Dosen Pengajar : Ratri Novita Erdianti, S. H., M. H.
A. Unsur-Unsur Pidana Pasal 281 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Unsur Pidana Penjelasan
“Barangsiapa” Unsur ini adalah unsur pelaku atau unsur subjek tindak pidana. Perkataan “barang siapa”, jika ditelaah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti “siapa saja”. Bahwa semua manusia yang dirasa mampu mempertanggungjawabkan perbuatanya dalam hukum pidana, dapat menjadi pelaku tindak pidana. Pengecualiannya adalah berkenaan dengan badan hukum ataupun korporasi. Sedikit mengutip pikiran Mahrus Ali bahwa kata barang siapa secara jelas mengarah pada manusia, bukan badan hukum. “Dengan sengaja” Tindak pidana ini adalah tindak pidana sengaja. Maksudnya bahwa sebagaimana yang dimaksud kesengajaan disini ada tiga macam, yaitu: sengaja sebagai maksud, sengaja dengan kesadaran tentang keharusan, dan sengaja dengan kesadaran tentang kemungkinan atau dolus eventualis. “Terbuka” Menurut Sianturi di dalam bukunya bahwa keterbukaan yang disebut openbaar di sini adalah di suatu tempat di mana umum dapat mendatangi tempat itu atau di suatu tempat yang dapat dilihat, didengar, atau disaksikan oleh umum (yang berada di tempat itu atau di tempat lainnya). “Di depan orang lain yang bertentangan Maksudnya bahwa unsur ini menjelaskan dengan kehendaknya” bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana kesusilaan yang mana di depan orang lain yang bertentangan terkait norma kesusilaan menurutnya, maka telah memenuhi unsur tindak pidana dalam pasal 281 ini. “Merusak kesopanan” Yang dimaksud dengan kesopanan dalam Pasal 281 KUHP adalah menurut R. Soesilo, sebagaimana dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesopanan yaitu dalam makna kesusilaan, perasaan malu yang berhubungan nafsu dan kelamin semisal persetubuhan, memegang payudara perempuan, meraba kemaluan wanita, memperlihatkan dan mempertontonkan anggota kemaluan wanita atau pria, mencium, dan lain lain yang berkaitan dengan nafsu seksualitas. B. Unsur-Unsur Pidana Pasal 282 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Unsur Pidana Penjelasan
“Barangsiapa” Unsur ini adalah unsur pelaku atau unsur subjek tindak pidana. Perkataan “barang siapa”, jika ditelaah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti “siapa saja”. Bahwa semua manusia yang dirasa mampu mempertanggungjawabkan perbuatanya dalam hukum pidana, dapat menjadi pelaku tindak pidana. Pengecualiannya adalah berkenaan dengan badan hukum ataupun korporasi. Sedikit mengutip pikiran Mahrus Ali bahwa kata barang siapa secara jelas mengarah pada manusia, bukan badan hukum. “perbuatan menyiarkan, mempertontonkan Maksud dari unsur pidana tersebur adalah atau menempelkan dengan terang-terangan setiap orang yang telah mengerti bahwa tulisan atau gambar yang melanggar perbuatan menyiarkan, mempertontonkan kesusilaan” atau menempelkan dengan terang-terangan tulisan atau gambar yang melanggar kesusilaan. Jadi unsur ini harus mengacu kepada seseorang yang telah mengetahui bahwa perbuatan tersebut melanggar kesusilaan. “menerangkan perbuatan membuat, Unsur ini menerangkan bahwa seseorang membawa masuk, mengirimkan langsung, yang melakukan perbuatan “membuat”, membawa keluar, atau menyediakan tulisan membawa masuk, mengirimkan langsung, atau gambar untuk disiarkan, dipertontonkan membawa keluar, atau menyediakan tulisan atau ditempel terang-terangan” atau gambar untuk disiarkan, dipertontonkan atau ditempel terang-terangan. Bahwa di dalam unsur ini tidak memerlukan culpa atau mengetahui. Cukup dengan alasan benar untuk menduga atau terdapat alasan kuat untuk menyangka bahwa perbuatan tersebut melanggar kesusilaan
C. Unsur-Unsur Pidana Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Unsur Pidana Penjelasan
“Merusak kesopanan atau kesusilaan Yang dimaksud dalam unsur ini adalah bahwa (bersetubuh)” seseorang laki-laki atau perempuan yang bukan merupakan sepasang suami istri yang sah di hadapan hukum dan telah melakukan persenggamaan, maka sudah cukup untuk memenuhi unsur perzinahan. “Salah satu/kedua duanya telah Bahwa keduanya telah memiliki suami atau beristri/bersuami” istri sah “Salah satu berlaku pasal 27 KUHPerdata” Bahwa seseorang laki-laki atau perempuan yang telah tunduk oleh hukum yang mengikat pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 27.
D. Unsur-Unsur Pidana Pasal 285 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Unsur Pidana Penjelasan
“Barangsiapa” Unsur ini adalah unsur pelaku atau unsur subjek tindak pidana. Perkataan “barang siapa”, jika ditelaah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti “siapa saja”. Bahwa semua manusia yang dirasa mampu mempertanggungjawabkan perbuatanya dalam hukum pidana, dapat menjadi pelaku tindak pidana. Pengecualiannya adalah berkenaan dengan badan hukum ataupun korporasi. Sedikit mengutip pikiran Mahrus Ali bahwa kata barang siapa secara jelas mengarah pada manusia, bukan badan hukum. “Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan” Bahwa unsur yang satu ini menjelaskan seseorang yang disangkakan melakukan tindak pidana perkosaan yang mana disertai dengan tindakan kekerasan dan mengancam secara keras. “Memaksa” Diikuti dengan paksaan, bahwa seseorang yang disangkakan melakukan tindak pidana perkosaan yang dsertai dengan paksaan atau atas bukan kehendak dari korban, dengan maksud lain korban tidak memiliki keinginan dan berupaya menolak. “Seorang wanita” Dalam pasal ini yang menjadi korban atau objek hukum dalam tindak pidana perkosaan adalah seorang wanita. Tidak berlaku untuk pria. “Bersetubuh dengan dia” Melakukan persetubuhan secara paksa dengan seseorang yang dipersangkakan yang melakukan tindak perkosaan, yang mana telah terjadi segala upaya melampiaskan hawa nafsu sampai kepada memasukkan penis ke dalam lubang persenggamaan wanita atau vagina. “Di luar perkawinan” Bahwa tindak pidan perkosaan ini harus dikakukan oleh seseorang yang dipersangkakan dalam keadaan sebagaimana tidak ada ikatan suami istri yang sah di hadapan hukum.