DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Surat dakwaan tidak dapat diterima..................................................................
2. Surat Dakwaan tidak sesuai ketentuan..............................................................
BAB II
PENDAPAT JAKSA PENUNTUT UMUM
1. TENTANG PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga persidangan perkara pidana atas nama Terdakwa Hendri Huzaifah bin
Malik sampai hari ini terlaksana dengan lancar dan mudah-mudahan berlangsung
sampai selesai nya persidangan. Kami sampaikan ucapkan terimakasih kepada
Majelis Hakim yang memberikan kesempatan kepada kami Jaksa Penuntut Umum
untuk menyampaikan pendapat terhadap Keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa
pada persidangan hari ini.
2. ` Dakwaan tidak sesuai ketentuan Pasal 143 Ayat (2) huruf a dan b
KUHAP.
Bahwa alasan-alasan dalam Nota Keberatan telah ditentukan secara
limitative, maka sesuai ketentuan Pasal 156 Ayat (1) KUHAP selain dari
ketiga macam alasan tersebut bukan merupakan alasan keberatan.
BAB II
PENDAPAT JAKSA PENUNTUT UMUM
Setelah membaca Nota Keberatan Tim Penasihat Hukum, kami Jaksa Penuntut
Umum mengajukan pendapat sebagai berikut.
1. TENTANG PENDAHULUAN
Sebagai dasar dari keseluruhan proses pidana, Surat Dakwaan selain harus
memuat syarat formal seperti yang dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2)
KUHAP huruf A, juga harus memenuhi syarat material yakni
disusun/dirumuskan CERMAT, JELAS, dan LENGKAP dalam menguraikan
perbuatan pidana yang dituduhkan telah dilakukan oleh Terdakwa sesuai
rumusan delik yang mengancam perbuatan itu dengan hukuman pidana,
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Surat dakwaan harus batal demi hukum karena surat dakwaan yang
diajukan oleh penuntut umum tidak memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2)
huruf b, ayat (3) KUHAP yang menyebutkan surat dakwaan yang diberi
tanggal dan ditandatangani serta berisi uraian secara cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan
waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Bahwa dalam buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan (Penerbit
Kejaksaan Agung Republik Indonesia, 1885, halaman 14 - halaman 16) yang
disebut:
Dalam Surat Dakwaan tidak boleh kelupaan salah satu dari unsur-unsur delik
pidana yang didakwakan karena kelupaan mencantumkan salah satu unsur
saja, menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum, seperti ditegaskan
Pasal 143 ayat (2) b KUHAP menentukan bahwa surat dakwaan harus
berisi ;
a) Suatu uraian yang cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan kepada Terdakwa;
b) Suatu penyebutan yang tepat mengenai waktu dilakukan tindak pidana
yang didakwakan kepada Terdakwa;
c) Suatu penyebutan yang tepat mengenaitempat dilakukannya tindak
pidana yang didakwakan kepada Terdakwa
Surat Dakwaan harus dibuat dengan jelas dan terperinci mengenai objek
terhadap mana perbuatan itu dilakukan maupun masalahnya dan tidak boleh
dirumuskan secara umum saja.
Bahwa Sdr Penuntut umum menyebutkan dalam hal klien kami tidak cermat
dalam menentukan prosedur mengalami kecacatan secara formil
sehingganya terjadi error in procedur karena Penasehat Hukum melihat
pada saat pemeriksaan tersangka, seorang penyidik harus memperhatikan
keterangan yang berlaku dan tidak boleh bertindak diluar keterangan
tersebut. Hak-hak tersangka tidak dibacakan dalam proses penyidikan
sehingga kami kami selaku tim Penasehat Hukum terdakwa ditunjuk dalam
waktu yang salah dan tidak tepat. Sehingga kami telah melewatkan
kesempatan kami untuk mengajukan pra peradilan dan proses penegakan
hukum yang lebih mudah kami jalankan.
Dalam hal ini kami jaksa penuntut umum MENOLAK atau TIDAK
SEPENDAPAT dengan penasehat hukum terdakwa karena sebagai berikut :
Pada pokoknya Jaksa Penuntut Umum dituntut untuk bersikap teliti dan
waspada terhadap semua hal yang berhubungan dengan keberhasilan
Penuntutan Perkara di muka sidang pengadilan. Tetapi hal tersebut tidak
kami temukan dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum.
Klien (Hendri Huzaifah Bin Malik) kami yang dinyatakan bersalah akibat
pernyataannya. Menurut kami dakwaan yang dilakukan oleh Sdr. Penuntut
umum tidak jelas dalam hal, apakah pernyataan yang diutarakan oleh klien
kami diterima oleh semua perserta rapat ataukah dari pernyataan klien kami
tersebut tidak diterima semua peserta namun ada pihak yang memotivasi
rekan-rekannya bahwa usulan dari klien kami. Klien kami mengutarakan
pernyataan tersebut berasal dari ketidaksengajaan bukan hasil dari
pemikiran utama klien kami. Maka ketidakjelasan dari dakwaan penuntut
umum tersebut menjadikan klien kami ikut terseret dalam kasus ini.
Dalam hal ini kami selaku tim penuntut umum MENOLAK dan TIDAK
SEPENDAPAT dengan penasehat hukum karena menurut penyelidikan yang
dilakukan oleh terdakwa Hendri Huzaifah Bin Malik , pada saat tindak pidana
tersebut terdakwa Hendri Huzaifah merupakan sorang buruh tani yang
mengalami masalah ekonomi. Pada saat tindak pidana tersebut dilakuka ,
terdakwa tidak ikut campur dalam mengamankan korban melainkan dengan
cara membagi tugas kepada tesangka yaitu gapra dan octa untuk menjarah
semua barang yang ada dan Hendri Huzaifah membagi tugas kepada Gavra
Alkrisanda untuk menjarah barang di lantai satu, Talitha Amalia menjarah
barang di lantai dua, Octa Ridho bersama dirinya bertugas untuk
mengamankan orang seisi rumah dan Ilham Dibyo bertugas mengawasi
kondisi lingkungan diluar rumah. Akhirnya, mereka semua menjalankan
aksinya tersebut, Octa Ridho yang bertugas menyandera seluruh anggota
rumah mengumpulkan mereka di dalam kamar mandi pembantu yang
terletak di dapur belakang berukuran 1 meter x 1,5 meter lalu menguncinya.
Dengan cara tersebut para pelaku sangat leluasa mengambil seluruh barang
berharga milik keluarga Sukma Kencana.
BAB III
KESIMPULAN
Demikian pendapat ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari Senin, 26 April
2021.
Bandar Lampung, 26 April 2021
Penuntut Umum