No
Urut Bahan Aktif Contoh Produk
Itulah daftar beberapa bahan aktif serta contoh produk pestisida yang bisa digunakan untuk
membasmi hama kutu atau mite. Data diperoleh dari hasil penelusuran produk pestisida diberbagai
toko saprotan dan sumber lain. Informasi diatas dibuat berdasarkan data dan informasi yang tertera
pada kemasan produk tersebut.
Semoga bermanfaat….
Salam mitalom !!!
Demolish 18 EC mampu mengendalikan hama pada berbagai macam dan jenis tanaman, terutama
cabe, tomat, terong, padi, anggur, jeruk, kubis, tembakau dan sebagainya. Walaupun harga
terbilang mahal, namun hemat dalam penggunaan sehingga bisa menekan biaya produksi. Harga
mahal tersebut bisa ditebus dengan kemampuannya mengendalikan hama secara cepat dan tepat
sasaran.
Demikian tentang Demolish 18 EC, semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!
1 Abamectin Agrimec 18 EC 6
2 Abamectin Aspire 18 EC 6
3 Abamectin Demolish 18 EC 6
4 Abamectin Indomektin 20 EC 6
5 Abamectin Isigo 18 EC 6
6 Abamectin Kiliri 20 EC 6
Insektisida untuk Hama Trips
7 Abamectin Matros 18 EC 6
8 Abamectin Numection 20 EC 6
9 Abamectin Phoscormite 18 EC 6
10 Abamectin Rutin 18 EC 6
11 Abamectin Sidamec 20 EC 6
12 Abamectin Stadium 18 EC 6
13 Abamectin Starmek 18 EC 6
14 Abamectin Supemec 18 EC 6
15 Alfa-sipermetrin Bestox 50 EC 3A
17 Alfa-sipermetrin Faster 15 EC 3A
18 Alfa-sipermetrin Tetrin 36 EC 3A
19 Alfa-sipermetrin Valiant 50 EC 3A
23 Beta-siflutrin Mastarin 25 EC 3A
24 Deltametrin Decis 25 EC 3A
25 Deltametrin Delta 25 EC 3A
25 Deltametrin Sancis 25 EC 3A
27 Deltametrin Sidacis 25 EC 3A
39 Fenpropatrin Fenthrin 50 EC 3A
41 Fipronil Destar 50 SC 2B
42 Fipronil Fipros 55 SC 2B
43 Fipronil Regent 50 SC 2B
44 Imidakloprid Abuki 50 SL 4A
46 Imidakloprid Bima 10 WP 4A
57 Imidakloprid Starfidor 5 WP 4A
59 Imidakloprid Winder 25 WP 4A
72 Lamda-sihalotrin Matarin 25 EC 3A
73 Lamda-sihalotrin Setor 40 EC 3A
85 Sipermetrin Exocet 50 EC 3A
Regent 50 SC
Review – Regent 50 SC adalah insektisida sistemik yang bekerja secara kontak dan lambung yang
dilengkapi dengan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada
berbagai jenis tanaman seperti Semangka, Kubis, Cabai, Gambas, Anggur, Tomat, Kacang
Panjang, Paria, Wortel, Brokoli, Sawi, Timun dan Tembakau. Regent 50 SC dibuat dengan
formulasi SC dan berbahan aktif Fipronil 50 gr/l. Insektisida Regent 50 SC berbentuk cairan
berwarna putih yang tidak berbau tajam dan dapat disuspensikan dengan air.
Spesifikasi :
– Merk Dagang : Regent 50 SC
– Bahan aktif : Fipronil 50 g/l
– Formulasi : SC
– Warna : Putih
– Cara Kerja : Kontak dan Lambung
– Jenis : Insektisida
– Produsen : BASF The Chemical Company
Harga (harga distributor)
by
100 ml : Rp. 27.850,-
250 ml : Rp. 58.500,-
500 ml : Rp. 115.650,-
Tanaman dan Hama Sasaran* :
1. Cabai : Kutu daun, trhips
2. Jagung : Belalang (Locusta sp.)
3. Jeruk : Kutu Loncat (Diaphorina citri)
4. Kacang Panjang : Penggerek Polong (Maruca testutalis)
5. Kakao : Penggerek Buah (Canopomorpha cramerella)
6. Kelapa Sawit : Rayap Tanah (Coptotemes curvignathus)
7. Kentang : Thrips, Kutu daun
8. Kubis : Perusak Daun (Plutella xylostella)
9. Semangka : Thrips
10. Kedelai : Penggulung Daun, Kepik Hijau
11. Tebu : Penggerek Pucuk (Scirpophaga nivella)
12. Padi : Wereng Coklat, Walang Sangit
Plus Minus Insektisida Regent 50 SC
KEUNGGULAN :
+ Harga yang terjangkau
+ Berbentuk cairan yang mudah larut dalam air, tidak menimbulkan endapan dan tidak menimbulkan
penyumbatan pada alat
semprot,
+ Bekerja secara kontak dan lambung, sehingga lebih cepat bereaksi dan efektif untuk
mengendalikan hama dengan mobilitas
tinggi misalnya belalang dan penggerek daun,
+ Sangat efektif untuk mengendalikan ulat grayak
+ Efektif menghalau jangkrik yang mengganggu tanaman muda
+ Lumayan irit, dosis penggunaan mulai dari 1 ml/liter air
Hama & Penyakit – Hama penggerek batang adalah salah satu organisme pengganggu yang
utama pada tanaman padi. Aktifitas penggerek batang padi dipengaruhi oleh suhu, kelembaban
udara, cahaya dan angin. Populasinya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim maupun suhu, yaitu
mengalami masa istirahat yang bertepatan dengan musim panas dan musim dingin. Ngengat
penggerek batang aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya. Pengendalian penggerek
batang padi berpedoman pada sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yaitu suatu usaha
menurunkan populasi hama sampai pada batas yang tidak merugikan secara ekonomi dengan
mengkombinasikan penggunaan berbagai cara pengendalian yang saling menunjang, mudah
dilakukan, memberikan keuntungan ekonomis maksimal serta aman terhadap manusia dan
lingkungan. Penggerek batang padi merupakan hama yang menyerang tanaman padi pada semua
fase pertumbuhan tanaman mulai dari pesemaian hingga menjelang panen
1. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga incertulas (Walker) –
(Lepidoptera : Pyralidae)
Telur
2. Ciri-ciri dan Siklus Hidup Penggerek Batang Padi Putih, Scirpophaga innotata (Walker) –
(Lepidoptera : Pyralidae)
Telur
• Jumlah telur 20-150 butir/kelompok
• Diletakkan di permukaan bawah daun bagian pangkal atau pelepah
• Seperti sisik
• Wama putih, tidak ditutupi rambut
• Stadium telur 4-7 hari
Larva
• Wama abu-abu , kepala coklat dengan 5 garis coklat sepanjang tubuhnya
• Panjang maksimal 26 mm
• Beberapa larva dalam tiap tunas
• Stadium larva 33 hari
Pupa
• Coklat tua
• Stadium pupa 6 hari
Imago/ Ngengat
• Kepala berwarna coklat muda
• Wama sayap depan coklat tua
• Vena sayap nampak jelas
• Panjang 1,3 mm
Tanaman inang penggerek batang padi bergaris terutama adalah padi, padi liar, jagung, dan
beberapa jenis rumput.
4. Ciri-ciri dan Siklus Penggerek Batang Padi Merah Jambu Sesamia inferens (Walkers) –
(Lepidoptera : Noctuidae).
Telur
• Dalam barisan, mirip manik-manik, diantara pelepah daun batang padi
• 2-3 baris/kelompok
• 30-100 butir/kelompok
• Tidak tertutup sisik
• Stadium telur 6 hari
Larva
• Kepala merah jambu
• Panjang maksimal 35 mm
• Beberapa larva tiap tunas
• Stadium larva 28-56 hari
Pupa
• Coklat tua
• Panjang 18 mm
• Pada pelepah atau batang
• Stadium pupa 8-11 hari
Imago
• Coklat
• Sayap depan bergaris coklat tua memanjang
• Sayap belakang putih
• Panjang 14-17 mm
• Ku rang tertarik cahaya
Siklus hidup berlangsung 46-83 hari. Hama ini bersifat polifag dan dapat hidup pada tanaman inang
: padi, tebu, jagung, sorghum, padi liar, Panicum sp. dan Paspalum sp.
3. Eradikasi/sanitasi
Eradikasi dan sanitasi dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa tanaman terserang yang
kemungkinan terkandung di dalam individu penggerek padi, baik berupa kelompok telur, larva
maupun pupa.
4. Pengendalian Hayati
• Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun patogen.
• Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara semprotan.
Insektisida Prevathon 50 SC
Spesifikasi
– Merk Dagang : Prevathon 50 SC
– Bahan Aktif : Klorantraniliprol 50 g/liter
– Formulasi : SC (Selluloid Concentrate)
– Warna : Putih
– Bentuk : Cair
– Cara Kerja : Kontak dan Lambung
– Jenis : Insektisida
– Produsen : PT. DuPont Agriculture Products Indonesia
Harga (harga distributor) :
– 250 ml : Rp. 120.850,-
– 100 ml : Rp. 61.950,-
– 30 ml : Rp. 23.650,-
KONTEN MENARIK LAINNYA
by
1. Harga yang terjangkau, efektif digunakan karena dengan harga yang terjangkau mampu menekan
biaya produksi,
2. Berbentuk cairan yang mudah larut dalam air dan tidak menimbulkan endapan. Efektif digunakan
dengan cara penyemprotan dan tidak menimbulkan penyumbatan pada alat semprot,
Hama & Penyakit – Penyakit blas adalah penyakit bercak daun pada tanaman padi yang
disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea dikenal juga dengan nama Pricularia oryzae. Selain
daun penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan bulir padi. Pada awalnya penyakit blas
banyak menyerang tanaman padi darat (gogo), namun kini penyakit blast juga menyerang tanaman
padi sawah. Berdasarkan informasi dari Balitbang Pertanian RI, daerah endemik penyakit blas di
Indonesia antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Bali dan NTB.
Jamur P. grisea (Pricularia oryzae) dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi
mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif
tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa
bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun. Pada fase pertumbuhan generatif
tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher.
Perkembangan parah penyakit blas leher infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya
dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne).
Gejala penyakit blas secara fisik mudah terdeteksi pada seluruh bagian tanaman padi. Gejala dapat
dideteksi jika terlihat adanya bercak pada daun, malai (busuk leher), batang dan bulir padi. Bercak
pada daun berbentuk belah ketupat atau lonjong. Pada bagian tepi bercak berwarna kecoklatan dan
pada bagian tengah bercak berwarna abu-abu atau putih. Serangan pada malai terlihat jika ada
tangkai malai yang membusuk. Gejala yang terjadi pada malai biasa disebut juga dengan busuk
leher (neck rot). Busuk leher akan menyebabkan gabah hampa jika serangan terjadi sebelum masa
pengisian bulir. Sedangkan infeksi yang terjadi pada batang padi menyebabkan busuk batang dan
mudah rebah.
Penyakit blas leher juga sering disebut busuk leher, patah leher, TEKEK (jawa
Tengah), KECEKIK (Jawa Barat). Penyakit blas juga dapat berkembang pada tanaman selain padi
seperti gandum, sorgum dan spesies rumput-rumputan. Pada lingkungan yang kondusif, blas daun
berkembang pesat dan kadang-kadang dapat menyebabkan kematian tanaman. Penyakit blas leher
dapat menurunkan hasil secara nyata karena menyebabkan leher malai mengalami busuk atau
patah sehingga proses pengisian malai terganggu dan banyak terbentuk bulir padi hampa.
Gangguan penyakit blas leher di daerah endemis sering menyebabkan tanaman padi menjadi puso,
seperti yang terjadi di Lampung dan Sumatera Selatan.
Penyebaran spora cendawan Pyricularia grisea (Pricularia oryzae) dibantu oleh angin dan dapat
mencapai radius 2 km. Tanaman inang juga berperan dalam penyebaran penyakit ini, antara lain
tanaman padi, rerumputan dan jagung. Selain itu faktor pemupukan dan jarak tanam juga
berpengaruh terhadap perkembangan penyakit blas. Penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan
menyebabkan tanaman menjadi lemah dan rentan terhadap serangan cendawan Pyricularia
grisea (Pricularia oryzae). Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan lingkungan menjadi
lembab. Cendawan Pricularia oryzae berkembang biak dengan cepat pada kondisi lingkungan yang
lembab.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit blas sperti tanah, pengairan,
kelembaban, suhu, pupuk dan ketahanan varietas. Faktor-faktor tersebut merupakan komponen
epidemi penyakit yang dapat dikelola untuk tujuan pengendalian penyakit blas. Upaya untuk
mengendalikan penyakit blas melalui pengelolaan komponen epidemi secara terpadu mempunyai
peluang keberhasilan tinggi.
KONTEN MENARIK LAINNYA
by
Mulai hasilkan pendapatan anda tanpa tinggalkan rumah
Pengendalian dan pencegahan penyakit blas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut ;
1. Menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit blas, sesuai dengan sebaran ras
yang ada di daerah setempat.
Baca juga 11 Tanaman Unik Ini Akan Membuat Anda Bengong dan Takjub Melihatnya
2. Menanam padi secara serempak dan bersamaan dengan petani-petani lainnya, hindari
penanaman terlalu cepat atau terlambat,
3. Menanam dengan jarak tidak terlalu rapat agar lingkungan tidak lembab,
4. Tidak menanam padi dengan varietas yang sama secara terus menerus, Lakukan rotasi varietas
untuk meminimalisir serangan penyakit blas,
5. Menggunakan benih yang sehat, pilihlah benih dari tanaman padi yang sehat dan tidak terinfeksi
penyakit,
6. Menggunakan jerami sebagai pupuk kompos agar jerami tidak dijadikan tempat perkembang
biakan cendawan Pricularia oryzae. Pengkomposan jerami dapat menyebabkan miselia dan spora
jamur mati, karena naiknya suhu selama proses dekomposisi.
7. Perlakuan benih dengan fungisida, pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat
dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 30 hari setelah sebar.
8. Pemberian pupuk secara berimbang antara nitrogen, phospat dan kalium. Kalium dan phospat
berperan dalam meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan cendawan Pricularia oryzae,
9. Penyemprotan dengan fungisida, misalnya Isoprotiolan (Fujiwan 400 EC), Trisiklazole (Dennis 75
WP, Blas 200 SC, Filia 252 SE), Kasugamycin (Kasumiron 25 WP), Thiophanate methyl (Tyopsin 70
WP) atau Envoy 80 WP. Penyemprotan fungisida sistemik sebaiknya dilakukan 2 kali pada saat
stadia tanaman anakan maksimum dan awal berbunga untuk mencegah penyakit blas daun dan
blas leher terutama di daerah endemik.
Penanaman Varietas Tahan
Cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas adalah
menggunakan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan harus disesuaikan dengan sebaran ras
yang ada di suatu daerah. Beberapa varietas padi yang tahan terhadap beberapa ras patogen
penyakit blas diantaranyas adalah Inpari 21, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5,
Inpago 6, Inpago 7, dan Inpago 8. Upaya lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan varietas
tahan adalah dengan tidak menanam padi secara monogenik (1 atau 2 varietas) secara luas dan
terus menerus. Bila padi tersebut ditanam terus menerus sepanjang tahun maka harus dilakukan
pergiliran varietas. Beberapa varietas yang berbeda tingkat ketahanannya ditanam pada satu areal,
dapat mengurangi tekanan seleksi terhadap patogen, sehingga dapat memperlambat terjadinya ras
baru patogen dan patahnya ketahanan suatu varietas.
Baca juga Budidaya Ubi Jalar
Hama & Penyakit – Tanaman padi, baik padi sawah maupun padi darat (gogo) merupakan
tanaman pangan yang rentan terserang hama dan penyakit. Ada beberapa jenis hama dan penyakit
pada tanaman padi yang memiliki efek serangan berbahaya dan sangat meresahkan para petani. 5
jenis hama dan penyakit utama tanaman padi tersebut antara lain, hama tikus, keong mas,
penggerek batang, tungro, dan hawar bakteri.Hama dan penyakit tersebut jika tidak ditangani secara
tepat dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, bahkan menyebabkan gagal panen.
1. TIKUS
Tikus (Rattus argentiventer) merupakan hama yang paling merusak pada budidaya padi. Karena
hama tikus merusak pada semua fase dan tingkat pertumbuhan tanaman. Tikus menyerang mulai
dari tahap penyemaian, pindah tanam hingga panen. Bahkan tikus masih saja menyerang sampai
digudang penyimpanan. Kerusakan terparah akibat serangan tikus terjadi ketika hama tikus
menyerang tanaman pada fase pertumbuhan generatif. Karena tanaman yang terserang pada fase
tersebut tidak akan mampu lagi membentuk anakan baru.
Hama tikus menyerang pada malam hari, dan pada siang hari tikus bersembunyi didalam lubang
pada tanggul sawah, pematang dan daerah disekitar sawah. Serangan hama tikus akan lebih parah
ketika hama tersebut menyerang secara berkelompok dalam jumlah yang sangat banyak. Pada
sawah dan lahan padi darat yang berada dekat dengan perkebunan kelapa sawit, serangan hama
tikus bahkan dapat menyebabkan gagal panen secara total. Hama tikus menyukai lokasi
perkebunan sawit untuk bersembunyi dan memakan buah sawit ketika musim panen padi usai. Dan
kembali kesawah atau lahan padi darat ketika tanaman padi memasuki fase generatif.
Pengendalian :
KONTEN MENARIK LAINNYA
by
Baca juga Cara Menanam Padi Organik dengan Metode SRI (System of Rice
Intensification)
Sebaiknya pengendalian dilakukan sebelum musim tanam, agar saat memasuki musim tanam
populasinya sudah berkurang.
Pengendalian dapat dilakukan dengan perburuan atau gropyok masal, pemasangan perangkap dan
sanitasi disekitar lahan. Membersihkan lingkungan lahan dari gulma dan rumput liar agar tidak
dijadikan tempat persembunyian hama tikus.
2. KEONG MAS
Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck), merupakan hama padi yang cukup meresahkan
petani. Hama ini biasanya menyerang padi pada pagi dan sore hari pada fase pertmbuhan awal.
Serangan dilakukan dengan cara memakan batang padi muda yang mengakibatkan tanaman rusak
dan pertumbuhan terhambat.
Pengendalian :
Pengendalian dilakukan pada pagi dan sore hari saat keong tersebut dalam keadaan aktif.
Pengendalian sebaiknya dilakukan sebelum musim tanam dimulai. Pengendalian dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain ;
– Memungut keong mas secara manual dan memusnahkannya. Keong mas dapat dimanfaatkan
sebagai pakan bebek atau sebagai bahan pembuatan MOL untuk merangsang pertumbuhan
tanaman.
Baca : Cara Membuat MOL Keong Mas
– Memasang tongkat pada beberapa titik agar keong mas tertarik untuk meletakkan telurnya.
Kemudian telur-telur tersebut dihancurkan atau dimusnahkan.
– Menempatkan bebek dilahan selama proses persiapan lahan dan saat tanaman tumbuh cukup
besar (30-35 HST). Bebek akan membersihkan keong mas dengan cara memakannya secara
langsung.
– Membuat parit-parit kecil ditengah tanaman untuk memudahkan pengendalian secara manual.
Parit-parit tersebut berguna sebagai titik fokus tempat berkumpulnya keong saat lahan dikeringkan
sehingga memudahkan untuk mengambilnya.
3. PENGGEREK BATANG
Penggerek batang merupakan hama yang hidup dan menyerang di dalam batang padi. Penggerek
batang adalah larva dari ngengat yang berwarna kuning atau coklat. Ngengat tersebut
menempatkan telurnya pada setiap batang padi yang kemudian akan menetas dan menjadi larva.
Larva-larva tersebut menyerang dengan memakan batang padi dari dalam dan menyebabkan
tanaman rusak, menguning dan mati.
Pengendalian :
– Menggunakan varietas unggul yang memiliki kemampuan menumbuhkan anakan baru untuk
mengkompensasi anakan yang mati, seperti PB36, IR77, PB32, atau IR66.
– Mengolah dan menggenangi sawah setelah panen
– Menghamparkan jerami dan menjemurnya agar larva yang ada pada jerami tersebut mati
– Menyayat ujung helaian daun sebelum pindah tanam. Telur-telur hama penggerek batang kuning
biasanya diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan demikian jumlah larva dapat dikurangi.
– Menaburkan insektisida sistemik yang berbentuk butiran seperti furadan, karbofuran, atau curater.
Insektisida tersebut akan diserap oleh akar dan masuk kedalam jaringan tanaman, sehingga larva
akan mati ketika memakan batang padi.
4. TUNGRO
Tungro merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus pada tanaman padi. Penyakit ini biasanya
menyerang pada masa pertumbuhan vegetativ. Serangan penyakit ini menyebabkan tanaman
tumbuh kerdil berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan daun memendek, daun yang terinfeksi
berwarna kuning hingga kuning kemerahan. Daun muda berlurik atau strip memanjang sejajar
dengan tulang daun, berwarna hijau pucat sampai putih. Penyebaran penyakit ini dibantu oleh dua
spesies wereng hijau yaitu Nephotettix malayanus dan N. virescens.
Pengendalian :
– Menggunakan varietas tahan, seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan
Kalimas.
– Mencabut dan membakar tanaman terinfeksi, jika serangan belum parah.
– Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih
tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung
mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
– Menanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah
– Menanam secara serempak
– Rotasi tanaman dengan tanaman lain selain padi.
– Mengendalikan wereng hijau sebagai vektornya dengan penyemprotan insektisida yang berbahan
aktif abamectin.
Baca juga Cara Tepat Mengendalikan Hama WALANG SANGIT Pada Tanaman Padi
avidor 25 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 25%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : CV. Saprotan Utama
2. Besvidor 25 WP
besvidor 25 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 25%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : PT. Tiara Buana Mandiri
KONTEN MENARIK LAINNYA
by
Hasilkan uang yang layak dari rumah mulai hari ini!
convidor 5 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 5%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : PT. Bayer Cropscience
4. Imidor 50 SL
imidor 50 sl
Bahan aktif : Imidakloprid 50 gram/liter
Formulasi : SL
Bentuk : Pekatan cair
Warna : Coklat kekuningan
Produsen : PT. Indagri Inc
5. Klopindo 10 WP
klopindo 10 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 10%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Warna : Putih krem
Produsen : PT. Mitra Kreasidharma
6. Kimida 10 WP
kimida 10 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 10%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Warna : Putih kecoklatan
Produsen : PT. Inti Everspring Indonesia
7. Top Dor 10 WP
top dor 10 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 10%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Warna : Kuning kecoklatan
Produsen : PT. Petrokimia Gresik
8. Winder 25 WP
winder 25 wp
Bahan aktif : Imidakloprid 25%
Formulasi : Wattable Powder (WP)
Bentuk : Padat/tepung
Produsen : PT. Tanindo Intertraco
9. Winder 100 EC
winder 100 ec
Bahan aktif : Imidakloprid 100 gram/liter
Formulasi : EC
Bentuk : Pekatan cair
Produsen : PT. Tanindo Intertraco
10. Dagger 200 SL
dagger 200 sl
Bahan aktif : Imidakloprid 200 gram/liter
Formulasi : SL
Bentuk : Pekatan cair
Produsen : PT. Biotis Agrindo
Tanaman dan hama sasaran insektisida berbahan aktif imidakloprid
1. Padi : wereng coklat, walang sangit
2 Cabai : kutu daun, trips, lalat buah
3. Tomat : trips, lalat buah, kutu daun, lalat daun
4. Tembakau : kutu daun, trips
5. Timun : lalat daun, oteng-oteng, trips, kutu daun
6. Anggur : kutu daun, trips
7. Jagung : Belalang
8. Kacang panjang : kutu daun
1. Harga yang terjangkau, efektif digunakan karena dengan harga yang terjangkau mampu menekan
biaya produksi,
2. Berbentuk cairan yang mudah larut dalam air dan tidak menimbulkan endapan. Efektif digunakan
dengan cara penyemprotan dan tidak menimbulkan penyumbatan pada alat semprot,
3. Bekerja secara kontak dan lambung, sehingga lebih cepat bereaksi dan efektif untuk
mengendalikan hama dengan mobilitas tinggi misalnya belalang dan penggerek daun,
4. Hama sasaran luas, hanya dengan menggunakan Curacron 500EC petani dapat membasmi
berbagai jenis hama sehingga bisa lebih hemat dan dapat menekan biaya produksi,
5 Daya simpan lama, Curacron 500EC bisa tahan disimpan dalam waktu lama meskipun tutup
sudah dibuka,
6. Irit dan hemat, karena konsentrasi penggunaan dosis sangat kecil, yaitu hanya 0,5 – 1 ml/liter air.
7. Memiliki efek translaminar dengan kemampuan menembus jaringan daun sehingga mampu
mengendalikan hama yang bersembunyi dibalik daun.
Curacron 500EC memiliki kemampuan sebagai pengendali hama multifungsi (mengendalikan
hampir semua hama). Dengan harga yang terjangkau, mudah digunakan dan hemat dalam
penggunaan memberikan keuntungan bagi petani. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!
Abamectin sangat aman bagi tanaman karena tidak menimbulkan efek samping negatif, selama
pemakaian sesuai dosis anjuran. Bahkan pemakaian abamectin cenderung menyuburkan
daun.Sangat aman pada tanaman bahkan cenderung menyuburkan daun. Tidak seperti pestisida
lain seperti bahan aktif profenofos yang cenderung membuat tanaman kuning dan kaku.
4. Mampu membasmi segala jenis kutu
Abamectin mampu memberantas segala jenis hama kutu-kutuan sekaligus. Yakni tungau(mites),
thrips, aphids dan kutu kebul. Sehingga tidak perlu menambahkan pestisida lainnya.
Untuk mengendalikan hama wereng coklat, bisa kita gunakan pestisida nabati buatan sendiri.
Baca : ” Cara Membuat Pestisida Pengendali Hama wereng Coklat “. Atau menggunakan
pestisida kimia yang banyak tersedia di toko pertanian. Namun terkadang banyaknya jenis pestisida
kimia malah membuat petani bingung untuk memilih pestisida yang tepat. Oleh sebab itu petani
harus jeli dan teliti, bacalah terlebih dahulu keterangan yang tercantum pada kemasan pestisida
yang ingin dibeli.
Berikut adalah beberapa bahan aktif dan contoh produk pestisida yang secara khusus diformulasi
sebagai pengendali hama wereng coklat.
Semoga bisa menjadi referensi bagi sahabat petani untuk memilih dan menentukan pestisida
pengendali hama wereng pada tanaman padi. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!
Pemberian giberelin di bawah tajuk tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis. Daun tumbuhan
berkembang secara signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan daun, terjadi peningkatan
pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan daun. Selain itu juga
memacu pemanjangan batang tumbuhan.
4. ETILENA/ETENA/GAS ETILEN
Zat Pengatur Tumbuh ini sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yakni pada saat kita
memeram buah. Misalnya penggunaan ethrel untuk mempercepat pematangan buah cabe, atau
penggunaan karbit pada pemeraman buah.
Etilen berfungsi untuk membantu proses pematangan buah, memacu pembungaan, merangsang
pemekaran bunga, merangsang pertumbuhan akar dan batang, merangsang pengguguran buah
dan daun, merangsang perkecambahan biji, menghambat pemanjangan batang kecambah,
memperkokoh batang tanaman dan mengakhiri masa dormansi.
Jika digunakan bersamaan dengan giberelin, etilen berfungsi dalam mengatur perbandingan bunga
jantan dan betina pada tumbuhan berumah satu.
5. TRIAKONTANOL
Sampai saat ini mekanisme kerja hormon ini belum 100% diketahui. Namun pada berbagai
penelitian, triakontanol dapat meningkatkan rasio gula asam pada tanaman jeruk dan mampu
meningkatkan produksi teh. Hasil penelitian mengungkapkan, pemberian triakontanol dengan
konsentrasi rendah pada tanaman jagung, tomat dan padi mampu meningkatkan pertumbuhan.
Triakontanol adalah senyawa yang tidak larut dalam air, terdiri dari 30 karbon dan merupakan
alkohol primer jenuh.
6. INHIBITOR
Inhibitor berperan dalam menghambat pertumbuhan batang. Penerapan hormon inhibitor
dimanfaatkan pada jenis tanaman umbi, yakni untuk membantu pembesaran umbi. Misalnya pada
tanaman kentang, wortel, bawang, dan sebagainya. Penerapannya dilakukan ketika akan mencegah
pertumbuhan tunas baru untuk memperbesar umbi tanaman.
7. PACLOBUTRAZOL
Pemakaian paclobutrazol dimaksudkan supaya pohon dapat berbuah diluar musim. Hormon
paclobutrazol berfungsi menghambat biosintesis giberelin. Pertumbuhan vegetatif tanaman
terhambat dan memacu pertumbuhan generatif. Ketika pertumbuhan vegetatif terhambat atau
berhenti maka bunga akan bermunculan dan menghasilkan buah.
Baca juga Membuat ZPT Alami Menggunakan Bawang Merah
Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!