Anda di halaman 1dari 14

TANGGAPAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Surat dakwaan tidak dapat diterima..................................................................
2. Surat Dakwaan tidak sesuai ketentuan..............................................................
BAB II
PENDAPAT JAKSA PENUNTUT UMUM
1. TENTANG PENDAHULUAN

a. Tentang Pengadilan Negeri Tanjung Karang tidak berwenang untuk


mengadili perkara...........................................................................
b. Tentang Keberatan Mengenai Dakwaan Tidak
Dapat Diterima.............................................................................

2. TENTANG SURAT DAKWAAN HARUS BATAL DEMI HUKUM


a. Surat Dakwaan Tidak Cermat Dalam Mendakwa Tersangka...............
b. Penjelasan Error In Persona............................................................
3. TENTANG SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS

a. Tentang Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak Jelas Dalam

Mengemukakan Fakta Dalam Tindak Pidana...................................


BAB III KESIMPULAN`………………………………………………….................
PENDAPAT / TANGGAPAN PENUNTUT UMUM
TERHADAP NOTA KEBERATAN ( EKSEPSI )
TIM PENASIHAT HUKUM TERDAKWA HENDRI HUZAIFAH.
ATAS SURAT DAKWAAN NOMOR : 101/PDM/2021/PN.TJK

BAB I
PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang terhormat,


Tim Penasihat Hukum yang kami hormati,
Hadirin Yang Kami Muliakan,

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga persidangan perkara pidana atas nama Terdakwa Hendri Huzaifah bin
Malik sampai hari ini terlaksana dengan lancar dan mudah-mudahan berlangsung
sampai selesai nya persidangan. Kami sampaikan ucapkan terimakasih kepada
Majelis Hakim yang memberikan kesempatan kepada kami Jaksa Penuntut Umum
untuk menyampaikan pendapat terhadap Keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa
pada persidangan hari ini.

Dalam mengajukan pendapat, kami tidak akan menanggapi Nota Keberatan /


Eksepsi Tim Penasihat Hukum yang menulis tentang opini, karena suatu opini tidak
mempunyai nilai yuridis untuk dibahas dalam perkara ini.

Sebelum menganggapi Nota Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa, kami


kemukakan terlebih dahulu ketentuan yang mengatur keberatan terhadap suatu
dakwaan dalam perkara pidana, sesuai dengan pasal 156 Ayat (1) KUHAP berbunyi :
“Dalam hal Terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan bahwa
pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus di batalkan, maka setelah diberi kesempatan
kepada Penuntut Umum untuk menyatakan pendapatnya. Hakim
mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan ”.
1. Surat dakwaan tidak dapat diterima.
a. Dalam Pasal 76 KUHP, karena yang didakwakan kepada Terdakwa telah
pernah dituntut oleh Penuntut Umum dan telah ada putusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap (nebis in idem).
b. Termasuk delik aduan, namun tidak ada surat pengaduan.
c. Pasal 77 KUHP, hak menuntut hukuman gugur karena terdakwa meninggal
dunia.
d. Padal 78 KUHP, karna delik dilakukan pada waktu dan tempat dimana
Undang-Undang Pidana belum berlaku (belum ada ketentuan yang
mengatur). Ataupun hak untuk menuntut telah hapus (daluwarsa).

2. ` Dakwaan tidak sesuai ketentuan Pasal 143 Ayat (2) huruf a dan b
KUHAP.
Bahwa alasan-alasan dalam Nota Keberatan telah ditentukan secara
limitative, maka sesuai ketentuan Pasal 156 Ayat (1) KUHAP selain dari
ketiga macam alasan tersebut bukan merupakan alasan keberatan.
BAB II
PENDAPAT JAKSA PENUNTUT UMUM

Majelis Hakim yang terhormat,


Tim Penasihat Hukum yang kami hormati,
Sidang yang kami muliakan

Setelah membaca Nota Keberatan Tim Penasihat Hukum, kami Jaksa Penuntut
Umum mengajukan pendapat sebagai berikut.

1. TENTANG PENDAHULUAN

A. Tentang Pengadilan Negeri Tanjung Karang tidak berwenang untuk


mengadili perkara Hendri Huzaifah Bin Malik.

Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan “Pengadilan Negeri Tanjung Karang


tidak berwenang mengadila perkara terdakwa Hendri Huzaifah Bin Malik
sehingga Majelis Hakim yang memeriksa perkara atas nama terdakwa
meminta untuk mengembalikan berkas perkara tersebut kepada penyidik
untuk disidik kembali.

Dalam pasal 84 ayat 1 KUHAP menyatakan bahwa :

“Pengadilan negeri berwenang mengadili segala perkara mengenai tindak


pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya.”

Berdasakan pasal diatas bahwa benar terdakwa melakukan tempat tindak


pidana atau locus delicti di Bandar lampung dengan demikian keberatan
yang diajukan penasehat hukum tidak bisa diterima .

B. Tentang Keberatan Mengenai Dakwaan Tidak Dapat Diterima.


1. Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan bahwa dalam Nota keberatan
Penyidik melakukan pemeriksaan terhadap tersangka tanpa di dampingi
Advokat, tanpa menunjuk Advokat bagi tersangka, dan tanpa menjelaskan
kepada tersangka bahwa dalam perkara itu ia wajib didampingi oleh Advokat,
sehingga ketentuan Pasal 56 Ayat (1) KUHAP telah dilanggar.
Kami tidak sependapat dengan Penasihat Hukum Terdakwa apabila alasan
terdakwa mengatakan bahwa Penyidik melakukan pemeriksaan terhadap
tersangka tanpa didampingi Advokat atau Penasihat Hukumnya, tanpa
menunjuk Advokat bagi Tersangka dan tanpa menjelaskan kepada tersangka
bahwa dalam perkara itu ia wajib didampingi oleh Advokat. Perlu diketahui
Majelis Hakim bahwa pada saat pemeriksaan Tersangka didampingi oleh
Penasihat Hukum nya yang bernama Joko Susilo. S.H, M.H. dan Adinda
Salasadela, S.H.,M.H.

2. TENTANG SURAT DAKWAAN HARUS BATAL DEMI HUKUM

Salah satu asas Fundamental dalam perkara pidana adalah keharusan


pembuatan Surat Dakwaan untuk menentukan batas-batas pemeriksaan
terhadap Terdakwa, dan hakim hanya boleh memutuskan atas dasar fakta-
fakta tersebut, tidak boleh kurang atau lebih, sehingga ia dipandang sebagai
suatu letis contestatie. Surat dakwaan dalam perkara pidana merupakan
pedoman dasar dari keseluruhan proses pidana, yakni keseluruhan isi dari
surat dakwaan merupakan dasar bagi pemeriksaan dan dasar bagi putusan
hakim.

Sebagai dasar dari keseluruhan proses pidana, Surat Dakwaan selain harus
memuat syarat formal seperti yang dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2)
KUHAP huruf A, juga harus memenuhi syarat material yakni
disusun/dirumuskan CERMAT, JELAS, dan LENGKAP dalam menguraikan
perbuatan pidana yang dituduhkan telah dilakukan oleh Terdakwa sesuai
rumusan delik yang mengancam perbuatan itu dengan hukuman pidana,
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Surat dakwaan harus batal demi hukum karena surat dakwaan yang
diajukan oleh penuntut umum tidak memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2)
huruf b, ayat (3) KUHAP yang menyebutkan surat dakwaan yang diberi
tanggal dan ditandatangani serta berisi uraian secara cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan
waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Bahwa dalam buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan (Penerbit
Kejaksaan Agung Republik Indonesia, 1885, halaman 14 - halaman 16) yang
disebut:

a. Cermat, adalah ketelitian penuntut umum dalam mempersiapkan


surat dakwaan yang didasarkan kepada Undang-undang yang
berlaku bagi terdakwa, tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan
yang dapat mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau dakwaan
tidak dapat dibuktikan;
b. Jelas, adalah kemampuan merumuskan unsur-unsur delik yang
didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian perbuatan materil
(fakta) yang dilakukan oleh terdakwa dalam surat dakwaan;
c. Lengkap, adalah uraian yang mencakup semua unsur yang
ditentukan Undang-undang secara lengkap.

Dalam Surat Dakwaan tidak boleh kelupaan salah satu dari unsur-unsur delik
pidana yang didakwakan karena kelupaan mencantumkan salah satu unsur
saja, menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum, seperti ditegaskan
Pasal 143 ayat (2) b KUHAP menentukan bahwa surat dakwaan harus
berisi ;

a) Suatu uraian yang cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan kepada Terdakwa;
b) Suatu penyebutan yang tepat mengenai waktu dilakukan tindak pidana
yang didakwakan kepada Terdakwa;
c) Suatu penyebutan yang tepat mengenaitempat dilakukannya tindak
pidana yang didakwakan kepada Terdakwa
Surat Dakwaan harus dibuat dengan jelas dan terperinci mengenai objek
terhadap mana perbuatan itu dilakukan maupun masalahnya dan tidak boleh
dirumuskan secara umum saja.

Demikian pentingnya Surat Dakwaan dalam proses hukum acara pidana,


maka penyusunan Surat Dakwaan menurut tanggung jawab yuridis
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 KUHAP. Adanya dakwaan tersebut,
nasib seseorang dipertaruhkan dimuka sidang sehubungan adanya
perbuatan yang dianggap telah melanggar suatu ketentuan Hukum Pidana.
Uraian yang bulat dan utuh yang mampu menggambarkan unsur-unsur
tindak pidana yang didakwakan beserta waktu dan tempat pidana itu
dilakukan.Menyusun uraian secara cermat,jelas dan lengkap tersebut dapat
dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

 Dirumuskan terlebih dahulu unsur-unsur tindak pidana yang


didakwakan yang dikemudian disusul dengan uraian fakta-fakta
perbuatan terdakwa yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana
tersebut;atau
 Dirumuskan unsur-unsur tindak pidana dan fakta-fakta perbuatan
secara langsung dan bertautan satu sama lain sehingga tergambar
bahwa semua unsur tindak pidana tersebut terpenuhi oleh fakta
perbuatan terdakwa.

Uraian dalam bentuk kedua ini paling lazim dilakukan.Kecermatan,kejelasan


dan kelengkapan uraian waktu dan tempat tindak pidana guna memenuhi
syarat- syarat yang berhubungan dengan waktu:

 Berlakunya ketentuan perundang-undangan pidana pasal 1 ayat (1)


KUHP
 Ketentuan tentang recidivice (pasal 486-488 KUHP)
 Pengajuan alibi oleh terdakwa atau penasihat hukum
 Kepastian tentang batas usia
 Keadaan-keadaan yang memberatkan misalnya malam hari,pasal
363 KUHP
 Dapat tidaknya terdakwa dipidana (misalnya keadaan terang,pasal
123 KUHP).

Bahwa apakah Surat Dakwaan Penuntut Umum sudah memenuhi


ketentuan Pasal 143 Ayat (2) Huruf b KUHAP, pertanyaan ini akan
dijawab dengan mengikuti Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan
yang diterbitkan oleh Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
tersebut di atas;

A. Surat dakwaan tidak cermat dalam mendakwa tersangka

Majelis Hakim yang Terhormat,


Saudara Penasehat hukum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami
hormati,
Sidang yang kami muliakan,

Bahwa berdasarkan Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor:


SE-004/J.A/11/1993 tanggal 16 November 1993 Tentang Pembuatan Surat
Dakwaan yang dimaksud dengan cermat adalah ketelitian penuntut umum
dalam mempersiapkan surat dakwaan yang didasarkan kepada Undang-
undang yang berlaku bagi terdakwa, tidak terdapat kekurangan dan atau
kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau
dakwaan tidak dapat dibuktikan dan tidak dapat diterima

Penasehat Hukum Terdakwa Menyatakan Sebagai Berikut:

Bahwa Sdr Penuntut umum menyebutkan dalam hal klien kami tidak cermat
dalam menentukan prosedur mengalami kecacatan secara formil
sehingganya terjadi error in procedur karena Penasehat Hukum melihat
pada saat pemeriksaan tersangka, seorang penyidik harus memperhatikan
keterangan yang berlaku dan tidak boleh bertindak diluar keterangan
tersebut. Hak-hak tersangka tidak dibacakan dalam proses penyidikan
sehingga kami kami selaku tim Penasehat Hukum terdakwa ditunjuk dalam
waktu yang salah dan tidak tepat. Sehingga kami telah melewatkan
kesempatan kami untuk mengajukan pra peradilan dan proses penegakan
hukum yang lebih mudah kami jalankan.

Dalam hal ini kami jaksa penuntut umum MENOLAK atau TIDAK
SEPENDAPAT dengan penasehat hukum terdakwa karena sebagai berikut :

III. TENTANG SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS

Majelis Hakim yang Terhormat,


Saudara Penasehat Hukum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami hormati,
Sidang yang kami muliakan,

Bahwa Penasehat Hukum Terdakwa Menyatakan Sebagai Berikut :

Bahwa secara konkrit syarat materiil untuk menyusun surat Dakwaan


sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP
yang berbunyi: uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat
tindak pidana dilakukan…”
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
Nasional dan Balai Pustaka Tahun 2001 halaman 464, mengartikan jelas
sebagai berikut:
“Terang, nyata atau gamblang, tegas tidak ragu-ragu atau tidak
bimbang”.
Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam Pedoman Pembuatan Surat
Dakwaan terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia Tahun 1985
halaman 15 menyatakan bahwa jelas adalah :
“Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-unsur delik
Yang didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian perbuatan Materiil
yang dilakukan oleh Terdakwa dalam surat Dakwaan”.
Surat Dakwaan yang dibuat oleh saudara Jaksa Penuntu Umum TIDAK
JELAS karena tidak menguraikan secara terang, nyata atau gamblang, tegas
tidak ragu- ragu atau bimbang mengenai tempat dan waktu tindak pidana
dilakukan (locus delicti dan tempus delicti), siapa yang melakukan Tindak
pidana pencurian di sertai dengan kekerasan yang terdapat dalam pasal-
pasal yang didakwakan, dan tidak menguraikan secara jelas apa motivasi
terdakwa melakukan tindak pidana pencurian disertai kekerasasan.

A. Tentang Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak Jelas Dalam


Mengemukakan Fakta Dalam Tindak Pidana Terdakwa Hendri
Huzaifah bin Malik
Majelis Hakim yang Terhormat,
Saudara Penasehat Umum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami
hormati,
Sidang yang kami muliakan,

Pada pokoknya Jaksa Penuntut Umum dituntut untuk bersikap teliti dan
waspada terhadap semua hal yang berhubungan dengan keberhasilan
Penuntutan Perkara di muka sidang pengadilan. Tetapi hal tersebut tidak
kami temukan dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum.

Dalam dakwaannya, Penuntut Umum tidak yakin dalam menentukan locus


delicti yang merupakan salah satu syarat materiil dakwaan yang bila tidak
disusun secara jelas akan membuat dakwaan batal demi hukum.

Bahwa Dalam Surat Dakwaan Jaksa/Penuntut Umum NOMOR. REG-


PERKARA: 101/PDM/2021/PN.TJK terdapat hal-hal yang tidak jelas
yaitu bahwa antara lain yaitu :
Penasehat Hukum Berpendapat Sebagai Berikut:

Klien (Hendri Huzaifah Bin Malik) kami yang dinyatakan bersalah akibat
pernyataannya. Menurut kami dakwaan yang dilakukan oleh Sdr. Penuntut
umum tidak jelas dalam hal, apakah pernyataan yang diutarakan oleh klien
kami diterima oleh semua perserta rapat ataukah dari pernyataan klien kami
tersebut tidak diterima semua peserta namun ada pihak yang memotivasi
rekan-rekannya bahwa usulan dari klien kami. Klien kami mengutarakan
pernyataan tersebut berasal dari ketidaksengajaan bukan hasil dari
pemikiran utama klien kami. Maka ketidakjelasan dari dakwaan penuntut
umum tersebut menjadikan klien kami ikut terseret dalam kasus ini.

Dalam hal ini kami selaku tim penuntut umum MENOLAK dan TIDAK
SEPENDAPAT dengan penasehat hukum karena menurut penyelidikan yang
dilakukan oleh terdakwa Hendri Huzaifah Bin Malik , pada saat tindak pidana
tersebut terdakwa Hendri Huzaifah merupakan sorang buruh tani yang
mengalami masalah ekonomi. Pada saat tindak pidana tersebut dilakuka ,
terdakwa tidak ikut campur dalam mengamankan korban melainkan dengan
cara membagi tugas kepada tesangka yaitu gapra dan octa untuk menjarah
semua barang yang ada dan Hendri Huzaifah membagi tugas kepada Gavra
Alkrisanda untuk menjarah barang di lantai satu, Talitha Amalia menjarah
barang di lantai dua, Octa Ridho bersama dirinya bertugas untuk
mengamankan orang seisi rumah dan Ilham Dibyo bertugas mengawasi
kondisi lingkungan diluar rumah. Akhirnya, mereka semua menjalankan
aksinya tersebut, Octa Ridho yang bertugas menyandera seluruh anggota
rumah mengumpulkan mereka di dalam kamar mandi pembantu yang
terletak di dapur belakang berukuran 1 meter x 1,5 meter lalu menguncinya.
Dengan cara tersebut para pelaku sangat leluasa mengambil seluruh barang
berharga milik keluarga Sukma Kencana.
BAB III
KESIMPULAN

Majelis Hakim yang terhormat,


Tim PenasihatHukum yang kami hormati,
Sidang yang kami Muliakan ,

Berdasarkan uraian di atas, dibacakan kami Jaksa Penuntut Umum berpendapat


bahwa Nota Keberatan atau Eksepsi Tim Penasihat Hukum terdakwa yang
dibacakan pada hari Senin, 19 April 2021 tidak memnuhi ketentuan dalam Pasal
156 Ayat (1) KUHAP dan sudah seharusnya Nota Keberatan tidak dapat
diterima. Oleh karena itu kami Jaksa Penuntut Umum memohon kepada yang
terhormat Majelis Hakim Pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang, yang
memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan:
1. Menyatakan Nota Keberatan Tim Penasihat Hukum ditolak.
2. Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum NOMOR. REG-
PERKARA: 101/PDM/2021/PN.TJK tanggal 12 April 2021 yang telah
dibacakan dalam persidangan hari Senin, 12 April 2021 atas nama Hendri
Huzaifah Bin Malik telah memenuhi syarat formil dan materiil sesuai
dengan ketentuan Pasal 143 Ayat (2) huruf a danhuruf b KUHAP.
3. Menyatakan menerima Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum NOMOR.
REG-PERKARA: 101/PDM/2021/PN.TJK tanggal 12 April 2021 atas
nama Hendri Huzaifah Bin Malik. Melanjutkan persidangan untuk memeriksa
dan mengadili perkara ini.

Demikian pendapat ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari Senin, 26 April
2021.
Bandar Lampung, 26 April 2021
Penuntut Umum

Dodi Prasetiyo,S.H., M.H

Mayang Pertiwi, S.H., M. H.

Anda mungkin juga menyukai