Oleh:
NURIL FIKRI
NRP. 1103141020
i
SEMINAR PROPOSAL PROYEK AKHIR
Judul :
Oleh :
NURIL FIKRI
NRP. 1103141020
Disetujui Oleh:
Dosen Penguji : Dosen Pembimbing :
1. 1.
2. 2.
Hendhi Hermawan, S.ST. Paulus Susetyo W., S.ST.,MT.
NIP. 2000000074 NIP. 197004101996031002
3.
Ronny Susetyoko, S.Si., M.Si.
NIP. 197112111995011001
Mengetahui
Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika
Kopi adalah salah satu jenis minuman panas yang paling populer. Minuman ini
diminum sekitar satu juta orang tiap harinya dan nilai ini akan terus meningkat tergantung
dari seberapa tinggi kualitas kopi spesial berkualitas tinggi (Bhumiratana, Adhikari, &
Chambers Iv,2011). Minum secangkir kopi sudah menjadi trend dikalangan remaja saat ini
dan banyak dijumpai di warung atau bahkan kafe.
Biji kopi mentah (green bean) masih harus disangrai atau roasting. Teknik roasting
bagi barista sendiri merupakan proses yang penting dimana tingkat kematangan menentukan
rasa dari kopi yang akan dibuat. Proses roasting selama ini masih kebanyakan masih
konvensional menggunakan penggorengan aka tetapi hasilnya masih belum mendekati
kesamaan dalam segi rasa dikarenakan kenaikan suhu perwaktunya sangat mempengaruhi dari
tingkat kematangan biji kopi saat roasting. Dalam prosesnya, biji kopi mengalami perubahan
warna dari putih kehijauan saat mentah sampai benar-benar menjadi arang.
Untuk menjawab masalah diatas, diperlukan sebuah inovasi baru yang akan menjadi
solusi dari masalah tersebut. Dengan mengacu pada konsep pengaturan suhu dan pewaktuan
serta peningkatan kemudahan dalam penggunaan, maka diperlukan sebuah mesin roasting
yang dapat disetting temperatur dan waktu roasting yang ditampilkan pada display sampai
kopi selesai diroasting. Mesin yang dibuat dengan bentuk drum ini akan berputar dengan
sistem pemanas yang menggunakan api dari LPG dibagian bawah drum. Sistem pemanas ini
dibuat otomatis mengikuti setting awal dari pengguna yang dikontrol mengan mikrokontroler.
Selama proses roasting sedang berjalan, pengguna bisa memonitor perubahan warna dari biji
kopi sesuai dengan keinginan dengan mudah, apabila dirasa cukup sesuai keinginan maka
mesin bisa dihentikan secara manual.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................ii
RINGKASAN............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Program........................................................................................................2
1.4 Luaran yang Diharapkan...........................................................................................2
1.5 Manfaat Program.....................................................................................................2
1.6 Batasan Masalah.......................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar di Indonesia yang dimulai sejak
Belanda mendatangi Indonesia. Tanaman kopi sangat tumbuh subur di Indonesia serta
memiliki kualitas yang baik. Hal ini dikarenakan iklimnya yang cocok dengan
karakteristik tumbuhan tersebut yaitu dibutuhkan iklim tropis. Tak heran jika biji kopi
yang dihasilkan di Indonesia sangat dikenal di mancanegara.
Pada saat ini bisnis kopi sudah sangat menjamur. Hal tersebut dapat dilihat dengan
semakin banyaknya pengusaha warung kopi emperan maupun warung kopi untuk kaum
menengah keatas. Menjamurnya bisnis kopi tersebut sejalan dengan peminat kopi yang
tidak hanya orang dewasa saja, tetapi para remaja saat ini juga mulai menggandrungi
minuman yang memiliki rasa pahit tersebut. Dalam mengolah biji kopi sampai menjadi
produk minuman dilakukan proses sangrai / roasting. Pemilihan biji kopi yang dapat di
sangrai yaitu yang telah masak pohon dengan biji berwarna hijau yang sering disebut
dengan green bean.
Untuk membedakan jenis kopi yang dihasilkan pada proses roasting dapat diketahui
dengan cara melihat warna kopi, berat yang hilang, banyaknya kadar air, penurunan asam
klorogenat maupun rasio kandungan asam amino bebas dari biji kopi setelah proses
roasting (Baggenstoss et al., 2008). Namun dalam mengukur kematangan dalam me-
roasting kopi dengan cara tersebut sangatlah kompleks dan perlu diteliti secarah ilmiah.
Sehingga dalam proses roasting dengan menggunaan tolak ukur warna kopi saat roasting
sering digunakan sebagai standar dalam industri meskipun kurang presisi (Senyuva &
Gökmen, 2005).
Proses roasting selama ini masih kebanyakan masih konvensional menggunakan
penggorengan dan harus terus diaduk agar panas yang masuk ke dalam biji kopi merata.
Hasil roasting konvensional dalam beberapa kali roasting hasilnya masih belum mendekati
kesamaan dalam segi aroma dan rasa sehingga untuk penjualan masih mengalami kendala
dalam hal menjaga kualitas kopi, dikarenakan kenaikan suhu perwaktunya sangat
mempengaruhi dari tingkat kematangan biji kopi saat roasting.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya mesin roasting yang memudahkan
barista pemula untuk menghasilkan hasil roasting yang baik sehingga rasa dari hasil kopi
yang di-roasting bisa mendekati sama setiap kali proses. Mesin roasting tersebut dapat
mengatur temperatur dan waktu secara otomatis selama proses roasting sesuai keinginan
2
dari barista serta dengan sistem penggunaan yang diharapkan memudahkan barista.
Dengan setting waktu dan temperatur yang tetap dan dalam pengawasan barista
diharapkan mampu menghasilkan biji kopi siap seduh dengan rasa dan aroma yang tetap
setiap proses roasting.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Trend Penikmat Kopi di Indonesia
Pasar kopi domestik terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya
pendapatan perkapita individu di Indonesia dan juga dengan trend gaya hidup (lifestyle)
dimana bermunculan coffeeshop yang menjamur di mana-mana yang salah satu motornya
adalah Starbucks. Berikut ini adalah tabel dari peningkatan konsumsi kopi per kapita dari
tahun 2010 sampai 2014 dengan prediksi sampai tahun 2016.
Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk
di Indonesia dari 237 juta di tahun 2010 menjadi diperkirakan 260 juta di tahun 2016,
meningkat juga kebutuhan dalam negeri dari 190 juta Kg di tahun 2010 menjadi
diperkirakan akan mencapai 400 juta di tahun 2016.
Selain meningkat dalam kebutuhan dalam negeri secara aggregate, konsumsi kopi per
kapita juga meningkat dengan meningkatnya pendapatan per kapita dan bertumbuhnya
industri olahan kopi dan menjamurnya coffeeshop dimana-mana. Pada tahun 2010
konsumsi kopi per kapita per tahun adalah 0.80, di tahun 2016 diperkirakan konsumsi kopi
perkapita pertahun adalah 1.54.
5
yang tertinggal dimulut setelah beberapa saat diminum yang disebut appertize dalam dunia
barista.
City/Full City merupakan kopi hasil roasting yang lebih gelap dari Cinnamon/New
England dikarenakan waktu roasting yang digunakan lebih lama sehingga menghasilkan
kandungan gula dan caramel dengan tingkat keasaaman yang hilang.Hasil roasting kopi ini
termasuk salah satu kopi dengan kualitas terbaik.
Vienna berasal dari sebutan sebuah tempat yang menyajikan kopi di Austria. Hasil
roasting kopi ini memiliki warna yang lebih gelap dari Full City. Saat diminum kopi ini
memiliki rasa caramel yang dominan.
Espresso memiliki hasil roasting yang lebih gelap dari Vienna serta kopi ini mudah
ditemui di tempat roasting klasik di Italia. Kopi ini memiliki rasa yang lebih pait. Teknik
roasting kopi ini membutuhkan waktu yang lama dengan suhu yang rendah.
French merupakan hasil roasting kopi yang memiliki warna paling gelap. Hasil
roasting kopi ini mudah sekali ditemui dan sangat popular di Prancis sesuai dengan
namanya.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Metode yang dilakukan dalam pembuatan teknologi dapat dilihat pada gambar
berikut.
Pengujian Alat
Sumber : Penulis
Dalam diagram diatas terdapat fitur preset yang merupakan fitur untuk menyimpan hasil
setting temperatur dan waktu yang bisa langsung diterapkan tanpa perlu disetting satu satu waktu dan
temperaturnya. Selain itu fungsi preset sendiri bisa digunakan sebagai penyimpan setting waktu dan
temperatur hasil roasting yang baik menurut barista.
Selain itu pada mesin roasting tersebut terdapat lcd display dengan desain rancangan sebagai
beriku :
11
Sumber : Penulis
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Bulan ke-
N
Kegiatan
o I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi literatur dan `
1.
pengamatan
Perencanaan sistem
2.
dan desain alat
Pembuatan alat dan
4
program
Pengujian alat dan
5
analisis hasil
Penyusunan
6
laporan akhir
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambaran Teknologi yang Akan Diterapkembangkan
14
Gambaran teknologi yang akan dibuat adalah mesin roasting yang memiliki display untuk
indikator suhu dan waktu terkini saat roasting.
Dalam teknologi ini secara garis besar sistem kerja dibagi menjadi 2 :
1. Sistem Pemanas dibuat otomatis menyesuiakan setting awal dari pengguna.
Pengaturan sistem pemanas ini menggunakan LPG dimana aliran gas diatr dengan
kran gas dari tabung LPG yang dikontrol dengan motor servo. Motor servo
tersebut digerakkan dan dikontrol dengan mikrokontroler
15
2. Sensor PT100 dan Termokopel type K yang digunakan untuk memonitor suhu dari
biji kopi dan udara dalam drum saat proses roasting berlangsung yang terintegrasi
dengan mikrokontroler untuk menyesuaikan sistem pemanas dan sistem ventilasi.
Corong
Drum Shield
Probe suhu
Kerangka