul kepada anak korban diperkuat oleh keterangan saksi Heriyanto
alias Azim Bin Senen saksi pernah ketemu didepan kantor yayasan dengan
anak korban waktu saksi pulang sholat Isya dari masjid mau pulang ke rumah
dan saksi ditawari jeruk oleh anak korban memperjelas keberadaan anak
korban pada saat itu;
Menimbang, bahwa keterangan saksi a de charge Dedi Arman yang
menyebutkan pada hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2022 setelah magrib
terkadang saksi menerangkan kemudian setelah itu saksi melihat Terdakwa
masuk keruangannya dengan seorang santri laki-laki berbadan besar sambil
membawa geprek yang saksi belikan untuk terdakwa, terkadang saksi
menerangkan kemudian setelah itu saksi melihat Terdakwa masuk
keruangannya sendirian sambil membawa geprek yang saksi belikan untuk
terdakwa adalah keterangan yang berubah-ubah, namun setelah dicocokkan
dengan keterangan anak saksi Zidane Alfarishi Bin Sunanto (seorang santri
laki-laki berbadan besar) menyebutkan pada tanggal 7 Oktober 2022 sekira
pukul 20.00 WIB, anak saksi dipanggil kak Abil katanya dipanggil terdakwa
kemudian anak saksi datang ke ruangan terdakwa disana ada anak saksi,
terdakwa dan cucunya untuk makan ayam gepreknya, maka sebenarnya
terjadinya dipanggilnya anak saksi Zidane Alfarishi Bin Sunanto yang
merupakan adik kandung dari anak korban terjadi setelah waktu Isya atau pada
pukul 20.00 WIB, apalagi Terdakwa mengaku bertemu dengan anak korban
setelah magrib walaupun tidak mengakui adanya pencabulan adalah petunjuk
tentang benarnya keterangan anak korban dan keterangan anak saksi Zidane
Zidane Alfarishi Bin Sunanto;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,
maka keterangan saksi-saksi a de charge dinilai oleh Majelis Hakim tidak
menimbulkan keyakinan, oleh karena itu sepatutnya untuk dikesampingkan;
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap Tuntutan Pidana Penuntut
Umum yang menyatakan agar menghukum Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 8 (delapan) Tahun dikurangi selama terdakwa berada

Halaman 83 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


dalam tahanan dengan perintah supaya terdakwa tetap ditahan dan membayar
pidana denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan
ketentuan bahwa apabila pidana denda tidak dibayar maka diganti dengan
pidana penjara selama 6 (enam) bulan, Majelis Hakim akan mempertimbangkan
sebagai berikut;
Menimbang, bahwa fakta –fakta menyebutkan Terdakwa sebagai Ketua
Yayanan Pondok Pesantren Modern Darussalam Yayasan Al-Akhyar
seharusnya membimbing serta melindungi Anak Korban untuk dapat belajar
dan mondok di Pondok Pesantren sehingga anak-anak yang mondok dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, namun Terdakwa justru memberi contoh
yang tidak baik dan merusak masa depan anak-anak di Pondok Pesantren.
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa yang dilakukan di dalam
Pondok Pesantren yang Terdakwa pimpin, dapat mencemarkan lembaga
Pondok Pesantren dan dapat menyebabkan kekhawatiran orang tua untuk
mengirim anaknya belajar di Pondok Pesantren.
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa mengakibatkan kondisi
psikologis Anak Korban tidak stabil dan ada kecenderungan gangguan depresi.
Menimbang, bahwa Perbuatan terdakwa mengakibatkan Anak Korban
merasa malu dan takut.
Menimbang, bahwa Terdakwa memberikan keterangan berbelit-belit
sehingga menyulitkan jalannya persidangan, Terdakwa yang masih menjabat
sebagai Ketua Yayasan juga dengan pengaruh jabatannya mempengaruhi
keterangan saksi-saksi yang berasal dari Pondok Pesantren Modern
Darussalam Yayasan Al-Akhyar agar tidak mempercayai adanya tindak pidana
pencabulan yang dilakukan Terdakwa;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim setelah memandang fakta-fakta
diatas, disamping itu pula agar suasana masyarakat kembali kepada keadaan
semula dengan menitikberatkan kepada kepentingan anak korban yang telah
mulai pulih dari gangguan depresi yang apabila tidak ditangani dengan baik
dapat menimbulkan trauma berkepanjangan dan melihat cita-cita anak korban
yang akan terus dilanjutkan dalam pendidikan, maka Majelis Hakim tidak
sependapat dengan Tuntutan Pidana Penuntut Umum yang selanjutnya akan
tercantum dalam amar putusan ini;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempertimbangkan
kesalahan Terdakwa dan Penjatuhan Pidana, maka Majelis Hakim
menyimpulkan pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa telah memenuhi

Halaman 84 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


prinsip-prinsip putusan yang berkeadilan, kepastian dan kemanfaatan serta
didorong oleh integritas tinggi;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah
dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan
dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan
terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar
Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di
persidangan untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:
- 1 (satu) lembar kertas struktur Yayasan Al-Aksyah Kec. Kepahiang
Prov. bengkulu;
- 3 (tiga) lembar kertas jadwal piket kantor dan panggung alkindi;
- 1 (satu) lembar Surat Yang Dikeluarkan oleh Kepala Kantor Kementrian
Agama Kabupaten Kepahiang Nomor :
B-1047/Kk.07.08/1/KP.07.5/07/2016 tanggal 22 Juli 2016 tentang
Keputusan Pemindahan dan Pengangkatan Tugas Pegawai a.n. Drs. H.
Saukani NIP. 1965110119910210001 ;
- 1 (satu) berkas Akta Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan
Anggaran Dasar Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang;
Telah dipertimbangkan masih dipergunakan untuk kepentingan
persidangan lanjutan maka statusnya terlampir dalam berkas perkara.
- 1 (satu) lembar baju gamis warna abu-abu tua motif kotak-kotak;
- 1 (satu) lembar celana panjang warna hitam motif tulisan;
- 1 (satu) lembar jilbab segi empat warna hitam polos;
- 2 (dua) unit kasur busa Merk BOLA DUNIA dengan sarung/seprei
berwarna biru motif segitiga;
Telah dipertimbangkan dapat menimbulkan trauma anak korban dapat
maka statusnya dirampas untuk dimusnahkan.
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan
yang meringankan Terdakwa;
Keadaan yang memberatkan:
1. Terdakwa sebagai Ketua Yayanan Pondok Pesantren Modern Darussalam
Yayasan Al-Akhyar seharusnya membimbing serta melindungi Anak Korban
untuk dapat belajar dan mondok di Pondok Pesantren sehingga anak-anak

Halaman 85 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


yang mondok dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, namun Terdakwa
justru memberi contoh yang tidak baik dan merusak masa depan anak-anak
di Pondok Pesantren.
2. Perbuatan Terdakwa yang dilakukan di dalam Pondok Pesantren yang
Terdakwa pimpin, dapat mencemarkan lembaga Pondok Pesantren dan
dapat menyebabkan kekhawatiran orang tua untuk mengirim anaknya belajar
di Pondok Pesantren.
3. Perbuatan Terdakwa mengakibatkan kondisi psikologis Anak Korban tidak
stabil dan ada kecenderungan gangguan depresi.
4. Perbuatan terdakwa mengakibatkan Anak Korban merasa malu dan takut.
5. Terdakwa berbelit-belit dalam memberikan keterangan di persidangan;
Keadaan yang meringankan;
Terdakwa telah berusia lanjut dan sakit-sakitan;.
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka
haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;
Memperhatikan, Pasal 82 ayat (1), (2) Jo Pasal 76E Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Undang-undang Nomor 17 Tahun
2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang Jo Pasal
64 ayat (1) KUHPidana ; dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani Bin Kayum Mahmud


terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah
melakukan Tindak Pidana Cabul yaitu “telah melakukan beberapa
perbuatan sehingga dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut
sebagai tenaga kependidikan telah memaksa, anak untuk melakukan
perbuatan cabul”, sebagaimana dalam dakwaan Primair melanggar
Pasal 82 ayat (1), (2) Jo Pasal 76E Undang-undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak Jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang

Halaman 86 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-
undang Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. H. Saukani als Saukani
Bin Kayum Mahmud oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6
(Enam) Tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan
pidana denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan
ketentuan bahwa apabila pidana denda tidak dibayar maka diganti
dengan pidana penjara 3 (Tiga) Bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan
5. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) lembar kertas struktur Yayasan Al-Aksyah Kec. Kepahiang
Prov. bengkulu;
- 3 (tiga) lembar kertas jadwal piket kantor dan panggung alkindi;
- 1 (satu) lembar Surat Yang Dikeluarkan oleh Kepala Kantor
Kementrian Agama Kabupaten Kepahiang Nomor :
B-1047/Kk.07.08/1/KP.07.5/07/2016 tanggal 22 Juli 2016 tentang
Keputusan Pemindahan dan Pengangkatan Tugas Pegawai a.n. Drs.
H. Saukani NIP. 1965110119910210001 ;
- 1 (satu) berkas Akta Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan
Anggaran Dasar Yayasan Al-Akhyar Kec. Kepahiang Kab.
Kepahiang;
Terlampir dalam berkas perkara.
- 1 (satu) lembar baju gamis warna abu-abu tua motif kotak-kotak;
- 1 (satu) lembar celana panjang warna hitam motif tulisan;
- 1 (satu) lembar jilbab segi empat warna hitam polos;
- 2 (dua) unit kasur busa Merk BOLA DUNIA dengan sarung/seprei
berwarna biru motif segitiga;
Dirampas untuk dimusnahkan.
6. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.
5.000,- (lima ribu rupiah).

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Kepahiang, pada hari Senin tanggal 15 Mei 2023 oleh kami,
Hendri Sumardi, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua , Deka Rachman Budihanto,
S.H., M.H. , Rizki Febrianti, S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang

Halaman 87 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph


diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 17 Mei
2023 oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut,
dibantu oleh Riza Umami, S.H., M.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan
Negeri Kepahiang, serta dihadiri oleh Abdul Kahar, S.H.., M.H., Penuntut Umum
dan Terdakwa menghadap didampingi oleh Penasihat Hukumnya;

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

Deka Rachman Budihanto, S.H., M.H. Hendri Sumardi, S.H., M.H.

Rizki Febrianti, S.H.

Panitera Pengganti,

Riza Umami, S.H., M.H.

Halaman 88 dari 88 Putusan Nomor 14/Pid.Sus/2023/PN Kph

Anda mungkin juga menyukai