Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN PESTISIDA DAN CARA

PENGAPLIKASIANNYA

Dosen Pengampu : Widya Lestari, S.Si, M.Si

DISUSUN OLEH :

Nama : Dimas Alfiyadana


Npm : 2003100020
Mata Kuliah : Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan
Kelas : Agroteknologi 4 A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LABUHANBATU
T.A 2021/2022
1. INSEKTISIDA (Serangga)

 Xemco 300 SC
Senyawa Aktif : Fipronil 125 g/l + Sulfoksaflor 175 g/l

Xemco 300 SC adalah insektisida dan racun kontak, lambung dan syaraf,
berbentuk pekatan suspense berwarna coklat muda untuk mengendalikan hama
pada tanaman padi.
 Hama Sasaran : Wereng Coklat (Nilaparvata Lugens), Penggerek Batang
(Scirpophagain Certulas), Penggulung Daun (Cnaphalocrosis Medinalis).
 Dosis : 225 ml/ha.
 Cara Penggunaan : Penyemprotan volume tinggi 400 - 500 L/ha. Aplikasi
dilakukan maksimal 2 kali dan dilakukan jika serangan telah mencapai
ambang batas, pada umur 20 - 50 hari setelah tanam (HST). Jangan
menyemprot setelah masa bunting. (BBCH 49/50 HST).

 Regent 0.3 GR
Senyawa Aktif : Fipronil 0,3 %

Regent 0.3 GR adalah insektisida sistemik racun kontak dan lambung berbentuk
butiran berwarna ungu untuk mengendalikan hama pada tanaman jagung, bawang
merah, dan tebu.

 Hama Sasaran : Ulat Tanah (Agrotis Ipsilon).


 Dosis : 20 - 25 kg/ha.
 Cara Penggunaan : Melakukan Penaburan.
2. FUNGISIDA (Jamur)

 Cabrio 250 EC
Senyawa Aktif : Piraklostrobin 250 g/l

Cabrio 250 EC adalah fungisida protektif, kuratif, dan Zat Pengatur Tumbuh
tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berwarna kuning
kecoklatan. Digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman tomat.

 Sasaran : Bercak Daun (Alternaria Solani), Busuk Daun


(Phytophthora Infestans).
 Dosis : 0.375 - 0.75 ml/l.
 Cara Penggunaan : Penyemprotan antara umur 20 - 85 hari setelah tanam.

 Zampro 525 SC
Senyawa Aktif : Ametoktradin 300 g/l + Dimetomorf 225 g/l

Zampro 525 SC adalah fungisida yang bersifat sistemik dan protektif berbentuk
pekatan suspensi berwarna putih untuk mengendalikan penyakit pada tanaman
kentang.

 Sasaran : Penyakit Busuk Daun/Late Blight (Phytopthora


Infestans).
 Dosis : 400 - 500 ml/ha.
 Cara Penggunaan : Penyemprotan pada umur 20 - 40 hari setelah tanam.
3. HERBISIDA (Gulma)

 Prowl 330 EC
Senyawa Aktif : Pendimethalin 330 g/l

Prowl 330 EC adalah herbisida pratumbuh berbentuk pekatan berwarna kuning


yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan gulma pada tanaman bawang
merah.

 Sasaran : Gulma Berdaun Sempit (Cynodon Dactylon Digitaria Sp


Echinochloa Colona Eleusine Indica).
 Dosis : 1,5 – 3 l/ha.
 Cara Penggunaan : Penyemprotan volume tinggi. Setelah pengolahan tanah,
bawang merah atau kedelai ditanam pada kedalaman 3 – 4 cm. Ditutup
dengan tanah, kemudian semprotkan Prowl 330 EC.

 Kixor 70 WG
Senyawa Aktif : Saflufenasil 70%

Kixor 70 WG adalah herbisida yang menghambat biosintesis klorofil berbentuk


butiran yang dapat didispersikan dalam air, berwarna abu-abu, untuk
mengendalikan gulma berdaun lebar pada pertanaman kelapa sawit dan
persiapan lahan tanaman jagung.

 Sasaran : Gulma Berdaun Lebar (Ageratum Conyzoides


Synedrella Nodiflora Asystasia Gangetica).
 Dosis : 40 – 60 gr/ha.
 Cara Penggunaan : Penyemprotan volume tinggi. Aplikasi dilakukan pada
saat gulma sudah mulai tumbuh (80%) dari penutupan lahan.

Anda mungkin juga menyukai