Anda di halaman 1dari 4

EKSEPSI

Nomor : …../KGH/VII/2023 Denpasar, 04 Desember 2023

Kepada
YTH. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Pidana No. Reg. /Pid. /2023/PN.DPS
di. Pengadilan Negeri Denpasar

Dengan Hormat,
Bertada tangan di bawah ini,Sintya Komala Devi adalah advokat yang berkantor di Jalan
Kecubung nomer 5 dalam hal ini bertindak selaku Penasihat Hukum Terdakwa I Gede
Chandra Diva (untuk selanjutnya kami sebut dengan “Terdakwa Diva”), dengan identitas
sebagai berikut:

Nama Lengkap : I Gede Chandra Diva


Tempat Lahir : Denpasar
Umur / Tanggal Lahir : 19 Tahun / 10 Juli 2004
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Br. Tuka, Desa Dalung No. 79
Agama : Hindu
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMA

Pada kesempatan ini, kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa akan menyampaikan Nota
Keberatan (Eksepsi) terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum No. Reg. :…………………….. ,
tertanggal …………… ,sebagai berikut:
PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang Mulia,
Sdr. Penuntut Umum yang Terhormat, dan
Hadirin Pengunjung Sidang yang Kami Hormati.

Kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa, sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini, karena pada hari ini kami telah diperkenankan untuk
menanggapi serta mengajukan Nota Keberatan atas Surat Dakwaan Penuntut Umum
sebagaimana yang telah disampaikan dan dibacakan oleh Sdr. Penuntut Umum dalam sidang
yang lalu.
Sebagaimana diketahui, bahwa setiap perkara pidana, Surat Dakwaan menduduki tempat
yang sangat penting, karena Surat Dakwaan merupakan dasar dari pemeriksaan, sehingga
Surat Dakwaan dapat diibaratkan sebagai suatu “Mahkota Persidangan”. Surat Dakwaan
harus jelas dan terinci memuat semua unsur tindak pidana yang didakwakan. Dengan
demikian, terdapat 2 (dua) syarat yang harus dipenuhi dalam suatu Surat Dakwaan, yaitu:
a. Syarat Formil (Pasal 143 ayat (2) huruf a)
Bahwa Surat Dakwaan harus diberi tanggal dan ditanda tangani serta berisi nama
lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama, dan pekerjaan Tersangka/Terdakwa;
b. Syarat Materiil (Pasal 143 ayat (2) huruf b)
Bahwa Surat Dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas, dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat
tindak pidana itu dilakukan.
Sehingga dari ketentuan pasal 143 ayat (2) KUHAP tersebut dapat dipahami bahwa Surat
Dakwaan HARUS sebagai sebuah voldoende enduidelijke opgave van het feit atau sebuah
uraian yang jelas memuat semua unsur tindak pidana yang didakwakan.
Kemudian Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP tersebut ditegaskan oleh Pasal 143 ayat (3)
KUHAP, yang mengatur bahwa dengan tidak dipenuhinya syarat materiil tersebut, dakwaan
menjadi BATAL DEMI HUKUM atau NULL AND VOID.
Selain itu, berdasarkan Pasal 44 ayat (1) KUHP, “Barang siapa melakukan perbuatan yang
tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau
terganggu karena penyakit, tidak dipidana”. Berdasarkan dalam pasal tersebut artinya setiap
orang yang memiliki gangguan kejiwaan tidak dapat dipidana.
Sejalan dengan dasar yuridis tersebut, maka adalah tidak berlebihan apabila Kami selaku
Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan beberapa Keberatan (Eksepsi) terhadap Surat
Dakwaan Sdr. Penuntut Umum No. Reg. : …………………, tertanggal ………………tersebut.
MATERI NOTA KEBERATAN (EKSEPSI)
Bahwa mengenai Pengajuan Nota Keberatan (Eksepsi) ini, telah diberikan dasar hukum di
dalam ketentuan pasal 156 ayat (1) KUHAP yang mengatur, sebagai berikut:
Dalam hal terdakwa atau penasehat hukum mengajukan keberatan bahwa
pengadilan tidak berwenang mengadili perkara-nya atau dakwaan tidak dapat diterima
atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut
umum untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut
untuk selanjutnya mengambil keputusan.
Bahwa dengan adanya ketentuan hukum yang mengatur tentang syarat-syarat Dakwaan
sebagaimana telah kami uraikan diatas serta dihubungkan dengan ketentuan pengajuan
Nota Keberatan (Eksepsi) berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (1) KUHAP tersebut, maka
Keberatan dapat diajukan dalam 2 (dua) hal, yaitu:
1. Error In Persona
Kesalahan identitas dalam gugatan, tergugat dapat mengajukan eksepsi error in
persona, pada tahap jawab-menjawab. Eksepsi error in persona diajukan dalam hal
gugatan tersebut dialamatkan kepada orang yang salah (keliru pihak yang ditarik
sebagai tergugat). Jadi, tergugat menyatakan bahwa gugatan tersebut diajukan pada
orang yang salah.
2. Terdakwa Mengidap Gangguan Kejiwaan
Dalam hal ini, Terdakwa telah dianggap dewasa jika dilihat dari umurnya, akan tetapi
tidak cakap dalam melakukan perbuatan hukum karena terbukti mengidap gangguan
kejiwaan.

PERMOHONAN
Berdasarkan uraian dan landasan yuridis di atas, kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa
beserta Terdakwa berikut keluarga memohon agar Majelis Hakim yang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara ini dapat menjatuhkan Putusan Sela terhadap Terdakwa
…………. dengan dilandasi keyakinan hati nurani yang luhur berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa serta dengan mengutamakan Asas Keadilan dan Asas Kemanfaatan bagi Terdakwa
sendiri dan keluarga Terdakwa, berkenan memutus dengan Putusan Sela sebagai berikut:
1. Menerima Nota Keberatan (Eksepsi) Penasihat Hukum Terdakwa untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan No. Reg. /Pid. /2023/PN.DPS yang telah disampaikan
dan dibacakan Sdr. Penuntut Umum BATAL DEMI HUKUM;
3. Membebankan segala biaya yang timbul dari perkara ini kepada Negara.
Demikian Nota Keberatan (Eksepsi) ini Kami Sampaikan, kiranya Tuhan Yang Maha Esa
memberikan bimbingan kepada Majelis Hakim yang Mulia agar dapat memberikan putusan
yang seadil-adilnya.

Anda mungkin juga menyukai