Anda di halaman 1dari 6

Sumanto (Jeremias Nyangoen), pemuda lugu dan miskin dari desa 

Plumutan, Kemangkon,
Purbalingga, Jawa Tengah, ditahan polisi atas tuduhan memakan mayat. Peristiwa tentang
kanibalisme ini menggemparkan desa dan menjadi berita ramai di koran-koran. Wartawan muda, Lili
Wijaya (Farach Diana), ditugaskan untuk meliput kasus Sumanto itu. Hingga ia mewawancarai
Sumanto di dalam tahanan. Sumanto mengisahkan perjalanan hidupnya sejak kecil hingga
kemudian menjadi seorang kanibal.
Psikososial: Lewat kilas balik, digambarkan Sumanto sejak kecil suka memakan binatang
seperti jangkrik. Dikisahkan pula ia pernah berpacaran dengan Samien (Ati Cancer), gadis desa
tetangganya. Sumanto dikeroyok pemuda desa saat berpacaran, dan sejak itu ia berpikir untuk
mendapat ilmu kebal. Dia lalu berguru pada Ki Sirat (Sujiwo Tejo). Syaratnya ia harus memakan
sejumlah mayat. Melakukan pertapaan dan menahaan diri dari godaan seperti bidadari (Della
Puspita). Kemudian Sumanto merantau ke Lampung, menjadi buruh perkebunan. Di tempat ini, ia
sempat berhadapan dengan penjahat yang memaksanya menyerahkan uang. Karena terpaksa,
Sumanto menebas perut sang penjahat hingga tewas. Mayat penjahat itu lalu dimakannya.
Kebiasaan ini berlanjut saat Sumanto pulang ke desanya, hingga diketahui warga dan ditangkap
polisi. Lili yang ingin melengkapi laporannya, mencari Ki Sirat. Namun, Lili selalu dintai
keberderaannya karena mengincar seseorang. Hingga Lili diajak Ki Sirat ke tempat sunyi dan
diancam akan dibunuh, karena laporannya bisa menyeretnya ke pengadilan. Namun sayangnya, Lili
lolos dari ancaman dan menyelesaikan laporannya.

Rencananya, Sumanto akan Memakan Tujuh Orang


Sang Kanibal Mengaku Makan Tiga Orang
”KALAU anak seusia dia, rasanya mungkin lebih gurih,” kata Sumanto manusia kanibal
di tengah kerumunan warga Desa Plumutan Kecamantan Kamangkon Purbalingga Jawa
Tengah, setelah melihat anak usia 12 tahun melintas di depannya. Seperti yang
ditirukan Waryo, tetangganya, kata-kata yang keluar dari mulut Sumanto dianggap
sebagai guyonan kosong. Masyarakat tidak mengira bahwa yang dikatakan Sumanto
adalah keinginan yang sebenarnya.

Pembicaraan mengenai manusia kanibal tersebut semakin ramai karena Sumanto


mengaku sedikitnya ia telah menyantap tiga orang. Dua orang pertama dibunuh lebih
dahulu, kemudian dimakan. Ketiga Mbah Rinah (81), Warga Desa Srengseng
Kecamatan Kemangkon, yang dicurinya dari kuburan, 16 jam setelah penguburannya.

Sosio kulural Menyantap daging manusia bagi Sumanto merupakan kebutuhan, setelah
dia menimba ilmu sesat untuk memperolah ilmu kesaktian yang dipelajari dari gurunya,
Taslim yang kini tinggal di Temanggung Jawa Tengah. Antara murid dan guru pertama
kali bertemu di perantauan, Lampung. Kesempurnaan ilmu akan tercapai jika sudah
menyantap tujuh manusia.

Menurut pengakuan Sumanto, untuk memperdalam ilmu seperti yang diajarkan


gurunya, ia harus memakan tujuh orang. Saat ini, katanya, ia sudah makan tiga orang.
Dua orang disantapnya saat ia masih bekerja di Lampung. ”Tahun 1988, saya merantau
ke Sumatera dan bekerja serabutan. Kemudian, beberapa lama di sana, saya kenalan
dengan Taslim yang sekaligus menjadi guru saya. Agar menemukan kedamaian yang
abadi dan bisa menghidupkan orang mati, Taslim meminta agar saya makan tujuh
orang. Terus, kalau ingin lebih hebat lagi agar memakan 21 orang. Kalau masih pingin
lebih hebat lagi, harus memakan 41 orang. Saya sendiri memilih yang tujuh orang,” kata
Sumanto dengan lancar. Korban pertama dan kedua disantap ketika dia bekerja di
Pabrik Gula Lampung. Korban pertama adalah rekan seperantauan, kedua adalah
penjahat yang akan merampoknya.

Setelah dibunuh, mayat ditarik ke tengah perkebunan. Sebelum disantap, korban


dikuliti lebih dahulu. Mayat satu orang itu dihabiskannya dalam waktu sehari semalam.
Hanya tulang dan organ dalam yang tidak disentuh dan dibiarkan membusuk di tengah
rimbunnya pohon tebu. ”Saya hanya mengambil kemaluan orang tersebut untuk
dijadikan jimat. Sampai saat ini masih tersimpan,” kata Sumanto tanpa rasa berdosa.

”Sebenarnya, mayat Mbah Rinah akan dihabiskan malam itu, tapi hari sudah keburu
siang. Setelah terdengar azan subuh saya bungkus kembali dengan karung lalu saya
kubur di depan rumah, takut ketahuan orang,” kata manusia kanibal itu. Dia makan
daging (mayat) Mbah Rinah, dengan tujuan agar arwahnya bisa hidup kembali.
Berdasarkan pengakuannya, sekarang ini, dia (Mbah Rinah) hidup di dalam tubuh
Sumanto.

Menurutnya, daging manusia tidak enak, berbau menyengat dan terlalu banyak lemak.
Lebih enak daging anjing, tikus, atau kucing. Namun, keunggulannya setelah makan
daging manusia hatinya lebih tenteram.

Daging Mbah Rinah ternyata tidak hanya dinikmati oleh Sumanto. Bapaknya,
Mulyowikarta (68) yang tinggal di belakang rumahnya juga diberi sebanyak tujuh
potong setelah disatai. ”Saya bilang ini daging kambing yang sudah dimasak, dan bapak
menerimanya kemudian memakannya,” kata Sumanto.

Menjadi tontonan

Rumah Sumanto kini menjadi tontonan orang dari luar daerah. Mereka merasa
penasaran dengan kehidupan manusia kanibal yang menggegerkan warga Purbalingga.
Rumah dan seisinya tampak mewakili perilaku tersangka. Bau bangkai tercium dari
lingkungan rumah. Setiap orang yang datang terpaksa harus menutup hidung rapat-
rapat. Bahkan, tidak sedikit penduduk desa lain yang muntah-muntah setelah
menghirup uap tidak sedap dari sekitar rumah Sumanto.

Jika orang dari luar desa penasaran ingin melihat, berbeda dengan sikap tetangga
dekatnya. Mereka kini mengungsi di rumah saudaranya, jauh dari Desa Plumutan.
Mereka takut hidup berdekatan dengan rumah tersangka yang menyimpan berbagai
peristiwa misteri yang mengerikan dan sadis.

Rumah Sumanto tidak layak disebut sebagai rumah, bahkan lebih bagus dari kandang
kambing. Hanya sebuah gubuk terbuat dari anyaman bambu, beratap rumbia ukuran 2
x 3,5, dan berlantai tanah. Lantai tanah tersebut sangat berguna untuk menyimpan
benda-benda tidak layak yang menurutnya memiliki daya magis untuk menentramkan
hidupnya.

Lebih ironis lagi, gubuk yang ditempati bapaknya tepat di belakang rumah dalam
keadaan reot berukuran 1 x 1 x 1. Jika hujan, dia pindah ke pos ronda. Hubungan bapak
dengan anak itu tidak harmonis sudah sejak lama. Bahkan, ibunya sudah lama tidak
hidup satu atap. Dia memilih pulang ke rumah orang tuanya. Ibunya takut hidup
bersama keluarganya, apalagi dengan Sumanto. Dia trauma karena pernah diancam
akan dibunuh. Ayahnya sebenarnya mengetahui kelakuan Sumanto yang ganjil, tetapi
tidak berani bercerita dengan tetangga-tetangganya. Kedua orang tadi hidup
menyendiri, menutup diri dari pergaulan.

Tetangga dekatnya juga tidak mengetahui perilaku Sumanto, sebab siapa pun tidak
diperbolehkan untuk datang bertandang. Bahkan, melintas halamannya saja dilarang.
Anak-anak yang bermain di dekat gubuknya sering diusir karena Sumanto takut
rahasianya terbongkar.

Rumah gubuk yang ditempatinya banyak menyimpan misteri kehidupan Sumanto yang
tidak wajar. Setelah membongkar serta mengobrak-abrik seluruh isi rumah, polisi
menemukan tulang belulang manusia. Seperti tengkorak manusia, tulang kaki, tangan,
tulang iga, dan sebagainya. Sebagian dijadikan bantal untuk tidur sebagian lagi ditanam
di kolong tempat tidur. ”Bau khas tulang manusia membuat hati saya tenteram dan bisa
tidur nyenyak,” kata Sumanto.

Tulang-tulang manusia diperolehnya dengan cara menggali kubur orang di pekuburan


Desa Plumutan. Dia sendiri tidak mengetahui milik siapa, sebab pada saat membongkar
kuburan belum diberi papan nama. Aparat kepolisian dari Polres Purbalingga juga
menemukan tulang kering milik Mbah Rinah, sedangkan telapak kakinya masih dalam
pencarian.

Bau bangkai menyengat dari jarak 20 meter dari gubung yang kini dikunjungi ratusan
warga. Di sana juga ditemukan bangkai kucing yang sudah membusuk. Di halaman
rumah tersangka terdapat lubang-lubang besar. Seperti sengaja disiapkan untuk
menanam pohon atau mungkin untuk mengubur korban-korbanya yang lain.

Ke mana Mistam?

Polisi juga menemukan sarung dan celana panjang bukan milik Sumanto. Menurut
Tumirah, penduduk setempat, sarung dan celana tersebut milik suaminya Mistam yang
hilang 1,5 tahun lalu. Mistam adalah tukang pijat teman dekat Sumanto. Polres
Purbalingga kini sedang menelusuri jejak Mistam, tukang pijat yang tuna netra.

”Setelah memijat Sumanto, suami saya menghilang. Padahal, sudah dicari kemana-
mana sampai orang-orang pintar saya kerahkan untuk mencari. Namun, sampai saat ini
belum ketemu,” kata Tumirah.
Tidak banyak orang mengetahui latar belakang Sumanto yang dikenal sebagai penjual
jimat. Bertahun-tahun dia tinggal di luar desa. ”Katanya merantau di Lampung. Tapi,
setelah pulang dari sana sifatnya berubah aneh dan ganjil,” ujar Parto yang memiliki
tetangga seorang kanibal.

Sementara itu, Kapolres Purbalingga Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Agus Sofyan
Abadi mengatakan, kemungkinan jumlah korban yang sudah dimakan Sumanto bukan
hanya tiga orang seperti pengakuannya. Di rumah Sumanto, kata Agus, petugas
menemukan banyak sarung, pakaian, serta celana milik orang lain.

”Salah satunya adalah milik Mistam, warga Kemangkon. Beberapa waktu lalu, Mistam
diminta untuk memijat Sumanto. Namun, kemudian, Mistam hilang dan tidak pernah
pulang. Saat kita geledah, ternyata di situ ada sarung dan pakaian milik Mistam. Jadi,
kemungkinan jumlah korbannya bukan hanya tiga seperti yang diakui,” kata Kapolres.

Menurutnya, sampai saat ini pihaknya terus melakukan pengembangan. Polisi, katanya,
juga akan melibatkan psikiater dalam memeriksa Sumanto. ”Psikiater kita libatkan agar
jangan sampai kita salah dalam melakukan dakwaan,” kata Kapolres.

Kapolres Purbalingga AKBP Agus Sofyan Abadi mengatakan, Sumanto tidak terganggu
jiwanya. AKan tetapi, ia memiliki kelainan jiwa seperti psikopat. Pasal untuk menjerat
perbuatan Sumanto adalah Pasal 108 jo Pasal 363 KUHP serta UU Darurat No. 1 tahun
1952 tentang perilaku menyimpang di lingkungan masyarakat.(Evi Yanti/”PR”)***

Iklan
Tentang Sumanto. Pertegahan Januari silam, warga Desa Majatengah, Kemangkon, Purbalingga,
dikejutkan dengan panangkapan seorang warganya oleh polisi [baca: "Burung Nasar" dari
Purbalingga]. Dia dituduh telah mengambil mayat dan memakannya. Kepada polisi, pemuda
pengangguran ini mengaku telah membongkar kuburan Mbok Rinah dan memakan sebagian daging
mayatnya. Pengakuan ini tak hanya menguak misteri hilangnya mayat Mbok Rinah yang
dimakamkan di Pekuburan Desa Majatengah, tapi juga membuat masyarakat bertanya-tanya apa
yang diharapkan Sumanto dengan memakan mayat.

Dalam reka ulang, Sumanto mengaku, memakan mayat Mbok Rinah sekadar untuk menjalankan
sebuah ritual ilmu agar dirinya bisa kaya. Bahkan, ia juga mengaku memakan mayat Mbok Rinah
adalah baru tahap tiga. Sebab, gurunya berpesan untuk mencapai kesempurnaan ilmu, Sumanto harus
memakan tujuh mayat. Sedangkan Sumanto mengaku baru memakan dua orang yang mencoba
merampoknya saat ia berada di Sumatra. Dari pengakuan itulah, muncul dugaan Sumanto gila.
Namun dokter kepolisan yang memeriksanya menyatakan Sumanto waras [baca: Sumanto "Sang
Kanibal" Ternyata Normal].(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)


Menurut Sumber Asal
Sebab abnormalitas menurut sumber asalnya dapat digolongkan menjadi:

 Faktor Biologis

Keadaan fisik atau biologis dapat berpengaruh pada abnormalitas seseorang. Keadaan biologis akan
menghambat fungsi biologis atau menjadi penghambat perkembangan seseorang. Faktor biologis dapat
mempengaruhi segala aspek dalam diri individu seperti kecerdasan, daya tahan dan sebagainya,

 Faktor Sosiokultural

Faktor sosiokultural berhubungan dengan tuntutan masyarakat yang menimbulkan tekanan bagi
diri individu. Tekanan ini selanjutnya dapat menimbulkan gangguan.

 Faktor Psikososial

Faktor psikososial diklasifikasikan menjadi beberapa hal seperti adanya trauma pada masa anak,
deprivasi parental, struktur keluarga patogenik dan hubungan anak dan orang tua yang patogenik.

1. Adanya trauma pada masa kanak-kanak.

Trauma psikologis pada masa kanak-kanak dapat menjadi pengalaman yang buruk. Pengalaman ini
dapat menghambat rasa mampu, harga diri serta rasa aman yang dapat memunculkan luka psikologis.
Luka psikologis ini akan sulit untuk disembuhkan sepenuhnya. Bahkan trauma psikologi sdapat dibawa
hingga dewasa oleh anak-anak sehingga menimbulkan kondisi dan perilaku tertentu yang mengarah
pada abnormalitas.

2. Hubungan anak dan orangtua yang patogenik.

Hubungan antara orang tua dengan anak yang tidak serasi dapat menimbulkan abnormalitas terutama
masalah atau gangguan tertentu pada anak.

3. Deprivasi parental.

Deprivasi parental merupakan suatu kondisi dimana anak tidak mendapat kesempatan merasakan
rangsangan emosi orang tua. Rangsangan emosi ini dapat berupa rangsangan intelektual, kehangatan,
sosial dan emosional. Terdapat beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan deprivasi parental
yaitu seringnya orangtua meninggalkan anak atau perhatian orangtua yang kurang terhadap anak.

4. Stres berat.

Stres sebenarnya dibutuhkan oleh semua orang, namun stres yang berlebihan dan menekan secara
psikologis dapat memicu berbagai gejala seperti konflik nilai, frustasi dan tekanan hidup. Hal-hal ini dapat
memunculkan perilaku yang abnormal pada individu.

5. Struktur keluarga patogenik.


Struktur keluarga juga dapat memicu kemunculan abnormalitas. Keluarga menentukan corak komunikasi
antar anggota keluarganya. Jika pola komunikasi dalam keluarga kurang sehat maka pola gangguan
perilaku dapat muncul di sebagian anggotanya. Keluarga yang anti sosial dapat mengembangkan nilai
yang berlawanan dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal. Hal ini dapat memicu abnormalitas
pada anggota keluarga. Keluarga yang tidak berhasil mengatasi masalah sehari-hari juga dapat memicu
abnormalitas pada anggota keluarganya.

Masalah tidak dapat diatasi karena orangtua yang kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan atau
kurangnya sumber daya. Masalah yang tidak terselesaikan pada keluarga dapat menimbulkan perilaku
abnormal pada anggotanya. Keluarga yang tidak utuh dan keluarga yang bermasalah atau tidak akur juga
dapat meicu abnormalitas pada anggota keluarga.

Obyek Kajian Psikologi Abnormal


Psikologi abnormal sangat berhubungan dengan gangguan psikologis. Para ahli psikologi abnormal
biasanya melakukan klasifikasi terhadap gangguan psikologis didasarkan pada DSM dan PPDGJ untuk
Indonesia. Berikut ini beberapa contoh golongan dari gangguan psikologis:

INDOZONE.ID - Pada awal tahun 2003 silam, seorang pria dari Purbalingga membuat geger
satu Indonesia. Pria benama Sumanto itu membongkar kuburan seorang nenek dan memakan
daging mayatnya. Ya, Sumanto dikenal sebagai seorang kanibal. Karena perbuatannya, warga
Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah itu dikenakan hukuman
penjara selama 5 tahun. Kepada penyidik, Sumanto mengaku memakan mayat Mbah Rinah
karena memperdalam ilmu hitam. Dia mengklaim dengan memakan mayat, maka badannya
akan berubah kebal, tidak akan terluka oleh senjata tajam dan bisa memperoleh ketenangan
batin.

Ajaran sesat yang dia peroleh sewaktu merantau ke Lampung tahun 1988 itu juga mengatakan
Sumanto bisa menghidupkan orang mati jika memakan daging tujuh manusia. Dia keburu
ditangkap sebelum misinya terpenuhi. Di persidangan, dia mengaku sudah memakan daging
tiga orang manusia dan mengungkapkan bagaimana rasanya. Menurut Sumanto, rasa daging
manusia hampir mirip dengan daging babi. Namun, dia mengaku lebih suka rasa daging anjing,
tikus, atau kucing. Setelah keluar dari penjara, Sumanto menjalani kehidupan di Pondok
Rehabilitasi Mental An-Nur di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.

Artikel ini telah tayang di Indozone.id dengan judul "Sumanto: Rasa Daging Manusia Mirip
Daging Babi", https://www.indozone.id/news/1xskBr/sumanto-rasa-daging-manusia-mirip-
daging-babi.

Artikel ini telah tayang di Indozone.id dengan judul "Sumanto: Rasa Daging Manusia Mirip
Daging Babi", https://www.indozone.id/news/1xskBr/sumanto-rasa-daging-manusia-mirip-
daging-babi.

Anda mungkin juga menyukai