Anda di halaman 1dari 16

Pemeriksaan Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur


Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Sugianto, SH., MH.
Mohamad Subito, SH., MH.

Disusun oleh kelompok 5 (HK 4/C) :


1. Najiyah (2108201095)
2. Miftah (2108201028)
3. Irvan Dea Andrean (2108201108)

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
1444H/2023M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemeriksaan
Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur
bapak Prof.Dr. E Sugianto M. H. pada mata kuliah Hukum Acara Pidana. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Prof.Dr. E Sugianto M. H. selaku dosen
pengampu matakuliah Hukum Acara Pidana yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

majalengka, 3 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Definisi Pemeriksaan Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat ........................... 3
B. Prosedur Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat ............................................... 5
C. Perbedaan Pemeriksaan Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat ....................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradilan di Indonesia merupakan salah satu lembaga negara yang memiliki
peran penting dalam menegakkan hukum dan keadilan. Namun, dalam kenyataannya,
terdapat banyak masalah yang masih dihadapi oleh peradilan di Indonesia, seperti
rendahnya efisiensi dan efektivitas peradilan, terutama dalam menyelesaikan perkara-
perkara yang bersifat ringan atau sederhana.
Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas peradilan di
Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM mengeluarkan
kebijakan tentang penerapan sidang acara cepat dan sidang acara singkat. Sidang acara
cepat dan sidang acara singkat merupakan salah satu alternatif penyelesaian perkara
yang bersifat ringan atau sederhana dengan proses yang lebih cepat dan mudah.
Selain itu, peningkatan efisiensi dan efektivitas peradilan di Indonesia juga
menjadi penting mengingat besarnya beban kerja dan jumlah perkara yang masuk ke
pengadilan setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
perkara yang masuk ke pengadilan pada tahun 2020 mencapai 11,5 juta perkara, dengan
perkara-perkara sederhana dan ringan menyumbang sekitar 80% dari total perkara yang
masuk.
Dalam kondisi seperti ini, penggunaan sidang acara cepat dan sidang acara
singkat dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban kerja pengadilan dan
mempercepat penyelesaian perkara. Namun, implementasi sidang acara cepat dan
sidang acara singkat tidak serta merta menjamin peningkatan efisiensi dan efektivitas
peradilan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi,
seperti ketersediaan sarana dan prasarana, kecukupan sumber daya manusia, serta
dukungan dan partisipasi dari masyarakat dan lembaga-lembaga terkait.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang sidang acara
cepat dan sidang acara singkat ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut
mengenai definisi, prosedur, perbedaan antara sidang acara cepat dan sidang acara
singkat di peradilan Indonesia. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang sidang acara cepat dan sidang acara singkat bagi
masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sidang acara cepat dan sidang acara singkat?
2. Bagaimana prosedur sidang acara cepat dan sidang acara singkat?
3. Apa perbedaan sidang acara cepat dan sidang acara singkat?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu sidang acara cepat dan sidang acara singkat
2. Untuk mengetahui prosedur sidang acara cepat dan sidang acara singkat
3. Untuk mengetahui apa saja perbedaan antara sidang acara pidana dan sidang acara
singkat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pemeriksaan Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat


1. Sidang Acara Cepat
Sidang acara cepat adalah prosedur hukum yang memungkinkan pengadilan
untuk menyelesaikan perkara pidana dengan proses yang lebih singkat dan sederhana
dibandingkan dengan persidangan biasa. Sidang acara cepat biasanya digunakan untuk
menyelesaikan perkara tindak pidana ringan dan perkara pelanggaran lalu lintas jalan
yang tidak memerlukan pembuktian yang rumit. 1
Proses sidang acara cepat dimulai dengan pemeriksaan tersangka dan barang
bukti oleh penyidik polisi. Jika penyidik polisi telah mengumpulkan bukti yang cukup,
maka tersangka dapat dijadwalkan untuk menjalani sidang acara cepat di pengadilan.
Sidang acara cepat diadakan secara sederhana dan singkat, biasanya hanya
memakan waktu beberapa jam atau satu hari. Sidang acara cepat dipimpin oleh hakim
tunggal, tanpa adanya jaksa penuntut umum. Tersangka juga tidak diwajibkan untuk
hadir dengan pengacara. 2
Dalam sidang acara cepat, hakim langsung memutuskan apakah tersangka
bersalah atau tidak bersalah, dan menetapkan hukuman jika ditemukan bersalah.
Hukuman yang diberikan dalam sidang acara cepat biasanya lebih ringan dibandingkan
dengan hukuman yang diberikan dalam persidangan biasa.
Sidang acara cepat bertujuan untuk memberikan kepastian hukum yang cepat
bagi tersangka, mengurangi beban kerja pengadilan, dan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas peradilan. Namun, penggunaan sidang acara cepat juga memiliki risiko
terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dan keadilan, sehingga perlu dilakukan
evaluasi dan pengawasan terhadap implementasi sidang acara cepat.

1
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/05/22/01300021/3-jenis-acara-pemeriksaan-persidangan-
perkara-pidana. Diakses pada 2 April 2023
2
https://yuridis.id/pasal-204-kuhap-kitab-undang-undang-hukum-acara-pidana/. Diakses pada 2 April
2023

3
Acara pemeriksaan Cepat diatur dalam Bab XVI Bagian Keenam KUHAP yang
terdiri atas 2 paragraf, yakni:3
Paragraf 1 berisi tentang Acara Pemeriksaan Tindak Pidana Ringan, terdiri dari
Pasal 205, Pasal 206, Pasal 207, Pasal 208, Pasal 209, dan Pasal 210 Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
Paragraf 2 berisi tentang Acara Pemeriksaan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas
Jalan. Terdiri dari Pasal 211, Pasal 212, Pasal 213, Pasal 214, Pasal 215, dan Pasal 216
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
2. Sidang Acara Singkat
Sidang acara singkat adalah sebuah prosedur hukum yang digunakan untuk
menyelesaikan perkara dengan proses yang lebih singkat dibandingkan dengan
persidangan biasa. Sidang acara singkat biasanya digunakan untuk menyelesaikan
perkara-perkara yang sederhana dan tidak memerlukan pembuktian yang rumit. 4
Sidang acara singkat diberikan kepada perkara tindak pidana yang ancaman
hukumannya paling lama 5 tahun penjara, kecuali dalam hal pengadilan berpendapat
bahwa perkara tersebut perlu diselesaikan dalam sidang acara biasa.
Prosedur sidang acara singkat dimulai dengan penetapan sidang oleh hakim,
yang harus dilakukan paling lambat 7 hari setelah surat dakwaan diterima oleh
terdakwa. Pada saat sidang, terdakwa dan penasihat hukumnya diberikan kesempatan
untuk memberikan jawaban atas dakwaan yang disampaikan oleh jaksa penuntut
umum.
Setelah itu, hakim akan membacakan tuntutan dari jaksa penuntut umum dan
memberikan kesempatan kepada terdakwa untuk memberikan pembelaan. Apabila
terdakwa mengakui perbuatannya, maka sidang acara singkat dapat langsung dijadikan
putusan tanpa pembuktian lebih lanjut. Namun, jika terdakwa tidak mengakui
perbuatannya, maka sidang dilanjutkan dengan pembuktian.
Pembuktian dalam sidang acara singkat dilakukan dengan cara pemeriksaan
saksi, keterangan ahli, dan barang bukti. Seluruh bukti yang diajukan harus diserahkan
pada saat sidang pertama, kecuali dalam hal terdakwa dan jaksa penuntut umum

3
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.uir.ac.id/1839/1/HUKU
M%2520ACARA%2520PIDANA%2520EDISI%2520I.pdf&ved=2ahUKEwjdirjxt43-
AhWQ8zgGHRc_BbQ4FBAWegQIDhAB&usg=AOvVaw2hJKNWKeNKvJOrMg5Zy97u. Diakses pada 2
April 2023
4
https://www.pn-kuningan.go.id/hal-pemeriksaan-perkara-pidana-dengan-acara-
singkat.html#:~:text=Berdasarkan%20Pasal%20203%20KUHAP%20maka,hukumnya%20mudah%20dan%20si
fatnya%20sederhana. Diakses pada 2 April 2023

4
menyatakan setuju untuk bukti-bukti tambahan yang akan diajukan pada sidang
berikutnya.
Setelah pembuktian selesai, hakim akan memberikan kesempatan terakhir
kepada terdakwa dan jaksa penuntut umum untuk memberikan kesimpulan.
Selanjutnya, hakim akan segera memberikan putusan dalam sidang yang sama, kecuali
dalam hal hakim membutuhkan waktu tambahan untuk mempertimbangkan
putusannya.
Dalam sidang acara singkat, putusan hakim dapat berupa pidana penjara, denda,
atau pembebasan. Putusan hakim dalam sidang acara singkat dapat dianggap final
apabila tidak diajukan banding dalam waktu yang ditentukan.
Acara pemeriksaan singkat diatur pada BAB XVI, Bagian Kelima, Pasal 203-
204 KUHAP. Dahulu Acara Pemeriksaan Singkat ini disebut perkara sumir yang
pembuktiannya mudah dan sifatnya sederhana.5 Pada dasarnya pengertian tentang
“acara pemeriksaan singkat” dapat disimpulkan dari Pasal 203 ayat (1) KUHAP sebagai
berikut “yang diperiksa menurut acara pemeriksaan singkat ialah perkara kejahatan atau
pelanggaran yang tidak termasuk ketentuan Pasal 205 dan menurut penuntut umum
pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana”. 6
Berdasarkan rumusan diatas, Acara Pemeriksaan Singkat adalah pemeriksaan
perkara yang oleh penuntut umum pembuktian dan penerapan hukum mudah dan
sifatnya sederhana serta bukan tindak pidana ringan atau perkara pelanggaran lalu lintas
jalan. Kata mudah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan tercantum artinya:
“Tidak memerlukan banyak tenaga atau pikiran dalam mengerjakan: tidak
sukar, tidak berat, gampang”. Dengan demikian, pembuktian dan penerapan hukum
gampang, tidak sukar, tidak memerlukan banyak pikiran dalam mengerjakannya.
Terdapat pengertian “sifatnya sederhana”, perlu pengamatan tentang arti kata
“sederhana” yakni bersahaja, tidak banyak seluk-beluk kesulitan.7
B. Prosedur Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat
1. Prosedur Sidang Acara Cepat

5
C. Djismán Samosir, tanpa tahun terbit, Hukum Acara Pidana, Nuansa Aulia, Bandung, h. 124
6
Leden Marpaung, 2010, Proses Penanganan Perkara Pidana (Di Kejaksaan & Pengadilan Negeri
Upaya Hukum & Eksekusi), Ed. 2 Cet 1, Sinar Grafika, Jakarta, h. 70.
7
Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, h. 82

5
Acara pemeriksaan cepat diatur dalam bagian keenam Bab XVI KUHAP.
Ketentuan tentang acara pemeriksaan biasa berlaku juga pada pemeriksaan cepat
dengan pengecualian tertentu, hal ini berdasarkan Pasal 210 KUHAP yang menyatakan
bahwa “ketentuan dalam Bagian kesatu, Bagian kedua, dan Bagian ketiga ini (Bab 16)
tetap berlaku sepanjang peraturan itu tidak bertentangan dengan paragraf
ini”.8Pemeriksaan cepat terbagi dalam dua paragraf:
a. Acara pemeriksaan tindak pidana ringan, termasuk delik yang diancam dengan
pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan atau denda sebanyak-
banyaknya tujuh ribu lima ratus dan penghinaan ringan;
Prosedur acara pemeriksaan tindak pidana ringan 9
1) Pengadilan menentukan hari tertentu dalam 7 (tujuh) hari untuk mengadili perkara
dengan acara pemeriksaan tindak pidana ringan.
2) Hari tersebut diberitahukan Pengadilan kepada Penyidik supaya dapat mengetahui
dan mempersiapkan pelimpahan berkas perkara tindak pidana ringan.
3) Pelimpahan perkara tindak pidana ringan, dilakukan Penyidik tanpa melalui aparat
Penuntut Umum.
4) Penyidik mengambil alih wewenang aparat Penuntut Umum.
5) Dalam tempo 3 (tiga) hari Penyidik menghadapkan segala sesuatu yang diperlukan
ke sidang, terhitung sejak Berita Acara Pemeriksaan selesai dibuat Penyidik.
6) Jika terdakwa tidak hadir, Hakim dapat menyerahkan putusan tanpa hadirnya
terdakwa;
7) Setelah Pengadilan menerima perkara dengan Acara Pemeriksaan Tindak Pidana
Ringan, Hakim yang bertugas memerintahkan Panitera untuk mencatat dalam buku
register.
8) Pemeriksaan perkara dengan Hakim tunggal.
9) Pemeriksaan perkara tidak dibuat BAP, karena Berita Acara Pemeriksaan yang
dibuat oleh penyidik sekaligus dianggap dan dijadikan BAP Pengadilan.
10) BAP Pengadilan dibuat, jika ternyata hasil pemeriksaan sidang Pengadilan terdapat
hal-hal yang tidak sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat Penyidik.

8
Riadi Asra Rahmad, Hukum Acara Pidana, Cetakan ke-1, April 2019, (Depok: PT Raja Persada
Grafindo), hal. 89
9
https://pn-karawang.go.id/pemeriksaan-perkara-pidana-acara-cepat.html. Diakses pada 2 April 2023

6
11) Putusan dalam pemeriksaan perkara tindak pidana ringan tidak dibuat secara khusus
dan tidak dicatat/ disatukan dalam BAP. Putusannya cutup berupa bentuk catatan
yang berisi amar-putusan yang disiapkan/dikirim oleh Penyidik.
12) Catatan tersebut ditanda tangani oleh Hakim.
13) Catatan tersebut juga dicatat dalam buku register.
14) Pencatatan dalam buku register ditandatangani oleh Hakim dan Panitera sidang.
b. Acara pemeriksaan pelanggaran lalu lintas jalan, termasuk perkara pelanggaran
tertentu terhadap peraturan perundang- undangan lalu lintas.
Prosedur acara pemeriksaan pelanggaran lalu lintas jalan:
1) Catatan pemeriksaan yang dibuat Penyidik, memuat dakwaan dan pemberitahuan
diserahkan kepada Pengadilan selambat-lambatnya pada kesempatan hari sidang
pertama.
2) Panitera dalam pemeriksaan sidang tidak perlu membuat berita acara. Putusan
adalah berupa catatan Hakim dalam formulir tilang dan Panitera Pengganti melapor
pada petugas register untuk mencatat dalam buku register.
3) Pada hari dan tanggal yang ditentukan dalam pembe¬ritahuan pemeriksaan
terdakwa atau wakilnya tidak datang di sidang Pengadilan pemeriksaan perkara
tidak ditunda tetapi dilanjutkan.
4) Dalam hal putusan diucapkan diluar hadirnya terdakwa, Panitera segera
menyampaikan surat amar putusan kepada terdakwa melalui Penyidik.
5) Penyidik mengembalikan surat amar putusan yang telah diberitahukan itu kepada
Panitera.
6) Panitera meneliti apakah dalam surat amar putusan terdapat tanggal serta tanda
tangan terpidana.
7) Tenggang waktu mengajukan perlawanan 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
pemberitahuan putusan kepada terpidana.
8) Panitera memberitahukan kepada Penyidik tentang adanya pengajuan perlawanan
dari terpidana.
9) Pemberitahuan disusul dengan Penetapan Hakim tentang hari sidang untuk
memeriksa kembali perkara yang bersangkutan.
10) Pengembalian barang sitaan/ bukti segera setelah putusan dijatuhkan dan setelah
yang bersangkutan memenuhi amar putusan.
2. Prosedur Sidang Acara Singkat

7
Acara pemeriksaan singkat diatur dalam Pasal 203-204 KUHAP. Dalam hal ini
mempunyai prosedur sebagai berikut:10
1) Berdasarkan pasal 203 KUHAP maka yang diartikan dengan perkara acara singkat
adalah perkara pidana yang menurut Penuntut Umum pembuktian serta penerapan
hukumnya mudah dan sifatnya sederhana.
2) Pengajuan perkara pidana dengan acara singkat oleh Penuntut Umum dapat
dilakukan pada hari¬-hari persidangan tertentu yang ditetapkan oleh Ketua
Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
3) Pada hari yang telah ditetapkan tersebut penuntut umum langsung membawa dan
melimpahkan perkara singkat kemuka Pengadilan.
4) Ketua Pengadilan Negeri sebelum menentukan hari persidangan dengan acara
singkat, sebaiknya mengadakan koordinasi dengan Kepala Kejaksaan Negeri
setempat dan supaya berkas perkara dengan acara singkat diajukan tiga hari
sebelum hari persidangan.
5) Penunjukan Majelis / Hakim dan hari persidangan disesuaikan dengan keadaan di
daerah masing-masing.
6) Pengembalian berkas perkara kepada kejaksaan atas alasan formal atau berkas
perkara tidak lengkap.
7) Pengembalian berkas perkara dilakukan sebelum perkara diregister.
8) Cara pengembalian kepada kejaksaan dilakukan secara langsung pada saat sidang
di pengadilan tanpa prosedur adminstrasi.
9) Dalam acara singkat, setelah sidang dibuka oleh Ketua Majelis serta menanyakan
identitas terdakwa kemudian Penuntut Umum diperintahkan untuk menguraikan
tindak pidana yang didakwakan secara lisan, dan hal tersebut dicatat dalam Berita
Acara Sidang sebagai pengganti surat dakwaan (pasal 203 ayat 3 KUHAP).
10) Tentang pendaftaran perkara pidana dengan acara singkat, didaftar di Panitera
Muda Pidana setelah Hakim memulai pemeriksaan perkara.
11) Apabila pada hari persidangan yang ditentukan terdakwa dan atau saksi-saksi tidak
hadir, maka berkas dikembalikan kepada Penuntut Umum secara langsung tanpa
penetapan, sebaiknya dengan buku pengantar (ekspedisi).

10
https://www.pn-sarolangun.go.id/index.php/tentang-pengadilan/kepaniteraan/kepaniteraan-
pidana/prosedur-pemeriksaan-perkara-pidana/singkat Diakses pada 3 April 2023

8
12) Hakim dalam sidang dapat memerintahkan kepada penuntut umum mengadakan
pemeriksaan tambahan untuk menyempurnakan pemeriksaan penyidikan jika
hakim berpendapat pemeriksaan penyidikan masih kurang lengkap.
13) Perintah pemeriksaan tambahan dituangkan dalam surat penetapan.
14) Pemeriksaan tambahan dilakukan dalam waktu paling lama 14 hari, sejak penyidik
menerima surat penetapan pemeriksaan tambahan.
15) Jika hakim belum menerima hasil pemeriksaan tambahan dalam waktu tersebut,
maka hakim segera mengeluarkan penetapan yang memerintahkan supaya perkara
diajukan dengan acara biasa.
16) Pemeriksaan dialihkan ke pemeriksaan acara cepat dengan tata cara sesuai Pasal
203 ayat (3) huruf b KUHAP.
17) Untuk kepentingan persidangan Hakim menunda persidangan paling lama 7 hari.
18) Putusan perkara pidana singkat tidak dibuat secara khusus tetapi dicatat dalam
Berita Acara Sidang.
19) BAP dibuat dengan rapi, tidak kotor, dan tidak menggunakan tip ex jika terdapat
kesalahan tulisan diperbaiki dengan renvoi.
20) Ketua Majelis Hakim / Hakim yang ditunjuk bertanggung-jawab atas ketepatan
batas waktu minutasi.
21) Paling lambat sebulan setelah pembacaan putusan, berkas perkara sudah diminutasi.
22) Hakim memberikan surat yang memuat amar putusan kepada terdakwa atau
penasihat hukumnya, dan penuntut umum.
C. Perbedaan Pemeriksaan Sidang Acara Cepat dan Sidang Acara Singkat11
Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan apabila terdapat kepentingan
penggugat yang cukup mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasan-alasan
permohonannya, penggugat dalam gugatannya dapat memohon kepada Pengadilan
supaya pemeriksaan sengketa dipercepat. 12 Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan
dengan Hakim Tunggal.13
Ketua Pengadilan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah diterimanya
permohonan pemeriksaan acara cepat, mengeluarkan penetapan tentang dikabulkan

11
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-acara-biasa--acara-cepat--dan-acara-singkat-pada-
peradilan-tun-lt581abccea8406#_ftn6. Diakses pada 3 April 2023
12
Pasal 98 ayat (1) UU 5/1986
13
Pasal 99 ayat (1) UU 5/1986

9
atau tidak dikabulkannya permohonan tersebut. 14 Terhadap penetapan tersebut tidak
dapat digunakan upaya hukum.
Dalam hal permohonan pemeriksaan dengan acara cepat dikabulkan, Ketua
Pengadilan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya penetapan
menentukan hari, tempat, dan waktu sidang tanpa melalui prosedur pemeriksaan
persiapan.Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah pihak,
masing-masing ditentukan tidak melebihi 14 (empat belas) hari.
Sedangkan Pemeriksaan dengan acara singkat dilakukan terhadap perlawanan. 15
Perlawanan tersebut diajukan terhadap penetapan dari prosedur dismisal dalam
tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah penetapan diucapkan.
Pemeriksaan singkat dilakukan karena adanya perlawanan penggugat tentang
gugatannya yang tidak diterima atau tidak berdasar.16 Dalam hal perlawanan tersebut
dibenarkan oleh Pengadilan, maka penetapan tersebut gugur demi hukum dan pokok
gugatan akan diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut acara biasa. Terhadap
putusan mengenai perlawanan itu tidak dapat digunakan upaya hukum.
Dilihat dari uraian di atas maka dapat dirumuskan bahwa perbedaan antara
sidang acara cepat dan sidang acara singkat sebagai berikut :
1) Sidang acara cepat ilakukan karena kepentingan mendesak dengan hakim tunggal
sedangkan sidang acara singkat Dilakukan terhadap perlawanan.
2) Dalam hal permohonan dikabulkan, pemeriksaan acara cepat dilakukan tanpa
melalui prosedur pemeriksaan persiapan. sedangkan sidang acara singkat
Penundaan pelaksanaan TUN ,tidak untuk menyelesaikan pokok sengketa.
3) Sidang acara cepat Bentuk akhir: putusan (vonis), sedangkan sidang acara cepat
Bentuk akhir: penetapan.

14
Pasal 98 ayat (2) UU 5/1986
15
Pasal 62 ayat (4) UU 5/1986
16
Pasal 62 ayat (4) jo Pasal 62 ayat (1) UU 5/1986

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sidang acara
cepat dan sidang acara singkat adalah prosedur hukum yang memungkinkan pengadilan
untuk menyelesaikan sebuah perkara dengan proses yang lebih singkat dibandingkan
dengan persidangan biasa. Sidang acara cepat digunakan untuk menyelesaikan tindak
pidana ringan dan pelanggaran lalu lintas yang sifatnya ringan. Sementara itu, sidang
acara singkat digunakan untuk menyelesaikan perkara-perkara sederhana dan tidak
memerlukan pembuktian yang rumit.
Prosedur sidang acara cepat terdiri dari dua tahap, yaitu pemeriksaan dan
putusan. Pemeriksaan dilakukan dengan hanya mengandalkan berkas perkara dan
keterangan saksi yang dipanggil. Putusan sidang acara cepat harus dibacakan pada saat
sidang berlangsung dan tidak dapat diundurkan.
Prosedur sidang acara singkat terdiri dari satu tahap, yaitu pemeriksaan.
Pemeriksaan dilakukan dengan hanya mengandalkan berkas perkara dan keterangan
saksi yang dipanggil. Setelah pemeriksaan selesai, maka putusan akan dijatuhkan oleh
hakim.
Perbedaan antara sidang acara cepat dan sidang acara singkat terletak pada jenis
perkara yang dapat diselesaikan dan tahapan prosedurnya. Sidang acara cepat hanya
dapat menyelesaikan perkara tindak pidana ringan dan pelanggaran lalu lintas,
sedangkan sidang acara singkat dapat menyelesaikan perkara sederhana yang tidak
memerlukan pembuktian yang rumit. Selain itu, sidang acara cepat terdiri dari dua tahap
yaitu pemeriksaan dan putusan, sedangkan sidang acara singkat hanya terdiri dari satu
tahap yaitu pemeriksaan.
Dengan adanya sidang acara cepat dan sidang acara singkat, diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas penyelesaian perkara yang lebih cepat dan efisien. Namun,
perlu diingat bahwa kecepatan penyelesaian perkara tidak boleh mengorbankan hak-
hak keadilan bagi para pihak yang terlibat dalam perkara tersebut. Oleh karena itu, perlu
ada pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang adil dalam pelaksanaan sidang
acara cepat dan sidang acara singkat.

11
B. Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya lagi
makalah ini bisa lebih baik dan semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kami
dan juga pembaca atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013


C. Djismán Samosir, tanpa tahun terbit, Hukum Acara Pidana, Nuansa Aulia, Bandung.
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/05/22/01300021/3-jenis-acara-pemeriksaan-
persidangan-perkara-pidana Diakses pada 2 April 2023
https://pn-karawang.go.id/pemeriksaan-perkara-pidana-acara-cepat.html Diakses pada 2 April
2023
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.uir.ac.id/1839/1
/HUKUM%2520ACARA%2520PIDANA%2520EDISI%2520I.pdf&ved=2ahUKEwj
dirjxt43-
AhWQ8zgGHRc_BbQ4FBAWegQIDhAB&usg=AOvVaw2hJKNWKeNKvJOrMg5
Zy97u Diakses pada 2 April 2023
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-acara-biasa--acara-cepat--dan-acara-
singkat-pada-peradilan-tun-lt581abccea8406#_ftn6 Diakses pada 3 April 2023
https://www.pn-kuningan.go.id/hal-pemeriksaan-perkara-pidana-dengan-acara-
singkat.html#:~:text=Berdasarkan%20Pasal%20203%20KUHAP%20maka,hukumny
a%20mudah%20dan%20sifatnya%20sederhana
https://www.pn-sarolangun.go.id/index.php/tentang-pengadilan/kepaniteraan/kepaniteraan-
pidana/prosedur-pemeriksaan-perkara-pidana/singkat Diakses pada 3 April 2023
https://yuridis.id/pasal-204-kuhap-kitab-undang-undang-hukum-acara-pidana/
Marpaung, Leden, 2010, Proses Penanganan Perkara Pidana (Di Kejaksaan & Pengadilan
Negeri Upaya Hukum & Eksekusi), Ed. 2 Cet 1, Sinar Grafika, Jakarta.
Pasal 62 ayat (4) jo Pasal 62 ayat (1) UU 5/1986
Pasal 62 ayat (4) UU 5/1986
Pasal 98 ayat (1) UU 5/1986
Pasal 98 ayat (2) UU 5/1986
Pasal 99 ayat (1) UU 5/1986
Asra, Riadi Rahmad, Hukum Acara Pidana, Cetakan ke-1, April 2019, (Depok: PT Raja
Persada Grafindo)

13

Anda mungkin juga menyukai