Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUKUM ACARA PERDATA

Pemeriksaan Dipersidangan

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum acara perdata)

Disusun Oleh :

Fadhil Ahmad Hanif 201110017

Program Studi Ahwal Asy-Syakhsiyah

Fakultas Syariah

Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an

Jakarta
Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah subhanahu wa Ta’ala yang
telah memberikan nikmat kesehatan serta kesempatan hingga kami dapat menyusun makalah
ini. Sholawat serta salam kita kirimkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
sebagai penanggung jawab dari makalah ini, sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan serta penyempurnaan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan mereka.

Jakarta, 28 Januari 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Tahapan dalam pemeriksaan persidangan................................................3

B. Macam-macam putusan di persidangan perdata.....................................3

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................8

Daftar Pustaka.........................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan persidangan merupakan bagian dari proses beracara dalam
suatu perkara, pada makalah ini kami akan memaparkan pembahasan terkait
pemeriksaan persidangan di ruang lingkup perdata yang merujuk kepada
hukum formilnya yaitu HIR/ RBG dan Rv.
Tahapan-tahapan dalam proses pemeriksaan sengketa dalam perkara
perdata yaitu adanya proses mediasi, pembacaan gugatan, jawaban dari
tergugat, dilanjut dengan putusan sela, pemeriksaan alat bukti, sampai
dengan pembacaan putusan dari Majelis Hakim.
Adapun putusan dari majelis Hakim ada beberapa bagian, diantaranya ada
bagian pertimbangan hukum atau dikenal dengan konsideran dan bagian
amar putusan, hal yang perlu diperhatikan adalah bagian pertimbangan
hukum yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan
perkara, juga amar putusan yang berisi putusan hakim.
Ada dua golongan putusan dipersidangan, yaitu putusan sela, putusan sela
ada bermacam-macam yaitu putusan prepatoir, putusan indsidentil dan
putusan provisional. Sedangkan putusan akhir menurut sifatnya ada 3
macam yaitu : putusan decloratoir, putusan consistutif, dan putusan
condemnatoir. Putusan juga dapat ditinjau dari aspek kehadiran para pihak,
yaitu putusan gugatan gugur, putusan versetek dan putusan kontradiktur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan dalam pemeriksaan persidangan?
2. Apa saja macam-macam putusan di persidangan perdata?

1
C. Tujuan
1. Tahapan-tahapan dalam pemeriksaan persidangan.
2. Macam-macam putusan dalam persidangan perdata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan-Tahapan Dalam Pemeriksaan Persidangan.

1. Upaya damai/mediasi
1) Majelis Hakim akan berusaha menasehati para pihak untuk
berdamai sebagaimana yang diatur dalam Pasal 130 HIR, 154
Rbg.
2) Usaha perdamaian terbuka sepanjang pemeriksaan.
3) Bila terjadi perdamaian, maka hakim menjatuhkan putusan (act
van vergelijk).
4) Isi putusannya sebagai berikut : “menghukum kedua belah
pihak untuk memenuhi isi perdamaian yang telah dibuat antara
mereka”.

2. Pembacaan Gugatan/Permohonan
1) Apabila upaya damai tidak berhasil maka Majelis Hakim
akan memulai pemeriksaan perkara dengan membacakan
gugatan/permohonan dari penggugat maupun pemohon.
2) Adanya pencabutan dan perubahan gugatan apabila :
a. Karena penggugat menyadari kekeliruannya dalam
mengajukan gugatan.
b. Pencabutan dan perubahan tuntutan ini tidak diatur dalam
HIR akan tetapi didalam Rv.
c. Pencabutan gugatan dapat dilakukan sebelum gugatan itu
diputus dipersidangan atau sebelum tergugat memberi
jawabannya atau sesudah diberikan jawabannya oleh
tergugat (penggugat minta persetujuan dari tergugat).

3
d. Menurut 127 Rv perubahan daripada gugatan boleh
sepanjang pemeriksaan perkara, asal saja tidak mengubah
atau menambah “onderwerp van den eits”(petitum/ pokok
tuntutan)
e. Perubahan gugatan tidak dibenarkan apabila pada tingkat
pemeriksaan sudah hampir selesai.

3. Jawaban Tergugat/Termohon
1) Kesempatan Tergugat/termohon untuk menjawab
gugatan/permohonan dari penggugat/pemohon, baik secara lisan
maupun tertulis.
2) Tergugat dapat menggugat pihak penggugat dalam suatu
perkara yang sama atau yang sedang berlangsung dalam proses
pemeriksaan gugatan. (Gugatan Rekovensi).

4. Replik dan Duplik


1) Replik adalah kesempatan Penggugat/Pemohon untuk
menanggapi jawaban tergugat/termohon baik secara lisan
maupun tertulis.
2) Duplik adalah kesempatan tergugat/termohon untuk menjawab
kembali tanggapan (replik) penggugat/pemohon baik secara
lisan maupun tertulis.

5. Pembuktian
1) Pada tahap ini baik penggugat/pemohon akan dimintakan
bukti untuk menguatkan dalil-dalil gugatan/permohnannya dan
tergugat/termohon akan dimintakan bukti untuk memperkuat
bantahannya.

4
2) Macam-macam alat bukti dalam persidangan
a. Saksi dan ahli
b. Surat-surat
c. Persangkaan
d. Pengakuan
e. Sumpah
f. Bukti elektronik

6. Kesimpulan
Penggugat atau pemohon dan tergugat atau termohon akan
dimintakan bukti untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya atau
permohonannya dan tergugat atau termohon akan diminta bukti untuk
menguatkan bantahannya.

7. Musyawarah Majelis Hakim dan Pembacaan Putusan

Majelis Hakim akan bermusyawarah untuk mengambil keputusan


mengenai perkara yang sedang diperiksa, dan dilanjutkan dengan
membacakan putusan hasil musyawarah majelis hakim.

B. Macam-Macam Putusan Dalam Persidangan Perdata.

1. Putusan ditinjau dari aspek kehadiran para pihak


1) Putusan gugatan gugur
Putusan ini dijatuhkan jika penggugat tidak datang pada hari sidang yang
ditentukan, atau tidak menyuruh wakilnya untuk menghadiri padahal telah
dipanggil dengan patut. Hakim dapat menjatuhkan putusan menggugurkan
gugatan penggugat dan penggugat dihukum membayar biaya perkara.
2) Putusan verstek

5
Hakim menjatuhkan putusan verstek apabila pada sidang pertama
pihak tergugat tidak datang menghadiri persidangan tanpa alasan yang sah,
padahal sudah dipanggil oleh juru sita secara patut.[2] Pasal 125 Herzien
Indlandsch Reglement kemudian menegaskan bahwa putusan verstek adalah
putusan bahwa gugatan diterima tanpa kehadiran tergugat.

3) Putusan contradictoir
Putusan kontradiktoir adalah putusan yang ditinjau dari segi kehadiran
para pihak pada saat putusan diucapkan. Terdapat dua jenis putusan
contradictoir:

i. Pada saat putusan diucapkan, para pihak hadir;


ii. Pada saat putusan diucapkan, salah satu pihak tidak hadir.

2. Putusan ditinjau pada saat penjatuhannya


1) Putusan sela
Putusan sela adalah yang disebut juga sebagai putusan sementara. Ada
juga yang menyebutnya dengan incidental vonnis atau putusan insidentil.
Bahkan disebut juga tussen vonnis yang diartikan putusan antara.

2) Putusan akhir
Apa yang dimaksud dengan putusan akhir? Putusan akhir (eind vonnis)
atau dalam common law sama dengan final judgement diambil dan
dijatuhkan pada akhir atau sebagai akhir pemeriksaan perkara pokok.
Putusan akhir merupakan tindakan atau perbuatan hakim sebagai penguasa
atau pelaksana kekuasaan kehakiman untuk menyelesaikan dan
mengakhiri sengketa yang terjadi di antara pihak yang berperkara

6
3. Sedangkan putusan akhir menurut sifatnya ada 3 macam yaitu :

1) Putusan Deklarator
Putusan deklarator atau deklaratif (declatoir vonnis) adalah
pernyataan hakim yang tertuang dalam putusan yang dijatuhkannya.
Pernyataan itu merupakan penjelasan atau penetapan tentang sesuatu
hak atau titel maupun status. Pernyataan itu dicantumkan dalam amar
atau diktum putusan.
Misalnya, putusan deklarator yang menyatakan ikatan
perkawinan sah, perjanjian jual beli sah, hak pemilikan atas benda
yang disengketakan sah atau tidak sah sebagai milik penggugat,
penggugat tidak sah sebagai ahli waris atau harta yang diperkarakan
adalah harta warisan penggugat yang berasal dari harta peninggalan
orang tuanya. Jadi, putusan deklarator berisi pernyataan atau
penegasan tentang suatu keadaan atau kedudukan hukum.

2) Putusan Konstitutif
Putusan konstitutif (constitutief vonnis) adalah putusan yang
memastikan suatu keadaan hukum, baik yang bersifat meniadakan
suatu keadaan hukum maupun yang menimbulkan keadaan hukum
baru.
Contoh putusan konstitutif antara lain, putusan perceraian,
merupakan putusan yang meniadakan keadaan hukum, yakni tidak ada
lagi ikatan antara suami dan istri, sehingga putusan konstitutif itu
meniadakan hubungan perkawinan yang ada dan berbarengan dengan
itu timbul keadaan hukum baru kepada suami dan istri sebagai janda
dan duda.

3) Putusan Kondemnator
Putusan kondemnator (condemnatoir) adalah putusan yang
memuat amar yang menghukum salah satu pihak yang berperkara.
Putusan yang bersifat kondemnator merupakan bagian yang tidak
terpisah dari amar deklaratif atau konstitutif.

7
Oleh karena itu dapat dikatakan amar kondemnator adalah asesor
(tambahan) dengan amar deklarator atau konstitutif, karena amar
tersebut tidak dapat berdiri sendiri tanpa didahului amar deklaratif
yang menyatakan bagaimana hubungan hukum di antara para pihak.
Sebaliknya amar yang bersifat deklaratif dapat berdiri sendiri tanpa
amar putusan kondemnator.

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tahapan pemeriksaan dalam persidangan perdata:

1) Tahp pertama melakukan Upaya perdamaian


2) Tahap yang kedua Pembacaan Gugatan/Permohonan
3) Tahap yang ketiga Jawaban Tergugat/Termohon
4) Tahap yang kempat Replik dan Duplik
5) Tahap yang kelima pembuktian
6) Tahp yang keenam Musyawarah Majelis Hakim
7) Tahap yang ketujuh Pembacaan putusan oleh Majelis
Hakim.

2. Macam- macam putusan dapat dilhat dari beberapa aspek


Putusan Hakimdalam aspek kehadiran para pihak
dibagi menjadi 3: putusan gugatan gugur, putusan verstek,
dan putusan contradictoir
Putusan Hakim dalam aspek sifatnya dibagi menjadi

3 : Putusan Deklarator, putusan konstitutif, putusan


kondemator.

9
Daftar Pustaka

https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-sifat-putusan-deklarator--konstitutif--dan-
kondemnator-lt58ed9048160ee

https://ms-tapaktuan.go.id/hal-tahapan-persidangan.html

iii

Anda mungkin juga menyukai