Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara
Disusun oleh :
Kelompok 6
SEMESTER IV/A
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini yang diantaranya :
1. Bapak Taufiq Alamsyah, S.H, M.H selaku dosen pengampu mata kuliah
Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara.
2. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
3. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan berupa dorongan doa dan
juga materil.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan
bagi pembaca, Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Kesimpulan..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
W. Riawan Tjandra, Peradilan Tata Usaha Negara, ( Universitas Atma Djaya Jogjakarta,
Yogyakarta, 1996 ) Hal 103.
1
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik itu untuk
penulis sendiri maupun untuk orang lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui proses susunan tahap pemeriksaan persidangan PTUN
2. Mengetahui para pelaku persidangan dalam PTUN
3. Mengetahui proses pemeriksaan Acara Biasa, Pemeriksaan Acara
Cepat dan Pemeriksaan Acara Singkat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jawaban pokok sengketa dan eksepsi, atau
Jawaban pokok sengketa saja.2
1. Surat atau tulisan ( Pasal 100 ayat (1) huruf a Undang Undang
Nomor 5 Tahun 1986
2
Martiman Prodjohamidkojo, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, ( Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1996 ) hal 10 – 11.
4
pengadilan berlangsung penggugat atau tergugat harus memperlihatkan asli dari
alat alat bukti tersebut kepada hakim untuk diteliti apakah foto copy dari alat bukti
yang dimaksud sesuai atau tidak sesuai dengan yang aslinya.
2. Keterangan Ahli ( Pasal 100 ayat (1) huruf b Undang – Undang Nomor 5
Tahun 1986.
3. Keterangan Saksi ( Pasal 100 ayat (1) huruf c Undang – Undang Nomor 5
Tahun 1986.
3
R. Wiyono, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2014 ) Hal 142.
5
B. Para pelaku persidangan dalam PTUN
Pihak penggugat
Pihak tergugat
Apabila pihak ketiga yang belum pernah ikut serta atau diikut sertakan selama
waktu pemeriksaan sengketa yang bersangkutan, pihak ketiga tersebut berhak
mengajukan gugatan perlawanan terhadap pelaksana putusan pengadilan tersebut
kepada pengadilan yang mengadili sengketa tersebut pada tingkat pertama ( pasal
118 ayat 1 )
6
Pemberian kuasa
Apabila di kehendaki, para pihak dapat diwakili atau didampingi oleh seorang
kuasa atau beberapa orang kuasa. Pemberian kuasa ini dapat dilakukan sebelum
atau selama perkara diperiksa. Pemberian surat kuasa yang dilakukan sebelum
perkara diperiksa harus secara tertulis dengan membuat surat kuasa khusus.4
Hakim
Pemeriksaan dengan acara biasa diatur mulai Pasal 108 UU PTUN. Jika tidak
terdapat alasan khusus yang memenuhi criteria Pasal 98-99 UU PTUN. Sengketa
di PTUN akan diperiksa dengan acara pemeriksaan biasa. Batas waktu
pemeriksaan acara biasa tidak boleh lewat waktu enam bulan sejak tanggal
registrasi sengketa tata usaha negara oleh kepaniteraan PTUN.
4
Yuslim, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2015 ) Hal 90.
7
a) Gugatan dinyatakan gugur.
b) Penggugat harus membayar biaya perkara.
Perubahan gugatan hanya dalam arti menambah alasan yang menjadi dasar
gugatan sampai dengan tingkat replik.
Penggugat tidak boleh menambah tuntutannya yang akan merugikan
penggugat dalam pembelaannya.
Perubahan yang diperkenankan adalah perubahan yang bersifat megurangi
tuntutan semula.
8
kepentingan penggugat, hal tersebut dipertimbangkan dengan seksama oleh
hakim.5
Masuknya pihak ketiga pada sengketa yang sedang berjalan dilakukan atas
dasar kemauan sendiri ingin mempertahankan atau membela hak dan
kepentingannya agar ia jangan sampai dirugikan oleh keputusan pengadilan.
Masuknya pihak ketiga dalam sengketa TUN yang sedang berjalan karena
permintaan salah satu pihak dengan maksud agar pihak ketiga itu selama
peruses bergabung dengan dirinya untuk memperkuat posisi hukumnya dalam
sengketa TUN tersebut.
Masuknya pidak ketiga dalam sengketa TUN yang sedang berjalan atau
prakarsa hakim yang memeriksa sengketa TUN tersebut.
5
Wicipto Setiadi, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara suatu Perbandingan, ( Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2001 ) Hal 103.
9
Negara memiliki exorbitante rechten (hak istimewa) sedangkan penggugat
tidak.
Negara memiliki paksaan secara fisik sedangkan peggugat tidak.
Perkara administrasi Negara pada hakikatnya tidak menunda kegiatan
pelaksanaan administrasi Negara yang tindakannya dipersoalkan.
Tidak adanya sita jaminan dan pelaksanaan yang dapat dijalankan terlebih
dahulu walaupun masih ada upaya hukum lain.
Prosedur dismisal
Pemeriksaan persiapan
6
Ibid, Hal 104.
10
Pengadilan supaya pemeriksaan sengketa dipercepat. Pemeriksaan dengan acara
cepat dilakukan dengan Hakim Tunggal.
Philipus (hal. 331 – 332) memberikan perbedaan antara acara biasa, acara
cepat, dan acara singkat sebagai berikut:
1. Acara Biasa
Diawali dengan pemeriksaan persiapan dengan majelis hakim 3 orang
Tahapan penanganan sengketa:
Prosedur dismisal
7
Philipus M.Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, ( UGM Press, 2011 ) Hal 331.
11
Pemeriksaan persiapan
Pemeriksaan di sidang pengadilan
Bentuk akhir: putusan (vonis)
2. Acara Cepat
Dilakukan karena kepentingan mendesak dengan hakim tunggal
Dalam hal permohonan dikabulkan, pemeriksaan acara cepat dilakukan tanpa
melalui prosedur pemeriksaan persiapan.
Bentuk akhir: putusan (vonis)
3. Acara Singkat
Dilakukan terhadap perlawanan
Penundaan pelaksanaan TUN, tidak untuk menyelesaikan pokok sengketa
Bentuk akhir: penetapan8
BAB III
PENUTUP
8
Ibid, Hal 332.
12
A. Kesimpulan
Susunan tahap pemeriksaan persidangan di PTUN
Pembacaan gugatan
Replik
Duplik
Tahap pengajuan Alat bukti
Tahap pengajuan kesimpulan
Tahap penjatuhan putusan
Philipus (hal. 331 – 332) memberikan perbedaan antara acara biasa, acara
cepat, dan acara singkat sebagai berikut:
Acara Biasa
Acara Cepat
13
Dalam hal permohonan dikabulkan, pemeriksaan acara cepat dilakukan tanpa
melalui prosedur pemeriksaan persiapan.
Bentuk akhir: putusan (vonis)
Acara Singkat
Hanya inilah yang dapat kami selesaikan dalam proses pembuatan makalah
ini, meskipun dalam sistematika penulisan masih jauh dari kata sempurna serta
masih banyak kekurangan, karena kami adalah manusia yang tempatnya salah dan
dosa.
Dan kami juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadi motivasi
untuk masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara Bapak Tuafiq Alamsyah, S.H, M.H yang telah
memberikan arahan dalam proses pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
14
Prodjohamidkojo Martiman, 1996, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta:
Ghalia IndIndonesi
Setiadi Wicipto, 2001, Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara suatu
Perbandingan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tjandra W Riawan, 1996, Peradilan Tata Usaha Negara, Universitas Atma Djaya
Jogjakarta, Yogyakarta.
Wiyono R, 2014, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta: Sinar Grafika.
Yuslim, 2015, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta: Sinar Grafika.
15