PENDAHULUAN
daerah. Karya sastra daerah yang sangat terkenal, salah satunya adalah
diketahui, bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni
(Wellek & Warren, 1990:1). Sesuai dengan fungsinya yang ada, karya
Suatu karya sastra akan berfungsi sesuai dengan sifatnya. Kedua segi
tadi, kesenangan dan manfaat, harus ada dan saling mengisi. Kesenangan
Sastra pun memiliki makna lain. Menurut Robert Scholes, “sastra itu
sebuah kata, bukan sebuah benda.” Sastra ialah teks-teks yang tidak selalu
disusun atau dipakai untuk suatu tujuan komunikatif yang praktis dan yang
bahwa:
satunya adalah batas waktu. Bagi sastra Indonesia “batas waktu” tersebut
adalah abad ke-20 atau kisaran tahun 1900. Karya-karya sastra yang lahir
sebelum tahun 1900 termasuk ke dalam sastra lama, dan termasuk karya
sastra baru bila karya-karya sastra tersebut diciptakan setelah tahun 1900.
Dengan adanya batasan waktu tersebut terlihat jelas perbedaan bentuk dan
isinya.
Jika dilihat dari susunan masyarakat dari masa ke masa, jelas berbeda
karena masyarakat pada masa dulu sangat terpengaruh oleh adat istiadat.
Pengarang pada masa itu tidak berani mengungkapkan jati dirinya. Pada
masa itu para pengarang hanya berani menulis perasaan masyarakat dan
dan tak dapat dipisah oleh nuansa ajaran-ajaran edukatif dan bernilai
positif. (Aminuddin, 1987:72). Bentuk hasil cipta karya sastra itu sendiri
yaitu sastra lisan, sastra lama atau klasik, sastra modern. Salah satu bentuk
sastra klasik adalah puisi. Puisi Melayu lama itu banyak, salah satunya
adalah gurindam. Gurindam berasal dari India yang bermakna suatu sajak
dua baris seuntai, serupa dengan pantun kilat. Gurindam1 menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi keempat adalah sajak dua baris yang
1
Gurindam adalah sejenis bentuk puisi (terdiri daripada dua baris, berisi dengan
berbagai-bagai pengajaran). (Kamus Dewan edisi keempat, 2005, Dewan Bahasa
dan Pustaka Kuala Lumpur).
salah bisa jadi lawan). (KBBI, 2008: 469). Isi gurindam adalah kalimat
hidup dengan jujur dan lurus. Karya-karya sastra lama sebagian tidak
pengarang pada masa itu mendapatkan pengaruh dari luar, dari tanah Arab
atau Eropa (Tjokrowinoto, 1999: 31). Pada naskah Gurindam Dua Belas
tulisannya tersebut.
kehidupan di dunia ini agar diridhai Allah. Naskah ini masuk kategori
“sy’ir al-Irsyadi” atau puisi didaktik. Ditulis oleh Raja Ali Haji di Pulau
Penyengat, Riau, pada tanggal 23 Rajab 1263 H atau 1847 M dalam usia
populer itu. Peneliti akan melakukan transkripsi teks dan apparat kritik.
a. Akan diapakan teks Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
penelitian sejenis.
E. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Sebelumnya
Akhlak dalam Gurindam Dua Belas dari FIAI UII, tahun 2001.
naskah GDB.
Moral dalam Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji dari
dalam Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji dari Universitas
tasawuf yang ada dalam Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji.
amali.
dalam Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji (Studi Deskriptif-
2010.
objek penelitian.
2. Landasan Teori
a) Teori Filologi
moyang pada kertas, lontar, dan sebagainya yang ditulis tangan dan
b) Teori Pragmatik
pendengar.
72).
mempengaruhi isi karya sastra tersebut. Maka dari itu, dalam hal
ini naskah GDB ada banyak sekali kandungan nilai-nilai luhur dan
F. Metode Penelitian
2. deskripsi naskah
6. transliterasi
7. suntingan teks
8. glosari
9. komentar teks
a) Pengumpulan Data
b) Analisis Data
Proses penulisan skripsi ini akan dibagi dalam empat bab yang akan
disusun secara runtut dan saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya.