Anda di halaman 1dari 22

PENETAPAN.

Nomor : 465/Pid.Sus/2015/PT.MDN.-

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ;

Pengadilan Tinggi Medan, yangmemeriksa dan mengadili perkara pidana


dalam peradilan tingkat banding, telah menetapkan sebagai berikut dalam perkara
terdakwa :

Nama lengkap : TERDAKWA


Tempat lahr : Rantauprapat
Umur/taggal lahir : 56 tahun/tahun 1958
Jenis kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Desa Dusun Mabangi Desa Muara Hutaraja,
Kecamatan Muara Batang Toru, Kabupeten Tapanuli
Selatan ;
Agama : Islam
Pekerjan : Tani
Terdakwa tidak ditahan

Terdakwa dipersidangan didampingi oleh Penasehat hukumnya yaitu


H.Hamonangan Pane,SH.MH, Ismail MarzukiHsibuan,SH, Dipo Alam Siregar.,SH.,
para advokad-pengacara-konsultan hukum pada kantor Hukum ERPI J Samudera
Dalimunthe & rekan yang berkantor di Jalan Imam Bonjol o.2 Tugu Siborang Kota
Padang sidempuan, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 20 Pebruari 2015;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal


6 Agustus 2015 Nomor 465/PID.SUS/2015/PT.Mdn serta berkas perkara
Pengadilan Negeri Padang Sidempuan tanggal 26 Mei 2015 Nomor
183/Pid.Sus/2015/PN.Psp dan surat- surat yang bersangkutan dengan perkara
tersebut;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 1 dari 22 hal
Menimbang, bahwa Terdakwa dihadapkan ke depan persidangan oleh
Penuntut Umum dengan surat dakwaannya No. Reg. Perk : PDM-
38/EP.1/PSP/04/2015 tanggal 14 April 2015 yang pada pokoknya didakwa
melakukan tindak Pidana sebagai berikut :

Pertama :

Bahwa ia Terdakwa TERDAKWA pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2014


sekira pukul 16.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada tahun
2014, bertempat di Desa Muara Huta Raja Kecamatan Muara Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Padangsidimpuan
“dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan atau
penganiayaan terhadap anak“, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Pada waktu dan tempat seperti tesebut diatas, Terdakwa terlibat


pertengkaran dengan NURSAIMAH Br. LUBIS (kakak Saksi Korban), melihat
hal tersebut lalu Saksi Korban bermaksud melerai pertengkaran tersebut
dengan menarik tangan Terdakwa namun tiba-tiba Terdakwa memegang
dan memincit alat kelamin Saksi Korban lalu Terdakwa mendorong Saksi
Korban hingga tangan Terdakwa mengenai mata sebelah kiri Saksi Korban ;

Bahwa Terdakwa telah melakukan penganiyaan terhadap Saksi


Korban yang masih berumur 12 (dua belas) tahun yang pda tanggal 07 April
2002 dan akibat perbuatan Terdakwa tersebut, Saksi Korban MENGALAMI
LUKA-LUKA dan terhalang untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai
Visum Et Repertum Puskesmas Batang Toru No.146/VER/VII/2014 tanggal 17
Juli 2014 yang ditandatangani oleh dr. Agustina Evayanti yang menerangkan
sebagai berikut :
Umum :

Kepala :

- Wajah : Luka memar dikelopak mata bawah sebelah


kiri, bengkak (+) P. : ± 1CM, L : ± 1 Cm .
- Leher : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.

- Anggota Badan : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.


- Anggota Gerak : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.
- Anggota Kelamin : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 2 dari 22 hal
Kesimpulan :

- Luka memar dikelopak mata bawah sebelah kiri, bengkak (+) yang
diakibatkan oleh benturan benda tumpul .
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80 Ayat (1)
UU.RI No.23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak .

Atau

Kedua:

Bahwa ia Terdakwa pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2014 sekira pukul
16.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada tahun 2014,
bertempat di Desa Muara Huta Raja Kecamatan Muara Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Padangsidimpuan
“dengan sengaja melakukan penganiayaan“, yang dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

Pada waktu dan tempat seperti tesebut diatas, Terdakwa terlibat


pertengkaran dengan NURSAIMAH Br. LUBIS (kakak Saksi Korban), melihat
hal tersebut lalu Saksi Korban bermaksud melerai pertengkaran tersebut
dengan menarik tangan Terdakwa namun tiba-tiba Terdakwa memegang
dan memincit alat kelamin Saksi Korban lalu Terdakwa mendorong Saksi
Korban hingga tangan Terdakwa mengenai mata sebelah kiri Saksi Korban ;

Bahwa Terdakwa telah melakukan penganiyaan terhadap Saksi


Korban yang masih berumur 12 (dua belas) tahun yang pda tanggal 07 April
2002 dan akibat perbuatan Terdakwa tersebut, Saksi Korban MENGALAMI
LUKA-LUKA dan terhalang untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai
Visum Et Repertum Puskesmas Batang Toru No.146/VER/VII/2014 tanggal 17
Juli 2014 yang ditandatangani oleh dr. Agustina Evayanti yang menerangkan
sebagai berikut :

Umum :

Kepala :

- Wajah : Luka memar dikelopak mata bawah sebelah


kiri, bengkak (+) P. : ± 1CM, L : ± 1 Cm .
- Leher : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 3 dari 22 hal
- Anggota Badan : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.
- Anggota Gerak : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.
- Anggota Kelamin : Tidak dijumpa tanda-tanda kelainan.
Kesimpulan :

- Luka memar dikelopak mata bawah sebelah kiri, bengkak (+) yang
diakibatkan oleh benturan benda tumpul .
Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 Ayat (1)
KUHP ;

Menimbang, bahwa atas Dakwaan Penuntut Umum tersebut,


Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan keberatan secara tertulis
sebagaimana termuat dalam keberatan Penasehat Hukum terdakwa tanggal 4 Mei
2015, yaitu :

I.ALASAN KEBERATAN :
Pengajuan keberatan oleh Terdakwa dan/atau Penasihat Hukumnya sering
dinilai sebagai upaya yang mengada-ada seakan-akan bertujuan untuk
mengulur-ulur waktu sidang. Ada pula sementara orang yang menilai bahwa
pengajuan keberatan sebagai suatu kebodohan dari Terdakwa atau
Penasihat Hukum untuk memperkuat strategi guna menggolkan surat
dakwaannya. Terlepas dari segala penilaian yang mengurangi semangat
Terdakwa atau Penasihat Hukumnya untuk mengajukan keberatan tersebut,
Penasihat Hukum berkeyakinan bahwa ketantuan Pasal 156 KUHAP yang
memberikan kesempatan bagi Terdakwa dan Penasihat Hukumnya untuk
mengajukan keberatan, tiada lain bermaksud untuk mengajukan keberatan
apabila dalam surat Dakwaan terdapat kekurangan-kekurangan atau
kekeliruan yang bersifat yuridis yang akan menyebabkan Terdakwa tidak
dapat membela dirinya atau dibela oleh Penasihat Hukumnya dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya di depan sidang pengadilan .
Kami yakin Majelis Hakim akan menilai positif dan akan memperkatikan
dengan cecara bijak dan objektif keberatan kami ini. Kami juga tidak akan
kecewa bila saudara Penuntut Umum memanfaatkan keberatan kami ini untuk
mengatur dan mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mempertahankan
surat dakwaannya, karena kami berprinsip bahwa peradilan yang baik, jujur
dan adil itu harus ditunjang dengan upaya optimal dari seluruh penegak
hukum berperan di Pengadilan.
Substansi keberatan adalah mengenai masalah cukup alasan atau tidak suatu
surat dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum itu ditujukan atau

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 4 dari 22 hal
diarahkan kepada Terdakwa dalam kedudukannya sebagai seorang
manusia ciptaan Tuhan yang memiliki harkat, martabat dan kehormatan
seperti semua orang keberatan pada hakekatnya tidak hanya merupakan
suatu keberatan untuk kepentingan si Terdakwa yang didudukan pada posisi
lemah di depan Pengadilan, melainkan merupakan keberatan untuk
kepentingan manusia dan kemanusiaan yang lebih luas termasuk untuk
kita semua yang ada di ruang sidang ini. Suatu dakwaan bagi seseorang
yang tidak bersalah adalah sama dengan serangan resmi terhadap
martabat dan kehormatan manusia pada umumnya. Sehingga apabila ada
suatu putusan sela dari Majelis Hakim yang menyatakan suatu dakwaan
Penuntut Umum “tidak dapat diterima” atau “batal demi hukum”, hal itu pada
hakekatnya suatu kemenangan bagi semua penegak hukum di Pengadilan
yang bersangkutan, yang berhasil menegakkan martabat dan kehormatan
manusia dan kemanusiaan .
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat.
Makna langsung keberatan adalah untuk mengoreksi tata urutan penyusuanan
sebuah dakwaan yang tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap dengan
impikasi yuridis berupa batalnya sebuah dakwaan sebagaimana yang
dimaksud Pasal 143 Ayat (3) KUHAP ,
Selain itu, walaupun keberatan tersebut tidak diterima, akan tetapi tetap
mempunyai makna yaitu dapat dijadikan sebagai pembuka tabir permasalahan
kasus yang tertuang dalam dakwaan tersebut, atau setidak-tidaknya sejak
awal telah dapat dilihat warna yuridis yang profesional atau tidak Jaksa
Penuntut Umum dalam meneliti dan menyimak kasus yang tertuang dalam
dakwaan tersebut .
Menurut M. Yahya Harahap “Eksepsi dengan alasan dakwaan tidak diterima
adalah berupa keberatan yang berisi bahwa dakwaan yang diajukan
Penuntut Umum terhadap Terdakwa tidak tepat, karena apa yang didakwakan
merupakan sesuatu yang tidak tepat baik mengenai dasar hukum dan
sasaran dakwaan. Oleh karena itu dakwaan harus dinyatakan oleh
Terdakwa atau Penasihat Hukum diterima.”, bahwa “kalau keberatan yang
diajukan oleh Terdakwa atau Penasihat Hukum diterima berupa dakwaan
tidak dapat diterima atau surat dakwaan dibatalkan berati kelanjutan
pemeriksaan perkara sudah selesai, maka perkara tadi sudah berakhir
pemeriksaannya dan telah diputus berdasarkan putusan dari segi formil.”

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 5 dari 22 hal
Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dimaksud dalam Pasal 156 Ayat
(1) KUHAP sebagaimana kami kutip sebagai berikut :
“Dalam hal Terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan bahwa
Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi
kesempatan keapada Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya, Hakim
mempertim-bangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil
keputusan”
II.SURAT DAKWAAN TIDAK DAPAT DITERIMA :
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat.
Dan sidang Pengadilan yang kami muliakan ;
Dalam KUHAP tidak dijelaskan mengenai ukuran atau kriteria apa saja
yang dapat dijadikan alasan untuk menilai suatu surat dakwaan harus
dinyatakan tidak dapat diterima Dalam hal demikian kiranya perlu
diperhatikan pendapat M. Yahya Harahap yang menyatakan bahwa
keberatan mengenai “Dakwaan tidak dapat diterima”
Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum bertentangan denga Azas Hukum Lex
Spcialis Derogate Lex Generalis, artinya peraturan yang lebih spesifik
dengan pengkhususan mengenyampingkan peraturan yang umum .
Bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa ASNAH
HUTAGALUNG melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP, sebagaimana dalam
Dakwaan tertanggal 14 April 2015, yang telah dibacakan pada tanggal 27
April 2015 adalah bertentangan dengan Azas Hukum Lex Specialis Derogate
Lex Generalis artinya peraturan yang lebih spesifik dengan pengkhususan
mengenyampingkan peraturan yang umum, dimana seharusnya
Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG didakwa dengan UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, bukan seperti yang tercantum dalam dakwaan
Jaksa Penuntut Umum yang didakwakan melanggat Pasal 80 ayat (1)
UU.No.23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, bukan seperti yang
tercantum dalam dakwaan melanggar Pasal 80 ayat (1) UU.No.23 Tahun
2003 hal ini jelas bahwa UU. No. 23 Tahun 2003 adalah tentang Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden;
Bahwa dengan berlakunya UU.RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, Pasal dakwaan kedua Jaksa Penuntut dalam perkara ini melanggar
Pasal 351 Ayat (1) KUHP telah dikesampingkan dengan adanya peraturan

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 6 dari 22 hal
perundang-undangan yang mengkhususkan tentang tidak pidana anak yaitu
UU..RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ;
Bahwa dengan demikian surat dakwaan kedua terhadap Terdakwa ASNAH
HUTAGALUNG tentang dengan sengaja melakukan penganiayaan tidaklah
dapat dituntut berdasarkan Pasal 351 Ayat (1) KUHP dan Pasal 80 Ayat (1)
UU No. 23 tahun 2003 sebagaimana tertulis dalam surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum tersebut diatas, tidak dapat diterima karena UU tersebut
adalah tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakli Presiden, dengan
demikian surat dakwaan Jaksa Penuntu Umum haruslah dinyatakan tidak
dapat diterima (Niet on vankelijke verklaarrd) .
III.SURAT DAKWAAN HARUS DIBATALKAN :
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang terhormat.
Dan sidang Pengadilan yang kami muliakan ;
Di dalam KUHAP tidak dijelaskan dalam hal apa surat dakwaan harus
dibatalkan akan tetapi dengan tegas disebutkan dalam Pasal 143 Ayat (3)
bahwa surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 143 Ayat (2)
huruf b KUHAP adalah batal demi hukum .

M. YAHYA HARAHAP menyatakan bahwa “Pada dasarnya alasan yang dapat


dijadikan dasar hukum mengajukan keberatan agar surat dakwaan
dibatalkan apabila surat dakwaan tidak memenuhi ketentuan Pasal 143
KUHAP atau melanggar ketentuan Pasal 144 Ayat (2) dan (3) KUHAP .”

Bertitik tolak dari pengertian yuridis tentang keberatan tersebut di atas, kami
berpendapat dakwaan yang dikemukakan oleh saudara Jaksa Penuntut
Umum disusun secara tidak cermat, tidak jelas dan lengkap (Obscuur Libel).
Sehingga berdasarkan Pasal 143 Ayat (3) KUHAP, dakwaan Penuntut Umum
harus dibatalkan .

Menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.492 K/Kr/1981 tanggal 8


Januari 1983 juncto Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin tanggal 20 April
1981 No.18/81/Pid.B/PT/Bjm, syarat materil surat dakwaan adalah adanya

rumusan secara lengkap, jelas dan tepat, mengenai perbuatan-perbuatan


yang didakwakan kepada Terdakwa, sesuai dengan rumusan delik yang
mengancam perbuatan-perbuatan itu dengan hukuman (pidana). Dengan
demikian maka dalam surat dakwaan, tidak boleh tidak, harus memuat
uraian atau rumusan yang cermat, jelas, dan lengkap mengenai perbuatan
yang dilakukan oleh Terdakwa yang keseluruhannya dapat mengisi secara

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 7 dari 22 hal
tepat dan benar, semua unsur dari semua delik yang ditentukan undang-
undang yang didakwakan terhadap Terdakwa .

Berdasarkan ketentuan KUHAP, Yurisprudensi ahli tersebut diatas, maka


kiranya dapat disimpulkan bahwa yang harus diuraikan secara cermat, jelas
dan lengkap di dalam Surat Dakwaan itu adalah mengenai :

- Rumusan dan unsur-unsur delik atau tindak pidana yang didakwakan,


sesuai dengan ketentuan undang-undang dan ;

- Rumusan perbuatan-perbuatan materil atau fakta mengenai perbuatan


yang dilakukan oleh Terdakwa yang keseluruhannya dapat mengisi
secara tepat dan benar semua unsur dan delik yang ditentukan dalam
pasal Undang-undang yang didakwakan kepada Terdakwa tersebut ;

Adapun dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak disusun secara cermat, jelas
dan lengkap secara garis besar seperti uraian dibawah ini :

Dakwaan Pertama Jaksa Penuntut Umum menguraikan cara melakukan


tindak pidana tidak diuraikan dengan jelas, cermat dan lengkap, ketidak
jelasan dan ketidakcermatan dan ketidak lengkapan yang kami maksudkan
adalah sebagai berikut :

Bahwa uraian Jaksa Penuntut Umum atas perbuatan Terdakwa ASNAH


HUTAGALUNG terlibat pertengkaran dengn NURSAIMAH (kakak Saksi
Korban), melihat hal tersebut lalu Saksi Korban ALDIANSYAH LUBIS
bermaksud melerai pertengkaran dengan menarik tangan Terdakwa namun
tiba-tiba Terdakwa memegang dan memincit alat kelamin Saksi Korban lalu
Terdakwa mendorong Saksi Korban hingga tangan Terdakwa mengenai
mata sebelah kiri Saksi Korban ;

Bahwa uraian yang sangat singkat ini, membuat tidak jelas dan tidak lengkap
serta tidak cermat surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum karena banyak fakta
dan kejadian yang tidak diungkapkan oleh Jaksa Penuntut Umum seperti :

1. Bahwa yang mendasari kejadian tindak pidana antara Terdakwa

dengan Saksi Korban adalah tindak pidana perkelahian bersama-sama


yang dilakukan oleh Korban adalah tindak pidana perkelahian bersama-
sama yang dilakukan oleh keluarga MURNI HUTAGALUNG , DKK yaitu
(ASNAH HUTAGALUNG, DEMIATI NASUTION, NURAHMI NASUTION)
penyerangan dan perkelahian yang dilakukan oleh DARMA HASIBUAN,
WARDINAH, SALMA, MARISA, RENA Br BATUBARA dan ALDIANSAH

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 8 dari 22 hal
Alias UCOK yang penanganan kasusnya telah disidangkan di
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan dengan Reg. No.
692/Pid.B/2014/PN.Psp atas nama Terdakwa ROHANAN Br.
BATUBARA Alias RENA dan No. 693/Pid.B/2014/PN.Psp atas nama
Terdakwa DARMA Br. HASIBUAN ;

2. Bahwa terhadap calon Tersangka lainnya berdasarkan hasil gelar


perkara di Polres Tapanuli Selatan sedang dilakukan penyidikan oleh
Polsek Batangtoru ;

3. Bahwa surat Dakwaan yang dirumuskan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak
Konsisten berdasarkan berkas perkara yang diajukan oleh Penyidik
karena beberapa fakta dan bukti dari keterangan Saksi-Saksi banyak
yang dihilangkan yang seharusnya oleh Jaksa Penuntut Umum wajib
diminta tambahan keterangan Saksi fakta yang ada di tempat
kejadian perkara akan tetapi hal ini tidak dilakukan Jaksa Penuntut
Umum ‘

4. Bahwa Saksi fakta yang kami maksudkan adalah sebanyak 10 (sepuluh)


orang minimal yang terlibat langsung dalam perkelahian di tempus dan
lokus delictie yang sama yaitu Terdakwa sendiri dan Saksi Korban
serta 8 (delapan) orang lainnya yang ada ditempat kejadian perkara
ternyata hasil penyidikan Polisi yang diterima bulat dan mentah oleh
Jaksa Penuntut Umum yang dijadikan Saksi dalam perkara ini hanya 6
(enam) orang yaitu BANGUN LUBIS sebagai Pelapor, yang tidak berada
di tempat kejadian perkara saat kejadian, ALDIANSYAH sebagai Saksi
Korban, NURSAIMAH LUBIS (kakak Saksi Korban), ROHANA BATUBARA
(istri dari Pelapor) kemudian 2 (dua) orang lainnya SADDAM HUSEIN
HARAHAP dan ERLINA Br. SIPAHUTAR telah mencabut keterangannya
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan mengundurkan diri
sebagai Saksi ;

5. Bahwa rumusan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa dengan cara

mendorong Saksi Korban dengan tangan dengan akibat luka memar pada
dikelopak mata bawah sebelah kiri bertentangan dengan logika karena
perbuatan mendorong tidak masuk akal mengakibatkan luka memar
karena benturan yang terjadi dengan cara mendorong tidak
mengakibatkan luka memar, luka memar akan terjadi apabila terjadi

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 9 dari 22 hal
benturan dua benda dengan jarak dan kecepatan benturan yang sangat
cepat ;

6. Bahwa Terdakwa mendorong Saksi Korban hingga tangan Terdakwa


mengenai mata sebelah kiri Saksi Korban, tidak mungkin langsung mata
sebelah kiri Saksi Korban mengalami luka memar karena perbuatan
Terdakwa mendorong Saksi Korban dengan spontan/ repleks mengenai
mata sebelah kiri dari saksi Korban ;

7. Bahwa tindakan yang dilakukan ASNAH HUTAGALUNG (Terdakwa)


adalah tindakan membela diri dari serangan yang dilakukan oleh
NURSAIMA Br. LUBIS yang dibantu dan bersama-sama dengan Saksi
Korban (ALDIANSYAH) ;

8. Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (2), (3), (4), (5), (6) dan (7) Undang-
undang No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, wajib
dilakukan diversi sementara dalam perkara a quo belum pernah
dilakukan diversi ;

Berdasarkan uraian-uraian dan argumentasi hukum tersebut diatas, maka


jelaslah secara hukum surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak cermat
dan tidak jelas (kabur) tentang cara melakukan perbuatan tindak pidana,
sehingga secara membuat surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak
memenuhi syarat materil suatu surat dakwaan .

Selanjutnya kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa ASNAH


HUTAGALUNG dengan ini mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
mengadili dan memutus perkara ini agar berkenan menetapkan dan
memutuskan sebagai berikut :

1. Menerima keberatan (eksepsi) dari Penasihat Hukum Terdakwa ASNAH


HUTAGALUNG ;

2. Menyatakan dakwaan Jaksa Penuntut Umum No.Reg.Perkara : PDM-


38/Ep.1/PSP/04/2015, tidak memenuhi dasar hukum sebagaimana
dimaksud pada Pasal 143 Ayat (2) Sub a dan b KUHAP dan karena itu
berdasarkan ketentuan Pasal 143 Ayat (3) KUHAP harus dinyatakan
batal demi hukum ;

3. Menyatakan demi hukum dakwaan Jaksa Penuntut Umum


No.Reg.Perkara : PDM-38/Ep.1/PSP/04/2015, tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard) ;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 10 dari 22 hal
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Menimbang, bahwa terhadap dalil keberatan/ekesepsi Penasihat


Hukum Terdakwa, Jaksa Penuntut Umum mengajukan tanggapan/Replik secara
tertulis tanggal 11 Mei 2015, yaitu :

I.PENDAHULUAN .

Mengawali persidangan hari ini, marilah kita sama-sama memanjatkan


rasa puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena berkat
rahmat dan perkenannya sehingga persidangan perkara atas nama
Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG dapat dilaksanakan dengan lancar
sebagaimana yang kita harapkan bersama.

Bahwa kami Jaksa Penuntut Umum menyampaikan banyak terima kasih


kepada Majelis Hakim yang kami hormati atas kesempatan yang diberikan
kepada kami untuk menyusun dan menyampaikan tanggapan/pendapat
terhadap eksepsi/ keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa yang dengan
gigih menunjukkan kesungguhan untuk turut serta dalam upaya menggali
kebenaran dan keadilan melalui penegakkan dan penerapan hukum
walaupun dalam hal ini Penasihat Hukum Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG
berdiri pada posisi yang subjektif atau pada pihak Terdakwa, dimana
semangat dan kesungguhan usaha Penasihat Hukum Terdakwa tersebut
telah diwujudkan/ditunjukkan didalam eksepsi/ keberatan .

Setelah kami mempelajari eksepsi/ keberatan dari Penasihat Hukum


Terdakwa ASNAH HUTAGALUG tersebut pada dasarnya bila dilihat dari
uraian materi yang sikemukan serta pembahasannya dapat kami tarik
kesimpulan bahwa tidak ada hal-hal yang secara prinsipal dapat dijadikan
alasan untuk dapat diterima kami Jaksa Penuntut Umum .
II. TINJAUAN YURIDIS .

Bahwa kami Jaksa Penuntut Umum akan memberikan tanggapan keberatan

(eksepsi) yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa dan sebelum


membahas eksepsi dari Penasihat Hukum Terdakwa, maka yang pertama-tama
seperti harus disimak adalah apakah materi keberatan tersebut memenuhi
objek eksepsi yang diatur dalam Pasal 156 Ayat (1) KUHAP, yaitu :

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 11 dari 22 hal
a. Apakah Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya, jika
dihubungkan dengan Pasal 84, 147 dan Pasal 148 KUHAP maka yang
dimaksud disini adalah kompetensi mengadili oleh Pengadilan Negeri,
atau ;
b. Apakah dakwaan tidak dapat diterima, yang oleh karena Undang-undang
menjelaskan apa yang dimaksud dengan surat dakwaan tidak dapat
diterima, maka harus dicari dalam dakwaan atau Yurisprudensi ;
Menurut Van Bemmelen, hal itu terjadi jika tidak ada hak untuk menuntut
misalnya dalam delik aduan tidak ada Pengaduan atau delik itu dilakukan
pada waktu dan tempat dimana Undang-undang pidana tidak berlaku atau
hak menuntut telah hapus dan harus diperhatikan bahwa jika apa yang
termuat dalam surat dakwaan bukan delik, bukan termasuk tuntutan
Penuntut Umum tidak dapat diterima tetapi termasuk lepas dari tuntutan
hukum (DR.Andi Hamzah.,SH, Pengantar Hukum Acara Indonaesia, Ghalia
Indonesia, 1985, Hal.214), atau ;

c. Apakah Surat dakwaan harus dibatalkan, yaitu tidak memenuhi ketentuan


Pasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP, yang mensyaratkan Penuntut Umum
membuat surat dakwaan yang berisi tanggal dan ditandatangani serta
berisi uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidan yang
didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat pidana yang dilakukan.
Menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 23 Agustus 1969
Nomor : 36 K/Kr/1968 menurut kaedah “walaupun surat tuduhan tidak
menyebutkan fakta dan keadaan yang menyertai perbuatan yang
dituduhkan tidak secara lengkap tergambar, tidak dengan sendirinya
mengakibatkan batalnya tuduhan”.

Bahwa untuk lebih memudahkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai


berikut :

- Yang menentukan batalnya surat dakwaan, terserah kepada penilaian


Hakim.
- Sebagai ulasan objektif yang harus dipakai Hakim dalam melakukan

penilaian surat dakwaan antara lain didasarkan kepada kenyataan :


- Apakah benar-benar hak Terdakwa dirugikan untuk melakukan
pembelaan,

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 12 dari 22 hal
- Apakah benar surat dakwaan tidak jelas memuat elemen atau
unsur tindak pidana yang didakwakan atau isi rumusan surat
dakwaan antara yang satu dengan yang lain saling bertentangan
atau surat dakwaan tidak merinci secara jelas bagaimana tindak
pidan dilakukan Terdakwa, atau surat dakwaan tidak
mencantumkan secara jelas waktu dan tempat tindak pidana
dilakukan (M.Yahya Harahap.,SH Pembahasan Perumusan dan
Penerapan KUHAP, PT. Sarana Bakti Semesta , 1985, Hal. 423-
424.)
Bertitik tolak pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 156 Ayat (1)
KUHAP yang merupakan ruang lingkup dari keberatan yang telah kami
uraikan tersebut diatas, maka dalam rangka melaksanakan system
peradilan tepat, benar dan fokus, maka alasan keberatan yang berada
diluar koridor ketentuan Pasal 156 Ayat (1) KUHAP, sebagaimana telah
diuraikan diatas tidak akan kami berikan pendapat/ tanggapan secara
mendetail, apalagi bilamana keberatan sudah menjangkau pokok perkara
yang diperiksan dipersidangan .

III.SISTEMATIKA EKSEPSI PENASIHAT HUKUM DAN TANGGAPAN


PENUNTUT UMUM .
Setelah mempelajari, meneliti dan menelaah secara seksama alasan
keberatan yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa ASNAH
HUTAGALUNG, yang pada pokoknya berpendapat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum tidak memenuhi 143 Ayat (2) KUHAP dengan alasa sebagai berikut :
 Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima
Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan bahwa dakwaan Jaksa
Penuntut Umum terhadap Terdakwa ASNAH HUTAGALUG melanggar
Pasal 351 ayat (1) KUHP sebagaiman dalam Dakwaan tertanggal 14 April
2015 adalah bertentangan dengan Azas Hukum Lex Specialis Derogate
lex Generalis, dimana seharusnya Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG
didakwa dengan UU. NO.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bukan
seperti yang tercantum dalam surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang
didakwakan melanggar Pasal 80 Ayat (1) UU.RI No.23 Tahun 2003 .

Atas eksepsi tersebut kami Penuntut Umum menanggapinya sebagai


berikut :
- Bahwa dakwaan yang kami susun terhadap Terdakwa adalah
dakwaan Alternatif dengan pertimbangan karena timbul keraguan

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 13 dari 22 hal
untuk menentukan bahwa Korban sudah dewasa atau masih anak-anak.
Dengan demikian tidaklah menjadi dakwaan tidak jelas dan merugikan
Terdakwa sebagaimana disebutkan oleh Penasihat Hukum Terdakwa.
Lagi pula dalam dakwaan telah diuraikan secara kronologis dengan
bahasa yang mudah dimengerti, dengan membaca atau mendengar
dakwaan yang dibacakan Penuntut Umum Terdakwa akan mendapat
gambaran tentang siapa yang melakukan tindak pidana, tindak
pidana yang dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana itu terjadi,
bagaimana kejadiannya. Hal ini telah memenuhi syarat dakwaan yang
jelas menurut Selamat Purba yang menyebutkan “Agar dakwaan itu
menjadi terang ataupun jelas, susunan redaksi diuraikan secara
kronologis dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan membaca
atau mendengar dakwaan yang dibacakan Penuntut Umum Terdakwa
akan mendapat gambaran tentang siapa yang melakukan tindak pidana,
tindak pidana yang dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana itu
terjadi, bagaimana kejadiannya, apa akibat perbuatan itu dan
sebagainya (Selamat Purba.,SH, mencegah batalnya Surat Dakwaan
Demi Hukum, Sumber Ilmu Jaya, hal.5).
- Bahwa Penulisan UU.RI No.23 Tahun 2003 dalam Surat Dakwaan
Jaksa Penuntut Umum merupakan salah pengetikan (Human Error)
semata .
- Bahwa oleh karena yang menentukan batalnya Surat Dakwaan,
terserah kepada penilaian Hakim, maka sebaiknya perkara ini lebih
baik diperiksa terlebih dahulu secara keseluruhan .
IV.KESIMPULAN .

Majelis Hakim yang terhormat,

Sdr. Penasihat Hukum yang kami hormati,

- Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini sudah disusun
secara cermat, jelas dan lengkap sesuai dengan Pasal 143 Ayat (2)
KUHAP;
- Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tidak didukung dengan dasar
hukum dan argumentasi yang kuat dan meyakinkan ;
- Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tidak berdasar pada Pasal 156
Ayat (1) KUHAP yang merupakan koridor dalam mengajukan keberatan;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 14 dari 22 hal
- Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa sudah memasuki pokok
perkara ;
Berdasarkan uraian yang kami kemukakan dalam tanggapan atas
keberatan yang diajukan Penasihat Hukum Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG,
maka kami Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa keberatan Penasihat
Hukum Terdakwa tidak dapat diterima .

Untuk itu kami mohon kiranya Majelis Hakim yang berwenang menilai
dan memutuskan batal tidaknya surat dakwaan maupun dakwaan tidak dapat
diterima dalam perkara ini berkenan memutuskan dan menetapkan :

1. Menolak semua keberatan Terdakwa/ Penasihat Hukum Terdakwa ;


2. Menyatakan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 14 April 2015
adalah sah dan memenuhi syarat seperti diatur dalam Pasal 143 Ayat (2)
KUHAP ;
3. Melanjutkan memeriksa perkara Terdakwa ASNAH HUTAGALUNG
dengan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang telah dibacakan dalam
persidangan sebagai dasar pemeriksaan perkara dan memerintahkan
untuk menghadirkan Saksi-saksi pada persidangan berikutnya ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Penasihat Hukum Terdakwa dan Jaksa
Penuntut Umum, menyatakan masing-masing tetap pada pendirian
argumentasinya dan selanjutnya mohon Putusan Sela ;

Menimbang, bahwa dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP, definisi eksepsi tidak
dirumuskan secara jelas, istilah yang digunakan adalah “keberatan”, pengertian
keberatan yang disebut dalam Pasal ini, lebih dekat pengertiannya dengan
Objection dalam sistem Common Law, yang berarti perkara yang diajukan
terhadap terdakwa mengandung tertib acara yang improper (tidak tepat) atau
illegal (tidak sah) (Vide Harahap, M. Yahya, 1985. Pembahasan Permasalahan
dan Penerapan KUHAP, pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan
Peninjauan Kembali. Jakarta : Sinar Grafika, hal. 123) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (1) KUHAP dan
perundang-undangan yang lain serta dalam praktek peradilan ada beberapa jenis

eksepsi atau keberatan sebagai berikut :

a. Eksepsi Kewenangan Mengadili


Eksepsi ini mengandung arti pengadilan yang dilimpahi tidak berwenang
mengadili, yang diklasifikasi

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 15 dari 22 hal
1) Tidak berwenang secara absolut
2) Tidak berwenang secara relatif

b. Eksepsi Kewenangan Menuntut, Gugur


Yang dikategorikan eksepsi kewenangan menuntut gugur adalah :

1) Exceptio judicate atau nebis in idem (Pasal 76 KUHP)


2) Exceptio in tempore atau daluwasa (Pasal 78 KUHP)
3) Terdakwa meninggal dunia (Pasal 77 KUHP)

c. Eksepsi Tuntutan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima


Yang dikategorikan eksepsi tuntutan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima
adalah :

1) Eksepsi pemeriksaan penyidikan tidak memenuhi syarat ketentuan Pasal 56


ayat (1) KUHP.
2) Eksepsi pemeriksaan tidak memenuhi syarat klacht delict

d. Eksepsi Lepas dari Segala Tuntutan Hukum


Eksepsi ini dikonstruksi dari ketentuan Pasal 67 KUHAP, yang
memperkenalkan bentuk putusan Pengadilan Negeri “lepas dari segala tuntutan
hukum” atau onslag van rechtsvervolging. Selanjutnya apa yang disebut dalam
Pasal 67 KUHAP tentang eksepsi ini, dipertegas lagi dalam Pasal 191 KUHAP,
yang memberi patokan tentang arti putusan “lepas dari segala tuntutan hukum”,
yakni : “Jika perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi
perbuatan itu tidak merupakan sesuatu tindak pidana”.

Dalam praktek, pada umumnya yang sering menjadi dasar untuk menjatuhkan
lepas dari segala tuntutan hukum, apabila tindak pidana yang didakwakan
mengandung sengketa “perdata” sehingga apa yang didakwakan pada
dasarnya termasuk sengketa perdata” yang harus diselesaikan melalui proses
peradilan perdata.

e. Eksepsi Dakwaan Tidak Dapat Diterima


Jenis eksepsi dakwaan tidak dapat diterima, meliputi :

1) “Eksepsi subjudie”, tindak pidana yang didakwakan sedang tergantung

pemeriksaannya.
2) Eksepsi in personan, yaitu orang yang diajukan sebagai terdakwa “keliru”
3) Eksepsi keliru sistematika dakwaan subsidairitas
4) Eksepsi keliru bentuk dakwaan yang diajukan.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 16 dari 22 hal
f. Eksepsi Dakwaan Batal
1) Dakwaan tidak memuat “tanggal dan tanda tangan”.
2) Dakwaan tidak menyebut secara lengkap identitas terdakwa (Pasal 143 ayat
(2) huruf a KUHAP.
3) Dakwaan tidak menyebut locus delicti dan tempus delicti (Pasal 143 ayat (2)
huruf b KUHAP.
4) Dakwaan tidak cermat, jelas dan lengkap uraian mengenai tindak pidana
(Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP.
(Vide Harahap, M. Yahya, 1985. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP, pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan
Kembali. Jakarta : Sinar Grafika, hal. 125-133) ;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan uraian atau rumusan Surat


Dakwaan yang cermat, jelas dan lengkap merupakan persyaratan Materiil suatu
Surat Dakwaan memang tidak kita temukan dalam penjelasan Umum dari Pasal
143 KUHAP, akan tetapi dari beberapa literature “Pembahasan Permasalahan
dan Penerapan KUHAP “Yahya Harahap” Sinar Grafika 2001 Edisi kedua,
halaman 374 atau dari beberapa Ahli yang telah diakui dan di ikuti dalam praktek
Peradilan serta Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung, diperoleh pengertian
sebagai berikut :

1. Dakwaan tidak cermat: Yang dimaksud dengan “cermat” adalah ketelitian


jaksa penuntut Umum dalam mempersiapkan dan merumuskan surat
dakwaan, sehingga tidak adanya kekurangan atau kekeliruan yang dapat
mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau tidak dapat dibuktikan dakwaan
itu sendiri ;

2. Dakwaan tidak jelas: Yang dimaksud dengan “jelas” adalah jaksa penuntut
umum harus mampu merumuskan unsur-unsur delict yang didakwakan dan
dipadukan dengan uraian perbuatan material yang dilakukan Terdakwa
dalam Surat Dakwaan ;

3. Dakwaan tidak lengkap adalah uraian surat dakwaan harus mencakup


semua unsur yang ditentukan undang-undang jangan sampai terjadi adanya
unsur yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan
materilnya secara tegas dalam dakwaan, yang dapat berakibat perbuatan itu
bukan merupakan tindak pidana.Rumusan dari perbuatan-perbuatan yang
dilakukan harus dirumuskan secara tegas dan dijelaskan unsur-unsur yang
subjektif dan objektif ;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 17 dari 22 hal
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Padang Sidempuan telah
menjatuhkan putusan Sela tanggal 26 Mei 2015 yang amarnya sebagai berikut ;

1. Menyatakan nota keberatan/eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa dikabulkan


untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum No.Reg.Perkara : PDM-


38/Ep.1/PSP/04/2015, tidak memenuhi dasar hukum sebagaimana
dimaksud pada Pasal 143 Ayat (2) Sub a dan b KUHAP dan karena itu
berdasarkan ketentuan Pasal 143 Ayat (3) KUHAP harus dinyatakan batal
demi hukum ;

3. Menyatakan demi hukum Dakwaan Jaksa Penuntut Umum No.Reg.Perkara :


PDM-38/Ep.1/PSP/04/2015, tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke
Verklaard) ;

4. Membebankan biaya perkara kepada negara ;

Membaca :

1. Akta permintan banding Nomor :28/Akta.Pid/2015/PN-PSP yang diperbuat dan


ditanda tangani oleh H.Muhammad Amin.SH, Wakil Panitera Pengadilan Negeri
Padang Sidempuan yang menerangkan bahwa terhadap putusan Sela tanggal
1 Juni 2015, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding
terhadap putusan tersebut diatas, permintaan banding mana telah
diberitahukan dengan sempurna kepada terdakwa pada tanggal 11 Juni 2015 ;

2. Surat pemberitahuan untuk mempelajari berkas perkara bertanggal 9 Juli 2015


Nomor :W2.U.5/1122/HN.01.10/VII/2015 yang menerangkan bawa kepada
Jaksa Penuntut Umum dan terdakwa telah diberitahukan akan haknya untuk
mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang
Sidempuan tertanggal 9 Juli 2015 s/d 23 Juli 2015 ;

Menimbang, bahwa permintaaan banding yang diajukan oleh Jaksa


Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan dilakukan dengan cara
serta telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan menurut
Undang-undang, maka permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum tersebut
secara formil dapat diterima ;

Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak ada mengajukan memori


banding ;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 18 dari 22 hal
Menimbang, bahwa dakwaan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum
terhadap terdakwa ASNAH HUTAGALUNG adalah dakwaan alternatif yaitu
pertama melanggar pasal 80 ayat (1) UURI no.23 tahun 2003 tentang
Perlindungan anak atau kedua melanggar pasal 351 ayat (1) KUHP ;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok persoalan dalam perkara ini ialah
tentang surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang oleh Penasehat hukum
terdakwa telah mengajukan keberatan/eksepsi, sebagaimana terurai dibawah ini
yaitu :

1. Bahwa Penasehat Hukum terdakwa mempermasalahkan tentang surat


dakwaan Jaksa Penuntut Umum yaitu tentang pasal 351 ayat (1) KUHP dan
pasal 80 ayat (1) UU No.23 tahun 2003 yang didakwakan terhadap terdakwa
dimana menurut Penasehat Hukum, terdakwa tidak dapat dihukum berdasarkan
pasal tersebut, karena pasal 80 ayat (1) UU No.23 tahun 2003 adalah tentang
pemilihan presiden dan wakil presiden sementara pasal 351ayat 1 berlaku azas
lex specialis derogat lex generalis, sehingga dakwaan tersebut harus
dinyatakan tidak dapat diterima ;

2. Bahwa selanjutnya permasalahan kedua yang diajukan Penasehat hukum


terdakwa ialah tentang keterangan saksi-saksi serta keterangan terdakwa yang
tidak menurut kejadian yang sebenarnya ;

Menimbang, bahwa tentang keberatan Penasehat Hukum tersebut pada


bagian nomor 1 diatas majelis Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai berikut :

- Bahwa dasar pemeriksaan perkara pidana dipersidangan adalah surat


dakwaan, dimana surat dakwaan tersebut harus memenuhi syarat
sebagaimana yang diatur dalam pasal 143 ayat 2 (a) dan (b) KUHAP dan
apabila tidak memenuhi syarat tersebut diatas maka surat dakwaan batal demi
hukum ;

Menimbang, bahwa surat dakwaan pertama yang diajukan Jaksa Penuntut


Umum terhadap terdakwa adalah melanggar pasal 80 ayat (1) UU No.23 tahun
2003 tentang perlindungan anak ;

Menimbang, bahwa yang dipermasalahkan Penasehat hukum terdakwa


dalam hal ini adalah tentang UU No.23 tahun 2003 yang seharusnya adalah

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 19 dari 22 hal
tahun 2002 sebab dakwaan pertama tersebut Jaksa Penuntut Umum
menyebutkan juga tentang Perlindungan anak dan bukan tentang pemilihan umum
Presiden dan wakil Presiden ;

Menimbang, bahwa setelah majelis memperhatikan uraian dakwaan Jaksa


Penuntut Umum tentang cara membuat surat dakwaan yang telah memenuhi
syarat sebagaimana yang diatur dalam pasal 143 ayat (2) KUHAP sehingga
uraian dakwaan tersebut telah tepat dan benar sehingga dapat dijadikan dasar
untuk pemeriksaan selanjutnya, sementara tentang tahun pasal yang didakwakan
dimana yang tertulis pasal 80 ayat (1) UU RI No.23 tahun 2003 tentang
Perlindungan anak, tentang Perlindungan anak seharusnya menjadi pasal 80 ayat
(1) UURI No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak;

Menimbang, bahwa dari uraian-uraian tersebut diatas majelis


berkesimpulan bahwa hal itu terjadi bukan karena disengaja akan tetapi karena
salah ketik saja dan tidak menjadi alasan untuk membatalkan dakwaan tersebut,
sebab penguraian surat dakwaan yang dibuat Jaksa Penuntut Umum tersebut
telah tepat dan benar;

Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai keberatan kedua yaitu tentang


keterangan saksi-saksi dan terdakwa yang menurut Penasehat hukum terdakwa
tidak menurut keterangan yang sebenarnya dst,;

Menimbang bahwa mengenai keberatan kedua dari Penasehat hukum


tersebut yaitu keberatan tentang keterangan saksi-saksi dan terdakwa maka
dalam hal ini Pengadilan Tinggi tidak menanggapinya lagi lebih lanjut karena
materinya sudah menyangkut pokok perkara, jadi akan diputus bersamaan
dengan pemeriksaan pokok perkara ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut


diatas , Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Tingkat
pertama, sehingga karenanya putusan tersebut harus dibatalkan;

Menimbang, bahwa mengenai ongkos perkara dalam hal ini akan


ditetapkan bersamaan dengan pemeriksaan pokok perkara ;

Memperhatikan pasal 80 ayat (1) UURI No.23 tahun 2002 tentang


Perlindungan anak jo pasal 143 ayat (1) dan (2) KUHAP serta peraturan-peraturan
lain yang berhubungan dengan perkara ini ;

MEN ETAPKAN

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 20 dari 22 hal
- Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Padang
Sidempuan ;

- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Padang Sidempuan Nomor


183/Pid.Sus/2015/PN-Psp tanggal 26 Mei 2015 atas nama terdakwa ASNAH
HUTAGALUNG ;

DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI :

1. Menyatakan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 14 April 2015


Nomor Regiter perkara:PDM-38/EP.1/PSP/04/2015 atas nama terdakwa
telah tepat dan benar;

2. Menyatakan lagi bahwa dasar dakwaan yang melanggar pasal 80 ayat (1)
UURI No.23 tahun 2003 seharusnya menjadi pasal 80 ayat (1) URI No.23
tahun 2002 tentang perlindungan anak ;

3. Memerintahkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Padang Sidempuan untuk


melanjutkan pemeriksaan pokok perkara atas nama terdakwa tersebut ;

4. Menunda pembayaran ongkos perkara sampai selesai pemeriksaan pokok


perkara ;

Demikian ditetapkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan


Tinggi Medan pada hari SENIN tanggal 16 Nopember 2015, oleh Kami : BANTU
GINTING,SH Hakim Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis,
JANNES ARITONANG,SH.MH, dan Dr.RIDWAN RAMLI,SH.MH. masing-masing
sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut
ditingkat banding berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan
tanggal 6 Agustus 2015, No. 465/ PID.SUS / 2015 / PT - MDN, penetapan mana
telah diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari RABU tanggal 2
Desember 2015 oleh Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota
tersebut serta LUHUT BAKO, SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi

Medan tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum maupun Terdakwa ;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 21 dari 22 hal
HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA,

1.JANNES ARITONANG,SH.MH. BANTU GINTING,SH

2.RIDWAN RAMLI,SH.MH

PANITERA PENGGANTI,

LUHUT BAKO, SH.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 465/ Pid/ 2015/ PT.Mdn Halaman 22 dari 22 hal

Anda mungkin juga menyukai