Anda di halaman 1dari 2

Resume Seminar Web Nasional Tentang

Penegakan Hukum dan HAM


Di Tengah Wabah Covid-19

1. Ahmad Taufik Damanik

Pada awal pertemuan dengan Pak Dodi (Ketua BNPB) beliau


mengutarakan kegelisaannya terkait gerak Pemeintah yang terlihat ragu-ragu.
Lalu, kemudian Pemerintah menurutnya melakukan hal-hal yang kurang efektif
jika hanya sekedar himbauan. Baginya Pemerintah harus segera mengeluarkan
suatu aturan atau perpu untuk menanggulangi wabah tersebut. Beliau juga
menekankan bahwa jika selama wabah ini berlangsung dengan mengandalkan
kekuatan hukum pada UU No. 6 Tahun 2018, maka tidak akan terjangkau.
Kemudian beliau melakukan suatu usulan bahwa, pertama pemerintah perlu
adanya legalitas yang kuat untuk mengatasi kepanikan dan kesenjangan yang
terjadi akibat wabah ini. Kedua, komnasham mengusulkan bahwa untuk
menguatkan instruksi BNPB sebagai lembaga pengawal terkait Pandemi ini.
Ketiga, Komnasham juga turut serta mendukung program PSBB, namun untuk
urusan Agama harus dilaksanakan pendekatan secara persuasif. Keempat terkait
keterbukaan informasi mengenai perkembangan Covid-19.

Lalu, tekait isu pembebasan narapidana ialah rencana sebelum datangnya


wabah, sudah masuk dalam program kerja yang dimana dengan dasar survei
bahwa kapasitas lapas yang terlalu berlebih dapat membahayakan keselamatan
narapidana tersebut. Lanjut terkait Bantuan Hidup Langsung ini yang selalu
membuat saya tidak bahagia, kalau negara memiliki otoritas untuk membatasi
dan sebagainya, bahwa dengan adanya wabah ini terjadi, hak warga negara
adalah menerima lindungan terhadap warga negaranya. Ini adalah kewajiban
bagi pemerintah dan hak bagi warga negara bukan “bantuan”.

Lalu terkait penyandang Disabilitas beserta mekanismenya belum


terpenuhi dalam hak asasi sebagai manusia di dalam wabah ini yang terjadi.
Maka perlu dilakukan dan dibuat mekanisme secara baik di setiap panti-panti.
Dan untuk penutupan, bahwa poin poin yang disampaikan harus tetap diawasi.

2. Dr. Hesti

Ibu Hesti menyampaikan terkait penegakan hukum dan HAM di tengah


wabah. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk memutuskan mata rantai
dari covid 19 adalah social distancing, jika itu jalan satu-satunya cara untuk
memutus mata rantai, maka akan terbatasi seluruh aktifitas yang berlangsung.
Dari kebutuhan hak hak dasar manusia itu dijamin oleh negara, tapi jika upaya
hidup sehat tidak dapat dijamin oleh negara dan diserahkan oleh setiap individu.
Ibu Hesti mengutarakan bahwa untuk menyelesaikan wabah ini adalah dengan
dukungan masyarakatnya sendiri untuk melakukan keputusan pemerintah. Perlu
adanya kesadaran setiap individu atas penjaminan kesehatan yang diupayakan
pemerintah.
Jika di dalam perspektif ekonomi maka negara harus menjamin
kesehatan setiap individu. Tapi kalau diperhatikan dalam perspektif politik dan
sipil ini dikategorikan membatasi hak asasi manusia, namun di tengah wabah
yang terjadi seperti ini maka pemerintah boleh mengurangi intensitas hak di
bidang sosial dan politik dengan alasan menjaga dan memberi pelindungan bagi
kesejahteraan dan kesehatan warga negaranya. Di dalam perspektif ini, perlu
adanya Hukum, perlu adanya aturan untuk memberi amanah terkait perspektif
itu. Maka penegakan hukum harus diadakan dengan secara bersamaan, dan
kesadaran warga negara untuk mematuhinya.

3. Dr. Refly
Bapak Refly menyampaikan pendapatnya bahwa pertama strategi
pemerintha terkait covid19; kedua, kekacauan dasar hukum; ketiga, koordinasi
antar intitusi pusat; keempat, koordinasi pusat dan daerah; kelima, politisasi
bantuan bencana; keenam, skenario langkah kedepan. Yang pertama, Dr. Refly
merasa pemerintah tidak fokus terhadap wabah ini. Terbukti bahwa
ketidakjelasan perpu yang dianggap aneh.

Anda mungkin juga menyukai