Anda di halaman 1dari 6

Riview Jurnal Teknologi Pertanian

1. Riview jurnal
Judul APLIKASI SISTEM MONITORING PERTUMBUHAN
TANAMAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN
MACHINE VISION
Jurnal Jurnal
Volume & Vol. 31, No. 4 & Hal. 359 – 367
Halaman
Tahun 2011
Penulis Lilik Sutiarso, Ateis Suyantohadi, Dody Katono, dan Andri
Prima Nugroho
Reviewer Dwiky andhito, Rannu Novi, & Ririn Bahuga Azhari
Tanggal 4 juni 2021
Latar belakang    Budidaya pertanian secara umum memerlukan intensitas
pengamatan (monitoring) dan pemeliharaan secara kontinyu
dan berkelanjutan dari penanaman benih hingga waktu
panen. Monitoring pertumbuhan tanaman secara manual
memiliki keterbatasan yang disebabkan berbagai aspek,
antara lain: faktor fi sik manusia meliputi kelelahan,
subjektifi tas, tidak kontinyu, ketidakseragaman dan
ketidaktelitian. Metode ini sudah kurang optimal lagi untuk
pengendalian yang memerlukan pengamatan secara
kontinyu, dalam waktu yang panjang, dan memerlukan
akurasi pengontrolan, serta produktifi tas hasil yang tinggi.
Penerapan teknologi machine vision di bidang pertanian
mampu memberikan alternatif solusi yang lebih baik pada
pengamatan objek nyata berbasis penginderaan dan
pengolahan atas data citra digital (Sutiarso, 2008, Gonzalez
dan Richard, 2004). Machine vision didesain secara
aplikatif mampu mengatasi dan menyelesaikan
permasalahan yang biasa terjadi pada deteksi dan
pengontrolan secara manual.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah (i) menerapkan fungsi
monitoring pertumbuhan tanaman yang menggunakan
teknologi machine vision terintegrasi dengan jaringan
komputer berbasis web yang dapat diakses secara real time
melalui intranet maupun internet, (ii) mengaplikasikan dan
menyusun algoritma pengolahan citra serta pembelajaran
data citra pertumbuhan tanaman yang terintegrasi
(Computer Integrated System), (iii) menyusun basisdata
berbasis web identifi kasi pertumbuhan tanaman
berdasarkan kinerja machine vision untuk memberikan
informasi kepada pengguna sebagai fungsi monitoring
pertumbuhan tanaman. Terkait dengan tujuan dan
mekanisme dalam penelitian ini, pengertian pertumbuhan
tanaman adalah berdasarkan perkembangan luasan daun
tanaman yang memberikan dampak pada peningkatan
luasan penutupan tanah, sehingga indikator perkembangan
ini dapat dimonitor oleh perangkat sistem yang dirancang
(machine vision).
Metode penelitiam Kegiatan ini merupakan pelaksanaan penelitian dilakukan
secara bertahap seperti tampak pada Gambar 1. Dapat
dilihat bahwa secara garis besar ada tiga tahapan penelitian
yaitu; (i) tahapan pra penelitian atau penelitian pendahuluan
yang telah dilaksanakan sebelumnya, (ii) tahapan penelitian
utama dan (iii) tahapan pengembangan lanjut.
Teori -
Pembahasan Penerapan teknologi machine vision di bidang
pertanian mampu memberikan alternatif solusi yang lebih
baik pada pengamatan objek nyata berbasis penginderaan
dan pengolahan atas data citra digital (Sutiarso, 2008,
Gonzalez dan Richard, 2004). Machine vision didesain
secara aplikatif mampu mengatasi dan menyelesaikan
permasalahan yang biasa terjadi pada deteksi dan
pengontrolan secara manual.Pembahasan difokuskan pada
tiga poin utama yaitu instalasi infrastruktur peralatan
machine vision, pengembangan pengolahan citra,
pengembangan web monitoring pertumbuhan dan uji
kinerja unit monitoring pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan. Rincian penjabarannya sebagai berikut:
1.Instalasi Infrastruktur Web Based Machine Vision
Perangkat keras (hardware) dan lunak (software) dipadukan
untuk menghasilkan sistem yang bekerja sesuai dengan
fungsi masing-masing guna mendukung fungsi utama
aplikasi web monitoring.
2.Proses pengolahan citra digunakan untuk
mendapatkan informasi pertumbuhan tanaman mulai dari
proses pengambilan citra melalui perangkat IP-Camera
sampai dengan diolah menjadi image biner untuk
mendapatkan prosentase pemisahan tanaman dan non-
tanaman. 3. Pengembangan Web untuk Menampilkan
Informasi dan Real-time Monitoring Web aplikasi yang
berbasis real-time untuk monitoring pertumbuhan tanaman
dibangun dengan basisdata MySql dipadu dengan
penggunaan framework “CodeIgniter” sebagai kerangka
kerja. Website ini mampu melaksanakan beberapa fungsi,
yaitu: (i) menampilkan informasi hasil komputasi berupa
prosentase pertumbuhan tanaman dalam tabel, grafi k dan
chart, (ii) mendukung video monitoring secara real-time
pada tanaman di lahan, (iii) fungsi capturing dan
penyimpanan citra sebagai data pertumbuhan tanaman.
Kelebihan Bahasa yang digunakan cukup mudah dan penejalsan cukup
detail.
Kekurangan Banyak menggunakan kata-kata yang diulang seharusanya
tidak perlu.
Kesimpulan Penelitian pembuatan aplikasi sistem monitoring berbasis
web untuk pertumbuhan tanaman dengan menggunakan
machine vision telah dapat menghasilkan prototipe yang
dapat bekerja secara ototmatis melakukan fungsi
monitoring pertumbuhan tanaman yang dapat diakses
melalui jaringan lokal (intranet) maupun internet. Prototipe
dapat bekerja dengan baik dengan tingkat keberhasilan 70
% dan akurasinya sangat dipengaruhi hasil penangkapan
citra oleh kamera di lapangan dan pengaruh cahaya
matahari. Pengolahan citra yang diterapkan pada penelitian
ini sudah mampu untuk mengenali dan memisahkan
tanaman dengan latarnya, metode segmentasi yang
digunakan adalah kelebihan hijau (excess color)
digabungkan dengan normalisasi warna (color
normalization) untuk memisahkan tanaman dengan latar.
Perhitungan luasan tanaman menggunakan metode Otsu
dengan penggunaan nilai ambang batas (threshold) citra
yang diubah ke citra biner. Prosentase pertumbuhan
tanaman dapat diperoleh dari hasil perhitungan luasan
tanaman yang disimpan secara otomatis pada basisdata
MySql sebagai catatan pertumbuhan tanaman untuk
selanjutnya disajikan pada media web. Website sebagai
media penyampaian informasi telah mampu berfungsi untuk
menampilkan informasi pertumbuhan tanaman yang
disajikan dalam tabel dan grafi k untuk memudahkan proses
pengamatan. Dukungan fasilitas video streaming juga
memberikan kemudahan dalam pemantauan secara
langsung di lapangan
Riview Jurnal Teknologi Pertanian

2. Riview jurnal
Judul TEKNOLOGI PESAWAT TANPA AWAK UNTUK
PEMETAAN DAN PEMANTAUAN TANAMAN DAN
LAHAN PERTANIAN
Jurnal Jurnal
Volume & Vol. 20, No. 2 & Hal. 58 – 64
Halaman
Tahun 2011
Penulis Rizatus Shofiyanti
Reviewer Dwiky andhito, Rannu Novi, & Ririn Bahuga Azhari
Tanggal 4 juni 2021
Latar belakang   Indonesia adalah negara agraris, dimana data dan
informasi lahan pertanian merupakan elemen penting untuk
pemantauan di bidang pertanian, seperti pola tanam dan
kalender tanam, agar perencanaan pengelolaan pertanian
dapat dilakukan tepat sasaran dan bijaksana. Informasi
sumberdaya lahan berupa data digital baik tabular maupun
spasia. Teknologi modern Sistem Informasi Geografi (SIG)
dan penginderaan jauh (inderaja) dapat digunakan untuk
mendapatkan data spasial digital dengan cepat dan akurat,
sehingga mampu menjawab masalah kebutuhan informasi
para pemangku kebijakan. Multi konsep dalam inderaja
mampu memberikan berbagai informasi spasial dan multi
informasi yang lain (multi spektral, multi sensor, multi
spasial, multi waktu, multi polarisasi dan multi tahap.
Aplikasi teknologi inderaja yang multi konsep tersebut
dapat dimanfaatkan untuk memprediksi luas area panen dan
produktivitasnya, sehingga tingkat ketersediaan beras
nasional dapat diprediksi tiap musim panen.
Tujuan Tujuan sebagai pengganti satelit karenadapat diperoleh
dengan biaya yang relatif murah, mengenalkan apa itu
pesawat tanpa awak dan penggunaan UAV untuk aplikasi
inderaja pertanian.
Metode penelitiam -
Teori -
Pembahasan UAV merupakan jenis pesawat terbang yang
dikendalikan alat sistem kendali jarak jauh lewat
gelombang radio. Banyak penelitian menggunakan platform
ini. Dengan menggunakan UAV, data dapat diperoleh
dengan biaya relatif rendah, dalam waktu relatif cepat, dan
aman dalam berbagai kondisi cuaca. UAV merupakan
sistem tanpa awak (Unmanned System), yaitu sistem
berbasis elektro-mekanik yang dapat melakukan misi-misi
terprogram, dengan karakteristik: (i) tanpa awak pesawat,
(ii) beroperasi pada mode mandiri baik secara penuh atau
sebagian, (iii) Sistem ini dirancang untuk dapat
dipergunakan secara berulang (Department of Defence,
2007, dalam Wikantika, 2009). Teknologi pemetaan tanpa
awak menjadi pilihan alternatif disamping teknologi
pemetaan lainnya seperti pemotretan udara baik skala besar
dan kecil berawak serta pemetaan berbasis satelit.
Teknologi ini sangat menjanjikan untuk diaplikasikan
dikembangkan dan sesuai karakteristik topografis dan
geografis Indonesia (Wikantika, 2009).
UAV dapat bergerak secara vertikal dan horisontal.
Ada keuntungan dan keterbatasan penggunaan UAV untuk
tujuan ini. Kelebihan UAV: (1) Dapat dioperasikan relatif
cepat dimana saja, dan dapat dilakukan secara berulang
untuk mendeteksi perubahan, sehingga dapat diperoleh citra
real time; (2) Mampu terbang rendah, sehingga dapat
menghasilkan citra dengan resolusi tinggi; (3) Biaya lebih
rendah untuk akuisisi citra dan perawatan pesawat,
sehingga biaya operasionalnya lebih ekonomis; (4) Aplikasi
yang luas dan beragam; dan (5) Tanpa diperlukan pilot,
sehingga relatif aman. UAV dikembangkan karena
biayanya masih relatif lebih rendah bila dibandingkan
dengan peluncuran satelit atau pesawat terbang berawak.
Untuk mengatasi resiko UAV jatuh atau keluar dari
jangkauan alat kendali jarak jauh, perlu diterapkan sistem
algoritma otopilot yang dapat dikendalikan , sehingga UVA
dapat kembali ke landasan secara otomatis setelah
bermanuver. Akan tetapi UAV ini juga memiliki
keterbatasan, sebagai contoh, salah satu jenis pesawat,
Aerosonde, sejauh ini hanya digunakan di daratan dan pada
daerah di mana kendaraan dapat diluncurkan. Hal ini
sebagian mungkin karena biaya tinggi per kendaraan dan
kesulitan pengoperasiannya jika digunakan di laut. UAV
tersebut juga tidak bekerja dengan baik pada angin besar
seperti yang ditunjukkan oleh Lin dan Lee (2008) saat
digunakan untuk mengukur kecepatan angin dalam topan.
Kelebihan penejalsan cukup detail.
Kekurangan Banyak kata atau kalimat yang kurang diapahami.
Kesimpulan Pesawat tanpa awak (UAV) merupakan piranti yang
berguna untuk berbagai aplikasi pertanian, walaupun masih
banyak kekurangan. Peralatan yang relatif murah dan
mudah digunakan sangat diperlukan untuk aplikasi ini.
UAV untuk aplikasi inderaja patut dikembangkan di
Indonesia sebagai altrenatif untuk memonitor lahan
pertanian yang luas. Kemudahan pengoperasiannya,
fleksibilitas waktu dan areal pemotretan yang diinginkan,
biaya yang relatif lebih murah dibandingkan harga
perekaman dengan satelit, merupakan kelebihan yang harus
diperhitungkan. Peralatan yang kecil dan mudah digunakan
bisa efektif untuk skala lapangan dan aplikasi yang
memerlukan ketepatan waktu. Sensor pada UAV yang
dapat menyamai sensor pada satelit, dapat digunakan untuk
aplikasi di bidang pertanian. Citra UAV yang beresolusi
tinggi memiliki potensi besar untuk identifikasi dan
pemantauan lahan pertanian dan pada skala besar.
Penggunaan piranti ini di Indonesia masih terkendala oleh
keterbatasan teknologi yang tersedia dan kemampuan
sumberdaya manusia yang mampu mengoperasikannya.
Penelitian dan pengkajian masih perlu terus dilakukan
untuk mengembangkan teknik ini secara operasional agar
citra atau foto dapat diolah menjadi informasi pertanian
yang berguna baik untuk operasional di lapangan maupun
untuk dasar acuan bagi pengambil kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai