Anda di halaman 1dari 27

Kompetensi Dasar:

•3.16: Mengidentifikasi
suasana, tema, dan makna
beberapa puisi yang
terkandung  dalam antologi
puisi yang diperdengarkan
atau dibaca.

•3.17: Menganalisis unsur


pembangun puisi

Mia Desi Tri Yuwanita, S.


POKOK BAHASAN
1 Pengertian Puisi

2 Unsur Pembangun Puisi

2.a Struktur Fisik Puisi

2.b Struktur Batin Puisi


PENGANTAR
Bahasa adalah media pengucapan karya
sastra
Poetry is the best word in the best order (puisi
adalah kata-kata terbaik dalam susunan
yang terbaik
Bahasa dalam sastra tidak sekadar media,
tetapi juga tujuan
Penyair bergelut dengan bahasa dan tidak
sekadar menjumput kata-kata begitu saja
Kata-kata adalah segalanya dalam puisi
Kata-kata sebagai penghubung ide, intuisi,
dan imaji antara pembaca dan penyair
PENGERTIAN PUISI
– Puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu “poiesis” yang berarti
“penciptaan”
– Puisi: Hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut
syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama,
sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan. (Tarigan, 1984:
4)
– Puisi: sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan
adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang
mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan
intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual
sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik pilihan
tertentu, sehingga mampu membangkitkan pengalaman
tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-
pendengarnya. (Sayuti, 2002: 3)
UNSUR PEMBANGUN
PUISI
UNSUR PEMBANGUN PUISI
Unsur Fisik Puisi
1. Diksi 2. Citraan (Imaji)
3. Kata Konkret 4. Bahasa Figuratif
5. Versifikasi 6. Tipografi
Pengertian Unsur Fisik Puisi
1. Diksi (Pemilihan Kata)
– Choise and use of words
– Kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna sesuai gagasan yang akan
disampaikan. (Widyamartaya. 1990: 45)
– Diksi digunakan untuk membangkitkan imajinasi
pembacanya, memperjelas makna sambil tetap
membuat sajak itu menarik dari segi bunyi
– Pilihan kata mempertimbangkan berbagai, seperti
makna dan aspek estetis (keindahan)
– Diksi dalam puisi bersifat luwes (tidak kaku dan
formal).
– Ketepatan pilihan berhubungan erat dengan
pengetahuan penulis tentang makna dan kosakata
yang ia miliki. 
2. Citraan (Pengimajian)
– Unsur puisi yang berkaitan dengan
pengalaman inderawi penyair atas objek
yang diterangkan.
– Berfungsi untuk memberi gambaran
yang jelas, menimbulkan suasana
khusus, membuat lebih hidup gambaran
dalam pikiran dan pengindraan pembaca
– Dalam membangun sebuah citraan yang
menggugah perasaan, seorang penyair
dapat melakukannya dengan dua cara,
yaitu melalui deskripsi dan
perlambangan.
Macam-macam Citraan
– Citraan Penglihatan (Visual Imagery): dihasilkan
dengan memberi rangsangan indra penglihatan,
berupa sumber dan kualitas cahaya.
Contoh: Kulihat lagi wajahmu yang ayu…
– Citraan Pendengaran (Auditory Imagery):
dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan
sumber dan kualitas bunyi.
Contoh: Sayup-sayup kudengar suara perut-
perut yang semakin nyaring…
– Citraan Gerak: dihasilkan dengan cara
menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal
yang tidak bergerak menjadi bergerak.
Contoh: Aku berlari mengejar angan...
 Citraan Penciuman (Alvactory Imagery):
dihasilkan dengan menyebutkan dan
menguraikan sumber dan kualitas bau
Contoh: harum semerbak tubuhnya…
 Citraan Pencecapan (Gustatory Imagery):
dihasilkan dengan menyebutkan dan
menguraikan sumber dan kualitas rasa.
Contoh: Kopi yang kau suguhkan pahit yang
tak dapat kutolak…
 Citraan Perabaan (Tactual Imagery):
rangsangan kepada perasaan atau sentuhan,
biasanya berupa kualitas dan permukaan
bahan.
Contoh: Lembutnya sentuhan angin…
3. Kata Konkret
– Kata-kata yang digunakan penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan
atau suasana batin dengan maksud
membangkitkan imaji pembaca.
– Kata-kata diupayakan agar dapat
menyaran kepada arti yang menyeluruh.
– Kata konkret merupakan syarat atau
sebab terjadi pencitraan (pengimajian
dalam puisi).
– Dengan kata konkret pembaca dapat
membayangkan secara jelas peristiwa atau
keadaan yang dilukiskan penyair.
Contoh Kata Konkret
– Pengemis/gembel: gadis kecil berkaleng kecil
daripada gadis peminta-minta
– Dunia penuh kemayaan: hidup dari kehidupan
angan-angan yang gemerlapan
– Kedukaan: bulan di atas itu tak ada yang
punya // kotaku hidupnya tak punya tanda
– Penuh dosa: aku hilang bentuk/ remuk
– Perjalanan ke surga: kuketuk pintu langit
4. Bahasa Figuratif (Majas)
– Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan oleh
penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang
tidak biasa, yakni secara tidak langsung
mengungkapkan makna kata atau bahasanya
bermakna kias atau makna lambang. (Waluyo, 1991:
72)
– Bahasa yang mempergunakan kata-kata yang
susunan dan artinya sengaja disimpangkan.
– Bertujuan untuk mencapai efek estetis, kesegaran dan
kekuatan ekspresi
– Memudahkan pembaca dalam menikmati sesuatu
yang disampaikan penyair
Kategori Bahasa Figuratif
Kategori Perbandingan
a. Simile: perbandingan bersifat eksplisit,
dengan kata-kata pembanding langsung,
seperti bagai, laksana, seperti, bak.
Contoh: Senyumnya cerah bak mentari
b. Metafora: perbandingan dua benda
atau hal secara implisit, tanpa kata
pembanding ekplisit.
Contoh: Kami kejar cahaya, tatkala bertiup
sepi
 Kategori Perwakilan
 Sinekdoki: Bahasa kiasan yang menyebutkan sesuatu bagian
yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu
sendiri. Sinekdoki terdiri dari dua macam, yaitu.
- Pars prototo : sebagaian digunakan untuk
menyebut keseluruhan.
- Totum proparte: keseluruhan dgunakan untuk
menyebut sebagiani.
 Metonimia: pemindahan istilah atau nama suatu hal atau
benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai
kaitan rapat. Pengertian yang satu dipergunakan sebagai
pengganti pengertian lain karena adanya unsur-unsur yang
berdekatan. Kaitan itu karena hubungan kausalitas, logika,
hubungan waktu dan ruang.
 Kategori Pemberian Ciri Insani
 Personifikasi: kiasan yang menyamakan benda
dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat
berbuat, berfikir, dan sebagainya seperti manusia
(Wiyatmi, 2005: 65).
Contoh: Langit mulai menangis…
5. Versifikasi (Bunyi)
– Unsur bunyi dalam puisi nilai keberadaannya tidak bisa
dilepaskan dari ranah kebahasaan.
– Versifikasi juga berkenaan dengan karakteristik karya puisi,
yakni persajakan
– Versifikasi meliputi:
(a) ritma: pergantian turun naik, keras lembut, panjang
pendek, tinggi rendah ucapan bunyi bahasa dengan teratur.
(b) rima: pengulangan bunyi dalam baris atau larik, berupa
aliterasi, asonansi, persamaan bunyi awal/tengah/akhir
(c) metrum: irama yang tetap menurut pola tertentu, karena (i)
jumlah suku kata, (ii) tekanan yang tetap, dan (iii) alunan
suara menaik dan menurun tetap
Peran Versifikasi dalam Puisi:
6. Tipografi
– Tipografi berkenaan dengan bentuk lahir,
yang langsung dikenali
– Pembeda (sementara) antara puisi dan
prosa/drama
– Baris-baris puisi tidak selalu di awali dari
tepi kiri dan berakhir di tepi kanan
– Mengenal adanya enjabement (lompatan
baris)
– Baris kata atau kalimat dalam puisi
membentuk periodisitet yang disebut bait
Contoh Tipografi
Unsur Batin Puisi

1. Tema 2. Nada
3. Perasaan 4. Amanat
1. Tema
– Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh
penyair.
– Sesuatu yang menjadi dasar bagi penulisan puisi
– Dapat berupa “segala permasalahan hidup”
– Permasalahan tersebut disusun dan diperkaya
dengan ide, gagasan, cita-cita, dan sikap
(pendirian) penyair
– Dalam tema selain sesuatu yang dipikirkan
penyair, juga terbayang pandangan hidup
penyair, bagaimana penyair melihat permasalahan
ang dipikirkannya itu.
– Penyair tidak pernah menyebut apa tema puisi
yang ditulisnya (tersirat).
2. Nada

– Sikap penyair kepada pembaca


– Dalam menulis puisi, penyair bisa jadi
bersikap menggurui, menasehati,
mengejek, menyindir kepada pembaca.
3. Suasana

– Suasana adalah keadaan jiwa pembaca


setelah membaca puisi.
– Artinya, sebuah puisi dapat membawa
akibat psikologis pada pembacanya
– Akibat psikologis ini terjadi karena nada
yang dituangkan penyair dalam puisi
4. Amanat
– Amanat atau tujuan adalah hal-hal yang
mendorong penyair untuk menciptakan
puisinya
– Amanat tersirat di balik kata-kata yang
disusun dan di balik tema yang diungkapkan
– Dalam puisi tema berkaitan dengan arti,
sedangkan amanat berkaitan dengan makna
karya sastra
– Arti puisi bersifat kias, subjektif, dan umum
– Makna berhubungan dengan individu, konsep
seseorang, situasi, tempat penyair
mengimajinasikan puisinya

Anda mungkin juga menyukai