Anda di halaman 1dari 22

SEMINAR PROPOSAL PROYEK AKHIR

MESIN ROASTING KOPI


UNTUK MEMPERMUDAH BARISTA
DALAM MONITORING TINGKAT KEMATANGAN BIJI KOPI

ROASTING COFFE MACHINE TO EASE BARISTA IN MONITORING


GREEN BEAN ROAST LEVEL

Oleh:
NURIL FIKRI
NRP. 1103141020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2017

i
SEMINAR PROPOSAL PROYEK AKHIR
Judul :

MESIN ROASTING KOPI


UNTUK MEMPERMUDAH BARISTA
DALAM MONITORING TINGKAT KEMATANGAN BIJI KOPI

Oleh :

NURIL FIKRI
NRP. 1103141020

Telah diseminarkan dan disahkan menjadi Proyek Akhir (PA)


di
Program Studi D3 Teknik Elektronika, Departemen Teknik Elektro,
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
pada tanggal 15 Februari 2017

Disetujui Oleh:
Dosen Penguji : Dosen Pembimbing :
1. 1.

Akhmad Hendriawan, S.T., M.T. Eru Puspita, S.T., M.Kom.


NIP. 197501272002121003 NIP. 196912311995011001

2. 2.
Hendhi Hermawan, S.ST. Paulus Susetyo W., S.ST.,MT.
NIP. 2000000074 NIP. 197004101996031002

3.
Ronny Susetyoko, S.Si., M.Si.
NIP. 197112111995011001
Mengetahui
Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika

Dr. Eng. Bambang Sumantri, S.T., M.Sc.


NIP. 19781210.200312.1.002
ii
RINGKASAN

Kopi adalah salah satu jenis minuman panas yang paling populer. Minuman ini
diminum sekitar satu juta orang tiap harinya dan nilai ini akan terus meningkat tergantung
dari seberapa tinggi kualitas kopi spesial berkualitas tinggi (Bhumiratana, Adhikari, &
Chambers Iv,2011). Minum secangkir kopi sudah menjadi trend dikalangan remaja saat ini
dan banyak dijumpai di warung atau bahkan kafe.

Biji kopi mentah (green bean) masih harus disangrai atau roasting. Teknik roasting
bagi barista sendiri merupakan proses yang penting dimana tingkat kematangan menentukan
rasa dari kopi yang akan dibuat. Proses roasting selama ini masih kebanyakan masih
konvensional menggunakan penggorengan aka tetapi hasilnya masih belum mendekati
kesamaan dalam segi rasa dikarenakan kenaikan suhu perwaktunya sangat mempengaruhi dari
tingkat kematangan biji kopi saat roasting. Dalam prosesnya, biji kopi mengalami perubahan
warna dari putih kehijauan saat mentah sampai benar-benar menjadi arang.

Untuk menjawab masalah diatas, diperlukan sebuah inovasi baru yang akan menjadi
solusi dari masalah tersebut. Dengan mengacu pada konsep pengaturan suhu dan pewaktuan
serta peningkatan kemudahan dalam penggunaan, maka diperlukan sebuah mesin roasting
yang dapat disetting temperatur dan waktu roasting yang ditampilkan pada display sampai
kopi selesai diroasting. Mesin yang dibuat dengan bentuk drum ini akan berputar dengan
sistem pemanas yang menggunakan api dari LPG dibagian bawah drum. Sistem pemanas ini
dibuat otomatis mengikuti setting awal dari pengguna yang dikontrol mengan mikrokontroler.
Selama proses roasting sedang berjalan, pengguna bisa memonitor perubahan warna dari biji
kopi sesuai dengan keinginan dengan mudah, apabila dirasa cukup sesuai keinginan maka
mesin bisa dihentikan secara manual.

Kata Kunci : roasting, sangrai, kopi, otomatis, suhu

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................ii
RINGKASAN............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Program........................................................................................................2
1.4 Luaran yang Diharapkan...........................................................................................2
1.5 Manfaat Program.....................................................................................................2
1.6 Batasan Masalah.......................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4

2.1 Trend Penikmat Kopi di Indonesia..........................................................................4

2.2 Teknik Roasting.......................................................................................................5

2.3 Klasifikasi Hasil Proses Roasting Biji Kopi............................................................5


iv
BAB 3 METODE PELAKSANAAN...................................................................................7

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..................................................................12

4.1 Anggaran Biaya......................................................................................................12

4.2 Jadwal Kegiatan.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................................14

Lampiran 1. Gambaran Teknologi yang Akan Diterapkembangkan........................................14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Macam-macam hasil roasting kopi........................................................................6

Gambar 3.1. Blok Diagram Tahapan Pelaksanaan.....................................................................7

Gambar 3.2. Digram Blok Sistem...............................................................................................9

Gambar 3.3. Flowchart Kerja Sistem........................................................................................10

Gambar 3.4. Desain Tampilan Display.....................................................................................11

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konsumsi Kopi di Indonesia.........................................................................................4

Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya........................................................................................12

Tabel 3. Jadwal Kegiatan..........................................................................................................12

vi
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar di Indonesia yang dimulai sejak
Belanda mendatangi Indonesia. Tanaman kopi sangat tumbuh subur di Indonesia serta
memiliki kualitas yang baik. Hal ini dikarenakan iklimnya yang cocok dengan
karakteristik tumbuhan tersebut yaitu dibutuhkan iklim tropis. Tak heran jika biji kopi
yang dihasilkan di Indonesia sangat dikenal di mancanegara.
Pada saat ini bisnis kopi sudah sangat menjamur. Hal tersebut dapat dilihat dengan
semakin banyaknya pengusaha warung kopi emperan maupun warung kopi untuk kaum
menengah keatas. Menjamurnya bisnis kopi tersebut sejalan dengan peminat kopi yang
tidak hanya orang dewasa saja, tetapi para remaja saat ini juga mulai menggandrungi
minuman yang memiliki rasa pahit tersebut. Dalam mengolah biji kopi sampai menjadi
produk minuman dilakukan proses sangrai / roasting. Pemilihan biji kopi yang dapat di
sangrai yaitu yang telah masak pohon dengan biji berwarna hijau yang sering disebut
dengan green bean.
Untuk membedakan jenis kopi yang dihasilkan pada proses roasting dapat diketahui
dengan cara melihat warna kopi, berat yang hilang, banyaknya kadar air, penurunan asam
klorogenat maupun rasio kandungan asam amino bebas dari biji kopi setelah proses
roasting (Baggenstoss et al., 2008). Namun dalam mengukur kematangan dalam me-
roasting kopi dengan cara tersebut sangatlah kompleks dan perlu diteliti secarah ilmiah.
Sehingga dalam proses roasting dengan menggunaan tolak ukur warna kopi saat roasting
sering digunakan sebagai standar dalam industri meskipun kurang presisi (Senyuva &
Gökmen, 2005).
Proses roasting selama ini masih kebanyakan masih konvensional menggunakan
penggorengan dan harus terus diaduk agar panas yang masuk ke dalam biji kopi merata.
Hasil roasting konvensional dalam beberapa kali roasting hasilnya masih belum mendekati
kesamaan dalam segi aroma dan rasa sehingga untuk penjualan masih mengalami kendala
dalam hal menjaga kualitas kopi, dikarenakan kenaikan suhu perwaktunya sangat
mempengaruhi dari tingkat kematangan biji kopi saat roasting.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya mesin roasting yang memudahkan
barista pemula untuk menghasilkan hasil roasting yang baik sehingga rasa dari hasil kopi
yang di-roasting bisa mendekati sama setiap kali proses. Mesin roasting tersebut dapat
mengatur temperatur dan waktu secara otomatis selama proses roasting sesuai keinginan
2

dari barista serta dengan sistem penggunaan yang diharapkan memudahkan barista.
Dengan setting waktu dan temperatur yang tetap dan dalam pengawasan barista
diharapkan mampu menghasilkan biji kopi siap seduh dengan rasa dan aroma yang tetap
setiap proses roasting.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana memudahkan barista dalam monitoring suhu saat melakukan
proses roasting biji kopi
b) Bagaimana memudahkan barista dalam mengontrol suhu dan kecepatan motor
drum sebagai media pengaduk, saat proses roasting agar kopi matang secara merata
c) Bagaimana memudahkan barista dalam me-roasting kopi dengan tingkat
kematangan yang berbeda – beda sesuai keinginan.

1.3 Tujuan Program


a) Membuat mesin roasting untuk memudahkan barista pemula dalam
menyangrai kopi dengan hasil kematangan sesuai keinginan dan dapat dipantau oleh
barista
b) Menjaga kualitas hasil roasting kopi meskipun dilakukan berulang kali.
c) Sebagai sarana mengganti teknik roasting konvensional agar lebih efisien dan
hasil dari proses roasting sesuai keinginan.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu terciptanya mesin
roasting yang dapat me-roasting kopi dengan pengaturan suhu dan kecepatan motor drum
yang mudah disetting yang tingkat kematangannya tetap bisa dipantau oleh barista
pemula.

1.5 Manfaat Program


Beberapa manfaat yang dapat di peroleh dari program ini adalah:
a) Menghasilkan mesin roasting otomatis tetapi juga dapat dipantau oleh barista.
b) Menghasilkan biji kopi yang memiliki kualitas yang sesuai keinginan
meskipun dilakukan roasting berulang kali.
c) Membantu meningkatkan skill roasting biji kopi untuk barista pemula.
3

1.6 Batasan Masalah


a) Kapasitas dari mesin ini sekali proses roasting adalah 1kg biji kopi
b) Kecepatan maksimum dari putaran motor drum sebagai pengaduk adalah 120 RPM
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Trend Penikmat Kopi di Indonesia
Pasar kopi domestik terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya
pendapatan perkapita individu di Indonesia dan juga dengan trend gaya hidup (lifestyle)
dimana bermunculan coffeeshop yang menjamur di mana-mana yang salah satu motornya
adalah Starbucks. Berikut ini adalah tabel dari peningkatan konsumsi kopi per kapita dari
tahun 2010 sampai 2014 dengan prediksi sampai tahun 2016.

Tabel 1. Konsumsi Kopi di Indonesia


No Jumlah Kebutuhan Dalam Konsumsi Kopi Per
Tahun
. Penduduk Negeri (Kilogram) Kapita(Kg/Kapita/Tahun)
1 2010 237.000.000 190.000.000 0.80
2 2011 241.000.000 210.000.000 0.87
3 2012 245.000.000 230.000.000 0.94
4 2013* 249.000.000 260.000.000 1.04
5 2014** 253.000.000 300.000.000 1.19
6 2015** 257.000.000 350.000.000 1.36
7 2016** 260.000.000 400.000.000 1.54
Keterangan : Angka Estimasi AEKI
*Angka Sementara
**Angka Estimasi

sumber: Tantangan Kopi Indonesia Tahun 2015 (Bagian I). http://centuryrealtime.com/berita-analisis/komoditi/22-


news/vibeconominbusiness/6910-tantangan-kopi-indonesia-di-tahun-2015-bagian-i .

Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk
di Indonesia dari 237 juta di tahun 2010 menjadi diperkirakan 260 juta di tahun 2016,
meningkat juga kebutuhan dalam negeri dari 190 juta Kg di tahun 2010 menjadi
diperkirakan akan mencapai 400 juta di tahun 2016.
Selain meningkat dalam kebutuhan dalam negeri secara aggregate, konsumsi kopi per
kapita juga meningkat dengan meningkatnya pendapatan per kapita dan bertumbuhnya
industri olahan kopi dan menjamurnya coffeeshop dimana-mana. Pada tahun 2010
konsumsi kopi per kapita per tahun adalah 0.80, di tahun 2016 diperkirakan konsumsi kopi
perkapita pertahun adalah 1.54.
5

2.2 Teknik Roasting


Menurut Kevin Sinnot panas yang dibutuhkan untuk proses roasting kopi sama
dengan panasnya perdebatan orang orang dalam industri kopi yang memperdebatkannya
(Sinnott et al., 2010). Beberapa menganut metode panas dengan suhu rendah untuk
mengeluarkan mengeluarkan kandungan air dari dalam biji kopi sampai pyrolysis, atau
sering disebut first crack. Dan kemudian menyelesaikan sisa proses roasting dengan
meningkatkan panas sampai kopi matang sesuai keinginan. Lainnya menggunakan panas
yang tinggi diawal dan kemudian panas yang rendah setelah first crack, karena biji kopi
memiliki panas yang terperangkap sehingga kopi mampu matang dengan sendirinya. Untuk
mencapai keadaan pyrolisis umumnya terjadi pada suhu dari 400F sampai 420˚F (204˚C ke
216˚C), dan melepaskan sekitar 150 sampai 200 BTU (158-211 kilojoule) panas. Proses
roasting sering disebut dengan moment of the truth karena sampai kopi selesai panggang,
sisa-sisa rasanya tidak diketahui.
Kopi membutuhkan watu untuk mencapai kondisi pyrolisis. Saat kopi di roasting,
proses ini melewati macam-macam kondisi. Saat 220oF(104oC), biji kopi akan mengerut
dan akan kehilangan kadar airnya serta beratnya. Kemudian biji kopi tersebut akan
membengkak sampai dua kali ukuran awal biji kopi. Dan saat mencaai suhu 197 oC
warnanya akan berubah menjadi coklat pucat. Saat kondisi suhu berada pada 204oC, warna
akan berubah menjadi coklat, saat proses ini, asam amino bebas bereaksi dengan
menurunya kadar gula menghasilkan lebih dari 110 senyawa aromatik. Serta selam proses
roasting tersebut, biji kopi akan kehilangan kadar gula dan tingkat keasamannya akan
menurun. Tipe kopi dengan hasil roasting light roast (hasil roasting dengan warna coklat
tua) memiliki level PH yang lebih rendah. Saat proses selesai terdapat 700 senyawa yang
mengakibatkan rasa kopi berbeda.

2.3 Klasifikasi Hasil Proses Roasting Biji Kopi


Dalam standart kematangan biji kopi menurut para barista di seluruh dunia dibedakan
menurut warna biji kopi yang dihasilkan melalui proses roasting. Menurut Kevin Sinnot
biji kopi hasil roasting di klasifikasikan menjadi 5 macam menurut warnanya (Sinnott et
al., 2010).
Cinnamon/New England termasuk dalam kategori dengan rasa ringan yang popular
dan mudah ditemui ditempat seperti di kafe-kafe di Eropa karena cocok dikonsumsi sebagai
teman sarapan.Kopi ini memiliki kategori keasaman yang tinggi serta memiliki rasa unik
6

yang tertinggal dimulut setelah beberapa saat diminum yang disebut appertize dalam dunia
barista.
City/Full City merupakan kopi hasil roasting yang lebih gelap dari Cinnamon/New
England dikarenakan waktu roasting yang digunakan lebih lama sehingga menghasilkan
kandungan gula dan caramel dengan tingkat keasaaman yang hilang.Hasil roasting kopi ini
termasuk salah satu kopi dengan kualitas terbaik.
Vienna berasal dari sebutan sebuah tempat yang menyajikan kopi di Austria. Hasil
roasting kopi ini memiliki warna yang lebih gelap dari Full City. Saat diminum kopi ini
memiliki rasa caramel yang dominan.
Espresso memiliki hasil roasting yang lebih gelap dari Vienna serta kopi ini mudah
ditemui di tempat roasting klasik di Italia. Kopi ini memiliki rasa yang lebih pait. Teknik
roasting kopi ini membutuhkan waktu yang lama dengan suhu yang rendah.
French merupakan hasil roasting kopi yang memiliki warna paling gelap. Hasil
roasting kopi ini mudah sekali ditemui dan sangat popular di Prancis sesuai dengan
namanya.

Gambar 2.1. Macam-macam hasil roasting kopi


(sumber : Mengenal Istilah Hasil Roasting. http://www.suryateknikmesindo.com/?p=469&lang=id. [diakses tanggal 17 Oktober
2016]).
7

BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Metode yang dilakukan dalam pembuatan teknologi dapat dilihat pada gambar
berikut.

Pengumpulan Data dan Informasi

Tahap Pra Poposal


Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rencana Pembuatan Teknologi

Perancangan Hardware dan Mekanik Mesin

Tahap Pasca Poposal


Pengerjaan Mesin Roasting
Kerjasama Coffeeshop (pengujian)

Pengujian Alat

Gambar 3.1. Blok Diagram Tahapan Pelaksanaan


Sumber : Penulis, 2016

Pembuatan teknologi baik sebelum maupun sesudah persetujuan proposal memiliki


tahapan kegiatan dan juga output yang diharapkan.

3.1 Tahapan Pra Proposal


3.1.1 Pengumpulan data dan informasi
Merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai dasar proses penggalian ide untuk
teknologi yang akan dibuat. Tujuan dari langkah ini untuk mencari gagasan dan inovasi
mengatasi permasalahan kesulitan dalam proses roasting yang dialami barista di Coffeshop.
Dari tahap ini diharapkan memahami cara mensinkronasi sensor dengan alat yang akan dibuat serta
teknik roasting kopi sebagai bahan pertimbangan pembuatan fitur alat.
8

3.1.2 Identifikasi dan perumusan masalah


Kegiatan pengidenetifikasian permasalahan-permasalahan berdasarkan fakta yang ada.
Tujuan dari tahap ini menemukan Breakdown permasalahan dari proses roasting kopi yang
dapat diatasi dengan teknologi berupa mesin roasting. Dalam tahapan ini dilakukan
pengamatan terhadap hasil dari roasting menggunakan teknik konvensional menggunakan
penggorengansebagai bahan pertimbangan penambahan inovasi yang memudahkan barista.

3.2 Tahapan Pasca Proposal

3.2.1 Rencana tahapan kerja


Di tahapan ini dilakukan penyusunan kerangka kerja yang akan dilakukan serta
melakukan negosiasi dan kerjasama kepada pihak mitra usaha untuk saling membantu
menyelesaikan teknologi.

3.2.2 Perancangan Hardware dan Mekanik Mesin


Dalam tahapan ini dilakukan pernyusunan mekanik dan hardware sesuai dengan
desain. Tahapan ini dibagi menjadi dua progress yaitu pembuatan mekanik dan fisik mesin
roasting. Tingkat keberhasilan tahapan ini adanya drum roasting kopi dari bahan stainless
stell anti karat untuk memutar biji kopi selama roasting agar panas yang diterima biji kopi
merata kematangannya. Berdasarkan dari tinjauan pustaka yang telah dibuat maka rancangan
blok diagram sistem yang mewakili mesin roasting itu sendiri adalah sebagai berikut :
9

Gambar 2.2 Digram Blok Sistem

Sumber : Penulis

3.2.3 Pembuatan Teknologi


Merupakan kegiatan penggabungan antara mekanik dan fisik dengan sistem elektronik
dari teknologi. Tujuan dari tahapan ini Mekanik dan fisik tersinkronisasi sebagai teknologi
yang utuh dan siap digunakan oleh Barista. Dari tahapan ini diharapkan sudah tersedia mesin
roasting siap pakai sebagai teknologi yang siap digunakan untuk membantu barista dalam
proses roasting kopi. Berikut merupakan blok diagram kerja sistem secara garis besar :
10

Gambar 3.3 Flowchart Kerja Sistem


Sumber : Penulis

Dalam diagram diatas terdapat fitur preset yang merupakan fitur untuk menyimpan hasil
setting temperatur dan waktu yang bisa langsung diterapkan tanpa perlu disetting satu satu waktu dan
temperaturnya. Selain itu fungsi preset sendiri bisa digunakan sebagai penyimpan setting waktu dan
temperatur hasil roasting yang baik menurut barista.
Selain itu pada mesin roasting tersebut terdapat lcd display dengan desain rancangan sebagai
beriku :
11

Gambar 3.4 Desain Tampilan Display

Sumber : Penulis

3.2.4 Pengujian Alat


Kegiatan pengujian dengan biji kopi dan barista dari kerja sama dengan mitra usaha
Coffeshop. Barista bisa mencoba mesin roasting untuk efisiensi dari proses roasting. Tujuan
dari tahap akhir ini, mesin roasting mampu mengatasi masalah efisiensi proses roasting kopi
yang dikerjakan barista pemula serta mampu menghasilkan biji kopi yang mendekati sama
dalam beberapa kali roasting dengan batasan biji kopi yang sama jenisnya.
12

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya

Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Peralatan penunjang Rp. 1.810.000,00
2 Bahan habis pakai Rp. 7.273.000,00
3 Perjalanan Rp. 1.050.000,00
Lain-lain : administrasi, publikasi, laporan, Rp. 1.640.000,00
4
lainnya
Jumlah Rp. 11.773.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Proses tugas akhir ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan sebagai
berikut:
Tabel 3. Jadwal Kegiatan

Bulan ke-
N
Kegiatan
o I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi literatur dan `
1.
pengamatan
Perencanaan sistem
2.
dan desain alat
Pembuatan alat dan
4
program
Pengujian alat dan
5
analisis hasil
Penyusunan
6
laporan akhir

DAFTAR PUSTAKA
13

Anonim, Mengenal Istilah Hasil Roasting. http://www.suryateknikmesindo.com/ ?


p=469&lang=id. (Diakses tanggal 17 Oktober 2016 )
Baggenstoss, J., Poisson, L., Kaegi, R., Perren, R., & Escher, F. (2008). Coffee roasting
and aroma formation: Application of different time-temperature conditions. Journal
of Agricultural and Food Chemistry, 56(14), 5836–5846.
Bhumiratana, N., Adhikari, K., & Chambers Iv, E. (2011). Evolution of sensory aroma
attributes from coffee beans to brewed coffee. LWT - Food Science and
Technology, 44(10), 2185–2192.
Sinnott, K. (2010). The Art and Craft of Coffee An Enthusiast’s Guide to Selecting,
Roasting, and Brewing Exquisite Coffee. Quarry Books, 2011.
Sumbayak, M. http://centuryrealtime.com/berita-analisis/komoditi/22-news/vibeconomin-
business/6910-tantangan-kopi-indonesia-di-tahun-2015bagian. (Diakses tanggal 13
Oktober 2016)
Yang, N.,Liu, C.,Liu, X.,Degn, Tina Kreuzfeldt.,Munchow M.,Fisk, I. (2016).
Determination of volatile marker compounds of common coffee roast defects. Food
Chemistry 211 (2016) 206–214.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambaran Teknologi yang Akan Diterapkembangkan
14

Gambaran teknologi yang akan dibuat adalah mesin roasting yang memiliki display untuk
indikator suhu dan waktu terkini saat roasting.

Desain Tampak Depan


Sumber : Penulis

Dalam teknologi ini secara garis besar sistem kerja dibagi menjadi 2 :
1. Sistem Pemanas dibuat otomatis menyesuiakan setting awal dari pengguna.
Pengaturan sistem pemanas ini menggunakan LPG dimana aliran gas diatr dengan
kran gas dari tabung LPG yang dikontrol dengan motor servo. Motor servo
tersebut digerakkan dan dikontrol dengan mikrokontroler
15

2. Sensor PT100 dan Termokopel type K yang digunakan untuk memonitor suhu dari
biji kopi dan udara dalam drum saat proses roasting berlangsung yang terintegrasi
dengan mikrokontroler untuk menyesuaikan sistem pemanas dan sistem ventilasi.

Detail Bagian Alat

Corong
Drum Shield

Probe suhu

Penutup Kompor Motor

Kerangka

Desain Detail Mesin Roasting


Sumber : Penulis
16

Prosedur Kerja Alat


Saat mesin dijalankan, mesin yang dibuat dengan bentuk drum akan berputar dengan
sistem pemanas yang menggunakan api dari LPG dibagian bawah drum. Gas dari LPG diatur
dengan kran gas yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan motor sehingga ketika suhu
kurang panas, secara otomatis motor akan didrive untuk memutar kran gas agar pengapian
menjadi besar dan suhu meningkat.. Selama proses roasting sedang berjalan, pengguna bisa
memonitor perubahan warna dari biji kopi sesuai dengan keinginan, apabila dirasa cukup
maka mesin bisa dihentikan secara manual. Selain beberapa fitur tersebut, setelah proses
roasting kopi selesai dan hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka setting bisa diterapkan
ulang sehingga hasil bisa sama dan mmendekati dengan hasil yang terbaik sesuai harapan
pengguna. Mesin roeasting yang memiliki kemampuan roasting 1 kg kopi ini diharapkan
mampu menjaga kualitas setiap hasil roasting kopi agar mendekati sama sesuai keinginan

Anda mungkin juga menyukai