Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)

AMELLIA ZAHRATUNISA
P07120119007

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
D III KEPERAWATAN
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Amellia Zahratunisa


NIM : P07120119007
Judul : Laporan Pendahuluan dengan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) di Ruang Bersalin
(IGD Ponek) RSUD Idaman Banjarbaru

Banjarbaru, November 2020

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Nove Hidayati, A.Md.Keb Ns. Ainun Sajidah, M.Biomed


LAPORAN PENDAHULUAN
Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

A. DEFINISI
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim
ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005)
Intra Uterine Fetal death ( IUFD) adalah terjadinya kematian janin ketika masih berada dalam
rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
B. ETIOLOGI
Penyebab IUFD antara lain :

1. Faktor Placenta
 Insufiensi placenta
 Infark placenta
 Solutio placenta
 Placenta previa

2. Faktor Ibu
Yaitu kelainan yang disebabkan oleh ibu paa saat hamil.seperti contohnya mempunyai
penyakit berat, keturunan dan penyakit menular. Selain itu konsumsi obat obatan juga
mempengaruhi

3. Faktor Intrapartum
 Perdarahan antepartum
 Partus lama
 Anasthesi
 Partus macet
 Persalinan presipitatus
 Persalinan sungsang

4. Faktor Janin
 Prematuritas
 Postmaturitas
 Kelainan bawaan
 Perdarahan otak

5. Faktor Tali Pusat


 Prolapsus tali pusat
 Lilitan tali pusat
 Vassa praevia dan tali pusat pendek
C. MANIFESTASI KLINIS
1. DJJ tidak terdengar
2. Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
3. Pergerakan anak tidak teraba lagi
4. Palpasi anak tidak jelas
5. Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari
6. Pada rongen dapat dilihat adanya
 tulang-tulang tengkorak tutup menutupi
 tulang punggung janin sangat melengkung
 hiperekstensi kepala tulang leher janin
 ada gelembung-gelembung gas pada badan janin
 bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan
Hypofibrinogenemia 25%

D. KOMPLIKASI
1. Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan persalinan
cukup lama.
2. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
3. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Ultrasound seperti usg atau pemeriksaan dengan doppler
3. Radiologi (bila perlu)

F. PENATALAKSANAAN
Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab kematian, hindari
memberikan informasi yang tidak tepat.
Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu
didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.
Penting untuk menyarankan kepada pasien dan keluarganya bahwa bukanlah suatu emergensi dari bayi yang sudah meninggal :
1. Jika uterus tidak lebih dari 12 minggu kehamilan maka pengosongan uterus dilakukan dengan kuret suction
2. Jika ukuran uterus antara 12-28 minggu, dapat digunakan prostaglandin E2 vaginal supositoria dimulai dengan dosis 10 mg,
3. Jika kehamilan > 28 minggu dapat dilakukan induksi dengan oksitosin. Selama periode menunggu diusahakan agar menjaga
mental/psikis pasien yang sedang berduka karena kematian janin dalam kandungannya.
Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum
keputusan diambil.
Bila pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi
komplikasi .
Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan
misalnya pada letak lintang.
Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal
tersebut.
G. MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan nyaman nyeri
2. Intoleransi aktifitas
3. Kecemasan
4. Kurang pengetahuan

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi uterus
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan nyeri
3. Kecemasan berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif,tidak mengetahui sumber- sumber informasi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Perencanaan Rasional
NO Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1 Gangguan nyaman nyeri - Pain Level, - Lakukanpengkajin dengan melakukan
berhubungan pain nyeri secara
pain manajemen
dengan: control, komprehensif
Kontrak comfort dengan pengkajian bisa didapatkan
si uterus level PQRST
data2 untuk
DS: - Setelah dilakukan tinfakan - Observasi reaksi
Laporan keperawatan selama …. nonverbal dari tindakan yang tepat
secara verbal Pasien tidak mengalami ketidaknyamanan
dilakukan
DO: nyeri, dengan kriteria - Bantu pasien dan
Posisi untuk hasil: keluarga untuk
menahan nyeri - Mampu mengontrol nyeri mencari dan
Tingkah laku (tahu penyebab nyeri, menemukan
berhati-hati mampu menggunakan tehnik dukungan Kontrol
Gangguan tidur (mata sayu, nonfarmakologi untuk lingkungan Yang
tampak capek, sulit atau gerakan mengurangi nyeri, mencari dapat
kacau, menyeringai) Terfokus bantuan) mempengaruhi
pada diri sendiri - Melaporkan bahwa nyeri nyeri seperti suhu
Fokus menyempit berkurang dengan ruangan,
(penurunan persepsi menggunakan manajemen pencahayaan dan
waktu, kerusakan proses berpikir, nyeri Mampu mengenali kebisingan
penurunan interaksi dengan orang nyeri (skala, intensitas, - Kurangi faktor
dan lingkungan) Tingkah laku frekuensi dan tanda nyeri) presipitasi nyeri
distraksi, contoh : jalan-jalan, - Menyatakan rasa - Kaji tipe dan
menemui orang lain dan/atau nyaman setelah nyeri sumber nyeri untuk
aktivitas, aktivitas berkurang menentukan
berulang-ulang) - Tanda vital dalam intervensi
Respon autonom (seperti rentang normal
diaphoresis, perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah,
merintih, menangis, waspada, - Tidak mengalami - Ajarkan tentang
iritabel, nafas panjang/berkeluh gangguan tidur teknik non
kesah) farmakologi: napas
Perubahan dalam nafsu makan dala, relaksasi,
dan minum distraksi, kompres
hangat/dingin

- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri: ……...
- Tingkatkan
istirahat Berikan
informasi tentang
nyeri
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali

2 Intoleransi aktivitas NOC : NIC : melakukan


Berhubungan dengan : · Self Care : ADLs Observasi adanya
peencanaan untuk
1. Tirah Baring atau · Toleransi aktivitas pembatasan klien
imobilisasi · Konservasi eneergi dalam melakukan intoleransi aktifitas
2. Kelemahan Setelah dilakukan tindakan aktivitas
dapat menjadi
menyeluruh keperawatan selama …. Kaji adanya faktor
3. Ketidakseimbangan Pasien bertoleransi yang menyebabkan acuan untuk
antara suplei terhadap aktivitas dengan kelelahan
oksigen dengan Kriteria Hasil : Monitor nutrisi dan tindakan yang akan
kebutuhan
dilakukan
4. Gaya hidup yang
dipertahankan.
DS:
Melaporkan secara verbal
adanya

Anda mungkin juga menyukai