Anda di halaman 1dari 3

Majelis Hakim yang kami Muliakan,

Saudara kuasa hukum Tergugat yang kami Hormati,


Serta Hadirin Sidang sekalian.
Pada kesempatan ini izinkanlah kami kuasa hukum dari Penggugat untuk membacakan
Replik kami.
Replik
1. PENGGUGAT berpegang teguh pada dalil-dalil yang dikemukakan dalam
gugatannya, dan menolak dengan tegas semua dalil PARA TERGUGAT dalam
Jawabannya tertanggal 11 Mei 2009 baik dalam eksepsi maupun dalam pokok
perkara, kecuali yang diakui secara tegas oleh PENGGUGAT;
2. PENGGUGAT menyatakan secara tegas bahwa apa yang telah diungkapkan oleh
PARA PENGGUGAT dalam gugatannya tertanggal 4 Mei 2009 merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari REPLIK PENGGUGAT ini dan sekaligus
untuk membantah dalil-dalil TERGUGAT dalam jawabannya;
3. PENGGUGAT dengan tegas menyatakan bahwa TERGUGAT memang
TERGUGAT yang seharusnya. Dikarenakan barang bukti surat yang kami pegang
berupa surat izin Lingkungan beratas namakan TERGUGAT;
4. Bahwa belum melakukan musyawarah secara kekeluargaan sebelum perkara ini
diajukan kepada Pengadilan Negeri;

5. Bahwa TERGUGAT memalsukan dokumen dalam pembangunan PT S & B


Investama;
6. Bahwa TERGUGAT melakukan perbuatan melawan hokum;
7. Bahwa pihak PENGGUGAT merasakan kerugian dari pihak TERGUGAT karena
adanya pembangunan PT S & B Investama;

8. Bahwa PENGGUGAT dapat membuktikan bahwa pembangunan PT S & B


Investama mengakibatkan ekosistem yang berada dibawah pantai rusak, ikan tidak
bisa berkembang biak;

9. Bahwa PENGGUGAT tetap pada gugatannya.

PRIMAIR ;
A. DALAM EKSEPSI
1. Menolak eksepsi TERGUGAT

Eksepsi Kewenangan Mengadili


1. Tidak berwenang secara “absolute”
Persoalan kewenangan absolut mengadili (absolute
competency), sebagai akibat Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman yang telah menetapkan dan membagi “yuridiksi
substantif” untuk setiap lingkungan peradi lan pada satu segi, dan
pada segi lain disebabkan faktor pembentukan jenis peradilan
khusus yang kewenangannya secara absolut diberikan kepada
peradilan khusus tersebut.
2. Tidak berwenang secara “relatif”
Kompetensi relatif berkaitan dengan wilayah hukum dari
suatu pengadilan dalam satu lingkungan peradilan yang sama, hal ini
sebagaimana diatur dalam Pasal 118 HIR.
A. Surat gugatan Tidak Dapat Diterima
Menurut M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara
Perdata halaman 438, yang juga memberikan penjelasan mengenai
Surat Gugatan tidak dapat diterima. Adapun alasan yang harus
dijadikan bahwa gugatan tidak dapat diterima adalah :
Error In Persona
Orang yang diajukan sebagai TERGUGAT “keliru”, yang
semestinya diajukan sebagai TERGUGAT adalah orang lain,
karena merupakan pelaku pencemaran lingkungan yang
sebenarnya. Dalam peristiwa orang yang diajukan sebagai tergugat
bukan pelaku pencemran lingkungan yang sebenarnya, pada
gugatan terkandung cacat atau kekeliruan error in persona dalam
bentuk disqualification in person. Jika terjadi kekeliruan yang
demikian penuntut umum telah mendakwa seseorang yang tidak
mempunyai hubungan hukum dan pertanggungjawaban dengan
pencemran lingkungan atau kejahatan yang didakwakan. Oleh
karena itu, Gugatan kuasa hukum penggugat harus dinyatakan tidak
dapat diterima. Dalam kasus yang seperti ini, putusan “tidak final”
dalam arti “relatif”.
DALAM EKSEPSI
1. Menolak eksepsi TERGUGAT

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak seluruh jawaban TERGUGAT

2. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT seluruhnya sebagaimana tercantum


dalam gugatan PENGGUGAT tertanggal 4 Mei 2009

3. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara.

Demikian REPLIK PENGGUGAT atas JAWABAN TERGUGAT, atas


perhatian Majelis Hakim yang terhormat kami mengucapkan terima kasih

SUBSIDAIR :

Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat
lain. Penggugat mohon putusannya yang seadil-adilnya (ex aquo et bono ).

Hormat Kami,

( Dewi Wahyuni, S.H., M.H )

Anda mungkin juga menyukai