Anda di halaman 1dari 24

MAKNA SIMBOLIS UPACARA RITUAL NADRAN EMPANG DI DESA

KARANGSONG KABUPATEN INDRAMAYU (KAJIAN SIMBOL DAN


MAKNA)

Symbolic meaning of The Ritual Ceremony of Nadran Empang in Karangsong Village, Indramayu
Regency (Study of Symbols and Meanings)

Ameliya Lismawanty, Sriati Dwiatmini, Yuyun Yuningsih


mellameliya21@gmail.com
Program Studi Antropologi Budaya, Fakultas Budaya dan Media
Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
Artikel diterima: 19 Maret 2021 Artikel direvisi: 31 Maret 2021 Artikel disetujui: 13 April 2021

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan proses pelaksanaan Upacara ritual Nadran Empang di masyarakat Desa
Karangsong, beserta makna dan simbol yang terdapat di dalamnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode kualitatif dan mengolah data menggunakan teknik triangulasi. Analisis dalam skripsi ini, menekankan
pada pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terutama para pelaku ritual, terhadap simbol-simbol yang
terdapat pada prosesi upacara ritual Nadran Empang. Penelitian ini juga menggunakan teori Clifford Geertz
mengenai simbol, yaitu interpretivisme simbolik untuk membedah masalah penelitian. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa, Upacara ritual Nadran Empang merupakan ritual yang dilakukan oleh masyakarat Desa
Karangsong sebagai bentuk rasa syukur masyarakat sekaligus harapan agar terhindar dari mara- bahaya.
Nadran Empang terbagi ke dalam beberapa aspek pelaksanaan kegiatan yaitu doa bersama, makan bersama,
larung Meron dan ruwatan wayang. Di setiap aspek pelaksanaan, terdapat berbagai macam simbol yang
dimaknai oleh masyarakat. Secara umum, pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terhadap simbol-simbol
yang terdapat dalam Upacara ritual Nadran Empang berkaitan dengan kepercayaan, kebersamaan, dan harapan
masyarakat Desa Karangsong sendiri.

Kata Kunci: Nadran Empang, Karangsong, Makna-Simbol

ABSTRACT

This research is about the process of ceremony Nadran Empang at Karongsong region, then the
meaning and symbol in it. The researcher used qualitative method and the design that was used is triangulasi.
The analysis of the research concern on society sense especially people who did the ritual towards the symbols
which was in the ceremony process of ritual Nadran Empang. And also used Clifford Geertz theory which was
about symbol, is interpretivisme symbolic to analyze the research. The result of this research conclude that,
Ritual Nadran Empang ceremony is the ritual which was done by the people of Karongsong region as a
symbolic to feel the grateful, and also believe to that ritual to avoid from such a disaster. Nadran Empang
divided in to several aspect, they are pray, eating together, Larung meron and ruwatan wayang. Each aspect
has various kind of symbol which is being sense by the society, society sense of Karongsong region to the
symbols which is in the ritual Nadran Empang ceremony related to the belief, togetherness, and society’s
hopes.

Keywords: Nadran Empang, Karangsong, symbol-sense.

99
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

PENDAHULUAN Ritual Nadran Empang merupakan


Masyarakat Indramayu mempunyai kepercayaan masyarakat Indramayu yang ber-
berbagai macam tradisi yang masih dilaksana- pengaruh terhadap kehidupan masyarakat
kan hingga saat ini seperti tradisi pembersihan Karangsong, untuk memastikan kesejahteraan
desa, tradisi dalam perkawinan, tradisi tolak ba- hidup mereka. Dalam hal ini, penulis tidak
la, dan tradisi lainnya. Tradisi-tradisi tersebut hanya meneliti proses pelaksanaan tradisi ritual
mengandung nilai-nilai budaya, makna, dan Nadran Empang saja, melainkan upaya me-
moral yang bertujuan untuk menciptakan ma- nyingkap bagaimana masyarakat memaknai
syarakat yang memiliki jati diri, berakhlak simbol-simbol yang terkandung pada ritual
mulia, dan berperadaban (Koentjaraningrat tersebut bagi kehidupannya. Dari penelitian ini
1990). dapat diungkapkan bahwa ritual Nadran
Kebudayaan tiada lain merupakan Empang ikut membentuk karakter dan sikap
gambaran cara hidup tertentu yang dapat masyarakat Karangsong dalam memaknai
mengemukakan makna dan nilai tertentu yang kehidupannya.
terinstitusi melalui cara bertingkah-laku sehari- Permasalahan ini penting dan menarik
hari (Raymond Williams dikutip dari Setyobudi untuk dikaji karena belum ada penelitian yang
membahas upacara ritual Nadran Empang.
2020: 3). Salah satu wujud cara bertingkah-laku
Selain itu, penulis juga ingin membedah lebih
berupa ritual yang tiada lain religi dalam bentuk
dalam mengenai simbol dan makna pada
praktik perbuatan yang dapat terlihat untuk
upacara ritual Nadran Empang Karangsong.
diamati peneliti (Setyobudi 2020: 12). Ritual
Penelitian upacara ritual Nadran
yang akan diteliti terdapat di Desa Karangsong,
Empang diharapkan bisa memberi wawasan,
Kabupaten Indramayu. Ritual tersebut dikenal
sumbangan informasi, sumbangan teoritis ilmu
dengan istilah Upacara ritual Nadran Empang.
antropologi dan juga diharapkan menjadi bahan
Kata “nadran” berasal dari bahasa Arab nadar,
masukan kepada pemerintah untuk lebih peduli
yang artinya syukur. Pesta semacam ini pada terhadap keberadaan tradisi Nadran Empang di
zaman Hindu dinamakan pesta serada (Nurdin, Desa karangsong, Kabupaten Indramayu akan
2015:47). terus berkembang dan tidak menjadi budaya
Nadran dikenal secara turun temurun yang hilang dan sebagai salah satu budaya asli
oleh masyarakat pesisir pantai utara Jawa Indonesia yang harus dilestarikan.
khususnya di Desa Karangsong, Kecamatan Adapun tujuan dari dilakukannya pene-
Indramayu sebagai ritual untuk rasa syukur litian ini adalah untuk menjelaskan proses
masyarakat terhadap hasil tangkap ikan dengan pelaksanaan, simbol dan makna pada upacara
harapan peningkatan hasil pada tahun men- ritual Nadran Empang di Desa Karangsong,
datang dan berdoa agar tidak mendapatkan Kabupaten Indramayu.
hambatan ataupun tolak bala dalam mencari
nafkah di laut. Pelaksanaan upacara ritual METODA
Nadran Empang bertujuan sebagai bentuk rasa Metode penelitian ini menggunakan
syukur para masyarakat nelayan tambak agar metode penelitian kualitatif dikarenakan ber-
setiap tahunnya bisa menghasilkan ikan dan maksud mendeskripsikan berikut memahami
udang yang lebih banyak lagi dan semakin fenomena sosial-budaya dalam artian makna
meningkat. Berdasarkan observasi penulis, yang berada dalam benak orang-orang yang
masyarakat desa Karangsong, kecamatan Indra- diteliti (Boeije dikutip dari Setyobudi 2020:
mayu juga merayakan ritual Nadran Empang 19). Dengan demikian, sumber data berupa
setiap dua tahun sekali yang sudah menjadi satu penuturan lisan, tingkah-laku, dan ornamen
kewajiban mereka untuk melakukan upacara visual yang dibikin oleh orang-orang yang
ini. diteliti (Setyobudi 2020: 19-20).

100
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

Adapun jenis data membutuhkan data HASIL DAN PEMBAHASAN


primer yang dikumpulkan dengan teknik pe- Untuk menganalisis masalah dalam
ngumpulan data berupa wawancara dan obser- penlitian, maka akan menggunakan teori intre-
vasi; dan data sekunder dikumpulkan dengan pretivisme simbolik dari Clifford Geertz. Teori
menggunakan teknik pengumpulan data yang intepretivisme simbolik menurut Clifford
berupa studi pustaka (Setyobudi 2020: 97-98). Geertz, bahwa ia mengatakan simbol adalah
Data primer yang akan dikumpulkan lewat objek, kejadian, bunyi bicara, atau bentuk-
observasi langsung ke lapangan dan wawancara bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia
kepada informan dengan kriteria sebagai (Pranata 2018:52). Jenis simbol-simbol ataupun
berikut; 1) sesepuh ataupun ketua adat, 2) buda- kompleks-kompleks simbol yang dipandang
yawan, 3) seniman, 4) masyarakat Karangsong oleh suatu masyarakat sebagai suatu yang
yang ikut serta dalam ritual tersebut. Data sakral sangat bervariasi (Greertz, 2016:202;
sekunder dikumpulkan lewat studi pustaka dan dalam Setyobudi 2001: 13).
dokumentasi serta beberapa arsip-arsip yang Interpretasi adalah pandangan dan sim-
bisa mendukung penelitian ini. bol merupakan sesuatu yang harus ditafsirkan
Hasil data dari beberapa teknik pe- maknanya (Setyobudi 2001: 14). Jadi simbol
ngumpulan data yang dijelaskan di atas, untuk merupakan suatu kejadian atau bentuk yang
proses selanjutnya yaitu proses analisis data. diberi makna oleh manusia (lihat dalam
Proses analisis data ini digunakan untuk meng- Setyobudi 2001: 15). Dalam hal ini, peneliti
analisis data yang sudah dikumpulkan lewat ingin mengkaji tentang pandangan masyarakat
beberapa tehnik yang sudah dijabarkan secara mengenai makna dan simbol Ritual Nadran
sistematis. Dalam menganalisis data ini meng- Empang di Desa Karangsong Kabupaten
gunakan analisis data kualitatif. Pendekatan Indramayu berdasarkan latar belakang.
kualitatif ini menggunakan jenis etnografi, ka-
rena bermaksud untuk memahami ritual Nadran A. Sejarah upacara ritual Nadran Empang
Empang secara alamiah sesuai dengan apa yang Asal-usul pelaksanaan tradisi Nadran
ada di lapangan, dengan ini penulis juga meng- sudah berjalan ratusan tahun, sudah sejak
gunakan pendekatan etik dan emik. Emik yakni zaman Tarumanegara sejak abad ke-4. Nadran
mencoba menjelaskan suatu fenomena dalam konon berasal dari pengaruh agama Islam dari
masyarakat dengan sudut pandang masyarakat kosa kata nadir (syukuran/kaulan), tetapi dalam
itu sendiri, sedangkan etik yakni merupakan tradisi Hindu juga ada upacara nyadran yang
penggunaan sudut pandang orang luar yang berasal dari kosakata srada (Kasim, 2013:50).
berjarak (dalam hal ini siapa yang mengamati) Awalnya dalam perjalanan ini, tradisi Nadran
untuk menjelaskan sutu fenomena dalam lebih ke arah ritual agama semacam adopsi dari
masyarakat. budaya Hindu-India yang melakukan ritual di
Penelitian ini juga menggunakan tri- sungai Gangga karena Kerajaan Tarumanegara
angulasi data yang dilakukan dengan cara per- itu kerajaan Hindu. Menurut wawancara de-
bandingan berdasar sumber data yang berbeda- ngan Tasuka selaku masyarakat sekaligus buda-
beda dan dicek melalui pemakaian teknik pe- yawan di daerah Karangsong yang dilakukan
ngumpulan data yang berbeda-beda (Setyobudi pada tanggal 10 Oktober 2018 mengatakan
2020a: 64-67 dan 2020b: 80). Dengan demi- bahwa, pada masa Kerajaan Tarumanegara teta-
kian, data yang terkumpul untuk dilakukan ana- pi pada saat itu diperjalanannya ketika Islam
lisa data menyangkut makna dan simbol ritual masuk ke wilayah pesisir utara dalam hal ini
Nadran Empang sudah tervalidasi keabsa- berdirinya Kesultanan Cirebon mulai bergeser
hannya. oleh mereka yang mengembangkan syiar-syiar
Islam itu memanfaatkan tradisi Nadran ini
101
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

sebagai syiarnya karena zaman dahulu ako- setiap tahunnya bisa menghasilkan ikan dan
modatif terhadap tradisi dalam arti mereka tidak udang yang lebih banyak lagi dan semakin
menentang apa yang sudah ada di masa tersebut meningkat” (Yuta: 2018).
tapi lebih memanfaatkan tradisi yang sudah ada Nadran merupakan wujud syukur bagi
seperti wayang, selamatan, dan lain sebagainya kaum petani tambak kepada alam atau laut dan
karena itu termasuk akomodatif dari ulama- sang Pencipta. Disitu ada kepercayaan mulang
ulama Islam begitu pun tradisi Nadran. trima (berterima kasih). Pelaksanaan tradisi
Nadran yang akan dibahas penulis pada mempunyai kedudukan yang sangat penting
penelitian ini yaitu upacara Nadran Empang. ada di masyarakat seperti Nadran Empang di
Upacara Nadran Empang yang dilaksanakan Karangsong, Kecamatan Indramayu.
oleh petani tambak. Menurut Darka selaku Pada dasarnya, upacara Nadran Em-
ketua pelaksanaan upacara Nadran Empang pang diikuti oleh para komunitas petani tambak
pada tanggal 10 Oktober 2018 mengatakan udang dan ikan bandeng di Desa Karangsong.
bahwa, petani tambak belajar dari alam yang Karena pada budaya nelayan terdapat pergu-
selalu melihat faktor cuaca saat bekerja. Menu- latan untuk mempertahankan dan meningkatkan
rut mereka, terdapat adanya penyatuan antara taraf hidup dalam komunitas pesisir di Indra-
manusia dengan alam, ketika dalam diri mayu khususnya desa Karangsong berlangsung
manusia menyerahkan persembahan, maka cukup keras. Sedangkan pengertian tambak
mereka akan menerima apa yang diperoleh dan menurut Susilowati (2010:205) mengemukakan
diberikan dari alam. Dalam hal tersebut bahwa, tambak merupakan habitat budidaya air
dituangkanlah dalam sebuah upacara ritual payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara
Nadran Empang, yang melambangkan rasa umum tambak digunakan untuk memelihara
syukur kepada laut atas yang telah memberi udang windu, ikan bandeng, ikan nila, ikan
kehidupan yang tak pernah habis, memberi kerapu, kakap putih, dan sebagainya.
tantangan sekaligus harapan. Para petani tambak berharap dengan
melakukan upacara ini mendapatkan kesejah-
B. Deskripsi Upacara Nadran Empang teraan dalam hidup yang lebih baik bagi pela-
Nadran merupakan salah satu bentuk kunya. Upaya tersebut tidak bisa dipisahkan
tradisi yang dilakukan secara turun temurun dari efisiensi penggunaan sumber daya dan
pada masyarakat nelayan pesisir pantai utara keterbatasan yang ada pada mereka.
Jawa yang bertujuan untuk mensyukuri hasil Upacara Nadran dilakukan dengan cara
tangkap ikan, mengharapkan peningkatan hasil melemparkan kepala kerbau atau kepala
pada tahun mendatang dan berdoa agar tidak kambing serta sesaji ke tengah laut. Upacara
mendapatkan aral melintang dalam mencari Nadran merupakan cerminan dari hubungan
nafkah di laut serta sebagai upaya dalam bentuk antara manusia dengan sang pencipta dan ung-
bersyukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kapan rasa syukur akan hasil tangkapan ikan
limpahan dan rezeki yang di berikan kepa- dan mengharapkan akan peningkatan hasil
daNYA. berlimpah ditahun mendatang, serta dijauhkan
Tradisi Nadran mengandung nilai-nilai dari bencana dan marabahaya agar diberi
budaya dan moral yang memiliki tujuan yang keselamatan dalam melaut dalam mencari
baik untuk menciptakan masyarakat yang nafkah di laut.
memiliki jati diri, berakhlak mulia, dan ber- Ancak adalah sesajen yang ditempatkan
peradaban. di Meron. Sesajen yang paling utama pada
”Nadran Empang merupakan bentuk Nadran nelayan yaitu kepala kambing ataupun
rasa syukuran para masyarakat petani tambak kepala kerbau. Sesajen yang di berikan oleh
atau bisa disebut juga nelayan empang agar warga masyarakat nelayan disebut meron yang
102
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

berupa anjungan berbentuk replika udang dan tidak jenuh berbeda dengan budaya sebelumnya
ikan bandeng yang masing-masing berisikan yang sudah ada. Ruwatan hingga saat ini diang-
sesajen dalam hal ini segala aspek yang terdapat gap sebagai solusi terampuh menurut keper-
di dunia ini ada dalam sesajen yang akan cayaan masyarakat Jawa. Daya mistis yang
dibahas pada sub-bab berikutnya. Sebelum ditimbulkan diri ritual ini kan melindungi diri
dilepaskan ke laut, replika udang dan ikan dari kejahatan yang akan merusak tau men-
bandeng diarak terlebih dahulu mengelilingi celakan diri manusia (Pamungkas, 2003: 3).
tempat-tempat yang telah ditentukan sambil
diiringi dengan berbagai suguhan seni tradi- C. Upacara ritual Nadran Empang
sional, seperti musik tarling, genjring ataupun Upacara Nadran Empang berlangsung
musik tradisional lainnya. tidak hanya saat pelaksanannya saja namun,
Tradisi Nadran Empang ini berfungsi rangkaian kegiatan berlangsung sebelum kegi-
sebagai sarana silahturahmi halalbihalal, seba- atan inti dimulai salah satunya disebut dengan
gai pelestarian, budaya, komunikasi, serta fung- Pra-Upacara. Kegiatan inti baru dilakukan pada
si pendidikan. Selain itu, Tradisi Nadran hari berikutnya kemudian ada kegiatan terakhir
Empang juga berfungsi sebagai penghormatan yaitu Pasca Upacara yang merupakan penutup
kepada leluhur yang telah melaksanakan rangkaian kegiatan Nadran Empang.
kegiatan ini yang sudah sejak lama. 1. Pra-Upacara
Pelaksanaan upacara ritual Nadran Persiapan Sebelum Pelaksanaan
Empang Karangsong adalah doa bersama, me- Upacara Nadran Empang Karangsong
larungkan meron replika udang dan ikan diantaranya yaitu melakukan musyawa-
bandeng, ruat Nadran. Inti dari pelaksanaan rah warga untuk menentukan waktu pe-
upacara tersebut adalah melarungkan meron. laksanaan seperti hari, tanggal dan
Ruat Nadran Empang sendiri adalah berupa bulan.
upacara meminta keselamatan yang ditandai Dilanjutkan dengan pembentuk-
dengan digelarnya pertunjukan wayang kulit an panitia, biaya ataupun dana untuk
dengan lakon Bedug Basuh. pelaksanaan, kebutuhan yang dibutuh-
‘Ruwat sendiri sebenarnya memiliki arti kan untuk tradisi nadran nelayan yang
pelepasan, dan maksud dilakukannya ruwat harus disepakati bersama oleh para
adalah untuk membesarkan atau melepas- panitia pelaksana, dan nanti akan bisa
kan manusia yang sudah tergolong sebagai muncul angka yang akan dibebankan ke
sukerta karena bersifat sebagai upacara komunitas petani tambak yang ikut
pelepasan, maka upacara ini selalu berhu- berkegiatan karena Upacara Nadran
bungan dengan dunia mistis dan tidak per- Empang itu bersifat swadaya. Menyepa-
nah lepas dari pengaruh gaib di dalamnya’ kati hiburan apa saja yang akan diun-
(Pamungkas, 2003:3). dang ataupun acaranya dirangkai seperti
apa.
Ruwatan menjadi acara yang populer Selanjutnya masyarakat lang-
pada beberapa abad silam sebelum Islam masuk sung berjalan dengan tugasnya masing-
ke Jawa dan sebelum Belanda menjajah Indo- masing. Biasanya waktu pelaksanaan
nesia. Keberadaan ruwatan dipercaya oleh be- persiapan Nadran nelayan ini sekitar
berapa ahli sejarah dan merupakan bahwaan tiga sampai empat bulan sebelum upa-
dari Hindu-Buddha, yang masuk ke Indonesia. cara Nadran Empang karangsong
Setelah islam masuk ke Jawa acara ruwatan dimulai.
yang asli kemudian diubah sedikit bernapaskan Menjelang hari pelaksanaan dia-
Islam namun penampilan yang sebenarnya dakan lagi rapat warga untuk mendis-
103
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

kusikan teknis-teknis pelaksanaan ke-


giatan nadran dan pada saat malam itu
mereka menentukan panitia orang-
orang yang ditugaskan pada hari pelak-
sanaan tradisi nadran Nelayan seperti,
bagian penanggung jawab hiburan-
hiburan, ada juga memberi penang-
gungjawab arak-arakan.
Sebelum mendekati hari pelak-
sanaan Upacara Nadran Empang ini Gambar 2. Masyarakat membuat kerangka meron
berupa ikan bandeng.
beberapa masyarakat membuat meron
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
yaitu replika udang dan ikan bendeng September 2018)
yang berukuran besar untuk tempat
sejajen yang akan dimasukan ke dalam
replika tersebut, sudah sejak hari Sabtu,
15 September 2018. Mulai dari mem-
buat kerangka meron udang dan ikan
bandeng, yang kemudian ditutupi kain
berwarna putih yang membalut kerang-
ka tersebut, hingga dihias dengan dicat
dan diberi beberapa macam daun.
Masyarakat yang bertugas bagian mem-
buat replika sangat telaten dan antusias
dan saling membantu. Pembuatan terse- Gambar 3. Masyarakat mulai menghias meron berupa
but dilakukan masyarakat pesisir ka- replika ikan dan udang dengan kain putih.
rangsong, pembuatan replika udang dan (Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
September 2018)
ikan bandeng berukuran cukup besar
sekitar tiga atau empat meter. Replika
tersebut dibuat di tempat salah satu
masyarakat karangsong yang memiliki
halaman rumah yang luas.

Gambar 4. Masyarakat mulai menghias replika ikan


dan udang dengan kain putih.
Gambar 1. Masyarakat membuat kerangka meron (Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
replika udang-udangan. September 2018)
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
September 2018)

104
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

b. Kepala kambing
c. Jeroan (organ dalam hewan)
kambing
d. Satu buah telur ayam
e. Bunga kelapa
f. Kemenyan
g. Minyak wangi
h. Rokok srutu
Gambar 5. Masyarakat mulai mengecat replika udang. i. Daun kinang
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15 j. Benang padan
September 2018) k. Dan lain-lain

Semua berbagai macam kom-


ponen sesajen tersebut akan disimpan
dan dimasukan ke dalam masing-ma-
sing meron. Walaupun setiap pelaksa-
naannya berbeda-beda menyembelih
hewan kambing atau hewan sapi tidak
akan menghambat pelaksanaan Upacara
ritual Nadran Empang ini. Karena sete-
lah disembelih, kelapa hewan wajib
Gambar 6. Masyarakat mulai mengecat replika udang. dijadikan sesajen.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
September 2018)

Gambar 8. Sesaji pada Upacara Nadran Empang.


(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
September 2018)

Gambar 7. Setelah dicat, masyarakat mulai memasang


bagian detail replika udang dan ikan bandeng.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
September 2018)

Selanjutnya masyarakat yang


lainnya mempersiapkan berbagai ma-
cam sesajen, sembari menunggu sele-
sainya pembuatan ancak berupa replika
ikan bandeng dan udang. Sesaji pada
Upacara Nadran Empang ini terdiri dari Gambar 9. Sesaji pada Upacara Nadran Empang.
sebagai berikut: (Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
a. Kendi yang berisi darah kambing September 2018)

105
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

Gambar 12. Meron ikam bandeng yang telah selesai


Gambar 10. Sesaji pada Upacara Nadran Empang.
dibuat masyarakat Karangsong.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
September 2018)
September 2018)

Setelah selesai pembuatan repli- Selanjutnya Pada malam hari


ka udang dan ikan bandeng. Ikan ban- melaksanakannya melekan (begadang)
deng dicat dengan dominasi warna pu- untuk menjaga sesajen ataupun sajian
tih, sedangkan udang-udangan disomi- dan berkumpul-kumpul hanya sekedar
nasi warna hijau. Kemudian ditambah ingin berdiskusi ataupun mengobrol
berbagai macam dedaunan yang biasa- bersama masyarakat dan mereka ada
nya dipasang pada kepala replika ikan yang saling bercanda.
bandeng dan udang-udangan seperti,
daun tanaman pohon tebu, daun galing,
serta tidak lupa ditambahkan kelapa
muda yang akan digantung dan lain-
lain. Lalu dibawa ke tempat yang ma-
syarakat telah ditentukan. Selanjutnya
sesaji dimasukan ke dalam masing-ma-
sing meron yang berupa replika hewan
tersebut karena pada pembuatan terse-
but bertujuan untuk dimasukannya sesa-
ji di dalam replika ikan bandeng dan
udang. Gambar 13. Masyarakat Karangsong sedang melekan
(begadang).
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15
September 2018)

2. Pelaksanaan Upacara ritual Nadran


Empang
Pelaksanan ritual Nadran Em-
pang dimulai pada hari Minggu, 16
September 2018. Satu-persatu petani
Gambar 11. Meron udang-udangan yang telah selesai tambak berkumpul di tempat yg sudah
dibuat masyarakat Karangsong. ditentukan, serta seluruh komponen
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 15 yang ada dalam masyarakat karangsong
September 2018)
semua berkumpul yaitu dari pemerintah
maupun tokoh-tokoh masyarakat.

106
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

Terdapat anak kecil masyarakat berjalan tidak menggunakan sepatu teta-


karangsong ini yang sangat semangat pi menggunakan sandal jepit.
mengikuti pelaksanaan Upacara tradisi
Nadran Empang yang sangat semangat
dan antusias bahwa berbeda dengan
anak zaman sekarang yang selalu me-
mainkan smartphone tanpa melihat
waktu. Mereka menggunakan pakaian
sehari-hari seperti, kaos lengan pendek
dan celana panjang.

Gambar 15. Masyarakat Karangsong sedang


membawakan makanan pada Upacara ritual Nadran
Empang.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)
Gambar 14. Masyarakat Karangsong yang akan
mengikuti iringan- iringan pada Upacara ritual Nadran
Empang.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)

Sembari menunggu doa bersama


dimulai para masyarakat satu persatu
mengumpulkan makanan yang telah di-
masak oleh para ibu rumah tangga seba-
gai suatu sedekahnya dari mereka untuk
dimakan bersama-sama. Dan yang ha-
nya berkumpul untuk berdoa bersama
dan makan bersama itu khusus para
laki-laki pada masyarakat petani tam-
bak. Gambar 16. Masyarakat Karangsong sedang
Para perempuan yang menghan- membawakan makanan pada Upacara ritual Nadran
tarkan makanan ke tempat yang telah Empang.
ditentukan. Hanya beberapa laki-laki (Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)
yang membantu membawakan maka-
nan. Pakaian wanita yang menghantar-
kan makanan biasanya menggunakan Masyarakat Karangsong pada
umumnya membawakan berbagai ma-
pakaian sehari-hari dan tetap terlihat
sopan, sedangkan laki-laki mengguna- cam makanan yaitu buah-buahan, tum-
peng, telor ayam, telor bebek, tempe
kan peci dan pakaian muslim karena
ingin mengikuti doa bersama. Mereka dan lauk pauk lainnya.

107
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

Gambar 17. Berbagai macam buah yang dibawa


masyarakat untuk makan bersama.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)

Gambar 20. Pelaksanaan doa bersama pada Upacara


Ritual Nadran Empang.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)

Gambar 18. Berbagai macam buah yang dibawa


Setelah do'a dan makan bersa-
masyarakat untuk makan bersama. ma. Semua komunitas nelayan dan ko-
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16 munitas petani tambak bergegas ber-
September 2018) kumpul untuk persiapan prosesi selan-
jutnya. Meron yang telah diangkat dan
Setelah semuanya berkumpul la- disimpan ke alat pengangkut barang se-
lu melakukam doa bersama yang dipim- perti gerobak lalu diarak untuk dibawa
pin oleh salah satu ulama atau ustad. menuju ke pesisir pantai dan diikuti oleh
Melaksanakan berdoa bersama ini de- seluruh masyarakat sekitar serta diikuti
ngan khidmat dan tenang. Selanjunya oleh komunitas petani tambak tersebut.
melakukan makan bersama yang telah Perayaan dalam acara intinya
dipersiapkan oleh masyarakat nelayan. hanya melepaskan sesaji ke tengah laut,
namun masyarakat Karangsong me-
nambahkan kemeriahan pelaksanaan
dengan menambahkan arak-arakan
yang diikutsertakan dalam pelaksaan
Nadran Empang, yaitu dengan ditam-
bahkannya marcing band, hiburan tra-
sisi masyarakat yaitu tarling dangdut,
tarian, kuda depok.
Situasi sangat ramai saat pelak-
sanaan rangkaian tersebut karena diikuti
berbagai macam masyarakat. Mereka
sangat bersemangat dan tidak lelah saat
Gambar 19. Pelaksanaan doa bersama pada Upacara berjalan menuju tepi pantai. Ada be-
ritual Nadran Empang.
berapa masyarakat komunitas petani
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018) tambak membawa dengan cara men-

108
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

dorong replika hewan ikan bandeng dan


udang. Mereka rata-rata menggunakan
topi agar kepala tidak kepanasan. Beri-
kut dokumentasi saat pelaksanaan iring-
iringan.

Gambar 23. Masyarakat sedang membawakan meron


menuju tepi laut Karangsong pada Upacara ritual
Nadran Empang.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)

Gambar 21. Masyarakat melaksanakan iring-iringan


untuk membawa meron menuju tepi laut Karangsong
pada Upacara Ritual Nadran Empang.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)

Gambar 24. Meron telah sanpai ke tepi laut


Karangsong pada Upacara ritual Nadran Empang.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)

Setelah di tepi laut, ikan ben-


deng dan udang-udangan tersebut sebe-
lum melarungkan atau dihanyutkan ke
tengah laut itu dilakukannya azan kare-
na menurut mereka agar selalu me-
ngingat Tuhan. Lalu dihanyutkan ke te-
Gambar 22. Masyarakat sedang membawakan ngah laut yang dibawakan oleh masya-
meron menuju tepi laut Karangsong pada Upacara rakat dengan cara berenang dari tepi laut
Ritual Nadran Empang.
hingga sampai ke tengah laut. Beberapa
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
September 2018)
masyarakat rela pakaiannya basah demi
mengambil air tengah laut untuk disi-
ram ke tubuh mereka masing-masing.

109
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

“Bedug Basu merupakan sebuah la-


kon yang ganjil, mistis, sarat dengan
simbol- simbol mitos, dan paradoks.
Pada lakon ini untuk suatu peristiwa
yang khusus dan harus ada dalam
setiap pelaksanaan upacara Nadran.
Bedug Basu merupakan lakon ten-
tang dewa yang menderita penyakit
budug (Cirebon: koreng/eksim).”
(Nurdin, 2015: 45)
Gambar 25. Melarungkan meron ke tengah laut
Karangsong pada Upacara Ritual Nadran Empang. Ruwatan tersebut bertujuan un-
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16 tuk menghindarkan diri dari ketidakbe-
September 2018) runtungan yang datang dari Sang Maha
Kuasa. Sehingga ‘Lakon Bedug Basu
mengungapkan tanda-tanda sebagai
simbol yang berkaitan dengan kiprah
para nelayan.’ (Nurdin, 2016:1)
Setelah ruwatan pada siang hari
dilanjut dengan hiburan dangdut. Selain
itu pada malam hari dilanjut dengan
pertunjukan wayang kulit dengan lakon
yang masyarakat inginkan.

3. Pasca Upacara Ritual Nadran


Empang
Gambar 26. Meruat air laut dengan wayang kulit Upacara ritual Nadran Empang
pada Upacara Ritual Nadran Empang.
(Foto: Dokumentasi Ameliya Lismawanty, 16
dilaksanakan dengan baik. Setelah Upa-
September 2018) cara ritual Nadran Empang masyarakat
petani tambak mengambil air laut yang
Selanjutnya mengambil air telah diruat, selanjutnya air ruwatan
tengah laut disekitar meron ikan ban- tersebut dibagikan kepada komunitas
deng dan udang yang telah dilarungkan petani tambak untuk disiram disetiap
untuk diruwat. Air tersebut disimpan empang tambak yang mereka punya.
pada tong berukuran besar. Ruwatan Kegiatan Nadran Empang ini
pada upacara ritual Nadran Empang merupakan kegiatan yang memiliki ke-
adalah pertunjukan wayang kulit. Per- san di masyarakat sehingga pada pe-
tunjukan wayang kulit penampilan la- laksanaannya, kegiatan ini dihadiri
kon Bedug Basu sebagai satu-satunya banyak warga. Peristiwa tersebut men-
pilihan cerita yang harus dimainkan. jadi daya tarik warga sekitar sebagai
Tidak sedikit masyarakat yang menon- pendukung utama ritual Nadran
ton ruwatan wayang kulit tersebut. Se- Empang. Bahkan, setiap warga terlihat
tiap pelaksanaan Upacara Nadran Em- sangat antusias menghadiri dengan
pang itu selalu dihadirkan pertunjukan berbondong-bondong sekaligus berpar-
wayang kulit pada siang dan malam tisipasi dalam setiap aktivitas yang
hari. masih terkait erat dengan bagian-bagian
110
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

di dalam Nadran Empang. Penyeleng- Simbol yang ada dalam Upacara ritual
garaan Nadran Empang bukan hanya Nadran Empang di Desa Karangsong di antara-
satu hari, melainkan berhari-hari. nya terdapat dalam tiga tahapan prosesi, yaitu:
Persiapan pra upacara menjadi sangat 1. Pra ritual:
penting demi terciptanya kesempurnaan • Meron
dalam kegiatan inti upacara. Meron adalah replika dari ikan
bandeng dan udang yang dibuat oleh
D. Simbol Dalam Upacara ritual Nadran masyarakat petani tambak Desa
Empang di Desa Karangsong Karangsong, sebagai simbol kreasi pada
Penggunaan simbol terlihat sangat jelas meron karena masyarakat memiliki
dalam tradisi dan adat istiadat orang Jawa. kreatifitas membuat replika udang dan
Bahkan, penggunaan simbol merupakan salah ikan bandeng dan juga memiliki simbol
satu ciri yang menonjol dalam kebudayaan rasa syukur terhadap penghasilan yang
Jawa. Hal ini berkaitan dengan simbol yang mereka dapatkan dari budidaya ikan
menyimpan daya magis lewat kekuatan ab- bandeng dan udang. Penjelasan tersebut
straknya untuk membentuk dunia melalui terkait dengan sumber mata pencaharian
pancaran makna (Geertz: 1992). utama masyarakat Desa Karangsong
“Kekuatan simbol mampu menggiring yang mayoritas merupakan petani tam-
siapapun untuk mempercayai, mengakui, bak. Selain itu, adanya replika ikan ban-
melestarikan atau mengubah persepsi hing- deng dan udang tersebut dimaknai oleh
ga tingkah laku orang dalam bersentuhan masyarakat Desa Karangsong sebagai
dengan realitas. Dayamagis simbol tidak sebuah harapan akan hasil tambak yang
hanya terletak pada kemampuannya mere- lebih melimpah di kemudian hari.
presentasikan kenyataan, tetapi realitas juga • Sesajen
di representasikan lewat penggunaan logika Sesajen merupakan aspek pokok
simbol” (Fashri, 2007:1). dalam digelarnya upacara ritual Nadran
Empang di Desa Karangsong. Sesajen
Simbol-simbol religius atau simbol- bagi masyarakat Desa Karangsong di-
simbol sakral itu kemudian menghubungkan maknai sebagai sebuah pengharapan
sebuah ontologi dan sebuah kosmologi dengan atau simbol dari doa yang dipanjatkan
sebuah estetika dan sebuah moralitas. Kekuatan kepada roh-roh leluhur. Harapan terse-
khas simbol-simbol itu berasal dari kemampuan but ialah agar Desa Karangsong terbe-
mereka yang dikira ada untuk mengidentifikasi bas dari mara bahaya atau bertujuan un-
fakta dengan nilai pada taraf yang paling tuk keselamatan. Secara umum, dapat
fundamental, untuk memberikan sesuatu yang dimaknai bahwa Sesajen pada ritual
bagaimanapun juga bersifat faktual murni, Nadran Empang bermakna sebagai me-
suatu muatan normatif yang komprehensif dia perantara manusia dengan alam
(Geertz, 1992: 50). metafisika.
Dalam upacara ritual Nadran Empang,
terdapat beberapa simbol yang memiliki makna 2. Pelaksanaan Upacara ritual Nadran
di antaranya sesajen, ruwatan, meron berupa re- Empang:
plika ikan bandeng dan udang, simbol tersebut • Doa dan makan bersama
menjadi satu kesatuan yang menjadi aspek Dalam pelaksanaan doa dan ma-
penting dalam terciptanya suatu nilai-nilai yang kan bersama, yang menjadi simbol ada-
lahir di masyarakat Desa Karangsong sendiri. lah bacaan doanya itu sendiri. Selain itu

111
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

ada beberapa sajian makanan yang nan- komunitas petani tambak untuk disiram
tinya akan disantap oleh masyarakat disetiap empang tambak yang mereka
setempat yang turut hadir dalam acara. punya. Dengan menyiramkan ke em-
Pelaksanaan doa dan makan ber- pang tambak hal ini menyimbolkan
sama bagi masyarakat merupakan tem- kepercayaan pada masyarakat karena
pat kembalinya berkumpul antara satu mereka berharap memperoleh kesu-
dengan yang lainnya karena mereka si- buran apa yang mereka punya seperti air
buk dengan perkerjaan masing-masing yang ada di empang tambak tersebut
yang menjadikan mereka juga jarang serta hewan yang mereka budidayakan
untuk bersilahturahmi. Dalam hal ini dan bias menghasilkan lebih dari
masyarakat masih mempertahankan ke- sebelumnya.
bersamaan diantara mereka.
E. Nilai yang terkandung
• Melarungkan Meron Selain memiliki makna, simbol-simbol
Inti atau puncak dari nadran tersebut memiliki nilai yang terkandung. Nilai
adalah melarungkan meron. Masyarakat tersebut mempresentasikan mengenai gam-
memaknai bahwa melarungkan meron baran fenomena simbol tersebut. Simbol me-
ialah sebagai upaya untuk melepaskan nurut Geertz merupakan sesuatu yang memiliki
semua ketidak-beruntungan dan segala nilai dan makna, sehingga nilai erat kaitannya
permasalahan yang ada dengan mem- dengan simbol.
buangnya ke laut, yang dipercaya dapat Nilai yang terkandung di antaranya:
memperbanyak rezeki, lebih dari sebe- 1. Nilai Tradisi
lumnya serta mendapatkan kasih sayang Tradisi merupakan sesuatu yang
dari Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari ecara turun menurun dari generasi ke gene-
raut wajah para petani tambak yang rasi. Menurut Koentjaraningrat (dalam
tampak lega dan bahagia ketika selesai Sztompka, 2007: 69), masyarakat mewaris-
acara. kan masa lalunya melalui beberapa hal,
salah satunya yaitu tradisi dan adat istiadat
• Ruwatan Air Laut (nilai, norma yang mengatur perilaku dan
Bagi masyarakat Desa Karang- hubungan antar individu dalam kelompok).
song sendiri, air laut dijadikan sebagai Adat istiadat yang berkembang disuatu ma-
media ruwatan untuk upaya tolak bala syarakat harus dipatuhi oleh anggota ma-
agar para petani tambak senantiasa di- syarakat di daerah tersebut. Adat istiadat
lindungi dari berbagai hal buruk yang sebagai sarana mewariskan masa lalu terka-
tidak diinginkan. Oleh karena itu ma- dang yang disampaikan tidak sama persis
syarakat memiliki makna kepercayaan dengan yang terjadi di masa lalu tetapi
terhadap hal tersebut. mengalami berbagai perubahan sesuai per-
Simbol pengambilan air laut kembangan zaman. Masa lalu sebagai dasar
yang di doakan merupakan penggam- untuk terus dikembangkan dan diper-
baran dari pembersihan untuk meng- baharui.
hapuskan segala sesuatu yang buruk. Berdasarkan pernyataan di atas, ni-
lai tradisi yang terkandung dalam simbol
3. Pasca Upacara ritual Nadran Empang ikan bandeng dan udang adalah meles-
Setelah air di ruwat, selanjutnya tarikan tradisi yang menjadi ikon dari acara
air ruwatan tersebut dibagikan kepada ini adalah ikan bandeng dan udang yang
menjadi sumber perekonomian bagi ma-
112
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

syarakat Karangsong selama ini dan dija- biologisnya dengan cara yang baik dan
dikan sebagai suatu kegiatan yang turun te- benar.
murun karena hal tersebut sudah ber- Dalam proses ini, maka pendidikan
langsung lama dan kegiatan upacara ritual dituntut untuk mampu mengarahkan ma-
Nadran Empang merupakan kegiatan yang nusia pada cara-cara pemilihan dan pemi-
berasal dari nenek moyang terdahulu yang lahan nilai sesuai dengan kodrat biologis
tetap dilestarikan hingga saat ini. manusia. Demikian pula, pendidikan seba-
gai proses humanisasi mengarahkan manu-
2. Nilai Estetika sia untuk hidup sesuai dengan kaidah moral,
Estetika merupakan sebagai susu- karena manusia hakikatnya adalah makhluk
nan bagian dari sesuatu yang mengandung bermoral, moral manusia berkaitan dengan
pola yang mempersatukan bagian–bagian Tuhan, sesama manusia dan lingkungan.
yang membentuk pola dan mengandung Dalam hal ini pendidikan seyogyanya tidak
keserasan dari unsur-unsurnya sehingga mereduksi proses pembelajaran hanya
membentuk keindahan, dari hal tersebut semata-mata untuk kepentingan salah satu
dapat diartikan bahwa estetika menyangkut segi kemampuan saja, melainkan harus
hal perasaan seseorang dan perasaan ini mampu menyeimbangkan kebutuhan moral
dikhususkan akan perasaan indah. Nilai dan intelektual.
indah yang dimaksudkan tidak hanya Nilai pendidikan yang terkandung
semata-mata mendefinisikan bentuknya dalam simbol sesajen karena dalam tiap
tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari komponen ada nilai-nilai budi pekerti yang
isi atau makna yang terkandung di terkandung sehingga kegiatan ini diharap-
dalamnya. kan menjadi lahan edukasi bagi masyarakat
Nilai estetika yang terkandung khususnya bagi generasi muda agar terus
dalam meron yang berupa replika ikan belajar dari simbol-simbol yang memiliki
bandeng adalah sesuatu yang merepresen- banyak makna khususnya untuk kehidupan
tasikan bentuk keindahan dalam seni kera- yang dapat menjadi pedoman yang akan
jinan tangan masyarakat Desa Karangsong terus mereka bawa dalam kehidupan
yang disalurkan melalui karya replika seterusnya.
tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan ciri
khas masyarakat Desa Karangsong yang F. Makna Dalam Upacara ritual Nadran
terkenal dengan kerajinan tangannya. Empang
Sistem simbol adalah media bagi
3. Nilai Pendidikan manusia dalam memaknai sesuatu, mempro-
Nilai dan pendidikan merupakan duksi dan mengubah makna. Lewat simbol-
dua hal yang satu sama lainnya tidak dapat simbol (bahasa, benda, wacana, gambar, dan
dipisahkan. Rohmat Mulyana (2013: 13) peristiwa), kita dapat mengungkapkan pikiran,
dalam bukunya menyatakan bahwa, “Pendi- konsep, dan ide-ide kita tentang sesuatu. Makna
dikan sebagai wahana untuk memanusiakan sangat tergantung dari cara kita mempresen-
manusia terikat oleh dua misi penting, yaitu tasikannya. Dengan membedah simbol-simbol
huminisasi dan humanisasi”. Sebagai pro- yang ada, maka akan terlihat jelas proses
ses huminisasi, pendidikan berkepentingan pemaknaan, penilaian dan pembelokan tanda
untuk memposisikan manusia sebagai yang diberikan pada sesuatu tersebut (Fasri,
makhluk yang memiliki keserasian dengan 2014: 21).
habitat ekologinya, yaitu manusia diarah- Pada penelitian kali ini, peneliti akan
kan untuk mampu memenuhi kebutuhan menganalisis makna dan simbol dalam sesajen
113
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

yang ada dalam kegiatan Nadran Empang yang Jika kepala kerbau ataupun kepala
akan dijelaskan berikut ini. kambing tidak bisa di hilangkan dalam
1. Sesajen sesajen karena pemahaman masyarakat
Seperti yang telah dijelaskan pada masih mempercayai hal mistis ataupun hal
sub bab sebelumnya, berdasarkan wawan- yang berbau mitos, menurut kepercayaan
cara yang dilakukan dengan Dede Jaelani masyarakat setempat jika hal itu tidak dilak-
selaku seniman sekitar Karangsong pada sanakan akan terjadi kejadian yang tidak
tanggal 23 Juni 2019 mengatakan bahwa, diinginkan para nelayan dan petani tambak,
semua sesajen menyimbolkan yang ada di seperti bencana alam yaitu banjir dari hujan
dunia seperti jajanan, makanan dan air, deras yang mengguyur serta bencana ROB
hewan dan tumbuhan. Terdapat beberapa (fenomena air laut meluap ke daratan) da-
sesajen yang memiliki simbol dalam lam waktu bersamaan sehingga air langsung
upacara ritual Nadran Empang di antaranya melimpas ke desa karangsong termasuk
sebagai berikut: tanggul tambak, dalam hal ini membuat
a. Kepala kerbau atau kepala kambing gagal panen karena hanyutnya ikan bandeng
Biasanya kepala kerbau atau kepala dan udang. Kepala kerbau maupun kepala
kambing dijadikan sesaji pada Nadran kambing merupakan simbol kepercayaan
Empang. Menurut pernyataan masyarakat pada masyarakat Karangsong.
setempat bahwa, kepala hewan tersebut
merupakan simbol kebodohan karena di- b. Menyan
anggap mahkluk bodoh dan gemuk namun Menyan yang berbentuk Kristal
tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan padat dan asap menyan sebagai perantara
manusia. Sesaji kepala hewan tersebut antara dunia manusia dengan dunia adi-
bermaksud untuk membuang kebodohan kodrati. Menyuguhkan dupa yang bermak-
dari pikiran yang ada pada masyarakat sud memberitahukan kepada arwah leluhur
Karangsong, sehingga diharapkan setelah nahwa ada yang dating untuk memohon
kepala kerbau disajikan memperoleh kepin- restu dan keselamatan. Menyan juga seba-
taran dalam mengarungi kehidupan. Maka gai simbol untuk pasrah sesaji dan untuk
dari itu kepala kambing memiliki simbol pasrah sesaji dan untk memanggil roh diper-
yang sama karena setelah kepala kambing temukan untuk mempercepat sampainya pe-
disajikan oleh para petani tambak yang rmohonan mereka dapat terkabul. Nadran
berharap memperoleh kepintaran dalam Empang disediakannya menyan bertujuan
mengarungi kehidupan. Karena pada saat memberi kepada makhluk yang ada di laut,
itu komunitas tambak menyediakan sesaji sebagai timbal nalik bagi masyarakat
yaitu kepala kambing. dengan makhluk laut.
Pada saat itu masyarakat bisa
menyediakan kepala kambing. Upacara c. Babakak Ayam
ritual Nadran Empang merupakan cara Bakakak merupakan simbol kasih
mendekati dua adikodrati menggunakan sayang. Bahwasannya kita sebagai manusia
perantara sesaji. Kepala kambing ini meru- harus saling mengasihi. Selain itu bakakak
pakan tingkatan tengan yang dianggap ting- juga dilambangkan sebagai bentuk keka-
katan yang paling seimbang. Hewan terse- yaan alam hewani di bumi.
but dikurbankan karena dipercayain memi-
liki kemampuan sebagai alat tukar dengan d. Curutu
dunia adikodrati untuk menyeimbangkan Cerutu, merupakan perlambangan
keteraturan alam. ucapan atau sabda ajar para leluhur yang
114
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

mengandung pola makna berlapis. Maksud- manusia yang tahu diri dan kenal terhadap
nya adalah bahwa kita harus berhati-hati jati diri. Cermin merupakan gambar pantu-
dalam membuka dan mengkaji ajaran para lan tentang diri kita sendiri, apabila terdapat
leluhur, tidak boleh tergesa-gesa dan kesalahan segeralah memperbaiki diri. Sisir,
ceroboh. mengandung makna bahwa kita harus
memiliki kemampuan menata daya cipta
e. Benang (pikiran), senantiasa berpikir teliti, dan
Benang Menurut masyarakat mai- rapih.
nan yang dimaksud adalah Benang Jaring Tepung bedak yang mempunyai
yang berbentuk segi delapan merupakan partikel kecil dan halus merupakan lambang
lambang dari pengikat. Bahwa manusia bubuk leutik yang memiliki makna bahwa
memiliki suatu keterikatan satu sama lain. sesuatu harus dipikirkan sampai ke titik
Dunia terdiri dari tiga yaitu dunia atas, du- terkecilnya.
nia tengah dan dunia bawah. Segi Delapan Sisir, cermin dan bedak ini terdapat
yang bias disebut mandala yaitu bumi panca mitos yang dikaikan dengan Dewi Sri atau
tengah, dalam hal ini mandala termasuk du- Dewi Pohaci dan sebagai simbol kecantikan
nia tengah. Masyarakat Karangsong ber- dari Dewi Sri yang diidamkan oleh Budug
pendapat bahwa dua panca tengah itu tidak Basu.
akan bias berjalan dengan lancar jika ma-
nusia tidak berhubungan dengan dunia adi- g. Kendi
kodrati. Mandala yang dipilih merupakan Kendi yang ada dalam kegiatan
kosmologi dari bentuk pemaknaan yang Nadran Empang diisi dengan darah hewan.
sederhana, Segi Delapan yang membentuk Hewan tersebut merupakan hewan kambing
bintang merupakan simbol kejayaan bagi yang telah disembelih sebelumnya. Kendi
masyarakat. Segi Delapan merupakan re- merupakan simbol Rahim ibu, dan sesuatu
presentamen objeknya berupa simbol, dan yang dimasukan ke dalam kendi merupakan
interpretannya adalah kejayaan dan perda- ruh yang nantinya akan mengisi kehidupan
maian bagi masyarakat Karangsong. ketika nanti dikeluarkan.
Bagi masyarakat Karangsong, be-
nang jaring memiliki fungsi persembahan h. Telur Ayam
karena bagi mereka, benang jaring meru- Telur melambangkan asal mula
pakan mainan yang di pesembahkan kepada kehidupan yang selalu berasa dari dua sisi
sang pemilik lautan. Dalam makna lain yang berlainan seperti warna telur kuning
benang jaring ini merupakan kehidupan putih, di antaranya laki-perempuan, siang-
yang memiliki dalang utama yaitu sosok malam, dll. Telur pun hanya telur ayam
yang menjadi penguasa laut dalam keper- kampung yang dipakai sebagai makna dari
cayaan masyarakat tersebut. Mainan dalam kealamiahan atau naturalness dari sajen
arti yang memutar balikan kehidupan. yang dipakai. Telur juga dilambangkan
sebagai asal mula kehidupan.
f. Sisir, Cermin dan bedak i. Kembang Kelapa
Cermin, maknanya adalah kita harus Kembang Kelapa merupakan bunga
menjadi manusia yang pandai merias diri yang dibuat dari kelapa yang sudah dibuang
dalam perilaku, senantiasa melihat kepada serabut dan batoknya, lalu dilubangi bagian
diri sendiri sebelum melihat kepada orang yang merupakan bakal tunas, diisi dengan
lain. Cermin merupakan pantulan daya cipta minyak kelapa dan diberi sumbu dari sobe-
(pikiran), hati, dan raga. Kita harus menjadi kan kain dan dinyalakan. Ini merupakan

115
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

lambang kehidupan, dimaksudkan agar kita 1) Bunga Kantil


selalu mengisi kehidupan ini dengan hal-hal Makna dari bunga Kantil ini
yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. yakni agar memiliki jiwa spiritual
yang kuat, sehingga mampu meraih
j. Dawegan (Buah Kelapa) sukses lahir maupun batin. Selain
Dawegan merupakan buah kelapa itu, bunga kantil berarti pula, adanya
yang masih muda. Dijadikan sebagai lam- tali rasa, atau tansah kumanthil-
bang keandalan pikiran dan kekuatan batin. kanthil, yang bermakna pula kasih
Maksudnya, dalam bertindak, kita tidak bo- sayang yang mendalam tiada terpu-
leh hanya mengandalkan pikiran dan fisik, tus. Yakni curahan kasih sayang ke-
tetapi juga hati dan akal budi. pada seluruh makhluk hidup.
2) Bunga Melati
k. Bubur Merah dan Putih Sedangkan makna dari bu-
Bubur merah dan bubur putih memi- nga melati adalah ketika melakukan
liki simbolnya masing-masing, simbol bu- tindakan selalu melibatkan hati (kal-
bur putih sebagai laki-laki (ayah) dan bubur bu), tidak semata hanya bertindak
merah yang disimbolkan sebagai perem-
saja. Selain itu, makna lain dari bu-
puan (ibu) (Surjono, 1983:270). Bubur me-
nga melati adalah dalam berucap
rupakan cikal bakal manusia. Bubur ini di-
hendaknya selalu mengandung ketu-
maksudkan agar kita selalu ingat proses ke-
lusan dari hati nurani yang paling
lahiran bayi sehingga timbul rasa hormat
dalam. Lahir dan batin haruslah
pada ibu dan ayah serta Tuhan Yang Maha
selalu sama, kompak, tidak muna-
Esa. Selain itu juga harapan agar kita bisa
fik. Bahkan, dalam menjalani segala
mengendalikan nafsu angkara.
sesuatu tidak asal bunyi.
Menurut Rohimin Dkk dalam Hadi
(2018:40) mengemukakan bahwa, Bubur 3) Bunga Kenanga
abang (merah) dan bubur putih menggam- Dalam adat Jawa, Kenanga
barkan antara jasmaniah dan batinia. Mak- memiliki arti kenang-en ing angga,
sud dari pernyataan tersebut yaitu pada bu- yang bermakna filosofi, agar setiap
bur merah menggambarkan bahwa bubur anak yang turun selalu mengenang,
abang adalah menyangkut alam yaitu jas- semua “pusaka” atau warisan lelu-
maniah dan bubur putih menyangkut alam hur berupa benda-benda seni, tra-
gaib yaitu batiniah, dalam hal ini merupa- disi, kesenian, kebudayaan, filsafat,
kan bentuk permohonan keselamatan lahir dan ilmu spiritual yang banyak
bantin guna menjalani hidup dan kehidupan mengandung nilai-nilai kearifan
dan diberikan keberkahan dimana secara la- lokal.
hir batin diberikan rezeki yang cukup se- 4) Bunga Mawar Merah
dangkan secara batin mendapatkan tutunan Bunga ini melambangkan
yang baik sesuai dengan agama yang "dumadine jalma menungsa" yang
dianut. berarti proses lahirnya manusia ke
l. Kembang 7 Rupa dalam dunia fana. Selain itu, mawar
Kembang 7 rupa merupakan aspek merah juga melambangkan ibu.
yang selalu ada dalam persembahan sesajen. Yang mana ibu adalah tempat di
Dikutip dalam (Jitunews, diakes 10 Okto- mana jiwa raga manusia diukir.
ber) berikut ini merupakan 7 jenis bunga Bahkan, dalam tradisi bancakan
yang dipakai sebagai sesajen: weton Jawa, bunga mawar juga bisa
digantikan dengan bubur merah.
116
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

5) Bunga Mawar Putih dan kuat dalam menghadapi segala cobaan


Mawar putih adalah perlam- dan benturan dalam hidup. Sekapur sirih
bang dari Bapa yang meretas roh yang ketika dikunyah menimbulkan warna
manusia menjadi ada. Dalam ling- merah disimbolkan sebagai darah yang
kup makrokosmos, Bapa disini ada- merupakan representasi dari kekuatan.
lah Bapa langit, sedangkan Ibunya
adalah Ibu Bumi. Atau Bapanya n. Kopi Pahit dan Manis
jiwa bangsa Indonesia, Ibunya ada- Merupakan dualisme harmoni yang
lah nusantara Ibu Pertiwi. Perpa- melambangkan bahwa kehidupan itu ter-
duan ini diharapkan mampu meng- dapat dua rasa, ada rasa manisnya kehi-
hasilkan bibit regenerasi yang ber- dupan dan juga pahitnya kehidupan. kopi
kualitas unggul. Sehingga tercipta pahit dan manis dijadikan sebagai contoh
keselarasan dan keharmonisan anta- agar para masyarakat senantiasa sadar dan
ra bumi dan langit, yang dikenal mengerti bahwasannya hidup itu mem-
dengan istilah "Gemah Ripah Loh punyai banyak rasa.
Jinawi, Tata Titi Tentrem Kerta
Raharja. o. Daun Pandan
6) Bunga Telon Daun pandan yang halus merupakan
Telon berasal dari kata telu adaptasi dari doa dan harapan agar mem-
(tiga). Dengan harapan agar meraih punyai jiwa yang halus luar dalam atau jiwa
tiga kesempurnaan dan kemuliaan yang baik. Serta daun pandan yang memi-
hidup (tri tunggal jaya sampurna), liki wangi yang harum merupakan simbol
"Sugih banda", "sugih ngelmu", dan yang diharapkan agar manusia senantiasa
"sugih kuasa". Bunga telon ini berperilaku harum. Harum disini merupa-
terdiri dari bunga mawar, melati, kan sifat yang baik dan mengarah kepada
kantil yang dijadikan satu kesatuan. hal yang positif.
7) Bunga Mawar
Berbeda dengan mawar me- p. Minyak Wangi
rah dan putih, dalam bunga mawar Minyak wangi memiliki simbol se-
ini tak terpaku dengan warna merah bagai lambang ketenangan jiwa, pengen-
ataupun putih. Yang terpenting ada- dalian diri, serta sebagai penambah keharu-
lah jenis mawar. Bunga mawar ini man.
melambangkan kehendak ataupun
niat. Dalam menghayati nilai-nilai q. Kerupuk
luhur, hendaknya dengan niat yang Dalam masyarakat Sunda, kerupuk
tulus. Jadi, niat tersebut harus berda- disimbolkan sebagai hahampangan atau
sarkan ketulusan, dan menjalani se- apabila diperdalam maknanya, haham-
gala sesuatunya tanpa pamrih. pangan merupakan makna dari sesuatu yang
diharapkan dapat berjalan dengan mudah
m. Daun Kinang (Sekapur Sirih) dan ringan. Simbol pengharapan agar segala
Sekapur sirih yang merupakan tana- suatu rintangan dalam kehidupan dapat
man yang dipercaya mempunyai khasiat dihadapi dengan ringan.
dalam menguatkan gigi melambangkan se-
gala persoalan yang dihadapi oleh manusia r. Buah Pisang (Mentang hingga matang)
dalam hidupnya. Maksud dari penyajian Buah pisang yang disajikan dari
sekapur sirih ini adalah agar kita selalu siap yang mentah sampai yang matang meru-
117
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

pakan lambang dari proses pematangan diri v. Benang Lawe


manusia. Pematangan diri yang mengikuti Benang Lawe merupakan benang
proses alam dan tidak karbitan akan meng- yang berwarna putih yang menjuntai pan-
hasilkan pribadi yang kuat. Dalam hal ini, jang. Benang lawe dijadikan sebagai suatu
pisang yang disajikan beragam merupakan syarat pengikat. Pengikat yang dimaksud di
representasi dari rasa yang ada dalam diri sini merupakan sesuatu yang menyatukan
manusia yang beragam. Sehingga hal itu keseluruhan aspek dalam sesajen tersebut.
dilambangkan ke dalam buah pisang yang
disajikan dari yang mentah hingga yang
matang. 2. Ruwatan
Bagi masyarakat Desa Karangsong sen-
s. Tekon Pasar diri, Ruwatan memiliki makna sebagai upaya
Jajanan pasar yang beragam meru- tolak bala agar para petani tambak senantiasa
pakan simbol dan lambang dari kerukunan. dilindungi dari berbagai hal buruk yang tidak
Dalam kaitannya, jajanan pasar yang diinginkan.
dilambangkan beragam ini diharapkan men- Lakon yang digunakan dalam Ruwatan
jadi petuah bagi masyarakat yang beragam dikegiatan Nadran emang adalah Lakon Budug
di dunia. Meskipun berbeda namun harus Basu. Lakon ini merupakan kesenian wajib
selalu menjalin kerukunan. yang harus ditampilkan dalam kegiatan Nadran
di Indramayu. Budug Basu merupakan sebuah
t. Garam dan Tawas lakon yang ganjil, mistis, sarat dengan simbol-
Garam dan tawas adalah perlam- simbol mitos, dan paradoks. Pada lakon ini
bang bahwa kita harus menjadi manusia untuk suatu peristiwa yang khusus dan harus
jujur dan berani mengatakan kebenaran apa ada dalam setiap pelaksanaan upacara Nadran.
adanya, tidak boleh berbohong. Kita harus Budug Basu merupakan lakon tentang dewa
menjadi manusia pintar dan cerdas yang yang menderita penyakit budug.
dapat mengambil saripati ilmu pengetahuan Upacara ritual Nadran ini terletak di
hidup sedalam dan seluas samudra. Garam pesisir pantai utara Jawa di Kabupaten
juga mengingatkan bahwa kita adalah Indramayu yang berbeda di pantai selatan.
bangsa maritim. Lakon wayang kulit menurut versi Indramayu,
Betara Guru memiliki putra yaitu Budug Basu.
u. Ampo Budug Basu jatuh cinta pada Dewi Sri atau
Ampo merupakan camilan yang Dewi Pohaci, Tetapi Dewi Sri tidak suka
terbuat dari tanah liat yang berfungsi seba- kepada Budug Basu dan cintanya ditolak kemu-
gai sesuatu yang dikunyah. Ampo meru- dian cintanya Budug Basu kepada Dewi Sri
pakan makanan yang berasal dari Cirebon bertepuk sebelah tangan. Budug Basu memiliki
dan sekitarnya. Ampo tersebar ke berbagai rupa yang buruk, badannya penuh luka ber-
wilayah salah satunya Karangsong yang nanah dan memiliki bau anyir (amis, Bahasa
mempunyai letak geografis yang berde- Jawa) hal tersebut membuat Dewi Sri menolak
katan dengan Cirebon. cinta Budug Basu. Pada akhirnya Budug Basu
Ampo merupakan lambang sebagai menderita dan meninggal. Karena miliki bau
penolak penyakit karena ampi dipercaya yang sangat menyengat, tidak ada seorang pun
memiliki khasiat dalam mengobati berbagai mau menguburkan mayat Budug Basu. Dewa
penyakit. menyuruh dua bersaudara bernama Cukang dan
Wrengkeng untuk melempar mayat itu ke laut.
Konon badan Budug Basu itu menjadi ikan-ikan
118
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

dilaut, sehingga ikan berbau amis. Pada saat karena kebudayaan adalah sistem simbol, maka
perayaan (syukuran) tradisi Indramayu, dila- proses kebudayaan harus dipahami, dan diter-
rang menghadirkan ikan dengan nasi karena jemahkan dan di interpretasi (Setyobudi 2001:
ikan adalah bentuk dari representasi Budug 13-16). Dalam hal ini simbol-simbol adalah
Basu, sedangkan nasi (padi) adalah bentuk segala sesuatu yang yang terlepas dari keadaan-
representasi Dewi Sri. nya yang sebenarnya dan dipergunakan untuk
Pertunjukan lakon Budug Basu yang memasukan makna dalam pengalaman
digelar melalui wayang siang dan larungan (Wirawan, 2016: 56).
sesaji merupakan representasi berbagai peris- Upacara ritual Nadran Empang meru-
tiwa estetika paradoks melalui simbol-simbol pakan kegiatan yang melahirkan banyak simbol
yang erat kaitannya dengan masyarakat Nela- yang dapat ditafsirkan dan memiliki makna.
yan. Oleh karena itu, kedudukannya sangat Makna yang terkandung dalam setiap simbol-
penting dalam rangkaian acara pelaksanaan nya tidak terlepas dari hubungan antara identi-
upacara Nadran. Bagi masyarakat nelayan, tas masyarakat di sana dengan kondisi geo-
segala aspek kegiatan dalam pelaksanaan upa- grafisnya. Kegiatan Nadran Empang sendiri,
cara Nadran, “wajib” untuk dikerjakan meru- selain menjadi refleksi dalam religi masyarakat
pakan upaya untuk menjaga tatanan hidup dan juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
kehidupan masyarakat nelayan. Pertunjukan memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber
dan pelarungan dalam pelaksaannya bersamaan dari bumi yang bermanfaat bagi manusia.
waktunya, meskipun begitu masing-masing
memiliki aspek alur prakteknya sendiri-sendiri. SIMPULAN
Upacara Nadran meripakan identitas hajatan Berdasarkan hasil analisis data dan
nelayan di Pajunan yang diwujudkan sebagai pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
ungkapan rasa syukur dan sekaligus permo- pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
honan kepada Sang Kholiq (Nurdin, 2015: 44). sebagai berikut:
Simbol-simbol pada lakon wayang 1. Tradisi Nadran Empang merupakan
dalam nadran seperti merupakan mitologi yang ritual yang dilakukan oleh masyakarat
harus terus hidup didalam pikiran masyarakat Desa Karangsong sebagai bentuk rasa
nelayan. Hal ini itu berkaitan dengan strata syukur masyarakat. Nadran Empang
kemasyarakatan yang menolongkan nelayan terbagi ke dalam beberapa aspek pelak-
sebagai pengatur tingkah laku masyarakat yang sanaan kegiatan yaitu doa bersama, ma-
akan berjalan menggolongkan nelayan sebagai kan bersama, pelarungan Sesajen dan
masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tra- Ruwatan wayang.
disional, menurut Daeng dalam Kasim (2013: 2. Terdapat beberapa simbol dalam Sesa-
52) mengemukakan bahwa, mitologi memain- jen yang memiliki makna yang merupa-
kan peran sebagai pengatur tingkah laku masya- kan representamen dari doa dan harapan
rakat yang akan berjalan baik karena diyakini yang dituangkan kedalam berbagai ben-
akan campur tangan leluhur yang berada di tuk sesajen yang nantinya akan dila-
dunia sana. rungkan ke lautan. Secara umum,
Clifford Greertz mengemukakan bahwa pemaknaan masyarakat Desa Karang-
suatu definisi budaya adalah satu, suatu sistem song terhadap simbol-simbol yang ter-
keteraturan dari makna dan simbol- simbol. dapat dalam Upacara ritual Nadran
Dua, suatu pola makna-makna yang ditranmi- Empang, berkaitan dengan keperca-
sikan secara historis yang terkandung dalam yaan, kebersamaan, dan harapan masya-
bentuk-bentuk simbolis. Tiga, suatu peralatan rakat Desa Karangsong sendiri. Kaitan-
simbolik bagi pengontrol perilaku. Empat, oleh nya dalam simbol- simbol tersebut yaitu
119
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

simbol kepercayaan pada masyrakat Kasim, S. (2013). Budaya Dermayu: Nilai- nilai
yang dimaksud disini adalah mereka Historisn Estetis dan Transdental.
berharap memperoleh kesuburan apa Yogyakarta: Poestakadjati.
yang mereka punya seperti air dan Koentjaraningrat. (1985). Beberapa Pokok
hewan yang ada di empang tambak Antropologi Sosial. Jakarta: Dian
tersebut serta apa yang mereka budi- Rakyat.
dayakan bias menghasilkan lebih dari Koentjaraningrat. (1998). Pengantar Ilmu
sebelumnya dan melepaskan semua Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
ketidak-beruntungan dan segala perma- Nurdin, R. (2016). Perwujudan Yang Sakral
salahan yang ada. Pada simbol Harapan Melalui Nadran Di Cirebon. Bandung:
tersebut ialah agar Desa Karangsong Intitut Seni Budaya Indonesia.
terbebas dari mara bahaya atau bertu- Pamungkas, R. (2003). Tradisi Ruwatan.
juan untuk keselamatan. Secara umum, Yogyakarta: Narasi.
dapat dimaknai bahwa Sesajen pada Setyobudi, I. 2001. Menari di antara Sawah dan
Upacara ritual Nadran Empang bermak- Kota: Ambiguitas Diri, Petani-petani
na sebagai media perantara manusia Terakhir di Yogyakarta. Magelang:
dengan alam metafisika. Masyarakat IndonesiaTera bekerja sama dengan
dengan mempertahankan kebersamaan Yayasan Adikarya IKAPI dan Ford
ini menjadikan Upacara ritual tersebut Foundation
bisa tetap bertahandan dilestarikan Setyobudi, I. 2020a. Komodifikasi revitalisasi
hingga saat ini. tradisi di Cihideung, Kabupaten
Bandung Barat: Analisa produks-diri
Tradisi Nadran Empang merupakan masyarakat. Disertasi Program Doktor
kegiatan yang harus tetap dilestarikan di masya- Antropologi Pasca Sarjana FISIP
rakat. Pemerintah juga harus turut berperan Unpad. Bandung: Unpad.
dalam kegiatan ini agar kelak kedepannya Setyobudi, I. 2020b. Metode Penelitian Budaya
kegiatan ini bisa terus berjalan dan dapat (Desain Penelitian dan Tiga Model
dimanfaatkan sebagai kekayaan pariwisata Kualitatif). Bandung: Sunan Ambu
sehingga kegiatan ini berkembang dan dapat Press.
diketahui oleh banyak golongan masyarakat. Syam, T. (2016). Perilaku Komunikasi
Selain itu, upacara ritual ini juga harus tetap Masyarakat Nelayan Pada Pesta laut
terjaga, demi terpeliharanya nilai-nilai penting Nadran Di Pelabuhan Karangantu.
kehidupan yang ada dalam pemaknaan terhadap Semarang: Universitas Sultan Ageng
simbol-simbol di dalamnya. Tirtayasa.
Winarno, H. d. (2016). Ilmu Sosial dan Budaya
DAFTAR PUSTAKA Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Buku
Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama. Jurnal
Yogyakarta: Kanisius. Isfiyatun. (2017). Negosiasi Tradisi Islam dan
Geertz, C. (2016). Sadur Budaya, The Tradisi Lokal dalam Perayaan Nadran
Interpretation of Cultures. Yogyakarta: di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyal
Kanisius. Kabupaten Indramayu. Yaqzan Vol. 3
Hadi, M. S. (2018). Tradisi Nadran di (2), 13-27.
Bandengan Cirebon: Antara Mitos dan Nining, N. A., dkk. (2013). Tradisi Upacara
Realitas. Jakarta: Universitas Islam Nadran Pada Masyarakat Nelayan
Negeri Syarif Hidayatullah. Cirebon Di Kelurahan Kangkang
120
Ameliya, Sriati, Yuyun – Makna Simbolis Upacara.....

Bandar Lampung. Jurnal Budaya Vol.1, Ekonomi Pembangunan Vol. 3(2), 202-
11. 216.
Nurdin, R. (2015). Lakon Bedug Basu Dalam Warta, I. n. (2017). Filosofi Ritual Sesuai
Upacara Nadran. Jurnal Panggung Kearifan Lokal Mewujudkan
Vol.1(1), 45-54. Kehidupan Harmoni. Jurnal Agama
Susilowati, E. J. (2017). Penguatan Kinerja Hindu.
Budidaya Tambak Dalam Rangka
Penciptaan Ketahanan Pangan. Jurnal

121
Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 2 Desember 2021

122

Anda mungkin juga menyukai