No : 123/Pid.B/2023/PN SBY
Kepada
Jl. Raya Arjuno No.16-18 Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya
Dengan Hormat,
Kami yang bertandatangan di bawah ini Akbar Wahyudi S.H, berkantor pada berkantor
pada WAHYUDI & PARTNERS : Selaku Penasihat Hukum Terdakwa, bertindak untuk dan atas
nama TERDAKWA, berdasarkan Surat Kuasa, tertanggal 27 Agustus 2023. Dalam persidangan
ini, telah dihadapkan seorang terdakwa selaku TERDAKWA yaitu:
Setelah menerima surat dakwaan dari Penuntut Umum, perkenankanlah kami untuk
mengajukan keberatan atas Surat Dakwaan Penuntut Umum yang telah disampaikan pada
persidangan pada tanggal 25 Agustus 2023.
Mengajukan Nota Keberatan adalah hak dari seorang terdakwa, hal ini sesuai dengan
Pasal 156 ayat (1) KUHAP. Oleh karena itu kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa Ahmad
Muroofiul Kholqi yaitu seseorang yang mendapat gelar terdakwa akan mempergunakan hak
tersebut. Walaupun sebenarnya kami telah mencoba dan berusaha untuk tidak mempergunakan
hak tersebut sebagai bentuk kepercayaan kami kepada Penuntut Umum sebagai wakil
pemerintah, akan tetapi kami memohon maaf yang sangat besar kepada Penuntut Umum karena
akhirnya kami menggunakan hak tersebut, alasan mengapa kami menggunakan hak tersebut
karena kami tidak tahu apa alasan yang harus kami jadikan dasar untuk tidak mengajukan Nota
Keberatan, karena ternyata surat dakwaan hanya didasarkan pada asumsi Penuntut Umum
sendiri.
2. Eksepsi
Bahwa setelah kami mempelajari Surat Dakwaan Penuntut Umum, kami sebagai tim
penasihat Hukum Terdakwa dengan jelas melihat adanya masalah yuridis yang merugikan posisi
hukum Terdakwa dan dan berkeyakinan menurut hukum untuk mengajukan keberatan bahwa
Surat Dakwaan Penuntut Umum harus dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA DAN
BERSIFAT BATAL DEMI HUKUM. Kami terlebih dahulu akan menerangkan mengenai
Surat Dakwaan oleh Penuntut Umum yang dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA.
Bahwa dalam surat dakwaan penuntut umum dalam dakwaan primer terhadap Terdakwa
Ahmad Muroofiul Kholqi mengenai Perbuatan terdakwa telah melanggar sebagaimana diatur
dan diancam dengan Pasal 338 KUHP Juncto 311 ayat 4 LLAJ. Di sini penutut umum tidak
lengkap dalam menguraikan perbuatan materiil yang dilakukan oleh terdakwa apakah kecelakaan
ini merupakan perbuatan terdakwa atau korban karena berdasarkan surat dakwaan “Namun dilain
sisi persimpangan, terdapat Saudara Korban dan Saksi Korban dengan ceroboh mengendarai
Motor dengan menerobos Lampu Lalu Lintas. Pengendara motor melaju dengan kecepatan
tinggi, tanpa menghiraukan aturan Lalu Lintas yang berlaku. Saudara Terdakwa yang
mengendarai Mobil dengan kecepatan tinggi tidak dapat menghindari tabrakan dengan
pengendara Motor yang menerobos Lampu Lalu Lintas, kedua kendaraan bertabrakan dengan
keras di persimpangan, menyebabkan kerusakan pada kendaraan dan cedera pada pengemudi
maupun pengendara motor.” Dalam hal ini korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan
tinggi sehingga tak dapat dihindarkan kecelakaan tersebut.
Bahwa pada kesempatan ini, tepat sekali kiranya Majelis Hakim menyoroti kualitas
dakwaan Nomor Reg. Perkara: 123/Pid.B/2023/PN SBY yang telah disampaikan oleh. Jaksa
Penuntut Umum, apakah tindakan hukum yang dilakukan, rumusan delik dan penerapan
ketentuan undang-undang yang dimaksud oleh KUHP dalam perkara ini apakah sudah tepat dan
benar serta apakah telah sesuai dengan norma-norma hukum, fakta dan bukti kejadian yang
sebenarnya, ataukah rumusan delik dalam dakwaan itu hanya merupakan suatu ‘imaginer” yang
sengaja dikedepankan sehingga membentuk suatu “konstruksi hukum” yang dapat menyudutkan
Terdakwa pada posisi lemah secara yuridis ;
Jika ditinjau dari sudut pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menuntut bahwa surat dakwaan
harus jelas, cermat, dan lengkap memuat semua unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan,
maka terlihat bahwa dakwaan sdr. Jaksa Penuntut Umum masih belum memenuhi persyaratan
yang dimaksud oleh Undang-undang tersebut baik dari segi formil maupun dari segi materilnya.
Keterangan tentang apa yang dimaksud tentang dakwaan yang jelas, cermat dan lengkap apabila
tidak dipenuhi mengakibatkan batalnya surat dakwaan tersebut karena merugikan Terdakwa
dalam melakukan pembelaan ;
Memperhatikan bunyi pasal 143 ayat (2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur yang harus
dipenuhi dalam surat dakwaan, yaitu :
Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat
tindak pidana itu dilakukan. Selanjutnya Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP secara tegas
memyebutkan bahwa tidak dipenuhinya syarat-syarat materil ; surat dakwaan menjadi batal demi
hukum atau “null and void” yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana seperti yang
dilukiskan dalam surat dakwaan itu.
3. PERMOHONAN
Bahwa atas uraian eksepsi/keberatan yang telah kami sampaikan maka dengan ini kami
selaku Penasihat Hukum Terdakwa memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang
pemeriksa perkara aquo agar berkenan memutuskan :
4. PENUTUP
Demikianlah eksepsi ini kami sampaikan kepada Yang Mulia Ketua Majelis Hakim. Atas
perhatian serta terkabulnya eksepsi/keberatan ini kami ucapkan terima kasih dan bila ada
kekurangan atau kesalahan didalamnya kami mohon maaf atas keterbatasan kami selaku
manusia.
Hormat kami,