Anda di halaman 1dari 8

Nama : Bagas Reista Prias Ragil Putra

NIM : B0117012

Makul : Seminas Sastra

Rancangan Judul : Aspek Religiusitas dalam lirik lagu Tuhan Maha Dalang,

Maca dan Mabuk Gusti karya ki Slamet Gundono (Tinjauan

Sosiologi sastra)
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara Indonesia merupakan Negara berbudaya. Segala macam jenis


dan aspek kebudayaan dapat ditemui dalam setiap jengkal tanah Indonesia.
Keanekaragaman bahasa, seni dan tradisi adalah contoh nyata kekayaan
kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Keanekaragaman tersebut tidak dapat
hanya kita maknai sebagai pembeda saja, melainkan dapat kita maknai sebagai
suatu kekayaan intelektual yang harus kita syukuri dan kita olah. Kebudayaan
hadir mengatur hubungan antar manusia maupun manusia dengan
lingkungannya dengan harapan terciptanya keharmonisan kehidupan. Ini semua
tak lepas dari peran serta produk kebudayaan yang telah melebur dalam
masyarakat.
Salah satu yang tak bisa dilepaskan dari kebudayaan adalah seni.
Hadirnya seni ditengah tengah masyarakat membuat dinamika kehidupan sosial
semakin hidup dan berwarna. Adanya seni dapat memunculkan pengalaman
kehidupan baru bagi penikmat maupun pelaku kesenian itu sediri ini selaras
dengan apa yang dikatakan oleh seorang ahli, . Jakob Sumardjo (2000:124)
menjelaskan bahwa:

Seni memang dapat memperkaya kehidupan, yaitu dengan memberikan


sebuah pengalaman emosi atau pengalaman keindahan yang tidak diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari. Seni yang bermutu adalah seni yang mampu
memberikan pengalaman estetik, pengalaman emosi, pengalaman
keindahan, atau pengalaman seni yang khas milik dirinya.

Satu dari sekian banyak kesenian yang terdapat di Indonesia adalah


sastra. Sastra dapat didefinisikan sebagai suatu karya yang memanfaatkan
media bahasa dan dituangkan melalui lisan maupun tulisan. Karya sastra
merupakan hasil ekspresi ide, gagasan dan pikiran yang didasarkan atas
kemampuan kreatifitas masing masing individu. Sebuah karya dapat pula
merupakan karya fiktif belaka, namun demikian sastra yang lahir dari
keinginan manusia untuk mengungkapkan diri, tetap menaruh minat dunia
nyata atau realitas tempat hidupnya pada dunia rekaan yang dikhayalkan pada
dunia nyata (Hardjana, 1991 : 10). Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat
dikatakan bahwa keindahan sastra dewasa ini seolah telah merasuk kedalam
setiap detail kehidupan, sebuah karya sastra akan mencerminkan kehidupan.

Jika sastra dikatakan sebagai cerminan kehidupan, maka dalam karya


sastra pasti juga memuat aspek aspek yang membentuk kehidupan. Salah satu
aspek yang pasti terdapat dalam kehidupan adalah aspek religiusitas. Setiap
orang pasti memiliki keyakinan dan jalan spiritual dalam kehidupannya masing
masing. Jika kita ulas perkata aspek religiusitas terdiri dari kata aspek dan
religiusitas. Berdasarkan definisi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
Aspek adalah pemunculan gagasan, masalah, situasi, dan sebagainya sebagai
pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang tertentu. Aspek juga dapat
diartikan sebagai suatu pandangan jauh ke depan atau pandangan bagaimana
jangkauan yang akan terjadi pada masa depan. Sedangkan pengertian religi
adalah kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia,
kepercayaan (animisme, dinamisme), agama. Sedangkan religius berarti bersifat
religi, bersifat keagamaan, yang bersangkut paut dengan religi. Religius dapat
diartikan sebagai ketertarikan manusia terhadap Tuhan sebagai sumber
ketentraman dan kebahagiaan (Dojosantoso, 1986:3).
Secara spesifik kesenian di Indonesia terbagi menjadi 2 kategori besar

yaitu seni pertunjukan (tari.musik,drama dsb) maupun seni non pertunjukan

(seni lukis, seni patung, seni. Suatu produk kesenian juga tak lepas dari

pengaruh berbagaui unsur, satu diantaranya alah unsur sastra. Peranan sastra

dalam pembentukan karya seni dapat dikatakan dominan, utamanya yang

berkaitan dengan keindahan kebahasaan (misal dialog dalam drama, lirik dalam

karya seni lagu dll). Adanya unsur sastra dalam penciptaan lagu (lirik lagu)

dapat mendatangkan keindahan sehingga mampu dinikmati, dirasakan dan


dimanfaatkan oleh penikmatnya. Lagu Tuhan Maha Dalang, Maca dan Mabuk

Gusti adalah lagu berbahsa jawa dialek tegal, yang mana dalam lirik liriknya

menyimpan keindahan yang didukung dengan komposisi music yang menarik.

Seperti yang terdapat dalam Lagu Lagu karya ki Slamet Gundono ini,
pemanfaatan unsur sastra juga berpengaruh pada keindahan dan pemaknaan
makna, seperti kutipan berikut

Tresnaku marang sira ra bisa digambarna


Adheme ngungkuli banyu
Angete ngungkuli geni
Langit we wis dhuwur
Langit we wis dhuwur
Nanging tresnaningsun luwih dhuwur ketimbang langit 7
Bumi kuwi wis abot
Nanging tresnaku ngungkuli bumi
(baris 1 sampai 8 lagu mabuk Gusti)

Adanya majas perbandingan pada lirik diatas secara umum berfungsi untuk
menegaskan maksud, dan memunculkan kontras lagu tersebut bahwa kecintaan
si “aku” pada sang Pencipta sangat agung dan tidak ada yang menandingi.

Dalam rangka mengupas aspek religiusitas dalam lagu karya Ki Slamet

Gundon ini, penulis memilih menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Ini

dikarenakan penulis meyakini bahwa sastra tidak semata mata lahir begitu

saja, melainkan ada keadaan social yang melatarbelakangi munculnya karya

sastra. Lahirnya karya sastra tak lepas dari keadaan sosiologis semasa

penciptaan karya sastra, baik yang berhubungan dengan penulis, lingkungan


maupun karya sastra itu sendiri. Karya sastra yang berhasil yaitu karya sastra

yang mampu merefleksikan zamannya (Suwardi Endraswara, 2011:77). Karya

sastra juga selalu menghadirkan pembelajaran yang tersirat maupun tersurat.

Karya lagu Maca, Tuhan maha Dalang dan Mabuk Gusti ini merupakan karya

sastra yang syarat akan pengajaran yang perlu untuk dikupas.

Berdasarkan beberapa hal yang telah dijabarkan diatas penulis tertarik

untuk meneliti objek tersebut dengan judul penelitian ”Aspek Religiusitas

dalam lirik lagu Tuhan Maha Dalang, Maca dan Mabuk Gusti karya ki Slamet

Gundono (Tinjauan Sosiologi sastra)”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana unsur-unsur struktur dalam Lirik lagu Tuhan Maha Dalang, Maca

dan mabuk Gusti karya Ki Slammet Gundono menurut teori Roman Ingarden

yang meliputi lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia, dan lapis

metafisis?
2. Bagaimana analisis sosiologi sastra dalam ajaran religiusitas yang terdapat

dalam Lirik lagu Tuhan Maha Dalang, Maca dan mabuk Gusti karya Ki

Slammet Gundono?

3. Apakah makna dari Lirik lagu Tuhan Maha Dalang, Maca dan mabuk Gusti

karya Ki Slammet Gundono

C. TUJUAN PENELITIAN

1. mendeskripsikan unsur-unsur struktur dalam Lirik lagu Tuhan Maha Dalang,

Maca dan mabuk Gusti karya Ki Slammet Gundono menurut teori Roman

Ingarden yang meliputi lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia, dan

lapis metafisis

2. mendeskripsikan analisis sosiologi sastra dalam ajaran religiusitas yang

terdapat dalam Lirik lagu Tuhan Maha Dalang, Maca dan mabuk Gusti karya

Ki Slammet Gundono?

3. mendeskripsikan makna dari Lirik lagu Tuhan Maha Dalang, Maca dan

mabuk Gusti karya Ki Slammet Gundono

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, baik manfaat

teoritis maupun manfaat praktis yaitu :

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya wawasan terkait pengkajian

lirik lagu yang dikaji dengan teori strukturalisme. Selain itu penelitian ini

juga diharapkan mampu dijadikan referensi dari aplikasi teori sastra dalam

rangka analisis norma khususnya aspek religiusitas dengan pendekatan

sosiologi sastra.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media untuk membantu

masyarakat dalam memahami makna keseluruhan lirik lagu Tuhan Maha

Dalang, Maca dan mabuk Gusti karya Ki Slamet Gundono.


Sumardjo, Jakob. (2000). filsafat seni. bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai