LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)
oleh
2020
PANEN DAUN TEMBAKAU BAWAH NAUNGAN (TBN)
DI KOPERASI AGROBISNIS TARUTAMA NUSANTARA
LAPORAN
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Pertanian (A.Md.P)
di program studi Produksi Tanaman Perkebunan
Jurusan Produksi Pertanian
oleh
NIM A32180938
2020
ii
KEMETERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LEMBAR PENGESAHAN
NIM A32180938
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang dan dinyatakan Lulus
Tim penilaian
Ir. Supriyadi, MP
NIP. 195905201989031002
Mengetahui,
NIP. 197608312010122001
iii
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
NIM : A32180938
Yang Menyatakan
iv
NIM. A32180938
PRAKATA
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-nya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang yang berjudul “ Panen
Daun Tembakau Bawah Naungan (TBN) di KOPERASI AGROBISNIS
TARUTAMA NUSANTARA“ dapat terselesaikan. Laporan hasil Praktek Kerja
Lapang (PKL) yang dilaksanakan di KOPERASI AGROBISNIS TARUTAMA
NUSANTARA di mulai tanggal 25 Agustus 2020 – 14 November 2020, disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya (A.Md.P)
pada Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan Jurusan Produksi Pertanian
Politeknik Negeri Jember.
Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, penulis ingin menyampaikan ucapkan terimakasih kepada :
5. Bapak Ir. Yoyok Prasetyo dan Bapak sukaryo selaku Direktur dan Manager
produksi serta seluruh karyawan KOPA TTN.
6. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa dan semangat serta
membatu dari segi materi.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan Praktek Kerja Lapang ini masih
kurang sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan dimasa mendatang. Semoga tulisan ini bermanfaat
khususnya bagi pembaca.
v
RINGKASAN
vi
dalam pelaksanaany jika tidak sesuai dengan SOP perusahaan akan menimbulkan
suatu masalah yang membuat kualitas daun akan menurun.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iv
PRAKATA..............................................................................................................v
RINGKASAN........................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
viii
3.1.1 Orientasi Lahan................................................................................18
3.3.1 penyiraman.......................................................................................21
3.3.2 Pemupukan.......................................................................................21
3.3.4 Kliping.............................................................................................22
ix
3.5.2 Pemasangan Patok Kompas.............................................................24
3.6 Penanaman.............................................................................................25
3.6.3 Tanam...............................................................................................27
3.7.1 Penyiraman.......................................................................................27
3.7.2 Penyulaman......................................................................................28
3.7.3 Pengguludan.....................................................................................28
3.7.4 Pemupukan.......................................................................................28
3.8.1 Pemetikan.........................................................................................29
x
3.9 Pembongkaran Lahan TBN..................................................................31
3.10.4 Pengeringan......................................................................................33
3.10.5 Romposan.........................................................................................34
3.11.3 Fermentasi........................................................................................36
3.11.4 Bir-Bir..............................................................................................37
xi
3.11.10 Nazien..............................................................................................40
3.11.11 Nameeten.........................................................................................40
3.11.12 Pengepakan......................................................................................41
4.5.1 Pemetikan.........................................................................................45
4.5.2 Pengangkutan...................................................................................48
4.5.3 Sujen.................................................................................................50
xii
5.1 Kesimpulan.............................................................................................57
5.2 Saran.......................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
LAMPIRAN..........................................................................................................61
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
xvii
BAB 1. PENDAHULUAN
Tembakau Bawah Naungan (TBN) merupakan salah satu bentuk dari rekayasa
teknologi dimana tembakau dapat menghasilkan produktivitas yang optimal
dengan menghasilkan daun tipis, elastis dan memiliki cita rasa daun yang khas.
Dengan adanya pemberian naungan waring, dapat menciptakan iklim mikro
sehingga mengurangi intensitas sinar matahari sebanyak 20 – 30 %. Hal tersebut
juga dapat menekan tingkat serangan hama dan penyakit yang sering menyerang
pada tanaman tembakau. Proses kegiatan dalam budidaya Tembakau Bawah
Naungan (TBN) juga menciptakan peluang pekerjaan yang luas dan dapat
memberikan penghasilan lebih bagi masyarakat sekitar.
1
2
Panen merupakan salah satu dari beberapa urutan pekerjaan tembakau bawah
naungan (TBN) yang memberikan kontribusi cukup penting dalam pencapaian
kualitas/mutu daun yang dikehendaki oleh pasar, dalam tahapan proses panen
mencakup beberapa kegiatan yaitu dari pemetikan, pengangkutan, sujen, rakit dan
menaikkan tembakau. Kegiatan pemanenan perlu diperhatikan dalam
pelaksanaanya jika tidak sesuai dengan SOP perusahaan akan menimbulkan suatu
masalah yang membuat kualitas daun akan menurun, dapat dicontohkan dalam
teknik pemetikan yang tidak dilakukan dengan memegang daun bagian pangkal
tangkai dan pemetikan dilakukan dengan mematahkan ke bawah yang nantiya
akan mengakibatkan daun yang sobek dan akan membuat batang tembaku
mengelupas yang menjadikan kualitas daun menurun, terganggunya
pertumbuhan tanaman dan kesehatan tanaman. Karena fungsi pemetikan dengan
cara memegang daun bagian pangkal tangkai dan mematahkan dengan gerakan 2
kali ke kanan dan ke kiri bertujuan untuk tetap menjaga kualitas daun dan
kesehatan tanaman.
2. Melatih berpikir lebih kritis antara teori yang di dapat di kampus dengan
pelaksanaan secara teknis dilapangan seperti ditempat PKL.
3. Menerapkan teori yang telah diperoleh selama dikampus pada kegiatan PKL.
Kepengurusan Kopa TTN pasa saat pendirinya pertama terdiri dari 4 orang
yaitu H.A. Ismail sebagai Ketua 1, H. Abdul Kahar Muzakir sebagai Ketua II,
Heru Tisdamarna sebagai Seketaris dan Soejitno Chandra Hasan sebagai
Bendahara. Pada tanggal 11 januari 1994 H.A. Ismail wafat, maka H. Abdul
Kahar Muzakir di tunjuk sebagai Ketua 1 sedangkan pada tanggal 15 Februari
2000 Heru Tisdamarna wafat, jabatan Seketaris diidi oleh Ir. Febriana Ananta
5
6
b. PT. Aneka Food Tatarasa Industri Probolinggo untuk komoditas pisang dan
nangka.
c. PT. GMIT Jember untuk komoditi White Burley dan produksi tanaman obat
(kumis kucing dan Valerina).
d. PTP. XXIX Jember, komoditi pisang ambon, wijen dan jasa konsultan.
1. Visi
Lembaga yang selalu mudah beradaptasi dengan pasar dunia, kokoh secara
teknis, keuangan yang efisien, SDM yang berkualitas dan mempunyai bidang
usaha lain yang mendukung.
2. Misi
RAT
BADAN
PENGAWASA
PENGURUS N
DIREKTUR
UTAMA
General Manajer
-staf umum
-Juru Umum Pemb
Adm -juru data
-Kurir &kurir -juru mgzn -mandor
USPM
-Sopir Sopir -satpam -tehnisi listrik -juru teknik
-Satpam -sopir -tehnisi mesin -juru
administrasi
1. Rapat Anggota
2. Pengurus
Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi dan yang berperan dalam
mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan kegiatan organisasi maupun usaha
koperasi. Pengurus mempunyai wewenang untuk memilih manajer dan karyawan
sebagai pengelola untuk dapat berjalannya fungsi usaha sesuai dengan ketentuan
yang ada, sebagaiman yang tercantum dalam pasal 32 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
10
5. Pembagian SHU
11
6. Keajaiban – keajaiban lain yang muncul yang tidak ada dalam rencana
awal.
3. Badan Pengawas
7. Memberikan saran dan pendapat serta usulan kepada pengurus atau rapat
anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.
4. Direksi
Dewan direksi yang ada di KOPA TTN jember terdiri dari 4 jabatan
penting yaitu antara lain direktur utama, direktur keuangan, direktur produksi dan
direktur personalia. Dan setiap masing direksi mempunyai tugas dan tangung
jawab masing seperti, Direktur utama berhubungan langsung dengan pengurus
perusahaan yang bertanggung jawab langsung pada koordinasi dan pengendalian
terhadap segala kegiatan dibidang administrasi, kepegawaian dan sekretaris.
Direktur keuangan bertugas sebagai pengawasan dalam operasional keuangan
perusahaan. Direktur produksi bertugas sebagai mengatur produksi tembakau
mulai dari on-farm sampai off-farm sedangakn Direktur personalia bekerja
langsung terkait dalam ketenagakerjaan dan sumber daya perusahaan.
Semua direksi ini saling berkoordinasi satu sama lain dibawah garis
komando dari pengurus KOPA TTN Jember. Dibawah direksi terdapat sekretaris
direksi dan penasehat direksi. Sekretaris direksi sendiri pun bertugas mengecek
seluruh transaksi yang berhubungan dengan operasional perusahaan, pembukuuan
dan laporan penerimaan dan pengeluaran perusahaan. Sedangkan penasehat
direksi merupakan kelengkapan organisasi yang bertugas dalam memberikan
pertimbangan dan usulan-usulan serta nasehat kepada direksi dalam usahanya
melaksanakan kebijakan KOPA TTN Jember.
5. General Manager
• Manager produksi
• Manager litbang
• Kepala kantor
6. Direksi
satman merupakan staf yang mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :
1. Bagian TBN I
2. Bagian TBN II
4. Bagian TBN IV
1. Lokasi TBN I
2. Luas Lahan TBN bagian I memiliki luas lahan total 20.785 dibagi menjadi
5 penataran yang dikelola oleh 1 SUB lapang :
a. Pancakarya A : 4.370
b. Pancakarya B : 3.899
c. Pancakarya C : 3.889
d. Pancakarya D : 4.345
e. Pancakarya E : 4.272
BAB 3. BUDIDAYA TEMBAKAU BAWAH NAUNGAN
a. Lahan subur
18
19
1. Pengukuran di Lahan
b. Mencatat dalam buku ukur mengenai data-data tanah yang akan diukur
meliputi nama pemilik lahan, alamat dan letak lahan, batas-batas lahan.
2. Menampilkan Gambar
maupun atap plastik yang sangat luas. di Kopa TTN sendiri menggunakan
kontruksi green house. Bedengan dibuat dengan arah memanjang utara selatan,
dengan ukuran panjang bedengan 15m, tinggi cagak tengah 3,5m dan tinggi cagak
samping 2m, adapun prosedur kerja sebagai berikut :
1. Membuat bedengan sesuai dengan ketetapan SOP di usahakan permukaan
padat dan rata.
2. Memasang bambu cagak dengan tinggi 3,5 (cagak tengah) dan 2m (cagak
samping).
3. Kemudian dipasang plastik UV dan waring.
3.3.1 penyiraman
Penyiraman pada pembibitan tembakau merupakan bagian dari pemeliharaan.
Hal ini terbukti bahwa pengaruh penyiraman sangat besar dalam perkecambahan
dan pertumbuhan bibit tanaman tembakau. adapun prosedur kerja penyiraman
sebagai berikut :
a. menyiapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu selang air yang
digunakan untuk proses penyiraman.
3.3.2 Pemupukan
Pemukupakan setelah sebar dengan penyemprotan larutan NPK 1gram/liter
mulai umur 10 hari setiap 5 hari sekali. Setiap 10 liter larutan untuk 3-5 bedengan
pembibitan sesuai umur dan besarnya bibit.
22
3.3.4 Kliping
Kliping adalah memotong daun tembakau menggunakan mesin yang
berfungsi untuk menyeragamkan pertumbuhan bibit. Dengan begitu terdapatnya
bibit yang seragam saat proses penanaman. Setelah dilakukan kliping dilakukan
peracunan agar mencegah tanaman terkena infeksi.
dengan cara penambahanan pupuk baik dari segi dosis dan interval
pemupukan, penyiraman.
3.6 Penanaman
a. memasang kenca (alat bantu) yang sudah diberi kleter atau tanda tepat
pada trocok tanam.
3.6.3 Tanam
Tujuan menanam yaitu satu lubang satu tanaman sehingga diharapkan
tanaman berdiri tegak, akar pada media dapat tertutup dengan sempurna. Pada
dasarnya bibit yang ditanam tidak boleh terluka di bagian manapun, karena luka
pada bagian tanaman akan menyebabkan tanaman dapat terinfeksi oleh penyaki.
Pelaksanaan kegiatan penanaman agar pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
b. Penanaman dilakukan mulai dari pagi pukul 06.30 -11.00 dan untuk
penanaman sore dimulai pukul 13.30 – 16.00.
3.7.1 Penyiraman
Penyiraman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air yang dibutuhkan
tanaman dan juga sebagai pelarut unsur hara yang berasal dari pupuk sehingga
dapat tersedia dan diserap oleh tanaman. Adapun prosedur penyiraman sebagai
berikut :
28
a. Penyiraman dilakukan pagi hdan sore hari sampai berumur 3 hari setelah
tanam.
d. Siraman berikutnya secara terpilih terhadap bibit kecil atau bibit sulaman
agar dapat mengejar sehingga mendapatkan tanaman yang seragam.
3.7.2 Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mempertahankan populasi tanaman persatuan
luas semaksimal mungkin. Penyulaman dilakukan yaitu dengan mengganti
tanaman yang mati baik oleh penyakit maupun karena luka mekanis. Penyulaman
dilakukan umur 1-10 hst, bibit sulaman menggunakan bibit dari bedengan atau
bibit yang sudah dipersiapkan dalam polybag sedang.
3.7.3 Pengguludan
Pengguludan bertujuan untuk menggemburkan tanah agar memudahkan
masuknya udara ke dalam tanah atau memperbaiki aerasi tanah, untuk
merangsang pertumbuhan akar, untuk mempermudahkan proses torapan dan
untuk mencegah terjadinya batang tanaman roboh. Pengguludan dilakukan
sebagai berikut :
3.7.4 Pemupukan
Tanaman tembakau harus mempunyai pertumbuhan yang tepat agar dapat
memberikan hasil yang memuaskan baik kuantitas maupun kualitas. Untuk itu
perlu pemupukan dalam jumlah yang tepat baik dosis maupun jenisnya.
Pemupukan dilakukan dua tahap yaitu :
a. Pemupukan Susulan I
Pupuk susulan I menggunakan KS dosisnya adalah 15 gram per tananaman
yang bertujuan mempercepat pertumbuhan. Dilakukan pada umur 12 HST.
b. Pemupukan Susulan II
29
Dilakukan pada tanaman umur 22 HST. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
KS 5 gram per tanaman diberikan sesuai kebutuhan lapang.
3.8.1 Pemetikan
Pemetikan mempunyai kontribusi yang cukup penting dalam terbentuknya
kualitas hasil produksi, maka pehaman tentang kriteria tanaman siap di petik
sangat diperlukan, karena pemetikan tepat masak akan menghasilkan daun yang
mempunyai daya bakar, aroma dan warna yang lebih baik dan jika dipetikan
masih muda akan menghasilkan daun yang pucat kehijauan, kurag supel dan
mudah berminyak begitu pun dengan pemetikan terlalu tua menghasilkan daun
yang kurang elastis.
a. Pelaksanaan pemetikan dilakukan pada pagi hari mulai jam 07.00 – 09.30
WIB.
Klasifikasi kelas daun tembakau terdiri dari daun KOS, KAK dan TNG,
jumlah daun tembakau pada tanaman yang pertumbuhannya baik biasanya
berjumlah 28 daun sampai lebih. Pemetikan dilakukan pada saat daun telah kesap
dari embun pagi dan pemetikan dimulai dari daun bawah (KOS) dan pemetikan
pun perlu adanya pengawasan yang ketat karena pemetikan yang salah dapat
31
a. Mengangkut keranjang yang sudah penuh dengan alat bantu pikul bambu
panjang.
lainnya yang nantinya akan membuat membusuk. Dalam satu STG (Satuan Tali
Goni) diisi ±30 lebar tergantung dengan ukuran daun tembakau.
d. Isikan satu dolok sebanyak 4 STG dengan jarak setiap STG ± 15 cm.
e. Perakitan harus cukup tegang, dimana tali yute jangan sampai terlalu
kendor.
h. Kerekan di tarik keatas dengan 2 orang yang sudah siap diatas kamar.
3.10.4 Pengeringan
Pengeringan (curing) adalah proses yang berlangsung sejak tembakau
dipetik dari tanaman sampai turun rompos dari gudang pengering. Tehnologi
34
3.10.5 Romposan
Merompos adalah menurunkan tembakau yang sudah cukup umur dan
kondisi layak rompos untuk dikirimkan ke gudang pengolahan. Umur turun
rompos untuk daun KOS minimal umur 18 hari, daun KAK I minimal umur 20
hari, daun KAK II dan TNG minimal umur 22 hari. Waktu peromposan dilakukan
pada saat daun dalam kondisi normal atau supel yaitu pada pagi hari, tempat
dilakukannya peromposan pun juga dalam keadaan ruangan cukup terang namun
tidak terpapar langsung oleh matahari. Berikut prosedur kegiatan peremposan dan
pengangkutan :
35
d. Mengikat setiap seluruh daun dalam satu STG dalam satu untingan
yang sudah di sortasi.
3. Filler 1
4. Filler 2
Dan selain itu juga memisahkan daun tembakau yang terdapat masih basah
atau ngotok untuk dilakukannya pengeringan kembali.
3.11.3 Fermentasi
Fermentasi adalah tahap penting dalam proses pengolahan tembakau agar
tercapainya kemasakan daun yang sesuai dan ngeluarkan aroma yang khas pada
daun tembakau. Fermentasi terdiri dari 4 stapel yaitu meliputi stapel Aging (AG),
Stapel A, Stapel B, Stapel C dan Stapel D . setiap masing-masing stapel
mempunyai ketentuan yang berbeda, hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
1 AG 1 1000 2 2x4 45 5 1
a. Stapel A
b. Stapel B
c. Stapel C
d. Stapel D
38
Stapel C yang dibongkar dan dibalek kembali akan menjadi stapel D dengan
isian yang sama ± 4000 kg, luas 4 x 4 m², suhu maksimal 50˚C dan umur
maksimal 20 hari.
3.11.4 Bir-Bir
Kegiatan bir-bir merupakan kegiatan membuka krosok tembakau hasil
fermentasi stapel B dengan sempurna agar mempermudah untuk menilai kualitas
dan utuh atau pecahnya krosok tembakau pada proses sortasi. Kegiatann bir-bir
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menyiapakan perlatan yang digunakan dalam kegiatan bir-bir yaitu berupa
bantal yang digunakan untuk alas membuka krosok. Kemudian membuka
untingan krosok tembakau hasil fermentasi.
2. Krosok tembakau dibuka satu-satu diatas bantal yang telah disiapkan,
Kegiatan ini dilakukan oleh 2 orang pekerja, dengan cara duduk saling
berhadapan.
3. Krosok tembakau yang untuh dengan yang pecah dipisahkan, sehingga daun
yang pecah di bir-bir dengan krosok yang pecah, maka sebaliknya juga untuk
krosok yang utuh.
4. Jika sudah memperoleh tumpukan krosok yang sudah dibuka maka, hasil
mebuka krosok diletakan dibawah bantal yang digunakan sebagi alas tadi.
Untuk krosok yang pecah, sebelum di letakan dibawah bantal, diunting
terlebih dahulu menggunakan tali rafia berwarna putih. Hasil bir-bir
diletakkan pada bandang atau papan untuk di proses ke tahap selajutnya
3.11.7 Sortasi II
Proses sortasi tahap II yaitu pengelompokan tembakau sesuai dengan
tingkat kualitas (kebersihannya) yaitu seperti Baik 1, Baik 2, Baik 3, Baik 4.
Setelah selesai dilakukan sortasi tahap II kemudian daun tembakau diikat kembali
dan distapel kembali disimpan untuk sementara dalam bentuk NAF.
3.11.9 Sortasi IV
Proses sortasi tahap IV yaitu dilakukan pengelompokan tembakau dengan
cara tangga warna untuk mendapatkan keseragaman warna, proses ini dikenal
dengan proses detail warna. Pengelompokan detail warna berdasarkan tangga
warna yaitu : KP (kuning pucat), K (kuning), M (merah), MM( merah tua), MU
40
(merah keunguan), BP (biru pucat), B (biru), BB (biru tua), BBU (biru tua
keunguan).
Selanjutnya hasil detail warna tahap IV digambang, proses gambang
adalah pengelompokan tembakau yang sudah sama kualitas dan warnanya sesuai
dengan panjang pendek dan hasilnya kemudian diunting dan dilakukan
penimbangan. Hasil sortasi selanjutnya dikelompokkan menurut ukuran (1+, 1,
2+, 2, 3/3+), hasil pengukuran ditumpuk kembali pada bandang sesuai
kelompoknya masing-masing dan selanjutnya disigir diruang fermentasi sebagai
bahan nazien.
3.11.10 Nazien
Merupakan kegiatan menyeragamkan krosok tembakau berdasarkan warna,
ukuran dan mutu yang merupakan pakanan dari sortasi tahap IV. Kegiatan ini
dilakukan pada setiap untingan sebelum dimasukkan dalam box atau bal. Prosedur
kegiatan nazien adalah sebagai berikut :
3.11.11 Nameeten
Merupakan tahapan yang berfungsi untuk megecek hasil dari nazien.
Tujuan kegiataan nameeten adalah mensortasi krosok tembakau yang tidak
memiliki ukuran mutu, warna dan ketebalan yang sama sehingga dapat dihasilkan
krosok tembakau yang seragam dalam 1 karton atau bal. krosok tembakau yang
tidak sesaui dikeluarkan kemudian dikembalikan ke tahap nazien. Prosedur
melakukan nameeten adalah sebagai berikut :
3.11.12 Pengepakan
Merupakan tahap akhir dari kegiatan nameeten yang akan dijual dan
dipasarkan melalui pasar ekspor. Tujuan kegiatan pengepakan adalah
memasukkan untingan krosok tembakau yang seragam party merk, kemudian ukur
ke dalam karton atau bal dengan berat 50kg - 100kg dan di press pada tekanan
tertentu. Prosedur Dalam melakukan kegiatan pengepakan adalah sebagai berikut :
42
43
Dalam pelaksanaan panen Non produksi pada kriteria daun yang menempel
tanah dilakukan pemetikan minimal 1kali putara ( 1-2 lembar), sedangkan untuk
tanama yang daunnya terserang penyakit maka dilakukan pemetikan pada seluruh
daun. Adapun tujuan dari panen Non produksi dilakukan yaitu :
3. Ujung helai daun sudah merunduk atau kedudukan daun sudah malang.
Panen tepat masak akan menghasilkan daun yang mempunyai daya bakar,
aroma dan warna yang lebih baik ari pada daun yang belum masak, sedangkan
panen terlalau muda akan menghasilkan daun pucat kehijauan, kurang supel dan
mudah berminya/glassy begitu juga dengan pemetikan terlalu tua akan
menghasilkan daun yang kurang elastis, warna kotor dan bobotnya kurang, maka
perlu adanya petak kutip untuk dapat menghasilkan panen terjadwal yang sesuai
kemasakannya.
44
Pembagian petak kutip dilakukan dengan bertujuan agar jadwal panen dapat
berjalan dengan tertib yang berhubungan juga terhadap pemakaian tenaga kerja
serta pengisian gudang pengering, setiap lahan tanam dibagi dalam ± 3 petak kutip
dengan berdasarkan tingkat pertumbuhan tanaman.
1. Jika hujan diatas 5ml panen diliburkan 1 hari untuk hari pertama hujan,
namun hujan pada hari ke 2 panen tetap dilanjutkan namun menunggu
daun sudah dalam kondisi kesep dimana untuk menghindari terjadinya
tembakau mudah busuk dan glassy atau memar.
2. Jika hujan dibawah 5ml panen tetap dilakukan namun pemetikan dikurang
1 lembar
3. Penataan pada gudang pengering hasil panen saat hujan pun harus ditata
secara berdiri dengan pangkal daun berada di posisi bawah , dapat dilihat
seperti gambar 4.1 di bawah ini
45
4.5.1 Pemetikan
Daun tembakau terdapat klasifikasi daun yaitu daun KOS,KAK, dan TNG
jumlah daun tembakau pada tanaman yang baik biasanya berjumlah 28, klasifikasi
daun dapat dilihat seperti gambar tabel dibawah :
Cuci Kaki 2 2 2 2
KOS 4 4 6 6
KAK 6 6 6 8
TNG 6 8 8 8
PUT 4 4 4 4
Jumlah 22 24 26 28
Setiap pemetikan satu harinya hanya dilakukan pemetikan satu kelas daun
jika tidak memungkinkan maka dahulukan kedudukan daun yang paling bawah,
kegiatan ini bertujuan agar mendapatkan keseragaman saat proses di gudang
pengering. Ketertipan saat pemetikan sangat ditekankan di karena daun tembakau
mudah rusak atau pecah. Pemetikan dilakukan dengan berurutan dari petak I,
petak II, petak III sesuai dengan demikian petikan dapat menghasilkan seragam
kemasakannya. Adapun prosedur kerja pemetikan sebagai berikut :
4.5.2 Pengangkutan
Dengan tetap berpedoman dengan terjaminnya mutu daun tembakau yang
telah dipanen, maka keamanan saat pengangkutan perlu diperhatikan. Hasil panen
diangkut dengan menggunakan pick up atau truck tergantung dengan jarak lahan
ke gudang. Kendaraan yang dipergunakan untuk pengangkutan perlu dilengkapi
dengan adanya rak dan penutup agar nantinya saat perjalanan ke gudang daun
terhindar dari sinar matahari dan tidak tidak terjadi saling bersentuhan antar
keranjang maka di dalamnya disiapkan galur-galus (rak) sebagai pembatas antar
keranjang untuk menghindari tekanan yang berakibat lecet pada daun akibat
gesekan/ tekanan keranjang diatasnya.
4.5.3 Sujen
Setelah dilakukan pemetikan dilahan dan proses pengangkutan menuju ke
gudang pengering dan telah dilakukan penimbangan segera dilakukan proses
pengeluaran daun hasil panen dari keranjang agar nantinya tidak terjadi
penurunan kualitas jika terlalu lama di dalam keranjang, sebab daun hijau yang
baru dipetik terjadi percepatan respirasi. Penempatan daun hasil panen di gudang
pengering ditempatkan pada bandang yang dibuat seperti meja yang sudah
disiapkan ditempat yang teduh. Kemudian dilakukan tahapan sortasi daun yang
tidak terlalu mendetail baru kemudian dapat dilakukan penyundukan atau sujen
dengan menggunakan tali yute (goni). Alat yang digunakan kegiatan sujen adalah
bandang, meja, jarum (taji) dan tali goni. Adapun prosedur kerja dalam tahapan
sujen (penyundukan) sebagai berikut :
2. Selanjutnya mengikatkan ujung tali goni yang berisi hasil sujenan pada
setiap dolok, isian perdolok di isi sebanyak 4 STG (satuan tali goni)
dengan jarak antar STG 10cm. Kegiatan ini dilakukan dengan
berpasangan, pengikatan tali goni ini harus cukup tegang dimana tali
yute (goni) jangan sampai terlalu kendor.
4. Dolok yang sudah penuh dengan isian 4 STG kemudian diangkat oleh
2 orang dengan menjaga agar tidak terkena tanah, menempatkan dolok
pada tampar berkolong untuk diletakkan pada setiap galangan.
Kemudian tampar di tarik oleh 2 orang yang sudah berada di atas
untuk dilakukan pengisian kamar gudang pengering. Pengisian tiap
kamar dilakukan mulai dari bagian tengah menuju kesamping. Setiap
galangan per kamar berisi 4 dolok dengan kapaisat tiap kamar adalah
132 dolok 528 STG. Kegiatan ini dapat di lihat pada gambar 4.14 di
bawah ini
56
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama 3 bulan di
Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara Jember Di dapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
57
5.2 Saran
1. Mahasiswa sebaiknya dapat mengikuti semua kegiatan budidaya tanaman
tembakau yang terdapat di kebun KOPA TNN Jember sehingga
diharapkan dapat mengetahui cara budidaya tembakau yang baik
meskipun pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal.
60
LAMPIRAN
61