Anda di halaman 1dari 32

BUKU

HORTI
BAWANG MERAH

OLAH LAHAN -14 HST


Pembersihan gulma
Pembuatan lajur tanam (Gulutan)
Aplikasi Kaptan/ Dolomit

PUPUK DASAR -7 HST


Pupuk Organik 500 Kg/Ha
NPK TIARA 15-15-15 Dosis 300 - 450 Kg/ha
atau SP 36 Dosis 300 Kg/ha

TANAM
Lama simpan bibit ideal adalah 3 bulan, perkiraan
tumbuh 4 - 7 Hari.

PUPUK SUSULAN 15 HST


NPK TIARA 15-15-15 Dosis 500 Kg/ha
PUPUK SP 100 Kg/ha

FASE PENGAWALAN 10 -50 HST


Pengamatan serangan hama dan penyakit dengan
pola mekanis ataupun kimiawi.

PUPUK SUSULAN 2 -35 HST


NPK KEBOMAS Dosis 200 Kg/ha
PUPUK ZA 200 - 300 Kg/ha

PANEN 54 - 65
Menyesuaikan kebutuhan pasar dan kondisi tanaman
SUPER BASMI GULMA
SAMPAI AKAR
CEPAT Herbisida sistemik mengendalikan

BASMI gulma lebih merata hingga ke akar


aplikasi 2 minggu sebelum olah lahan

GULMA Simple USE High Purity Low Cost

HERBISIDA SELEKTIF BAWANG MERAH


ZERAM 250 EC
Bahan aktif oksifluorfen 250 g/l
bekerja secara kontak selektif pra dan
ZERAM 250
EC
purna tumbuh untuk mengendalikan
gulma pada tanaman bwang merah.
Aplikasi 3 hari setelah tanam atau
maksimal gulma berdaun 3.

125 EW
Bekerja secara kontak selektif purna tumbuh untuk
mengendalikan gulma pada tanaman bawang merah.
Aplikasi usia 25 HST atau gulma berdaun 3 sampai 5 helai.
Nitrogen (N) : 15 %

15-15-15 Fosfat (P2O5) : 15 %


Kalium (K2O) : 15 %

Granulasi berwarna biru yang memiliki kandungan hara N,P dan


K yang seimbang di setiap butir nya.

Kandungan hara N,P dan K mudah diserap oleh tanaman dan


larut dalam air. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan
tanaman optimal

15 komposisi kandungan 15-15-15 adalah komposisi terbaik untuk


15 semua jenis komoditi, dapat diaplikasikan pada vase vegetatif
ataupun generatif.
15
PUPUK BUAH DAN DAUN POWDER

Nutri-comp D adalah
daun dan Nutri-comp B
adalah pupuk buah
pupuk lengkap yang
mengandung unsur
makro dan mikro, efektif
untuk tanaman pada fase
pertumbuhan vegetatif
(D DAUN) pembungaan
dan buah vase generati
(B MERAH)

Komposisi Nutri-Comp B

maks 0,5%
maks 0,5%
maks 0,5%
maks 0,001%
maks 0,25%

Komposisi Nutri-Comp D

maks 0,5%
maks 0,5%
maks 0,5%
maks 0,001%
maks 0,25%
PENGENDALIAN HAMA TANAM

ULAT GRAYAK Spodoptera exigua


Hama ini muncul sejak usia tanaman 10 Hari sampai menjelang panen, bagian yang
diserang adalah daun. Di musim hujan tingkat serangan rendah, tetapi musim kemarau
hama ini akan sangat berbahaya dan menentukan panen atau tidak nya kegiatan budidaya.
Berikut pestisida yang dianjurkan untuk pengendalian hama Ulat Grayak

DOSIS /
SASARAN PRODUK
KONSENTRASI

ULAT GRAYAK SIDASAT 75 SP 1,5 g/l


Spodoptera exigua EMAZO 75 EC 1,5 ml/l

SIDATHION 210/15 EC 0,75 -1 ml/l


SIDACRON 510 EC 1,5 - 2 ml/l
YASIHTRIN 30 EC 3 - 4 ml/l
SIDADOR 30 EC 1 - 2 ml/l
SIDABAS 500 EC 2 - 4 ml/l
PENGENDALIAN HAMA TANAM

Hama Thrips Nimfa thrips Bekas hisapan thrips Gejala serangan hama thrips

HAMA THRIPS Thrips pasvirpinus


Hama ini populasinya meningkat saat musim kemarau dan berkurang di musim
penghujan. Hama ini menyerang dengan menghisap cairan pada permukaan daun,
yang ditandai dengan bercak warna putih atau keperakan, pada serangan berat
daun bawang seluruhnya berubah menjadi warna putih dan mengalamai kematian.

Pestisida untuk penanggulangan hama ini adalah : SIDAMETHRIN, TOPDOR,


SIDAJOS, SIDATHIAM aplikasi secara bergantian interval 5 - 7 hari.
TUNTAS BASMI
ULAT GRAYAK

EMAZO 75 EC dengan bahan aktif emamectin benzoat 75g/l dengan kemurnian tinggi
90% yang bekerja secara kontak. Dipadukan dengan SIDASAT 75 SP dengan bahan
aktif asefat 75 % yang bekerja secara sistemik. Plus MIXSIDA 400 SC sebagai perata,
penembus dan perekat.

Waktu Aplikasi : Aplikasikan pagi hari sebelum matahari terbit atau maksimal jam 7
pagi, gunakan dosis EMAZO 75 EC 0,5 Liter / hektar + SIDASAT 75 SP 0,75 Kg/
Hektar + MIXSIDA 400 SC 100 ml/hektar

Sidasat 75 SP bersifat sistemik sehingga efektif mengendalikan hama ulat grayak


sejak dini dengan membasmi ulat saat berbentuk telur dan ulat dewasa. Jika masih
belum maksimal mungkin anda perlu mencoba aplikasikan SIDATAN XR.
ROTASI JENIS PESTISIDA
UNTUK EFEKTIFITAS PENANGGULANGAN HAMA ULAT GRAYAK

Rotasi pestisida saat pengendalian hama ulat grayak dilakukan supaya


hama tidak resisten terhadap pestisida tertentu. Dengan merotasi pestisida
hama tidak cukup waktu untuk membuat sistem imun sebagai penangkal
pestisida, sehingga hama akan lebih mudah di kendalikan.

Merek : SIDABAS 500 EC


Bahan Aktif : BPMC 500 g/l
Konsentrasi : 2 - 4 ml/liter
Hama sasaran :Ulat Grayak
Cara Kerja : Racun kontak dan lambung

Merek : SIDATHION 210 / 15 EC


Bahan Aktif : Triazofoa 210g/l + Deltametrin 15g/l
Konsentrasi : 0,75 - 1 ml/liter
Hama sasaran : Ulat Grayak
Cara Kerja : Racun kontak dan lambung

Merek : SIDAMETHRIN 50 EC
Bahan Aktif : Sipermetrin 50 g/l
Konsentrasi : 2 - 4 ml/liter
Hama sasaran : Ulat Grayak
Cara Kerja : Racun kontak dan lambung

Merek : SIDACRON 510 EC


Bahan Aktif : Profenofos 510 g/l
Konsentrasi : 1,5 - 2 ml/liter
Hama sasaran : Ulat Grayak
Cara Kerja : Racun kontak dan lambung

Merek : SIDADOR 30 EC
Bahan Aktif : Lamda sihalotrin 30 g/l
Konsentrasi : 1 - 2 ml/liter
Hama sasaran : Ulat Grayak
Cara Kerja : Racun kontak dan lambung
PENGENDALIAN PENYAKIT MOLER

MOLER Fusarium oxyporum


Penyakit moler mampu bertahan hidup didalam tanah dan bersifat tular tanah,
selain itu dapat ditularkan melalui pengairan dari tanah yang terkontaminasi.
Infeksi pada tanaman di awali dari umbi bawang, jika tidak cepat diatasi akan
menyebar ke tanaman lain dalam satu lahan. Penyakit ini sering muncul di musim
penghujan atau wilayah dengan kelembaban tinggi.

Gejala :
1. Daun menguning dan cenderung terpelintir
2. Pada bagian pangkal tanaman terlihat jamur berwarna putih
3. Tanaman mudah di cabut karena umbi membusuk

Pengendalian :
1. Aplikasikan kapur pertanian saat pengolahan lahan
2. Gunakan pupuk organik yang benar-benar telah matang
3. Mencabut tanaman yang terinfeksi dan membakarnya
4. Taburkan kapur bangunan pada bekas cabutan untuk mematikan jamur.
5. Aplikasikan SIDAZEB 80 WP dengan cara di kocorkan pada pangkal tanaman
PENGENDALIAN PENYAKIT TROTOL

TROTOL Alternaria porri


Serangan terjadi pada daun, terdapat bercak kelabu dengan pusat berwarna ungu
melekuk kedalam dengan lingkaran konsentris yang semakin melebar dan
menjadi semakin menipis, koloni spora hitam teratur pada lingkaran - lingkaran.

Pengendalian :
1. Aplikasikan fungisida SIDAZEB 80 WP dan SATGAZ 75 WP secara bergantian
dengan cara aplikasi semprot ataupun kocoran.
2. Tambahkan unsur mikro untuk mempercepat penyembuhan
3. Aplikasikan fungisida yang berbahan aktif Klorotalonil ataupun Difekonazol

DOSIS /
SASARAN PRODUK
KONSENTRASI

SATGAZ 75 WP 1,5 g/l


Alternaria porri CLARAZEB 60 WP 1,5 g/l
SIDABIN 200/150 SC 2 ml/l
HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN CABAI

PEMBERSIHAN LAHAN (-14 HST)


Pembersihan gulma (herbisida sistemik / kontak)

PENGOLAHAN LAHAN (-12 HST)


Pembalikan tanah dengan kedalaman 20 cm di singkal atau rotari
lanjutkan penaburan pupuk dasar SIDANIK & PETROBIOFERTIL.
merapikan menjadi bedangan dengan ukuran 1 meter X panjang
petakan lahan. Pemasangan mulsa dan melubangi mulsa
untuk tanam dengan jarak 60 x 40 cm

PERSIAPAN TANAM (-4 HST)


FIPROS 0,4 GR ditabur pada lubang mulsa sebelum tanam, untuk
pencegahan hama ulat tanah

TANAM
penanaman dilakukan sore hari, satu lubang satu bibit.

PERAWATAN (0 -10 HST)


Penyiraman setiap pagi dan sore hari, lakukan penyulaman jika ada
yang mati

PERAWATAN (10 -20 HST)


Pemupukan susulan 1 dengan kocoran
NPK TIARA 250 g POC SIDANIK 40 ml + 10 liter air. Setiap tanaman
di siram / kocor kurang lebih 200 ml. Jika ditemukan serangan hama
aplikasikan pestisida sesuai 5 Tepat.

PERAWATAN (20 -30 HST)


Pemupukan susulan 2 dengan kocoran dosis sama dengan susulan 1
Hama yang seringkali muncul adalah kutu-kutuan.

PERAWATAN (30 > 60HST )


pemupukan kocor dilakukan 10 hari sekali, pengendalian hama di
sesuaiakan dengan tingkat serangan berdasarkan hasil pengamatan

PANEN (60 - 90 HST)


Panen buah pertama antara 60 - 65 HST dan puncak nya pada panen ke -6
dan ke -7 pada usia tanaman 80 - 90 HST
FUNGISIDA PENGENDALI
PENYAKIT

Bahan Aktif : Mankozeb 80 % Bahan Aktif : Mankozeb 60 %

Bahan Aktif :
Bahan Aktif : Difenokonazol 255 g/l Mankozeb 70 % + Karbendazim 10 %

Bahan Aktif : Propineb 75 % Bahan Aktif : Klorotalonil 75 %

Bahan Aktif : Simoksanil 20 % Bahan Aktif : Metil tiofanat 525 g/l


PEMUPUKAN CABAI
Pengolahan lahan sebelum tanam sebaiknya menggunakan
pupuk dasar organik yang berkualitas ( kadar air rendah, butiran kering, bersih
dari biji gulma. Pupuk Organik Granul SIDANIK adalah pupuk yang
mengandung C organik tinggi serta diperkaya unsur hara MIKRO plus ZPT.

KEUNGGULAN PUPUK SIDANIK :


1. Mampu memperbaiki kesuburan tanah.
2. Membuat struktur tanah menjadi lebih gembur.
3. Membantu berkembangnya mikroba dalam tanah
4. Berfungsi sebagai penyangga Ph tanah.
5. Mengandung ZPT yang mampu mendorong
pertumbuhan tanaman.

Pupuk NPK KEBOMAS memiliki kandungan hara makro komplek yang mampu
meningkatkan hasil panen, kualitas buah dan daya tahan dalam penyimpanan.
Selain itu pupuk ini mengandung nitrat sehingga mudah diserap oleh tanaman .
Aplikasi pupuk ini direkomendasikan pada saat (40-45 HST) untuk memaksimalkan
proses pembentukan buah.

Jenis dan Takaran pupuk (kg/ha)


Waktu Aplikasi
SIDANIK PHONSKA PLUS SP Kn03
Dasar 500 200
Susulan 1 (20 HST) 3
Susulan 2 (40 HST) 3,5 1,5 4
Susulan 3 (Setelah panen 1)
* Dengan menggunakan metode kocor asumsi 1000 tanaman 250 liter air
Dosis menyesuaikan rekomendasi setempat
THRIPS AKIBAT HAMA THRIPS
Thrips parvispinus JIKA TIDAK
DITANGGULANGI

1. Daun muda keriting


2. Bunga rontok
3. Terinveksi virus kuning
Populasinya Hama ini
4. Produksi turun
meningkat saat musim
5. Kematian dini
kemarau dan berkurang
di musim penghujan.
Hama ini menyerang
dengan menghisap
cairan pada permukaan
daun, yang ditandai
dengan bercak putih
atau keperakan. Daun
akan berubah menjadi
coklat, mengeriting,
keriput dan mati.

KUTU DAUN Myzus persicae

Imago berukuran sangat kecil , 1mm berwarna putih dan sayapnya


jernih ditutupi lapisan lilin yang bertepung. serangan saat dewasa dilakukan secara
berkelompok dan berada di bawah daun. Pengendalian hama ini dengan aplikasi
insektisida TOPDOR 10 WP, VENDOR 212 SL atau SIDAJOS 430 EC. Saat
penyemprotan usahakan kabut semprot mengenai permukaan bawah daun, tempat
bersembunyinya kutu daun.
PESTISIDA PENGENDALI OPT
THRIPS DAN KUTU DAUN

SASARAN PRODUK DOSIS KONSENTRASI

Hama SIDACIS 25 EC 375 ml/ha 0,75 ml/l


TOPDOR 10 WP 0,25 - 0,5 Kg/ha 0,5 - 1 g/l
Thrips SIDAMEC 20 EC 1 - 2 l/ha 2 - 4 ml/l
SIDAJOS 430 EC 350 - 500 ml/ha 0,7 - 1 ml/l
FIPROS 55 SC 500 ml - 1 l/ha 1 - 2 ml/l

SIDACIS 25 EC 500 ml/ha 1 ml/l


0,25 - 0,5 Kg/ha 0,5 - 1 g/l
Kutu TOPDOR 10 WP
SIDACRON 510 EC 500 - 1.000 ml/ha 1-2 ml/l
Daun SIDAJOS 430 EC 350 - 500 ml/ha 0,7 - 1 ml/l
SIDATHIAM 310 SC 500 ml /ha 1 ml/l
VENDOR 212 SL 500 ml/ha 1 ml/l
INSEKTISIDA

TANAMAN CABAI
BEBAS KUTU
Bahan aktif : Imidakloprid 212 g/l

Insektisida sistemik, racun kontak dan


lambung untuk mengendalikan hama -
hama penting pada tanaman cabai.

Waktu Aplikasi : Bila populasi hama


atau intensitas serangan telah mencapai
Ambang Ekonomi (AE) atau sesuai
rekomendasi setempat.
Volume Semprot 500 l/ha
BUSUK ANTRAKNOSA Colletorichum capcisi

Gejala awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi
busuk lunak. Serangan berat membuat seluruh bagian buah menjadi keriput dan
mengering.
Cendawan pada buah masuk kedalam ruang biji dan menginfeksi biji, Sejak
awal dipersemaian yang tumbuh dari benih yang sakit. Penyakit akan menyebar lebih
cepat pada buah yang tua, sementara jika serangan pada buah muda, buah akan cepat
gugur (rontok) karena terinfeksi.

SASARAN PRODUK DOSIS KONSENTRASI

Antrak SIDAZEB 80 WP 0,25 - 0,5 Kg/ha 0,5 - 1 g/l


FENOSIDA 255 EC 1 L/ha 2 ml/l
nosa SIDABIN 200/150 SC 1 L/ha 2 ml/l
TUNGAU / MITES Polyphagotarsonemus latus

Imago berkaki 8, ukuran tubuh 0,25 mm, lunak, transparant


dan ber warna hijau kekuningan. Hama biasanya
bersembunyi dibawah daun. Hama menghisap cairan
tanaman, menyebabkan kerusakan dan abnormal pada
tanaman. Serangan ini sering terjadi di musim kemarau dan
sering bersamaan dengan hama thrips serta kutu daun. Ciri
tanaman terserang adalah daun cabai akan menggulung
ke bawah. Pengendalian hama ini bisa menggunakan
akarisida YOSAN 575 EC DOSIS : 1 ml/liter

310 SC
KENDALIKAN KUTU & ULAT, HASIL PANEN BERLIPAT

SIDATHIAM 310 SC golongan neonicotinoid,


Insektsida sistemik berspektrum luas yang bersifat
racun kontak dan perut. Daya sistemik yang tinggi
sehingga mudah diserap dengan baik melalui akar
maupun daun tanaman dan secara cepat menyebar
merata ke jaringan tanaman.
Dalam mengendalikan hama engganggu
sistem saraf penerima yang menyebabkan hama tidak
mempunyai kemampuan untuk makan, berjalan dan
terbang. Untuk hasil yang lebih optimal campur
dengan insektisida kontak EMAZO 75 EC.
HAJAR HABIS
ULAT & KUTU

325 EC
Bahan aktif: Klorfenapir 325 g/l
Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk
pekatan yang dapat diemulsikan untuk
mengendalikan hama kutu daun p ada tanaman Cabai.
KEUNGGULAN SIDAPYR 325 EC
Ÿ Berfungsi ganda sebagai insektisida & akarisida.
Ÿ Konsentrasi bahan aktif tinggi di kelasnya, sehingga hemat
dalam penggunaan nya.
Ÿ Insektisida yang berspektrum luas dalam mengendalikan
hama utama termasuk jenis kutu daun maupun ulat.
Ÿ Sangat efektif dan tuntas mengendalikan hama (ulat)
yang kebal terhadap insektisida.
Ÿ Tidak meracuni pada tunas muda/tanaman pokok

Tanaman Hama Sasaran Konsentrasi Dosis

Kutu daun
Cabai 0,25 ml/l 0.125 l/ha
Myzus persicae
HAMA&PENYAKIT
TANAMAN
KENTANG
PENGOLAHAN LAHAN (-12 HST)
Pembalikan tanah dengan kedalaman 20 cm di singkal atau rotari
lanjutkan penaburan pupuk dasar
Jenis dan Takaran pupuk (kg/ha)
Waktu Aplikasi
SIDANIK NPK TIARA ZA KEBOMAS
Dasar 1.000 350 100
Susulan 1 (30 HST) 350 100
Kocor (45 HST) 100
1.000 700 200 100
* Dosis menyesuaikan rekomendasi setempat
merapikan menjadi bedangan dengan ukuran 80 cm X panjang petakan.
membuat garitan kedalaman 5 cm.

TANAM
Bibit kentang yang siap tanam harus melalui proses penyimpanan selama
kurang lebih tiga bulan yang bertujuan untuk mengetahui bibit kentang
tersebut dapat bertunas dengan baik.

PERAWATAN FASE VEGETATIF (7 -40 HST)


Perawatan vase ini menentukan hasil panen jika daun, batang sehat potensi hasil
semakin baik (ideal hasil panen 8 - 10 ton hektar)

PERAWATAN FASE GENERATIF (45 -80 HST)


Fokus pada pembesaran umbi dengan menghentikan pertumbuhan vegetatif.
aplikasi NPK KEBOMAS, KNO3/ ZK dengan aplikasi semprot.

JENIS PENYAKIT PADA TANAMAN KENTANG


1. Hawar daun Phytopthora infestan
2. Bercak coklat Altenaria solani

JENIS HAMA PADA TANAMAN KENTANG


1. Penggerek daun Phthorimae operculella
2. Kutu daun Myzus persicae
3. Hama trip Thrips
4. Hama Nematoda Bintil akar meloidogyne sp
5. Kutu Kebul Besimia tabaci
THRIPS Thrips

Nimfa berwarna putih


kekuningan dan aktif, imago berukuran
sangat kecil berwarna kuning sampai
coklat kehitaman. Daur hidup 7 - 12 hari.
Populasinya Hama ini meningkat saat
musim kemarau dan berkurang di musim
penghujan. Hama ini menyerang dengan menghisap cairan pada permukaan
daun, yang ditandai dengan bercak putih atau keperakan. Daun akan berubah
menjadi coklat, mengeriting, keriput dan mati. Pada serangan berat, daun pucuk
serta tunas menggulung kedalamdan timbul benjolan seperti tumor, yang
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil dan mati pucuk.

KUTU DAUN Myzus persicae

Imago berukuran sangat kecil , 1mm


berwarna putih dan sayapnya jernih ditutupi
lapisan lilin yang bertepung. serangan saat
dewasa dilakukan secara berkelompok dan
berada di bawah daun. Pengendalian hama ini
dengan aplikasi insektisida SIDAJOS 430 EC dan
SIDATHIAM 310 SC. Saat penyemprotan
usahakan kabut semprot mengenai permukaan
bawah daun, tempat bersembunyinya kutu daun.
PESTISIDA PENGENDALI OPT
PADA TANAMAN KENTANG

SASARAN PRODUK DOSIS KONSENTRASI

Hama Thrips TOPDOR 10 WP 125 - 250 g/ha 0,25 - 0,5 g/l


SIDAMEC 20 EC 1 - 2 l/ha 2 - 4 ml/l
FIPROS 55 SC 500 ml - 1 l/ha 1 - 2 ml/l

Kutu Kebul SIDALAKU 212 EC 0,75 - 1 l /ha 1,5 - 2 ml/l

Kutu Daun TOPDOR 10 WP 125 - 250 g/ha 0,25 - 0,5 g/l

SIDACRON 510 EC 0,75 - 1 l/ha 1,5 - 2 ml/l


Penggerek
Umbi
SIDAZINON 10 GR 10 Kg/ha
Busuk Daun Phytopthora infestans

Penyebab Jamur Phytopthora infestans


Gejala awal bercak pada bagian tepid an ujung daun, bercak melebar
dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Bercak dikelilingi oleh massa
sporangium yang berwarna putih dengan belakang hijau kelabu. Serangan dapat
menyebar ke batang, tangkai dan umbi. Perkembangan bercak penyakit pada
daun paling cepat terjadi pada suhu 18 oC – 20 oC. Pada suhu udara 30 oC
perkembangan bercak terhambat. Umumnya gejala baru tampak bila tanaman
berumur lebih dari satu bulan, meskipun kadang-kadang sudah terlihat pada
tanaman yang berumur 3 minggu. Dampak dari penyakit tersebut adalah
merusak jaringan tanaman dan menurunkan hasil produksi panen.

FUNGISIDA PENGENDALI BUSUK DAUN


60 WP

Bahan aktif: Dimetomorf 60 %


Fungisida protektif dan sistemik berbentuk tepung yang dap at disuspensikan,
untuk mengendalikan penyakit p ada tanaman Jagung dan Kentang

Volume semprot 500 l/ha

BACALAH LABEL SEBELUM MENGGUNAKAN PESTISIDA INI


SIMPAN DI TEMPAT YANG AMAN DAN JAUH DARI JANGKAUAN ANAK-ANAK
MELON
Jangkrik/Gangsir : Menyerang dengan
memakan pangkal batang, terutama pada
tanaman muda. Pengendalian secara kimiawi
dapat dilakukan dengan penyemprotan
insektisida pada umur 1-20 HST
SIDACRON 510 EC kosentrasi 2ml/ L ,
SIDAJOS 430 EC kosentrasi 2ml/L
TOPDOR 10 WP kosentrasi 2gr/L
FIPROS 55 SC kosentrasi 2ml/L

ULAT TANAH : Menyerang pangkal batang


hingga daun. Kendalikan mulai umur 1-20 HST
SIDAZINON 600 EC kosentrasi 2 ml/L atau
SIDACRON 510 EC kosentrasi 2 ml/L
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada
malam hari.(SIDAZINON 10 GR tabur 10 kg/H)

TRIPS
(Thrips parvipinus)
Aplikasi mulai umur 7-40 HST menggunakan
SIDAMEC 20 EC : 2 ml/L
SIDATHIAM 310 SC : 1ml/L
SIDAJOS 435 EC : 1 ml/L
TOPDOR 10 WP : 2gr/L
DONE 200 EC : 1ml/L
secara bergantian dengan interval 5-7 HSA
KUTU DAUN
Myzus Persicae
Tanaman yang terserang kutu
daun persik menjadi keriput,
pertumbuhan tanaman kerdil,
warna daun kekuningan,
Kutu daun cabe terpuntir layu dan akhirnya
mati. Kutu daun ini merupakan
vektor lebih dari 150 strain
virus, terutama penyakit virus
Kutu daun kentang Kutu daun tomat CMV dan PVY.

Aplikasi mulai umur 7- 40 HST


SIDAMEC 20 EC : 2 ml/L
SIDAPYR 325 EC : 1ml/L
VENDOR 212 : 1 ml/L
TOPDOR 10 WP : 2gr/L
FIPROS 55 SC : 2 ml/L
Bergantian interval 5-7 HSA

KUTU
KEBUL
(Bemicia tabaci)

hama kutu kebul merupakan salah satu


musuh utama petani dalam budidaya ciri-ciri
serangan hama kutu kebul muncul bercak
kuning pada tulang daun yang masih muda
pada akhirnya urat daun akan menjadi
kekuningan, cekung, dan mengkerut menjadi
lebih kecil dan tebal selanjutnya tunas daun
akan berwarna kuning seluruhnya atau
bercampur dengan warna hijau. Aplikasikan
SIDALAKU 212 EC (1ml/L)
ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)

Hama ini menyerang tanaman pada


malam hari, sedang siang harinya
beresembunyi di balik mulsa atau di
dalam tanah. Pengendalian dilakukan
mulai 20-50 HST

SIDABAS 500 EC : 2-4 ml/L


SIDADOR 30 EC : 2 ml/L
JIDOR 25 EC : 2ml/L
SIDACRON 510 EC :1ml/L
EMAZO 75 EC : 1ml/L
secara bergantian interval 5-7 HSA

LALAT BUAH (Bactrocera SP)


Lalat buah adalah serangga berwarna hitam kekuningan dan
berbentuk seperti tawon kecil. Hama ini menyerang buah dengan
cara menyuntikkan telor kedalam buah. Telor yang bersarang didalam
buah akan menetas dan menjadi larva. Larva-larva tersebut akan
memakan daging buah sehingga menyebabkan buah menjadi busuk.
PENGOROK DAUN (Liriomyza)
Liriomyza sp menyerang daun, namun bisa juga menyerang batang
muda dan buah. Lalat ini menyerang daun tanaman dengan cara
meletakkan telur di bagian epidermis daun.
Setelah telur menetas dan berubah menjadi larva, akan menggorok
dan masuk ke dalam jaringan mesofil daun. Sehingga jaringan daun
menjadi kosong, dan tampak guratan berwarna putih atau perak
dengan pola acak tak beraturan di permukaan daun. Serangan berat
akan mengakibatkan daun mengering dan tidak mampu
mengeluarkan tunas baru. Aplikasikan
SIDAMEC atau SIDACRON : 1 - 2 ml/l secara bergantian

BERCAK DAUN (Cercospora capcisi)


Pengendalian dilakukan mulai umur
10-50 HST secara kimiawi
dilakukan penyemprotan fungisida

FENOSIDA 255 EC :1ml /L


SATGAZ 75 WP : 2 g/L
Interval penyemprotan 5-7 HSA
BUSUK DAUN
(phytopthora capsici)

Serangan biasanya diawali pada batang tanaman muda / pucuk tanaman.


Gejalanya batang muda terlihat membusuk seperti tersiram air panas, jika
dipegang kulit batang mudah terkelupas. Lama-kelamaan pada batang muda
yang terserang akan muncul seperti bulu – bulu halus berwarna hitam keabu-
abuan, layu dan akhirnya mengering. Serangan Phytophthora capsici pada
ujung tanaman cabai ini dikenal juga dengan sebutan busuk kuncup atau mati
pucuk. Jika dibiarkan serangan akan terus merembet kebawah, kebagian
batang yang lebih tua.

BUSUK BUAH
(Colletrotichum capsici)

Penyakit busuk yang diakibatkan bakteri, biasanya bakteri tersebut berupa


bakteri Erwinia carotovora. Bakteri ini akan menyerang tanaman yang masih
berbuah muda dan sudah hampir matang, yang akan menunjukan gejala awal
yaitu tangkai buah akan membusuk atau kering, pangkal ujung berwarna
kecoklatan hitaman, dan kelopak buah akan mengalami perubahan warna.
Penyakit busuk yang diakibatkan infeksi bakteri ini jika tidak di atasi akan
mengakibatkan buah akan mengalami kebusukan yang parah, kegagalan
panen, dan bahkan buah akan berjatuhan.
PETUNJUK PERTOLONGAN DARURAT

Jauhkan korban/penderita dari sumber kontaminasi

Hubungi tenaga medis dengan rujukan label

Tanggalkan pakaian yang terkontaminasi dan


bersihkan penderita dengan air bersih

Usahakan pemuntahan, hanya dilakukan jika


disarankan pada label, dan penderita dalam
keadaan sadar

Jangan ijinkan penderita makan, minum atau


merokok

Bila terkena mata, cucilah / siram dengan air


bersih yang mengalir

Berikan label produk kepada dokter

Anda mungkin juga menyukai