Putus 1450773548 465pid2015ptmdn PDF
Putus 1450773548 465pid2015ptmdn PDF
Nomor : 465/Pid.Sus/2015/PT.MDN.-
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 1 dari 22 hal
Menimbang, bahwa Terdakwa dihadapkan ke depan persidangan oleh
Penuntut Umum dengan surat dakwaannya No. Reg. Perk : PDM-
38/EP.1/PSP/04/2015 tanggal 14 April 2015 yang pada pokoknya didakwa
melakukan tindak Pidana sebagai berikut :
Pertama :
Kepala :
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 2 dari 22 hal
Kesimpulan :
- Luka memar dikelopak mata bawah sebelah kiri, bengkak (+) yang
diakibatkan oleh benturan benda tumpul .
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80 Ayat (1)
UU.RI No.23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak .
Atau
Kedua:
Bahwa ia Terdakwa pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2014 sekira pukul
16.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada tahun 2014,
bertempat di Desa Muara Huta Raja Kecamatan Muara Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Padangsidimpuan
“dengan sengaja melakukan penganiayaan“, yang dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Umum :
Kepala :
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 3 dari 22 hal
- Anggota Badan : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.
- Anggota Gerak : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.
- Anggota Kelamin : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.
Kesimpulan :
- Luka memar dikelopak mata bawah sebelah kiri, bengkak (+) yang
diakibatkan oleh benturan benda tumpul .
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 Ayat (1)
KUHP ;
I.ALASAN KEBERATAN :
Pengajuan keberatan oleh Terdakwa dan/atau Penasihat Hukumnya sering
dinilai sebagai upaya yang mengada-ada seakan-akan bertujuan untuk
mengulur-ulur waktu sidang. Ada pula sementara orang yang menilai bahwa
pengajuan keberatan sebagai suatu kebodohan dari Terdakwa atau
Penasihat Hukum untuk memperkuat strategi guna menggolkan surat
dakwaannya. Terlepas dari segala penilaian yang mengurangi semangat
Terdakwa atau Penasihat Hukumnya untuk mengajukan keberatan tersebut,
Penasihat Hukum berkeyakinan bahwa ketantuan Pasal 156 KUHAP yang
memberikan kesempatan bagi Terdakwa dan Penasihat Hukumnya untuk
mengajukan keberatan, tiada lain bermaksud untuk mengajukan keberatan
apabila dalam surat Dakwaan terdapat kekurangan-kekurangan atau
kekeliruan yang bersifat yuridis yang akan menyebabkan Terdakwa tidak
dapat membela dirinya atau dibela oleh Penasihat Hukumnya dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya di depan sidang pengadilan .
Kami yakin Majelis Hakim akan menilai positif dan akan memperkatikan
dengan cecara bijak dan objektif keberatan kami ini. Kami juga tidak akan
kecewa bila saudara Penuntut Umum memanfaatkan keberatan kami ini untuk
mengatur dan mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mempertahankan
surat dakwaannya, karena kami berprinsip bahwa peradilan yang baik, jujur
dan adil itu harus ditunjang dengan upaya optimal dari seluruh penegak
hukum berperan di Pengadilan.
Substansi keberatan adalah mengenai masalah cukup alasan atau tidak suatu
surat dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum itu ditujukan atau
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 4 dari 22 hal
diarahkan kepada Terdakwa dalam kedudukannya sebagai seorang
manusia ciptaan Tuhan yang memiliki harkat, martabat dan kehormatan
seperti semua orang keberatan pada hakekatnya tidak hanya merupakan
suatu keberatan untuk kepentingan si Terdakwa yang didudukan pada posisi
lemah di depan Pengadilan, melainkan merupakan keberatan untuk
kepentingan manusia dan kemanusiaan yang lebih luas termasuk untuk
kita semua yang ada di ruang sidang ini. Suatu dakwaan bagi seseorang
yang tidak bersalah adalah sama dengan serangan resmi terhadap
martabat dan kehormatan manusia pada umumnya. Sehingga apabila ada
suatu putusan sela dari Majelis Hakim yang menyatakan suatu dakwaan
Penuntut Umum “tidak dapat diterima” atau “batal demi hukum”, hal itu pada
hakekatnya suatu kemenangan bagi semua penegak hukum di Pengadilan
yang bersangkutan, yang berhasil menegakkan martabat dan kehormatan
manusia dan kemanusiaan .
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat.
Makna langsung keberatan adalah untuk mengoreksi tata urutan penyusuanan
sebuah dakwaan yang tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap dengan
impikasi yuridis berupa batalnya sebuah dakwaan sebagaimana yang
dimaksud Pasal 143 Ayat (3) KUHAP ,
Selain itu, walaupun keberatan tersebut tidak diterima, akan tetapi tetap
mempunyai makna yaitu dapat dijadikan sebagai pembuka tabir permasalahan
kasus yang tertuang dalam dakwaan tersebut, atau setidak-tidaknya sejak
awal telah dapat dilihat warna yuridis yang profesional atau tidak Jaksa
Penuntut Umum dalam meneliti dan menyimak kasus yang tertuang dalam
dakwaan tersebut .
Menurut M. Yahya Harahap “Eksepsi dengan alasan dakwaan tidak diterima
adalah berupa keberatan yang berisi bahwa dakwaan yang diajukan
Penuntut Umum terhadap Terdakwa tidak tepat, karena apa yang didakwakan
merupakan sesuatu yang tidak tepat baik mengenai dasar hukum dan
sasaran dakwaan. Oleh karena itu dakwaan harus dinyatakan oleh
Terdakwa atau Penasihat Hukum diterima.”, bahwa “kalau keberatan yang
diajukan oleh Terdakwa atau Penasihat Hukum diterima berupa dakwaan
tidak dapat diterima atau surat dakwaan dibatalkan berati kelanjutan
pemeriksaan perkara sudah selesai, maka perkara tadi sudah berakhir
pemeriksaannya dan telah diputus berdasarkan putusan dari segi formil.”
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 5 dari 22 hal
Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dimaksud dalam Pasal 156 Ayat
(1) KUHAP sebagaimana kami kutip sebagai berikut :
“Dalam hal Terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan bahwa
Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi
kesempatan keapada Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya, Hakim
mempertim-bangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil
keputusan”
II.SURAT DAKWAAN TIDAK DAPAT DITERIMA :
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat.
Dan sidang Pengadilan yang kami muliakan ;
Dalam KUHAP tidak dijelaskan mengenai ukuran atau kriteria apa saja
yang dapat dijadikan alasan untuk menilai suatu surat dakwaan harus
dinyatakan tidak dapat diterima Dalam hal demikian kiranya perlu
diperhatikan pendapat M. Yahya Harahap yang menyatakan bahwa
keberatan mengenai “Dakwaan tidak dapat diterima”
Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum bertentangan denga Azas Hukum Lex
Spcialis Derogate Lex Generalis, artinya peraturan yang lebih spesifik
dengan pengkhususan mengenyampingkan peraturan yang umum .
Bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa ASNAH
HUTAGALUNG melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP, sebagaimana dalam
Dakwaan tertanggal 14 April 2015, yang telah dibacakan pada tanggal 27
April 2015 adalah bertentangan dengan Azas Hukum Lex Specialis Derogate
Lex Generalis artinya peraturan yang lebih spesifik dengan pengkhususan
mengenyampingkan peraturan yang umum, dimana seharusnya
Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG didakwa dengan UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, bukan seperti yang tercantum dalam dakwaan
Jaksa Penuntut Umum yang didakwakan melanggat Pasal 80 ayat (1)
UU.No.23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, bukan seperti yang
tercantum dalam dakwaan melanggar Pasal 80 ayat (1) UU.No.23 Tahun
2003 hal ini jelas bahwa UU. No. 23 Tahun 2003 adalah tentang Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden;
Bahwa dengan berlakunya UU.RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, Pasal dakwaan kedua Jaksa Penuntut dalam perkara ini melanggar
Pasal 351 Ayat (1) KUHP telah dikesampingkan dengan adanya peraturan
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 6 dari 22 hal
perundang-undangan yang mengkhususkan tentang tidak pidana anak yaitu
UU..RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ;
Bahwa dengan demikian surat dakwaan kedua terhadap Terdakwa ASNAH
HUTAGALUNG tentang dengan sengaja melakukan penganiayaan tidaklah
dapat dituntut berdasarkan Pasal 351 Ayat (1) KUHP dan Pasal 80 Ayat (1)
UU No. 23 tahun 2003 sebagaimana tertulis dalam surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum tersebut diatas, tidak dapat diterima karena UU tersebut
adalah tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakli Presiden, dengan
demikian surat dakwaan Jaksa Penuntu Umum haruslah dinyatakan tidak
dapat diterima (Niet on vankelijke verklaarrd) .
III.SURAT DAKWAAN HARUS DIBATALKAN :
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat.
Dan sidang Pengadilan yang kami muliakan ;
Di dalam KUHAP tidak dijelaskan dalam hal apa surat dakwaan harus
dibatalkan akan tetapi dengan tegas disebutkan dalam Pasal 143 Ayat (3)
bahwa surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 143 Ayat (2)
huruf b KUHAP adalah batal demi hukum .
Bertitik tolak dari pengertian yuridis tentang keberatan tersebut di atas, kami
berpendapat dakwaan yang dikemukakan oleh saudara Jaksa Penuntut
Umum disusun secara tidak cermat, tidak jelas dan lengkap (Obscuur Libel).
Sehingga berdasarkan Pasal 143 Ayat (3) KUHAP, dakwaan Penuntut Umum
harus dibatalkan .
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 7 dari 22 hal
tepat dan benar, semua unsur dari semua delik yang ditentukan undang-
undang yang didakwakan terhadap Terdakwa .
Adapun dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak disusun secara cermat, jelas
dan lengkap secara garis besar seperti uraian dibawah ini :
Bahwa uraian yang sangat singkat ini, membuat tidak jelas dan tidak lengkap
serta tidak cermat surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum karena banyak fakta
dan kejadian yang tidak diungkapkan oleh Jaksa Penuntut Umum seperti :
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 8 dari 22 hal
Alias UCOK yang penanganan kasusnya telah disidangkan di
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan dengan Reg. No.
692/Pid.B/2014/PN.Psp atas nama Terdakwa ROHANAN Br.
BATUBARA Alias RENA dan No. 693/Pid.B/2014/PN.Psp atas nama
Terdakwa DARMA Br. HASIBUAN ;
3. Bahwa surat Dakwaan yang dirumuskan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak
Konsisten berdasarkan berkas perkara yang diajukan oleh Penyidik
karena beberapa fakta dan bukti dari keterangan Saksi-Saksi banyak
yang dihilangkan yang seharusnya oleh Jaksa Penuntut Umum wajib
diminta tambahan keterangan Saksi fakta yang ada di tempat
kejadian perkara akan tetapi hal ini tidak dilakukan Jaksa Penuntut
Umum ‘
mendorong Saksi Korban dengan tangan dengan akibat luka memar pada
dikelopak mata bawah sebelah kiri bertentangan dengan logika karena
perbuatan mendorong tidak masuk akal mengakibatkan luka memar
karena benturan yang terjadi dengan cara mendorong tidak
mengakibatkan luka memar, luka memar akan terjadi apabila terjadi
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 9 dari 22 hal
benturan dua benda dengan jarak dan kecepatan benturan yang sangat
cepat ;
8. Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (2), (3), (4), (5), (6) dan (7) Undang-
undang No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, wajib
dilakukan diversi sementara dalam perkara a quo belum pernah
dilakukan diversi ;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 10 dari 22 hal
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;
I.PENDAHULUAN .
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 11 dari 22 hal
a. Apakah Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya, jika
dihubungkan dengan Pasal 84, 147 dan Pasal 148 KUHAP maka yang
dimaksud disini adalah kompetensi mengadili oleh Pengadilan Negeri,
atau ;
b. Apakah dakwaan tidak dapat diterima, yang oleh karena Undang-undang
menjelaskan apa yang dimaksud dengan surat dakwaan tidak dapat
diterima, maka harus dicari dalam dakwaan atau Yurisprudensi ;
Menurut Van Bemmelen, hal itu terjadi jika tidak ada hak untuk menuntut
misalnya dalam delik aduan tidak ada Pengaduan atau delik itu dilakukan
pada waktu dan tempat dimana Undang-undang pidana tidak berlaku atau
hak menuntut telah hapus dan harus diperhatikan bahwa jika apa yang
termuat dalam surat dakwaan bukan delik, bukan termasuk tuntutan
Penuntut Umum tidak dapat diterima tetapi termasuk lepas dari tuntutan
hukum (DR.Andi Hamzah.,SH, Pengantar Hukum Acara Indonaesia, Ghalia
Indonesia, 1985, Hal.214), atau ;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 12 dari 22 hal
- Apakah benar surat dakwaan tidak jelas memuat elemen atau
unsur tindak pidana yang didakwakan atau isi rumusan surat
dakwaan antara yang satu dengan yang lain saling bertentangan
atau surat dakwaan tidak merinci secara jelas bagaimana tindak
pidan dilakukan Terdakwa, atau surat dakwaan tidak
mencantumkan secara jelas waktu dan tempat tindak pidana
dilakukan (M.Yahya Harahap.,SH Pembahasan Perumusan dan
Penerapan KUHAP, PT. Sarana Bakti Semesta , 1985, Hal. 423-
424.)
Bertitik tolak pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 156 Ayat (1)
KUHAP yang merupakan ruang lingkup dari keberatan yang telah kami
uraikan tersebut diatas, maka dalam rangka melaksanakan system
peradilan tepat, benar dan fokus, maka alasan keberatan yang berada
diluar koridor ketentuan Pasal 156 Ayat (1) KUHAP, sebagaimana telah
diuraikan diatas tidak akan kami berikan pendapat/ tanggapan secara
mendetail, apalagi bilamana keberatan sudah menjangkau pokok perkara
yang diperiksan dipersidangan .
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 13 dari 22 hal
untuk menentukan bahwa Korban sudah dewasa atau masih anak-anak.
Dengan demikian tidaklah menjadi dakwaan tidak jelas dan merugikan
Terdakwa sebagaimana disebutkan oleh Penasihat Hukum Terdakwa.
Lagi pula dalam dakwaan telah diuraikan secara kronologis dengan
bahasa yang mudah dimengerti, dengan membaca atau mendengar
dakwaan yang dibacakan Penuntut Umum Terdakwa akan mendapat
gambaran tentang siapa yang melakukan tindak pidana, tindak
pidana yang dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana itu terjadi,
bagaimana kejadiannya. Hal ini telah memenuhi syarat dakwaan yang
jelas menurut Selamat Purba yang menyebutkan “Agar dakwaan itu
menjadi terang ataupun jelas, susunan redaksi diuraikan secara
kronologis dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan membaca
atau mendengar dakwaan yang dibacakan Penuntut Umum Terdakwa
akan mendapat gambaran tentang siapa yang melakukan tindak pidana,
tindak pidana yang dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana itu
terjadi, bagaimana kejadiannya, apa akibat perbuatan itu dan
sebagainya (Selamat Purba.,SH, mencegah batalnya Surat Dakwaan
Demi Hukum, Sumber Ilmu Jaya, hal.5).
- Bahwa Penulisan UU.RI No.23 Tahun 2003 dalam Surat Dakwaan
Jaksa Penuntut Umum merupakan salah pengetikan (Human Error)
semata .
- Bahwa oleh karena yang menentukan batalnya Surat Dakwaan,
terserah kepada penilaian Hakim, maka sebaiknya perkara ini lebih
baik diperiksa terlebih dahulu secara keseluruhan .
IV.KESIMPULAN .
- Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini sudah disusun
secara cermat, jelas dan lengkap sesuai dengan Pasal 143 Ayat (2)
KUHAP;
- Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tidak didukung dengan dasar
hukum dan argumentasi yang kuat dan meyakinkan ;
- Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tidak berdasar pada Pasal 156
Ayat (1) KUHAP yang merupakan koridor dalam mengajukan keberatan;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 14 dari 22 hal
- Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa sudah memasuki pokok
perkara ;
Berdasarkan uraian yang kami kemukakan dalam tanggapan atas
keberatan yang diajukan Penasihat Hukum Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG,
maka kami Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa keberatan Penasihat
Hukum Terdakwa tidak dapat diterima .
Untuk itu kami mohon kiranya Majelis Hakim yang berwenang menilai
dan memutuskan batal tidaknya surat dakwaan maupun dakwaan tidak dapat
diterima dalam perkara ini berkenan memutuskan dan menetapkan :
Menimbang, bahwa dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP, definisi eksepsi tidak
dirumuskan secara jelas, istilah yang digunakan adalah “keberatan”, pengertian
keberatan yang disebut dalam Pasal ini, lebih dekat pengertiannya dengan
Objection dalam sistem Common Law, yang berarti perkara yang diajukan
terhadap terdakwa mengandung tertib acara yang improper (tidak tepat) atau
illegal (tidak sah) (Vide Harahap, M. Yahya, 1985. Pembahasan Permasalahan
dan Penerapan KUHAP, pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan
Peninjauan Kembali. Jakarta : Sinar Grafika, hal. 123) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (1) KUHAP dan
perundang-undangan yang lain serta dalam praktek peradilan ada beberapa jenis
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 15 dari 22 hal
1) Tidak berwenang secara absolut
2) Tidak berwenang secara relatif
Dalam praktek, pada umumnya yang sering menjadi dasar untuk menjatuhkan
lepas dari segala tuntutan hukum, apabila tindak pidana yang didakwakan
mengandung sengketa “perdata” sehingga apa yang didakwakan pada
dasarnya termasuk sengketa perdata” yang harus diselesaikan melalui proses
peradilan perdata.
pemeriksaannya.
2) Eksepsi in personan, yaitu orang yang diajukan sebagai terdakwa “keliru”
3) Eksepsi keliru sistematika dakwaan subsidairitas
4) Eksepsi keliru bentuk dakwaan yang diajukan.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 16 dari 22 hal
f. Eksepsi Dakwaan Batal
1) Dakwaan tidak memuat “tanggal dan tanda tangan”.
2) Dakwaan tidak menyebut secara lengkap identitas terdakwa (Pasal 143 ayat
(2) huruf a KUHAP.
3) Dakwaan tidak menyebut locus delicti dan tempus delicti (Pasal 143 ayat (2)
huruf b KUHAP.
4) Dakwaan tidak cermat, jelas dan lengkap uraian mengenai tindak pidana
(Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP.
(Vide Harahap, M. Yahya, 1985. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP, pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan
Kembali. Jakarta : Sinar Grafika, hal. 125-133) ;
2. Dakwaan tidak jelas: Yang dimaksud dengan “jelas” adalah jaksa penuntut
umum harus mampu merumuskan unsur-unsur delict yang didakwakan dan
dipadukan dengan uraian perbuatan material yang dilakukan Terdakwa
dalam Surat Dakwaan ;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 17 dari 22 hal
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Padang Sidempuan telah
menjatuhkan putusan Sela tanggal 26 Mei 2015 yang amarnya sebagai berikut ;
Membaca :
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 18 dari 22 hal
Menimbang, bahwa dakwaan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum
terhadap terdakwa ASNAH HUTAGALUNG adalah dakwaan alternatif yaitu
pertama melanggar pasal 80 ayat (1) UURI no.23 tahun 2003 tentang
Perlindungan anak atau kedua melanggar pasal 351 ayat (1) KUHP ;
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok persoalan dalam perkara ini ialah
tentang surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang oleh Penasehat hukum
terdakwa telah mengajukan keberatan/eksepsi, sebagaimana terurai dibawah ini
yaitu :
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 19 dari 22 hal
tahun 2002 sebab dakwaan pertama tersebut Jaksa Penuntut Umum
menyebutkan juga tentang Perlindungan anak dan bukan tentang pemilihan umum
Presiden dan wakil Presiden ;
MEN ETAPKAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 20 dari 22 hal
- Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padang
Sidempuan ;
2. Menyatakan lagi bahwa dasar dakwaan yang melanggar pasal 80 ayat (1)
UURI No.23 tahun 2003 seharusnya menjadi pasal 80 ayat (1) URI No.23
tahun 2002 tentang perlindungan anak ;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 21 dari 22 hal
HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA,
2.RIDWAN RAMLI,SH.MH
PANITERA PENGGANTI,
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 22 dari 22 hal