Anda di halaman 1dari 5

Tugas Menguraikan Unsur-Unsur Pidana dalam Pasal

281, 282, 284, dan 285

Nama : Rizky Aditya Firmansyah

NIM : 201510110311274

Mata Kuliah : Tindak Pidana Terhadap Subyek Hukum

Dosen Pengajar : Ratri Novita Erdianti, S. H., M. H.

A. Unsur-Unsur Pidana Pasal 281 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Unsur Pidana Penjelasan


“Barangsiapa” Unsur ini adalah unsur pelaku atau unsur
subjek tindak pidana. Perkataan “barang
siapa”, jika ditelaah dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berarti “siapa saja”. Bahwa
semua manusia yang dirasa mampu
mempertanggungjawabkan perbuatanya
dalam hukum pidana, dapat menjadi pelaku
tindak pidana. Pengecualiannya adalah
berkenaan dengan badan hukum ataupun
korporasi. Sedikit mengutip pikiran Mahrus
Ali bahwa kata barang siapa secara jelas
mengarah pada manusia, bukan badan hukum.
“Dengan sengaja” Tindak pidana ini adalah tindak pidana
sengaja. Maksudnya bahwa sebagaimana
yang dimaksud kesengajaan disini ada tiga
macam, yaitu: sengaja sebagai maksud,
sengaja dengan kesadaran tentang
keharusan, dan sengaja dengan kesadaran
tentang kemungkinan atau dolus
eventualis.
“Terbuka” Menurut Sianturi di dalam bukunya bahwa
keterbukaan yang disebut openbaar di sini
adalah di suatu tempat di mana umum dapat
mendatangi tempat itu atau di suatu tempat
yang dapat dilihat, didengar, atau disaksikan
oleh umum (yang berada di tempat itu atau di
tempat lainnya).
“Di depan orang lain yang bertentangan Maksudnya bahwa unsur ini menjelaskan
dengan kehendaknya” bahwa setiap orang yang melakukan tindak
pidana kesusilaan yang mana di depan orang
lain yang bertentangan terkait norma
kesusilaan menurutnya, maka telah memenuhi
unsur tindak pidana dalam pasal 281 ini.
“Merusak kesopanan” Yang dimaksud dengan kesopanan dalam
Pasal 281 KUHP adalah menurut R. Soesilo,
sebagaimana dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan kesopanan yaitu dalam
makna kesusilaan, perasaan malu yang
berhubungan nafsu dan kelamin semisal
persetubuhan, memegang payudara
perempuan, meraba kemaluan wanita,
memperlihatkan dan mempertontonkan
anggota kemaluan wanita atau pria, mencium,
dan lain lain yang berkaitan dengan nafsu
seksualitas.
B. Unsur-Unsur Pidana Pasal 282 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Unsur Pidana Penjelasan


“Barangsiapa” Unsur ini adalah unsur pelaku atau unsur
subjek tindak pidana. Perkataan “barang
siapa”, jika ditelaah dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berarti “siapa saja”. Bahwa
semua manusia yang dirasa mampu
mempertanggungjawabkan perbuatanya
dalam hukum pidana, dapat menjadi pelaku
tindak pidana. Pengecualiannya adalah
berkenaan dengan badan hukum ataupun
korporasi. Sedikit mengutip pikiran Mahrus
Ali bahwa kata barang siapa secara jelas
mengarah pada manusia, bukan badan hukum.
“perbuatan menyiarkan, mempertontonkan Maksud dari unsur pidana tersebur adalah
atau menempelkan dengan terang-terangan setiap orang yang telah mengerti bahwa
tulisan atau gambar yang melanggar perbuatan menyiarkan, mempertontonkan
kesusilaan” atau menempelkan dengan terang-terangan
tulisan atau gambar yang melanggar
kesusilaan. Jadi unsur ini harus mengacu
kepada seseorang yang telah mengetahui
bahwa perbuatan tersebut melanggar
kesusilaan.
“menerangkan perbuatan membuat, Unsur ini menerangkan bahwa seseorang
membawa masuk, mengirimkan langsung, yang melakukan perbuatan “membuat”,
membawa keluar, atau menyediakan tulisan membawa masuk, mengirimkan langsung,
atau gambar untuk disiarkan, dipertontonkan membawa keluar, atau menyediakan tulisan
atau ditempel terang-terangan” atau gambar untuk disiarkan, dipertontonkan
atau ditempel terang-terangan. Bahwa di
dalam unsur ini tidak memerlukan culpa atau
mengetahui. Cukup dengan alasan benar
untuk menduga atau terdapat alasan kuat
untuk menyangka bahwa perbuatan tersebut
melanggar kesusilaan

C. Unsur-Unsur Pidana Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Unsur Pidana Penjelasan


“Merusak kesopanan atau kesusilaan Yang dimaksud dalam unsur ini adalah bahwa
(bersetubuh)” seseorang laki-laki atau perempuan yang
bukan merupakan sepasang suami istri yang
sah di hadapan hukum dan telah melakukan
persenggamaan, maka sudah cukup untuk
memenuhi unsur perzinahan.
“Salah satu/kedua duanya telah Bahwa keduanya telah memiliki suami atau
beristri/bersuami” istri sah
“Salah satu berlaku pasal 27 KUHPerdata” Bahwa seseorang laki-laki atau perempuan
yang telah tunduk oleh hukum yang mengikat
pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Pasal 27.

D. Unsur-Unsur Pidana Pasal 285 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Unsur Pidana Penjelasan


“Barangsiapa” Unsur ini adalah unsur pelaku atau unsur
subjek tindak pidana. Perkataan “barang
siapa”, jika ditelaah dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berarti “siapa saja”. Bahwa
semua manusia yang dirasa mampu
mempertanggungjawabkan perbuatanya
dalam hukum pidana, dapat menjadi pelaku
tindak pidana. Pengecualiannya adalah
berkenaan dengan badan hukum ataupun
korporasi. Sedikit mengutip pikiran Mahrus
Ali bahwa kata barang siapa secara jelas
mengarah pada manusia, bukan badan hukum.
“Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan” Bahwa unsur yang satu ini menjelaskan
seseorang yang disangkakan melakukan
tindak pidana perkosaan yang mana disertai
dengan tindakan kekerasan dan mengancam
secara keras.
“Memaksa” Diikuti dengan paksaan, bahwa seseorang
yang disangkakan melakukan tindak pidana
perkosaan yang dsertai dengan paksaan atau
atas bukan kehendak dari korban, dengan
maksud lain korban tidak memiliki keinginan
dan berupaya menolak.
“Seorang wanita” Dalam pasal ini yang menjadi korban atau
objek hukum dalam tindak pidana perkosaan
adalah seorang wanita. Tidak berlaku untuk
pria.
“Bersetubuh dengan dia” Melakukan persetubuhan secara paksa dengan
seseorang yang dipersangkakan yang
melakukan tindak perkosaan, yang mana telah
terjadi segala upaya melampiaskan hawa
nafsu sampai kepada memasukkan penis ke
dalam lubang persenggamaan wanita atau
vagina.
“Di luar perkawinan” Bahwa tindak pidan perkosaan ini harus
dikakukan oleh seseorang yang
dipersangkakan dalam keadaan sebagaimana
tidak ada ikatan suami istri yang sah di
hadapan hukum.

Anda mungkin juga menyukai