Anda di halaman 1dari 13

CERITA RAKYAT ANDE-ANDE LUMUT

(KAJIAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL)

Disusun Oleh

OCTAVIANO DWIYAN PUTRA

S702202007

KAJIAN BUDAYA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
CERITA RAKYAT ANDE-ANDE LUMUT
(KAJIAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL)

Octaviano Dwiyan Putra


Kajian Budaya, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Email: Octadp98@gmail.com

Abstrak
"Ande-Ande Lumut" adalah cerita yang berkembang di masyarakat yang
menceritakan pengembaraan Devi Chandrakirana dalam mencari Raden Putra. Dalam sejarah
lumut Andes-Andes, ada beberapa pertempuran bertahan hidup para pejuangnya. Masalah-
masalah dalam sejarah diselesaikan dengan menggunakan berbagai perspektif untuk
mengamati dan menganalisis sifat dan fungsi sejarah. Seymour Chatman dalam Narrative
Structure Theory, dalam Film and Fiction Studies Ratna 2004: 241 menyatakan bahwa
maksud Chatman adalah untuk melihat tindakan sebagai sifat peristiwa dalam kaitannya
dengan objek lain seperti gambar, setting, suasana, suasana hati, dll. Brown A. Radcliffe
(1952: 188-189) mengemukakan bahwa cara hidup dan bekerja di dalamnya merupakan
gabungan dari hubungan antara manusia dan kelompok yang satu dengan yang lainnya ada
dua dimensi, yaitu: 1). Hubungan pihak pertama (satu atau sekelompok orang) atau dengan
pihak kedua. 2) hubungan diferensial, yaitu hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
berbeda, atau. Konsepnya adalah bahwa organisasi adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari
bagian-bagian atau komponen-komponen yang disatukan dalam kesetaraan. Perubahan yang
dilakukan pada bidak (di lokasi berbeda) juga akan memengaruhi perubahan lainnya. (Ritzer,
1992: 25). Ide dasarnya adalah bahwa setiap bangunan dalam sistem sosial bekerja dengan
baik dalam hubungannya dengan yang lain. jika tidak bekerja, maka bangunan tersebut tidak
akan tinggal atau hilang, dapat dikatakan bahwa semua peristiwa dan semua bangunan
bekerja untuk masyarakat.
Kata kunci: Folklor, Ande-Ande Lumut, struktural, dan fungsionalis.

Pendahuluan
Foklore juga disebut dengan sastra lisan, foklore juga bisa disebut dengan cerita
rakyat yang hidup ditengah-tengah masyarakat dan disebarkan luaskan secara terus berulang
sehingga cerita rakyat digunakan sebagai pedoman kepribadian, contoh/ketauladan
masyarakat yang dapat ditiru dan di turunkan untuk generasi selanjutnya (Nurgiantoro,
2010:20). Foklore merupakan bagian dari sastra berupa sebagian kebudayaan suatu kolektif,
yang tersebar dan diwariskan ke generasi selanjutnya (Santa Maria, dkk 2021:1) .
Dongeng juga termasuk folklor, tepatnya folklorlia (sastra lisan) yaitu folklor yang
bentukna murni lisan. Folklor murni lisan ini terbagi dalam 6 kelompok besar yaitu: prosa
rakyat, ekspresi tradisional, pertanyaan tradisional, puisi tradisional, cerita prosa, lagu
tradisional (Danandjaya, 1986: 21-22). Berbicara tentang legenda membuat Anda ingin
kembali ke naksir masa kecil Anda. Waktu yang penuh dengan pikiran. Meski diulang-ulang,
tidak memalukan untuk didengar. Menurut James Dababdjaja, kiasan untuk legenda adalah
kiasan orang dalam prosa yang tidak dianggap fakta. Mitos diulang-ulang terutama untuk
kesenangan, meskipun sebagian besar pelajaran (moral) dan bahkan sindiran mengungkapkan
kebenaran (Danandjaya, 1986: 83).
Sejarah Ande-Ande Lumut berasal dari sejarah Panji, seperti Keong Emas, Golek
Kencana, dan banyak lainnya, sehingga banyak cerita yang berbeda tetapi terkait, cerita dari
berbagai bentuk. versi ini termasuk dalam kategori yang disebut "Panji Loop" atau "Banner
Loop". Bukan hanya di Indonesia saja, tetapi Cerita Panji juga di Asia Tenggara seperti (
Malaysia,Vietnam, Kamboja, dan Thailand).
Tokoh Ande-Ande Lumut dikabarkan sedang mencari pasangan, sebagai ibunda
Raden Putra dan anak angkat Randa Dhadapan. Sedangkan Kleting Kuning adalah nama
samaran dari Dewi Candrakirana. Kleting Kuning diadopsi oleh Mbok Sambaga, yang
memiliki empat orang anak bernama Hijau, Biru, dan Ungu. Mbok sambega mengizinkan
Kleting Kuning melamar dengan Ande-Ande Lumut. Pakaian dan penampilannya sangat
jelek dan bau, tidak seperti sepupunya, yang mengenakan setelan gaun yang indah. Di akhir
cerita, Ande-Ande Lumut memilih Kleting Kuning sebagai istrinya. Dia bahkan tidak peduli
apakah dia terlihat jelek atau tidak. Ande-Ande Lumut tahu bahwa Kleting Kuning tidak mau
diium Yuyu Kangkang, sang penguasa sungai besar. Yuyu Kangkang tak henti-hentinya
menuntut ganti rugi kepada siapapun yang telah melewatinya, termasuk adiknya Kleting
Kuning. Hadiahnya adalah ciuman. Yuyu Kangkang tidak bersedia ke Kleting Kuning karena
sangat bau. Kleting Kuning marah. Kemudian dia menggunakan (sadha lanang) yang
diberikan Batara Narada kepadanya di sungai. Seketika air di sungai mengering. Kleting
Kuning kemudian bisa menyeberangi sungai. Usai mandi, penyamaran Dewi Candrakirana
akhirnya terungkap. Di akhir cerita, Raden Putra dipertemukan kembali dengan Dewi
Candrakirana. Mereka berdua hidup penuh kebahagiaan selamanya.
Cerita rakyat adalah nilai-nilai yang disampaikan secara lisan atau tulisan, yang sering
disebarluaskan melalui cerita-cerita seperti cerita rakyat, legenda, fabel, dan mitos. Dengan
demikian, cerita rakyat termasuk ajaran moralitas dan budi pekerti, agar sejarah
ditransmisikan secara luas, sehingga nilai kearifan lokal tidak luntur dan hilang seiring
berjalannya waktu. Cerita rakyat juga seringkali mengandung ajaran moral dan etika yang
dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat (Encil Puspitoningrum et al., 2021:13).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan analisis struktur fungsional dalam
Cerita rakyat Ande-Ande Lumut, untuk mengetahui struktur dan fungsinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur fungsional Cerita rakyat
Ande-Ande Lumut yang dapat diambil nilai dan fungsi dari cerita tersebut,sehingga dapat
menjadi teladan bagi masyarakat.
Konsep dan Teori
Fokus penelitian ini adalah struktur Cerita rakyat Ande-Ande Lumut, nilai kehidupan
dalam cerita rakyat tersebut serta fungsi cerita tersebut bagi kehidupan masyarakat. Peneliti
menggunakan pendekatan struktural dalam mengkaji Cerita rakyat Ande-Ande Lumut
berdasakan asumsi bahwa cerita tersebut memiliki struktur naratif yang berfungsi sebagai
media untuk menyampaikan substansinya. Pendekatan struktural menurut Taum (2011:121)
merupakan sebuah pendekatan yang menganggap karya sastra atau cerita sebagai sebuah unit
organik.
Buku Cerita Ande-ande lumut sebagai sumber data dalam penelitian ini. Buku tersebut
diterbitkan kali pertama oleh Perpustakaan Nasional pada tahun 2015. Unit-unit teks yang
berhubungan dengan rumusan masalah menjadi data dalam penelitian ini meliputi (1) struktur
naratif cerita rakyat Ande-ande lumut, (2) nilai kehidupan dalam cerita rakyat tersebut. (3)
fungsi cerita tersebut.
Teknik membaca dan mencatat digunakan sebagai metode pengumpulan data. Teknik
membaca dan menulis adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi dengan
membaca teks sumber penelitian. Selanjutnya, bayangkan karakter dan kemudian isi
informasi yang diperlukan sesuai deskripsi pekerjaan. Berdasarkan metodologi ini,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Pembacaan Cerita rakyat Ande-Ande Lumut
secara berulang-ulang dari awal sampai akhir. Fungsi-fungsi ini dilakukan untuk
memperoleh pemahaman umum tentang isi buku; (2) menarik perhatian pada teks-teks
Cerita rakyat Ande-Ande Lumut di salah satu atau semua bagian yang terkait dengan analisa
masalah, jika diperlukan sesuai dengan masalah penelitian; (5) Masukkan informasi sesuai
dengan pesan masalah.
Metode analisis deskriptif digunakan dalam metodologi analisis data penelitian ini.
Menurut Ratna (2006:53), teknik analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan
fakta-fakta yang dilanjutkan dengan analisis. Proses analisis memberikan gambaran tentang
data yang tersedia berdasarkan rumusan masalah penelitian. Berdasarkan teknik tersebut,
maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) struktur naratif Cerita rakyat Ande-
Ande Lumut, (2) nilai kehidupan dalam cerita rakyat. (3) Fungsi Cerita rakyat Ande-Ande
Lumut.

Teori Struktur Naratif


Teori struktur naratif merupakan teori sastra dalam kelompok teori postrukturalisme
naratologi. Ratna 2004: 252-290 mengelompokkan Seymour Chatman dan Genette, Prince,
Culler, Barthes, Bacht, Hayden, Pratt, Lacan, Foucault, Lyotard dan Baudrillard sebagai
figur naratif pascastrukturalisme. Secara konseptual, kelompok teori ini masih diasosiasikan
dengan teori strukturalisme yang berkembang sejak Aristoteles memaparkan analisis
struktur tragedi secara keseluruhan. Seymour Chatman secara mendasar membedakan
teorinya sebagai teori naratologi pascastrukturalis dengan strukturalisme naratologis dalam
suara narator dalam struktur transmisi naratif sebagai model komunikasi antara penulis dan
pembaca. Dalam hal ini, Chatman 1986: 140 berpendapat bahwa konsep pesan yang akan
diberitahukan memerlukan konsep pengirim: "Pengirim" secara logis terkait dengan
"pesan"; pengirim secara definisi terintegrasi ke dalam setiap pesan. . "Pengirim secara logis
terlibat dalam pesan, pengirim direkam atau hadir dalam setiap pesan, jadi Stam et al. Lebih
dari suara atau agen humanoid yang mengirimkan kalimat kepada pembaca atau pemirsa
dan pemirsa. Struktur naratif novel , diuraikan dan dianalisis berdasarkan penjelasan di atas,
terdiri dari empat bagian:
1 Struktur alur, yaitu struktur naratif novel, berdasarkan tindakan dan peristiwa yang
terjadi dari orang, benda, dan berbagai jalinan cerita. pada dasarnya dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu awal, tengah dan akhir cerita.
2.Struktur fisik, ras, dan hubungan seksual, yaitu struktur naratif novel yang
mengungkapkan tokoh-tokoh dalam cerita. Struktur relasi gender adalah sebuah istilah.5
Komponen teori struktur naratif ini telah diterapkan pada Rosliani, yang menekankan pada
relasi antara tokoh laki-laki dan perempuan. Hubungan ditentukan oleh tindakan nyata dari
karakter dalam cerita, baik dalam penampilan maupun imitasi. Menurut Chatman 1980: 108,
"Yunani menekankan tindakan, bukan orang yang melakukannya [...] Tindakan didahulukan;
adalah objek imitasi. Dalam bahasa Yunani, fokusnya adalah pada tindakan [...] Tindakan
didahulukan; apa objeknya imitasi, memecahkan masalah kehidupan baik secara individu
maupun kolektif.
3.Struktur ruang dan waktu, yaitu struktur naratif sebuah novel berdasarkan tata letak
tempat dan waktu peristiwa dan kejadian. Struktur ruang dan waktu dalam desain analisis
bermuara pada desain tempat dan waktu. Chatman 1980: 152 membedakan antara ruang dan
waktu sebagai berikut: "Karena bahkan dimensi sejarah adalah waktu, dimensi keberadaan
sejarah adalah ruang." Sebagaimana dimensi peristiwa sejarah adalah waktu, dimensi
keberadaan sejarah adalah ruang. Dengan kata lain, struktur ruang ditentukan oleh tata letak
cerita dan struktur waktu oleh jalannya peristiwa dalam cerita itu.
4.Struktur penyampaian naratif, yaitu struktur penyampaian naratif yang mengungkapkan
cara pandang narator dalam menyampaikan isi cerita. Dalam struktur transmisi naratif,
penanda atau penanda terdiri dari tiga hal: pertama, peristiwa, sifat, dan deskripsi pengadilan.
Penanda atau Posisi Penting Dinyatakan oleh Chatman 1980: 25 Penanda adalah elemen dari
setiap pernyataan naratif di media yang dapat mewakili salah satu dari tiga, baik fisik atau
mental, seseorang atau, tentu saja, objek yang disetel, yang lain, dan masing-masing
merupakan tempat untuk sepertiga. Ketiga, penanda atau signifikan diekspresikan dalam
bentuk sudut pandang orang pertama atau sudut pandang orang ketiga. Struktur naratif ini
menjadi sarana pengarang untuk menunjukkan kekuatannya atau mengaburkan kehadirannya.
Keempat komponen struktur naratif tersebut di atas pada hakikatnya terdiri dari dua
komponen utama, yaitu komponen naratif dan komponen wacana.
Bagian-bagian cerita terdiri dari struktur plot, struktur fisik, hubungan ras dan gender, dan
struktur spasial dan temporal yang didominasi oleh orang, objek, dan berbagai elemen isi
cerita.
Teori Struktural Fungsional
Struktur mengacu pada organisasi hubungan antara komponen-komponen yang
terkait bersama. Masyarakat adalah struktur sosial yang dibentuk oleh jaringan hubungan
sosial yang kompleks di antara para anggotanya. Hubungan sosial antara dua anggota
yang terpisah pada waktu dan tempat tertentu tidak dianggap sebagai hubungan yang
terpisah, melainkan bagian dari jaringan hubungan sosial yang lebih besar, yang
mencakup semua anggota masyarakat. Hubungan antara dua orang tersebut di atas harus
dianggap sebagai bagian dari struktur sosial. (Brown Radcliffe, 1952: 188-9). Dalam
sosiologi, konsep struktur sosial digunakan untuk menggambarkan tatanan sosial, untuk
menggambarkan perilaku yang berulang-ulang sama atau sama. (Arkanudin, 2005, 2010,
2011: 39) Struktur sosial dan organisasi sosial adalah dua aspek kehidupan sosial yang
saling berhubungan dan sekaligus saling menjelaskan dan melengkapi [Martodirjo, 1991,
hlm. 31], (Arkanudin, 2005, 2010, 2011, hlm. 39). Itulah sebabnya cerita rakyat Ande-
Ande Lumut adalah bagian dari kehidupan sosial yang saling berhubungan. Unsur atau
komponen tersebut harus fungsional atau fungsional agar perusahaan secara keseluruhan
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Teori Fungsional
Menurut teori fungsional, masyarakat adalah sistem sosial yang terdiri dari bagian-
bagian atau unsur-unsur yang berhubungan dan bersatu secara imbang. Perubahan yang
terjadi pada suatu bagian (dalam bidang yang berbeda yang menyebabkan perubahan) juga
menyebabkan perubahan pada perubahan lainnya. (Ritzer, 1992: 25). Analogi dasarnya
adalah setiap struktur dalam sistem sosial bersifat fungsional terhadap yang lain. Jika tidak
bekerja, maka struktur tidak akan ada atau akan hilang, kita dapat mengatakan bahwa semua
peristiwa dan semua struktur bekerja untuk masyarakat.

Pembahasan
Struktur Naratif dalam Cerita rakyat Ande-Ande Lumut
Cerita rakyat Ande-Ande Lumut memiliki struktur yang sistematis dan rasional, serta
peristiwa sejarah yang mudah dipahami. Di bawah ini peneliti memaparkan struktur cerita
rakyat Ande-Ande Lumut. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat diuraikan secara
singkat struktur narasi cerita rakyat and-and lumut yang terdiri dari empat bagian, antara lain:
a.struktur cerita rakyat Ande-Ande Lumut, didasarkan pada tindakan dan peristiwa yang
muncul dari orang, benda, dan berbagai substansi dalam cerita. Struktur alur cerita rakyat
Ande-Ande Lumut adalah Alur Maju. Alur disebut berkembang karena peristiwa dalam cerita
itu berurutan. Hal itu ditemukan dari alur cerita yang dimediasi oleh cerita rakyat Ande-Ande
Lumut, dimulai dengan pengenalan tokoh, kemudian munculnya masalah atau konflik, dan
diakhiri dengan fase pemecahan masalah. Dengan kata lain, plot adalah “struktur gerak atau
perilaku dalam sebuah karya seni atau drama. Setiap karya seni atau sastra harus bergerak
dari awal ke bagian tengah sampai akhir.
b) Struktur fisik, ras dan gender. Penokohan adalah proses dimana seorang pengarang
menciptakan tokoh-tokoh fiksi. Karakter fiksi terlihat pada waktu dan tempat tertentu dan
juga harus memiliki alasan untuk semua yang mereka lakukan. Tugas penulis adalah
membuat karakternya seindah mungkin, termasuk menggambarkan atau menganalisis apa
yang dikatakan atau dilakukan karakter, bagaimana mereka berperilaku dalam situasi tertentu,
apa yang dikatakan karakter lain kepada mereka, atau bagaimana mereka bereaksi terhadap
mereka. Berdasarkan cerita rakyat Ande-Ande Lumut, struktur fisik karakter disajikan
berdasarkan protagonis dan antagonis. Tokoh utama ternyata merupakan tokoh pendukung
cerita. Cerita rakyat Ande-Ande Lumut memiliki satu atau dua tokoh utama yang dibantu
oleh tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam cerita rakyat Ande-ande-Lumut. Tokoh protagonis
memiliki karakter yang baik dan menjadi idola bagi pembaca/pendengar. Selain itu,
terungkap pula adanya tokoh antagonis yang merupakan tokoh yang bertentangan dengan
cerita. Biasanya satu, dua atau lebih karakter menentang cerita. Karakter tipe ini memiliki
karakter yang jahat dan menimbulkan kebencian di kalangan pembaca dan pendengar.
Karakter utama dan antagonis dimainkan oleh karakter pria dan wanita.
c. Struktur ruang dan waktu. Lingkungan adalah wujud fisik dimana kegiatan itu
berlangsung. Dalam pengertian yang lebih luas, setting mencakup lokasi temporal dan
keadaan mental setiap orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut. Setting seringkali sangat
penting dalam menunjukkan ciri-ciri karakter dan setting mood sebuah karya sastra.
Berkaitan dengan uraian di atas, cerita rakyat Ande-Ande Lumut memiliki kerangka spasial
atau lokal. Struktur ruang (tempat) peristiwa dalam cerita rakyat Nias meliputi: Kerajaan,
Hutan, Sungai, Pasar, Balai, Rumah Mbok Rondo Dhadapan. Pada saat yang sama, waktu
cerita terbentang di pagi, siang, sore dan malam. Tokoh cerita rakyat melakukan segala
macam aktivitas dan sistem kehidupan pada pagi, siang, sore dan malam hari.
d) Struktur transmisi naratif. Ternyata cerita rakyat Ande-Ande Lumut memiliki struktur
penanganan naratif. Struktur naratif, yang mengungkapkan sudut pandang narator dalam
menyampaikan isi cerita. Berdasarkan hasil analisis data struktur transmisi narasi cerita
rakyat Ande-Ande Lumut dengan menggunakan tampilan campuran. Dalam cerita ini, narator
atau penulis berganti-ganti antara karakter dengan sudut pandang yang berbeda, seperti saya,
Anda, kami, dia, dia.
Nilai-Nilai dalam Cerita Ande-Ande Lumut
a. Sabar menghadapi cobaan
Pada cerita rakyat Ande-ande lumut ditemukan nilai keteladanan akan sabar menghadapi
cobaan yang dilakukan oleh Kleting Kuning pada saat menerima perintah dari saudaranya
untuk membersihkan dandang di sungai, kleting kuning mencoba sabar atas perlakuan
saudara kleting kuning yang memukuli sampai jatuh pingsan. Pada saat kleting kuning
tersadar ia tak berani pulang dan tetap bersabar kembali ke sungai untuk membersihkan
dandang sesuai perintah saudaranya. diatas dapat disimpulkan bahwa Kleting Kuning sabar
dan menerima cobaan yang dia alami dan berusaha untuk menyelesaikan perintah dari
saudaranya.
b. Berani
Di dalam cerita Ande-ande lumut terdapat nilai yang menggambarkan keberanian Kleting
Kuning dalam menghadapi Yuyu Kangkang yang tidak berkenan menghantarkannya
menyebarangi sungai karena kleting kuning bau dan kotor, dengan berbekal senjata yang
diberikan oleh Batara Narada, kleting kuning memukul air dengan senjata tersebut, kemudian
sungai menjadi kering akhirnya Kleting Kuning berhasil sampai menyeberangi sungai.
c. Menepati janji
Di dalam cerita Ande-ande lumut terdapat petikan cerita yang menggambarkan
Klenting Kuning yang sedang Menepati janjinya untuk menikah dengan burung garuda meski
ternyata burung garuda hanyalah jelmaan dari Batara Narada yang sedang menyamar dan
membantu kleting kuning.

d. Harga diri yang tinggi


Dalam cerita ande-ande lumut Raden Putra menggambarkan watak/karakter Memegang
teguh pendirinaya untuk tetap menjaga harga diri dengan menolak menjadi raja, dan
menganggap kalau Raden Putra naik tahta pada saat sang ayah masih hidup seolah-olah
Raden Putra merebut kekuasaan dari tangan ayahnya.
1. Fungsi Cerita Ande-Ande Lumut
a. Sebagai contoh teladan dalam kehidupan
Cerita Ande-ande lumut memuat beberapa nilai-nilai kehidupan yang baik yang bisa
dijadikan contoh dalam menjalani kehidupan. Dari penggambaran tokoh Antagonis
sampai Protagonis tentunya memiliki nilai yang terkandung di dalamnya yang bisa
dijadikan contoh. Tokoh Klenting Kuning menjadi tokoh yang sering menggambarkan
bagaimana sikap seorang manusia yang sabar dan berani dalam menjalani kehidupan,
sehingga mampun sebagai contoh dan teladan dalam kehidupan.
b. Sebagai identitas dan kekayaan budaya indonesia
Ande-Ande lumut merupakan cerita yang berlatar belakang kebudayaan
indonesia, yang bercerita tentang kehidupan pada masa kerajaan. Tokoh dan konflik
yang terdapat pada cerita Ande-ande lumut tentunya sesuai dengan kebudayaan
indonesia pada masa kerajaan, dimana dipimpin oleh seorang raja dimana putra dari raja
tersebut sebagai pewaris kerajaan. Dari hal tersebut sudah jelas bahwa Cerita Ande-
ande lumut mempunyai fungsi sebagai identitas dan kekayaan budaya indonesia.
c. Sebagai sarana pendidikan moral
Berbagai konflik dan masalah yang ada pada cerita Ande-ande lumut tentunya
terddapat beberapa pesan moral yang bisa diambil. Keberanian dan kesabaran Kleting
Kuning dalam menghadapi masalah, serta rasa menjaga harga diri yang tinggi dari
seorang Raden Putra bisa dijadikan sebagai salah satu sarana untuk pendidikan moral.
Tokoh saudara Kleting Kuning dapat juga dijadikan sebagai sarana pendidikan
moral untuk menjauhi karakter jahat dan semena-mena.
d. Sebagai hiburan masyarakat
Cerita rakyat bisa dinikmati oleh khalayak umum. Bukan hanya sebagai media
pembelajaran namun juga sebagai hiburan. Terkadang dengan membaca sebuah cerita
pembaca merasakan reaksi yang dialami ketika sedang membaca berbagai ekspresi bisa
tercurahkan dari senang hingga sedih.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai struktur naratif cerita rakyat
ande-ande lumut, nilai dan fungsi bagi masyarakat, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama; cerita rakyat Ande-ande lumut memiliki struktur naratif jelas dan menjadi
unsur pembangun karya sastra. Struktur itu adalah plot, ras, fisik dan Relasi Gender, struktur
ruang, waktu dan yang terakhir struktur transmisi narasi.
Selanjutnya, cerita rakyat ande-ande lumut mengandung nilai-nilai kehidupan. Nilai
kehidupan tersebut diantaranya nilai sabar menghadapi cobaan, berani, bertanggung jawab,
dan harga diri yang tinggi. Keempat nilai tersebut ditemukan dalam cerita rakyat ande-ande
lumut melalui proses membaca dan analisa cerita. Melalui nilai-nilai kehidupan yang
ditemukan akan muncul pesan dan amanat yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Daftar Pustaka
.

Brown, A.Radcliffe.1952.Struktur dan Fungsi dalam Masyarakat Primitif.Kuala Lumpur.


Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka.
Endraswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta. MedPress
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistimologi, Model, Teori, dan
Aplikasi. Yogyakarta. CAPS
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Niswah Rodhiatun. 2016. Cerita Rakyat Kepahlawanan di Kabupaten Pasuruan: Kajian
Struktural-Fungsional. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Jember: jember.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah mada University
Press.
Ong, Walter. J. 2011. Kelisanan dan Keaksaraan. Yogyakarta: Gading Publishing.
Purbani Arti. 2011. Ande-Ande Lumut. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Panurian John dkk. 2014. Tari Pingan Dayak Mualang Kajian Struktural Fungsional (DI
Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten SekadauKalimantan Barat). Jurnal Tesis PMIS-
UNTAN-PSS-2014. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Waruwu Ermina, Kurniadi Benediktus. 2014. Aalisis Struktur Naratif Dan Pandangan
Mahasiswa UNPRI Terhadap Cerita Rakyat Nias.Jurnal Universitas prima
Indonesia.Medan.Universitas Prima Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai