Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Unsur Surat Dakwaan

Pada umumnya surat dakwaan diartikan oleh para ahli hukum, berupa

pengertian:1

a. Surat akte;

b. Yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa;

c. Yang disimpulkan dan ditarik dari hasil pemeriksaan penyidikan

dihubungkan dengan rumusan pasal tindak pidana yang dilanggar dan

didakwakan pada terdakwa; dan

d. Merupakan dasar bagi hakim dalam pemeriksaan di persidangan.

Menurut J.C.T. Simorangkir2, bahwa “dakwa berarti tuduh, mendakwa

berarti menuduh demikian juga terdakwa berarti tertuduh,” demikian pula

menurut A. Karim Nasution3 memberikan definisi surat dakwaan atau tuduhan,

yaitu “Suatu surat atau akte yang memuat suatu perumusan dari tindak pidana

yang dituduhkan (didakwakan), yang sementara dapat disimpulkan dari surat-

surat pemeriksaan pendahuluan, yang merupakan dasar bagi hakim untuk

melakukan pemeriksaan, yang bila ternyata cukup bukti terdakwa dapat

dijatuhi hukuman.” Adapun I.A. Nederberg4, mendefinisikan bahwa surat

1
Andi Muhammad Sofyan, Abd Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar,
Kencana, Jakarta, 2014, Hlm 168.
2
Andi Muhammad Sofyan, Abd Asis, Ibid, Hlm 168.
3
A. Karim Nasution, Masalah Surat Tuduhan dalam Proses Pidana, Penerbit CV
Pantjuran Tujuh, Jakarta, 1981, Hlm 75.
4
Andi Muhammad Sofyan, Abd Asis, Op.cit, Hlm 169.
20

dakwaan adalah “sebagai surat yang merupakan dasarnya dan menentukan

batas-batas bagi pemeriksaan hakim.”

Surat dakwaan menempati posisi sentral, strategis, dan merupakan

dasar dalam pemeriksaan perkara pidana di pengadilan. Dalam proses

penegakan hukum suatu tindak pidana, terdakwa hanya dapat dipidana

berdasarkan apa yang terbukti mengenai kualifikasi tindak pidana yang

dilakukan oleh seorang terdakwa menurut rumusan surat dakwaan. Jadi

walaupun terdakwa terbukti melakukan tindak pidana dalam pemeriksaan

persidangan tetapi tidak didakwakan dalam surat dakwaan, maka terdakwa

tidak dapat dijatuhi hukuman dan hakim jadinya akan membebaskan terdakwa.

Surat Dakwaan (telastelegging) oleh kebanyakan pakar hukum di Indonesia,

diartikan sebagai sebuah akta dibuat oleh Penuntut Umum, yang berisi

perumusan tindak pidana yang didakwakan yang didakwakan kepada terdakwa,

berdasarkan kesimpulan dari hasil penyelidikan.5 Surat Dakwaan bisa dipahami

juga sebagai upaya penataan konstruksi yuridis atas fakta-fakta perbuatan

terdakwa, yang terungkap sebagai hasil dari suatu penyidikan, dengan cara

merangkai perpaduan antara fakta-fakta perbuatan terdakwa dengan unsur-

unsur tindak pidana sesuai ketentuan undang-undang. Tujuan utama pembuatan

surat dakwaan ialah untuk menentukan batas-batas pemeriksaan di sidang

pengadilan, yang menjadi dasar Penuntut Umum melakukan penuntutan

terhadap terdakwa atau orang yang diduga sebagai pelaku kejahatan.6

5
Paul SinlaEloE, Memahami Surat Dakwaan, Perkumpulan Pengembangan Inisiatif
dan Advokasi Rakyat (PIAR NTT), Kupang, 2015, Hlm 1.
6
Paul SinlaEloE, Ibid, Hlm 2.
21

Definisi surat dakwaan tidak ada ditemukan dalam KUHAP sebagai

hukum positif (Ius constitutum). Ketentuan pasal 140 ayat (1) KUHAP hanya

menyebutkan bahwa dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa dari hasil

penyelidikan dapat dilakukan penuntutan maka dalam waktu secepatnya

penuntut umum membuat surat dakwaan. Penganut paham Eropa Kontinental,

surat dakwaan lazim disebut dengan istilah “Acte van Verwijzing”, sedangkan

penganut paham Anglo Saxon dikenal istilah “implutation”. Mengingat

pembentuk undang-undang tidak membuat definisi yang bersifat umum tentang

surat dakwaan sehingga dapat ditafsirkan bahwa pembentuk undang-undang

menyerahkan kepada para doktrina kebiasaan praktik peradilan dan

yurisprudensi. Sesuai dengan pandangan para doktrina terhadap pengertian

umum surat dakwaan sebagai berikut.7

a. M. Yahya Harahap8 memberi batasan bahwa surat dakwaan adalah surat

atau akta yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada

terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil pemeriksaan penyidikan

dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam pemeriksaan di muka

sidang.

b. Harun M. Husein9 mengemukakan batasan surat dakwaan, yaitu surat

dakwaan ialah surat yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh penuntut

umum, yang memuat uraian tentang identitas lengkap terdakwa, perumusan

tindak pidana yang didakwakan dipadukan dengan unsur-unsur tindak

7
Monag Siahaan, Falsafah Dan Filosofi Hukum Acara Pidana, Penerbit PT
Grasindo, Jakarta, 2017, Hlm 185.
8
Monag Siahaan, Ibid, Hlm 185.
9
Monag Siahaan, Ibid, Hlm 186.
22

pidana sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan pidana yang

bersangkutan, disertai uraian tentang waktu dam tempat tindak pidana

dilakukan oleh terdakwa, surat mana yang menjadi dasar dan batasan ruang

lingkup pemeriksaan di sidang pengadilan.

Hakikat esensial surat dakwaan hendaknya memuat secara lengkap

unsur-unsur (bestanddelen) tindak pidana yang didakwakan. Apabila unsur-

unsur tersebut tidak diterangkan secara utuh dan menyeluruh, dapat

menyebabkan dakwaan menjadi kabur (obscurumlibellum), sehingga bisa

berakibat ketidakjelasan terhadap tindak pidana yang didakwakan telah

dilanggar oleh perbuatan terdakwa.10

B. Hakikat dan Makna Surat Dakwaan Dalam Proses Pembuktian Perkara

Pidana

Surat dakwaan merupakan dasar fundamental dalam hukum acara

pidana, sebab berdasarkan surat dakwaan seseorang akan diperiksa, diadili di

muka pengadilan.11 Surat dakwaan menempati posisi sentral dan strategis

dalam pemeriksaan perkara pidana di Pengadilan, karena itu Surat Dakwaan

sangat dominan bagi keberhasilan pelaksanaan tugas penuntutan.12 Sentralnya

peran surat dakwaan memberikan makna bahwa surat dakwaan menjadi

pembuka dimulainya pemeriksaan perkara, proses peradilan perkara di muka

10
Dahrianto Imani,
https://ejornal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/articel/download/13289/12873, diakses pada 2
April 2020.
11
Didik Endro Purwoleksono, Ibid, Hlm 95.
12
Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: SE-004/J.A/11/1993
Tentang Pembuatan Surat Dakwaan.
23

sidang pengadilan dan dasar bagi putusan yang akan dijatuhkan. Bagi

terdakwa, surat dakwaan menjadi bahan penting dalam mengetahui tentang

kesalahan yang didakwakan padanya serta pengenaan pasal pemidanaan yang

dikenakan terhadap dirinya. Atas hal tersebut dapat menjadi dasar bagi dirinya

dalam mengajukan pembelaan guna kepentingan hukumnya dalam proses

peradilan bagi dirinya. In casu, surat dakwaan atas diri terdakwa sangat penting

dalam mengetahui pasal yang dikenakan atas diri terdakwa dan ancaman

hukuman yang dapat diterapkan atas dirinya.13

1. Fungsi/Hakikat Surat Dakwaan

a. Bagi Penuntut Umum

1) Sebagai dasar melakukan penuntutan.

2) Sebagai dasar pembahasan atau analisis yuridis dalam surat tuntutannya.

3) Sebagai dasar melakukan upaya hukum dalam hal tidak menerima

putusan pengadilan.

b. Terdakwa atau Penasehat Hukum

1) Sebagai dasar mengajukan bukti-bukti yang meringankan terdakwa.

2) Sebagai dasar menyusun pembelaan dalam pledoi atau duplik.

3) Sebagai dasar melakukan upaya hukum, dalam hal tidak menerima

putusan pengadilan.

c. Bagi Hakim

1) Sebagai dasar melakukan pemeriksaan di sidang pengadilan.

13
Junaedi, Mappifhui.org/wp-content/uploads/2020/03/Pemeriksaan-Perkara-
Tindak-Pidana-Korupsi.pdf, diakses pada 5 April 2020.
24

2) Sebagai dasar mengambil atau menjatuhkan putusan.14

2. Syarat Sah Surat Dakwaan

a. Syarat Formal

1) Harus diberi tanggal dan ditandatangani penuntut umum.

2) Harus mencantumkan identitas terdakwa, meliputi:

a. Nama lengkap;

b. Tempat lahir;

c. Umur/tanggal lahir;

d. Jenis Kelamin;

e. Kebangsaan;

f. Tempat tinggal;

g. Agama;

h. Pekerjaan;

b. Syarat Material

1) Memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak

pidana yang didakwakan;

2) Menyebutkan waktu, kapan terjadinya tindak pidana;

3) Menyebutkan tempat, dimana tindak pidana dilakukan.

Tidak dipenuhinya syarat-syarat tersebut mengakibatkan surat

dakwaan dapat dibatalkan, bahkan dalam hal syarat materil (b) tidak dipenuhi,

Surat dakwaan batal demi hukum.15

14
Tim Penyusun Modul Badan Diklat Kejaksaan R.I, Pendidikan dam Pelatihan
Pembentukan Jaksa 2019 Modul Hukum Acara Pidana, Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kejaksaan Republik Indonesia, Jakarta, 2019, Hlm 42.
25

C. Kewenangan Pembuatan Surat Dakwaan Menurut Hukum Acara Pidana

Menurut Pasal 14 huruf d KUHAP, yang berwenang membuat surat

dakwaan adalah Penuntut Umum. Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi

wewenang oleh Undang-Undang untuk melakukan penuntutan dan penetapan

hakim.16 Kewenangan penuntut umum diatur dalam pasal 14 KUHAP, yaitu

sebagai berikut.17

1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik

atau penyidik pembantu.

2. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan serta memberikan

petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik.

3. Memberikan perpanjangan penahanan dan melakukan penahanan

lanjutan jika perkaranya sudah diserahkan ke kejaksaan.

4. Membuat surat dakwaan.

5. Melimpahkan perkara ke pengadilan.

6. Memberitahuan kepada terdakwa mengenai hari dan waktu perkara

disidangkan disertai surat pengadilan.

7. Melakukan penuntutan.

8. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup penuntutan.

9. Melaksanakan penetapan hakim.

Kewenangan penuntutan dibagi tiga, yaitu sebagai berikut.

15
Tim Penyusun Modul Badan Diklat Kejaksaan R.I, Pendidikan dam Pelatihan
Pembentukan Jaksa 2019 Modul Hukum Acara Pidana, Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kejaksaan Republik Indonesia, Jakarta, 2019, Hlm 42.
16
Paul SinlaEloE, Op.cit, Hlm 3.
17
Monang Siahaan, Op.cit, Hlm 27.
26

1. Tahap prapenuntutan : kegiatan mulai pemeriksaan berkas perkara,

memberikan pendapat sudah lengkap atau tidak berkas perkara, dan

perpanjanga penahanan.

2. Tahap penuntutan : meliputi penerimaan berkas perkara, melakukan

penahanan lanjutan atau tidak, membuat surat dakwaan, melimpahkan

perkara ke pengadilan, memberitahukan hari sidang disertai surat

panggilan, menyampaikan surat tuntutan.

3. Tahap eksekusi : pelaksanaan penetapan dan putusan hakim baik

terhadap tersangka maupun barang buktinya.18

1. Pengertian Prapenuntutan

Prapenuntutan dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian, pemberian

petunjuk dan atau sikap yang diambil penuntut umum terhadap berkas

perkara (tahap I) yang diserahkan penyidik setelah penelitian dilakukannya.

Sasaran penelitian terhadap perkara meliputi syarat-formal yang meliputi

kelengkapan berkas terkait keabsahan surat-surat terutama berita acara,

sedangkan syarat materil terkait alat bukti, yaitu minimal dua alat bukti serta

keterkaitan satu sama lain alat bukti sehingga dapat disimpulakan perbuatan

terdakwa sudah cukup terbukti.19

18
Monang Siahaan , Ibid, Hlm 28.
19
Monang Siahaan , Ibid, Hlm 28.
27

2. Pengertian Penuntutan

Pengertian penuntutan, yaitu tindakan penuntut umum untuk melimpahkan

perkara pidana ke Pengadilan Negeri disertai dengan surat dakwaan menurut

cara yang diatur dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa

dan diputus oleh hakim disidang pengadilan. Surat dakwaan merupakan

mahkota bagi penuntut umum dalam menyelesaikan suatu perkara, karena

surat dakwaan berfungsi sebagai dasar bagi hakim, jaksa, penuntut umum,

dan penasehat hukum untuk melakukan pemeriksaan terhadap berkas

perkara, terdakwa, alat bukti dan barang bukti yang dihadapkan di depan

persidangan untuk menentukan apakah benar terdakwa yang melakukan

tindak pidana sebagaimana yang diuraikan jaksa penuntut umum dan apakah

terhadap terdakwa dapat dimintai pertanggangungjawaban atas

perbuatannya. Surat tuntutan pidana adalah bagian dari kegiatan penuntutan

yang ditentukan harus dilakukan penuntut umum segera setelah

pemeriksaan di persidangan dinyatakan selesai atau disebut dengan “Straf

vervolging”. Dalam surat tuntutan Pidana isinya, antara lain semua

keterangan saksi, surat saksi ahli, keterangan terdakwa disampaikan dimuka

hakim, barang bukti dirampas untuk negara, atau dimusnahkan atau

dikembalikan kepada pihak yang berwenang, serta tuntutan lamanya

terdakwa dihukum, dan lain-lain.20

20
Monang Siahaan , Ibid, Hlm 29.
28

3. Pengertian Eksekusi

Tahap eksekusi adalah suatu kondisi di mana jaksa penuntut umum

melaksanakan putusan hakim yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang

pasti.21

4. Surat Dakwaan

a. Bentuk surat dakwaan, yaitu:22

1. Dakwaan Tunggal

Dalam surat dakwaan dakwaan tunggal ini, terdakwa hanya didakwa 1

(satu) tindak pidana saja. Surat dakwaan ini dilakukan oleh penuntut

umum, manakala ada keyakinan bahwa memang terdakwa terbukti

dengan satu dakwaan ini saja. Contoh surat dakwaan tunggal. Misalnya

terdakwa hanya didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana diatur

dan diancam dengan Pasal 362 KUHP.

2. Dakwaan Alternatif

Makna surat dakwaan alternatif atau saling mengecualikan di sini yaitu:

a) Terdakwa secara faktual atau nyata didakwa lebih dari 1 (satu) tindak

pidana, tetapi pada hakikatnya hanya dipersalahkan 1 (satu) tindak

pidana;

b) Hakim bebas memilih langsung memeriksa salah satu dakwaan yang

dianggap terbukti tanpa terikat urutan dakwaan;

c) Ciri surat dakwaan alternatif di sini yaitu ada kata “atau”

21
Monang Siahaan, Ibid, Hlm 29.
22
Didik Endro Purwoleksono, Ibid, Hlm 97-98.
29

d) Dakwaan Kesatu : Pasal 378 KUHP

Atau

Dakwaan Kedua : Pasal 362 KUHP

3. Dakwaan Subsidair

a) Terdakwa secara faktual atau nyata didakwa lebih dari 1 (satu) tindak

pidana, tetapi pada hakikatnya terdakwa hanya dipersalahkan 1 (satu)

tindak pidana;

b) Dakwaaan terberat (Primair) diperiksa lebih dahulu;

c) Dakwaan Primair terbukti, dakwaan yang lain tidak perlu dibuktikan;

d) Dakwaan Primair : 340 KUHP

Dakwaan Subsidair : 338 KUHP

Dakwaan Lebih subsidair : 355 ayat (2) KUHP.

4. Dakwaan Kumulatif

a) Seseorang atau lebih melakukan beberapa tindak pidana yang berdiri

sendiri-sendiri dan harus dibuktikan semuanya;

b) Terbukti semua, dijatuhkan hanya 1 (satu) tindak pidana saja (Ingat

teori Concursus Pasal 65 KUHP)

c) Dakwaan Kesatu : 362 KUHP

Dan

Dakwaan Kedua : 303 ayat (1) KUHP

Dan

Dakwaan Ketiga : 359 KUHP


30

5. Dakwaan Kombinasi23

Disebutkan dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini

dikombinasikan/digabungkan antar dakwaan kumulatif dengan dakwaan

alternatif atau subsidair. Timbulnya bentuk ini seiring dengan

perkembangan dibidang kriminalitas yang semakin variatif baik dalam

bentuk/jenisnya maupun dalam modus operandi yang dipergunakan.

Misalnya didakwakan.

Kesatu:

Primair : Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP)

Subsidair : Pembunuhan biasa (pasal 338 KUHP)

Lebih Subsidair : Penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang

(pasal 351 ayat (3) KUHP);

Kedua:

Primair : Pencurian dengan pemberatan (pasal 363 KUHP),

Subsidair : Pencurian (pasal 362 KUHP), dan

Ketiga :

Perkosaan (pasal 285 KUHP)

b. Isi surat dakwaan

Berdasarkan pasal 143 KUHAP isi surat dakwaan, yaitu identitas

terdakwa.

1. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,

kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka.

23
Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : SE-004/J.A/11/1993
Tentang Pembuatan Surat Dakwaan.
31

2. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang

didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana

dilakukan.

3. Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut

di atas batal demi hukum.24

24
Monag Siahaan, Ibid, Hlm 30.

Anda mungkin juga menyukai