Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“PRODUKSI (KILANG) MINYAK BUMI DAN GAS”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FACHRIANKA

NIM : 221010900084

KELAS : 03 TKME 001

DOSEN : Ir. IRMAN ANSARI ADLIN, MM

UNIVERSITAS PAMULANG
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk,


rahmat, ilmu, serta kasih sayang-Nya kepada seluruh manusia. Atas ridho-Nya
pula, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Proses Industri Kimia, dengan judul ” Produksi Kilang Minyak Bumi
dan Gas”

Tidak lupa ucapan terimakasih saya tujukan kepada pihak-pihak yang turut
mendukung terselesaikannya makalah ini antara lain :

1. Bapak: Ir IRMAN ANSARI ADLIN, MM selaku dosen di mata kuliah


Proses Industri Kimia

2. Semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
sekalian. Dalam membuat makalah ini saya tidak menemukan kesulitan karena
saya mengerjakan dengan sumber referensi yang melimpah, sehingga masalah-
masalah yang terjadi dapat ditangani.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Aliran Salamullah.........................................................................3

2.2. Tokoh Pendiri Aliran Salamullah...................................................................3

2.3. Pengakuan Bertemu dengan Malaikat Jibril...................................................4

2.4. Pencetus Pemahaman Baru.........................................................................4-5

2.5. Faktor – Faktor Terjadinya Aliran Sesat........................................................6

2.6. Sebab – Sebab Adanya Aliran Sesat...........................................................6-7

2.7. Menyikapi Kasus Aliran Sesat....................................................................7-8

2.8. Cara agar Terhindar dari Pengaruh Aliran Sesat.........................................8-9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................10-11

Daftar Pustaka..................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Industri minyak bumi dan gas mempunyai peranan yang sangat penting
dalam masyarakat modern saat ini dalam pemenuhan kebutuhan seperti untuk
pemanas, energi listrik dan transportasi. Sumber minyak dan gas merupakan salah
satu penyebab utama degradasi lingkungan yang telah menimbulkan berbagai
masalah yang berkelanjutan hingga saat ini. Indonesia dikenal sebagai negara
kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah perairan. Letak
wilayah indonesia juga berada di wilayah tropis, yaitu wilayah yang hanya
memiliki dua musim, kemarau dan hujan. Terkait dengan sumber daya alam
(SDA), Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan sumber daya
alamnya karena di dalam perut bumi di wilayah Negara Indonesia terkandung
berbagai jenis Sumber Daya Alam, Indonesia memiliki batu bara, tembaga, nikel,
pasir besi, biji timah, dan lainnya, tak terkecuali dengan minyak mentah dan gas
bumi.

Minyak bumi adalah salah satu komoditas yang dianggap penting di negara
Indonesia sehingga seharusnya dapat berkontribusi banyak dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Cita-cita mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sejalan dengan cita-cita para pendiri Indonesia yang telah mendeklarasikan
Indonesia sebagai negara kesejahteraan pada pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 Penggunaan energi berbasis minyak bumi seperti Bahan Bakar Minyak di
Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut salah satunya
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk negara Indonesia. menjadi
tantangan tersendiri suatu perusahaan minyak dan gas dalam menjaga
keterberlanjutan ketersediaan bahan bakar, khususnya di Indonesia. Salah satu

1
penyelesaian hal tersebut dengan cara memitigasi risiko – risiko yang terjadi baik
diinternal maupun eksternal pada perusahaan tersebut.

Risiko merupakan suatu ketidakpastian yang dihubungkan dengan


kemungkinan terjadinya akibat buruk yang tidak diharapkan. Sedangkan, risiko
rantai pasok adalah kejadian yang tidak pasti bentuk dan waktunya yang dapat
mengganggu kelancaran proses dalam suatu risiko rantai pasok. Cara efektif untuk
mengelola risiko rantai pasokan diawali dengan identifikasi berbagai risiko yang
diikuti dengan memprioritaskan risiko. Setelah adanya pemahaman tentang
berbagai faktor risiko, kemudian ditentukan dimana tindakan harus dilakukan.
Memahami prioritas akan membantu organisasi untuk memusatkan perhatian dan
perhatian

PT. Pertamina Refinery Unit VI Balongan merupakan salah satu unit


pengolahan yang dimiliki oleh PT. Pertamina dari tujuh unit pengolahan yang
tersebar di Indonesia. Pertamina RU VI Balongan memiliki banyak unit proses
yang mengolah Crude Oil (Minyak Mentah) ataupun Napthasupply menjadi
Finish Product seperti Propylene, LPG, MOGAS (Premium, Pertalite, Pertamax,
Pertamax Turbo), Avtur, Solar dan Decant Oil. Produk – produk yang telah
dihasilkan dari Pertamina RU VI tersebut nantinya akan didistribusikan ke
konsumen khususnya di wilayah DKI Jakarta, Jawa Bagian Barat dan Banten.
Pertamina RU VI memiliki tanggung jawab dengan Pertamina Pusat mengenai
proses pengolahan Crude Oil dan Naptha mulai dari kedatangan Bahan Baku
(Crude Oil dan Naptha) , proses transformasi bahan baku hingga sampai
penyaluran hasil proses transformasi bahan baku tersebut.

Dalam proses operasionalnya, Pertamina RU VI Balongan melakukan


kegiatan produksi sesuai dengan demand yang telah didapatkan dari data hasil
forecasting serta perencanaan yang telah dibuat dan disusun dalam Master
Program dan Short Term Survey (STS). STS tersebut akan diterjemahkan sebagai
perencanaan produksi harian yang dikawal oleh bagian Supply Chain and
Distribution. Bagian Supply Chain and Distribution ini yang akan mengawal
proses mulai dari kedatangan bahan baku (Crude oil dan Naptha), proses produksi

2
hingga dengan penyaluran finish product ke konsumen sesuai dengan STS yang
telah dibuat sebelumnya. Setiap proses produksi sehari – hari yang dilakukan di
Pertamina RU VI sesuai dengan rencana, merupakan tanggung jawab dari bagian
Supply Chain and Distribution.

Pada kenyataan di lapangan, produksi harian belum dapat tercapai sesuai


dengan perencanaan produksi harian yang telah dibuat sebelumnya. Hal tersebut
disebabkan oleh banyak faktor yang terintegrasi dalam rantai pasok Pertamina RU
VI Balongan. Punniyamoorthy (2013) mengatakan bahwa Saat ini, rantai pasok
memiliki sifat lebih rentan terhadap gangguan dikarenakan meningkatnya
kompleksitas jaringan, banyaknya interaksi antar organisasi yang berbeda yang
membentuk rantai pasok, ketergantungan yang lebih tinggi pada vendor eksternal,
siklus hidup produk yang lebih pendek dan lingkungan yang dinamis.

Oleh karena itu diperlukan manajemen risiko – risiko yang terjadi di lingkup
rantai pasok, sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta
menentukan prioritas risiko – risiko yang ada di dalam lingkup rantai pasok
Pertamina RU VI Balongan dengan pendekatan House Of Risk (HOR). Pujawan
& Geraldin (2009) mengatakan HOR merupakan suatu metode yang terfokus
dalam merumuskan strategi preventif, reduksi serta penanganan penyebab risiko.
Dalam metode HOR terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase 1 yang terlebih dahulu
dimulai dari mengidentifikasi kegiatan rantai pasok berdasarkan Supply Chain
Operation Reference (SCOR). Kemudian dilakukan identifikasi risiko – risiko
yang terjadi dalam kegiatan rantai pasok tersebut serta penilaian penyebab risiko –
risiko yang terjadi dengan menggunakan metode Failure Modes and Effects
Analysis (FMEA). Setalah melakukan pengolahan data HOR fase 1, selanjutnya
dilakukan HOR fase 2 dimana dalam tahap ini dilakukan penentuan strategi
penanganan risiko. Dalam melakukan penentuan strategi penanganan risiko ini,
salah satu metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP)
dimana dalam pengambilan data AHP ini dilakukan interview dengan pegawai
internal perusahaan yang bertanggungjawab dengan aktivitas rantai pasok
perusahaan. Dikarenakan data AHP tersebut adalah data yang bersifat verbal,
maka terdapat kemungkinan data tersebut masih bersifat kabur serta bersifat

3
kualitatif. Dikarenakan hal tersebut, maka diperlukan langkah untuk
mengkuantitatifkan data tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
mengkuantitatifkan data AHP tersebut adalah Fuzzy Logic. Maka dalam hal ini,
akan dugunakan AHP yang berbasis Fuzzy Logic atau yang biasa dikenal dengan
FuzzyAnalytical hierarchy process (FAHP). Sehingga nantinya akan diketahui
penanggulangan yang didahulukan untuk dilakukan serta gangguan yang berada di
dalam rantai pasok dapat diminimalisir.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana latar belakang munculnya aliran “Salamullah”?
2. Mengapa aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis sesat?
3. Bagaimana cara menyikapi aliran tersebut?

1.3. TUJUAN

Dari penjelasan makalah ini kami sebagai penulis bertujuan untuk


memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama, disamping itu untuk
memperdalam pemahaman mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas,
tentang pemikiran aliran-aliran sesat pada agama Islam yang tersebar di Indonesia.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, dapat
ditentukan tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang munculnya aliran “Salamullah”.
2. Mengetahui sebab aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis
sesat.
3. Mengetahui cara menyikapi aliran tersebut.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Aliran Salamullah

Salamullah artinya adalah : keselamatan dari Allah, Salam


Keselamatan dari Allah
Nama itu diberikan Malaikat Jibril untuk murid-murid Malaikat Jibril
yang beragama Islam dan sedang membawakan takdir Allah pada akhir
zaman, yaitu takdir kemahdian, kebangkitan Nabi Isa, pengadilan Allah di
bumi, dan membangun surga kerajaan Allah di muka bumi. Salamullah
bersaudara dengan penempuh jalan Perennial serta pemeluk agama lain
yang juga menjadi murid-murid Malaikat Jibril di dalam komunitas surgawi
yang diberi nama Kaum Eden.

2.2. Tokoh Pendiri Aliran Salamullah

Lia Aminuddin atau lebih dikenal sebagai Lia Eden (lahir di Surabaya,
Jawa Timur, 21 Agustus 1947; umur 67 tahun) adalah pemimpin kelompok
kepercayaan bernama Kaum Eden. Ibunya bernama Zainab, dan bapaknya
bernama Abdul Ghaffar Gustaman, seorang pedagang dan pengkhutbah
Islam aliran Muhammadiyah. Pada umur 19 tahun, Lia menikah dengan
Aminuddin Day, seorang dosen di Universitas Indonesia dan dikaruniai
empat orang anak.

Pada awalnya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menempuh
pendidikan hanya sampai jenjang SMA dan sebelumnya mempunyai profesi

5
sebagai perangkai bunga bahkan pernah mempunyai acara tampilan khusus
mengenai merangkai bunga di TVRI.

2.3. Pengakuan Bertemu dengan Malaikat Jibril

Menurut Lia, peristiwa ajaibnya yang pertama adalah sewaktu dia


melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar di udara dan lenyap sewaktu
baru saja ada di atas kepalanya. Hal ini terjadi sewaktu dia sedang bersama
dengan kakak mertuanya di serambi rumahnya di kawasan Senen, Jakarta
Pusat pada 1974.

Menurutnya lagi, peristiwa ajaib kedua yang telah megubah prinsip


hidupnya berlaku pada malam 27 Oktober 1995 kala dia sedang bersantai.
Pada masa itu, dia telah merasakan kehadiran pemimpin rohaninya, Habib
al-Huda yang kemudian mengaku dirinya sebagai Jibril pada waktu itu.
Setelah itu Lia Eden mengaku dia menerima bimbingan Malaikat Jibril
secara terus menerus sejak 1997 hingga kini.

Selama dalam proses pembimbingan itu, ia mengatakan bahwa


Malaikat Jibril menyucikan dan mendidik Lia Eden melalui ujian-ujian
sehari-hari yang sangat berat, termasuk pengakuan-pengakuan kontroversial
yang harus dinyatakannya kepada masyarakat atas perintah Jibril. Proses
penyucian itu menurut ia sangat berat dan tak pernah berhenti hingga
kemudian Tuhan memberinya nama Lia Eden sebagai pengganti namanya
yang lama.

Di dalam penyuciannya, ia mengatakan bahwa Tuhan menyatakan Lia


Eden sebagai pasangan Jibril sebagaimana ditulis di dalam kitab-kitab suci.
Dan ia mengatakan bahwa dialah yang dinyatakan Tuhan sebagai sosok
surgawi-Nya di dunia.

6
2.4. Pencetus Pemahaman Baru

Selain menganggap dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan


dengan perantaraan Jibril, dia juga menganggap dirinya memiliki
kemampuan untuk meramalkan kiamat. Dia juga telah mengarang lagu,
drama dan juga buku sebanyak 232 halaman berjudul, "Perkenankan Aku
Menjelaskan Sebuah Takdir" yang ditulis dalam waktu 29 jam.

Pada 1998, Lia menyebut dirinya Mesias yang muncul di dunia


sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia.
Selain itu, dia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu
dari Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti,
adalah reinkarnasi Isa.

Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih
100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para
pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar.
Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah.

Pada bulan Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah


melarang perkumpulan Salamullah ini karena ajarannya dianggap telah
menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran Islam. Kelompok ini lalu
membalas balik dengan mengeluarkan "Undang-undang Jibril" (Gabriel's
edict) yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan
telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang.

Kelompok Salamullah ini juga terkenal karena serangannya terhadap


kepercayaan masyarakat Jawa, mengenai mitos Nyi Roro Kidul yang
didewakan sebagai Ratu Laut Selatan. Pada tahun 2000, Salamullah ini
diresmikan oleh pengikut-pengikutnya sebagai nama kelompok. Kelompok

7
Salamullah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang
terakhir tetapi juga mempercayai bahwa pembawa kepercayaan yang lain
seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus, dan Kwan Im, dewi pembawa
rahmat yang dipercaya orang Kong Hu Cu, akan muncul kembali di dunia.

Sejak 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa


setiap agama adalah benar. Kelompok yang diketuai Lia Eden ini yang
kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum Eden.

2.5. Faktor – Faktor Terjadinya Aliran Sesat

Untuk memahami fenomena aliran yang dinilai sesat di Indonesia,


kami sebagai penulis melihatnya sebagai sebuah gejala sosio-politis,
ketimbang sebagai sebuah gejala keagamaan murni.

Secara sosiologis, bermunculan banyak aliran sesat dan fenomena


masyarakat mudah “percaya” dengan gejala janji-janji yang instan, ini dapat
terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah :

 Ketika masyarakat sedang mengalami diorientasi hidup.


 Ketika masyarakat mengalami frustasi secara sosial, politik dan
ekonomi (atau ketika masyarakat terlalu lama berada dalam
kondisi “penderitaan”).
 Ketika masyarakat tidak mampu lagi menghadapi kenyataan
hidup yang serba sulit. Kondisi seperti ini yang disebut dengan
disorientasi hidup, akibatnya mereka akan sangat mudah
diombang-ambing oleh situasi (keadaan), karena mereka
berharap dapay menemukan kepuasan yang mereka cari,
meskipun kadang akal sehat mereka tidak lagi berfungsi
sepenuhnya.

8
2.6. Sebab – Sebab Adanya Aliran Sesat

Sebagaimana yang telah diuraian diatas, dapat disimpulkan bahwa


aliran sesat di Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain :

1. Kurang efektifnya dakwah atau lemahnya pembinaan umat beragama


secara internal.

2. Adanya pihak eksternal yang memicu, sebagaimana tercantum dalam


Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 109 dan 120 : “Banyak di antara ahli
Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu
setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki
dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka
maafkanlah dan berlapang dada-lah, sampai Allah menberikan
perintah-Nya. Sungguh Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”
(QS.AlBaqarah : 109). “ Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama
mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itu petunjuk
(yang sebenarnya)’. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka
setelah itu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu
pelindung dan penolong dari Allah” (QS. Al Baqarah : 120).

3. Pengaruh globalisasi dan informasi yang membawa paham-paham


yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 4. Rasa frustasi umat
akibat kondisi keterpurukan ekonomi yang lemah sehingga membuat
seseorang kurang mendalami ajaran agamanya dan dapat dikatakan
bahwa “kefakiran itu menyebabkan kekafiran”.

9
2.7. Menyikapi Kasus Aliran Sesat

Departemen Agama telah membentuk tim kecil yang bertugas meneliti


lebih lanjut tentang keberadaan aliran sesat. Menurut Dirjen Bimbaga Islam,
Nasaruddin Umar, pemerintah tidak boleh gegabah dalam menyikapi kasus
ini. Oleh karenanya, perlu dibentuk tim kecil untuk meneliti aliran itu.

Hasil dari penelitian tim kecil ini akan menjadi bahan acuan Depag
untuk membuat rekomendasi tentang status aliran al-Qiayadah al-Islamiyah
yang kemudian diteruskan kepada pihak Kejaksaan Agung dan Kepolisian.
Salah satu cara yang yang cukup elegan untuk mengatasi kasus “aliran
sesat” agama adalah dengan melakukan kegiatan dialog, diskusi, atau debat
publik. Melalui kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut
“aliran sesat” akan dihadapkan pada pengujian terhadap argumentasi
pemahaman keagamaan mereka selama ini. Jika ajaran dan pemahaman
yang selama ini mereka pahami dan yakini ternyata keliru, maka mau tak
mau akan ada proses “penyadaran” secara sendirinya.

Dengan digelarkan berbagai dialog, diskusi, atau debat antara pihak-


pihak yang berkepentingan dengan kasus “aliran sesat” ini, maka diharapkan
nantinya tidak muncul lagi aksi-aksi kekerasan yang tidak bertanggung
jawab. Setiap kali ada isu bahwa aliran A atau B itu sesat, sudah sebaiknya
isu ini tidak dilempar ke publik terlebih dahulu. Namun, pihak-pihak yang
secara langsung berkepentingan dengan masalah ini, seperti Depag dan
MUI, perlu melakukan dialog, diskusi, atau debat dengan aliran yang
dianggap “sesat” itu. Hingga pada akhirnya biarlah “konsensus publik” yang
akan menilai apakah aliran ini-itu sesat atau tidak.

10
Tentunya, cara di atas akan terasa efektif karena masyarakat juga akan
mendapat pencerahan bahwa kita perlu bersikap santun dan bijak dalam
menghadapi aliran-aliran yang cenderung dianggap “sesat” oleh kelompok
atau organisasi lain. Proses dialog adalah bagian dari spirit demokratisasi
yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kehidupan keberagamaan kita
di tanah air. Kapan lagi masyarakat kita dicerahkan melalui dialog dengan
penuh keterbukaan, bukan klaim sesat semata? Wallahu A’lam

2.8. Cara agar Terhindar dari Pengaruh Aliran Sesat

Secara ringkas, ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar seseorang
terhindar dari pengaruh aliran sesat, antara lain :

1. Mempelajari ilmu agama. Selain karena hukumnya wajib, dengan


mempelajari agama seseorang akan mampu mengetahui ajaran-ajaran
yang tidak sesuai dengan Islam namun disamarkan seolah merupakan
ajaran Islam. Hadirilah majelis-majelis ta’lim yang dibimbing oleh
ustadz yang terpercaya.
2. Kenali dan pahami ciri-ciri aliran sesat.
3. Sering bergaul dengan ahlul ‘ilmi, yaitu orang-orang yang memiliki
kapasitas ilmu agama yang baik, atau orang-orang yang semangat
menuntut ilmu agama.
4. Jadilah insan yang ilmiah, yang senantiasa melakukan sesuatu atas
dasar yang kokoh.
5. Taruhlah rasa curiga bila menemukan sekelompok orang yang
berdakwah Islam namun dengan cara sembunyi-sembunyi dan takut
diketahui orang banyak.
6. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau ustadz yang
terpercaya ketika menemukan sebuah keganjilan dalam praktek
beragama.

11
7. Berdoa memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari kesesatan
dan dimantapkan dalam kebenaran.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Aliran sesat bukan semata masalah kesesatan berpikir, tetapi juga


masalah psikologis individu dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini
penting agar dapat melakukan deteksi dini akan adanya keanehan perilaku.
Apalagi bila informasi (dakwah) yang disajikan kurang sistematis, memberi
solusi dan menyehatkan jiwa akan semakin mudah terbentuknya komunitas
atau gerakan kesesatan dengan variasi yang tidak pernah berhenti. Lebih
parah lagi apabila kesesatan dibiarkan sejak awal dan menunggu menguat
menjadi kelompok yang besar, maka kesesatan akan dipahami sebagai
keniscayaan kebenaran. Sudah saatnya dakwah dikelola dengan lebih
membumi dan menjadi solusi bagi persoalan hidup serta ketersediaan sistem
sosial yang mampu mencegah kesesatan semakin mendapat ruang.
Sementara bagi mereka yang baru terlibat/terkena/terjebak/tertipu oleh
aliran (pikiran, pengetahuan, dan keyakinan) sesat agar diberi kesempatan
untuk memperoleh informasi yang memadai, mendalam dan intensif agar
mereka menyadari kekeliruannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku tinggalkan di


tengah-tengah kalian dua hal, kalian tidak akan sesat jika berpegang teguh
pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah (Hadits).” (HR. Al
Hakim. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa
hadits ini hasan). Dari hadits ini jelaslah bahwa cara agar terhindar dari
kesesatan adalah berpegang teguh terhadap Al Qur’an dan Hadits Rasulullah

12
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu dengan mempelajarinya, lalu
mengamalkannya.
Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah aku
biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan
kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya
sedikit saja, aku akan menyimpang.” (HR. Bukhari dan Muslim) Pada hadits
tersebut terdapat isyarat pentingnya mempelajari iimu agama, yaitu Al
Qur’an dan Hadits. Karena pada hakekatnya, orang yang terjerumus dalam
kesesatan adalah orang yang tidak paham dan tidak mengerti iimu agama
dengan baik dan benar. Sebagaimana Allah Ta’ala mensifati orang-orang
musyrikin yang sesat sebagai orang-orang yang tidak paham : (yang
artinya): “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar dan memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu” (QS. Al
Furqan : 44)
Karena ilmu agama akan menjaga seseorang dari kemaksiatan dan
kesesatan. Semakin tinggi iilmunya, semakin tebal perisainya terhadap
kemaksiatan dan kesesatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Apologetics Index (2006). Lia treads a hazardous path from dried flower
arrangement to Eden dari www.religionnewsblog.com

Majelis Ulama Indonesia (MUI), “10 (Sepuluh) Kriteria Aliran Sesat”, 9


November 2007. Diakses dari
http://www.media-islam.or.id/2007/11/09mui sepuluh-kriteria-aliran-
sesat.

Martin van Bruinessen, “Gerakan sempalan di kalangan umat Islam


Indonesia : latar belakang sosial-budaya” (“Sectarian movements in
Indonesia Islam : Social and cultural background”), dalam Ulumul
Qur’an vol. III no. 1, 1992.

Yahdillah, “Aliran Sesat Dalam Perspektif Psikolog”, 20 Juli 2008. Diakses


dari http://www.ilmupsikologi.com/?p=51

Eka Hendry Ar., “Memahami Aliran Sesat di Indonesia : Tinjauan


Sosiologi”, 22 April 2009. Diakses dari
http://caireumediasipontianak.com/main.php?
op=infirmasi&subinformasi=1&mode=detail&id=23&lang=id

An-Natijah, “Timbulnya Aliran Sesat”, 29 Juli 2008. Diakses dari


http://mimbarjumat.com/archives/104.

Yulian Purnama, “Aliran Sesat, Kenali dan Hindari”, 12 Maret 2009


(“Buletin At-Tauhid). Diakses dari

http://buletinmmuslim.or.id/manhaj/aliran-sesat-jauhi-dan=hindari.

Mohm Yasin, “Pseudo-Mujtahid dan Menjamurnya Aliran Sesat”, Koran

14
15

Anda mungkin juga menyukai