Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Eksepsi dan
Surat Dakwaan" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Bantuan Hukum. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ilham Akbar, S.H.I., S.H.,
M.H. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bantuan Hukum. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2
C. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan tentang pengertian eksepsi
2. Menjelaskan tentang surat dakwaan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis-jenis eksepsi
Untuk lebih memudahkan, eksepsi sendiri dibagi menjadi tiga jenis yaitu,
Eksepsi Prosesual, Eksepsi Hukum Materil, Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi
Kompetensi dan Eksepsi Hukum Materil.
1) Eksepsi Prosesual
Eksepsi Prosesual adalah eksepsi mengenai adanya cacat formil pada
gugatan yang membuat gugatan tersebut tidak sah, yang pada putusannya nanti
bisa dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard). Contohnya
adalah eksepsi kewenangan absolut dan eksepsi kewenangan relatif.
1
Maria Amanda“Hukum Acara Perdata”, diakses dari
https://www.hukumacaraperdata.com/eksepsi/jenis-jenis-eksepsi/ , pada tanggal 9 Juni 2023, pukul
21.04.
4
berwenang mengadili perkara tersebut. Pada akhirnya gugatan harus
diajukan ulang kepada Pengadilan Agama.
“Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak masuk kuasa pengadilan
negeri, maka pada sebarang waktu dalam pemeriksaan perkara itu, boleh diminta
supaya hakim mengaku dirinya tidak berkuasa dan hakim itupun wajib pula
mengaku karena jabatannya bahwa ia tidak berkuasa”.
Untuk lebih lengkapnya terkait dengan kompetensi relatif ada dalam Pasal
118 HIR yang berbunyi;
(1) Tuntutan (gugatan) perdata yang pada tingkat pertama termasuk lingkup
wewenang pengadilan negeri, harus diajukan dengan surat permintaan (surat
gugatan) yang ditandatangan oleh penggugat, atau oleh wakilnya menurut pasal
5
123, kepada ketua pengadilan negeri di tempat diam si tergugat, atau jika tempat
diamnya tidak diketahui, kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggalnya
yang sebenarnya.
(2) Jika yang digugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak tinggal di daerah
hukum pengadilan negeri yang sama, maka tuntutan itu diajukan kepada ketua
pengadilan negeri ditempat salah seorang tergugat yang dipilih oleh penggugat.
Jika yang digugat itu adalah seorang debitur utama dan seorang penanggungnya
maka tanpa mengurangi ketentuan pasal 6 ayat (2) “Reglemen Susunnan
Kehakiman dan Kebijaksanaan mengadili di Indonesia”, tuntutan itu diajukan
kepada ketua penga- dilan negeri di tempat tinggal debitur utama atau salah
Seorang debitur utama.
(3) Jika tidak diketahui tempat diam si tergugat dan tempat tinggalnya yang
sebenarnya, atau jika tidak dikenal orangnya, maka tuntutan itu diajukan kepada
ketua pengadilan negeri di tempat tinggal penggugat atau salah seorang
penggugat, atau kalau tuntutan itu tentang barang tetap, diajukan kepada ketua
pengadilan negeri yang dalam daerah hukumnya terletak barang tersebut.
(4) Jika ada suatu tempat tinggal yang dipilih dengan surat akta, maka penggugat,
kalau mau, boleh mengajukan tuntutannya kepada ketua pengadilan negeri yang
a) Exceptio dilatoria
Merupakan eksepsi yang menyatakan gugatan dinyatakan terlalu dini
untuk dilayangkan karena dianggap masih prematur. Jadi seharusnya
Pengadilan belum berwenang untuk memutus perkara itu.
b) Exceptio peremptoria
Merupakan eksepsi yang mengeyampingkan gugatan Penggugat atau
permasalahan tersebut tidak dapat diajukan ke pengadilan karena sudah
6
ada kompensasi, sudah dibayar atau hal lainnya sebagaimana yang
dikatakan dalam Pasal 1381 KUHPerdata. Adapun pasal tersebut
menyebutkan Perikatan hapus karena hal sbb :
karena pembayaran;
karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau
penitipan;
karena pembaruan utang;
karena perjumpaan utang atau kompensasi;
karena percampuran utang;
karena pembebasan utang;
karena musnahnya barang yang terutang;
karena kebatalan atau pembatalan;
karena berlakunya suatu syarat pembatalan, yang diatur dalam Bab I
buku ini;dan
karena lewat waktu, yang akan diatur dalam suatu bab sendiri.
7
c) Eksepsi ne bis in idem
Merupakan eksepsi yang diajukan oleh Tergugat, pada intinya menyatakan
bahwa gugatan yang diajukan Penggugat sudah pernah diputuskan
pengadilan dan berkekuatan hukum tetap.
d) Eksepsi Obscuur Libel
Merupakan eksepsi terkait gugatan tidak terang atau isinya tidak jelas.
2
Sulistyowati, Panduan Praktik Sidang Perdata Bagi Advokat Baru, ( Yogyakarta: Penerbit
Elmatera, 2020), hal 58-65.
8
ketentuan KUHAP, sebab prinsip yang diatur dalam HIR dan KUHAP terdapat
beberapa perbedaan.terutama yang menyangkut pasal 83 HIR, yang menegaskan
surat tolakan jaksa bukan merupakan surat tuduhan dalm arti kata
yangsebenarnya. Yang membuat surat tuduhan menurut HIR adalah ketua
pengadilan negri, yang mempunyai wewenang untuk mengubah isi surat tolakan
jaksa.
Surat dakwaan merupakan senjata yang hanya bisa digunakan oleh Jaksa
Penuntut Umum berdasarkan atas asas oportunitas yang memberikan hak kepada
jaksa penuntut umum sebagai wakil dari negara untuk melakukan penuntutan
kepada terdakwa pelaku tindak pidana. Demi keabsahannya, maka surat dakwaan
harus dibuat dengan sebaik-baiknya sehingga memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:Syarat Formil, diantara syarat formil yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut :Diberi tanggal dan ditanda tangani oleh Penuntut Umum;Berisi identitas
terdakwa/para terdakwa, meliputi nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal
lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa
(Pasal 143 ayat 2 huruf a KUHAP). Identitas tersebut dimaksudkan agar orang
yang didakwa dan diperiksa di depan sidang pengadilan adalah benar-benar
terdakwa yang sebenarnya dan bukan orang lain. Apabila syarat formil ini tidak
seluruhnya dipenuhi dapat dibatalkanoleh hakim (vernietigbaar) dan bukan batal
demi hukum karena dinilai tidak jelas terhadap siapa dakwaan tersebut
ditujukan.Syarat Materiil:a. Menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana
dilakukanDalam menyusun surat dakwaan, Penguraian unsur mengenai waktu
tindak pidana dilakukan adalah sangat penting karena hal ini berkaitan dengan
hal-hal mengenai azas legalitas, penentuan recidive, alibi, kadaluarsa, kepastian
umur terdakwa atau korban, serta hal-hal yang memberatkan terdakwa. Begitu
juga halnya dengan penguraian tentang tempat terjadinya tindak pidana
dikarenakan berkaitan dengan kompetensi relatif pengadilan, ruang lingkup
berlakunya UU tindak pidana serta unsur yang disyaratkan dalam tindak pidana
tertentu misalnya “di muka umum, di dalam pekarangan tertutup) dan lain-lain.
Proses Menyusun Surat Dakwaan
9
1) Voeging, Voeging adalah penggabungan berkas perkara dalam melakukan
penuntutan dan dapat dilakukan jika (pasal 141 KUHAP) :Beberapa tindak
pidanaBeberapa tindak pidana yang dilakukan satu orang atau lebihBelum
diperiksa dan akan diperiksa bersama
2) Splitsing, Selain pengganbungan perara PU juga mempunyai ha untuk
melakukan penuntutan dengan jalan memisahan perkara (pasal 142
KUHAP). Splitsing dilakukan dengan membuat berkas perkara baru
dimana para tersangka saling menjadi saksi. Hal ini dilakukan untuk
memperkuat dakwaan PU.
10
perumusannya dan sederhana pula dalam pembuktian dan penerapan
hukumnya.
2) Dakwaan AlternatifDalam bentuk dakwaan demikian, maka dakwaan
tersusun dari beberapa tindak pidana yang didakwakan antara tindak
pidana yang satu dengan tindak pidana yang lain bersifat saling
mengecualikan. Dalam dakwaan ini,terdakwa secara faktual didakwakan
lebih dari satu tindakpidana, tetapi pada hakikatnya ia hanya didakwa satu
tindak pidana saja. Biasanya dalam penulisannya menggunakan kata
“atau”. Dasar pertimbangan penggunaan dakwaan alternatif adalah karena
penuntut umum belum yakin benar tentang kualifikasi atau pasal yang
tepat untuk diterapkan pada tindak pidana tersebut, maka untuk
memperkecil peluang lolosnya terdakwa dari dakwaan digunakanlah
bentuk dakwaan alternatif. Biasanya dakwaan demikian, dipergunakan
dalam hal antara kualifikasi tindak pidana yang satu dengan kualifikasi
tindak pidana yang lain menunjukkan corak/ciri yang sama atau hampir
bersamaan, misalnya:pencurian atau penadahan, penipuan atau
penggelapan, pembunuhan atau penganiayaan yang mengakibatkan mati
dan sebagainya. Jaksa menggunakan kata sambung “atau”.
3) Dakwaan SubsidiairBentuk dakwaan ini dipergunakan apabila suatu akibat
yang ditimbulkan oleh suatu tindak pidana menyentuh atau menyinggung
beberapa ketentuan pidana. Keadaan demikian dapat menimbulkan
keraguan pada penunutut umum, baik mengenai kualifikasi tindak
pidananya maupun mengenai pasal yang dilanggarnya. Dalam dakwaan
ini, terdakwa didakwakan satu tindak pidana saja. Oleh karena itu,
penuntut umum memilih untuk menyusun dakwaan yang berbentuk
subsider, dimana tindak pidana yang diancam dengan pidana pokok
terberat ditempatkan pada lapisan atas dan tindak pidana yang diancam
dengan pidana yang lebih ringan ditempatkan di bawahnya. Konsekuensi
pembuktiannya, jika satu dakwaan telah terbukti, maka dakwaan
selebihnya tidak perlu dibuktikan lagi. Biasanya menggunakan istilah
primer, subsidiair dan seterusnya. Meskipun dalam dakwaan tersebut
11
terdapat beberapa tindak pidana, tetapi yang dibuktikan hanya salah satu
saja dari tindak pidana yang didakwakan itu.
4) Dakwaan KumulatifDakwaan kumulatif bisa juga disebut dakwaan yang
berbentuk multiple, yakni surat dakwaan yang disusun berupa rangkaian
dari “beberapa dakwaan” atas kejahatan atau “pelanggaran”. Atau ada juga
yang mengartikannya “gabungan” dari beberapa dakwaan
sekaligus.Bentuk dakwaan ini dipergunakan dalam hal menghadapi
seorang yang melakukan beberapa tindak pidana atau beberapa orang yang
melakukan satu tindak pidana. Dalam dakwaan ini, terdakwa didakwakan
beberapa tindak pidana sekaligus. Biasanya dakwaan akan disusun
menjadi dakwaan satu, dakwaan dua dan seterusnya. Jadi, dakwaan ini
dipergunakan dalam hal terjadinya kumulasi, baik kumulasi perbuatan
maupun kumulasi pelakunya. Jaksa menerapkan dua pasal sekaligus
dengan menerapkan kata sambung “dan”.
5) Dakwaan Campuran/KombinasiBentuk dakwaan ini merupakan gabungan
antara bentuk kumulatif dengan dakwaan alternatif ataupun dakwaan
subsidiair. Ada dua perbuatan, jaksa ragu-ragu mengenai perbuatan
tersebut dilakukan. Biasanya dakwaan ini digunakan dalam perkara
narkotika.
12
2. dapat mempersiapkan pembelaan atau mengajukan bukti sebaliknya
3. dasar melakukan upaya hukum
d.bagi hakim merupakan itis contestatio yaitu sebagai dasar sekaligus batas
bagi oemeriksaan dan penilaian di persidangan oleh karena itu dalam
menjatuhkan putusan tidak boleh lebih atau kurang dari tindak pidana
yang di dakwakan. yang di perbolehkan adalah menjatuhkan putusan
dengan pidana yang lebih berat atau yang lebih ringan daripada tuntutan
pidana
13
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Surat dakwaan adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana
yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil
pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam
pemeriksaan dimuka sidang pengadilan.Surat dakwaan dibuat oleh penuntut
umum sebagai dasar dalam memeriksa perkara pidana di pengadilan sekaligus
berfungsi membatasi ruang lingkup pemeriksaan
B. SARAN
Demikian makalah ini saya selesaikan sebagai salah satu tugas perkuliahan
pada semester enam ini. Namun kami sebagai penyusun, menyadari terdapat
kekurangan maupun kekhilafan atau kesalahan, baik dalam penyelesaian maupun
pemaparan dari makalah kami ini. Maka dari itu, kami sangat mengharap dari para
pembaca atau pendengar sekalian, baik teman-teman maupun Bapak Dosen
sebagai pembimbing dalam mata kuliah ini, untuk turut serta dalam memberikan
kritik yang membangun dan saran yang baik tentunya agar kedepannya nanti kami
akan dan bisa menjadi lebih maju dan baik dari sebelumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
INTERNET
15