Anda di halaman 1dari 8

EKSEPSI

ATAS DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM


DALAM PERKARA NOMOR 702/Pid.B/2022/PN Blb
ATAS NAMA TERDAKWA FERRYANSYAH ALIAS FERRY ALIAS
PAK RW BIN ROHMAN (ALM)

Diajukan oleh Tim Penasehat Hukum Terdakwa :


ANGGA GUSTIAN WIDODO,S.H., PONCO PUTRA,S.H.,M.H, R.F.R
RUKMANDA,S.H.M.Kn, HILDAN SEPTIAN,S.H,.
CESAR TRI WIBISANA,S.H,IMAM ADBUL ROZAK,S.H

Disampaikan dalam Persidangan


Pengadilan Negeri Bale Bandung
Rabu, 28 September 2022

DIDAKWA :
KESATU :
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan Pasal 372 KUHP
sebagai berikut :
“Barang siapa dengan sengaja memiliki dengan melawan hak sesuatu barang yang
sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan barang itu ada
dalam tangannya bukan karena kejahatan, dihukum karena penggelapan, dengan
hukuman penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun.”

atau,
KEDUA :
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan Pasal 480 KUHP
sebagai berikut :
“Dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau denda
sebanyak-banyak Rp. 900,—. Dihukum :
1e. karena sebagai sekongkol, Barangsiapa yang memberli, menyewa, menerima
tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah, atau karena hendak mendapat
untung, menjual, menukarkan, menggadaikan, membawa, menyimpan atau
menyembunyikan sesuatu barang, yang diketahuinya atau yang patut disangkanya
diperoleh karena kejahatan. (K.U.H.P. 517 – 2e).
2e. Barangsiapa yang mengambil keuntungan dari hasil sesuatu barang, yang
diketahuinya atau yang patut harus disangkanya barang itu diperoleh karena
kejahatan. (K.U.H.P. 481 s, 486)”

1
atau,
KETIGA :
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan Pasal 362 KUHP
sebagai berikut :
“Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, atau yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan
hukum diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau denda paling banyak enam puluh rupiah”
—-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Serta Sidang yang kami muliakan,

Pertama-tama, kami dari Tim Penasihat Hukum FERRYANSYAH ALIAS FERRY


ALIAS PAK RW BIN ROHMAN menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada Mejelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara
pidana ini. Kami Tim Penasihat Hukum merasa bahwa Majelis Hakim Yang Mulia
telah bertindak adil dan bijaksana terhadap semua pihak dalam persidangan ini.
Hakim Yang Mulia telah memberikan kesempatan yang sama baik kepada Jaksa
Penuntut Umum untuk menyusun dakwaannya, maupun kepada Terdakwa dan
penasihat hukumnya juga telah diberi kesempatan yang sama yaitu untuk
mangajukan Eksepsi (Nota Keberatan).

Eksepsi ini kami sampaikan dengan pertimbangan bahwa ada hal-hal prinsip yang
perlu kami sampaikan berkaitan demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan
serta demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP yaitu : "Dalam hal Terdakwa
atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa Pengadilan tidak
berwenang mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa
Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan
keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan".

Pengajuan Eksepsi yang kami buat ini, sama sekali tidak mengurangi rasa hormat
kami kepada Jaksa Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga
pekerjaannya, serta juga pengajuan Eksepsi ini tidak semata-mata mencari
kesalahan dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum ataupun menyanggah secara apriori
dari materi ataupun formal dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum.
Namun ada hal yang sangat fundamental untuk dapat diketahui Hakim Yang Mulia
dan saudara Jaksa Penuntut Umum demi tegaknya keadilan sebagaimana

2
semboyan yang selalu kita junjung bersama selaku penegak hukum yakni Fiat
Justitia Ruat Caelum.

Pengajuan Eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalannya proses peradilan ini,
namun sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengajuan dari Eksepsi ini
mempunyai makna serta tujuan sebagai penyeimbang dari Surat Dakwaan yang
disusun dan dibacakan dalam sidang. Kami selaku penasehat hukum Terdakwa
percaya bahwa Hakim Yang Mulia akan mempertimbangkan dan mencermati segala
masalah hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba untuk
menggugah hati nurani Hakim Yang Mulia agar tidak semata-mata melihat
permasalahan ini dari aspek yuridis atau hukum positif yang ada semata, namun
juga menekankan pada nilai-nilai keadilan yang hidup didalam masyarakat yang
tentunya dapat meringankan hukuman Terdakwa.

Sebelum melangkah pada proses yang lebih jauh lagi, perkenankan kami selaku
kuasa hukum untuk memberikan suatu adagium yang mungkin bisa dijadikan salah
satu pertimbangan Hakim Yang Mulia yaitu : “dakwaan merupakan unsur penting
hukum acara pidana karena berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu
hakim akan memeriksa surat itu“ (Prof. Andi Hamzah, S.H).

Dalam hal ini maka Penuntut Umum selaku penyusun Surat Dakwaan harus
mengetahui dan memahami benar kronologi peristiwa yang menjadi fakta dakwaan,
apakah sudah cukup berdasar untuk dapat dilanjutkan ke tahap pengadilan ataukah
fakta tersebut tidak seharusnya diteruskan karena memang secara materiil bukan
merupakan tindak pidana. Salah satu fungsi hukum adalah menjamin agar tugas
negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat bisa terlaksana dengan baik dan
mewujudkan keadilan yang seadil-adilnya dan hukum menjadi panglima untuk
mewujudkan sebuah kebenaran dan keadilan.

Melalui uraian ini kami mengajak Hakim Yang Mulia dan Jaksa Penuntut Umum
Yang Terhormat untuk bisa melihat permasalahan secara komprehensif dan tidak
terburu-buru serta bijak, agar dapat sepenuhnya menilai ulang ERRYANSYAH
ALIAS FERRY ALIAS PAK RW BIN ROHMAN sebagai Terdakwa dalam perkara ini
dan kami selaku kuasa hukum juga memohon kepada Hakim Yang Mulia yang
memeriksa perkara ini untuk memberikan keadilan hukum yang seadil-adilnya.

KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM

Majelis Hakim Yang Mulia,


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Serta sidang yang terhormat,

Bahwa berdasarkan Surat Dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum maka
menurut hemat kami ada beberapa hal yang perlu ditanggapi secara seksama

3
mengingat di dalam Surat Dakwaan tersebut terdapat beberapa kejanggalan dan
ketidakjelasan yang menyebabkan kami mengajukan keberatan.

Berdasarkan uraian di atas kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa ingin


mengajukan keberatan terhadap Surat Dakwaan yang telah didakwakan oleh Jaksa
Penuntut Umum dengan alasan sebagai berikut :

a. TERDAKWA TIDAK DIDAMPINGI OLEH PENASEHAT HUKUM


Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) merupakan aturan-aturan yang mengatur bagaimana
prosedur pemeriksaan seorang yang disangka/didakwa melakukan tindak
pidana hingga ia diputus/divonis pengadilan.

Didalamnya juga mengatur hak-hak tersangka/terdakwa yang wajib dihormati,


dan dipatuhi oleh aparat penegak hukum yang memeriksa agar pemeriksaan
terhadap tersangka/terdakwa berjalan secara adil dan berimbang.

Dalam konteks hak atas bantuan hukum, KUHAP menjamin hak tersangka
atau terdakwa untuk didampingi penasehat hukum dalam setiap tingkat
pemeriksaan sebagaimana diatur dalam Pasal 114 jo Pasal 56 ayat (1)
KUHAP.
Pasal 114 KUHAP menyatakan : “Dalam hal seorang disangka melakukan
suatu tindak pidana sebelum dimulainya pemeriksaan oleh penyidik, penyidik
wajib memberitahukan kepadanya tentang haknya untuk mendapatkan
bantuan hukum atau bahwa ia dalam perkaranya itu wajib didampingi oleh
penasihat hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 KUHAP”.

Pasal 56 ayat (1) KUHAP menyatakan : “Dalam hal tersangka atau terdakwa
disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi
mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau
lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang
bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib
menunjuk penasehat hukum bagi mereka”.

Selain itu juga guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak
mendapatkan bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum
selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan.

Pasal 54 KUHAP menyatakan : “Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau


terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat
hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut
tatacara yang ditentukan dalam undang-undang ini”

4
Melihat bunyi pasal di atas, kita tahu bahwa hak didampingi penasihat hukum
itu wajib dan merupakan hak Tersangka/Terdakwa. Penyidik atau pejabat
yang memeriksa wajib memberitahukan hak tersangka dan menunjuk
penasehat hukum baginya agar ia didampingi ketika diperiksa sesuai Pasal
56 ayat (1) KUHAP.

Selain itu terdapat Yurisprudensi yakni pada Putusan Mahkamah Agung RI


dengan No. 367 K/ Pid/1998 tertanggal 29 Mei 1998 yang pada pokoknya
menyatakan “bahwa bila tak didampingi oleh penasihat hukum di tingkat
penyidikan maka bertentangan dengan Pasal 56 KUHAP, hingga BAP
penyidikan dan penuntut umum batal demi hukum dan karenanya
tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima, walaupun pemeriksaan di
sidang pengadilan didampingi penasihat hukum”

Bahwa dalam metode ushul fiqh, pembagian hukum tegas dibagi atas
Fardhu (Wajib), Sunnah (dilakukan mendapat pahala dan ditinggalkan tidak
berdosa), Halal (dibolehkan) atau Haram (dilarang), Makruh (dikerjakan tidak
mendapat apa-apa dan ditinggalkan mendapat pahala), dan Mubah (tidak
dikerjakan atau dikerjakan tidak mendapat apa-apa). Pembagian konsep
hukum dalam berbagai bentuk itu bertujuan (maqashid) menegaskan mana
yang wajib, mana yang sunnah dan seterusnya.

Bahwa norma hukum yang wajib (fardhu) tidak ditawar atau ditukar menjadi
sunnah, karena akan mengacaukan nalar (logika) hukum, sistem hukum dan
mengakibatkan terperkosanya kepastian hukum yang adil. Bertumpu pada hal
itu, Pendampingan Penasihat Hukum terhadap Terdakwa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 dan 114 KUHAP merupakan syarat "imperatif”
atau perintah yang tidak dapat ditafsir sendiri oleh Penuntut Umum sekedar
berlaku “fakultatif” lalu bisa saja disimpangi dan disepelekan. Bila hal a quo,
ditafsir menggunakan pendekatan ushul fiqh, maka terdapat kaidah fiqh yang
menyatakan “Ma Laa Yatimmul Wajib Illa Bihii Fa huwa Wajib” yang
berarti “sesuatu sebagai syarat mutlak dari kewajiban, hukumnya juga
wajib”.

Oleh karena itu mengingat Saudara Jaksa Penuntut Umum dalam Surat
Dakwaannya mendakwa Terdakwa FERRYANSYAH alias FERRY alias PAK
RW bin ROHMAN (Alm) dengan Pasal 362 KUHP yang ancaman
hukumannya 5 tahun maka seharusnya Terdakwa sudah wajib didampingi
oleh Penasehat Hukum dalam setiap tahapan Penyidikannya, namun
faktanya Terdakwa baru didampingi Penasehat hukum pada saat penuntutan
di Persidangan yang Mulia ini.

5
Oleh karena itu, syarat menyiapkan penasihat hukum kepada tersangka atau
terdakwa yang tidak mampu diancam pidana 5 tahun atau lebih adalah
kewajiban asasi/mutlak (fardhu ain) bagi Penegak Hukum, sebab penyediaan
penasihat hukum merupakan “syarat mutlak” bagi diterimanya surat dakwaan
penuntut umum.

Lantas, apa konsekuensi hukum jika hal itu tidak dilakukan oleh pejabat yang
memeriksa? Jawabannya, berita acara pemeriksaan, dakwaan atau
tuntutan dari penuntut umum adalah tidak sah sehingga batal demi
hukum.

Bahwa salah satu alasan diajukannya Eksepsi ini, selain didasarkan pada hak
Terdakwa sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP, juga
terdapatnya penyimpangan dalam pelaksanaan KUHAP, dimana Terdakwa
FERRYANSYAH Alias FERRY Alias PAK RW Bin ROHMAN (Alm), didalam
proses penyidikan tidak didampingi oleh Penasihat Hukum dan hal ini sangat
bertentangan dengan Pasal 114 jo Pasal 56 jo Pasal 54 KUHAP.

b. DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK CERMAT KARENA PREMATUR


(EXCEPTIO LITIS PETENDIS)
Setelah mencermati surat dakwaan Penuntut Umum, kami dapat menyatakan
bahwasanya Penuntut Umum seolah ingin menerapkan peribahasa “sekali
mengayuh, dua tiga pulau terlampaui”. Secara lebih konkretnya, kami
menyatakan bahwa dakwaan yang telah dituduhkan terhadap Terdakwa
FERRYANSYAH Alias FERRY Alias PAK RW Bin ROHMAN (Alm) disusun
tanpa pertimbangan yang matang, tergesa-gesa, dan tanpa memperhatikan
perbuatan pelaku materiilnya.

Argumen kami ini beralasan secara Hukum mengingat permasalahan dapat


timbul mengenai keabsahan alat bukti yang mendasari terbentuknya Surat
Dakwaan Penuntut Umum, dalam hal ini dengan jelas KUHAP menginginkan
sebuah peradilan yang berimbang (fair trial) seperti yang diatur dalam Pasal
183 KUHAP yaitu:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila


dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya.”

Dari bagian Pasal 183 KUHAP yang kami cetak tebal tersebut terdapat
ketentuan bahwa untuk menyatakan Terdakwa bersalah diperlukan dua alat
bukti yang sah, sedangkan dalam Dakwaan Penuntut Umum tidak
menyertakan alat bukti sebagaimana yang diperlukan. Di dalam surat
dakwaan Penuntut Umum hanya memaparkan kronologis perkara dan

6
dengan cepat menyimpulkan adanya sebuah tindak pidana yang dilakukan
terdakwa.

c. DAKWAAN ALTERNATIF PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS (OBSCUR


LIBEL) TENTANG SALAH SATU UNSUR TINDAK PIDANA TIDAK DAPAT
DIKORELASIKAN PADA FAKTA YANG ADA DALAM PERISTIWA
KONKRITNYA
Setelah membaca dan mencermati surat dakwaan yang disusun oleh
Penuntut Umum, kami selaku penasehat hukum menemukan inkonsistensi
dalam surat dakwaan yang disusun Penuntut Umum. Penuntut Umum dalam
merumuskan bentuk Dakwaan dalam perkara ini terkesan ingin memaksakan
memasukkan segala pasal, salah satunya yakni dengan memasukan pasal
362 KUHP yang bunyinya sebagai berikut :

“Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, atau yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara
melawan hukum diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling
lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah”

Dengan menerapkan pasal 362 KUHP sebagaimana dimuat dalam Dakwaan


Penuntut Umum tentu menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kami selaku
penasehat hukum terdakwa, karena Penuntut Umum tidak dapat
membuktikan dan mengkorelasikan tindakan terdakwa sebagai tindak pidana
pencurian seperti yang telah di dakwakan.

PENUTUP
Berdasarkan pada pokok-pokok Eksepsi yang kami uraikan di atas, maka kami
selaku Penasihat Hukum Terdakwa FERRYANSYAH Alias FERRY Alias PAK RW
Bin ROHMAN (Alm) memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menjatuhkan
Putusan Sela dengan Amar Putusan yang pada pokoknya menyatakan sebagai
berikut:
1. Menerima Eksepsi dari penasihat hukum FERRYANSYAH Alias FERRY Alias
PAK RW Bin ROHMAN (Alm) untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan Nomor Register
Perkara: 702/Pid.B/2022/PN Blb, Batal Demi Hukum;
3. Menetapkan pemeriksaan perkara terhadap Terdakwa FERRYANSYAH Alias
FERRY Alias PAK RW Bin ROHMAN (Alm) tidak dilanjutkan;
4. Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan;
5. Memulihkan hak Terdakwa FERRYANSYAH Alias FERRY Alias PAK RW Bin
ROHMAN (Alm) dalam hal kemampuan, kedudukan, harkat serta
martabatnya;
6. Membebankan biaya perkara kepada negara;

ATAU :

7
Apabila Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).

Di akhir dari Nota Keberatan ini, perkenankanlah kami mengutip kata-kata Buya
Hamka “Adil adalah menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah,
dan membenarkan yang benar, mengembalikan hak yang empunya, dan
jangan berlaku zalim di atasnya.”

Oleh karena itu, kami yakin dan percaya bahwa Majelis Hakim Yang Mulia akan
menjatuhkan putusan yang adil dan benar berdasarkan fakta hukum dan
keyakinannya.

Akhirnya, kami serahkan nasib dan masa depan Terdakwa FERRYANSYAH Alias
FERRY Alias PAK RW Bin ROHMAN (Alm) kepada Majelis Hakim Yang Mulia,
karena hanya Hakimlah yang dapat menentukannya dengan bunyi ketukan palu,
mudah-mudahan ketukan palu tersebut memberikan pertanggungjawaban yang
benar demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Demikianlah Eksepsi atas nama FERRYANSYAH Alias FERRY Alias PAK RW Bin
ROHMAN (Alm) kami baca dan kami sampaikan kepada Hakim Yang Mulia dalam
persidangan pada hari Rabu, 28 September 2022 di Pengadilan Negeri Bale
Bandung.

Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa

ANGGA GUSTIAN WIDODO,S.H PONCO PUTRA,S.H.M.H

R.F.R RUKMANDA,S.H.,M.Kn HILDAN SEPTIAN,S.H

CESAR TRI WIBISANA,S.H IMAM ABDUL ROZAK,S.H

Anda mungkin juga menyukai