31- 42
Muntazir
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
email: muntazir@gmail.com
Abstract
Through mass media, literture can be enjoyed both in spoken literture and written
literature. One of litertures which can be expressed orally is poetry. In this study, the
researcher tried to understand the moral messages of Lampung poetry, in nature
aspect and language methode. The Lampung poetry choosen is “Pisaan”which
originally from Way Kanan and “Wayak” from Liwa. Both of them are included in
Lampung Pesisir. The data analysis were focused on the from of Pisaan and Wayak
poetry which were analysed based on the moral messages that included physical
structure meaning and internal structure meaning.
Karya sastra puisi adalah urutan bunyi manusia dengan objek, antara objek
yang menghasilkan makna, Wellek dan dengan objek lainnya, di dalam sebuah
Austin (1993:1960). Puisi adalah luapan totalitas komunikasi yang di dalamnya
perasaan yang spontan yang berpangkal juga digunakan totalitas bahasa. Hanya
pada emosi kemudian berpadu kembali dengan memperluas medan bahasa dan
dalam kedamaian. Menurut Herman J. medan semantik, penyair bersama-sama
Waluyo (2001 : 34) puisi adalah bentuk dengan dunia membangun komunikasi
karya sastra yang mengungkapkan bermakna. Perluasan medan bahasa,
pikiran dan perasaan penyair secara komunikasi dan semantika itu hanya
imajinatif dan disusun dengan dibangun melalui kekuatan imajinasi
mengkonsentrasikan semua kekuatan penyair. Di dalam perluasan semantik
bahasa dengan pengkonsentrasian inilah penyair mampu berkata-kata
struktur fisik dan struktur batinnya. dengan sebuah dunia yang di dalamnya
Sementara itu, menurut Blair dan belum adanya bahasa yang menjelaskan.
Chandler dalam Sumardjo, Jacob dan Dalam sebuah puisi, kita tidak hanya
Saini. KM, 1998: 3), puisi merupakan berhadapan dengan unsur kebahasan yang
upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa meliputi serangkaian kata-kata indah,
sesuatu untuk menggerakkan tubuh yang namun juga merupakan kesatuan bentuk
kasar dan mencari kehidupan dan alasan pemikiran atau struktur makna yang
yang menyebabkan ada. hendak diucapkan oleh penyair. Pada
Berdasarkan pendapat para ahli, intinya puisi dibangun oleh dua unsur
peneliti menyimpulkan bahwa puisi pokok yaitu struktur fisik yang berupa
adalah ungkapan suatu perasaan melalui bahasa yang digunakan dan struktur batin
pengalaman-pengalaman yang dijadikan atau struktur makna yakni pikiran dan
sebagai suatu yang bermakna dengan perasaan yang diungkapkan oleh penyair.
menggunakan bahasa yang estetis serta Kedua unsur tersebut merupakan
menggunakan pengkonsentrasian struktur kesatuan yang mengikat keterjalinan dari
fisik dan struktur batinnya. Puisi juga semua unsur yang membentuk totalitas
memperluas medan komunikasi, sehingga makna yang utuh.
komunikasi tidak lagi sekedar antara Herman J. Waluyo (1996:25)
manusia dan manusia, tetapi juga antara mengemukakan bahwa dalam memahami
memahami dan menghayati hidup dan Dalam artikel ini peneliti berupaya
kehidupan ini lebih dari sekedar yang untuk memahami pesan-pesan moral
lahiriah saja. Jadi, moral religius puisi daerah Lampung. Untuk
menjunjung tinggi sifat-sifat manusiawi, memahaminya dilakukan pendekatan
hati nurani yang dalam, harkat dan analisis struktur puisi, yaitu dari aspek
martabat serta kebebasan pribadi yang hakikat dan metode. Sementara itu, puisi
dimiliki oleh manusia. yang dipilih adalah puisi ”pisaan” yang
Pesan moral dapat berwujud pesan berasal dari daerah Wai Kanan dan
kritik sosial. Wujud kehidupan sosial ”Wayak” yang berasal dari daerah Liwa,
yang dikritik dapat bermacam-macam keduanya masih dalam dalam satu
seluas lingkup kehidupan sosial itu rumpun Lampung Pesisir.
sendiri. Sastra yang mengandung pesan
kritik biasanya lahir di tengah masyarakat 2. PEMBAHASAN
jika terjadi sesuatu yang kurang baik a. Pisaan
dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Ilak – ilukni sungai
Pengarang umumnya tampil sebagai Nyak gila pandai reti
pembela kebenaran dan keadilan, ataupun Niku ngunut galih wai
sifat-sifat kemanusiaan yang lain. Sai benar batang hari
Puisi daerah Lampung pada dasarnya Radu kena pungguk
adalah puisi yang berkembang dan Mak guna helau bunyi
dipelihara oleh masyarakat Lampung Niku burung di laok
dengan cara diwariskan dari generasi ke Mak kurang batang hari
gernerasi berikutnya. Pewarisan ini tentu Nyeberang biduk batu
mempunyai tujuan yang luhur yaitu nilai- Cawang pulappah lihai
nilai budaya asli daerah tetap hidup di Penebong bulung layu
lingkungan masyarakat Lampung. Jak kapan dapok sampai
Melalui pesan-pesan dalam puisi, nilai- Cak hulun mak tipakai
nilai luhur yang terkandung diwariskan Nyawik bintang di langik
seperti Pesan Moral dalam karya sastra Siji ku abai-abai
termasuk di dalam puisi. Pembuyu lancang jahik
Hal ini terdapat pada bait ke-1, dalam yang dimaksudkan adalah suatu saran
Pisaan dan bait ke- 4 dalam Wayak. yang disampaikan melalui puisi yang
berhubungan dengan petunjuk dalam
menyikapi sesuatu dalam hidup dan
Ilak –ilukni sungai kehidupan.
liku-likunya sungai Dalam puisi ini, isi puisi Pisaan adalah
Nyak gila pandai reti agar manusia dapat menggunakan
saya sungguh tahu maknanya lambang-lambang ciptaan Tuhan sebagai
Niku ngunut galih wai petunjuk. Pesan moral tersebut adalah
Kau mencari terasnya air sebagai berikut.
Sai benar batang hari a) Untuk mencapai tujuan seseorang
Yang benar sungai perlu petunjuk atau ilmu sebagai
pegangan. Hal ini terdapat pada bait
Minak muwari tipikkon pertama yaitu; /Niku Ngunut Galih
Sanak saudara ditinggalkan wai/ Sai benor batanghari/ (Jika kamu
Induh kapan ga mulang mencari teras air/ yang benar adalah
Entah kapan akan kembali sungai).
Sekom luwar jak pekon b) Jujurlah dalam segala hal jangan
Kami keluar dari kampung halaman berpura-pura sebab akan berdapak
Kalau nihan musenang negatif bagi diri sendiri maupun bagi
Penuh harap akan berhasil orang lain. Hal ini tertuang dalam bait
ke-2 yaitu /Radu kena pungguk/ mak
3) Pesan-pesan Moral dalam Pisaan dan guna helau bunyi/ niku burung
Wayak duilawok/ mak kurang batanghari/
Moral dalam karya sastra biasanya (sudahlah hai burung pungguk/ tak
mencerminkan pandangan hidup guna memerdukan suara/ (merasa diri)
pengarang yang bersangkutan, burung dilaut/ tidaklah kurang burung
pandangannya tentang nilai-nilai di sungai).
kebenaran, dan itulah yang ingin c) Pesan moral selanjutnya adalah
disampaikan pengarang (Burhan N, pantang berputus asa. Usaha dalam
2009:321). Puisi Pisaan pesan moral menjalani kehidupan harus maksimal
4. DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 2009. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.