Oleh :
Disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Magang Kerja (MK)
Di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Oleh :
i
LEMBAR PERNYATAAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
iii
iv
RINGKASAN
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang
Kerja (MK) dengan judul “Prosedur Pelaksanaan Proses Produksi Pasca Panen
Tembakau Bawah Naungan (TBN) di PTPN X Kebun Kertosari Jember”. Data
yang didapatkan dalam penulisan laporan ini merupakan hasil observasi,
wawancara dan studi pustaka mengenai pengolahan Tembakau Bawah Naungan
(TBN) di PTPN X Kebun Kertosari.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyelesaian laporan Magang Kerja
tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik
yang bersifat moril maupun material, oleh karena-Nya penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada :
1. Bapak Dr. Siswoyo Soekarno, S.TP, M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember;
2. Bapak Dr. Ir. Jayus selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember;
3. Bapa Dr. Ir. Sony Suwasono, Mapp.Sc selaku Dosen Pembimbing Magang
Kerja sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang meluangkan waktu
untuk membimbing penulis menyelesaikan Magang Kerja;
4. Bapak L. St. Gomo Tumanggor, SP. selaku General Manager Kebun
Kertosari yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan Magang Kerja;
5. Bapak Karmaji, ST. selaku Pembimbing Lapang Magang Kerja, yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis selama
pelaksanaan Magang Kerja;
6. Bapak Yusuf, Bapak Mulyono, Ibu Maimunah, Ibu Iis, Bapak Jinten, Bapak
Ghani dan seluruh karyawan PTPN X Kebun Kertosari yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan kebersamaan yang telah
diberikan kepada penulis sehingga membantu kelancaran pelaksanaan
Magang Kerja;
vi
7. Ayah, ibu dan adek tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa demi
kelancaran setiap usaha penulis;
8. Teman-teman seperjuangan magang di PTPN X Kebun Kertosari diantaranya
Rizky Febrian A., Haqqi Prapilliyangsora dan Feri Zainul A. yang selalu
memberikan saran dan kritik selama kegiatan Magang Kerja;
9. Keluarga besar THP B 2015 serta pihak lain yang telah banyak membantu
dan mendoakan agar laporan Magang Kerja ini terselesaikan dengan baik;
10. Dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang
telah banyak memberikan bantuan sejak awal Magang Kerja hingga
selesainya laporan ini disusun.
Penyusunan laporan Magang Kerja telah dilakukan dengan sebaik-baiknya,
namun masih terdapat kekurangan di dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena
itu, diperlukan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak. Harapannya, semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah pengetahuan dan memperluas wawasan, khususnya mengenai
teknologi pengolahan tembakau.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENYATAAN...........................................................................ii
HALAMAN PEMBIMBING ........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iv
RINGKASAN..................................................................................................v
PRAKATA.......................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xii
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum .........................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus ........................................................................3
1.3 Manfaat Magang Kerja....................................................................3
1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa........................................................3
1.3.2 Manfaat bagi Perguruan Tinggi..............................................3
1.3.3 Manfaat bagi Industri..............................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
2.1 Tembakau.........................................................................................4
2.1.1 Sejarah Tembakau...................................................................4
2.1.2 Botani Tembakau....................................................................5
2.2 Jenis Tembakau................................................................................6
2.3 Mutu Tembakau ..............................................................................9
BAB 3. METODOLOGI MAGANG KERJA..............................................13
3.1 Tempat dan Waktu...........................................................................13
3.2 Metode Kegiatan..............................................................................13
3.3 Sasaran Kegiatan..............................................................................13
viii
3.4 Bentuk dan Sifat Kegiatan ..............................................................14
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..........................................15
4.1 Sejarah PT. Perkebunan Nusantara X...............................................15
4.2 Makna Arti Logo Perusahaan............................................................16
4.3 Visi dan Misi Perusahaan..................................................................17
4.4 Strategi Perusahaan...........................................................................17
4.5 Komoditi yang Dikelola....................................................................18
4.6 Struktur Organisasi............................................................................20
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................21
BAB 6. PENUTUP..........................................................................................34
6.1 Kesimpulan........................................................................................34
6.2 Saran..................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................35
LAMPIRAN....................................................................................................36
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
gudang pengolah. Ketiga tahapan tersebut akan menghasilkan tiga produk yang
berbeda. Proses budidaya akan menghasilkan produk berupa produksi daun hijau,
tahap pengeringan tembakau di los pengering akan menghasilkan produk opstapel,
dan pengolahan di gudang pengolah akan menghasilkan produk tembakau siap
ekspor.
Hasil produksi tembakau bawah naungan di PTPN X Kebun Kertosari 100%
diekspor. Harga tembakau ditentukan oleh kualitas tembakau. Kualitas tembakau
bawah naungan dibedakan menjadi tiga, yaitu Natural Wrapper (NW), Light
Painting Wrapper (LPW), Painting Wrapper (PW) dan Ready for Use (RFU).
Tembakau kualitas Natural Wrapper (NW) memiliki kualitas tembakau yang
tinggi, sehingga tembakau jenis ini memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dari
LPW, PW, RFU. Proses pengolahan tembakau tidak hanya memperhatikan
kuantitas, tetapi juga mempertimbangkan kualitas atau mutu tembakau. Tahap
pengolahan merupakan salah satu tahapan yang penting didalam pengolahan
tembakau sehingga apabila terjadi kesalahan akan menyebabkan mutu tidak
seragam dan mempengaruhi penjualan tembakau. Oleh karena itu, perlu
mempelajari dan mengimplementasikan proses pengolahan tembakau bawah
naungan dengan benar agar hasil produksi yang diperoleh memiliki mutu yang
seragam.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan Magang Kerja secara umum yaitu :
a. Terwujudnya hubungan sinergis, jelas, serta terarah antara Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Jember dengan PTPN X Kebun Kertosari.
b. Menambah pengalaman kerja mahasiswa mengenai manfaat ilmu
pengetahuan yang dipelajari.
c. Mengembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa berdasarkan ilmu
pengetahuan yang dipelajari.
3
2. Tembakau Na-Oogst
Tembakau Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim
kemarau, kemudian dipanen atau dipetik pada musim penghujan. Gambar
tembakau Na-Oogst dapat dilihat pada Gambar 2.2
7
dengan bagian lamina lebar (paling sedikit 10 cm) akan menguntungkan sebagai
pembungkus atau pembalut.
d) Tebal daun, tebal daun sangat bervariasi tergantung varietas tembakau, keadaan
sekeliling tempat tumbuh, teknik budidaya, dan letak daun pada batang. Untuk
bahan pembalut cerutu dikehendaki daun yang tipis.
f) Berat per satuan luas, berat per satuan luas dapat digunakan sebagai pengukur
hasil produksi. Berat per satuan luas ini berpengaruh pada hasil rendemen yaitu
perbandingan antara berat tembaku kering setelah mengalami pengeringan dengan
tembakau basahnya. Berkurangnya rendemen akan menyebabkan penurunan
mutu.
waktu perajangan sehingga mampu mengembang kembali. Sifat ini penting untuk
tembakau sebagai pengisi cerutu atau sebagai tembakau rajangan. Faktor yang
berpengaruh terhadap keelastisan adalah varietas, keadaan lingkungan, teknik
budidaya, letak daun pada batang, kemasakan, dan kadar air krosok.
i) Getah atau gum, merupakan sekresi cairan kental yang dikeluarkan oleh
glandula pada bagian ujung rambut daun tembakau. Pada daun segar, rambut-
rambut daun tembakau akan terasa halus bila teraba dengan tangan dan melekat
bila tergosok kulit atau pakaian.
j) Mutu bakar (Burning Qualities), beberapa sifat yang tercakup dalam hal ini
adalah daya pijar atau daya membara, kerataan membara, kecepatan membara,
sempurnanya pembakaran, dan keteguhan abu.
a. Daya membara adalah sifat membara secara terus menerus tanpa
menimbulkan nyala api.
b. Kecepatan membara dinyatakan dalam detik pada tembakau yang terbakar
per satuan jarak tertentu.
c. Sempurnanya pembakaran adalah habis atau berabunya bagian tembakau
yang terbakar sehingga tinggal sisa pembakaran berupa abu.
d. Keteguhan abu, ditunjukkan dengan panjang abu yang masih dapat
melekat pada rokok atau cerutu selama pembakaran.
No Waktu Kegiatan
1. 17 Oktober 2018 - Orientasi lingkungan perusahaan
- Serah terima pada pembimbing lapang
- Pembuatan timeline kegiatan
2. 18 Oktober- 14 - Konsultasi topik pada dosen pembimbing
Nopember 2018 lapang dan dosen
- Mempelajari proses pengolahan
tembakau
3. 15 Nopember 2018 - Penyusunan laporan
15
Kebun Kertosari sebelumnya merupakan salah satu kebun Ex. PTP XXVII
yang merupakan salah satu perusahaan perkebunan di Jember dimana pada era pra
nasionalisasi merupakan Onderneming milik Belanda antara lain :
1. Landbouw Maatschappij Oud Djember (LMOD),
2. Landbouw Maatschappij Soekowono (LMS)
PT Perkebunan Nusantara X Kebun Kertosari Jember mengalami banyak
perubahan dari tahun ke-tahun sebelum menjadi PTPN X, dengan masa
perubahannya yaitu tahun 1957 setelah nasionalisasi ditetapkan menjadi
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), tahun 1959 berubah menjadi “PRAE
UNIT TEMBAKAU”, dan tahun 1961 berubah menjadi Perusahaan Perkebunan
(PPN) Kesatuan IX, tahun 1964 dipecah menjadi 2 :
1. Perusahaan Perkebunan Tembakau Negara (PPTN) Besuki V di Jember
2. Perusahaan Perkebunan Tembakau Negara (PPTN) Besuki VI di
Bondowoso, kemudian pada tahun 1968 disatukan menjadi Perusahaan Negara
Perkebunan (PNP) XXVII, dan pada tahun 1972 diubah kembali menjadi
Perusahaan Terbatas Perkebunan (Persero) XXVII. Setelah perubahan-perubahan
tersebut pada tanggal 14 Februari tahun 1996 didirikan berdasarkan peraturan
pemerintah RI No.15 tentang pengalihan bentuk badan usaha milik negara dari PT
Perkebunan (Eks.PTP 19, Eks.PTP 21-22 dan Eks.PTP 27) yang dilebur menjadi
PT Perkebunan Nusantara X (Persero) dan tertuang dalam akte notaris Harun
Kamil, SH No.43 tanggal 11 Maret 1996 yang mengalami perubahan kembali
sesuai akte notaris Sri Eliana Tjahjoharto, SH. No. 1 tanggal 2 Desember 2011.
Sehingga tahun 2004 kebun Kertosari menjadi salah satu unit usaha dari Strategi
Bisnis Unit (SBU) tembakau PTPN 10 (Persero).
16
Misi :
1. Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tembakau yang
berdaya saing tinggi untuk pasar internasional.
2. Meningkatkan komitmen dan kompetensi sumber daya manusia secara
berkelanjutan.
3. Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai perusahaan bagi
kepuasan stakeholder melalui kepemimpinan, inovasi dan kerjasama tim
serta organisasi yang efektif. .
2) Tembakau Na-Oogst
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PTPN X Kebun Kertosari (Sumber: PTPN X Kebun Kertosari)
21
1. Turun Truk
2. Saring Rompos
3. Fermentasi
Stapel B
1. Membongkar stapel A dan memisahkan sap panas dengan sap dingin.
2. Menumpuk sap panas menjadi sap dingin sedangkan sap dingin menjadi
sap panas dengan panjang lebar penampang stapel 4,16 x 4 M dengan jarak
untingan 3 jari.
3. Memasang dua termometer setelah sap ke 12 dan sap 17 (penampang
tengah) setiap stapel untuk memantau temperatur.
4. Mencapai temperatur 50 oC untuk D/O dan 54 oC untuk filler setelah 12
hari.
Stapel C
1. Membongkar stapel B dan memisahkan sap panas dengan sap dingin.
2. Menumpuk sap panas menjadi sap dingin sedangkan sap dingin menjadi
sap panas dengan panjang lebar penampang stapel 6 x 4 M dengan jarak
untingan 12 jari.
3. Memasang tiga termometer setelah sap 12 dan sap 17 dan sap 21
(penampang tengah) setiap stapel untuk memantau temperatur.
4. Mencapai temperatur 50 oC untuk D/O dan 56 oC untuk filler setelah 21
hari.
Stapel D
1. Membongkar stapel C dan memisahkan sap panas dengan sap dingin.
2. Menumpuk sap panas menjadi sap dingin sedangkan sap dingin menjadi
sap panas dengan panjang lebar penampang stapel 6 x 4 M untuk D/O dan
5 x 4 M untuk filler dengan jarak untingan 1 jari.
3. Memasang tiga termometer setelah sap ke 12 dan sap ke 17 dan sap ke 21
(penampang tengah) setiap stapel untuk memantau temperatur.
4. Mencapai temperatur 50 oC untuk D/O dan 58 oC untuk filler setelah 28
hari.
5. Setiap bongkaran stapel D yang memenuhi umur dan suhu dari standar
25
5. Sortasi
tembakau berdasarkan bahan dasar, ukuran dan tangga warna. Sortasi berdasarkan
bahan dasar pada praktiknya dibedakan berdasarkan warna daun (kehijauan adalah
untuk tembakau mentah, kemerahan untuk tembakau matang dan kekuningan
untuk tembakau masak). Sortasi berdasarkan keseragaman ukuran yaitu tipis,
sedang dan tebal. Prosedur yang dilaksanakan:
1. Sortasi Tahap I
Memilah dan mengelompokan tembakau berdasarkan kualitas warna dasar
yaitu: BP – KP – BV – K – M – B – KV – MV – MTL – N/KS – Filler.
Keterangan :
BP : Biru Pucat
KP : Kuning Pucat
BV : Biru Lenger
K : Kuning
M : Merah
B : Biru
KV : Kuning Lenger
MV : Merah Lenger
MTL : Tembakau Mutu Lain
N/KS : Kulit Katak
2. Sortasi Tahap II
Memilah dan mengelompokan hasil sortaasi tahap I berdasarkan kualitas
kegunaan (Dekblad, Omblad, atau Filler):
NW (Natural Wrapper)
LPW (Light Painting Wrapper)
PW (Painting Wrapper)
Keterangan :
KP : Kuning Pucat
K : Kuning
M : Merah Muda
MM : Merah Tua
BP : Biru Pucat
B : Biru
BB : Biru Tua
KV : Kuning Lenger
MV : Merah Lenger
MMV : Merah Tua Lenger
1. Menyiapkan daun tembakau yang akan di nazien dari hasil terimaan unting
halus yang sudah dikelompokan dalam merk.
2. Mengelompokan hasil sortasi berdasarkan ukur daun. Ketentuan ukur daun
yang berlaku di PTPN X Kebun Kertosari yaitu:
Ukur 1+S : > 50 cm-58 cm
Ukur 1+ : > 47 cm-50 cm
Ukur 1 : > 40 cm-47 cm
Ukur 2 : > 36 cm-40 cm
Ukur 3+ : > 33 cm-36 cm
Ukur 3 : > 30 cm-33 cm
Ukur 4 : > 28 cm-30 cm
Gambar 5.7 Ukur Daun Tembakau pada Proses Nazien (Sumber: PTPN X Kebun
Kertosari)
3. Mengecek dan mengelompokkan hasil sortasi berdasarkan warna daun.
Pengelompokkan daun tembakau sesuai warna daun yaitu KP (Kuning Pucat),
K (Kuning), M (Merah Muda), MM (Merah Tua), BP (Biru Pucat), B (Biru),
BB (Biru Tua), KV (Kuning Lenger), MV (Merah Lenger), MMV (Merah Tua
Lenger).
29
7. Pengebalan
Tembakau yang telah selesai dalam proses pengolahan, perlu dikemas dalam
bentuk bal dengan berat dan ukuran tertentu. Daun tembakau yang telah seragam
sekali lagi diperiksa sebelum pengepakan, untingan harus dalam keadaan kering
untuk menghindari kelanjutan dari proses fermentasi atau tumbuhnya jamur. Daun
daun yang telah disortasi lalu diikat. Setiap ikat untingan daun sebanyak 20-25
helai daun sesuai dengan kelasnya dimasukkan ke dalam kotak karton. Kepala
untingan harus erat menempel pada sisi karton. Setiap karton harus diisi dengan
kualitas yang sama tertimbang 50 kg. Hal ini terutama dilakukan untuk
memudahkan penyimpanan dan perhitungan netto total tembakau yang telah dibal.
Kemudian, untingan ditekan dengan mesin secara perlahan. Setiap kesalahan
dalam tahap kemasan bisa mengubah bentuk bal. Kesalahan yang terjadi karena
hasil fermentasi yang tidak baik menyebabkan rendahnya kualitas bahan kemasan.
Pengebalan dilakukan dengan alat pengepres agar karton menjadi mampat.
Tembakau yang dibungkus susunannya harus rapi, lurus dan tidak miring.
Pada proses pengebalan dan penggudangan TBN di PTPN X Kertosari
terdapat beberapa kekurangan yang akan mempengaruhi hasil dan penjualan
produk tembakau yang akan diekspor. Kekurangan pada saat tahap pengebalan
antara lain:
1. Kondisi Mesin Pengebalan
Penggunaan mesin selama proses pengebalan terbatas pada mesin pressing/
pengebalan yang masih belum modern. Mesin pressing yang digunakan yaitu
pressing tenaga listrik. Kondisi mesin yang digunakan pada proses
pressing/pengebalan di PTPN X Kebun Kertosari sudah usang yang akan
membahayakan keselamatan petugas. Adanya oli/ cairan pelumas mesin dan
benda tajam seperti jarum, paku pada mesin dapat merusak mutu tembakau saat
proses pengebalan, kerusakan tersebut berupa sobek dan cacat pada tembakau
yang tidak dapat dilihat oleh petugas sehingga perlu diganti dengan mesin yang
baru dan lebih modern.
31
Gambar 5.10 Kondisi Mesin Pengebalan yang Telah Usang (Sumber: PTPN X
Kebun Kertosari)
gudang.
3. Label Kemasan
Pelabelan merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa
informasi verbal tentang suatu produk. Label merupakan bagian dari suatu produk
yang menyampaikan informasi mengenai produk dari penjual. Sebuah label
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal)
yang dicantumkan pada produk. Pada kemasan karton yang digunakan di PTPN X
Kebun Kertosari tidak terdapat label kemasan sehingga informasi mengenai
produk tidak tersampaikan kepada konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu
mencatumkan label pada kemasan karton. Label yang digunakan akan
menggambarkan beberapa hal mengenai produk (berat produk, dimana dibuat,
kapan dibuat, apa isinya, dan bagaimana cara penyimpanannya).
4. Metode Pengemasan
Kemasan yang digunakan untuk mengemas tembakau yaitu tipe karton.
Daun tembakau yang telah dimasukkan kedalam karton kemudian dilapisi dengan
kertas untuk mencegah kerusakan tembakau. Akan tetapi penggunaan kertas
sebagai pelapis tembakau masih belum mengurangi kontak antara tembakau
dengan udara yang akan menyebabkan daun mengalami peningkatan kadar air
yang akan memicu pertumbuhan jamur pada daun tembakau. Oleh karena itu
untuk mencegah terjadinya kontak antara daun tembakau dengan udara diperlukan
33
bahan yang dapat menyerap udara atau mencegah terjadinya kelembaban didalam
kemasan. Bahan yang dapat digunakan adalah silica gel. Selain menggunakan
silica gel sebagai bahan penyerap udara untuk menjaga kondisi kering kemasan,
dapat juga membungkus daun tembakau dengan menggunakan plastik sehingga
peluang daun tembakau berkontak langsung dengan udara semakin kecil.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Proses pengolahan tembakau bawah naungan (TBN) di PTPN X Kebun
Kertosari meliputi turun truk, saring rompos, fermentasi, bir-biran, sortasi,
nazien-nametten dan pengebalan.
2. Pada proses pengebalan terdapat kekurangan yang dimiliki oleh PTPN X
Kebun Kertosari yaitu yaitu kondisi mesin pengebalan yang telah usang, tidak
ada proteksi stok barang di gudang, metode pengemasan yang kurang benar
dan tidak ada label pada kemasan karton.
6.2 Saran
Dari hasil yang telah dijabarkan, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kualitas daun tembakau yang
akan dijual ke luar negeri
2. PTPN X Kebun Kertosari perlu melakukan peremajaan mesin dan peralatan
yang digunakan serta melakukan pengembangan dan penelitian untuk
meningkatkan kualitas daun tembakau yang diekspor.
35
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, U.A., 2006. Mengapa Ragu Tinggalkan Rokok. Bandung: Pustaka at-
Tazkia.
BSN. 2006. Tembakau Bawah Naungan. Jakarta: Badan Standart Nasional
Indonesia.