Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KUNJUNGAN STUDI AKADEMIK

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DI PT. ELNUSA PETROFIN
JAKARTA UTARA

Oleh:
Syahdul iman
NIM. 442023731026

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
Ponorogo
2023

1
PENGESAHAN

Laporan Praktek dengan Judul :


Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. ELNUSA
PETROFIN Jakarta Utara

Syahdul Iman

telah disahkan pada :

Rabu, 6 September 2023

Dosen Mata Kuliah Praktikan,

Eka Rosanti Syahdul Iman


NIM. 442023731026

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I.
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB II.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3
2.1 Pelaksanaan 3
2.2 Deskripsi Perusahaan 3
2.3 Observasi 4
BAB III.
KESIMPULAN DAN SARAN 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Elnusa Petrofin (EPN) adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
logistik dan distribusi bahan bakar minyak (BBM), terutama jasa transportasi BBM,
energy storage management, industry and marine fuel, lubricant dan chemical
integrated service. EPN merupakan anak perusahaan dari PT Elnusa Tbk, yang
sendiri merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), BUMN yang
mengelola sektor migas di Indonesia. EPN didirikan pada tahun 1996 dan memiliki
visi untuk menjadi perusahaan jasa logistik dan distribusi BBM terkemuka di Asia
Tenggara.
Salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis EPN adalah sistem
pengajuan panjer kerja (PK), yaitu dana kerja yang digunakan untuk kegiatan
pendistribusian BBM ke daerah-daerah. PK merupakan pengajuan permintaan dana
dari unit di daerah kepada kantor pusat. PK sangat berpengaruh terhadap kelancaran
operasional EPN, karena apabila terjadi ketiadaan dana di unit, maka kegiatan
pendistribusian BBM di daerah akan terhambat dan menimbulkan kerugian.
Oleh karena itu, sistem pengajuan PK harus efektif dan efisien, serta
memiliki pengendalian internal yang baik. Namun, dalam kenyataannya, sistem
pengajuan PK EPN masih mengalami kendala, yaitu dibutuhkan waktu yang lama
dalam pemrosesannya. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kinerja EPN
dalam melayani kebutuhan BBM di daerah-daerah.
Dengan demikian, tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji sistem
tanggap darurat bencana di PT. ELNUSA PETROFIN, dan sistem proteksi
kebakaran di PT. ELNUSA PETROFIN, serta mengkaji tentang sistem evakuasi
bencana di PT. ELNUSA PETROFIN. Makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dalam maupun luar kampus Universitas Darussalam
Gontor, serta pihak- pihak lain yang berkepentingan dengan topik ini.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Menganalisis system tanggap darurat bencana
1.2.2 Menganalisis system proteksi kebakaran
1.2.3 Menganalisis system evakuasi bencana

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Program Studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan oleh para pekerja pada khususnya K3 dalam
menghadapi masalah berupa bencana apapun di pabrik migas.
1.3.2 Bagi Mahasiswa, dapat dijadikan sebuah Pelajaran berupa laporan ataupun
pemahaman tentang cara menghadapi bencana di pabrik migas.

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan
2.1.1 Waktu Kunjungan Perusahaan
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Agustus 2023
Waktu : 08.00 WIB – Selesai
Tempat : Graha Elnusa, Jl. Graha Elnusa No.1 B, RT.10/RW.3, Cilandak
Tim., Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12560

2.2 Deskripsi Perusahaan


PT. ELNUSA PETROFIN adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa logistik dan distribusi BBM, terutama Jasa Transportasi BBM, Energy
Storage Management (Fuel, Gass, Aviation), Industry and Marine Fuel, Lubricant
dan Chemical Integrated Service. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari
PT. Elnusa Tbk, yang juga merupakan anak perusahaan dari PT. Pertamina Hulu
Energi, Sub Holding PT Pertamina (Persero). PT. ELNUSA PETROFIN didirikan
di Jakarta pada tanggal 5 Juli tahun 1996 dan memiliki visi untuk menjadi
perusahaan terkemuka dalam layanan energi, solusi rantai pasokan, dan bahan
kimia terpadu. Perusahaan ini juga merupakan salah satu penyambung Pertamina
untuk menyalurkan BBM PSO (Public Service Obligation) dan BBM Satu Harga
ke seluruh Indonesia. PT. ELNUSA PETROFIN telah mendapatkan beberapa
penghargaan bergengsi, diantaranya adalah Penghargaan Kepatuhan PBBKB Oleh
Pemprov Kalimantan Timur, Petrofin Peduli CSR Awards, dan ISO 9001:2015.
Operasionalnya sudah mencangkup dari sabang sampai merauke, total
karyawan mencapai 8000 pekerja. Perusahaan ini memiliki 83 logistic service, 13
chemical service, 18 infrastruktur service, 27 fuel supply.

3
2.3 Observasi
Sistem tanggap darurat di perusahaan migas terutama di PT. Elnusa Petrofin
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari keadaan
darurat yang dapat terjadi di sektor minyak dan gas, seperti kebakaran, ledakan,
kebocoran, atau insiden lainnya. Sistem ini meliputi beberapa aspek, dengan
mengidentifikasi potensi bahaya, evaluasi resiko, pelatihan dan kesadaran
karyawan, pemeliharaan rutin dan inspeksi, serta penerapan standar keselamatan
dan kesehatan kerja. Dengan beberapa aspek tersebut, perusahaan migas dapat
menjaga kinerja operasionalnya sekaligus melindungi pekerja dan lingkungan
darurat. Sistem tanggap darurat di perusahaan migas adalah sistem yang dirancang
untuk mengantisipasi, mencegah, dan menangani berbagai keadaan darurat yang
dapat terjadi di sektor minyak dan gas. Sistem in melibatkan koordinasi antara
pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam hal persiapan, respons, pemulihan,
dan mitigasi dampak dari keadaan darurat. Salah satu perusahaan migas yang telah
menyusun dan melaksanakan sistem tanggap darurat adalah PT Pertamina
(Persero). Perusahaan ini telah melakukan simulasi tunggap darurat nasional pada
tahun 2017 untuk menguji kesiapan staf dan fasilitas dalam menghadapi kebakaran
di kilang balongan. Simulasi ini melibatkan pihak-pihak terkait seperti ditjen migas,
polri, dan menkopolhuka. simulasi ini juga bertujuan untuk melihat respon
pemerintah dalam mengamankan pasokan BBM yang berasal dari kilang balongan.
Jika sistem tanggap darurat bencana nasional itu menganggap bahwa
Industri minyak dan gas (migas) adalah sektor yang vital dalam perekonomian
global. Namun, industri ini juga memiliki risiko tinggi terkait dengan keadaan
darurat yang dapat terjadi, seperti kebakaran, ledakan, kebocoran, atau insiden
lainnya. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan migas dan pekerja di sektor ini
untuk memiliki protokol yang baik dan tindakan yang efektif untuk menghadapi
dan mengatasi keadaan darurat. Cara menangani terjadinya bencana ialah dengan,
langkah pertama dalam mengatasi keadaan darurat adalah mengidentifikasi potensi
bahaya yang ada di lokasi kerja migas. Perusahaan harus melakukan evaluasi risiko
menyeluruh untuk memahami kemungkinan terjadinya keadaan darurat tertentu dan
dampak yang mungkin ditimbulkannya. Lalu dengan menyusun rencana tanggap

4
darurat yang komprehensif untuk mengatasi berbagai keadaan darurat. Rencana ini
harus mencakup prosedur evakuasi, komunikasi internal dan eksternal, tindakan
pencegahan kebakaran, penanganan kebocoran, serta langkah-langkah pengamanan
yang diperlukan. Selain itu dengan Pelatihan yang baik dan peningkatan kesadaran
karyawan tentang keadaan darurat adalah faktor kunci dalam mengatasi situasi yang
kritis. Semua karyawan harus dilatih dalam tindakan darurat seperti pemadaman
kebakaran, evakuasi, dan pertolongan pertama. Lalu Pemeliharaan rutin dan
inspeksi peralatan dan fasilitas migas sangat penting untuk menghindari kegagalan
sistem yang dapat menyebabkan keadaan darurat. Langkah berikutnya dengan
Kolaborasi dengan pihak terkait, seperti badan pengatur, lembaga pemadam
kebakaran, dan tim darurat lokal, sangat penting dalam mengatasi keadaan darurat
di industri migas. Perusahaan migas harus menjalin hubungan yang baik dengan
pihak terkait dan terlibat dalam latihan dan pertemuan bersama untuk berbagi
informasi, pengalaman, dan praktik terbaik dalam penanggulangan keadaan darurat.
Dan Industri migas terus mengalami perubahan dan perkembangan teknologi. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terus menerus
terhadap prosedur dan sistem yang ada untuk memastikan bahwa mereka tetap
relevan dan efektif. Perusahaan harus memperbarui rencana tanggap darurat mereka
sesuai dengan perubahan lingkungan operasional, teknologi baru, atau peraturan
keamanan yang diperlukan. Ketika terjadi keadaan darurat, penting untuk
melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut. Tujuan utamanya
adalah untuk memahami penyebab insiden, mengidentifikasi kesalahan atau
kegagalan sistem, dan mengambil tindakan korektif untuk mencegah kejadian
serupa di masa depan.
Sistem proteksi kebakaaran di PT. Elnusa Petrofin adalah sistem yang
bertujuan untuk mencegah dan menangani kebakaran yang terjadi di sektor migas,
seperti di kilang minyak, pabrik petrokimia, terminal pantai ,lepas pantai, atau
SPBU. Sistem ini meliputi beberapa aspek, seperti sistem proteksi aktif, pasif, dan
fire safety management. Sistemproteksi aktif ialah sistem yang dapat mendeteksi
dan memadamkan api secara otomatis atau manual, seperti APAR, hydrant,
detektor, emergency respons, mobil pemadam, foam cchamber, dan water

5
drenching. Sistem proteksi pasif, ialah sistem yang dapat mengurangi penyebaran
api dan asap, sertamelindungi orang dan aset dari dampak kebakaran. Fire safety
management, ialah sistem yang mengatur kebijakan, prosedur, dan organisasi
terkait dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, seperti identifikasi
bahaya ,analisis resiko ,rencana tanggap darrat, pelatihan dan simulasi personel,
koordinasi dengan pihak terkait, komunikasi dan informasi, evaluasi dan audit.
Sistem proteksi kebakaran di perusahaan migas haru sesuai ddengan standar dan
peraturan yang berlaku, baik nasional maupun internasional. Beberapa standar yang
sering digunakan adalah NFPA (National Fire Protection Association), API
(American Petroleum Institute), OSHA (Ocupational Safety and Health
Administration), dan SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi).
Untuk kebijakan K3 pada industri migas bertujuan menjamin standar dan
mutu, menerapkan kaidah keteknikan yang baik, keselamatan dan Kesehatan kerja
serta pengolahan lingkungan hidup dalam usaha pertambangan migas. Kebijakan in
didasarkan pada UU No 22 Tahun 2001 tentan minyak dan Gas Bumi dan UU No
44 tahun 1960 tentang pertambangan minyak dan gas bumi. Beberapa peraturan
pelaksanaan yang mengatur kebijakan K3 pada industry migas ialah; PP No 17 thn
1974 tentang pengawasan pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi di daerah lepas
Pantai, PP No 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan
pengolahan minyak dan gas bumi, PP No 19 thn 1973 tentang pengaturan dan
pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan. Kebijakan K3 pada
industri migas juga mencakup pemberian tanda penghargaan keselamatan migas,
sertifikasi tenaga teknik khusus migas serta sertifikasi instalasi dan
peralatan. Selain itu, kebijakan K3 juga mengatur berbagai aspek keselamatan kerja
seperti keselamatan proses, keselamatan pekerjaan listrik, keselamatan pekerjaan di
ketinggian, keselamatan pekerjaan di area yang mungkin terbakar atau meledak,
keselamatan berkendara, higiene industri, ergonomi perkantoran dan industri,
keselamatan bahan kimia, keselamatan konstruksi atau alat berat, kebugaran kerja,
dan keselamatan pangan bagi pekerja.

6
Pada departemen K3 di industri migas bertanggung jawab untuk mengatur,
membina, dan mengawasi masalah keselamatan dan Kesehatan kerja serta
lingkungan hidup dalam usahapertambangan migas. Tugas dan fungsi dari
departemen K3 ialah; Membuat kebijakan dan standar nasional tentang K3 pada
industri migas berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, melakukan
inspeksi, audit, dan evaluasi terhadap pelaksanaan K3 pada industri migas,
memberikan sertifikasi, lisensi, dan tanda penghargaan kepada badan usaha, tenaga
teknik khusus, instalasi, dan peralatan yang memenuhi persyaratan K3,
memberikan bimbingan, pelatihan, dan sosialisasi tentang K3 kepada seluruh
pemangku kepentingan di industri migas, menangani dan menyelesaikan kasus-
kasus kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan yang
terjadi di industri migas.
Program K3 di industri migas adalah program yang bertujuan untuk
mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan
pencemaran lingkungan yang dapat terjadi akibat kegiatan eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan, dan distribusi minyak dan gas bumi. Program K3 di industri migas
meliputi berbagai aspek seperti keselamatan proses, keselamatan pekerjaan listrik,
keselamatan pekerjaan ketinggian, keselamatan pekerjaan di area yang mungkin
terbakar dan meledak, keselamatan berkendara, higiene industri, ergonomic
perkantoran dan industri, keselamatan bahan kimia, keselamatan konstruksi atau
alat berat, kebugaran pekerja, keselamatan pangan bagi pekerja. Untuk
melaksanakan program K3 di industri migas, perusahaan harus memiliki sistem
manajemen K3 (SMK3) atau health safety security environment (HSSE)
management system yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan standar
internasional.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
System tanggap darurat bencana, dan system proteksi kebakaran, serta
system evakuasi bencana di PT. Elnusa Petrofin dan industry migas lainnya adalah
system yang dirancang untuk mengatasi berbagai keadaan darurat yang dapat
terjadi di sektor migas, seperti kebakaran, kebocoran, ledakan, atau serangan terror.
System in meliputi rencana, prosedur, organisasi, komunikasi, dan kesiapan yang
diperlukan untuk menangani keadaan darurat secara efektif dan efisien. Simulasi
tanggap darurat juga dilakkan secara berkala oleh pemerintah dan Perusahaan
migas untuk menguji kesiapan dan koordinasi mereka.
Dengan studi akademik di PT. Elnusa Petrofin, dapat diambil
kesimpulannya yaitu system tanggap darurat, dan system proteksi kebakaran, serta
system evakuasi di PT. Elnusa Petrofin sudah dibilang cukup mematuhi dan sesuai
dengan system-sistem nasional, yang meliputi identifikasi, evaluasi, pelatihan, dan
laporan terhadap pihak yang berwenang atas terjadinya suatu bencana di
Perusahaan terutama Perusahaan migas.

3.2 Saran
Dengan melihat hasil dari analisis di Indonesia bencana ataupun kebakaran
di industry migas 10 tahun terakhir ini, kurang lebih sekitar 4 perusahaan yang
mengalami bencana tersebut dan termasuk juga PT. Pertamina. Dengan itu
diharapkan untuk sering atau lebih bisa memantau dan menganalisis kejadian
bencana yang akan terjadi di suatu Perusahaan. Begitu juga kurangnya kesiapan
ataupun ketaatan pekerja di PT. Elnusa Petrofin yang dapat menyebabkan kematian
ataupun terjadinya suatu bencana di sana.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hseprime. 2023. Bagaimana mengatasi keadaan darurat di industri migas?.


https://www.hseprime.com/bagaimana- mengatasi-keadaan-darurat-di-industri-
migas/

Kementerian energi dan sumber daya mineral. 2018. Keselamatan SPBU.


https://migas.esdm.go.id/uploads/Buku-Keselamatan-SPBU-2018.pdf

Pertamina Drilling. 2021. System manajemen keselamatan migas.


https://pdsi.pertamina.com/uploads/file/20210308080941.pdf

Petro Training. 2016. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Di Industri Migas.


https://petrotrainingasia.com/kesehatan-keselamatan-kerja-migas/

Anda mungkin juga menyukai