Anda di halaman 1dari 74

Daftar Bahan Aktif Pembasmi Hama Kutu

Diterbitkan May 4, 2015 dalam kategori Pestisida oleh azzamy


Berbagai Macam Bahan Aktif Pembasmi Hama Kutu
Pestisida – Sekedar menambah pengetahuan tentang bahan aktif pestisida yang mampu melawan
hama dari jenis kutu-kutuan. mitalom kali ini ingin berbagi tentang berbagai macam jenis bahan aktif
pestisida yang bisa digunakan untuk membasmi hama tanaman jenis kutu-kutuan (Tungau/mite,
Aphids, Thrips atau kutu kebul).

Daftar Bahan Aktif Akarisida Pembasmi


Kutu,Tungau dan Mite
Jenis pestisida yang berfungsi untuk membunuh hama kutu disebut akarisida. Akarisida jenis
pestisida yang berasal dari kata akari dalam bahasa yunani yang berarti tungau atau kutu, dalam
fungsinya untuk membunuh hama tungau atau hama kutu.
Pada daftar bahan aktif dibawah ini tidak semuanya termasuk bahan aktif akarisida. Daftar bahan
aktif ini dibuat berdasarkan dari data yang tertera pada kemasan produk yang tersebut dalam contoh
produk. Yang menyebutkan bahwa produk tersebut mampu membasmi hama dari jenis kutu-kutuan.
Berikut ini adalah daftar berbagai macam bahan aktif pestisida pembasmi hama kutu yang mitalom
sajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah pemahaman.
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Mulai hasilkan uang online nyata


Berkat trik ini, Anda bisa menjadi miliarder dalam waktu 2 bulan!

Cerita jutaan-dollarnya akan kejutkan anda!

Gadis menghasilkan Rp 30 juta/hari dengan hal gila ini

Daftar Bahan Aktif Pembasmi Hama Jenis Kutu-Kutuan


No
Urut Bahan Aktif Contoh Produk

1 Abamektin Starmek 18EC-Jargon 20EC-


Abacel 18EC-Mitigate 18EC-
Agrimex 18EC-Numectin 20EC-
Cronus 18EC-Alfamex 18EC-
Caleb Tin 18EC-Catez 18EC-
Demolish 18EC

2 Amitraz Rotraz 200EC-Mitac

3 Beta Sipermetrin Chix 25EC

4 Chlorpyrifos Chlormite 400EC-Columbus


600EC-Dursban 200EC-Posban
200EC

5 Diazinon Diazinon 60EC

6 Dimetroat Dimaside 400EC

7 Diafentiuron Pegasus 500EC

8 Dikofol Kelthane 200EC

9 Emamektin Partner 85EC

10 Imidakloprid Caleb Tsan 28EC-Confidor 5WP-


Winder 25WP-Imidor 50SL-
Klopindo 10WP-Kimida 10WP-
Topdor 10WP

11 Klorfenapir Ludo 310EC-Rompes 250EC


Daftar Bahan Aktif Pembasmi Hama Jenis Kutu-Kutuan

No
Urut Bahan Aktif Contoh Produk

12 Lamda Hamador 25EC-Hamasid 25EC


Sihalotrin

13 Metomil Dangke 40WP-Lannate 25WP-


Yanet 27WP-Metin 40SP

14 Mercaptodimetur Mesurol 50WP

15 Piridaben Samite 135EC

16 Profenofos Biocron 500EC-Buzzer 500EC-


Curacron 500EC-Profile 430EC-
Detacron 500EC

17 Proparqit Omite 570EC

18 Spinetoram Endure 120EC

19 Tetradifon Tedion 75EC

Baca juga Review Insektisida Regent 50 SC

Itulah daftar beberapa bahan aktif serta contoh produk pestisida yang bisa digunakan untuk
membasmi hama kutu atau mite. Data diperoleh dari hasil penelusuran produk pestisida diberbagai
toko saprotan dan sumber lain. Informasi diatas dibuat berdasarkan data dan informasi yang tertera
pada kemasan produk tersebut.
Semoga bermanfaat….
Salam mitalom !!!

Review Akarisida Demolish 18 EC


Diterbitkan July 13, 2015 dalam kategori Review oleh azzamy
Demolish 18 EC
Review – Demolish 18 EC adalah akarisida berbahan aktif abamectin yang ampuh untuk
mengendalikan hama pada tanaman cabe, tomat dan tembakau. Demolish 18 ECdiciptakan khusus
untuk mengendalikan hama dari jenis kutu-kutuan (akarisida) antara lain Trhips, Kutu daun dan
Tungau. Demolish 18 EC juga sangat efektif untuk mengendalikan hama wereng coklat dan
ulat. Demolish 18 EC bekerja secara kontak dan lambung, sehingga mampu mengendalikan hama
secara cepat dan tepat sasaran.

Demolish 18 EC, Akarisida Pengendali Kutu


(Kutu Kebul, Aphids, Trhips, Tungau), Ulat dan Wereng Coklat
Spesifikasi
– Merk Dagang : Demolish 18 EC
– Bahan aktif : Abamectin 18g/l
– Formulasi : EC (Emulsible Concentrate)/cairan pekat
– Warna : Hitam kecoklatan
– Cara Kerja : Kontak dan Lambung
– Jenis : Insektisida/Akarisida
– Produsen : PT. Dharma Guna Wibawa
Harga (harga distributor)
50 ml : Rp. 43.500,-
100 ml : Rp. 76.950,-
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Mulai hasilkan uang online nyata


Berkat trik ini, Anda bisa menjadi miliarder dalam waktu 2 bulan!

Cerita jutaan-dollarnya akan kejutkan anda!

Gadis menghasilkan Rp 30 juta/hari dengan hal gila ini


Tentang Demolish 18 EC dan kemampuannya mengendalikan hama :
1. Harga terbilang mahal jika dibandingkan dengan insektisida lainnya, namun sebanding dengan
kemampuannya,
2. Formulasi EC (Emulsible Concentrate)/cairan pekat yang mudah larut dalam air,
3. Larutan Demolish 18 EC tidak meninggalkan endapan sehingga tidak menimbulkan
penyumbatan pada alat semprot,
4. Bekerja secara kontak dan lambung, sehingga mampu mengendalikan hama dengan cepat dan
tepat sasaran,
5. Bahan aktif abamectin sangat efektif digunakan untuk mengendalikan semua jenis hama kutu
(Aphids/Kutu daun, Thrips, kutu kebul dan Tungau),
6 Efektif mengatasi keriting daun pada tanaman (terutama tanaman cabe),
7. Hemat digunakan, karena dosis penggunaan Demolish 18 EC sangat kecil yakni hanya 0,5
ml/liter air,
8. Hama sasaran sangat luas, tidak hanya mengendalikan hama kutu Demolish 18 EC juga ampuh
untuk mengendalikan hama lainnya,
9. Efektif untuk mengendalikan hama ulat dan wereng pada tanaman padi,
10. Tidak berbau menyengat, sehingga tidak mengganggu pengguna,
11. Memiliki daya lekat tinggi dan tidak mudah tercuci air hujan,
12. Bisa disimpan dalam waktu yang lama,
13. Efektif mengendalikan kutu kebul (vektor virus gemini) dan menurunkan resiko serangan
penyakit virus kuning/bulai.

Baca juga Virus Gemini Penyebab Keriting Bule

Demolish 18 EC mampu mengendalikan hama pada berbagai macam dan jenis tanaman, terutama
cabe, tomat, terong, padi, anggur, jeruk, kubis, tembakau dan sebagainya. Walaupun harga
terbilang mahal, namun hemat dalam penggunaan sehingga bisa menekan biaya produksi. Harga
mahal tersebut bisa ditebus dengan kemampuannya mengendalikan hama secara cepat dan tepat
sasaran.
Demikian tentang Demolish 18 EC, semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Daftar Akarisida Yang Direkomendasikan Untuk Tanaman


Cabai Merah
Diterbitkan April 2, 2016 dalam kategori Hama & Penyakit Tanaman, Pestisida oleh azzamy
Akarisida Untuk Tanaman Cabai
Pestisida – Pemerintah sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk mensejahterakan
petani. Salah satu upaya tersebut adalah dengan diterbitkannya buku yang berisi daftar pestisida
yang diizinkan untuk digunakan pada budidaya tanaman bawang merah dan tanaman cabai. Pada
buku tersebut terdapat ratusan jenis pestisida (insektisida, fungisida, akarisida, bakterisida) yang
direkomendasikan oleh pemerintah. Daftar pestisida untuk tanaman cabai berikut ini terdapat pada
buku yang sama dengan daftar pestisida untuk tanaman bawang merah (Baca disini : Daftar
Pestisida Yang Direkomendasikan Untuk Tanaman Bawang Merah), tapi karena saya anggap
terlalu panjang maka saya buat dua postingan. Agar lebih mudah dipahami, postingan saya bagi
dua berdasarkan jenis tanamannya, yaitu bawang merah dan cabai merah. Daftar pestisida untuk
bawang merah sudah saya posting beberapa waktu lalu, dan bisa anda baca dengan mengklik link
diatas.
Daftar pestisida untuk tanaman cabai berikut ini saya kutip dari buku yang berjudul “Daftar Pestisida
yang Terdaftar dan Diijinkan pada Tanaman Bawang Merah dan Cabai Merah Berdasarkan Cara
Kerjanya“. Buku tersebut diterbitakn oleh Komisi Pestisida Kementrian Pertanian Republik Indonesia
pada tahun 2012 yang lalu. Buku yang disusun oleh Tony K. Moekasan dan Laksminiwati
Prabaningrum tersebut diterbitkan dengan tujuan untuk membantu petani dalam memilih dan
menggunakan pestisida yang tepat untuk tanaman mereka. Penggunaan satu jenis pestisida secara
terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama akan berdampak negatif terhadap iklim budidaya
tanaman, yaitu timbulnya resistensi hama atau penyakit terhadap bahan aktif tertentu.
Dengan diterbitkannya buku tersebut diharapkan masyarakat petani memiliki pengetahuan yang
cukup akan perlunya rotasi atau pergiliran penggunaan bahan aktif pestisida. Namun sayangnya
hanya sedikit petani yang bisa mendapatkan buku tersebut, oleh karena itu saya membuat
postingan ini dengan tujuan untuk membantu saudara-saudar yang tidak atau belum memiliki buku
tersebut. Berikut ini daftar hama kutu tanaman cabai beserta jenis Insektisida / Akarisida yang
direkomendasikan oleh pemerintah.
1. Pestisida Untuk Hama Trips (Thrips parvispinus)

Insektisida untuk Hama Trips

No Bahan Aktif Merk Dagang Kode Cara Kerja

1 Abamectin Agrimec 18 EC 6

2 Abamectin Aspire 18 EC 6

3 Abamectin Demolish 18 EC 6

4 Abamectin Indomektin 20 EC 6

5 Abamectin Isigo 18 EC 6

6 Abamectin Kiliri 20 EC 6
Insektisida untuk Hama Trips

No Bahan Aktif Merk Dagang Kode Cara Kerja

7 Abamectin Matros 18 EC 6

8 Abamectin Numection 20 EC 6

9 Abamectin Phoscormite 18 EC 6

10 Abamectin Rutin 18 EC 6

11 Abamectin Sidamec 20 EC 6

12 Abamectin Stadium 18 EC 6

13 Abamectin Starmek 18 EC 6

14 Abamectin Supemec 18 EC 6

15 Alfa-sipermetrin Bestox 50 EC 3A

Baca juga Cara Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Cabe

16 Alfa-sipermetrin BM Alpha 100 EC 3A

17 Alfa-sipermetrin Faster 15 EC 3A

18 Alfa-sipermetrin Tetrin 36 EC 3A
19 Alfa-sipermetrin Valiant 50 EC 3A

20 Alfa- Atatte 210 EC 3A+1B


sipermetrin+Profenofos

21 Amitraz Lavista 200 EC 24A

22 Asefat Dafat 400 SL 1B

23 Beta-siflutrin Mastarin 25 EC 3A

24 Deltametrin Decis 25 EC 3A

25 Deltametrin Delta 25 EC 3A

25 Deltametrin Sancis 25 EC 3A

27 Deltametrin Sidacis 25 EC 3A

28 Diafenturon Pegasus 500 EC 12A

29 Dimetoat BM Suchtion 400 EC 1B

30 Dimetoat Danadim 400 EC 1B

31 Dimetoat Decafen 400 EC 1B

32 Dimetoat Destan 400 EC 1B


33 Dimetoat Dimacide 400 EC 1B

34 Dimetoat Kanon 400 EC 1B

35 Dimetoat Perfectan 425 EC 1B

36 Dimetoat Sidajos 430 EC 1B

37 Dimetoat Toxafine 400 EC 1B

38 Etion Mition 500 EC 1B

39 Fenpropatrin Fenthrin 50 EC 3A

40 Fenvalerate Fenval 200 EC 3A

41 Fipronil Destar 50 SC 2B

42 Fipronil Fipros 55 SC 2B

43 Fipronil Regent 50 SC 2B

44 Imidakloprid Abuki 50 SL 4A

45 Imidakloprid Amirid 200 SL 4A

46 Imidakloprid Bima 10 WP 4A

47 Imidakloprid Caleb Tsan 28 EC 4A


48 Imidakloprid Confidor 200 SL 4A

49 Imidakloprid Deluose 200 SL 4A

50 Imidakloprid Imar 200 SL 4A

51 Imidakloprid Imidaplus 200 SL 4A

52 Imidakloprid Interprid 200 SL 4A

53 Imidakloprid Jellin 200 SL 4A

54 Imidakloprid Lanidor 200 SL 4A

55 Imidakloprid Paztidor 200 EC 4A

56 Imidakloprid Rudor 200 SL 4A

57 Imidakloprid Starfidor 5 WP 4A

58 Imidakloprid Tygra 200 SL 4A

59 Imidakloprid Winder 25 WP 4A

60 Imidakloprid+Betasiflutrin Solomon 300 OD 4A+3A

Baca juga Mengenal Lebih Dekat Tentang Hama Thrips


61 Karbosulfan Jagabaya 200 EC 1A

62 Karbosulfan Marshal 200 EC 1A

63 Kartap Hidroklorida Kristal 50 WP 14

64 Kartap Hidroklorida Padan 50 SP 14

65 Klorfenapir Akosu 100 SC 1B

66 Klorfenapir Rampage 100 SC 1B

67 Klorpirifos Farin 200 EC 1B

68 Klorpirifos Magu 420 EC 1B

69 Klorpirifos Posban 200 SC 1B

70 Klorpirifos Radiant 200 SC 1B

71 Klorpirifos+Sipermetrin Nurelle D 500/50 EC 1B+3A

72 Lamda-sihalotrin Matarin 25 EC 3A

73 Lamda-sihalotrin Setor 40 EC 3A

74 Malation Fyfanon 440 EW 1B

75 Profenofos Anwafin 500 EC 1B


76 Profenofos Curacron 500 EC 1B

77 Profenofos Electric 500 EC 1B

78 Profenofos Indocron 500 EC 1B

79 Profenofos Masicron 500 EC 1B

80 Profenofos Tabard 500 EC 1B

81 Propoksur Poksindo 200 EC 1A

82 Protiofos Tokuthion 500 EC 1B

83 Piraklofos Voltage 560 EC 1B

84 Sipermetrin Done 200 EC 3A

85 Sipermetrin Exocet 50 EC 3A

86 Sipermetrin Fastrin 100 EC 3A

97 Sipermetrin Sopeton 108 EC 3A

88 Sipermetrin Tombak 189 EC 3A

KONTEN MENARIK LAINNYA


by
Cara baru untuk hasilkan uang online dan jalani kehidupan baik

Jutawan Indonesia ingin sembunyikan trik ini

Seorang istri kehilangan 34.2 kg dirumah tanpa melakukan apapun


Lupakan batasan uang setelah membaca ini
2. Daftar Akarisida/Insektisida Untuk Kutu Daun (Myzus persicae atau Aphis gossypii)

3. Daftar Akarisida/Insektisida Untuk Tungau (Polyphagotarsonemus latus atau Tetranychus sp.)

4. Daftar Akarisida/Insektisida Untuk Kutu Kebul (Bemisia tabaci)


Bersambung….

Review Insektisida Regent 50 SC


Diterbitkan July 26, 2015 dalam kategori Pestisida, Review oleh azzamy
Insektisida Regent 50 SC

Regent 50 SC
Review – Regent 50 SC adalah insektisida sistemik yang bekerja secara kontak dan lambung yang
dilengkapi dengan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada
berbagai jenis tanaman seperti Semangka, Kubis, Cabai, Gambas, Anggur, Tomat, Kacang
Panjang, Paria, Wortel, Brokoli, Sawi, Timun dan Tembakau. Regent 50 SC dibuat dengan
formulasi SC dan berbahan aktif Fipronil 50 gr/l. Insektisida Regent 50 SC berbentuk cairan
berwarna putih yang tidak berbau tajam dan dapat disuspensikan dengan air.
Spesifikasi :
– Merk Dagang : Regent 50 SC
– Bahan aktif : Fipronil 50 g/l
– Formulasi : SC
– Warna : Putih
– Cara Kerja : Kontak dan Lambung
– Jenis : Insektisida
– Produsen : BASF The Chemical Company
Harga (harga distributor)

by
100 ml : Rp. 27.850,-
250 ml : Rp. 58.500,-
500 ml : Rp. 115.650,-
Tanaman dan Hama Sasaran* :
1. Cabai : Kutu daun, trhips
2. Jagung : Belalang (Locusta sp.)
3. Jeruk : Kutu Loncat (Diaphorina citri)
4. Kacang Panjang : Penggerek Polong (Maruca testutalis)
5. Kakao : Penggerek Buah (Canopomorpha cramerella)
6. Kelapa Sawit : Rayap Tanah (Coptotemes curvignathus)
7. Kentang : Thrips, Kutu daun
8. Kubis : Perusak Daun (Plutella xylostella)
9. Semangka : Thrips
10. Kedelai : Penggulung Daun, Kepik Hijau
11. Tebu : Penggerek Pucuk (Scirpophaga nivella)
12. Padi : Wereng Coklat, Walang Sangit
Plus Minus Insektisida Regent 50 SC

KEUNGGULAN :
+ Harga yang terjangkau
+ Berbentuk cairan yang mudah larut dalam air, tidak menimbulkan endapan dan tidak menimbulkan
penyumbatan pada alat
semprot,
+ Bekerja secara kontak dan lambung, sehingga lebih cepat bereaksi dan efektif untuk
mengendalikan hama dengan mobilitas
tinggi misalnya belalang dan penggerek daun,
+ Sangat efektif untuk mengendalikan ulat grayak
+ Efektif menghalau jangkrik yang mengganggu tanaman muda
+ Lumayan irit, dosis penggunaan mulai dari 1 ml/liter air

Baca juga Review Fungisida Bion M 1/48 WP

+ Tidak berbau tajam, sehingga tidak menggangu pengguna


+ Efektif mengendalikan ulat penggerek polong dan ulat penggerek bunga
+ Efektif mengendalikan kumbang penggerek daun / oteng-oteng
+ Dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh (ZPT)
KEKURANGAN
– Tidak mampu mengendalikan hama Thrips dan kutu daun seperti klaim perusahaan
– Kurang efektif untuk mengendalikan wereng coklat
– Tidak berbau tajam, sehingga tidak efektif untuk menghalau lalat buah dan hama dengan mobilitas
tinggi lainnya
– Tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama (mudah rusak jika segel sudah terbuka)
Salah satu kelebihan yang mencolok pada insektisida Regent 50 SC adalah kandungan ZPT nya,
tidak banyak insektisida sejenis yang dilengkapi dengan ZPT. Sehingga selain membasmi hama,
insektisida Regent 50 SC juga menyuburkan dan merangsang pertumbuhan tanaman. Semoga
bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Jenis-jenis Hama Penggerek Batang Padi (SUNDEP dan


BELUK) dan Cara Pengendaliannya
Diterbitkan December 16, 2016 dalam kategori Hama & Penyakit Tanaman oleh azzamy

A. Hama Penggerek Batang Padi

Gambar 1 : Gejala serangan hama penggerek batang


padi (Sundep dan Beluk)

Hama & Penyakit – Hama penggerek batang adalah salah satu organisme pengganggu yang
utama pada tanaman padi. Aktifitas penggerek batang padi dipengaruhi oleh suhu, kelembaban
udara, cahaya dan angin. Populasinya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim maupun suhu, yaitu
mengalami masa istirahat yang bertepatan dengan musim panas dan musim dingin. Ngengat
penggerek batang aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya. Pengendalian penggerek
batang padi berpedoman pada sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yaitu suatu usaha
menurunkan populasi hama sampai pada batas yang tidak merugikan secara ekonomi dengan
mengkombinasikan penggunaan berbagai cara pengendalian yang saling menunjang, mudah
dilakukan, memberikan keuntungan ekonomis maksimal serta aman terhadap manusia dan
lingkungan. Penggerek batang padi merupakan hama yang menyerang tanaman padi pada semua
fase pertumbuhan tanaman mulai dari pesemaian hingga menjelang panen

B. Gejala Serangan Hama Penggerek Batang Padi


Hama penggerek batang adalah salah satu hama paling berbahaya pada tanaman padi, hama ini
bisa menyerang tanaman padi mulai dari persemaian, fase vegetatif, fase generatif hingga
menjelang panen. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan fase
tanaman bunting. Berikut ini gejala-gejala serangan hama penggerek batang padi :
a). Pada tanaman fase vegetatif larva memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk
layu, kering mati, dan gejalanya vegetatif disebut sundep.
b). Gejala serangan pada fase generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang
disebut beluk.

C. Jenis-jenis Hama Penggerek Batang Padi


Di Indonesia ditemukan 6 jenis hama penggerek batang padi, terdiri dari 1 jenis famili Noctuidae dan
5 jenis famili Pyralidae. Namun yang sering dijumpai dilapangan dan sering menyerang tanaman
padi hanya 4 jenis, yaitu : penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih,
penggerek batang padi merah jambu dan penggerek batang padi bergaris. Keempat jenis hama
penggerek batang padi tersebut memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda dalam penyebaran dan
bioekologi. Tetapi jenis-jenis hama penggerek tersebut memiliki kemiripan dalam hal cara
menyerang tanaman serta akibat yang ditimbulkannya. Semua spesies penggerek batang padi
dalam siklus hidupnya memiliki masa metamorphose sempurna dimulai dari fase telur, larva, pupa,
dan ngengat. Fase larva adalah yang berperan menjadi hama karena dalam hidupnya memperoleh
makanannya dengan cara menggerek tanaman padi dan menimbulkan kerusakan.

D. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Hama Penggerek Batang Padi

1. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga incertulas (Walker) –
(Lepidoptera : Pyralidae)

Gambar 2 : penggerek batang padi kuning

Telur

• Jumlah telur 50-150 butir per kelompok


• Ditutupi rambut halus berwarna coklat kekuningan
• Diletakkan malam hari (pukul 19.00-22.00) selama 3-5 malam sejak malam pertama
• Keperidian 100-600 butir tiap betina
• Stadium telur 6-7 hari

Baca juga Hama dan Penyakit Tanaman Padi Paling Berbahaya


Larva
• Putih kekuningan sampai kehijauan
• Panjang maksimum 25 mm
• Stadium larva 28-35 hari
• Terdiri atas 5-7 instar
Pupa
• Kekuning-kuningan atau agak putih
• Kokon berupa selaput benang berwarna putih
• Panjang 12-15 mm
• Stadium pupa 6-23 hari
Imago/Ngengat
• Ngengat jantan mempunyai bintik-bintik gelap pada sayap depan
• Ngengat betina berwarna kuning dengan bintik hitam di bagian tengah sayap depan
• Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm
• Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik cahaya
• Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km
• Lama hidup ngengat 5-10 hari dengan siklus hidup 39-58 hari
Larva keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun.
Larva yang baru muncul (instar 1) biasanya menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan
benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau
permukaan air. Larva kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang.
Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya dengan cara membuat
gulungan ujung daun, menjatuhkan diri ke permukaan air dan memencar ke rumpun yang lain. Larva
instar akhir tinggal di dalam batang sampai stadium pupa. Sebelum menjadi pupa, larva membuat
lubang keluar pada pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi membran tipis
untuk jalan keluar setelah menjadi imago. Disebut penggerek batang padi kuning karena imago atau
kupunya berwarna kuning.
Karakteristik penggerek batang padi kuning :
• Kelompok telur diletakkan pada daun bagian ujung
• Hanya seekor larva dalam satu tunas
• Pupa berada di dalam pangkal tunas di bawah permukaan tanah
• Tanaman inang utama adalah padi dan tanaman padi liar
Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh
keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi yang ditanam, dan musuh alami yaitu
parasitoid, predator, dan patogen.

2. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Putih, Scirpophaga innotata (Walker) –
(Lepidoptera : Pyralidae)

Gambar 3 : penggerek batang padi putih


Telur
• Jumlah telur 170-260 butir/kelompok
• Diletakkan dipermukaan atas daun atau pelepah
• Mirip telur penggerek batang padi kuning
• Ditutupi rambut halus, berwarna coklat kekuning-kuningan
• Stadium telur 4-9 hari
Larva
• Mirip larva penggerek batang padi kuning
• Panjang maksimal 21 mm
• Putih kekuningan
• Stadium larva 19-31 hari (kalau mengalami diapause dapat berlangsung 3 bulan)
Pupa
• Stadium pupa 6-12 hari
Imago/Ngengat
• Wama putih
• Panjang betina 13 mm dan jantan 11 mm
• Tertarik cahaya
Pada musim kemarau larva instar akhir tidak langsung menjadi pupa, tetapi mengalami diapause
dalam pangkal batang singgang atau tunggul. Hal ini biasanya terjadi di daerah tropis yang memiliki
perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Lamanya istirahat tergantung pada lamanya
musim kemarau.Setelah turun hujan dan tanah lembab, larva yang berdiapause akan menjadi pupa
dan selanjutnya menjadi ngengat. Ngengat atau kupu berwarna putih, keluar dari pupa dalam
periode waktu yang relatif bersamaan dan meletakkan telur di persemaian.

Baca juga Hama dan Penyakit Tanaman Padi Paling Berbahaya

Karakteristik penggerek batang padi putih :


• Kelompok telur, larva, dan pupa mirip penggerek batang padi kuning
• Larva mampu berdiapause selama musim kemarau di dalam pangkal batang singgang/tunggul
• Masa terbang ngengat pada awal musim hujan terjadi hampir bersamaan
• Tanaman inang adalah padi, padi liar, beberapa jenis rumput dan tebu
Dinamika populasi penggerek batang padi putih sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan
terutama faktor iklim (curah hujan), irigasi, dan musuh alami.
3. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Bergaris Chilo suppressalis (Walker)
(Lepidoptera : Pyralidae)

Gambar 4 : penggerek batang padi bergaris

Telur
• Jumlah telur 20-150 butir/kelompok
• Diletakkan di permukaan bawah daun bagian pangkal atau pelepah
• Seperti sisik
• Wama putih, tidak ditutupi rambut
• Stadium telur 4-7 hari
Larva
• Wama abu-abu , kepala coklat dengan 5 garis coklat sepanjang tubuhnya
• Panjang maksimal 26 mm
• Beberapa larva dalam tiap tunas
• Stadium larva 33 hari
Pupa
• Coklat tua
• Stadium pupa 6 hari
Imago/ Ngengat
• Kepala berwarna coklat muda
• Wama sayap depan coklat tua
• Vena sayap nampak jelas
• Panjang 1,3 mm
Tanaman inang penggerek batang padi bergaris terutama adalah padi, padi liar, jagung, dan
beberapa jenis rumput.

4. Ciri-ciri dan Siklus Penggerek Batang Padi Merah Jambu Sesamia inferens (Walkers) –
(Lepidoptera : Noctuidae).

Gambar 5 : penggerek batang padi merah jambu

Telur
• Dalam barisan, mirip manik-manik, diantara pelepah daun batang padi
• 2-3 baris/kelompok
• 30-100 butir/kelompok
• Tidak tertutup sisik
• Stadium telur 6 hari
Larva
• Kepala merah jambu
• Panjang maksimal 35 mm
• Beberapa larva tiap tunas
• Stadium larva 28-56 hari
Pupa
• Coklat tua
• Panjang 18 mm
• Pada pelepah atau batang
• Stadium pupa 8-11 hari
Imago
• Coklat
• Sayap depan bergaris coklat tua memanjang
• Sayap belakang putih
• Panjang 14-17 mm
• Ku rang tertarik cahaya
Siklus hidup berlangsung 46-83 hari. Hama ini bersifat polifag dan dapat hidup pada tanaman inang
: padi, tebu, jagung, sorghum, padi liar, Panicum sp. dan Paspalum sp.

D. Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi

1. Pengaturan Pola Tanam


• Tanam serentak meliputi areal seluas-luasnya dengan perbedaan waktu tanam paling lama dua
minggu. Penanaman serentak dimaksudkan agar masa pertumbuhan dan panen serempak
sehingga saat panen selesai, sumber makanan bagi penggerek habis. Dampak selanjutnya populasi
penggerek rendah
• Di daerah endemis penggerek, sebaiknya ditanam varietas yang mempunyai struktur tanaman
lebih tahan terhadap kerusakan akibat penggerek padi.
• Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
• Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya pengumpulan telur
penggerek secara masal.
• Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul
padi
• 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama
• dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya

Baca juga Hama dan Penyakit Tanaman Padi Paling Berbahaya


2. Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
• Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada
saat panen, dan disingkal. Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami
atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.
• Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di
persemaian dan di pertanaman, serta penangkapan ngengat dengan menggunakan lampu
perangkap (Light trap).

3. Eradikasi/sanitasi
Eradikasi dan sanitasi dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa tanaman terserang yang
kemungkinan terkandung di dalam individu penggerek padi, baik berupa kelompok telur, larva
maupun pupa.

4. Pengendalian Hayati
• Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun patogen.
• Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara semprotan.

5. Pengendalian Secara Kimiawi


• Penggunaan insektisida butiran di persemaian dengan dosis 12 kg/1000 m2 bila dijumpai
kelompok telur
• Apabila diperlukan sebagai altematif pada fase vegetatif penggunaan insektisida dapat dilakukan
pada saat ditemukan kelompok telur rata-rata 1 kelompok telur/m2 atau intensitas serangan rata-
rata 5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu aplikasi
insektisida.
• Berdasarkan populasi ngengat :
– Ambang kendali 1 ekor ngengat yang terpantau pada light trap
– Semprot pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat
– 1 ekor ngengat hidup 5 hari = 5 kel telur x 150 ulat = 750 ulat
– 1 ulat makan 6 tanaman : 750 x 6 = 4500 tanaman rusak
– Jadi dari 1 ekor ngengat bisa merusak 4500 tanaman padi
• Insektisida untuk mengendalikan hama penggerek batang padi : misalnya prevathon, furadan,
fipros, aragon, demolish, taruna, dll.
Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang padi, memantau fluktuasi
populasi penggerek batang padi perlu dilakukan secara rutin. Untuk memantau fluktuasi populasi
penggerek batang padi yang ada di dalam areal pertanaman padi dapat menggunakan seks
feromon. Sementara untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang berasal dari
migrasi dari luardaerah dapat menggunakan light trap(perangkap cahaya). Semoga
bermanfaat……..
Sumber : http://www.artikelpadi.com/hama-penggerek-batang-padi-dan-cara-pengendaliannya/
Salam mitalom !!!

Review Insektisida Prevathon 50 SC


Diterbitkan September 28, 2015 dalam kategori Review oleh azzamy
Insektisida Prevathon 50 SC
Prevathon 50 SC adalah insektisida yang diproduksi oleh PT. DuPont Agriculture Products
Indonesia. Prevathon 50 SC tersedia dalam bentuk cairan tidak terlalu kental berwarna putih.
Insektisida Prevathon 50 SC diciptakan untuk mengendalikan hama belalang, wereng, walang
sangit, orong-orong, ulat grayak dan hama perusak daun. Insektisida Prevathon 50 SC dapat
digunakan pada tanaman kubis, kacang panjang, cabe, semangka, timun, wortel, brokoli, sawi,
melon dan tembakau.

Insektisida Prevathon 50 SC
Spesifikasi
– Merk Dagang : Prevathon 50 SC
– Bahan Aktif : Klorantraniliprol 50 g/liter
– Formulasi : SC (Selluloid Concentrate)
– Warna : Putih
– Bentuk : Cair
– Cara Kerja : Kontak dan Lambung
– Jenis : Insektisida
– Produsen : PT. DuPont Agriculture Products Indonesia
Harga (harga distributor) :
– 250 ml : Rp. 120.850,-
– 100 ml : Rp. 61.950,-
– 30 ml : Rp. 23.650,-
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Gadis ini jadi kaya dengan metode ini


Trik simpel untuk jadi jutawan dengan Bitcoin

Trik ini menghasilkan 170 juta rupiah sebulan!

Cara teruji untuk hasilkan uang online di 2018


Tanaman dan Hama Sasaran
1. Cabai ; ulat grayak, orong-orong, ulat tanah (agrotis), ulat buah
2. Kubis ; ulat grayak, hama perusak daun
3. Anggur ; ulat grayak, hama perusak daun
4. Tomat : perusak daun, ulat grayak, ulat tanah, orong-orong, ulat buah, penggorok daun
5. Kacang Panjang ; ulat grayak, perusak daun, belalang, ulat bunga, ulat penggorok buah
6. Tembakau ; ulat grayak, ulat tanah, penggorok daun
7. Sawi ; ulat grayak, perusak daun, oteng-oteng
8. Timun/Semangka/Melon ; ulat grayak, ulat tanah, ulat penggorok buah, hama perusak daun,
oteng-oteng
9. Padi : ulat daun, hama wereng, hama belalang, penggerek batang, sundep, hama putih palsu
Plus Minus Insektisida Prevathon 50 SC
+ Berbentuk cairan agak kental dan mudah dilarutkan dalam air,
+ Tidak berbau tajam sehingga tidak mengganggu pengguna,
+ Memliki daya simpan yang relatif lama
+ Tidak mudah rusak,
+ Efektif untuk mengendalikan ulat grayak pada tanaman semangka, timun, cabe, tomat, kubis,
kacang panjang dan melon,
+ Dapat diaplikasikan untuk mengendalikan hama pada berbagai jenis tanaman,
+ Efektif mengendalikan hama penggorok daun pada tanaman tomat, melon, semangka
+ Efektif untuk mengendalikan ulat tanah pada berbagai jenis tanaman,
+ Dapat diaplikasikan bersamaan dengan fungisida
+ Efektif mengendalikan hama wereng, belalang, ulat daun, hama putih palsu dan penggerek batang
pada tanaman padi
+ Bekerja secara kontak dan lambung sehingga dapat mengendalikan hama secara tuntas
+ Memiliki efek translaminar yang dapat menembus jaringan daun

Baca juga Cara Membuat Pestisida Nabati III

– Harga relatif mahal


– Konsentrasi 3 ml/liter air, bisa dikatakan tidak begitu irit
Demikian tentang plus minus insektisida Prevathon 50 SC, Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Review Insektisida Virtako 300 SC


Diterbitkan March 25, 2016 dalam kategori Review oleh azzamy
Insektisida Virtako 300 SC
Pestisida – Insektisida Virtako 300 SC merupakan produk insektisida dari PT. Syngenta yang
diluncurkan pada tahun 2014 yang lalu. Insektisida virtako 300 SC bekerja secara kontak dan
sisitemik. Berdasarkan keterangan yang tercantum pada kemasannya, insektisida virtako 300 SC
dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama utama pada tanaman padi, yaitu hama
pelipat daun, hama penggerek batang (sundep), hama wereng dan hama putih palsu. Meskipun
hanya ditujukan untuk mengendalikan hama utama pada tanaman padi, ternyata virtako juga efektif
mengendalikan berbagai jenis hama ulat dan hama lainnya pada berbagai jenis tanaman.
Insektisida ini berbentuk pekatan berwarna putih kecoklatan dengan formulasi SC (Selluloid
Concentrate) yang mudah larut dalam air.
Spesifikasi :
Merk dagang : Virtako 300 SC
Bahan aktif : Klorantraniliprol 100 g/l + tiametoksam 200 g/l
Formulasi : Selluloid Concentrate (SC)
Warna : Putih kecoklatan
Bentuk : Cairan pekat
Cara kerja : Kontak dan sistemik
Jenis : Insektisida
Produsen : PT. Syngenta Indonesia
Harga eceran :
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Gunakan cara ini! Kamu akan menjadi milyarder dalam 24 jam

Trik simpel untuk jadi jutawan dengan Bitcoin


Trik ini menghasilkan 170 juta rupiah sebulan!

Pekerjaan aneh ini membayar dia Rp 900 juta per bulan


– Kemasan 50 ml : sekitar Rp. 145.000,-
Tanaman dan Hama Sasaran

Insektisida Virtako 300 SC


Insektisida virtako 300 SC dapat digunakan untuk mengendalikan hama serangga pada berbagai
jenis tanaman, baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Berikut ini beberapa jenis hama
pada berbagai jenis tanaman budidya yang bisa dikendalikan menggunakan insektisida virtako 300
SC :
1. Anggur : hama ulat grayak, ulat buah, kutu putih, perusak batang, hama perusak daun
2. Apel : hama ulat daun, ulat buah, ulat grayak, hama perusak daun
3. Alpukat : hama ulat, ulat bulu, ulat buah
4. Bawang merah : hama ulat grayak
5. Cabai : hama ulat buah, ulat grayak, ulat tanah (agrotis)
6. Jeruk : hama penggerek buah, hama perusak daun
7. Kacang panjang : hama ulat, ulat bunga, ulat buah, ulat grayak
8. Kacang hijau : hama perusak daun, ulat buah, hama perusak polong
9. Kacang kuning/kedelai : hama perusak polong, ulat grayak, ulat buah
10. Kubis : hama ulat grayak, perusak daun (Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella)
11. Melon : penggerek daun, oteng-oteng/gerandong, ulat grayak, ulat buah
12. Padi : hama wereng, sundep, penggerek batang, ulat
13. Semangka : penggerek daun, oteng-oteng/gerandong, ulat grayak, ulat buah
14. Tembakau : hama penggerek pucuk (heliothis sp.) dan ulat grayak
15. Tebu : hama penggerek batang
16. Timun : penggerek daun, oteng-oteng/gerandong, ulat grayak, ulat buah
17. Tomat : hama ulat buah, ulat grayak

Baca juga Review Insektisida Regent 50 SC

Plus minus insektisida Virtako 300 SC


+ Memiliki 2 jenis bahan aktif, yaitu Klorantraniliprol 100 g/l + tiametoksam 200 g/l sehingga efektif
untuk mengendalikan berbagai jenis hama serangga pada berbagai macam jenis tanaman.
+ Bekerja secara kontak dan sistemik sehingga dengan cepat dalam mengendalikan hama sasaran
+ Berbentuk pekatan dengan formulasi SC (Selluloid Cencentrate) yang mudah larut dalam air, tidak
menimbulkan endapan, mudah digunakan dan tidak menyumbat alat semprot
+ Dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis tanaman budidaya, baik sayuran daun,
sayuran buah, tanaman buah maupun tanaman perkebunan
+ Tidak mudah rusak meskipun disimpan dalam waktu yang lama
+ Efektif untuk mengendalikan hama utama tanaman padi, seperti sundep, wereng dan penggerek
batang
Kekurangan insektisida Virtako 300 SC
– Harga sangat mahal
Demikian tentang insektisida “Virtako 300 SC” meskipun harganya sangat mahal, insektisida ini
layak untuk dicoba untuk melindungi tanaman anda dari serangan hama perusak tanaman. Semoga
bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Review Curacron 500EC


Diterbitkan July 12, 2015 dalam kategori Pestisida, Review oleh azzamy
Keunggulan Curacron 500EC
Review – Curacron 500EC merupakan insektisida multi fungsi, dapat digunakan untuk
mengendalikan hampir semua jenis hama pada tanaman. Bekerja secara kontak dan lambung
sehingga sangat efektif untuk mengendalikan hama dengan cepat. Curacron 500EC dapat
digunakan untuk membasmi hama antara lain ; kutu daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah,
jangkrik, penggerek daun, penggerek batang, penggerek buah dan trhips. Curacron 500EC dengan
efek translaminarnya mampu menjangkau hama yang ada dibalik daun.
Spesifikasi :
– Merk Dagang : Curacron 500EC
– Bahan aktif : Profenofos 500g/l
– Formulasi : EC (Emulsible Concentrate)/cairan pekat
– Warna : Kuning kecoklatan
– Cara Kerja : Kontak dan Lambung
– Jenis : Insektisida/Akarisida
– Produsen : PT. Syngenta Indonesia
Harga (harga distributor)

100 ml : Rp. 26.850,-


250 ml : Rp. 57.850,-
500 ml : Rp. 113.950,-
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Gunakan cara ini! Kamu akan menjadi milyarder dalam 24 jam

Lihat cara saya menghasilkan 306 juta rupiahsebulan!


Anda dapat jadi jutawan dengan satu Bitcoin

Pekerjaan aneh ini membayar dia Rp 900 juta per bulan


Tanaman dan Hama Sasaran :
1. Cabai : Kutu daun, lalat buah, ulat grayak, ulat tanah, trhips, jangkrik.
2. Bawang merah : Ulat grayak (Spodoptera litura)
3. Tomat : Ulat buah (Heliothis armigera)
4. Semangka : Kutu daun, thrips, penggerek daun, penggerek batang, penggerek buah, lalat buah
5. Kubis : Ulat grayak, Perusak daun (Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella)
6. Kacang hijau : Perusak daun, ulat grayak
7. Kapas : Penggerek buah (Earias sp.), penggerek pucuk (Heliothis sp.)
8. Tembakau : Penggerek pucuk (Heliothis sp.) dan Ulat grayak (Spodoptera litura)
9. Tebu : Penggerek batang (Chilo auricilius dan C.saccharipagus)
10. Jeruk : Diaphorina citri

Insektisida Curacron 500 EC


Keunggulan Curacron 500EC :

1. Harga yang terjangkau, efektif digunakan karena dengan harga yang terjangkau mampu menekan
biaya produksi,
2. Berbentuk cairan yang mudah larut dalam air dan tidak menimbulkan endapan. Efektif digunakan
dengan cara penyemprotan dan tidak menimbulkan penyumbatan pada alat semprot,

Baca juga Teknik Pengendalian LALAT BUAH pada Tanaman Jeruk


3. Bekerja secara kontak dan lambung, sehingga lebih cepat bereaksi dan efektif untuk
mengendalikan hama dengan mobilitas tinggi misalnya belalang dan penggerek daun,
4. Hama sasaran luas, hanya dengan menggunakan Curacron 500EC petani dapat membasmi
berbagai jenis hama sehingga bisa lebih hemat dan dapat menekan biaya produksi,
5 Daya simpan lama, Curacron 500EC bisa tahan disimpan dalam waktu lama meskipun tutup
sudah dibuka,
6. Irit dan hemat, karena konsentrasi penggunaan dosis sangat kecil, yaitu hanya 0,5 – 1 ml/liter air.
7. Memiliki efek translaminar dengan kemampuan menembus jaringan daun sehingga mampu
mengendalikan hama yang bersembunyi dibalik daun.
Curacron 500EC memiliki kemampuan sebagai pengendali hama multifungsi (mengendalikan
hampir semua hama). Dengan harga yang terjangkau, mudah digunakan dan hemat dalam
penggunaan memberikan keuntungan bagi petani. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Trendsida 335 WSC, Jenis Fungisida Terbaru Dengan 7


Bahan Aktif
Diterbitkan March 5, 2016 dalam kategori Pestisida, Review oleh azzamy
Fungisida Jenis Terbaru – Trendsida 335 WSC
Pestisida – Trendsida 335 WSC adalah fungisida jenis terbaru yang diproduksi oleh BMM Group
Indonesia. Fungisida ini merupakan satu-satunya fungisida yang memiliki 7 (tujuh) bahan aktif dan
dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh atau ZPT. Trendsida 335 WSCbekerja secara kontak dan
sistemik sehingga sangat efektif untuk mengendalikan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh
virus dan jamur. Bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit pada berbagai jenis tanaman, baik
tanaman hortikultura, tanaman pangan, tanaman buah maupun tanaman perkebunan. Trendsida
335 WSC sangat cocok digunakan untuk tanaman di daerah yang beriklim tropis. Fungisida ini juga
memiliki efek translaminar sehingga mampu menembus pori-pori daun.
Spesifikasi :
– Merk Dagang : Trendsida 335 WSC
– Bahan aktif : klorotalonil, azoxistrobin, propineb WG, difenokonazol, oksitertrasiklin, metil tiofanat,
mancozeb (plus propamocard, 3 Cu sulfate dan oxysulfat)
– Formulasi : WSC (Water Soluble Concentrate)
– Cara Kerja : Kontak dan sistemik
– Jenis : Fungisida
– Produsen : BMM Group Indonesia
Harga Fungisida Trendsida 335 WSC
KONTEN MENARIK LAINNYA
by
Mulai hasilkan pendapatan anda tanpa tinggalkan rumah

Lihat cara saya menghasilkan 306 juta rupiahsebulan!

Anda dapat jadi jutawan dengan satu Bitcoin


3 langkah ini buat pekerja pabrik kaya tak terbayangkan
100 ml : Rp. 67.000,-*
250 ml : Rp. 110.000,-*
500 ml : Rp. 205.000,-*
*Harga diatas adalah harga grosir
Keterangan lebih lanjut dan cara pemesanan silahkan kunjungi toko kami : “Toko mitalom”
Trendsida 335 WSC digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur dan virus pada
berbagai tanaman, seperti :
a. Jagung
b. Padi
c. Cabai
d. Kedelai / Kacang kuning
e. Kacang panjang
f. Kacang hijau
g. Bawang merah
h. Kentang
i. Kubis / Kol
j. Melon
k. Terung
l. Jeruk
m. Pare / Paria
n. Mangga
o. Cengkeh
p. Manggis
q. Kelapa sawit
r. Kopi dan lain-lain

Baca juga Jenis-Jenis Pestisida Untuk Tanaman Cabai


Fungisida Trendsida 335 WSC
Penyakit Sasaran
Trendsida 335 WSC merupakan fungisida dengan kekuatan 7 (tujuh) bahan aktif untuk
mengendalikan berbagai jenis cendawan penyebab penyakit pada tanaman seperti cendawan
altenaria porri, bercak daun, bercak ungu, busuk buah, busuk batang, busuk daun, mati pucuk,
busuk akar, akar gada, antraknosa, layu fusarium, embun tepung (oidium sp), embun bulu, hawar
pelepah, bercak kering, karat daun, cacar daun (phyllestiescta SP), rebah batang, kudis, sigatoka,
blendok, tipis pada kulit, bulir cerah, penyakit blass (pyricularia grisea), potong leher/busuk leher.
Fungsi Trendsida 335 WSC
Fungsi utama dari fungisida Trendsida 335 WSC adalah mencegah, menghambat dan
menghentikan perkembangan jamur dengan cara mengganggu biosintesis sterol dalam membran
sel-sel jaringan pada tanaman.
Keunggulan Fungisida Trendsida 335 WSC
1. Harga yang terjangkau sehingga bisa menekan biaya produksi
2. Berbentuk cairan dengan formulasi WSC (Water Soluble Concentrate) sehingga mudah
digunakan dan mudah larut dengan air
3. Bekerja secara kontak dan sistemik
4. Penyakit sasaran luas, bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis jamur atau cendawan
5. Memiliki efek translaminar yang dapat menembus pori-pori daun
6. Dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh (ZPT)
7. Daya lekat tinggi dan mampu bertahan lama pada tanaman
Trendsida 335 WSC adalah fungisida jenis terbaru dengan kombinasi 7 (tujuh) bahan aktif. Ini
merupakan terobosan teknologi terbaru yang dilakukan oleh BMM Group dan diklaim satu-satunya
di Indonesia. Saat ini Trendsida 335 WSC adalah satu-satunya fungisida yang memiliki 7 bahan
aktif yang layak untuk dicoba. Tapi sayangnya distribusi produk ini belum menjangkau keseluruh
wilayah di Indonesia, karena merupakan produk baru yang baru diluncurkan belum lama ini.
Demikian tentang fungisida Trendsida 335 WSC, Semoga bermanfaat…

Baca juga Imidakloprid dan Manfaatnya Untuk Mengendalikan Hama

Salam mitalom !!!

Penyakit Blas Pada Tanaman Padi


Diterbitkan July 17, 2015 dalam kategori Hama & Penyakit Tanaman oleh azzamy

Tips Mencegah dan Mengendalikan PENYAKIT BLAS Pada Tanaman


Padi

Serangan blast pada tanaman padi : 1. Malai (busuk


leher), 2. Blast Daun, 3 & 4. Blast Batang

Hama & Penyakit – Penyakit blas adalah penyakit bercak daun pada tanaman padi yang
disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea dikenal juga dengan nama Pricularia oryzae. Selain
daun penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan bulir padi. Pada awalnya penyakit blas
banyak menyerang tanaman padi darat (gogo), namun kini penyakit blast juga menyerang tanaman
padi sawah. Berdasarkan informasi dari Balitbang Pertanian RI, daerah endemik penyakit blas di
Indonesia antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Bali dan NTB.
Jamur P. grisea (Pricularia oryzae) dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi
mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif
tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa
bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun. Pada fase pertumbuhan generatif
tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher.
Perkembangan parah penyakit blas leher infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya
dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne).

Penyakit blas daun padi

Gejala penyakit blas secara fisik mudah terdeteksi pada seluruh bagian tanaman padi. Gejala dapat
dideteksi jika terlihat adanya bercak pada daun, malai (busuk leher), batang dan bulir padi. Bercak
pada daun berbentuk belah ketupat atau lonjong. Pada bagian tepi bercak berwarna kecoklatan dan
pada bagian tengah bercak berwarna abu-abu atau putih. Serangan pada malai terlihat jika ada
tangkai malai yang membusuk. Gejala yang terjadi pada malai biasa disebut juga dengan busuk
leher (neck rot). Busuk leher akan menyebabkan gabah hampa jika serangan terjadi sebelum masa
pengisian bulir. Sedangkan infeksi yang terjadi pada batang padi menyebabkan busuk batang dan
mudah rebah.

Baca juga 10 Jenis Tanaman Obat Diabetes

Penyakit blas leher juga sering disebut busuk leher, patah leher, TEKEK (jawa
Tengah), KECEKIK (Jawa Barat). Penyakit blas juga dapat berkembang pada tanaman selain padi
seperti gandum, sorgum dan spesies rumput-rumputan. Pada lingkungan yang kondusif, blas daun
berkembang pesat dan kadang-kadang dapat menyebabkan kematian tanaman. Penyakit blas leher
dapat menurunkan hasil secara nyata karena menyebabkan leher malai mengalami busuk atau
patah sehingga proses pengisian malai terganggu dan banyak terbentuk bulir padi hampa.
Gangguan penyakit blas leher di daerah endemis sering menyebabkan tanaman padi menjadi puso,
seperti yang terjadi di Lampung dan Sumatera Selatan.

Penyakit blas leher

Penyebaran spora cendawan Pyricularia grisea (Pricularia oryzae) dibantu oleh angin dan dapat
mencapai radius 2 km. Tanaman inang juga berperan dalam penyebaran penyakit ini, antara lain
tanaman padi, rerumputan dan jagung. Selain itu faktor pemupukan dan jarak tanam juga
berpengaruh terhadap perkembangan penyakit blas. Penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan
menyebabkan tanaman menjadi lemah dan rentan terhadap serangan cendawan Pyricularia
grisea (Pricularia oryzae). Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan lingkungan menjadi
lembab. Cendawan Pricularia oryzae berkembang biak dengan cepat pada kondisi lingkungan yang
lembab.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit blas sperti tanah, pengairan,
kelembaban, suhu, pupuk dan ketahanan varietas. Faktor-faktor tersebut merupakan komponen
epidemi penyakit yang dapat dikelola untuk tujuan pengendalian penyakit blas. Upaya untuk
mengendalikan penyakit blas melalui pengelolaan komponen epidemi secara terpadu mempunyai
peluang keberhasilan tinggi.
KONTEN MENARIK LAINNYA

by
Mulai hasilkan pendapatan anda tanpa tinggalkan rumah

Lihat cara saya menghasilkan 306 juta rupiahsebulan!


Anda harus tahu ini sebelum membeli Bitcoin

3 langkah ini buat pekerja pabrik kaya tak terbayangkan

Teknis Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi

Penyakit blas kolar

Pengendalian dan pencegahan penyakit blas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut ;
1. Menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit blas, sesuai dengan sebaran ras
yang ada di daerah setempat.

Baca juga 11 Tanaman Unik Ini Akan Membuat Anda Bengong dan Takjub Melihatnya
2. Menanam padi secara serempak dan bersamaan dengan petani-petani lainnya, hindari
penanaman terlalu cepat atau terlambat,
3. Menanam dengan jarak tidak terlalu rapat agar lingkungan tidak lembab,
4. Tidak menanam padi dengan varietas yang sama secara terus menerus, Lakukan rotasi varietas
untuk meminimalisir serangan penyakit blas,
5. Menggunakan benih yang sehat, pilihlah benih dari tanaman padi yang sehat dan tidak terinfeksi
penyakit,
6. Menggunakan jerami sebagai pupuk kompos agar jerami tidak dijadikan tempat perkembang
biakan cendawan Pricularia oryzae. Pengkomposan jerami dapat menyebabkan miselia dan spora
jamur mati, karena naiknya suhu selama proses dekomposisi.
7. Perlakuan benih dengan fungisida, pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat
dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 30 hari setelah sebar.
8. Pemberian pupuk secara berimbang antara nitrogen, phospat dan kalium. Kalium dan phospat
berperan dalam meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan cendawan Pricularia oryzae,
9. Penyemprotan dengan fungisida, misalnya Isoprotiolan (Fujiwan 400 EC), Trisiklazole (Dennis 75
WP, Blas 200 SC, Filia 252 SE), Kasugamycin (Kasumiron 25 WP), Thiophanate methyl (Tyopsin 70
WP) atau Envoy 80 WP. Penyemprotan fungisida sistemik sebaiknya dilakukan 2 kali pada saat
stadia tanaman anakan maksimum dan awal berbunga untuk mencegah penyakit blas daun dan
blas leher terutama di daerah endemik.
Penanaman Varietas Tahan

Penyakit blas buku

Cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas adalah
menggunakan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan harus disesuaikan dengan sebaran ras
yang ada di suatu daerah. Beberapa varietas padi yang tahan terhadap beberapa ras patogen
penyakit blas diantaranyas adalah Inpari 21, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5,
Inpago 6, Inpago 7, dan Inpago 8. Upaya lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan varietas
tahan adalah dengan tidak menanam padi secara monogenik (1 atau 2 varietas) secara luas dan
terus menerus. Bila padi tersebut ditanam terus menerus sepanjang tahun maka harus dilakukan
pergiliran varietas. Beberapa varietas yang berbeda tingkat ketahanannya ditanam pada satu areal,
dapat mengurangi tekanan seleksi terhadap patogen, sehingga dapat memperlambat terjadinya ras
baru patogen dan patahnya ketahanan suatu varietas.
Baca juga Budidaya Ubi Jalar

Baca : Daftar Bahan Aktif Fungisida dan Penyakit Sasaran


Demikian sekilas tentang penyebab PENYAKIT BLAS pada tanaman padi dan pengendalian serta
pencegahannya. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Hama dan Penyakit Tanaman Padi Paling Berbahaya


Diterbitkan August 11, 2015 dalam kategori Hama & Penyakit Tanaman oleh azzamy

Jenis-jenis Hama dan Penyakit Paling Merusak Pada Tanaman Padi

Hama dan Penyakit Tanaman Padi

Hama & Penyakit – Tanaman padi, baik padi sawah maupun padi darat (gogo) merupakan
tanaman pangan yang rentan terserang hama dan penyakit. Ada beberapa jenis hama dan penyakit
pada tanaman padi yang memiliki efek serangan berbahaya dan sangat meresahkan para petani. 5
jenis hama dan penyakit utama tanaman padi tersebut antara lain, hama tikus, keong mas,
penggerek batang, tungro, dan hawar bakteri.Hama dan penyakit tersebut jika tidak ditangani secara
tepat dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, bahkan menyebabkan gagal panen.
1. TIKUS
Tikus (Rattus argentiventer) merupakan hama yang paling merusak pada budidaya padi. Karena
hama tikus merusak pada semua fase dan tingkat pertumbuhan tanaman. Tikus menyerang mulai
dari tahap penyemaian, pindah tanam hingga panen. Bahkan tikus masih saja menyerang sampai
digudang penyimpanan. Kerusakan terparah akibat serangan tikus terjadi ketika hama tikus
menyerang tanaman pada fase pertumbuhan generatif. Karena tanaman yang terserang pada fase
tersebut tidak akan mampu lagi membentuk anakan baru.
Hama tikus menyerang pada malam hari, dan pada siang hari tikus bersembunyi didalam lubang
pada tanggul sawah, pematang dan daerah disekitar sawah. Serangan hama tikus akan lebih parah
ketika hama tersebut menyerang secara berkelompok dalam jumlah yang sangat banyak. Pada
sawah dan lahan padi darat yang berada dekat dengan perkebunan kelapa sawit, serangan hama
tikus bahkan dapat menyebabkan gagal panen secara total. Hama tikus menyukai lokasi
perkebunan sawit untuk bersembunyi dan memakan buah sawit ketika musim panen padi usai. Dan
kembali kesawah atau lahan padi darat ketika tanaman padi memasuki fase generatif.
Pengendalian :
KONTEN MENARIK LAINNYA

by

Pelajar miskin menjadi pemilik helikopter canggih!

Apakah Bitcoin masih investasi yang bagus?


Gadis Indonesia menghasilkan 5.000.000 dalam 3 bulan

Pekerjaan simpel memberikannya Rp 900 juta dalam 30 hari!

Baca juga Cara Menanam Padi Organik dengan Metode SRI (System of Rice
Intensification)

Sebaiknya pengendalian dilakukan sebelum musim tanam, agar saat memasuki musim tanam
populasinya sudah berkurang.
Pengendalian dapat dilakukan dengan perburuan atau gropyok masal, pemasangan perangkap dan
sanitasi disekitar lahan. Membersihkan lingkungan lahan dari gulma dan rumput liar agar tidak
dijadikan tempat persembunyian hama tikus.
2. KEONG MAS
Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck), merupakan hama padi yang cukup meresahkan
petani. Hama ini biasanya menyerang padi pada pagi dan sore hari pada fase pertmbuhan awal.
Serangan dilakukan dengan cara memakan batang padi muda yang mengakibatkan tanaman rusak
dan pertumbuhan terhambat.
Pengendalian :
Pengendalian dilakukan pada pagi dan sore hari saat keong tersebut dalam keadaan aktif.
Pengendalian sebaiknya dilakukan sebelum musim tanam dimulai. Pengendalian dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain ;
– Memungut keong mas secara manual dan memusnahkannya. Keong mas dapat dimanfaatkan
sebagai pakan bebek atau sebagai bahan pembuatan MOL untuk merangsang pertumbuhan
tanaman.
Baca : Cara Membuat MOL Keong Mas
– Memasang tongkat pada beberapa titik agar keong mas tertarik untuk meletakkan telurnya.
Kemudian telur-telur tersebut dihancurkan atau dimusnahkan.
– Menempatkan bebek dilahan selama proses persiapan lahan dan saat tanaman tumbuh cukup
besar (30-35 HST). Bebek akan membersihkan keong mas dengan cara memakannya secara
langsung.
– Membuat parit-parit kecil ditengah tanaman untuk memudahkan pengendalian secara manual.
Parit-parit tersebut berguna sebagai titik fokus tempat berkumpulnya keong saat lahan dikeringkan
sehingga memudahkan untuk mengambilnya.
3. PENGGEREK BATANG
Penggerek batang merupakan hama yang hidup dan menyerang di dalam batang padi. Penggerek
batang adalah larva dari ngengat yang berwarna kuning atau coklat. Ngengat tersebut
menempatkan telurnya pada setiap batang padi yang kemudian akan menetas dan menjadi larva.
Larva-larva tersebut menyerang dengan memakan batang padi dari dalam dan menyebabkan
tanaman rusak, menguning dan mati.

Baca juga Penyakit Hawar Daun Pada Tanaman Padi

Pengendalian :
– Menggunakan varietas unggul yang memiliki kemampuan menumbuhkan anakan baru untuk
mengkompensasi anakan yang mati, seperti PB36, IR77, PB32, atau IR66.
– Mengolah dan menggenangi sawah setelah panen
– Menghamparkan jerami dan menjemurnya agar larva yang ada pada jerami tersebut mati
– Menyayat ujung helaian daun sebelum pindah tanam. Telur-telur hama penggerek batang kuning
biasanya diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan demikian jumlah larva dapat dikurangi.
– Menaburkan insektisida sistemik yang berbentuk butiran seperti furadan, karbofuran, atau curater.
Insektisida tersebut akan diserap oleh akar dan masuk kedalam jaringan tanaman, sehingga larva
akan mati ketika memakan batang padi.
4. TUNGRO
Tungro merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus pada tanaman padi. Penyakit ini biasanya
menyerang pada masa pertumbuhan vegetativ. Serangan penyakit ini menyebabkan tanaman
tumbuh kerdil berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan daun memendek, daun yang terinfeksi
berwarna kuning hingga kuning kemerahan. Daun muda berlurik atau strip memanjang sejajar
dengan tulang daun, berwarna hijau pucat sampai putih. Penyebaran penyakit ini dibantu oleh dua
spesies wereng hijau yaitu Nephotettix malayanus dan N. virescens.
Pengendalian :
– Menggunakan varietas tahan, seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan
Kalimas.
– Mencabut dan membakar tanaman terinfeksi, jika serangan belum parah.
– Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih
tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung
mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
– Menanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah
– Menanam secara serempak
– Rotasi tanaman dengan tanaman lain selain padi.
– Mengendalikan wereng hijau sebagai vektornya dengan penyemprotan insektisida yang berbahan
aktif abamectin.

Baca juga Cara Tepat Mengendalikan Hama WALANG SANGIT Pada Tanaman Padi

5. HAWAR BAKTERI (HB – Bacterial blight)


Hawar bakteri merupakan penyakit yang dapat menyerang pada seluruh fase pertumbuhan
tanaman. Yaitu mulai dari penyemaian sampai tanaman tua. Gejala serangan pada tanaman muda
disebut dengan penyakit “Kresek” sedangkan serangan pada tanaman tua disebut “Hawar Daun”.
Serangan pada semaian dapat menyebabkan daun berubah menjadi hijau keabu-abuan,
menggulung dan mati. Serangan pada tanaman tua dapat menyebabkan gagal panen, karena
tanaman yang terinfeksi akan menghasilkan gabah yang sedikit dan hampa.
Pengendalian :
– Menggunakan varietas tahan
– Menghindari penggunakan pupuk Nitrogen secara berlebihan
– Penanganan bibit secara baik waktu pindah tanam. Bibit yang luka akan mudah terinfeksi penyakit
hawar.
– Pengairan dangkal pada persemaian
– Membuat drainase yang baik ketika genangan tinggi
– Menjaga kebersihan lahan
Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Imidakloprid dan Manfaatnya Untuk Mengendalikan Hama


Diterbitkan March 25, 2016 dalam kategori Pestisida oleh azzamy
Bahan Aktif Imidakloprid
Pestisida – Ada ratusan bahkan ribuan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai bahan aktif
produksi insektisida, salah satunya adalah Imidakloprid. Apa itu imidakloprid? Imidacloprid
adalah salah satu bahan aktif insektisida yang termasuk dalam kelompok neonikotinoid dari sub
kelompok kloronikotinil. Imidakloprid pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 silam.
Insektisida ini bekerja secara sistemik dan memiliki efek translaminar (memiliki kemampuan
menembus jaringan daun) dan bekerja sebagai racun kontak dan lambung. Ketika disemprotkan
ketanaman, cairan insektisida akan segera diabsorbsi oleh daun dan akar tanaman dan
ditransportasikan secara akropetal. Imidakloprid efektif untuk mengendalikan hama yang merusak
tanaman dengan cara menghisap dan menusuk, termasuk hama jenis kutu-kutuan seperti kutu
kebul, aphids dan thrips, termasuk hama wereng. Bahan aktif imidakloprid bersifat non-teratogenik
dan non-mutagenik (Panut Djojosumarto, Panduan Lengkap Pestisida & Aplikasinya, 2008).
Imidakloprid banyak digunakan sebagai bahan aktif insektisida, beirkut ini beberapa merk insektisida
berbahan aktif imidakloprid yang banyak beredar dipasaran :
1. Avidor 25 WP

avidor 25 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 25%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : CV. Saprotan Utama
2. Besvidor 25 WP

besvidor 25 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 25%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : PT. Tiara Buana Mandiri
KONTEN MENARIK LAINNYA
by
Hasilkan uang yang layak dari rumah mulai hari ini!

Lihat, bagaimana saya menghasilkan Rp23.000.000 pada Bitcoin!

Apakah Bitcoin masih investasi yang bagus?


Peluang menguntungkan #1 yang tak dapat dilewatkan
3. Convidor 5 WP

convidor 5 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 5%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : PT. Bayer Cropscience
4. Imidor 50 SL

imidor 50 sl
Bahan aktif : Imidakloprid 50 gram/liter
Formulasi : SL
Bentuk : Pekatan cair
Warna : Coklat kekuningan
Produsen : PT. Indagri Inc
5. Klopindo 10 WP
klopindo 10 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 10%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Warna : Putih krem
Produsen : PT. Mitra Kreasidharma
6. Kimida 10 WP

kimida 10 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 10%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Warna : Putih kecoklatan
Produsen : PT. Inti Everspring Indonesia
7. Top Dor 10 WP

top dor 10 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 10%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Warna : Kuning kecoklatan
Produsen : PT. Petrokimia Gresik

Baca juga Daftar Harga Insektisida Juni 2015 (II)

8. Winder 25 WP

winder 25 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 25%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : PT. Tanindo Intertraco
9. Winder 100 EC

winder 100 ec
Bahan aktif : Imidakloprid 100 gram/liter
Formulasi : EC
Bentuk : Pekatan cair
Produsen : PT. Tanindo Intertraco
10. Dagger 200 SL
dagger 200 sl
Bahan aktif : Imidakloprid 200 gram/liter
Formulasi : SL
Bentuk : Pekatan cair
Produsen : PT. Biotis Agrindo
Tanaman dan hama sasaran insektisida berbahan aktif imidakloprid
1. Padi : wereng coklat, walang sangit
2 Cabai : kutu daun, trips, lalat buah
3. Tomat : trips, lalat buah, kutu daun, lalat daun
4. Tembakau : kutu daun, trips
5. Timun : lalat daun, oteng-oteng, trips, kutu daun
6. Anggur : kutu daun, trips
7. Jagung : Belalang
8. Kacang panjang : kutu daun

Keunggulan insektisida berbahan aktif imidakloprid


1. Cepat terserap oleh jaringan tanaman sehingga tidak mudah tercuci oleh air hujan
2. Efektif mengendalikan hama yang bersembunyi dibalik daun karena memiliki efek translaminar,
yaitu memiliki kemampuan menembus jaringan daun/berpenetrasi kelapisan bawah daun
3. Memiliki kemampuan mengendalikan hama yang telah resistan terhadap insektisida dari golongan
piretroid, organofosfat dan karbamat karena memiliki cara kerja yang berbeda
4. Melindungi tanaman lebih lama dari gangguan hama karena memiliki efek “long lasting efek”
(bertahan lama pada tanaman)
5. Merupakan insektisida sistemik yang dapat menyebar merata keseluruh jaringan tanaman
6. Ditranlokasikan secara ekropetal dan dapat melindungi tunas yang baru tumbuh dari gangguan
hama
7. Dapat diserap oleh akar dan ditranslokasikan keseluruh jaringan tanaman, sehingga cairan
insektisida yang jatuh ke tanah saat penyemprotan tidak akan sia-sia.
8. Dosis atau konsentrasi penggunaan cukup irit, yaitu hanya 0,25 – 1 ml/liter air
Demikian tentang bahan aktif “Insektisida Imidakloprid“, kegunaannya untuk mengendalikan hama
pada tanaman dan beberapa contoh produk insektisida berbahan aktif imidakloprid. Semoga
bermanfaat….
Salam mitalom !!!

Review Curacron 500EC


Diterbitkan July 12, 2015 dalam kategori Pestisida, Review oleh azzamy
Keunggulan Curacron 500EC
Review – Curacron 500EC merupakan insektisida multi fungsi, dapat digunakan untuk
mengendalikan hampir semua jenis hama pada tanaman. Bekerja secara kontak dan lambung
sehingga sangat efektif untuk mengendalikan hama dengan cepat. Curacron 500EC dapat
digunakan untuk membasmi hama antara lain ; kutu daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah,
jangkrik, penggerek daun, penggerek batang, penggerek buah dan trhips. Curacron 500EC dengan
efek translaminarnya mampu menjangkau hama yang ada dibalik daun.
Spesifikasi :
– Merk Dagang : Curacron 500EC
– Bahan aktif : Profenofos 500g/l
– Formulasi : EC (Emulsible Concentrate)/cairan pekat
– Warna : Kuning kecoklatan
– Cara Kerja : Kontak dan Lambung
– Jenis : Insektisida/Akarisida
– Produsen : PT. Syngenta Indonesia
Harga (harga distributor)

100 ml : Rp. 26.850,-


250 ml : Rp. 57.850,-
500 ml : Rp. 113.950,-
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Temukan bagaimana menghasilkan uang secara jarak jauh


Celah peluang uang ini membuat orang Indonesia kaya

Lihat, bagaimana saya menghasilkan Rp23.000.000 pada Bitcoin!

Peluang menguntungkan #1 yang tak dapat dilewatkan


Tanaman dan Hama Sasaran :
1. Cabai : Kutu daun, lalat buah, ulat grayak, ulat tanah, trhips, jangkrik.
2. Bawang merah : Ulat grayak (Spodoptera litura)
3. Tomat : Ulat buah (Heliothis armigera)
4. Semangka : Kutu daun, thrips, penggerek daun, penggerek batang, penggerek buah, lalat buah
5. Kubis : Ulat grayak, Perusak daun (Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella)
6. Kacang hijau : Perusak daun, ulat grayak
7. Kapas : Penggerek buah (Earias sp.), penggerek pucuk (Heliothis sp.)
8. Tembakau : Penggerek pucuk (Heliothis sp.) dan Ulat grayak (Spodoptera litura)
9. Tebu : Penggerek batang (Chilo auricilius dan C.saccharipagus)
10. Jeruk : Diaphorina citri
Insektisida Curacron 500 EC
Keunggulan Curacron 500EC :

1. Harga yang terjangkau, efektif digunakan karena dengan harga yang terjangkau mampu menekan
biaya produksi,
2. Berbentuk cairan yang mudah larut dalam air dan tidak menimbulkan endapan. Efektif digunakan
dengan cara penyemprotan dan tidak menimbulkan penyumbatan pada alat semprot,

Baca juga Review Akarisida Demolish 18 EC

3. Bekerja secara kontak dan lambung, sehingga lebih cepat bereaksi dan efektif untuk
mengendalikan hama dengan mobilitas tinggi misalnya belalang dan penggerek daun,
4. Hama sasaran luas, hanya dengan menggunakan Curacron 500EC petani dapat membasmi
berbagai jenis hama sehingga bisa lebih hemat dan dapat menekan biaya produksi,
5 Daya simpan lama, Curacron 500EC bisa tahan disimpan dalam waktu lama meskipun tutup
sudah dibuka,
6. Irit dan hemat, karena konsentrasi penggunaan dosis sangat kecil, yaitu hanya 0,5 – 1 ml/liter air.
7. Memiliki efek translaminar dengan kemampuan menembus jaringan daun sehingga mampu
mengendalikan hama yang bersembunyi dibalik daun.
Curacron 500EC memiliki kemampuan sebagai pengendali hama multifungsi (mengendalikan
hampir semua hama). Dengan harga yang terjangkau, mudah digunakan dan hemat dalam
penggunaan memberikan keuntungan bagi petani. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Keunggulan dan Kelebihan Pestisida Abamectin


Diterbitkan May 8, 2015 dalam kategori Artikel, Pestisida oleh azzamy
Abamectin
Pestisida – Kenapa abamectin…? Bahan aktif pestisida abamectin tentu sudah tidak asing lagi bagi
kita para petani, khususnya petani cabe. Sampai saat ini abamectin masih dipercaya sebagai bahan
aktif paling ampuh untuk memberantas hama kutu pada tanaman. Memang,,,,pestisida abamectin
harganya relatif lebih mahal dibandingkan pestisida lainnya. Namun harga mahal tersebut
sebanding dengan kemampuannya memberantas hama. Ada dua jenis abamectin yang kita kenal,
yaitu abamectin hitam dan abamectin bening atau putih. Baca ” Perbedaan Abamectin Hitam dan
Abamectin Bening “
Keunggulan dan Kelebihan Abamectin
Abamectin memiliki banyak keunggulan dan kelebihan dibanding dengan pestisida lain. Tidak salah
jika selama ini kita menggunakan pestisida ini. Karena memang banyak keuntungan yang kita
peroleh, baik dari segi efektifitas pemakaian maupun dalam kemampuannya membasmi hama.
Berikut keunggulan bahan aktif abamectin dibandingkan dengan bahan aktif lainnya :
1. Bekerja secara kontak, lambung dan sistemik
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Temukan bagaimana menghasilkan uang secara jarak jauh


Metode brilian untuk mendapat uang banyak tiap hari

Celah peluang uang ini membuat orang Indonesia kaya

Tingkatkan pendapatan anda dengan pekerjaan sederhana ini


Abamectin mampu bekerja dengan cara kontak, lambung dan sistemik sekaligus sehingga lebih
cepat bereaksi dan tahan lama. Oleh karena itu efektifitas penggunaan pestisida lebih terjamin.
2. Hemat dalam penggunaan
Penggunaan pestisida berbahan aktif abamectin lebih irit dibanding dengan pestisida berbahan aktif
lain. Karena penggunaan dosis dengan konsentrasi yang sangat kecil yaitu cukup dengan 0,5 ml/ lt
air.
3. Aman bagi tanaman

Abamectin sangat aman bagi tanaman karena tidak menimbulkan efek samping negatif, selama
pemakaian sesuai dosis anjuran. Bahkan pemakaian abamectin cenderung menyuburkan
daun.Sangat aman pada tanaman bahkan cenderung menyuburkan daun. Tidak seperti pestisida
lain seperti bahan aktif profenofos yang cenderung membuat tanaman kuning dan kaku.
4. Mampu membasmi segala jenis kutu

Abamectin mampu memberantas segala jenis hama kutu-kutuan sekaligus. Yakni tungau(mites),
thrips, aphids dan kutu kebul. Sehingga tidak perlu menambahkan pestisida lainnya.

Baca juga 1001 Manfaat Tanaman Pisang Dalam Kehidupan Sehari-hari

5. Efektif membasmi hama kutu


Sampai saat ini belum ada hama kutu yang kebal terhadap abamectin, sehingga efektif digunakan
untuk membasmi hama tersebut.
6. Hama sasaran sangat luas
Tidak hanya membasmi hama kutu-kutuan saja, Abamectin juga mampu meberantas hampir semua
jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Seperti ulat dan hama wereng pada tanaman padi.
Itulah beberapa keunggulan bahan aktif abamektin dibandingkan dengan bahan aktif lainnya.
Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Insektisida Pengendali Hama Wereng Coklat


Diterbitkan June 6, 2015 dalam kategori Hama & Penyakit Tanaman, Pestisida oleh azzamy

9 Insektisida Terbaik untuk Mengatasi Hama Wereng Coklat


Pestisida – Wereng coklat (Nilaparvata lugens) sering disebut juga dengan nama WBC
atau “Wereng Batang Coklat” adalah salah satu hama yang paling berbahaya dan merugikan
pada tanaman padi. Wereng coklat menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan
tumbuhan yang menyebabkan daun padi menguning, lalu kering dan mati. Gejala ini sering disebut
juga dengan istilah “hopperburn”. Serangan wereng coklat mampu membuat petani kwalahan untuk
mengatasinya. Wereng coklat juga berperan sebagai vektor penyebaran virus reovirus yang
mengakibatkan penyakit tungro.
Daftar Insektisida Pengendali hama Wereng Coklat

Untuk mengendalikan hama wereng coklat, bisa kita gunakan pestisida nabati buatan sendiri.
Baca : ” Cara Membuat Pestisida Pengendali Hama wereng Coklat “. Atau menggunakan
pestisida kimia yang banyak tersedia di toko pertanian. Namun terkadang banyaknya jenis pestisida
kimia malah membuat petani bingung untuk memilih pestisida yang tepat. Oleh sebab itu petani
harus jeli dan teliti, bacalah terlebih dahulu keterangan yang tercantum pada kemasan pestisida
yang ingin dibeli.
Berikut adalah beberapa bahan aktif dan contoh produk pestisida yang secara khusus diformulasi
sebagai pengendali hama wereng coklat.

Bahan Aktif Pestisida Pengendali Hama Wereng Coklat

No Bahan Aktif Contoh Produk Cara Kerja

1). Abamectin Alfamex-Bamec-Numectin- Kontak-Lambung dan


Demolish-dll Sistemik
Bahan Aktif Pestisida Pengendali Hama Wereng Coklat

No Bahan Aktif Contoh Produk Cara Kerja

2). BBMC Bassa-Baycarb-Kiltop- Kontak dan Lambung


Dharmabas-Hopsin

3). Buprofezin Applaud-Luggen dll Kontak

4). Dinotefuron Oshin Kontak dan Sistemik

5). Fipronil Regent Sistemik

6). Imidakloprid Dagger-Winder-Confidor- Kontak-Lambung dan


Imidor Sistemik

7). klorantraniliprol dan Virtako Kontak dan Sistemik


tiametoksam

8). MIPC Micarb-Mipcin-Mipcinta- Kontak-Lambung dan


Mipcindo-dll Sistemik

9). Pymetrozine Plenum Sistemik

Semoga bisa menjadi referensi bagi sahabat petani untuk memilih dan menentukan pestisida
pengendali hama wereng pada tanaman padi. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

9 Teknik Menyemprot Tanaman Padi Yang Baik dan Benar


Diterbitkan March 28, 2016 dalam kategori Budidaya Hortikultura & Tanaman Pangan oleh azzamy
Cara Menyemprot Tanaman Padi
Budidaya – Penyemprotan pada tanaman padi merupakan kegiatan dalam budidaya tanaman padi
yang bertujuan untuk memberikan asupan unsur hara mikro dan untuk mengendalikan hama dan
penyakit. Unsur hara mikro diberikan melalui penyemprotan dengan pupuk daun, dan penyemprotan
pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit. Seperti halnya penyemprotan yang dilakukan
pada jenis tanaman lainnya, pestisida untuk tanaman padi juga bermacam-macam, yaitu insektisida,
fungisida, bakterisida, moluskisida dan pupuk daun. Masing-masing dari beberapa jenis pestisida
tersebut memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Menggunakan pestisida yang sesuai dengan jenis
OPT (organisme pengganggu tanaman) adalah salah satu faktor pendukung suksesnya
berbudidaya tanaman padi.
Pada tanaman padi penyemprotan harus dilakukan dengan tepat dan benar, agar hasil produksi
bisa maksimal. Sebab teknik penyemprotan, pestisida yang digunakan dan dosis penyemprotan
memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan budidaya tanaman padi. Berbeda dengan
jenis tanaman budidaya lainnya, pada tanaman padi ada masa dimana “tanaman padi sama sekali
tidak boleh disemprot”. Jika pada masa tersebut penyemprotan tetap dilakukan, boleh jadi hasil
produksi padi tidak maksimal. Beberapa teknik penyemprotan tanaman padi berikut ini berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas hasil produksi gabah. Kapan tanaman padi harus
disemprot? dan kapan tanaman padi tidak boleh disemprot?
Teknik dan Cara Tepat Menyemprot Tanaman Padi
Menyemprot adalah kegiatan dalam budidaya tanaman yang bertujuan untuk mengendalikan hama
dan penyakit yang mengganggu tanaman. Sekilas memang sepele dan siapapun bisa
melakukannya. Prosesnya tidaklah rumit, hanya diawali dengan mencampur pestisida dan air
dengan dosis tertentu, dimasukkan kedalam tanki sprayer kemudian disemprotkan ke tanaman padi.
Tetapi kenyataannya tidaklah semudah itu, jika tidak tepat dalam melakukan penyemprotan bisa
berakibat fatal. Ada beberapa teknik dasar yang harus diketahui dalam melakukan penyemprotan
tanaman padi yang tepat dan benar, antara lain sebagai berikut ;
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Dia baru menghasilkan 38 juta dolar dan berbagi kesuksesannya


Gadis ini menghasilkan lebih dari 19 juta rupiahsehari!

Pria biasa Indonesia hasilkan banyak uang online

Pemilik mobil mewah berlapis emas ini ternyata orang Indonesia


menyemprot tanaman padi (Foto by : Cr Idwan)
a. Waktu penyemprotan
b. Bagian tanaman yang harus disemprot
c. Perhatikan cuaca
d. Interval penyemprotan
e. Kapan tanaman padi harus disemprot ?
f. Kapan tanaman padi tidak boleh disemprot?
g. Pestisida yang digunakan
h. Dosis penyemprotan
i. Rotasi bahan aktif pestisida
1. Waktu penyemprotan
Agar tujuan melakukan penyemprotan tanaman padi tercapai, penyemprotan harus dilakukan pada
waktu yang tepat. Pestisida yang digunakan tidak akan bekerja dengan baik jika penyemprotan
dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Jika salah dalam melakukan penyemprotan, pestisida tidak
akan maksimal membunuh hama atau penyakit sasaran. Jika demikian, penyemprotan pastinya
akan diulangi sesering mungkin bila perlu dosisnya terus ditambah. Tapi percuma saja, jika
penyemprotan tetap dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Hal ini tentu saja akan menyebabkan
pembengkakan biaya produksi padi dan resiko resistensi hama dan penyakit akan meningkat.
Kapan waktu yang tepat menyemprot tanaman padi? Waktu yang tepat melakukan penyemprotan
tanaman padi adalah pada saat stomata (mulut daun) terbuka. Sebab ketika stomata terbuka, cairan
pestisida akan mudah diserap oleh tanaman dan masuk kedalam jaringan tanaman. Dengan
demikian hama atau penyakit yang menyerang tanaman akan mati ketika hama memakan bagian
tanaman tersebut, meskipun hama tidak berada ditempat ketika penyemprotan dilakukan. Waktu
yang tepat melakukan penyemprotan tanaman padi tersebut adalah pagi hari hingga jam 09.00 dan
sore hari mulai dari jam 15.30 hingga jam 17.00.
Hindari penyemprotan diatas jam 09.00 sampai jam 15.30, sebab stomata (mulut daun) akan
menutup ketika matahari sudah terik dan cuaca panas. Pada rentang waktu tersebut terjadi proses
fotosintesis atau proses pembentukan zat makanan dan bukan waktu yang tepat untuk melakukan
penyemprotan. Pada saat stomata (mulut daun) tertutup, daun tidak dapat menyerap cairan
pestisida dengan baik.
2. Bagian tanaman padi yang harus disemprot
menyemprot tanaman padi (Foto by : Away
Domin)
Sejatinya agar penyemprotan pestisida bisa efektif, penyemprotan dilakukan secara merata pada
seluruh bagian tanaman. Hal ini berlaku untuk penggunaan semua jenis pestisida, baik pestisida
kontak, pupuk daun maupun pestisida sistemik. Pupuk daun dan pestisida sistemik hanya akan
berfungsi dengan baik jika dapat diserap oleh tanaman secara maksimal. Sebenarnya seluruh
bagian dari tanaman padi dapat menyerap pupuk daun dan pestisida sistemik, akan tetapi tidak
semua bagian tanaman dapat menyerap dengan baik. Ada bagian-bagian tertentu yang sangat baik
dan efektif dalam menyerap cairan pestisida.
Bagian tanaman yang manakah yang dapat menyerap cairan pestisida dengan baik? Bagian
tersebut adalah bagian bawah permukaan daun, supaya hasilnya maksimal penyemprotan
hendaknya merata termasuk bagian bawah permukaan daun. Bagian tersebut adalah bagian dari
tanaman padi dimana stomata (mulut daun) berada. Stomata terdapat pada seluruh bagian tanaman
dan tersebar tidak beraturan, namun jumlah stomata terbanyak terdapat dibawah permukaan daun.
Sehingga pada bagian bawah daun bisa lebih efektif dan maksimal dalam menyerap cairan
pestisida.
3. Perhatikan cuaca
Sebagaimana saya jelaskan diatas bahwa waktu penyemprotan yang tepat adalah pada pagi hari
sebelum jam 09.00 dan sore hari antara jam 15.30 – jam 17.00. Meskipun demikian faktor cuaca
juga harus diperhatikan, lakukan penyemprotan jika pada waktu tersebut cuaca cerah. Hindari
penyemprotan jika cuaca mendung dan diperkirakan akan segera turun hujan. Penyemprotan masih
bisa dilakukan meskipun cuaca mendung, namun jika diperkirakan hujan akan turun minimal 1 jam
setelah penyemprotan. Waktu 1 jam sudah cukup bagi daun atau tanaman untuk menyerap pupuk
daun maupun cairan pestisida.
Penyemprotan akan sia-sia jika sesaat kemudian tersiram air hujan. Sebab sebaik apapun daya
rekat pestisida, fungsi dan efektifitasnya akan berkurang karena guyuran air hujan. Jika demikian
penyemprotan harus diulangi lagi, pemborosan pemakaian pestisida juga akan terjadi. Gunakan
selalu perekat, pembasah dan perata, sebab tidak semua jenis pestisida memiliki daya rekat yang
baik pada tanaman.
4. Interval penyemprotan tanaman padi
Interval penyemprotan adalah jarak waktu melakukan penyemprotan antara penyemprotan
sebelumnya dan penyemprotan yang akan datang. Tidak ada aturan baku tentang interval
penyemprotan, bisa 2 hari sekali, 3 hari sekali, 5 hari sekali atau 7 hari sekali. Interval penyemprotan
diatur dengan memperhatiakan intensitas serangan hama atau penyakit pada tanaman padi. Jika
intensitas serangan hama dan penyakit sudah tergolong parah, penyemprotan bisa dilakukan
sesering mungkin. Namun jika serangan hama dan penyakit masih menunjukkan gejala atau untuk
tindakan pencegahan, penyemprotan bisa dilakukan 5 hari sekali atau 7 hari sekali.
5. Kapan tanaman padi harus disemprot ?

tanaman padi (Foto by : Dede Asep)


Ada pepatah yang mengatakan bahwa “mencegah labih baik daripada mengobati”, hal ini benar
adanya termasuk juga pada tanaman padi, sebab mengobati itu jauh lebih sulit, apalagi jika
serangan hama dan penyakit sudah terlanjur parah. Oleh sebab itu penyemprotan hendaknya
dilakukan sejak sedini mungkin, yaitu sejak tanaman berusia 7 atau 10 hari setelah tanam. Hal ini
juga bukan aturan baku dan bisa berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan, bisa saja
hama atau penyakit menyerang sejak bibit dipindah tanam kelahan, maka penyemprotan harus
segera dilakukan.
Untuk tindakan pencegahan serangan hama dan penyakit tanaman padi, penyemprotan bisa
dilakukan sejak dini dengan menggunakan dosis terendah (sesuai yang direkomendasikan) terlebih
dahulu.
6. Kapan tanaman padi tidak boleh disemprot?
Jika pada jenis tanaman lainnya penyemprotan bisa dilakukan kapan saja, tetapi tidak demikian
pada tanaman padi. Pada masa-masa tertentu penyemprotan tanaman padi harus dihentikan dan
sama sekali tidak diperbolehkan. Memang tidak ada yang melarang tetapi jika tetap melakukan
penyemprotan pada masa yang tidak diperbolehkan akibatnya bisa fatal dan dapat menimbulkan
kerugian yang sangat besar. Hal ini harus dan wajib diperhatikan jika tidak ingin mengalami kerugian
karena hasil produksi padi yang sedikit.
Kapan tanaman padi tidak boleh disemprot? Ketika tanaman padi memasuki masa penyerbukan,
jangan lakukan penyemprotan pestisida, terlebih jenis pestisida yang bersifat panas dan toxic kuat.
Penyemprotan yang dilakukan pada masa penyerbukan bisa mengakibatkan gabah gabuk, kopong
atau puso. Tentu saja hal ini dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit karena hasil produksi
sudah dapat dipastikan rendah. Jika memang diperlukan, penyemprotan bisa kembali dilakukan
setelah proses penyerbukan selesai 85% atau 90%.
7. Menggunakan pestisida yang tepat
Ada berbagai macam jenis pestisida dengan fungsi yang berbeda-beda. Pestisida digolongkan
berdasarkan cara kerjanya dan organisme pengganggu tanaman (OPT) sasarannya. Berdasarkan
cara kerjanya pestisida digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu pestisida sistemik, kontak dan
lambung, sedangkan jenis-jenis pestisida berdasarkan OPT sasarannya antara lain adalah
insektisida, fungisida, bakterisida dan moluskisida. Supaya penyemprotan tepat sasaran dan efektif,
gunakan pestisida yang sesuai.
a. Pestisida sistemik, digunakan untuk mengendalikan OPT yang ada didalam tanaman, misalnya
sundep, uret atau penggerek batang
b. Pestisida kontak dan lambung, digunakan untuk mengendalikan hama dengan mobilitas tinggi,
seperti walang sangit atau belalang
c. Insektisida, digunakan untuk mengendalikan hama tanaman padi dari golongan serangga, seperti
walang sangit, kaper, ulat, uret, sundep atau wereng
d. Fungisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh jamur
atau cendawan patogen
e. Bakterisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh
bakteri
f. Moluskisida, digunakan untuk mengendalikan hama tanaman padi dari golongan moluska, seperti
keong mas
8. Dosis penyemprotan tanaman padi
Dosis atau konsentrasi penggunaan pestisida adalah takaran dalam membuat larutan pestisida yang
akan disemprotkan ketanaman padi. Sebelum melakukan penyemprotan, biasakan untuk selalu
membaca petunjuk yang tertera pada kemasan pestisida. Gunakan dosis sesuai dengan yang
dianjurkan oleh produsen produk pestisida yang digunakan. Jangan mengurangi atau menambah
dosis dari dosis anjuran. Penggunaan dosis kurang dari yang direkomendasikan bisa berakibat fatal,
hama atau penyakit sasaran tidak mati malah bisa menimbulkan sifat resistensi terhadap pestisida
tersebut. Sedangkan dosis yang berlebihan bisa berbahaya bagi manusia, mencemari lingkungan
dan mengakibatkan tanaman keracunan pestisida. Cara yang baik adalah menggunakan dosis
sesuai dengan yang dianjurkan.
9. Rotasi bahan aktif pestisida
Penggunaan satu jenis bahan aktif pestisida secara terus-menerus bisa mengakibatkan sifat
resistensi OPT (organisme pengganggu tanaman). Ini bisa mengakibatkan kerugian yang tidak
sedikit, sebab OPT akan menjadi kebal terhadap bahan aktif tertentu. Untuk menghindari agar OPT
tidak resistan, sebaiknya gunakan bahan aktif pestisida yang berbeda. Gunakan minimal 3 jenis
bahan aktif yang berbeda yang diaplikasikan secara bergantian.
Demikian tentang “Cara Menyemprot Tanaman Padi Yang Baik dan Benar” semoga
bermanfaat….
Salam mitalom !!!

Apa Itu Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ?


Diterbitkan April 18, 2015 dalam kategori Artikel oleh azzamy
Pengertian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Artikel – Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Zat Pengatur Tumbuh atau hormon (fitohormon) tumbuhan merupakan
senyawa organik yang bukan hara, ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu, menghambat dan
dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh memberikan kontribusi penting
dalam dunia pertanian. Pemahaman tentang fungsi dan peran hormon terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah hal yang wajib untuk dipelajari. Sebab penggunaan hormon
tersebut harus dilakukan dengan tepat.
Hormon tumbuhan (fitohormon) adalah sekumpulan senyawa organik, baik yang terbentuk secara
alami maupun buatan manusia. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam kadar yang sangat sedikit
mampu memberikan efek atau reaksi secara biokimia, fisiologis dan morfologis. ZPT berfungsi untuk
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan maupun pergerakan taksis tanaman dengan cara
memacu, menghambat atau mengubahnya. ZPT bukan termasuk hara atau nutrisi, perbedaan pada
fungsi, bentuk maupun senyawa penyusunnya.
Tumbuhan mampu memproduksi ZPT sendiri (endogen) untuk mempengaruhi pertumbuhannya.
Selain itu tumbuhan juga bisa dipengaruhi oleh hormon dari luar (exogen). Hormon exogen
merupakan bahan kimia sintetik buatan manusia yang memiliki peran sama seperti hormon
endogen.
Saat ini sudah banyak tersedia produk-produk yang dilengkapi dengan Zat Pengatur Tumbuh, baik
yang terbuat dari bahan kimia maupun organik. Misalnya ; Score, Atonik, POC Nasa, Solbi Agro,
Pupuk Hantu, Root Up, Super Gib dan sebagainya.
KONTEN MENARIK LAINNYA
by

Dia baru menghasilkan 38 juta dolar dan berbagi kesuksesannya

Masuki klub jutawan dengan lakukan ini


Pria biasa Indonesia hasilkan banyak uang online

Kesempatan nyata anda untuk mandiri secara finansial


Jenis-jenis Zat Pengatur Tumbuh adalah ; auksin, sitokinin, giberelin, etilena/etena/ gas etilen,
triakontanol, inhibitor dan paclobutrazol.
Berikut ini penjabaran dan fungsi dari masing-masing Zat Pengatur Tumbuh tersebut :
1. AUKSIN
Auksin adalah hormon tumbuhan yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem. Auksin dapat digunakan untuk memacu
pertumbuhan tanaman. Hormon auksin secara alami ditemukan pada bagian akar, ujung batang dan
bunga.

Baca juga Peringatan Bagi Penikmat Jengkol, Wajib Baca !

Fungsi auksin pada tanaman :


a. Merangsang proses perkecambahan biji. Auksin yang diberikan pada benih dapat memecah
dormansi biji atau benih. Digunakan dengan cara melakukan perendaman benih dengan auksin.
b. Merangsanag dan memacu proses pembentukan dan pertumbuhan akar.
c. Merangsang terbentuknya bunga dan buah, sehingga tanaman berproduksi dengan maksimal.
d. Merangsang terjadinya Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman
mampu membentuk buah tanpa penyerbukan. Sehingga pemberian auksin dapat menghasilkan
buah tanpa biji.
e. Mencegah kerontokan buah
f. Memecah dormansi pucuk atau apikal. adalah suatu kondisi pucuk atau akar tanaman tidak mau
berkembang.
2. SITOKININ
Sitokinin berfungsi sebagai pemicu pembelahan sel pada tumbuhan. Senyawa yang dapat berfungsi
sebagai sitokinin adalah kinetin dan zeatin. Kinetin pada awalnya ditemukan pada ekstrak sperma
burung bangkai. Zeatin alami dapat diperoleh pada biji jagung muda. Selain itu zeatin juga
ditemukan pada air kelapa.
Fungsi sitokinin pada tanaman :
a. Merangsang proses pembelahan dan pembesaran sel. Sehingga dapat memacu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
b. Merangsang proses perkecambahan biji.
c. merangsang pertumbuhan tunas.
d. menghambat proses penuaan pada hasil panen, sehingga daya tahan hasil panen lebih lama.
e. Mempercepat penyebaran nutrisi dalam tumbuhan.
f. Meningkatkan sintesis pembentukan protein pada tanaman.
3. GIBERELIN
Giberelin, sering juga disebut dengan GA (gibberellic acid) atau asam giberelat. Giberelin memiliki
kemiripan sifat dengan sitokinin. Giberelin dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup
tanaman.
Giberelin alami dapat diperoleh pada tumbuhan paku-pakuan/pakis, jamur, lumut, gymnospermae
dan angiospermae (terdapat pada biji muda, pucuk batang, ujung akar dan daun muda).
Giberelin dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin
nonaktif. GA bioaktif inilah yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan seluruh tumbuhan
baik akar, daun maupun batang tanaman, seperti pengembangan benih, perkecambahan biji,
pertumbuhan tunas, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah,
perpanjangan batang, serta deferensiasi akar.

Baca juga Review Insektisida Virtako 300 SC

Pemberian giberelin di bawah tajuk tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis. Daun tumbuhan
berkembang secara signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan daun, terjadi peningkatan
pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan daun. Selain itu juga
memacu pemanjangan batang tumbuhan.
4. ETILENA/ETENA/GAS ETILEN
Zat Pengatur Tumbuh ini sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yakni pada saat kita
memeram buah. Misalnya penggunaan ethrel untuk mempercepat pematangan buah cabe, atau
penggunaan karbit pada pemeraman buah.
Etilen berfungsi untuk membantu proses pematangan buah, memacu pembungaan, merangsang
pemekaran bunga, merangsang pertumbuhan akar dan batang, merangsang pengguguran buah
dan daun, merangsang perkecambahan biji, menghambat pemanjangan batang kecambah,
memperkokoh batang tanaman dan mengakhiri masa dormansi.
Jika digunakan bersamaan dengan giberelin, etilen berfungsi dalam mengatur perbandingan bunga
jantan dan betina pada tumbuhan berumah satu.
5. TRIAKONTANOL
Sampai saat ini mekanisme kerja hormon ini belum 100% diketahui. Namun pada berbagai
penelitian, triakontanol dapat meningkatkan rasio gula asam pada tanaman jeruk dan mampu
meningkatkan produksi teh. Hasil penelitian mengungkapkan, pemberian triakontanol dengan
konsentrasi rendah pada tanaman jagung, tomat dan padi mampu meningkatkan pertumbuhan.
Triakontanol adalah senyawa yang tidak larut dalam air, terdiri dari 30 karbon dan merupakan
alkohol primer jenuh.
6. INHIBITOR
Inhibitor berperan dalam menghambat pertumbuhan batang. Penerapan hormon inhibitor
dimanfaatkan pada jenis tanaman umbi, yakni untuk membantu pembesaran umbi. Misalnya pada
tanaman kentang, wortel, bawang, dan sebagainya. Penerapannya dilakukan ketika akan mencegah
pertumbuhan tunas baru untuk memperbesar umbi tanaman.
7. PACLOBUTRAZOL
Pemakaian paclobutrazol dimaksudkan supaya pohon dapat berbuah diluar musim. Hormon
paclobutrazol berfungsi menghambat biosintesis giberelin. Pertumbuhan vegetatif tanaman
terhambat dan memacu pertumbuhan generatif. Ketika pertumbuhan vegetatif terhambat atau
berhenti maka bunga akan bermunculan dan menghasilkan buah.
Baca juga Membuat ZPT Alami Menggunakan Bawang Merah

Baca juga Virus Gemini Penyebab Keriting Bule

Demikian pembahasan tentang ZPT, semoga bermanfaat…..


Salam mitalom !!!

Pupuk MKP (Mono Kalium Phosphate)


Diterbitkan August 1, 2015 dalam kategori Pupuk dan Pemupukan oleh azzamy
Kandungan dan Fungsi Pupuk MKP
Pupuk dan Pemupukan – Pupuk MKP (Mono Kalium Phosphate) adalah pupuk yang mengandung
unsur hara P (Phosphate) dan Kalium (K). Sangat cocok digunakan untuk pemupukan buah-buahan
dan sayuran buah seperti tomat, cabe, melon, semangka, strawberi, kentang, mangga, anggur,
klengkeng, jeruk dan lain-lain. Pupuk MKP biasanya berbentuk kristal dan tepung berwarna putih.
Sangat mudah diaplikasikan dengan pengocoran atau penyemprotan langsung ke daun dan batang
tanaman. Pupuk ini juga sangat baik untuk memenuhi kebutuhan kalium pada tanaman yang sensitif
terhadap Chlor (Cl) seperti tembakau.
Gambar Pupuk MKP (Mono Kalium Phosphate)
Pupuk MKP mengandung 2 unsur hara makro yang cukup tinggi, yakni phosphate (P) 52% dan
kalium (K) 34%. Sangat baik
diaplikasikan pada fase pertumbuhan generatif karena kandungan unsur P dan K sangat berperan
dalam pembentukan buah dan umbi. Pupuk MKP bersifat mudah larut dalam air (100% larut)
sehingga efektif dan mudah diaplikasikan serta mudah diserap oleh tanaman. Pupuk ini juga cocok
digunakan untuk pemupukan tanaman hias dan bunga.

Pupuk MKP Kristal


Fungsi Pupuk MKP
1. Merangsang pertumbuhan akar
2. Merangsang pembungaan
3. Merangsang buah
4. Mencegah bunga dan buah rontok
5. Membantu pembesaran umbi pada tanaman kentang, wortel, bawang merah, talas dll
6. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit
7. Meningkatkan kualitas buah
Pupuk MKP bisa digunakan sebagai nutrisi hidroponik karena bersifat mudah larut (instan soluble)
dan tidak meninggalkan endapan.
Dosis Penggunaan Pupuk MKP
KONTEN MENARIK LAINNYA
by
Pelajar miskin dari indonesia menjadi kaya dalam beberapa hari!

Masuki klub jutawan dengan lakukan ini

Hasilkan $3,000 dalam 1 minggu dari rumah!


Kesempatan nyata anda untuk mandiri secara finansial
a. Aplikasi Dengan Penyemprotan : larutkan pupuk MKP sebanyak 3 gr/liter air. Semprotkan secara
merata pada daun dan batang tanaman. Lakukan penyemprotan saat tanaman telah memasuki
masa generatif (pembungaan).
b. Aplikasi Dengan Pengocoran : larutkan pupuk MKP sebanyak 5 gr/liter air dan kocorkan pada
akar tanaman dengan dosis 250 ml/tanaman.

Baca juga Peran Unsur Sulfur (S) Pada Tanaman

Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

Anda mungkin juga menyukai