RIYADI,S.H.
MUHAMAD TAKIM,S.H..
PAWIT SYARWANI,S.H.
DIDAKWA :
KESATU:
Sebagaimana diatur berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat
(2) UU RI Nomor : 40 Tahun 2014 Tentang Asuransi Agen
Asuransi, Pialang Asuransi, Pialang Reasuransi, dan
Perusahaan Perasuransian wajib memberikan informasi yang
benar, tidak palsu, dan/atau tidak menyesatkan kepada
Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta mengenai
risiko, manfaat, kewajiban dan pembebanan biaya terkait
dengan produk asuransi atau produk asuransi syariah yang
ditawarkan.
Sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan
berdasarkan ketentuan Pasal 75 UU RI Nomor : 40 Tahun
2014 Tentang Asuransi Jo Pasal 55 ayat (1) Kesatu
KUHP================================================
Atau;
KEDUA:
Sebagaimana diatur dalam pasal 28 ayat 5 jo 29 ayat 4 UU
RI Nomor : 40 Tahun 2014 Tentang Asuransi dan diancam
pidana berdasarkan ketentuan Pasal 76 UU RI Nomor :
40 Tahun 2014 Tentang Asuransi Jo Pasal 55 ayat (1) Kesatu
KUHP ================================
1
I. PENDAHULUAN
Hakim Yang Terhormat,
Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati, Serta Sidang yang kami muliakan,
Pertama-tama, kami dari Tim Penasihat Hukum HENDRO
SATRIJO BIN IRVAN ANWAR menyampaikan ucapan terima
kasih yang setinggi- tingginya kepada Hakim Yang
Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara
pidana ini. Kami Tim Penasihat Hukum merasa
bahwa Hakim Yang Mulia telah bertindak adil dan
bijaksana terhadap semua pihak dalam persidangan ini.
Hakim Yang Mulia telah memberikan kesempatan yang
sama baik kepada Jaksa Penuntut Umum untuk menyusun
dakwaannya, maupun kepada Terdakwa dan penasihat
hukumnya juga telah diberi kesempatan yang sama yaitu
untuk mangajukan Eksepsi (Nota Keberatan).
3
masyarakat yang tentunya dapat meringankan hukuman
Terdakwa.
5
Pasal 114 KUHAP menyatakan : “Dalam hal seorang
disangka melakukan suatu tindak pidana sebelum
dimulainya pemeriksaan oleh penyidik, penyidik
wajib memberitahukan kepadanya tentang haknya
untuk mendapatkan bantuan hukum atau bahwa ia
dalam perkaranya itu wajib didampingi oleh
penasihat hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
56 KUHAP”.
8
Pelaksanaan kewajiban Penyidik yang diatur dalam
Pasal 56 ayat (1) dan Pasal 114 KUHAP tersebut
harus dilihat dalam konteks: (1) Upaya negara untuk
memberikan perlindungan bagi tersangka terhadap
kesewenang-wenangan aparat penegak hukum; (2)
Menjamin bahwa tersangka mendapatkan proses hukum
yang adil (due process of law); dan (3) Proses
peradilan pidana dilaksanakan berdasarkan asas
praduga tak bersalah.
Pasal 2
“Undang-undang ini berlaku untuk melaksanakan
tata cara peradilan dalam lingkungan peradilan
umum pada semua tingkat peradilan”.
Pasal 3
“Peradilan dilakukan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini”.
Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan terdiri atas :
a. Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang / Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan
sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
b.Dakwaan Kedua
Bahwa Terdakwa HENDRO SATRIJO BIN IRVAN ANWAR
dan IRMA SETIONO oleh Jaksa Penuntut Umum
didakwa melakukan tindak pidana perasuransian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (5)
Jo. Pasal 76 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
Tentang Peransuransian Jo. Pasal 55 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Sebagaimana
tidak ada hubungannya terhadap perbuatan yang
dilakukan oleh terdakwa dan sebagaimana
ditentukan bahwa Dakwaan yang demikian adalah
batal demi hukum, karena undang-undang ini
adalah undang-undang yang mengatur mengenai
“agen asuransi dilarang menggelapkan Premi
Kontribusi. Padahal peran dari terdakwa
selaku pialang asuransi atau perantara
pembayaran premi asuransi tertanggung kepada
penanggung terus dilakukan. Kewajiban terdakwa
sudah terbukti tidak adanya penggelapan yang
16
dilakukan oleh terdakwa sebagaimana broker
asuransi hanya usaha jasa konsultasi dan/atau
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan
penyelesaian klaim untuk bertindak sebagai
pemegang polis, tertanggung terutama. Oleh
karena itu, terdakwa selaku pialang asuransi
pada PT. United Insurance Service bukan
menampung premi melainkan hanya membantu
penanggung untuk memperjualbelikan produk-
produk asuransi pada PT. Zurich Insurance
Indonesia tersebut. Lalu, pada dakwaan Jaksa
Penuntut Umum yang mengatakan bahwa “terdakwa
tidak membayar premi tepat waktu kepada PT.
Zurich Insurance Indonesia, tetapi PT. United
Insurance Service baru melakukan pembayaran
kepada PT. Zurich Insurance Indonesia pada
tanggal 30 31 Oktover 2018, padahal
pertanggungan terhadap PT. Mitra Agung
Surabaya telah dinyatakan batal sejak tanggal
1 mei 2017. Dakwaan tersebut yang diajukan
oleh Jaksa Penuntut Umum tidaklah benar dan
dapat terbantahkan oleh kami selaku tim
penasehat hukum bahwasannya, terdakwa HENDRO
SATRIJO BIN IRVAN ANWAR dan IRMA SETIONO tidak
pernah mengetahui pembatalan atas perjanjian
polis tersebut dan juga tidak pernah melakukan
tanda tangan atas pembatalan polis tersebut
yang dilakukan oleh PT. Zurich Insurance
Indonesia. Namun, berdasarkan ketentuan bahwa
pembatalan polis tidak dapat dilakukan secara
17
sepihak dan wajib dilakukan berdasarkan
kesepakatan Bersama. Dasar adanya hubungan
hukum adalah perjanjian, sehingga untuk Jaksa
Penuntut umum berpedoman pada Perjanjian
Asuransi yang bersifat keperdataan.
18
2) KEBERATAN MENGENAI SURAT DAKWAAN KARENA BATAL DEMI
HUKUM (null and void)
Pada dasarnya yang telah dicantumkan didalam
Surat Dakwaan disebutkan bahwa perbuatan yang
dilakukan oleh Terdakwa HENDRO SATRIJO BIN IRVAN
ANWAR dan IRMA SETIONO telah melakukan tidak
memberikan informasi yang menyesatkan Ketika
pembayaran premi oleh tertanggung dengan
menggelapkan Premi Kontribusi berupa premi yang
telah dibayarkan oleh tertanggung (korban) oleh
Terdakwa. Pernyataan yang demikian tidak dapat
dibuktikan oleh alat-alat bukti yang sesuai pada
ketentuan di Pasal 184 KUHAP secara jelas maupun
konkret serta cermat yang telah dilakukan oleh
institusi yang berwenang untuk itu sebagai
mengikat bahwa otoritas yang diberikan wewenang
oleh undang-undang untuk memaparkan apakah adanya
perbuatan melawan hukum atau adanya kerugian yang
didapatkan oleh si Korban dari segi materiil
maupun immaterial. Walaupun korban mengalami
kerugian baik materiil maupun immaterial bukan
berarti tindakan terdakwa merupakan penyesatan
informasi untuk melakukan penggelapan kontribusi
atas premi yang telah terbayarkan oleh korban
selaku tertanggung. Sebagai ketentuan di Pasal
139 dan 140 ayat ( 2 ) KUHAP bahwa “Setelah
penuntut umum menerima atau menerima kembali
hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, ia
19
segera menentukkan apakah berkas perkara itu
sudah memenuhi persyaratan untuk dapat atau tidak
dilimpahkan ke pengadilan dan Dalam hal penuntut
umum memutuskan untuk menghentikan penuntutan
karena tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa
tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana
atau perkara ditutup demi hukum,penuntut umum
menuangkan hal tersebut dalam surat ketetapan.
Dalam hal ini berarti jika belum ada perbuatan
tindak pidana secara faktual terhadap yang
dilakukan oleh Terdakwa. Dengan ini, perbuatan
yang dilakukan oleh Terdakwa dan kerugian yang
dialami oleh korban dinyatakan Penuntut umum
dalam surat Dakwaan jelas bertentangan oleh
Undang-undang yang berlaku secara hukum acara
pidana sebagaimana di jelaskan di atas. Pada
Pasal 143 ayat (3) KUHAP Bahwa “Surat dakwaan
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi
hukum”. Sebab, Pihak dari Jaksa Penuntut Umum
kurang cermat, jelas, dan lengkap ketika
menguraikan apa saja substansi yang tertera
Terhadap surat dakwaan tersebut.
Apabila Jaksa Penuntut Umum membentuk Dakwaan
secara cermat dan teliti maka seharusnya tidak
bertentangan dengan Pasal 144 ayat (1) KUHAP,
yaitu: Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan
sebelum pengadilan menetapkan hari sidang, baik
dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun untuk
tidak melanjutkan penuntutannya. Berdasarkan
20
Surat Dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut
Umun maka menurut hemat kami ada beberapa hal
yang perlu diperbaiki mengingat di dalam Surat
dakwaan tersebut terdapat berbagai kekeliruan
pada pasal-pasal yang didakwa oleh Jaksa Penuntut
Umum sehingga menyebabkan kami mengajukan
keberatan.
Bahwa kami semua sepakat atas pendapat dari Jaksa
Penuntut Umum yang mempunya tugas dan wewenang
yang telah ditentukan atau ditetapkan di Pasal 1
Butir 6 KUHAP, dari hal ini setiap perbuatan yang
dilarang oleh undang-undang tidak sepantasnya
untuk dibiarkan atau diperbolehkan sebab, akan
menimbulkan suatu reaksi negatif yang ada di
gejala sosial. Setiap pelaku perbuatan kejahatan
harus diadili dan dihukum sesuai dengan
pebuatannya. Supremasi hukum tidak boleh dikotori
atau dinodai oleh siapapun,sebab hukum merupakan
Panglima Tertinggi disuatu negara yang
berlandaskan The Rule of Law.
28
Hakim yang Terhormat untuk mengambil putusan
sebagai berikuT:
ATAU :
29
putusan yang adil dan benar berdasarkan fakta hukum dan
keyakinannya.Akhirnya, kami serahkan nasib dan masa depan
HENDRO SATRIJO BIN BIN IRVAN ANWAR kepada Hakim Yang
Mulia, karena hanya Hakimlah yang dapat menentukannya
dengan bunyi ketukan palu, mudah-mudahan ketukan palu
tersebut memberikan pertanggungjawaban yang benar demi
keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Demikian Nota Keberatan kami selaku Tim Penasehat hukum
Terdakwa atas HENDRO SATRIJO BIN BIN IRVAN ANWAR yang telah
dibacakan, dan kami sampaikan serta serahkan kepada Majelis
Hakim pada hari Kamis Tanggal 24 bulan November 2021 di
Pengadilan Negeri Surabaya
Hormat Kami
Tim Penasehat Hukum Terdakwa
ARN LAW FIRM
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41