Symbolic meaning of The Ritual Ceremony of Nadran Empang in Karangsong Village, Indramayu
Regency (Study of Symbols and Meanings)
ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan proses pelaksanaan Upacara ritual Nadran Empang di masyarakat Desa
Karangsong, beserta makna dan simbol yang terdapat di dalamnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode kualitatif dan mengolah data menggunakan teknik triangulasi. Analisis dalam skripsi ini, menekankan
pada pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terutama para pelaku ritual, terhadap simbol-simbol yang
terdapat pada prosesi upacara ritual Nadran Empang. Penelitian ini juga menggunakan teori Clifford Geertz
mengenai simbol, yaitu interpretivisme simbolik untuk membedah masalah penelitian. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa, Upacara ritual Nadran Empang merupakan ritual yang dilakukan oleh masyakarat Desa
Karangsong sebagai bentuk rasa syukur masyarakat sekaligus harapan agar terhindar dari mara- bahaya.
Nadran Empang terbagi ke dalam beberapa aspek pelaksanaan kegiatan yaitu doa bersama, makan bersama,
larung Meron dan ruwatan wayang. Di setiap aspek pelaksanaan, terdapat berbagai macam simbol yang
dimaknai oleh masyarakat. Secara umum, pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terhadap simbol-simbol
yang terdapat dalam Upacara ritual Nadran Empang berkaitan dengan kepercayaan, kebersamaan, dan harapan
masyarakat Desa Karangsong sendiri.
ABSTRACT
This research is about the process of ceremony Nadran Empang at Karongsong region, then the
meaning and symbol in it. The researcher used qualitative method and the design that was used is triangulasi.
The analysis of the research concern on society sense especially people who did the ritual towards the symbols
which was in the ceremony process of ritual Nadran Empang. And also used Clifford Geertz theory which was
about symbol, is interpretivisme symbolic to analyze the research. The result of this research conclude that,
Ritual Nadran Empang ceremony is the ritual which was done by the people of Karongsong region as a
symbolic to feel the grateful, and also believe to that ritual to avoid from such a disaster. Nadran Empang
divided in to several aspect, they are pray, eating together, Larung meron and ruwatan wayang. Each aspect
has various kind of symbol which is being sense by the society, society sense of Karongsong region to the
symbols which is in the ritual Nadran Empang ceremony related to the belief, togetherness, and society’s
hopes.
99
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
100
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
sebagai syiarnya karena zaman dahulu ako- setiap tahunnya bisa menghasilkan ikan dan
modatif terhadap tradisi dalam arti mereka tidak udang yang lebih banyak lagi dan semakin
menentang apa yang sudah ada di masa tersebut meningkat” (Yuta: 2018).
tapi lebih memanfaatkan tradisi yang sudah ada Nadran merupakan wujud syukur bagi
seperti wayang, selamatan, dan lain sebagainya kaum petani tambak kepada alam atau laut dan
karena itu termasuk akomodatif dari ulama- sang Pencipta. Disitu ada kepercayaan mulang
ulama Islam begitu pun tradisi Nadran. trima (berterima kasih). Pelaksanaan tradisi
Nadran yang akan dibahas penulis pada mempunyai kedudukan yang sangat penting
penelitian ini yaitu upacara Nadran Empang. ada di masyarakat seperti Nadran Empang di
Upacara Nadran Empang yang dilaksanakan Karangsong, Kecamatan Indramayu.
oleh petani tambak. Menurut Darka selaku Pada dasarnya, upacara Nadran Em-
ketua pelaksanaan upacara Nadran Empang pang diikuti oleh para komunitas petani tambak
pada tanggal 10 Oktober 2018 mengatakan udang dan ikan bandeng di Desa Karangsong.
bahwa, petani tambak belajar dari alam yang Karena pada budaya nelayan terdapat pergu-
selalu melihat faktor cuaca saat bekerja. Menu- latan untuk mempertahankan dan meningkatkan
rut mereka, terdapat adanya penyatuan antara taraf hidup dalam komunitas pesisir di Indra-
manusia dengan alam, ketika dalam diri mayu khususnya desa Karangsong berlangsung
manusia menyerahkan persembahan, maka cukup keras. Sedangkan pengertian tambak
mereka akan menerima apa yang diperoleh dan menurut Susilowati (2010:205) mengemukakan
diberikan dari alam. Dalam hal tersebut bahwa, tambak merupakan habitat budidaya air
dituangkanlah dalam sebuah upacara ritual payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara
Nadran Empang, yang melambangkan rasa umum tambak digunakan untuk memelihara
syukur kepada laut atas yang telah memberi udang windu, ikan bandeng, ikan nila, ikan
kehidupan yang tak pernah habis, memberi kerapu, kakap putih, dan sebagainya.
tantangan sekaligus harapan. Para petani tambak berharap dengan
melakukan upacara ini mendapatkan kesejah-
B. Deskripsi Upacara Nadran Empang teraan dalam hidup yang lebih baik bagi pela-
Nadran merupakan salah satu bentuk kunya. Upaya tersebut tidak bisa dipisahkan
tradisi yang dilakukan secara turun temurun dari efisiensi penggunaan sumber daya dan
pada masyarakat nelayan pesisir pantai utara keterbatasan yang ada pada mereka.
Jawa yang bertujuan untuk mensyukuri hasil Upacara Nadran dilakukan dengan cara
tangkap ikan, mengharapkan peningkatan hasil melemparkan kepala kerbau atau kepala
pada tahun mendatang dan berdoa agar tidak kambing serta sesaji ke tengah laut. Upacara
mendapatkan aral melintang dalam mencari Nadran merupakan cerminan dari hubungan
nafkah di laut serta sebagai upaya dalam bentuk antara manusia dengan sang pencipta dan ung-
bersyukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kapan rasa syukur akan hasil tangkapan ikan
limpahan dan rezeki yang di berikan kepa- dan mengharapkan akan peningkatan hasil
daNYA. berlimpah ditahun mendatang, serta dijauhkan
Tradisi Nadran mengandung nilai-nilai dari bencana dan marabahaya agar diberi
budaya dan moral yang memiliki tujuan yang keselamatan dalam melaut dalam mencari
baik untuk menciptakan masyarakat yang nafkah di laut.
memiliki jati diri, berakhlak mulia, dan ber- Ancak adalah sesajen yang ditempatkan
peradaban. di Meron. Sesajen yang paling utama pada
”Nadran Empang merupakan bentuk Nadran nelayan yaitu kepala kambing ataupun
rasa syukuran para masyarakat petani tambak kepala kerbau. Sesajen yang di berikan oleh
atau bisa disebut juga nelayan empang agar warga masyarakat nelayan disebut meron yang
102
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
berupa anjungan berbentuk replika udang dan tidak jenuh berbeda dengan budaya sebelumnya
ikan bandeng yang masing-masing berisikan yang sudah ada. Ruwatan hingga saat ini diang-
sesajen dalam hal ini segala aspek yang terdapat gap sebagai solusi terampuh menurut keper-
di dunia ini ada dalam sesajen yang akan cayaan masyarakat Jawa. Daya mistis yang
dibahas pada sub-bab berikutnya. Sebelum ditimbulkan diri ritual ini kan melindungi diri
dilepaskan ke laut, replika udang dan ikan dari kejahatan yang akan merusak tau men-
bandeng diarak terlebih dahulu mengelilingi celakan diri manusia (Pamungkas, 2003: 3).
tempat-tempat yang telah ditentukan sambil
diiringi dengan berbagai suguhan seni tradi- C. Upacara ritual Nadran Empang
sional, seperti musik tarling, genjring ataupun Upacara Nadran Empang berlangsung
musik tradisional lainnya. tidak hanya saat pelaksanannya saja namun,
Tradisi Nadran Empang ini berfungsi rangkaian kegiatan berlangsung sebelum kegi-
sebagai sarana silahturahmi halalbihalal, seba- atan inti dimulai salah satunya disebut dengan
gai pelestarian, budaya, komunikasi, serta fung- Pra-Upacara. Kegiatan inti baru dilakukan pada
si pendidikan. Selain itu, Tradisi Nadran hari berikutnya kemudian ada kegiatan terakhir
Empang juga berfungsi sebagai penghormatan yaitu Pasca Upacara yang merupakan penutup
kepada leluhur yang telah melaksanakan rangkaian kegiatan Nadran Empang.
kegiatan ini yang sudah sejak lama. 1. Pra-Upacara
Pelaksanaan upacara ritual Nadran Persiapan Sebelum Pelaksanaan
Empang Karangsong adalah doa bersama, me- Upacara Nadran Empang Karangsong
larungkan meron replika udang dan ikan diantaranya yaitu melakukan musyawa-
bandeng, ruat Nadran. Inti dari pelaksanaan rah warga untuk menentukan waktu pe-
upacara tersebut adalah melarungkan meron. laksanaan seperti hari, tanggal dan
Ruat Nadran Empang sendiri adalah berupa bulan.
upacara meminta keselamatan yang ditandai Dilanjutkan dengan pembentuk-
dengan digelarnya pertunjukan wayang kulit an panitia, biaya ataupun dana untuk
dengan lakon Bedug Basuh. pelaksanaan, kebutuhan yang dibutuh-
‘Ruwat sendiri sebenarnya memiliki arti kan untuk tradisi nadran nelayan yang
pelepasan, dan maksud dilakukannya ruwat harus disepakati bersama oleh para
adalah untuk membesarkan atau melepas- panitia pelaksana, dan nanti akan bisa
kan manusia yang sudah tergolong sebagai muncul angka yang akan dibebankan ke
sukerta karena bersifat sebagai upacara komunitas petani tambak yang ikut
pelepasan, maka upacara ini selalu berhu- berkegiatan karena Upacara Nadran
bungan dengan dunia mistis dan tidak per- Empang itu bersifat swadaya. Menyepa-
nah lepas dari pengaruh gaib di dalamnya’ kati hiburan apa saja yang akan diun-
(Pamungkas, 2003:3). dang ataupun acaranya dirangkai seperti
apa.
Ruwatan menjadi acara yang populer Selanjutnya masyarakat lang-
pada beberapa abad silam sebelum Islam masuk sung berjalan dengan tugasnya masing-
ke Jawa dan sebelum Belanda menjajah Indo- masing. Biasanya waktu pelaksanaan
nesia. Keberadaan ruwatan dipercaya oleh be- persiapan Nadran nelayan ini sekitar
berapa ahli sejarah dan merupakan bahwaan tiga sampai empat bulan sebelum upa-
dari Hindu-Buddha, yang masuk ke Indonesia. cara Nadran Empang karangsong
Setelah islam masuk ke Jawa acara ruwatan dimulai.
yang asli kemudian diubah sedikit bernapaskan Menjelang hari pelaksanaan dia-
Islam namun penampilan yang sebenarnya dakan lagi rapat warga untuk mendis-
103
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
104
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
b. Kepala kambing
c. Jeroan (organ dalam hewan)
kambing
d. Satu buah telur ayam
e. Bunga kelapa
f. Kemenyan
g. Minyak wangi
h. Rokok srutu
Gambar 5. Masyarakat mulai mengecat replika udang. i. Daun kinang
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15 j. Benang padan
September 2018) k. Dan lain-lain
105
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
106
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
107
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
108
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
109
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
di dalam Nadran Empang. Penyeleng- Simbol yang ada dalam Upacara ritual
garaan Nadran Empang bukan hanya Nadran Empang di Desa Karangsong di antara-
satu hari, melainkan berhari-hari. nya terdapat dalam tiga tahapan prosesi, yaitu:
Persiapan pra upacara menjadi sangat 1. Pra ritual:
penting demi terciptanya kesempurnaan • Meron
dalam kegiatan inti upacara. Meron adalah replika dari ikan
bandeng dan udang yang dibuat oleh
D. Simbol Dalam Upacara ritual Nadran masyarakat petani tambak Desa
Empang di Desa Karangsong Karangsong, sebagai simbol kreasi pada
Penggunaan simbol terlihat sangat jelas meron karena masyarakat memiliki
dalam tradisi dan adat istiadat orang Jawa. kreatifitas membuat replika udang dan
Bahkan, penggunaan simbol merupakan salah ikan bandeng dan juga memiliki simbol
satu ciri yang menonjol dalam kebudayaan rasa syukur terhadap penghasilan yang
Jawa. Hal ini berkaitan dengan simbol yang mereka dapatkan dari budidaya ikan
menyimpan daya magis lewat kekuatan ab- bandeng dan udang. Penjelasan tersebut
straknya untuk membentuk dunia melalui terkait dengan sumber mata pencaharian
pancaran makna (Geertz: 1992). utama masyarakat Desa Karangsong
“Kekuatan simbol mampu menggiring yang mayoritas merupakan petani tam-
siapapun untuk mempercayai, mengakui, bak. Selain itu, adanya replika ikan ban-
melestarikan atau mengubah persepsi hing- deng dan udang tersebut dimaknai oleh
ga tingkah laku orang dalam bersentuhan masyarakat Desa Karangsong sebagai
dengan realitas. Dayamagis simbol tidak sebuah harapan akan hasil tambak yang
hanya terletak pada kemampuannya mere- lebih melimpah di kemudian hari.
presentasikan kenyataan, tetapi realitas juga • Sesajen
di representasikan lewat penggunaan logika Sesajen merupakan aspek pokok
simbol” (Fashri, 2007:1). dalam digelarnya upacara ritual Nadran
Empang di Desa Karangsong. Sesajen
Simbol-simbol religius atau simbol- bagi masyarakat Desa Karangsong di-
simbol sakral itu kemudian menghubungkan maknai sebagai sebuah pengharapan
sebuah ontologi dan sebuah kosmologi dengan atau simbol dari doa yang dipanjatkan
sebuah estetika dan sebuah moralitas. Kekuatan kepada roh-roh leluhur. Harapan terse-
khas simbol-simbol itu berasal dari kemampuan but ialah agar Desa Karangsong terbe-
mereka yang dikira ada untuk mengidentifikasi bas dari mara bahaya atau bertujuan un-
fakta dengan nilai pada taraf yang paling tuk keselamatan. Secara umum, dapat
fundamental, untuk memberikan sesuatu yang dimaknai bahwa Sesajen pada ritual
bagaimanapun juga bersifat faktual murni, Nadran Empang bermakna sebagai me-
suatu muatan normatif yang komprehensif dia perantara manusia dengan alam
(Geertz, 1992: 50). metafisika.
Dalam upacara ritual Nadran Empang,
terdapat beberapa simbol yang memiliki makna 2. Pelaksanaan Upacara ritual Nadran
di antaranya sesajen, ruwatan, meron berupa re- Empang:
plika ikan bandeng dan udang, simbol tersebut • Doa dan makan bersama
menjadi satu kesatuan yang menjadi aspek Dalam pelaksanaan doa dan ma-
penting dalam terciptanya suatu nilai-nilai yang kan bersama, yang menjadi simbol ada-
lahir di masyarakat Desa Karangsong sendiri. lah bacaan doanya itu sendiri. Selain itu
111
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
ada beberapa sajian makanan yang nan- komunitas petani tambak untuk disiram
tinya akan disantap oleh masyarakat disetiap empang tambak yang mereka
setempat yang turut hadir dalam acara. punya. Dengan menyiramkan ke em-
Pelaksanaan doa dan makan ber- pang tambak hal ini menyimbolkan
sama bagi masyarakat merupakan tem- kepercayaan pada masyarakat karena
pat kembalinya berkumpul antara satu mereka berharap memperoleh kesu-
dengan yang lainnya karena mereka si- buran apa yang mereka punya seperti air
buk dengan perkerjaan masing-masing yang ada di empang tambak tersebut
yang menjadikan mereka juga jarang serta hewan yang mereka budidayakan
untuk bersilahturahmi. Dalam hal ini dan bias menghasilkan lebih dari
masyarakat masih mempertahankan ke- sebelumnya.
bersamaan diantara mereka.
E. Nilai yang terkandung
• Melarungkan Meron Selain memiliki makna, simbol-simbol
Inti atau puncak dari nadran tersebut memiliki nilai yang terkandung. Nilai
adalah melarungkan meron. Masyarakat tersebut mempresentasikan mengenai gam-
memaknai bahwa melarungkan meron baran fenomena simbol tersebut. Simbol me-
ialah sebagai upaya untuk melepaskan nurut Geertz merupakan sesuatu yang memiliki
semua ketidak-beruntungan dan segala nilai dan makna, sehingga nilai erat kaitannya
permasalahan yang ada dengan mem- dengan simbol.
buangnya ke laut, yang dipercaya dapat Nilai yang terkandung di antaranya:
memperbanyak rezeki, lebih dari sebe- 1. Nilai Tradisi
lumnya serta mendapatkan kasih sayang Tradisi merupakan sesuatu yang
dari Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari ecara turun menurun dari generasi ke gene-
raut wajah para petani tambak yang rasi. Menurut Koentjaraningrat (dalam
tampak lega dan bahagia ketika selesai Sztompka, 2007: 69), masyarakat mewaris-
acara. kan masa lalunya melalui beberapa hal,
salah satunya yaitu tradisi dan adat istiadat
• Ruwatan Air Laut (nilai, norma yang mengatur perilaku dan
Bagi masyarakat Desa Karang- hubungan antar individu dalam kelompok).
song sendiri, air laut dijadikan sebagai Adat istiadat yang berkembang disuatu ma-
media ruwatan untuk upaya tolak bala syarakat harus dipatuhi oleh anggota ma-
agar para petani tambak senantiasa di- syarakat di daerah tersebut. Adat istiadat
lindungi dari berbagai hal buruk yang sebagai sarana mewariskan masa lalu terka-
tidak diinginkan. Oleh karena itu ma- dang yang disampaikan tidak sama persis
syarakat memiliki makna kepercayaan dengan yang terjadi di masa lalu tetapi
terhadap hal tersebut. mengalami berbagai perubahan sesuai per-
Simbol pengambilan air laut kembangan zaman. Masa lalu sebagai dasar
yang di doakan merupakan penggam- untuk terus dikembangkan dan diper-
baran dari pembersihan untuk meng- baharui.
hapuskan segala sesuatu yang buruk. Berdasarkan pernyataan di atas, ni-
lai tradisi yang terkandung dalam simbol
3. Pasca Upacara ritual Nadran Empang ikan bandeng dan udang adalah meles-
Setelah air di ruwat, selanjutnya tarikan tradisi yang menjadi ikon dari acara
air ruwatan tersebut dibagikan kepada ini adalah ikan bandeng dan udang yang
menjadi sumber perekonomian bagi ma-
112
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
syarakat Karangsong selama ini dan dija- biologisnya dengan cara yang baik dan
dikan sebagai suatu kegiatan yang turun te- benar.
murun karena hal tersebut sudah ber- Dalam proses ini, maka pendidikan
langsung lama dan kegiatan upacara ritual dituntut untuk mampu mengarahkan ma-
Nadran Empang merupakan kegiatan yang nusia pada cara-cara pemilihan dan pemi-
berasal dari nenek moyang terdahulu yang lahan nilai sesuai dengan kodrat biologis
tetap dilestarikan hingga saat ini. manusia. Demikian pula, pendidikan seba-
gai proses humanisasi mengarahkan manu-
2. Nilai Estetika sia untuk hidup sesuai dengan kaidah moral,
Estetika merupakan sebagai susu- karena manusia hakikatnya adalah makhluk
nan bagian dari sesuatu yang mengandung bermoral, moral manusia berkaitan dengan
pola yang mempersatukan bagian–bagian Tuhan, sesama manusia dan lingkungan.
yang membentuk pola dan mengandung Dalam hal ini pendidikan seyogyanya tidak
keserasan dari unsur-unsurnya sehingga mereduksi proses pembelajaran hanya
membentuk keindahan, dari hal tersebut semata-mata untuk kepentingan salah satu
dapat diartikan bahwa estetika menyangkut segi kemampuan saja, melainkan harus
hal perasaan seseorang dan perasaan ini mampu menyeimbangkan kebutuhan moral
dikhususkan akan perasaan indah. Nilai dan intelektual.
indah yang dimaksudkan tidak hanya Nilai pendidikan yang terkandung
semata-mata mendefinisikan bentuknya dalam simbol sesajen karena dalam tiap
tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari komponen ada nilai-nilai budi pekerti yang
isi atau makna yang terkandung di terkandung sehingga kegiatan ini diharap-
dalamnya. kan menjadi lahan edukasi bagi masyarakat
Nilai estetika yang terkandung khususnya bagi generasi muda agar terus
dalam meron yang berupa replika ikan belajar dari simbol-simbol yang memiliki
bandeng adalah sesuatu yang merepresen- banyak makna khususnya untuk kehidupan
tasikan bentuk keindahan dalam seni kera- yang dapat menjadi pedoman yang akan
jinan tangan masyarakat Desa Karangsong terus mereka bawa dalam kehidupan
yang disalurkan melalui karya replika seterusnya.
tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan ciri
khas masyarakat Desa Karangsong yang F. Makna Dalam Upacara ritual Nadran
terkenal dengan kerajinan tangannya. Empang
Sistem simbol adalah media bagi
3. Nilai Pendidikan manusia dalam memaknai sesuatu, mempro-
Nilai dan pendidikan merupakan duksi dan mengubah makna. Lewat simbol-
dua hal yang satu sama lainnya tidak dapat simbol (bahasa, benda, wacana, gambar, dan
dipisahkan. Rohmat Mulyana (2013: 13) peristiwa), kita dapat mengungkapkan pikiran,
dalam bukunya menyatakan bahwa, “Pendi- konsep, dan ide-ide kita tentang sesuatu. Makna
dikan sebagai wahana untuk memanusiakan sangat tergantung dari cara kita mempresen-
manusia terikat oleh dua misi penting, yaitu tasikannya. Dengan membedah simbol-simbol
huminisasi dan humanisasi”. Sebagai pro- yang ada, maka akan terlihat jelas proses
ses huminisasi, pendidikan berkepentingan pemaknaan, penilaian dan pembelokan tanda
untuk memposisikan manusia sebagai yang diberikan pada sesuatu tersebut (Fasri,
makhluk yang memiliki keserasian dengan 2014: 21).
habitat ekologinya, yaitu manusia diarah- Pada penelitian kali ini, peneliti akan
kan untuk mampu memenuhi kebutuhan menganalisis makna dan simbol dalam sesajen
113
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
yang ada dalam kegiatan Nadran Empang yang Jika kepala kerbau ataupun kepala
akan dijelaskan berikut ini. kambing tidak bisa di hilangkan dalam
1. Sesajen sesajen karena pemahaman masyarakat
Seperti yang telah dijelaskan pada masih mempercayai hal mistis ataupun hal
sub bab sebelumnya, berdasarkan wawan- yang berbau mitos, menurut kepercayaan
cara yang dilakukan dengan Dede Jaelani masyarakat setempat jika hal itu tidak dilak-
selaku seniman sekitar Karangsong pada sanakan akan terjadi kejadian yang tidak
tanggal 23 Juni 2019 mengatakan bahwa, diinginkan para nelayan dan petani tambak,
semua sesajen menyimbolkan yang ada di seperti bencana alam yaitu banjir dari hujan
dunia seperti jajanan, makanan dan air, deras yang mengguyur serta bencana ROB
hewan dan tumbuhan. Terdapat beberapa (fenomena air laut meluap ke daratan) da-
sesajen yang memiliki simbol dalam lam waktu bersamaan sehingga air langsung
upacara ritual Nadran Empang di antaranya melimpas ke desa karangsong termasuk
sebagai berikut: tanggul tambak, dalam hal ini membuat
a. Kepala kerbau atau kepala kambing gagal panen karena hanyutnya ikan bandeng
Biasanya kepala kerbau atau kepala dan udang. Kepala kerbau maupun kepala
kambing dijadikan sesaji pada Nadran kambing merupakan simbol kepercayaan
Empang. Menurut pernyataan masyarakat pada masyarakat Karangsong.
setempat bahwa, kepala hewan tersebut
merupakan simbol kebodohan karena di- b. Menyan
anggap mahkluk bodoh dan gemuk namun Menyan yang berbentuk Kristal
tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan padat dan asap menyan sebagai perantara
manusia. Sesaji kepala hewan tersebut antara dunia manusia dengan dunia adi-
bermaksud untuk membuang kebodohan kodrati. Menyuguhkan dupa yang bermak-
dari pikiran yang ada pada masyarakat sud memberitahukan kepada arwah leluhur
Karangsong, sehingga diharapkan setelah nahwa ada yang dating untuk memohon
kepala kerbau disajikan memperoleh kepin- restu dan keselamatan. Menyan juga seba-
taran dalam mengarungi kehidupan. Maka gai simbol untuk pasrah sesaji dan untuk
dari itu kepala kambing memiliki simbol pasrah sesaji dan untk memanggil roh diper-
yang sama karena setelah kepala kambing temukan untuk mempercepat sampainya pe-
disajikan oleh para petani tambak yang rmohonan mereka dapat terkabul. Nadran
berharap memperoleh kepintaran dalam Empang disediakannya menyan bertujuan
mengarungi kehidupan. Karena pada saat memberi kepada makhluk yang ada di laut,
itu komunitas tambak menyediakan sesaji sebagai timbal nalik bagi masyarakat
yaitu kepala kambing. dengan makhluk laut.
Pada saat itu masyarakat bisa
menyediakan kepala kambing. Upacara c. Babakak Ayam
ritual Nadran Empang merupakan cara Bakakak merupakan simbol kasih
mendekati dua adikodrati menggunakan sayang. Bahwasannya kita sebagai manusia
perantara sesaji. Kepala kambing ini meru- harus saling mengasihi. Selain itu bakakak
pakan tingkatan tengan yang dianggap ting- juga dilambangkan sebagai bentuk keka-
katan yang paling seimbang. Hewan terse- yaan alam hewani di bumi.
but dikurbankan karena dipercayain memi-
liki kemampuan sebagai alat tukar dengan d. Curutu
dunia adikodrati untuk menyeimbangkan Cerutu, merupakan perlambangan
keteraturan alam. ucapan atau sabda ajar para leluhur yang
114
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
mengandung pola makna berlapis. Maksud- manusia yang tahu diri dan kenal terhadap
nya adalah bahwa kita harus berhati-hati jati diri. Cermin merupakan gambar pantu-
dalam membuka dan mengkaji ajaran para lan tentang diri kita sendiri, apabila terdapat
leluhur, tidak boleh tergesa-gesa dan kesalahan segeralah memperbaiki diri. Sisir,
ceroboh. mengandung makna bahwa kita harus
memiliki kemampuan menata daya cipta
e. Benang (pikiran), senantiasa berpikir teliti, dan
Benang Menurut masyarakat mai- rapih.
nan yang dimaksud adalah Benang Jaring Tepung bedak yang mempunyai
yang berbentuk segi delapan merupakan partikel kecil dan halus merupakan lambang
lambang dari pengikat. Bahwa manusia bubuk leutik yang memiliki makna bahwa
memiliki suatu keterikatan satu sama lain. sesuatu harus dipikirkan sampai ke titik
Dunia terdiri dari tiga yaitu dunia atas, du- terkecilnya.
nia tengah dan dunia bawah. Segi Delapan Sisir, cermin dan bedak ini terdapat
yang bias disebut mandala yaitu bumi panca mitos yang dikaikan dengan Dewi Sri atau
tengah, dalam hal ini mandala termasuk du- Dewi Pohaci dan sebagai simbol kecantikan
nia tengah. Masyarakat Karangsong ber- dari Dewi Sri yang diidamkan oleh Budug
pendapat bahwa dua panca tengah itu tidak Basu.
akan bias berjalan dengan lancar jika ma-
nusia tidak berhubungan dengan dunia adi- g. Kendi
kodrati. Mandala yang dipilih merupakan Kendi yang ada dalam kegiatan
kosmologi dari bentuk pemaknaan yang Nadran Empang diisi dengan darah hewan.
sederhana, Segi Delapan yang membentuk Hewan tersebut merupakan hewan kambing
bintang merupakan simbol kejayaan bagi yang telah disembelih sebelumnya. Kendi
masyarakat. Segi Delapan merupakan re- merupakan simbol Rahim ibu, dan sesuatu
presentamen objeknya berupa simbol, dan yang dimasukan ke dalam kendi merupakan
interpretannya adalah kejayaan dan perda- ruh yang nantinya akan mengisi kehidupan
maian bagi masyarakat Karangsong. ketika nanti dikeluarkan.
Bagi masyarakat Karangsong, be-
nang jaring memiliki fungsi persembahan h. Telur Ayam
karena bagi mereka, benang jaring meru- Telur melambangkan asal mula
pakan mainan yang di pesembahkan kepada kehidupan yang selalu berasa dari dua sisi
sang pemilik lautan. Dalam makna lain yang berlainan seperti warna telur kuning
benang jaring ini merupakan kehidupan putih, di antaranya laki-perempuan, siang-
yang memiliki dalang utama yaitu sosok malam, dll. Telur pun hanya telur ayam
yang menjadi penguasa laut dalam keper- kampung yang dipakai sebagai makna dari
cayaan masyarakat tersebut. Mainan dalam kealamiahan atau naturalness dari sajen
arti yang memutar balikan kehidupan. yang dipakai. Telur juga dilambangkan
sebagai asal mula kehidupan.
f. Sisir, Cermin dan bedak i. Kembang Kelapa
Cermin, maknanya adalah kita harus Kembang Kelapa merupakan bunga
menjadi manusia yang pandai merias diri yang dibuat dari kelapa yang sudah dibuang
dalam perilaku, senantiasa melihat kepada serabut dan batoknya, lalu dilubangi bagian
diri sendiri sebelum melihat kepada orang yang merupakan bakal tunas, diisi dengan
lain. Cermin merupakan pantulan daya cipta minyak kelapa dan diberi sumbu dari sobe-
(pikiran), hati, dan raga. Kita harus menjadi kan kain dan dinyalakan. Ini merupakan
115
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
dilaut, sehingga ikan berbau amis. Pada saat karena kebudayaan adalah sistem simbol, maka
perayaan (syukuran) tradisi Indramayu, dila- proses kebudayaan harus dipahami, dan diter-
rang menghadirkan ikan dengan nasi karena jemahkan dan di interpretasi (Setyobudi 2001:
ikan adalah bentuk dari representasi Budug 13-16). Dalam hal ini simbol-simbol adalah
Basu, sedangkan nasi (padi) adalah bentuk segala sesuatu yang yang terlepas dari keadaan-
representasi Dewi Sri. nya yang sebenarnya dan dipergunakan untuk
Pertunjukan lakon Budug Basu yang memasukan makna dalam pengalaman
digelar melalui wayang siang dan larungan (Wirawan, 2016: 56).
sesaji merupakan representasi berbagai peris- Upacara ritual Nadran Empang meru-
tiwa estetika paradoks melalui simbol-simbol pakan kegiatan yang melahirkan banyak simbol
yang erat kaitannya dengan masyarakat Nela- yang dapat ditafsirkan dan memiliki makna.
yan. Oleh karena itu, kedudukannya sangat Makna yang terkandung dalam setiap simbol-
penting dalam rangkaian acara pelaksanaan nya tidak terlepas dari hubungan antara identi-
upacara Nadran. Bagi masyarakat nelayan, tas masyarakat di sana dengan kondisi geo-
segala aspek kegiatan dalam pelaksanaan upa- grafisnya. Kegiatan Nadran Empang sendiri,
cara Nadran, “wajib” untuk dikerjakan meru- selain menjadi refleksi dalam religi masyarakat
pakan upaya untuk menjaga tatanan hidup dan juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
kehidupan masyarakat nelayan. Pertunjukan memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber
dan pelarungan dalam pelaksaannya bersamaan dari bumi yang bermanfaat bagi manusia.
waktunya, meskipun begitu masing-masing
memiliki aspek alur prakteknya sendiri-sendiri. SIMPULAN
Upacara Nadran meripakan identitas hajatan Berdasarkan hasil analisis data dan
nelayan di Pajunan yang diwujudkan sebagai pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
ungkapan rasa syukur dan sekaligus permo- pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
honan kepada Sang Kholiq (Nurdin, 2015: 44). sebagai berikut:
Simbol-simbol pada lakon wayang 1. Tradisi Nadran Empang merupakan
dalam nadran seperti merupakan mitologi yang ritual yang dilakukan oleh masyakarat
harus terus hidup didalam pikiran masyarakat Desa Karangsong sebagai bentuk rasa
nelayan. Hal ini itu berkaitan dengan strata syukur masyarakat. Nadran Empang
kemasyarakatan yang menolongkan nelayan terbagi ke dalam beberapa aspek pelak-
sebagai pengatur tingkah laku masyarakat yang sanaan kegiatan yaitu doa bersama, ma-
akan berjalan menggolongkan nelayan sebagai kan bersama, pelarungan Sesajen dan
masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tra- Ruwatan wayang.
disional, menurut Daeng dalam Kasim (2013: 2. Terdapat beberapa simbol dalam Sesa-
52) mengemukakan bahwa, mitologi memain- jen yang memiliki makna yang merupa-
kan peran sebagai pengatur tingkah laku masya- kan representamen dari doa dan harapan
rakat yang akan berjalan baik karena diyakini yang dituangkan kedalam berbagai ben-
akan campur tangan leluhur yang berada di tuk sesajen yang nantinya akan dila-
dunia sana. rungkan ke lautan. Secara umum,
Clifford Greertz mengemukakan bahwa pemaknaan masyarakat Desa Karang-
suatu definisi budaya adalah satu, suatu sistem song terhadap simbol-simbol yang ter-
keteraturan dari makna dan simbol- simbol. dapat dalam Upacara ritual Nadran
Dua, suatu pola makna-makna yang ditranmi- Empang, berkaitan dengan keperca-
sikan secara historis yang terkandung dalam yaan, kebersamaan, dan harapan masya-
bentuk-bentuk simbolis. Tiga, suatu peralatan rakat Desa Karangsong sendiri. Kaitan-
simbolik bagi pengontrol perilaku. Empat, oleh nya dalam simbol- simbol tersebut yaitu
119
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
simbol kepercayaan pada masyrakat Kasim, S. (2013). Budaya Dermayu: Nilai- nilai
yang dimaksud disini adalah mereka Historisn Estetis dan Transdental.
berharap memperoleh kesuburan apa Yogyakarta: Poestakadjati.
yang mereka punya seperti air dan Koentjaraningrat. (1985). Beberapa Pokok
hewan yang ada di empang tambak Antropologi Sosial. Jakarta: Dian
tersebut serta apa yang mereka budi- Rakyat.
dayakan bias menghasilkan lebih dari Koentjaraningrat. (1998). Pengantar Ilmu
sebelumnya dan melepaskan semua Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
ketidak-beruntungan dan segala perma- Nurdin, R. (2016). Perwujudan Yang Sakral
salahan yang ada. Pada simbol Harapan Melalui Nadran Di Cirebon. Bandung:
tersebut ialah agar Desa Karangsong Intitut Seni Budaya Indonesia.
terbebas dari mara bahaya atau bertu- Pamungkas, R. (2003). Tradisi Ruwatan.
juan untuk keselamatan. Secara umum, Yogyakarta: Narasi.
dapat dimaknai bahwa Sesajen pada Setyobudi, I. 2001. Menari di antara Sawah dan
Upacara ritual Nadran Empang bermak- Kota: Ambiguitas Diri, Petani-petani
na sebagai media perantara manusia Terakhir di Yogyakarta. Magelang:
dengan alam metafisika. Masyarakat IndonesiaTera bekerja sama dengan
dengan mempertahankan kebersamaan Yayasan Adikarya IKAPI dan Ford
ini menjadikan Upacara ritual tersebut Foundation
bisa tetap bertahandan dilestarikan Setyobudi, I. 2020a. Komodifikasi revitalisasi
hingga saat ini. tradisi di Cihideung, Kabupaten
Bandung Barat: Analisa produks-diri
Tradisi Nadran Empang merupakan masyarakat. Disertasi Program Doktor
kegiatan yang harus tetap dilestarikan di masya- Antropologi Pasca Sarjana FISIP
rakat. Pemerintah juga harus turut berperan Unpad. Bandung: Unpad.
dalam kegiatan ini agar kelak kedepannya Setyobudi, I. 2020b. Metode Penelitian Budaya
kegiatan ini bisa terus berjalan dan dapat (Desain Penelitian dan Tiga Model
dimanfaatkan sebagai kekayaan pariwisata Kualitatif). Bandung: Sunan Ambu
sehingga kegiatan ini berkembang dan dapat Press.
diketahui oleh banyak golongan masyarakat. Syam, T. (2016). Perilaku Komunikasi
Selain itu, upacara ritual ini juga harus tetap Masyarakat Nelayan Pada Pesta laut
terjaga, demi terpeliharanya nilai-nilai penting Nadran Di Pelabuhan Karangantu.
kehidupan yang ada dalam pemaknaan terhadap Semarang: Universitas Sultan Ageng
simbol-simbol di dalamnya. Tirtayasa.
Winarno, H. d. (2016). Ilmu Sosial dan Budaya
DAFTAR PUSTAKA Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Buku
Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama. Jurnal
Yogyakarta: Kanisius. Isfiyatun. (2017). Negosiasi Tradisi Islam dan
Geertz, C. (2016). Sadur Budaya, The Tradisi Lokal dalam Perayaan Nadran
Interpretation of Cultures. Yogyakarta: di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyal
Kanisius. Kabupaten Indramayu. Yaqzan Vol. 3
Hadi, M. S. (2018). Tradisi Nadran di (2), 13-27.
Bandengan Cirebon: Antara Mitos dan Nining, N. A., dkk. (2013). Tradisi Upacara
Realitas. Jakarta: Universitas Islam Nadran Pada Masyarakat Nelayan
Negeri Syarif Hidayatullah. Cirebon Di Kelurahan Kangkang
120
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....
Bandar Lampung. Jurnal Budaya Vol.1, Ekonomi Pembangunan Vol. 3(2), 202-
11. 216.
Nurdin, R. (2015). Lakon Bedug Basu Dalam Warta, I. n. (2017). Filosofi Ritual Sesuai
Upacara Nadran. Jurnal Panggung Kearifan Lokal Mewujudkan
Vol.1(1), 45-54. Kehidupan Harmoni. Jurnal Agama
Susilowati, E. J. (2017). Penguatan Kinerja Hindu.
Budidaya Tambak Dalam Rangka
Penciptaan Ketahanan Pangan. Jurnal
121
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021
122