Anda di halaman 1dari 4

KESUSASTRAAN

1. Pengertian kesusastraan Sastra merupakan suatu karya kreatif yang dihasilkan manusia atas daya imajinasi yang dimilikinya dan memiliki unsure estetik. Sastra bersifat mimesif yang berarti tiruan dari dunia nyata yang dituangkan melalui tulisan yang indah,ungkapan, gaya bahasa dan lainnya. Selain itu sastra bersifat kreatif dan inofatif. Kesusastraan berasal dari kata su,baik dan sastra tulisan kesusastraan adalah karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagaiciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapan. (KBBI;1990:786). Kesusastraan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia sastra terutama ilmu tentang sastra. Adapun ilmu yang dipelajari dalam sastra ada 3 macam, yaitu Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sastra. a. Teori sastra membahas tentang kaidah-kaidah atau prinsip yang terdapat dalam karya sastra. Dalam karya sastra terdapat dua aspek, yaitu struktur intrinsik (berbicara mengenai unsure intrinsik) dan struktur ekstrinsik (berbicara mengenai unsur ekstrinsik). b. Sejarah sastra membahas perjalanan sastra dari awal masuk atau berdirinya kesusastraansampai sekarang. Sejarah sastra merekam seluruh kejadian yang terjadi dalam dunia sastra intern maupun ekstern. Sejarah sastra juga berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator. c. Kritik sastra merupakan suatu usaha menimbang, mengevaluasi sisi positif dan negatif karya sastra baik mengenai kelebihan dan kekurangan agar karya-karya tang dihasilkann lebih baik. Hubungan antara teori, sejarah dan kritik sastra sangatlah erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya dan bersifat dialektif, mempunyai interaksi yang produktif yang disebut simbiosis mutualisme. Teori sastra tidak dapat menafikkan sejarah dan kritik sastra karena dalam kritik dan sejarah sastra sendiri banyak menggunakan teori sastra. Karya sastra terbagi menjadi dua macam yakni sastra picisan, sastra popular, secara umum alur sastra memandang hiburannya lebih besar dari pada manfaatnya. Dan sastra serius dimana amanfaatnya lebih besar daripada hiburannya. Terdapat beberapa fungsi dan manfaat sastra yakni hiburan, pendidikan, pengetahuan dan informasi. Sastra cenderung dalam bentuk teks menurut prof. Budi Darma adalah segala teks yang mempunyai hubungan dengan sastra dan bentuk konkritnya dari teks sastra itu dapat berwujud novel, bentuk drama, puisi, atau pun diluar hal itu misal artikel tentang sastra, resensi sastra baik fiksi maupun nonfiksi. 2. Sejarah sastra Indonesia Sastra Indonesia dimulai sejak lahirnya Balai Pustaka. Secara umum pembabakan sejarah sastra dibagi menjadi: sastra lama, sastra zaman peralihan dan sastra baru.

Jendral Rouchusen mendirikan Voklestuut taman bacaan rakyat yang sekarang berkembang menjadi balai pustaka. Saat itu karya yang paling terkenal adalah Siti Nurbaya, tetapi pada zaman ini terdapat pembatasan terhadap karya sastra terutama karya sastra kritis sangat sulit masuk dan diterbitkan oleh balai pustaka. Balai Pustaka merupakan babak baru dalam dunia sastra yang membedakan sastra lama dan sastra baru yaitu biasanya dalam karya sastra lama selalu diiringi dengan cirri hatta, alkisah,shehibul hikayat, syahdan yang dalam karya sastra baru sudah ditinggalkan. Dan pada perkembangannya karya sastra lama disebut sebagai sastra lisan karena penyampaiannya yang dari lisan ke lisan. a. Periode sastra menurut para ahli
1. HB Yasin

Sastra terbagi menjadi sastra melayu lama sastra Indonesia Modern (terbagi lagi menjadi tiga ankatan: agkatan 20-an, angkatan 33 atau biasa disebut Pujangga Baru, dan angkatan 45). dan didaktis. Angkatan 33 bebas menentukan nasibnya sendiri. Isu ynag muncul masalah perkotaan, emansipasi, kebangkitan nasionalisme, cita0cita nasional dan sama-sama bersifat didaktis.
2. Bujung Saleh

Angkatan 20 menggambarkan pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, isu kawin paksa, permaduan, bersifat kedaerahan

Angkatan 45 bersifat bombastis, berani menampilkan ego, mengangkat isu-isu perlawanan, mengangkat isu-isu humanisme universal.

Memagi periode sastr menjadi empat,yaitu : Periode sebelum 20-an Periode antara 20-33-an Periode 33-mei 42 Peiode 42-56

3. Nugroho Noto Susanto

Membagi karya sastra menjadi dua yaitu sastra Indonesi lama dan sastra Indonesia modern. Sastra Indonesia modern terbagi menjadi: angkatan 45,50)
4. Bakri Siregar

Masa kebangkitan antara 1920-1945 (angkatan 20, 33, 45) Masa perkembangan (antara 1945-sekarang, tedapat

Membagi menjadi 4: Periode 20-42 ( sastra lama, sastra zaman peralihan dan sastra modern), Periode 42-45, Periode 45- revolusi kemerdekaan ber golak sampai menyusutnya revolusi tahun 50 dan Periode 50 sampai sekarang

5. Ajib Rosidi

Terbagi menjadi dua: masa kelahiran antara 1900-1945 (yakni periode awal sampai tahun 33,periode 33-42, periode 42-45) masa perkembangan 45-69 (terbagi menjadi 2 periode,yaitu 45-53, 53-61, 61-69)
6. Rahmad djoko Pradopo

Terbagi menjadi 5 yaitu: Periode Balai Pustaka (tahun 20-40) Periode pujangga baru (30-45) Angkatan 45 (tahun 40-45) Periode angkatan 50 (tahun 50-70) Periode angkatan 70 (tahun 65-84) Setelah kefakuman angkatan maka beberapa teman menyatakan berdirinya angkatan baru yaitu angkatan 2000 yang ditokohi olehVira Basuki, Ayu Utami, Dorotea, Soir Anwar, Dewi Lestari dll. Tetapi angkatan ini masih dinyatakan kesahihannya. Seperti kita ketahui ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi lahirnya angkatan baru yaitu: 1. Adanya ide-ide baru 2. Adanya sustrawan yang menonjol sebagai iconnya 3. Adanya konvensi baru yang berbeda dengan periode sebelumnya Karena beberapa hal tersebutlah kesahihan angkatan ini dipertanyakan karena ada ide-ide yang dibawa angkatan 2000 yang mempunyai cirri unuversalisme hanya beda tipis dengan humanisme pada angkatan 45. Bagian universalisme itu adalah cosmopolitan yang sering ditemukan dalam karya-karya mereka. Cosmo, polis berisikan tentang kedudukan kita di dunia tidak dipisahkan oleh batas-batas tertentu sehingga isu-isu multikulturalitas, isu-isu globalisasi banyak muncul. Tapi isu-isu tentang cosmopolitan itu telah diangkat oleh Budi Dharma pada tahun 70an. 3. Apresiasi Sastra a. Pengertian apresiasi sastra S. Effendi (1972: 259) mengatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Dr. Sofyan Zakaria (1981:6) mengatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan memahami cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga menimbulkan pengertian dan penghargaan yang baik terhadapnya. Panuti (1984:8)menyebutkan bahwa apresiasi sastra adalah penghargaan terhadap karya sastra yang didasarkan pemahaman. Dari semua hal itu dapat kita simpulkan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan pemahaman dan pengenalan yang tepat terhadap nilai sastra dan kegairahan kepadanya serta kenikmatan yang timbul karena semua itu.

b. Kegiatan-kegiatan apresiasi sastra Kegiatan apresiasi langsung yaitu membaca karya sastra, mendengarkan karya sastra, dibacakan atau dilakukan, menonton pementasan drama. Kegiatan apresiasi tidak langsung yaitu kegiatan di luar apresiasi langsung yang dapat membantu meningkatkan dan mengefektifkan kegiatan apresiasi langsung misalnya membaca teori sastra, menulis puisi, memerankan tokoh dalam drama. c. Tingkat-tingkat apresiasi Tingkatan pertama merupakan tingkatan yang didominasi pergulatan emosi walaupun masih dikontrol oleh kesadaran intelektual dan dipupuk oleh imajinasi. Tingkatan kedua yaitu jika tidak hanya terjadi pergulatan emosi, tetapi jika daya intelektual hanya ikut bekerja lebih giat. Tingkatan ketiga merupakan penemuan pengalaman, keindahan tentang wujud sastra secara mendalam sehingga dia merasakan suatu kenikmatan tersendiri. d. Manfaat apresiasi sastra Manfaat estetik dapat menciptakan sebuah karya baru karena telah terlatih sebelumnya. Manfaat pendidikan karena daslam karya sastra tidak hanya berisikan estetik saja, tapi juga mengajarkan moral, kesadaran akan kelestarian lingkungan. Manfaat psikologis karena secara psikologis apresiator merasakan sesuatu yang mampu membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 4. Kesusastraan Tiang Seperti kita ketahui bersama Tiang merupakan organisasi teater yang secara langsung pasti mengangkat tentang sastra. Tiang sendiri adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang sastra khususnya teater. Di sini Tiang bermain di wilayah peran tapi juga di wilayah seni puisi sehingga kita mengetahui tentang materi-materi yang berada dalam wilayah teater ataupun drama dan puisi. Mengenai seluk-beluk yang ada di dalamnya bagaimana menjadi seorang actor yang baik, seorang sutradara yang baik, bagaimana membuat naskah yang baik , baik puisi maupun drama dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai