Anda di halaman 1dari 18

PERAN STRATEGIS

USAHA
PERKEBUNAN

1
Perkebunan?
• PERKEBUNAN adalah segala kegiatan yang
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah
dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem
yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang
dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan
IPTEK, permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat (UU No. 18 tahun
2004 tentang Perkebunan)
2
TANAMAN TERTENTU PERKEBUNAN
(127 tanaman, Kepmentan No.511/Kpts/PD.310/9/2006
Jo.3599/Kpts/PD.310/10/2009):

TANAMAN TAHUNAN: Karet, kelapa sawit,


kelapa, jambu mente, kapok, kina, kopi,
kakao, teh, lada, panili, kayu manis, gambir,
mengkudu, pasak bumi, kenanga , jarak
pagar, kemiri sunan, dll.

TANAMAN SEMUSIM: tebu, tembakau, kapas,


nilam, akar wangi, sereh wangi, jute, rosella,
kenaf, kumis kucing, ginseng, bunga
matahari, stevia dll. 3
BENTUK PENGUSAHAAN PERKEBUNAN
1. Perusahaan Perkebunan/Perkebunan Besar
(PB)?adalah pelaku usaha perkebunan warga negara Indonesia atau badan hukum
yang didirikan menurut hukum Indonesia, dan berkedudukan di Indonesia
yang mengelola usaha perkebunan dengan skala tertentu ( > 25 ha);
 Diusahakan oleh Badan Usaha, diatas lahan HGU dan perlu proses perijinan
 Terdiri dari : - Perusahaan Perkebunan Swasta/PBS?
- Perusahaan Perkebunan Milik Negara (PBN/BUMN)?

2. Pekebun/Perkebunan Rakyat (PR)


 adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan usaha
perkebunan dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu.

Tidak mencapai skala tertentu  < 25 ha


Diusahakan perorangan sebagai petani pada tanah milik

4
JENIS KOMODITI YANG DIUSAHAKAN PR DAN
PB
Usaha komoditas perkebunan seperti karet, kopi, kelapa,
kakao dan tebu, merupakan usaha perkebunan rakyat,
hanya sebagian kecil diusahakan sebagai usaha
perkebunan besar.
Usaha komoditas perkebunan lainnya, seperti cengkeh,
pala, kayu manis dan komoditas rempah lainnya, dapat
dikatakan 100% dilakukan sebagai usaha perkebunan
rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan usaha perkebunan rakyat
merupakan pilar utama sub-sektor perkebunan Indonesia ;
Usaha komoditas kelapa sawit s.d. akhir tahun ’70 an
hanya diusahakan sebagai usaha perkebunan besar,
dengan kondisi stagnan dan pengusahaannya masih
terbatas di Sumatera Bagian Utara (Aceh dan Sumatera5
PERAN STRATEGIS
USAHA KELAPA
SAWIT

6
Nasion
al
1. Sumber pendapatan dan lapangan kerja;
2. Penanggulangan kemiskinan;
3. Pengembangan wilayah;
4. Pendapatan ekspor non migas (nilai ekspor
minyak sawit lebih besar nilai ekspor hasil
pertanian diluar minyak sawit);
5. Salah satu Sembako (Minyak Goreng)

14
Global
1. Salah satu minyak nabati dunia (minyak kelapa sawit, kedelai, bunga
matahari, rapeseed, minyak kelapa, dll);
2. Kelapa sawit merupakan tanaman tahunan, sedangkan minyak nabati lain
merupakan tanaman semusim  pengolahan tanah kelapa sawit 25 th
sekali, kedelai 4 bulan sekali;
3. Kelapa sawit diproduksi negara berkembang/tropis, minyak nabati lainnya
diproduksi negara maju (Amerika, Brazil dan Argentina)
4. Sejak th 2005, pangsa pasar minyak sawit menggeser pangsa minyak
kedelai. Sebelumnya pangsa kedelai terbesar ;
5. Produktivitas minyak sawit (2008) setara dengan 9,3 kali, 7,6 kali dan 3,6
kali dibanding minyak kedelai, rapeseed dan bunga matahari. Luas areal
kedelai dunia sekitar 92 juta ha, luas kelapa sawit dunia (tm) 10 juta ha
6. Produksi Indonesia & Malaysia 86% dari produksi dunia;
7. Sejak th 2006, Indonesia menjadi negara produsen terbesar di dunia.
15
CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN KELAPA SAWIT I

• 4 bibit
1911 • 294.560 ha
2010
• Kebun Raya • Sungai Liput • 721.172 ton CPO • 8 juta ha
• 502.902 Ton ekspor
Bogor • Komersial • 22 juta ton CPO
CPO • 16.293 rb Ton

1848 1980
ekspor CPO
Luas Areal, Produksi dan Produktivitas
Perkebunan Kelapa Sawit Nasional

Luas Areal Produksi Produktivitas


Tahun
(ha) (ton) (kg / ha)
2005 5.453.817 11.861.615 2.925
2006 6.594.914 17.350.848 3.498
2007 6.766.836 17.664.725 3.634
2008 7.363.847 17.539.788 3.424
2009 7.873.294 19.324.293 3.487
2010 8.385.394 21.958.120 3.595

Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia, Ditjen Perkebunan 2010-2012. Produktivitas kelapa


sawit sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim beberapa tahun sebelumnya.
Luas Areal Kelapa Sawit Berdasarkan Pengusahaan
Tahun Luas Areal (000ha)
PR PBN PBS Nasional
2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817
2006 2.549.572 687.428 3.357.914 6.594.914
2007 2.752.172 606.248 3.408.416 6.766.836
2008 2.881.898 602.963 3.878.986 7.363.847
2009 3.061.413 630.512 4.181.369 7.873.294
2010 3.387.257 631.520 4.366.617 8.385.394
2011)* 3.620.096 636.713 4.651.590 8.908.399

Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia, Ditjen Perkebunan

40.39% Perkebunan Rakyat


(TAHUN
2010)
EKSPORTIR & IMPORTIR UTAMA CPO DUNIA

Eksportir utama CPO dunia Importir utama CPO dunia


• Indonesia (45%) • China (20%)
• Malaysia (43%) • India (15%)
• Thailand (2%) • EU (12%)
• Nigeria (2%) • Pakistan (7%)

• Colombia (2%) • USA (2,5%)

• Negara lainnya (6%) • Japan (2%)


• Mexico(1.5%)
• Negara lainnya (40%)

Source : Fedepalma
12
PERMASALAHAN
USAHA KELAPA SAWIT
1. Produktivitas di bawah potensi normal, khususnya PR (a)
tidak menerapkan GAP, (b) benih tidak bersertifikat; (c).
sebagian PR sudah memasuki umur peremajaan
2. Infrastruktur terbatas (jalan kebun, jalan produksi, pelabuhan)
 waktu tempuh ke PKS dan pelabuhan lebih lama;
3. Gangguan usaha perkebunan semakin meningkat;
4. Ekspor masih bertumpu pada produk primer (ekspor Indonesia
64,53% CPO, Malaysia 31,47% CPO)  nilai tambah rendah
5. Beberapa kebijakan kurang mendukung (Perda dll)
6. Isue – isue pembangunan berkelanjutan
ISUE-ISUE NEGATIF PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
• Minyak tidak sehat, penyebab kerusakan
sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan
hidup, perubahan iklim dan pemanasan global,
terpinggirkannya penduduk lokal (indigineous
people) dll
• Sarat dengan persaingan bisnis (minyak kedelai,
bunga matahari dan rapeseed)
• Kampanye negatif akan mengalami eskalasi
dengan berbagai cara, oleh berbagai pihak (dalam
dan luar negeri), sehingga mengganggu kelestarian
usaha perkebunan kelapa sawit Indonesia;
KELANJUTAN PENGEMBANGAN
KELAPA SAWIT
• Sesuai peluang (tuntutan kebutuhan global), potensi
(SDA, SDM, kesiapan sub-sistem) dan perannya
(kemiskinan, kesempatan kerja, pembangunan daerah,
ekspor), maka kelanjutan pengembangan kelapa sawit
merupakan keharusan (bukan pilihan);

• Kelanjutan pengembangan kelapa sawit bukan tanpa


arah, harus dalam bingkai pembangunan berkelanjutan.

15
PROYEKSI LUAS AREAL, PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
TAHUN 2009 - 2025
URAIAN/TAH 2009 2010 2012 2015 2020 2025
UN
AREA 7.873 8.385 9.112 9.112 9.127 9.144
(1.000 ha)

PRODUKSI 19.324 21.958 23.633 29.624 34.343 45.720


(1.000 tons)

PRODUKTIVIT 3.487 3.595 3.554 4.400 4.500 5.000


AS
(kg/ha)

Perkiraan kebutuhan CPO 2025:


a) Minyak goreng DN  9 juta Ton, b) Sabun, margarine dan oleokimia  2 juta ton
c) Biofuel DN (kebijak energi biofuel 10,2%)  46,11 juta ton, d) Ekspor ? (tahun 2010
setera dengan 20 juta ton)
- Perlu ada upaya khusus untuk memenuhi kebutuhan CPO kedepan

16
PENCANANGAN ISPO SEBAGAI KOMITMEN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
• Dalam acara Semarak 100 Tahun Industri Kelapa Sawit, pada tanggal 30 Maret
2011, di Tiara Convention Center, Medan, Sistem Pembangunan Perkebunan
Kelapa Sawit Indonesia/Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) resmi
dicanangkan untuk diterapkan di perkebunan sawit Indonesia;
• Telah ditetapkan Permentan No. 19/Permentan/OT.140/3/2011 tanggal 29
Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa sawit Berkelanjutan
Indonesia (ISPO);
• ISPO secara resmi berlaku mulai Maret 2012 dan perusahaan perkebunan
kelapa sawit dalam waktu paling lambat s.d. 31 Desember 2014 harus sudah
melaksanakan usaha sesuai Permentan. Sedangkan ISPO untuk Perkebunan
Rakyat masih dalam proses penyusunan.
• Perusahaan Perkebunan Kelapa sawit kelas I, II atau kelas III s.d. batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 belum mengajukan permohonan untuk
mendapat sertifikasi ISPO, dikenakan sanksi penurunan kelas kebun menjadi
Kelas IV.
Terima Kasih
PROYEKSI LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
KELAPA SAWIT TAHUN 2020

Uraian/Tahun 2008 2009 2010 2015 2020

Area 7.364 7.873 8.036 9.112 9.127


(1.000 ha)
Produksi 17.340 19.324 19.760 29.624 34.343
(1.000 tons)
Produktivitas 3.611 3.711 3.888 4.400 4.500
(kg/ha)

Anda mungkin juga menyukai