Nomor: 150/Pid.B/2021/PN.Kpj
Terdakwa:
Gunarso bin Juma’in
Diajukan oleh Tim Penasehat Hukum Terdakwa
Harry Muhammad, S. H.
Kepada, Yth:
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pidana
Nomor: 150/Pid.B/2021/PN.Kpj
-Di
Pengadilan Negeri Kepanjen
Dengan hormat
Majelis Hakim yang kami muliakan
Saudara Jaksa/Penuntut Umum Yang Kami Hormati
Terlebih dahulu kami selaku tim penasehat hukum terdakwa, untuk dan atas nama
terdakwa Gunarso bin Juma’in, mengucapkan terimakasih kepada majelis hakim yang
mulia yang telah memberikan kesempatan menyampaikan nota keberatan/eksepsi ini.
Setelah mempelajari dan mendengarkan secara seksama surat dakwaan saudara jaksa/
Penuntut Umum, maka kami dari tim penasehat hukum terdakwa memberikan pendapat,
apakah surat dakwaan tersebut telah memenuhi azas dan ketentuan umum hukum yang
mendudukan Gunarso bin Juma’in menjadi terdakwa sekaligus menjadi satu – satunya
pedoman dalam memeriksa di persidangan.
I. PENDAHULUAN
Di dalam KUHAP mengenai dasar hukum surat dakwaan tercantum dalam Pasal 143 ayat
(2) dan (3) yang berbunyi sebagai berikut:
Ayat (2) Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatanganinya serta berisi: Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka. Uraian secara
cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana itu dilakukan Ayat (3) Surat Dakwaan
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana, dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal
demi hukum.
Bahwa mengenai nota keberatan (Eksepsi) antara lain diatur dalam Pasal 156 ayat
(1) KUHAP yang berbunyi sebagai berikut:
“Dalam hal terdakwa atau penasehat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan
tidak mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus
dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk menyatakan
pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil
keputusan”.
III. EKSEPSI
Bahwa sehubungan dengan ketentuan yang tersebut dalam Pasal 156 ayat (1)
KUHAP diatas, maka bersamaan ini disampaikan eksepsi terhadap surat
dakwaan tertanggal 2 Juni 2021 yang diajukan oleh saudara Jaksa/ Penuntut
Umum dalam persidangan tanggal 14 Juni 2021 sebagaimana berikut dibawah
ini:
Berdasar pada surat dakwaan yang telah kami teliti, bahwa pasal yang dikenakan
kepada terdakwa tidak jelas mengena pada unsur-unsur yang telah dilakukan oleh
terdakwa, serta jaksa penuntut umum tidak menjelaskan secara jelas mengenai
akibat daripada perbuatan terdakwa sehingga dakwaan kabur atau tidak jelas. Hal
ini merupakan fundamental yang prinsipil sehubungan dengan menelaah nilai
keadilan yang kemudian dipertanggungjawabkan oleh terdakwa Gunarso Bin
Juma’in. Oleh karena itu kami sebagai tim kuasa hukum terdakwa mengajukan
eksepsi ini sebagai pertimbangan yang mulia dalam memutuskan perkara ini
dengan bijak dan seadil-adilnya.
Berdasarkan fakta surat dakwaan dan alasan-alasan hukum tersebut di atas maka
menurut analisa Kami Surat Dakwaan Penuntut Umum dalam perkara ini dibuat dengan
tidak cermat dan tidak jelas, sehingga surat dakwaan penuntut umum menjadi kabur
(obscuur libel) yang dapat merugikan Terdakwa dalam mempersiapkan pembelaan dan
bertentangan dengan ketentuan Pasal 63 KUHP, Pasal 65 KUHP, Pasal 66 KUHP dan
Pasal 70 KUHP. Hal ini dapat memicu terjadinya kegagalan dalam mencapai keadilan
dan menciderai fungsi hukum itu sendiri. Oleh sebab itu, maka sebaiknya surat dakwaan
Penuntut Umum tersebut dinyatakan batal demi hukum.
Surat dakwaan Penuntut Umum tidak memuat fakta yang jelas dan keadaan
(omstandigheiden) yang tidak lengkap atas masing-masing tindak pidana yang
didakwakan; Bahwa berdasarkan alasan hukum tersebut di atas, Kami berpendapat uraian
fakta perbuatan dalam surat dakwaan Penuntut Umum tidak cermat, tidak jelas dan tidak
lengkap sehingga mengakibatkan surat dakwaan menjadi kabur (obscuur libel). Sesuai
dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 492/K/Kr/1983 tanggal 8
Januari 1983 dan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 600
K/Pid/1982 tanggal 9 November 1983 yang menyatakan : “Surat dakwaan yang samar-
samar atau kabur harus dibatalkan demi hukum.” Oleh karenanya Kami mohon kepada
Yang Mulia Majelis Hakim Pemeriksa perkara ini kiranya berkenan menyatakan surat
dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum demi hukum maka sudah sepantasnya surat
dakwaan Penuntut Umum tersebut dinyatakan tidak dapat diterima.
Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara.
IV. PENUTUP
Berdasarkan pada pokok-pokok Eksepsi yang kami uraikan di atas, maka kami selaku
Penasihat Hukum Terdakwa Gunarso bin Juma’in memohon kepada Hakim Yang
Mulia untuk menjatuhkan Putusan Sela dengan Amar Putusan yang pada pokoknya
menyatakan sebagai berikut:
1. Menerima Eksepsi dari penasihat hukum Gunarso bin Juma’in untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan Nomor Register Perkara:
PDM/126/PWK/V/2021 Batal Demi Hukum;
3. Menetapkan pemeriksaan perkara terhadap Terdakwa Gunarso bin Juma’in
tidak dilanjutkan;
4. Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan;
5. Memulihkan hak Terdakwa Gunarso bin Juma’in dalam hal kemampuan,
kedudukan, harkat serta martabatnya;
6. Membebankan biaya perkara kepada negara;
ATAU : Apabila Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Di akhir dari Nota Keberatan ini, perkenankanlah kami mengutip definisi keadilan
tertua yang dirumuskan oleh para ahli hukum zaman romawi, berbunyi demikian:
“Justitia est constans et perpetua voluntas jus suum cuique tribuendi”, artinya: “Keadilan
adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya”.
Selanjutnya Prof. Mr. Wirjono Prodjodikoro, seorang ahli hukum berpesan sebagai
berikut: “sebelum memutus perkara, supaya berwawancara dahulu dengan hati
nuraninya”. Oleh karena itu, kami yakin dan percaya bahwa Hakim Yang Mulia akan
menjatuhkan putusan yang adil dan benar berdasarkan fakta hukum dan keyakinannya.
Akhirnya, kami serahkan nasib dan masa depan Gunarso bin Juma’in kepada Hakim
Yang Mulia, karena hanya Hakimlah yang dapat menentukannya dengan bunyi ketukan
palu, mudah-mudahan ketukan palu tersebut memberikan pertanggungjawaban yang
benar demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Demikianlah Eksepsi atas
nama Gunarso bin Juma’in kami baca dan kami sampaikan kepada Hakim Yang Mulia
dalam persidangan pada hari Senin, 14 Juni 2021 di Pengadilan Negeri Kepanjen.