Anda di halaman 1dari 24

EKSEPSI

ATAS DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM


REG.PERKARA PDM-968/03/2023
DALAM PERKARA NOMOR :
786/Pid.Sus/2023/PN.Sby

Diajukan oleh Tim Penasihat Hukum :

MOCH. TAKIM,S.H.
RIFKAH ROMIZAH,S.H.

Disampaikan di hadapan persidangan


Pengadilan Negeri Surabaya
Hari Kamis,11 Mei 2022

DIDAKWA :

Sebagaimana diatur berdasarkan ketentuan Pasal 82 ayat


(1) Undang – Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang
penetapan PERPU Nomor 01 Tahun 2016 tentang perubahan
kedua atas Undangn – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak

1
NOTA BANTAHAN (EKSEPSI)
Perkara Pidana No: 786/Pid.Sus/2023/PN.Sby

Untuk dan atas nama Terdakwa :

Nama lengkap : YUSUF RAHMAT HIDAYAT


Tempat lahir Umur/tanggal lahir : Surabaya;30 Th/29 Agustus 1992
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/ Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : JI Kapas Lor Wetan 6/15 Kecamatan
Tambaksari Kotamadya Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : Tidak Sekolah
NIK : 3

Adalah selaku Terdakwa dalam Perkara Pidana Nomor Reg. Perkara:


786/Pid.Sus/2023/PN.Sby dan dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan
nomer PDM-968/03/2023

Ketua dan mejelis hakim yang terhormat


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Sidang yang kami mulyakan

Dengan hormat,

Kami yang bertandatangan dibawah ini :

1. MOCH. TAKIM, S.H.


2. RIFKAH ROCHMIZAH,S.H.

Penerima kuasa adalah Advokat/Konsultan Hukum pada “KANTOR ARN LAW


FIRM & PARTNERS” yang dahulunya berdomisili hukum di di Kabupaten
Sidoarjo, Kompleks Perumahan Pondok Mutiara Blok R-26, RT. 20, RW.
09, Kel. Banjar Bendo,Kec.Sidoarjo, Hp / WA +/-62-81217773843; Hp
/ WA +/- 62-857-3012-2431; Email:
muhamadtakitmdanpartners2019@gmail.com, yang dalam hal ini
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 27 April 2023 (terlampir)
dan sudah didaftarkan ke Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 03 Mei
2023 nomor 374/HK/V/2023

2
Maka Kami dalam mengajukan Eksepsi (Nota Bantahan) ini dalam beberapa
Bagian:

I. PENDAHULUAN

Hakim Yang Terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, Serta
Sidang yang kami muliakan,
Pertama-tama, kami dari Tim Penasihat Hukum YUSUF RAHMAT
HIDAYAT menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana ini. Kami Tim Penasihat Hukum
merasa bahwa Hakim Yang Mulia telah bertindak adil dan
bijaksana terhadap semua pihak dalam persidangan ini. Hakim
Yang Mulia telah memberikan kesempatan yang sama baik kepada
Jaksa Penuntut Umum untuk menyusun dakwaannya, maupun kepada
Terdakwa dan penasihat hukumnya juga telah diberi kesempatan
yang sama yaitu untuk mangajukan Eksepsi (Nota Keberatan).
Eksepsi (Nota Keberatan)ini kami sampaikan dengan pertimbangan
bahwa ada hal-hal prinsip yang perlu kami sampaikan berkaitan
demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan serta demi
memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal
143 ayat (2) KUHAP yaitu : “ Uraian secara cermat , jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan
menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan”.

Pengajuan Eksepsi (Nota Keberatan)yang kami buat ini, sama


sekali tidak mengurangi rasa hormat kami kepada Jaksa
Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga
pekerjaannya, serta juga pengajuan Eksepsi ini tidak semata-
mata mencari kesalahan dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum
ataupun menyanggah secara apriori Dari materi ataupun formal
dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penutut Umum. Namun ada hal
yang sangat fundamental untuk dapat diketahui Hakim Yang
Mulia dan saudara Jaksa Penuntut Umum demi tegaknya keadilan

3
sebagaimana semboyan yang selalu kita junjung bersama selaku
penegak hukum yakni Fiat Justitia Ruat Caelum.

Pengajuan Eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalannya proses


peradilan ini, namun sebagaimana disebutkan diatas bahwa
pengajuan dari Eksepsi ini mempunyai makna serta tujuan
sebagai penyeimbang dari Surat Dakwaan yang disusun dan
dibacakan dalam sidang. Kami selaku penasihat hukum Terdakwa
percaya bahwa Hakim Yang Mulia akan mempertimbangkan dan
mencermati segala masalah hukum tersebut, sehingga dalam
keberatan ini kami mencoba untuk menggungah hati nurani
Hakim Yang Mulia agar tidak semata-mata melihat permasalahan
ini dari aspek yuridis atau hukum positif yang ada
semata, namun juga menekankan pada nilai-nilai keadilan yang
hidup didalam masyarakat yang tentunya dapat meringankan
hukuman Terdakwa.

Kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan dalam bertindak


untuk dan atas nama kepentingan hukum Terdakwa, perlu untuk
menyampaikan Eksepsi atas surat Dakwaan dari Jaksa Penuntut
Umum Nomor Reg. Perkara: PDM-968/03/2023, tanggal 04 Mei 2023
dan dibacakan pada persidangan pekara a quo.
DAKWAAN dari Jaksa Penuntut Umum sebagai berikut di bawah ini:
Berdasarkan ketentuan Pasal 82 ayat (1) Undang –
Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang penetapan PERPU
Nomor 01 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas
Undangn – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak.

Majelis hakim yang terhormat.


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati

Bahwa untuk menyingkat waktu, kami mohon bahwa surat dakwaan


dianggap telah dimuat secara lengkap dalam eksepsi ini. Kita
4
semua sependapat Sdr. Jaksa Penuntut Umum mempunyai tugas dan
wewenang sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 butir 6 KUHAP,
“bahwa setiap perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh siapapun
tidak boleh dibiarkan dan haruslah dilakukan penyidikan serta
pelaksanaan hukumnya tidak boleh ditawar-tawar, dalam arti
siapapun yang bersalah harus dituntut dan dihukum setimpal
dengan perbuatannya, kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang menghukum orang yang bersalah merupakan tuntutan dari
hukum, keadilan dan kebenaran itu sendiri”. Sebab jika tidak
dilakukan akan timbul reaksi yang dapat menggoyahkan sendi-
sendi dalam penegakan supremasi hukum. Tetapi disamping itu,
tidak seorangpun boleh memperkosa kaedah-kaedah hukum,
keadilan dan kebenaran untuk maksud-maksud tertentu dan dengan
tujuan tertentu. Begitu pula dalam perkara ini, kita semua
sepakat untuk menegakkan sendi-sendi hukum dalam upaya kita
mengokohkan supremasi hukum yang telah diatur dalam kaedah-
kaedah hukum di dalam KUHAP.

Sebelum melangkah pada proses yang lebih jauh lagi,


perkenankan kami selaku kuasa hukum untuk memberikan
suatu adagium yang mungkin bisa dijadikan salah satu
pertimbangan Hakim Yang Mulia yaitu : “dakwaan
merupakan unsur penting hukum acara pidana karena
berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu hakim
akan memeriksa surat itu“ (Prof. Andi Hamzah, S.H.).

Persoalan untuk saat ini, juga merupakan issue penting


ditengah upaya memajukan dan menegakkan hak-hak asasi manusia
dan demokrasi yang merupakan pilar penting dari penegakkan
pemerintahan yang baik (good governance). Kegagalan dalam
penegakkan keadilan dalam sistem peradilan pidana diulas oleh
Clive Walker; dijelaskan suatu penghukuman yang lahir dari
ketidak jujuran atau penipuan atau tidak berdasarkan hukum dan

5
keadilan bersifat korosif atau klaim legitimasi Negara yang
berbasis nilai-nilai sistem peradilan pidana yang menghormati
hak-hak individu. Dalam konteks ini kegagalan penegakan
keadilan akan menimbulkan bahaya bagi integritas moral proses
hukum pidana. Lebih jauh lagi hal ini dapat merusak keyakinan
masyarakat akan penegakan hukum;

Bahwa dihadapan majelis Hakim yaitu sebagai “Dominus Litis”


yang tidak berpihak, saat ini ada dua pihak yang berperkara
yaitu: Jaksa Penuntut Umum sebagai penuntut dan Terdakwa Yusuf
Rahmat Hidayat yang didampingi oleh Penasehat Hukumnya yang
melihat hukum tersebut dari fungsinya yang berbeda, dan
selanjutnya Majelis Hakim memandang kedua belah pihak  sama
tinggi dan sama rendah, Majelis hakim memeriksa dan mengadili
perkara ini tanpa mempunyai kepentingan pribadi di dalamnya;

Dengan demikian, majelis hakim akan dapat menempatkan dirinya


pada posisi yang netral dan tetap eksis sebagai pengayom
keadilan dan kebenaran dalam usaha terwujudnya kepastian hukum
(reachable to legal certainity) seperti yang didambakan oleh
masyarakat secara luas pada waktu ini;
Bahwa pada kesempatan ini, tepat sekali kiranya Majelis Hakim
menyoroti kualitas dakwaan yang telah disampaikan oleh Jaksa
Penuntut Umum, apakah tindakan hukum yang dilakukan, rumusan
delik dan penerapan ketentuan undang-undang yang dimaksud
dalam perkara ini apakah sudah tepat dan benar serta apakah
telah sesuai dengan norma-norma hukum, fakta dan bukti
kejadian yang sebenarnya, ataukah rumusan delik dalam dakwaan
itu hanya merupakan suatu ‘imaginer” yang sengaja dikedepankan
sehingga membentuk suatu “konstruksi hukum” yang dapat 
menyudutkan terdakwa pada posisi lemah secara yuridis;
Jika ditinjau dari sudut pasal 143 ayat (2) KUHAP yang
menuntut bahwa surat dakwaan harus jelas, cermat, dan lengkap
memuat semua unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, maka

6
terlihat bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum masih belum
memenuhi persyaratan yang dimaksud oleh Undang-undang tersebut
baik dari segi formil maupun dari segi materilnya. Keterangan
tentang apa yang dimaksud tentang dakwaan yang jelas, cermat
dan lengkap apabila tidak dipenuhi mengakibatkan batalnya
surat dakwaan tersebut karena merugikan Terdakwa dalam
melakukan pembelaan. Memperhatikan bunyi pada pasal 143 ayat
(2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur yang harus dipenuhi dalam
surat dakwaan, yaitu:
Syarat Formil (Pasal 143 ayat (2) huruf a)
Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat tanggal,
ditandatagani oleh Penuntut Umum serta memuat nama lengkap,
tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan Terdakwa.
Syarat Materil (Pasal 143 ayat (2) huruf b)
Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat uraian
secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana
itu dilakukan.
Selanjutnya Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP secara tegas
memyebutkan bahwa tidak dipenuhinya syarat-syarat materil;
surat dakwaan menjadi batal demi hukum atau “null and void”
yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana seperti yang
dilukiskan dalam surat dakwaan itu.
Berikut ini kami kutip apa yang dimaksud dengan “cermat,
jelas dan lengkap” oleh Pedoman pembuatan Surat Dakwaan yang
diterbitkan oleh Kejaksaan Agung RI halaman 12, menyebutkan:
Yang dimaksudkan dengan cermat adalah:
Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat
dakwaan yang didasarkan kepada undang-undang yang berlaku,
serta tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat
mengkibatkan batalnya surat dakwaan atau tidak dapat
dibuktikan, antara lain misalnya :
 Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan;
 Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat;
7
 Apakah terdakwa dapat dipertanggung jawabkan dalam melakukan
tindak pidana tersebut;
 Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluarsa;
 Apakah tindak pidana yang didakwakan tidak nebis in idem;

Yang dimaksud dengan jelas adalah:

Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-unsur dari


delik yang didakwakan sekaligus mempadukan dengan uraian
perbuatan materil (fakta) yang dilakukan oleh Terdakwa dalam
surat dakwaan. Dalam hal ini harus diperhatikan jangan sekali-
kali mempadukan dalam uraian dakwaan antara delik yang satu
dengan delik yang lain yang unsur-unsurnya berbeda satu sama
lain atau uraian dakwaan yang hanya menunjuk pada uraian dakwaan
sebelumnya (seperti misalnya menunjuk pada dakwaan pertama)
sedangkan unsurnya berbeda, sehingga dakwaan menjadi kabur atau
tidak jelas (obscuur libel) yang diancam dengan pembatalan.
Yang dimaksud dengan lengkap adalah:
Uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsure-unsur yang
ditentukan undang-undang secara lengkap. Jangan sampai terjadi
adanya unsure delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau
tidak diuraikan perbuatan materilnya secara tegas dalam 
dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan merupakan tindak
pidana menurut undang-undang.
Dalam hal ini maka Penuntut Umum selaku penyusun Surat
Dakwaan harus mengetahui dan memahami benar kronologi peristiwa yang
menjadi fakta dakwaan, apakah sudah cukup berdasar untuk dapat
dilanjutkan ke tahap pengadilan ataukah fakta tersebut tidak
seharusnya diteruskan karena memang secara materiil bukan merupakan
tindak pidana. Salah satu fungsi hukum adalah menjamin agar
tugas negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat bisa terlaksana
dengan baik dan mewujudkan keadilan yang seadil- adilnya dan hukum
menjadi panglima untuk mewujudkan sebuah kebenaran dan keadilan.
Melalui uraian ini kami mengajak Hakim Yang Mulia dan Jaksa
Penunutut Umum Yang Terhormat untuk bisa melihat permasalahan secara
komprehensif dan tidak terburu-buru serta bijak, agar dapat
sepenuhnya menilai ulang Yusuf Rahmat Hidayat sebagai Terdakwa dalam
perkara ini dan kami selaku kuasa hukum juga memohon kepada
8
Hakim Yang Mulia yang memeriksa perkara ini untuk memberikan keadilan
hukum Yang seadil-adilnya.

II. KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM

Hakim Yang Mulia,


Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Serta sidang yang terhormat,

Bahwa berdasarkan Surat Dakwaan yang disusun oleh


Jaksa Penuntut Umum maka menurut hemat kami ada
beberapa hal yang perlu ditanggapi secara seksama
mengingat di dalam Surat Dakwaan tersebut terdapat
berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang
menyebabkan kami mengajukan keberatan. Berdasarkan
uraian di atas kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa ingin mengajukan keberatan terhadap Surat
Dakwaan yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum dengan alasan sebagai berikut
A.PERKARA TERDAKWA YUSUF RAHMAT HIDAYAT TIDAK MEMENUHI SYARAT
FORMIL

1.Bahwa berdasarkan Pasal 143 ayat 2 huruf a yaitu surat


dakwaan harus memuat tanggal, ditandatagani oleh Penuntut
Umum serta memuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau
tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal,
agama, Pendidikan dan pekerjaan serta Nomor Induk
Kependudukan Terdakwa.
2.Bahwa terdapat kesalahan atas pencatatan pedidikan dari
Terdakwa Yusuf Rahmat Hidayat yang seharusnya berpendidikan
Sekolah Menengah Kejuruhan dan ditulis Tidak Sekolah, dan
saat ini data kependudukan ata penduduk Indonesia telah
menggunakan data Nomer Induk Kependudkan (dikenal NIK)
seharusnya di cantumkan namun tidak dicantumkan, sehingga
Jaksa Penuntut Umum ini tidak melakukan dalam penulisan
identitas terdakwa dalam surat dakwaan dapat menimbulkan
kesalahan penetapan terdakwa dalam kasus a quo (error in
persona). Oleh karena itu dakwaan Penuntut Umum a quo
haruslah / tidak diterima atau batal demi hukum.

B.SURAT DAKWAAN TERHADAP YUSUF RAHMAT HIDAYAT INI


TIDAK CERMAT, TIDAK JELAS DAN TIDAK LENGKAP
9
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No. 8
tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) dalam pasal 143 ayat (2)
dakwaan harus memenuhi syarat formil dan materil
dan apabila surat dakwaan tidak memenuhi syart
materil, maka surat dakwaan yang demikian adalah
batal demi hukum.

Bahwa setelah mempelajari surat dakwaan penuntu


umum terhadap terdakwa dalam perkara a quo, maka
sudah seharusnya surat dakwaan penuntut umum batal
demi hukum karena :

Dakwaan penuntut umum tidak cermat dan tidak jelas


karena alasan-alasan sebagai berikut :

1.Bahwa dalam surat dakwaan, penuntut umum


terkesan memaksakan keadaan yaitu dengan
menyebutkan terdakwa melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu
muslihat, melakukan serangkaian kebohongan ,
atau membujuk anak untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul akan tetapi
penuntut umum dalam surat dakwaannya tidak dapat
menguraikan secara cermat dan jelas terkait
Tindakan memaksa dan membujuk

2.Bahwa pada surat dakwaan penuntut umum


menjelasakan perbuatan terdakwa sebagai
berikut :
1.Bahwa pada hari minggu 15 Januari 2023 pukul
03:00-04:00 Wib Terdakwa mengajak Saksi
FAHREZA MAULANA NARDIANSYAH yang merupakan tim
paskibra SMKN 7 Surabaya menginap di rumah
tersangka , kemudian terdakwa memintanya untuk
mencoba 3 kostum dan pada saat saksi FAHREZA
MAULANA NARDIANSYAH ganti kostum tersebut
terdakwa ada bersamanya didalam kamar dan pada
saat saksi FAHREZA MAULANAN NARDIANSYAH masuk
kedalam kamar terdakwa menyentil penisnya,
kemudian ke 3 kostum tersebut tidak cukup
dipakai oleh saksi sehingga Saksi FAHREZA
MAULANA NARDIANSYAH harus mencoba kostum lagi
10
lalu terdakwa keluar kamar hendak menukar
kostum dan saksi FAHREZA MAULANA MENGIKUTI
Terdakwa ke ruang tamu dan di ruang tamu
tersebut saksi FAHREZA MAULANA NARDIANSYAH
mencoba kostum bagian atas dan mencoba Gerakan
apakah pakaian tersebut mengganggu gerakannya,
kemudian terdakwa memegang jari telunjuknya
lalu menariknya lalu terdakwa mencium jarinya
tersebut, setelah itu terdakwa memeluk saksi
FAHREZA MAULANA NARDIANSYAH berkali – kali
kemudian dua tangan saksi terdakwa naikan
keatas kemudian terdakwa mencium ketiaknya
selanjutnya terdakawa menarik saksi FAHREZA
MAULANA NARDIANSYAH agar duduk diatas pangkuan
terdakwa setelah itu terdakwa menyuruh melihat
ke belakang kemudian saat itu terdakwa
terdakwa mencium leher saksi FAHREZA MAULANA
NARDIANSYAH kemudian mencium
keningnnya ,pipinya hingga terdakwa mencium
bibirnya sebentar setelah itu Kembali terdakwa
mengulum bibirnya agak lama setelah itu
terdakwa menyuruh saksi FAHREZA MAULANA
NARDIANSYAH untuk ganti calananya dan pada
saat itu saksi FAHREZA MAULANA NARDIANSYAH
hanya menggunakan kaos lengan Panjang warna
hitam dan celana dalam warna biru tua kemudian
pinggul saksi FAHREZA MAULANA NARDIANSYAH
terdakwa pegang dengan ke dua tangan terdakwa
di kemudian terdakwa Tarik ke depan mendekat
ke terdakwa lalu terdakwa mencium penisnya
setelah itu saksi FAHREZA MAULANA NARDIANSYAH
memakai pakaian yang sebelumnya saksi FAHREZA
MAULANA NARDIANSYAH pakai kemudian terdakwa
menyuruhnya untuk meraba -raba payudara
terdakwa kemudian mengarahkan penisnya ke
pantatnya kemudian setelah itu terdakwa
memegang penis saksi kemudian mengatakan
kepada saksi “wes ayo” dengan maksud menyuruh
saksi FAHREZA MAULANA NARDIANSYAH untuk keluar
segera mandi dan persiapan untuk lombah
paskibra.
2.Bahwa tersangka pernah melakukan hubungan
badan sesame jenis dengan laki-laki sekitar
tahun 2018 dengan tanpa diuraikan dan
11
dijelaskan secara lengkap atas Terdakwa yang
telah lakukan namun disebutkan dengan siapa
dan dimintai keterangan dan bagaimana cara
atas dakwaan telah melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu
muslihat, melakukan serangkaian kebohongan ,
atau membujuk anak untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul akan
tetapi penuntut umum dalam surat dakwaannya
tidak dapat menguraikan secara cermat dan
jelas terkait Tindakan memaksa dan membujuk
dan tidak disebutkan Lucus Delictienya secara
jelas dan pasti.

3.Bahwa sehubungan dengan uraian dakwaan jaksa


penuntut umum pada point 2.1, menurut kami surat
dakwaan tidak merumuskan semua unsur dalil yang
didakwakan, atau perbuatan merinci secara jelas
perbuatan terdakwa yang memaksa dan membujuk,
dan pada point 2.3 menurut kami uraian tersebut
tidak ada hubungannya dengan pokok perkara,
sehingga menjadikan surat dakwaan tersebut batal
demi hukum

III. KESIMPULAN
Bahwa kami sangat mengharapkan agar Majelis Hakim benar-benar
mempertimbangkan alasan dan argument hukum yang dikemukan dalam
tanggapan dan keberatan ini berdasarkan asas yang sesuai dengan
hukum acara  (due process) dan sesuai dengan hukum (due to the
law) sehingga dapat membenarkan dan mengabulkan kesimpulan yang
kami kemukakan di bawah ini :

1. Perbuatan yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum berada


dalam jurisdiksi KUHPidana, serta antara Fakta, Bukti dan
Saksi-Saksi harus saling sesuai sebagaimana dalam Teori
Kausalitas dan KUHAP serta Undang – Undang RI Nomor 17 Tahun
2016 tentang penetapan PERPU Nomor 01 Tahun 2016 tentang
perubahan kedua atas Undangn – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak.

2. Bahwa dakwaan Penuntut Umum terhadap Terdakwa Yusuf Rahmat


Hidayat seharusnya lebih mengedepankan Restorative Justice
dan memperhatikan atas kenakalan remaja dan masa trasnsisi
anak menuju dewasa.

12
3. Sehubungan dengan itu, tindak pidana kesusilaan
yang disangkakan dan didakwakan Jaksa Penuntut Umum kepada
Terdakwa Yusuf Rahmat Hidayat tidak dapat diproses dalam
semua tingkat pemeriksaan mulai penyidikan, penuntutan, dan
peradilan;

4. Akibat hukum yang melekat dalam kasus ini, hak Jaksa


Penuntut Umum menuntut Terdakwa Yusuf Rahmat Hidayat dalam
perkara ini gugur demi hukum;

5. Meminta kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan yang


menyatakan gugur hak Jaksa Penuntut Umum melakukan
penuntutan dalam perkara ini atau demi hukum peritiwa pidana
yang didakwakan tidak dapat dituntut.

Sesuai dengan alasan-alasan yang dikemukan dan telah


disimpulkan di atas, kami Penasehat Hukum Terdakwa memohon
kehadapan Majelis hakim yang Mulia dalam memeriksa dan
mengadili perkara ini dapat menjatuhkan putusan sela dengan
amarnya sebagai berikut :

1. Menyatakan Eksepsi/Keberatan Terdakwa Yusuf Rahmat Hidayat


untuk dapat diterima;
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Surabaya tidak berwenang
mengadili perkara a quo;
3. Menyatakan dakwaan Jaksa Penuntut Umum setidak-tidaknya
terhadap Terdakwa Yusuf Rahmat Hidayat batal demi hukum;
4. Atau setidak-tidaknya menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak
diterima;
5. Membebaskan Terdakwa Yusuf Rahmat Hidayat dari segala
Dakwaan;
6. Memulihkan nama baik Terdakwa Yusuf Rahmat Hidayat pada
keadaan semula;
7. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada
Negara;

Atau, kami selaku Tim Penasehat Hukum mohon kepada Majelis


Hakim yang terhormat untuk dapat memeriksa, mempertimbangkan
dan mengadili perkara ini menurut fakta hukum dan keyakinan
Majelis Hakim, sehingga akan diperoleh suatu kebenaran materiil
dan keadilan yang seadil-adilnya bagi Terdakwa Yusuf Rahmat
Hidayat.

Sidoarjo, 11 Mei 2023

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Terdakwa

13
MOCH. TAKIM,S.H. RIFKAH ROMIZAH,S.H.

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai