Anda di halaman 1dari 13

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1

Copyright © September 2019

PERTEMUAN 1
Konsep Dasar Psikologi Komunikasi

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian psikologi, psikologi sosial, dan psikologi
komunikasi dalam konsep dasar psikologi komunikasi.

Sumber:
Armando, Nina M. 2014. Psikologi Komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta.

Pengertian Psikologi
Kata “Psikologi” berasal dari kata “Psyche” yang artinya jiwa/soul dan kata “Logos” yang
artinya kata atau wacana (words or discourse).
Pada awalnya definisi Psikologi adalah wacana mengenai jiwa atau wacana mengenai pikiran
(mind).
Kemudian objek psikologi berkembang kepada perilaku manusia.
Psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku dan proses mental (Psychology is the
scientific study of behavior and mental process) (Papalia & Olds, 1985; Weber, 1992).

Kajian Psikologi (Papalia & Olds, 1985)


Kajian psikologi memiliki empat tujuan, yakni:
1. Deskripsi
Psikologi memberikan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Misalnya, melalui
deskripsi kita mengetahui bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dan usia
seseorang; makin tinggi pendidikan seseorang, makin panjang usia orang tersebut. Kita
tidak mengetahui mengapa hubungan itu terjadi, kita hanya mengetahui bahwa hubungan
itu ada.
2. Eksplanasi
Tujuan ini merupakan tahapan lanjutan dari tujuan pertama, yakni untuk menjawab
pertanyaan “mengapa”. Psikologi memberikan informasi tentang mengapa sesuatu terjadi.
Dalam contoh yang disebutkan di atas, mungkin saja bahwa orang berpendidikan tinggi
memiliki usia yang lebih panjang karena mereka hidup lebih baik dan karena mereka
lebih tahu tentang apa yang harus dikerjakan jika mereka sakit. Atau, mungkin saja
hubungan itu terjadi karena ada faktor ketiga misalnya kekayaan, kekayaan ini lah yang
digunakan untuk pendidikan dan perawatan kesehatan.
3. Prediksi
Psikologi bertujuan untuk meramalkan peristiwa terjadi di masa depan berdasarkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Misalnya tes IQ digunakan untuk
memprediksikan keberhasilan siswa di sekolah.
4. Modifikasi atau Kontrol
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © September 2019

Tujuan ini adalah untuk mengubah atau mengontrol perilaku. Hal yang dilakukan adalah
memodifikasi (melakukan sesuatu terhadap) lingkungan untuk memperoleh perilaku yang
diantisipasikan (telah diharapkan atau diperhitungkan sebelumnya).
Misalnya, dalam contoh yang sudah disebutkan sebelumnya, apabila tes IQ menunjukkan
siswa pemilik taraf kecerdasan yang tinggi, tetapi prestasi belajarnya sangat rendah maka
perlu dilakukan terapi tertentu untuk mengoptimalkan fungsi kecerdasannya.

Sejarah Singkat Psikologi


1. Psikologi Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Sejarah psikologi dimulai ketika orang mulai mengajukan pertanyaan tentang hakikat
manusia dan mencoba menjelaskan tentang perilaku manusia. Filsuf-filsuf Yunani dan
Romawi mulai membahas apakah pikiran itu dan dimanakah letaknya.
Aristoteles memperkenalkan konsep pikiran sebagai “tabula rasa” (keadaan kosong),
yang tetap akan kosong sampai “ditulis” dengan pengalaman.
19 abad kemudian, Filsuf Inggris John Locke (1632-1704) mengadopsi istilah tersebut
untuk mengekspresikan pandangannya mengenai pikiran manusia yang kemudian dikenal
sebagai teori Tabula Rasa, artinya manusia dilahirkan ibarat selembar kertas kosong,
pengalaman lah yang mencoret-coret kertas tersebut.
Berlawanan dengan hal tersebut Filsuf Perancis Rene Descrates (1596-1650) menyatakan
bahwa kita dilahirkan dengan gagasan dan kemampuan-kemampuan tertentu.
2. Sejarah Psikologi di Amerika
Di Amerika Serikat perkembangan disiplin ilmu Psikologi pada tahun 1875, mengenai
Psikologi Eksperimental yang dilaksanakan di Harvard University oleh William James.
William James mendefinisikan Psikologi sebagai “ilmu mengenai kehidupan mental”.
Buku teks pertama dalam bidang Psikologi diterbitkan oleh John Dewey pada tahun 1886.
Kemudian tahun 1900 Sigmund Freud melahirkan buku fenomenal dalam Psikologi yaitu
The Interpretation of Dreams.
Tahun 1920, disiplin ilmu Psikologi dipengaruhi oleh pemikiran John Watson. Objek
studi psikologi tidak lagi jiwa dan mental, melainkan beralih menjadi studi tentang
perilaku yang dapat diamati manusia. Namun seiring perkembangan zaman, tidak semua
perilaku manusia dapat diamati. Manusia memiliki pikiran dan menggunakan bahasa
yang berisi konsep-konsep dan simbol-simbol yang tidak semuanya dapat diamati.

Psikologi Sosial
Psikologi Sosial adalah kajian ilmiah mengenai perilaku individu dalam konteks sosial (Sears
dkk, 1985).
Studi ini menyangkut perilaku individu dalam memahami orang-orang lain dan situasi sosial,
bagaimana kita merespon orang lain dan bagaimana respon mereka kepada kita, dan secara
umum bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi sosial.
Psikologi Sosial mencakup semua bentuk interaksi antar individu: mengingatkan diri, afiliasi,
relationship, agresi, konformitas, dan pengaruh.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © September 2019

Disiplin psikologi sosial mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana orang


mempengaruhi satu sama lain dan bagaimana mereka menunjukkan reaksi atau berkelakuan
dalam situasi sosial.
Objek kajian psikologi sosial sebenarnya sama dengan bidang-bidang ilmu lainnya yaitu
sama-sama tertarik dengan perilaku sosial.

Psikologi Komunikasi
Psikologi sosial erat kaitannya dengan komunikasi. Ilmu komunikasi dibesarkan oleh peneliti
psikologi seperti Wilbur Schramm, Lazarsfeld, Kurt Lewin, Harold Lasswell, dan Carl
Hovland. Diantara peneliti tersebut hanya Harold Lasswell yang bukan ahli psikologi, dia
adalah ilmuwan politik.
Dalam konsep ilmu Komunikasi, keterkaitan psikologi memang tidak bisa ditinggalkan.
Bahkan para Bapak Komunikasi tiga diantaranya adalah pakar psikologi, Kurt Lewin, Paul
Lazarzfeld dan Carl I Hovland. Meskipun demikian, komunikasi bukanlah subdisiplin
psikologi. Komunikasi sebagai sebuah ilmu tersendiri memang menembus banyak disiplin
ilmu.
1. Kurt Lewin (1890 – 1947)
Ilmuwan Jerman yang bermigrasi ke Amerika Serikat pada awal 1930an karena melarikan
diri dari rezim Nazi Hitler. Ia adalah ahli psikologi eksperimental terkenal dari
Universitas Berlin. Kurt Lewin adalah ilmuwan yang mengawinkan riset psikologi sosial
dasar dan terapan. Ia merupakan pioner dari kajian komunikasi kelompok.
2. Paul Lazarsfeld (1901 – 1976)
Psikolog dari Vienna yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh bapak Psikoanalisis
Sigmund Freud. Sumbangan Lazarsfeld sangat besar dalam studi ilmu komunikasi massa,
khususnya efek komunikasi massa.
3. Carl Hovland (1912 – 1961)
Hovland adalah ahli psikologi eksperimental. Hovland memperkenalkan tradisi penelitian
tingkatan mikro mengenai perubahan sikap individu. Kajian studinya adalah tentang
persuasi. Hovland memberikan sumbangan pemikiran pada studi komunikasi
interpersonal.
Bagaimanapun komunikasi merupakan bagian yang essensial buat pertumbuhan kepribadian
manusia dan komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran
manusia. Karenanya komunikasi selalu menarik minat psikolog.
Psikologi komunikasi mempunyai batasan makna yang sangat luas, meliputi segala
penyampaian energi, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau organisme. Kata
komunikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh atau secara
khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi.
Jadi psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan
mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah
internal mediation of stimuli sebagai akibat berlangsungnya komunikasi (Fisher) Sementara
peristiwa behavioral adalah apa yang nampak ketika orang berkomunikasi.
Komunikasi adalah sebuah peristiwa sosial–peristiwa yang terjadi ketika manusia
berinteraksi dengan manusia lain, dan mencoba menganalisa peristiwa sosial secara
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © September 2019

psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Karena itu pendekatan psikologi sosial
adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.
Kajian psikologi banyak menyumbang bagi ilmu komunikasi adalah psikologi sosial.
Walaupun demikian, komunikasi bukanlah bagian dari disiplin psikologi. Sebagai sebuah
disiplin ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu. Sebagai suatu gejala perilaku,
komunikasi dipelajari berbagai macam disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi.
George A. Miller mengartikan Psikologi Komunikasi sebagi “ilmu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral (perilaku)
dalam komunikasi”.
Menguraikan berarti menganalisis mengapa suatu tindakan komunikasi dapat terjadi.
Meramalkan berarti membuat generalisasi tertentu atas sejumlah perilaku yang dihubungkan
dengan kondisi psikologis tertentu maka kita akan meramalkan bentuk perilaku apa yang
akan muncul jika suatu stimulus diberikan kepada orang dengan karakter psikologis tertentu.
Mengendalikan berarti kita dapat melakukan manipulasi jika kita menginginkan atau tidak
menginginkan suatu efek tertentu dari komunikasi yang terjadi.
Tubbs & Moss menyebutkan lima tolak ukur efektivitas komunikasi dilihat dari hal berikut,
yaitu:
1. Pengertian. Artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan
komunikator.
2. Kesenangan. Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Komunikasi juga dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan.
Komunikasi yang demikian menjadikan hubungan kita dengan orang lain hangat, akrab
dan menyenangkan.
3. Pengaruh pada sikap. Inilah komunikasi yang paling sering kita lakukan, yakni untuk
mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini dikenal apa yang disebut persuasi.
4. Hubungan yang makin baik. Komunikasi juga bertujuan untuk menumbuhkan
hubungan sosial yang baik.
5. Tindakan. Terkait dengan persuasi maka komunikasi dimaksudkan untuk melahirkan
tindakan yang dikehendaki.

Lingkup Psikologi Komunikasi


Psikologi komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam
interaksi manusia. Untuk itu maka memahami manusia memang menjadi kemutlakan jika kita
ingin berhasil/efektif dalam berkomunikasi dengan manusia lain.
Menurut Fisher dalam bukunya Jalaludin Rahmat pendekatan psikologi komunikasi memiliki
empat ciri-ciri, yaitu:
a. Penerimaan Stimuli Secara Inderawi (Sensory Reception of Stimuly).
Pada proses ini komunikasi diawali atau bermula ketika panca indra kita diterpa oleh
stimuli, panca indra tersebut yakni mata, hidung, telinga, kulit, dan mulut. Stimuli bisa
berbentuk orang, pesan, suara, warna, dan sebagainya; pokoknya segala hal yang
mempengaruhi kita.
b. Proses yang Mengantarai Stimuli dan Respons (Internal Mediation Of Stimuli).
Pada ciri pendekatan ini, stimuli yang ditangkap oleh alat indera, kemudian diolah dalam
otak. Kita hanya mengambil kesimpulan tentang proses yang terjadi pada otak dari
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © September 2019

respons yang tampak. Melalui tanda-tanda yang diketahui, seperti tersenyum, tepuk
tangan, dan meloncat-loncat, yang memiliki arti sedang gembira.
c. Prediksi Respons (Prediction of Response).
Pada pendekatan ciri ini, Respons yang terjadi pada masa lalu dapat dapat dilihat serta
dapat diramal responya untuk masala mendatang. Kuncinya, harus mengetahui sejarah
respons terdahulu, sebelum meramalkan respons individu saat ini.
d. Peneguhan Response (Reinforcement of Response)
Pada pendekatan ciri ini timbul perhatian pada gudang memori (memori storage) dan set
(penghubung masa lalu dan masa sekarang). Salah satu unsur sejarah respons ialah
peneguhan. Peneguhan adalah respons lingkungan (atau orang lain pada respons
organisme yang asli). Berger dan Lambert menyebutnya feedback (umpan balik), tetapi
Fisher tetap menyebutnya Peneguhan.

Setiap pengalaman komunikasi menghasilkan satu atau lebih fungsi. Misalnya, komunikasi
dapat menolong kita untuk mengetahui siapa diri kita, atau memapankan suatu hubungan
dengan seseorang atau mencoba untuk mengubah sikap dan perilaku, baik diri kita maupun
orang lain.
Ada tiga fungsi utama komunikasi, yaitu:
1) Memahami diri sendiri dan orang lain
Salah satu kunci komunikasi adalah memahami diri sendiri dan orang lain. Jika kita ingin
mengetahui tentang orang lain maka kita akan mengetahui tentang diri kita dan jika kita
ingin mengetahui diri kita maka kita akan belajar bagaimana orang lain mempengaruhi
kita. Dengan kata lain, kita bergantung pada komunikasi untuk membangun kesadaran
diri kita.
Kita membutuhkan umpan balik setiap waktu dari orang lain dan orang lain secara tetap
juga membutuhkan feedback dari kita.
2) Memapankan Hubungan yang Bermakna
Dalam rangka membangun suatu hubungan, kita tidak dapat hanya memikirkan diri kita
sendiri, tetapi kita harus mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan orang lain. Dalam
suatu hubungan interpersonal, kelompok kecil, dan kontak komunikasi publiklah
kebutuhan dasar sosial kita bertemu.
Komunikasi menawarkan kita kesempatan untuk memuaskan apa yang disebut Willian
Schutz sebagai “kebutuhan kita untuk iklusi, kontrol, dan afeksi”.
Iklusi adalah kebutuhan kita untuk bersama dengan orang lain, untuk mengadakan
kontak sosial.
Kontrol adalah kebutuhan kita untuk merasa bahwa kita itu mampu bertanggung jawab,
bahwa kita mampu bekerja sama dan mengelola lingkungan kita.
Afeksi adalah kebutuhan kita untuk menyatakan dan menerima cinta atau kasih sayang.
3) Mengubah Sikap dan Perilaku
Dalam interaksi antarpribadi, kelompok kecil dan komunikasi publik, setiap individu
memiliki kesempatan untuk mempengaruhi orang lain, baik secara dasar atau tidak. Kita
menghabiskan banyak waktu untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar berfikir,
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © September 2019

seperti apa yang kita pikir, bertindak sebagaimana kita lakukan, dan menyukai apa yang
kita sukai. Kadang kala upaya kita berhasil atau gagal.

Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Berdasarkan Unsur-Unsur ;


Komunikator, Pesan, Komunikan
Komunikator
Ruang lingkup psikologi komunikasi dalam unsur komunikator terutama berbicara terhadap
kemampuan dalam mempersuasi komunikan. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu,
Teori, dan Filsafat Komunikasi, tujuan komunikator secara teologis yaitu mengubah sikap,
opini, perilaku, kepercayaan, ataupun agama, karenanya ruang lingkup dalam memahami
unsur komunikator sangatlah luas.
Menurut Jalaluddin Rakhmat, ketika komunikator berkomunikasi yang berpengaruh bukan
saja apa yang ia katakan tetapi juga keadaan dia sendiri. He doesn’t communicate what he
says, he communicate what he is(dalam Jalaludin Rahmat Psikologi Komunikasi). Ia tidak
menyuruh pendengar memperhatikan apa yang ia katakan, pendengar juga akan
memperhatikan siapa yang mengatakan. Kadang-kadang siapa lebih penting dari apa.
Aristoteles menyatakan, bahwa persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara,
yang ketika ia menyampaikan pembicaraannya kita menganggap dapat dipercaya. Kita lebih
penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang yang baik daripada orang lain : Ini berlaku
umumnya pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada
kepastian dan pendapat terbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa
kebaikan personal yang diungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuatan
persuasinya ; sebaliknya karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling
efektif yang dimilikinya (dalam Prof. Jalaludin Rahmat Psikologi Komunikasi).
Aristoteles menyebut karakter personal pembicara sebagai Ethos. Ethos terdiri dari pikiran
baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik (good sense, good moral character, good
will). Nina Syam menyatakan bahwa Ethos mengajarkan para ilmuwan tentang pentingnya
rambu-ramnu normatif dalam perkembangan ilmu yang merupakan kunci utama bagi
hubungan antara produk ilmu dengan user (Prof. Nina W. Syam).
Hovland dan Weis (dalam Jalaludin Rahmat Psikologi Komunikasi), menyebut ethos ini
credibility yang terdiri dari Expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat
dipercaya). Nasihat dokter kita ikuti, karena dokter memiliki keahlian. Tetapi omongan
pedagang yang memuji barangnya agak sukar kita percayai karena kita meragukan
kejujurannya karena tidak memiliki trustworthiness. Jalaluddin Rakhmat mengatakan ethos
terdiri dari kredibilitas, atraksi, dam kekuasaan, sebagai penghormatan pada Aristoteles.
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator, artinya
tidak inheren dalam diri komunikator dan berkenaan dengan sifat-sifat komunikator karena
kredibilitas itu masalah persepsi. Kredibilitas berubah bergantung pada pada pelaku persepsi
(komunikate), topik yang dibahas, dan situasi. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi
komunikate tentang komunikator sebelum ia berlakukan komunikasinya disebut Prior Ethos.
Sumber komunikasi memperoleh prior ethos karena berbagai hal, kita membentuk gambaran
tentang diri komunikator dari pengalaman langsung dengan komunikator atau dari
pengalaman wakilan (vicarious experience). Ada dua komponen yang paling penting
berkaitan dengan kredibilitas ialah keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang
dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © September 2019

yang dibicarakan. Kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang


berkaitan dengan wataknya.
Atraksi berkaitan dengan daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Kita
cenderung menyenangi orang-orang yang tampan atau cantik, yang banyak kesamaannya
dengan kita, dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kita (dalam Jalaludin Rahmat
Psikologi Komunikasi). Shelly Chaiken, seorang psikolog cantik dari University of
Massachusets, menelaah pengaruh kecantikan komunikator terhadap persuasi dengan studi
lapangan. Ia mengkritik penelitian laboratorium yang meragukan pengaruh atraksi
fisik. Atraksi fisik menyebabkan komunikator menarik, dan karena menarik ia memiliki daya
persuasif.
Kekuasaan dalam kerangka teori Kelman, adalah kemampuan menimbulkan
ketundukan. Ketundukan timbul dari interaksi antara komunikator dan
komunikate. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan
kehendaknya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya yang sangat
penting. French dan Raven (dalam Jalaludin Rahmat Psikologi Komunikasi) menghasilkan
lima klasifikasi kekuasaan, yaitu : Kekuasaan koersif, kekuasaan keahlian, kekuasaan
informasional, kekuasaan rujukan, dan kekuasaan legal. Apa pun jenis kekuasaan yang
dipergunakan, ketundukan adalah pengaruh yang paling lemah dibandingkan dengan
identifikasi dan internalisasi. Dengan begitu, kekuasaan sepatutnya digunakan setelah
kredibilitas dan atraksi komunikator.

Pesan
Berbicara tentang pesan tidak terlepas dari kekuatan bahasa, kekuatan kata-kata, the power of
words. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Kitab suci Al-Qur‟an
menyebutkan penciptaan manusia dengan mengatakan, “Dia menciptakan manusia,
mengajarnya pandai bicara.” (55 : 2-3).
Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara-cara tertentu. Setiap cara berkata
memberikan maksud tertentu. Cara-cara ini kita sebut Pesan Paralinguistik. Tetapi manusia
juga menyampaikan pesan dengan cara-cara lain selain dengan bahasa, misalnya dengan
isyarat ; ini disebut Pesan Ekstralinguistik.
Hubungan antara bahasa dengan proses berpikir dikemukakan dalam teori Whorf (Whorfian
Hyphotesis). Secara singkat teori ini dapat disimpulkan bahwa pandangan kita tentang dunia
di bentuk oleh bahasa ; dan karena berbeda bahasa, pandangan kita tentang dunia pun
berbeda pula (dalam Jalaludin Rahmat Psikologi Komunikasi). Secara selektif, kita
menyaring data sensori yang masuk seperti yang telah diprogram oleh bahasa yang kita
pakai. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda hidup dalam
dunia sensori yang berbeda pula. Misalnya orang Sunda mempunyai sekian banyak perasaan
yang dapat diungkapkan dalam bahasa Sunda, tetapi tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Aristoteles menyatakan bahwa pesan terdiri dari organisasi pesan, struktur, dan imbauan
pesan. Organisasi pesan kaitannya dengan sistematika penulisan, yang terdiri dari :
deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal. Alan H. Monroe (Rakhmat,
1991:297) menyarankan lima langkah penyusunan pesan : attention (perhatian), need
(kebutuhan), satisfaction (pemuasan), visualization (visualisasi), dan action
(tindakan). Imbauan pesan kaitannya dengan isi pesan, yang terdiri dari imbauan rasional,
imbauan emosional, imbauan takut, imbauan ganjaran, dan imbauan motivasional.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © September 2019

Komunikan
Kajian komunikasi yang paling sering adalah pada unsur komunikan terutama perilaku atau
reaksi komunikan. Pada diri komunikan atau komunikate, psokolog memberikan
karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang
mempengaruhi perilaku komunikasinya. Seorang psikolog, memandang komunikasi pada
perilaku manusia komunikan. Tugas ahli linguistiklah yang membahas komponen-komponen
yang membentuk struktur pesan. Tugas ahli tekniklah yang menganalisa beberapa „noise‟,
yang terjadi di jalan sebelum pasan sampai pada komunikan, dan beberapa pesan yang
hilang. Psikologi mulai masuk ketika membicarakan bagaimana manusia memproses pesan
yang diterimanya dan bagaimana cara berpikir dan cara melihat manusia dipengaruhi oleh
lambang-lambang yang dimiliki.
Melalui komunikasi kita menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri, dan menetapkan
hubungan kita dengan dunia di sekita kita. Hubungan kita dengan orang lain akan
menentukan kualitas hidup. Bila orang lain atau komunikan tidak memahami gagasan Anda,
bila pesan Anda menjengkelkan mereka, bila Anda tidak berhasil mengatasi masalah pelik
karena komunikan menentang pendapat Anda dan tidak mau membantu Anda, maka Anda
telah gagal dalam berkomunikasi. Maka dari itu peranan komunikan atau komunikate sangat
penting dalam keberhasilan suatu komunikasi. Komunikasi itu berhasil apabila adanya
persamaan persepsi atau makna antara komunikator dengan komunikate (R/S = 1). Maka dari
itu salah satu fokus utama dari psikologi komunikasi yaitu komunikan atau komunikate.

Tujuan dari unsur-unsur di atas


Komunikan: bertujuan untuk mengetahui karakteristik manusia kamunikan dan faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi prilaku komunikasinya.
Komunikator: bertujuan untuk melacak sifat-siaptnya, apa yang menyebabkan satu sumber
komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang lain atau sebaliknya.
Pesan: bertujuan untuk meneliti komunikasi diantara individu, meneliti lambang-lambang
yang disampaikan, dan meneliti proses mengungkapkan pikiran.

Tujuan Psikologi Komunikasi Secara Umum


Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Hal tersebut diarahkan pada pusat
perhatian perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang
menyebabkan terjadinya perilaku manusia itu. Psikologi pada perilaku individu komunikan.
Ketika akan melakukan komunikasi, tak bisa dipungkiri membutuhkan pihak lain sebagai
pendengar atau komunikan untuk merespon pesan yang disampaikan.
Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat
meramalkan respon yang terjadi pada masa yang akan datang. George A. Miller membuat
definisi psikologi yang mencakup semuanya: Psychology is the science that attempts to
describe, predict, and control mental and behavioral event. Dengan demikian, psikologi
komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan
persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal
meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi. Komunikasi adalah
peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi dengan manusia yang lain.
Peristiwa sosial secara psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Pendekatan psikologi
sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © September 2019

Konsep ini menunjukkan bahwa psikologi komunikasi sangat berperan dalam perubahan
perilaku manusia, terutama saat manusia berkomunikasi dengan manusia lain, baik yang
sifatnya interpersonal, kelompok, maupun massa. Ketika seseorang memahami dan mengerti
psikologi komunikasi, saat komunikasi berlangsung antara komunikator dan komunikan,
orang mampu melihat dan menganalisis gerak dan tingkah kedua komponen tersebut, yang
berbicara dan yang mendengar. Dengan menganalisis pandangan ini, maka peran ilmu
psikologi komunikasi dalam perkembangan masyarakat dan pengetahuan cukup besar.

Hubungan Psikologi dengan Komunikasi


Komunikasi memiliki makna yang luas. Komunikasi meliputi segala penyampaian energi
gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme. Kata “komunikasi” sendiri
digunakan sebagai proses. Sebagai pengaruh atau secara khusus sebagai pesan.
Psikologi akan membantu untuk melihat bagaimana proses memahami diri sendiri dan orang
lain atau bagaimana kita dapat menjadikan interaksi kita lebih bermakna atau mengapa kita
menjadikan interaksi kita lebih bermakna atau mengapa kita dapat mengubah sikap dan
perilaku seseorang, tetapi gagal untuk orang lainnya.
Psikologi berusaha melihat komunikasi dalam kaitan perilaku manusia dan mencoba
menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu. Komunikasi
disini cenderung dibahas dalam konteks sosial.
Itulah sebabnya psikologi memiliki disiplin ilmu tersendiri yang khusus menganalisis
peristiwa sosial secara psikologis (yang disebut dengan psikologi sosial).
Ciri-ciri pendekatan psikologi komunikasi, terlihat bagaimana psikologi komunikasi
memakai perspektif keilmuan lain dan sekaligus pula menggambarkan menggambarkan
kemandirian psikologi komunikasi sendiri sebagai sebuah disiplin keilmuan. Dari gambaran
itu dapat dikemukakan bagaimana tujuan umum psikologi komunikasi.

Efek Komunikasi
Dari uraian tentang definisi psikologi komunikasi dan fungsi komunikasi maka jelas bahwa
ada efek dalam proses komunikasi.
Efek yang paling diharapkan dalam proses komunikasi adalah adanya perubahan sikap dan
perilaku.
Bidang yang amat berkepentingan dalam hal ini adalah komunikasi politik dan komunikasi
bisnis (terutama Periklanan).
Kampanye politik dan kampanye periklanan sama berkeinginan agar khalayak yang ditujunya
mau menerima dan memilih calon yang dikampanyekan atau membeli barang yang
diiklankan.
Dalam banyak studi efek komunikasi, perubahan inilah yang dianggap paling sulit dicapai.
Banyak pakar komunikasi sepakat bahwa perubahan yang paling bisa dijanjikan dalam proses
komunikasi adalah perubahan pada tahap pengetahuan (Knowledge).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © September 2019

Peranan Psikologi Komunikasi dalam Hubungan Manusia


Psikologi komunikasi berperan dalam beberapa aspek yang ada pada kehidupan manusia dan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut, yaitu:
1. Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia berhubungan dengan
kecerdasan emosional seseorang. Kecerdasan emosional akan mempengaruhi kompetensi
seseorang dalam kemampuannya untuk mengembangkan hubungan yang sehat, dan untuk
menerjemahkan emosi yang dirasakan orang lain. Ketahuilah contoh asosiasi dalam
psikologi komunikasi , contoh sensasi dalam psikologi komunikasi dan pengertian sensasi
dalam psikologi komunikasi.
2. Menumbuhkan Rasa Percaya
Melalui komunikasi Anda dapat menumbuhkan rasa saling percaya dalam hubungan antar
manusia. Komunikasi yang terjalin secara verbal dan non verbal dapat membantu
mengukur tingkat kepercayaan seseorang. Perilaku yang konsisten akan mendorong
tumbuhnya rasa percaya, karena menunjukkan bahwa perilaku yang sama akan berlanjut
di masa depan.
3. Menumbuhkan Saling Pengertian
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia dapat membangun saling
pengertian antara satu orang dengan lainnya. Menggunakan psikologi komunikasi kita
dapat mengerti akan pesan – pesan dalam hubungan antar manusia.
Pesan ini termasuk cara Anda untuk menyatakan sesuatu kepada orang lain dan lebih
mendalam daripada kata – kata yang hanya memiliki makna di permukaan saja.
Kemampuan untuk memahami proses komunikasi dengan menggunakan ilmu psikologi
akan membuat seseorang dapat menyingkap arti dan makna tersembunyi yang mungkin
saja ada dalam suatu proses komunikasi.
4. Menentukan Identitas Seseorang
Berkomunikasi dengan orang lain juga akan membantu membangun identitas kita sendiri,
karena hal itu dapat menjabarkan peranan yang Anda pegang dalam sebuah hubungan dan
citra diri yang ditampilkan ke publik.
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia akan membantu kita
menentukan posisi diri di mata orang lain. Dengan demikian, juga akan membantu kita
untuk menentukan tindakan yang harus diambil dan bagaimana cara bersikap dan
menanggapi situasi tertentu.
5. Menentukan Tingkat Hubungan
Menurut empat tahap teori dari Altman dan Taylor mengenai perkembangan relasional,
perilaku publik kita dan interaksi yang dilakukan mengkomunikasikan perkembangan
suatu hubungan. Pertemanan muncul apabila kita mengungkapkan detail pribadi
mengenai kepribadian kita dan mengembangkan kepercayaan lebih untuk berkomunikasi
selanjutnya.
6. Berbagi Arti
Kita menerima dengan yakin bahwa kata – kata yang diucapkan menyampaikan persis
apa yang dimaksudkan. Dalam beberapa hal, ini merupakan asumsi yang salah.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |11
Copyright © September 2019

Kenyataannya kata – kata sering kali tidak diterima sebagaimana yang dimaksudkan oleh
pesannya, atau dengan persepsi dalam psikologi komunikasi yang salah.
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia adalah untuk menyamakan
arti dari suatu pesan sesuai dengan makna yang sebenarnya.
7. Memungkinkan Komunikasi yang Koheren
Kata – kata sering kali tidak bermakna sama untuk setiap orang sehingga dapat
menghambat proses komunikasi. Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar
manusia adalah untuk dapat menjalin komunikasi yang koheren.
Artinya, dapat menjalin komunikasi yang efektif dengan berpangkal pada sumber
masalahnya dan usaha untuk mengatasi masalah tersebut, menanggapi masalah dengan
fokus dan tanggapan yang sesuai.
8. Memperkuat Sugesti
Arti sugesti adalah proses yang dialami individu untuk menerima cara pandang orang lain
tanpa mengkritik hal tersebut. Untuk mempermudah pemberian sugesti, diperlukan
penerapan psikologi dalam cara berkomunikasi yang tepat. Ketahuilah juga apa
saja faktor situasional dalam psikologi komunikasi, penggunaan psikologi komunikasi
dalam konseling, dan ciri pendekatan dalam psikologi komunikasi.
9. Membangun Hubungan Sosial
Sebagai makhluk sosial tentunya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa merasa tidak
membutuhkan siapapun. Gunanya memahami psikologi dalam komunikasi tentu saja
adalah untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik dengan sesama manusia dan
mempertahankan hubungan sosial dengan orang lain. Dengan demikian, komunikasi
dapat menjadi cara untuk membangun hubungan sosial yang kokoh melalui landasan
yang kokoh pula, sehingga hubungan tersebut tidak mudah rusak atau terganggu.
10. Mencapai Tujuan
Tujuan berkomunikasi adalah untuk mencapai tindakan yang dikehendaki oleh salah satu
pihak terhadap pihak yang lainnya. Tindakan nyata adalah tanda yang paling penting
bahwa komunikasi telah berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan kemampuan dalam
psikologi komunikasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila komunikasi
tidak diiringi dengan pemahaman psikologis, akan ada kemungkinan kecil tujuan tersebut
bisa tercapai.
11. Menimbulkan Kesenangan
Kesenangan dalam hubungan antar manusia diperoleh dari hubungan yang terjalin dengan
hangat, akrab dan menyenangkan. Untuk itu tentunya diperlukan cara berkomunikasi
yang tepat agar dapat terbentuk suasana yang menyenangkan dalam hubungan antar
manusia. Ketahuilah juga pembahasan mengenai klasifikasi kelompok dalam psikologi
komunikasi.
12. Mempengaruhi Sikap
Pesan yang dikomunikasikan akan menimbulkan efek pada diri sasaran komunikasi.
Dengan demikian, menggunakan psikologi komunikasi akan bertujuan untuk dapat
mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan berdasarkan manipulasi psikologis sehingga
dapat mempengaruhi tindakan orang lain. Jika komunikasi yang dilakukan efektif, maka
tujuan yang ingin dicapai berupa perubahan sikap dapat tercapai dengan mulus.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |12
Copyright © September 2019

13. Belajar Berempati Dalam Berkomunikasi


Empati berarti kita berusaha untuk memasuki sisi pikiran orang lain dan merasakan
bagaimana jika berada di posisi orang tersebut. Dengan demikian kita akan belajar untuk
memahami dan mengerti perasaan orang lain sehingga timbul rasa ingin membantu yang
tulus dan ikhlas. Kita dapat menjadi orang yang lebih peka terhadap orang – orang lain di
sekitar, bahkan hal tersebut dapat membantu untuk mengenali diri kita sendiri.
14. Memudahkan Menerima Informasi
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia tidak hanya memudahkan
penyampaian informasi saja, namun juga akan memudahkan penerimaan informasi
dengan benar. Berkomunikasi dengan menggunakan psikologi akan mempermudah
seseorang mengerti informasi yang disampaikan, berikut maksud terselubung jika ada,
dan lain sebagainya.
Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dan menggunakan pemahaman mengenai
psikologi maka informasi yang ditujukan kepada seseorang akan mudah diterima dengan
baik untuk membentuk pemahaman bersama.
15. Membentuk Kepribadian Seseorang
Peranan psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia sangat berpengaruh kepada
kehidupan seseorang. Psikologi komunikasi dapat dilakukan untuk tujuan membentuk
kepribadian seseorang. Perkembangan kepribadian dapat terhambat apabila komunikasi
yang dilakukan tidak lancar. Komunikasi yang terjalin dengan buruk tidak akan membuat
kepribadian seseorang berkembang dengan baik.
16. Mengurangi Kegagalan Berkomunikasi
Pesan yang dipersepsikan secara salah oleh salah satu pihak yang dituju dalam satu proses
komunikasi dapat menyebabkan gagalnya proses tersebut. Menggunakan peranan
psikologi komunikasi dalam hubungan antar manusia akan mengurangi resiko kegagalan
proses komunikasi tersebut dan mengarahkan penyampaian pesan yang efektif serta
mudah dimengerti.
17. Membantu Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah pada hubungan interpersonal dalam psikologi komunikasi hanya
berhasil jika komunikasi dapat berlangsung dengan efektif. Bagaimana kita dapat
memecahkan masalah yang ada dalam hubungan dengan orang lain akan dapat
berlangsung dengan baik dengan adanya saling pengertian yang sama mengenai topik
yang menjadi sumber masalah tersebut.
Komunikasi memang tidak dapat dilepaskan dari psikologi dan begitu pula sebaliknya.
Pembahasan mengenai komunikasi tidak akan pernah lepas dari perilaku dan pengalaman
kesadaran manusia. Sejarah yang panjang dalam penelitian pada fenomena komunikasi
akan memperlihatkan hubungan yang erat antara psikologi dan komunikasi, dan tidak
sedikit ahli psikologi yang juga mempelajari mengenai komunikasi lebih dalam lagi.

Anda mungkin juga menyukai