Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Anggi Destiana P XIII GP A / 16969
2. Benedictus HaryoW XIII GP A / 16975
3. Fajri Prasetyo Utomo XIII GP A / 16986
4. Ghani Nurrasyid XIII GP A / 16987
4. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dorongan.
Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB 1 7
PENDAHULUAN 7
A. LATAR BELAKANG 7
B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM 7
C. KESAMPAIAN LOKASI 7
Gambar 1.1 8
Tracking dari kampus menuju lokasi praktikum 8
D. WAKTU PRAKTIKUM 8
E. ALAT DAN BAHAN 8
Gambar 1.2 9
Peralatan yang digunakan praktikum 9
BAB II 10
GEOLOGI REGIONAL 10
I. Geomorfologi Regional 10
II. Stratigrafi Regional 10
III. Struktur Geologi 12
BAB III 13
DASAR TEORI 13
A. PENDAHULUAN 13
Gambar 1.3 13
Bahan galian pasir besi 13
B. GENESA 13
Gambar 1.4 14
Batuan beku Andesite dan Basalt 14
Gambar 1.5 15
Proses terbentuknya bahan galian pasir besi 15
C. TATANAN GEOLOGI DARI PEMBENTUKAN TIPE ENDAPAN 15
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktikum Tugas Akhir ini dilakukan di Pantai Depok, yaitu terletak di Depok,
Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini melakukan sampling bahan
galian, menghitung cadangan bahan galian, tracking GPS, ploting lokasi dengan GPS, dan
mengamati morfologi daerah sekitar. Pencarian bahan galian telah kami laksanakan untuk
memperdalam dan menerapkan ilmu yang kami dapatkan. Kegiatan belajar mengajar
memang tidak dapat dilaksanakan di kelas saja, melainkan harus terjun langsung ke
lapangan sebagai penyeimbang antara teori dan praktik.
Selain itu kami dapat menambah pengalaman dan meningkatkan kinerja kami saat
di lapangan karena pada dasarnya dalam Bidang Geologi Pertambangan kemampuan yang
di butuhkan antara lain skill, kemampuan leadership, disiplin, dan kompetensi lain yang
merupakan kemampuan lapangan yang harus dipenuhi disamping kemampuan teori
maupun pengolahan data yang harus dikuasai .
Dengan dasar ini kami terdorong untuk melakukan praktikum di Pantai Depok
yang dimulai pada tanggal 25 Desember 2019. Oleh karena itu dibuatlah laporan
praktikum ini.
C. KESAMPAIAN LOKASI
Laporan Tugas Akhir Page 8
Lokasi praktikum bertempat di Pantai Depok, yaitu terletak di Depok, Kretek,
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada praktikum ini kami berangkat dari sekolah
pukul 8.00 WIB dengan jarak tempuh ± 38 km ke arah Barat Daya. Untuk menempuh
perjalanan ke lokasi memerlukan waktu sekitar ± 1 jam, menggunakan kendaraan
roda 2. Gambar dibawah merupakan rute perjalanan kami dari SMKN 2 DEPOK
hingga ke Pantai Depok :
Gambar 1.1
Tracking dari kampus menuju lokasi praktikum
D. WAKTU PRAKTIKUM
1. GPS
Digunakan untuk tracking, koordinat, dll
2. Alat tulis
Digunakan untuk mencatat data lapangan
3. Kamera
Digunakan untuk mengambil foto daerah penelitian, morfologi, sampel batuan,
struktur geologi, dll
4. Kantong sampel
Kantong contoh batuan (kantong sampel) dapat menggunakan kantong plastik yang
kuat atau kantong jenis lain yang dapat dipakai untuk membungkus sampel
5. Pipa paralon
Untuk mengambil sampel bahan galian pasir besi dengan cara melakukan kegiatan
pemboran.
GEOLOGI REGIONAL
I. Geomorfologi Regional
Daerah pemetaan termasuk ke dalam zona Pegunungan Selatan. Secara
morfologis daerah pegunungan selatan merupakan pegunungan yang dapat dibedakan
menjadi 3 satuan morfologi utama, yaitu :
Stratigrafi Pegunungan Selatan bagian Barat Laut tersusun oleh batuan hasil
penengendapan gaya berat. Proses pengendapannya mengakibatkan struktur
perlapisan batuan pada Pegunungan Selatan memiliki kemiringan yang khas, yaitu ke
arah Selatan. Stratigrafi regional urut dari formasi tua ke muda yaitu :
2. Batuan Gunungapi
DASAR TEORI
A. PENDAHULUAN
Pasir besi merupakan salah satu bahan galian dari kelompok bijih besi, sejenis
pasir berwarna gelap yang mengandung partikel bijih besi (magnetit) yang terdapat di
sepanjang pantai. Umumnya, pasir besi terdiri atas mineral opak yang telah
bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non-logam, seperti kuarsa, kalsit,
feldspar, piroksen dan biotit. Mineral opak yang terkandung dalam pasir besi antara
lain magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematit.
Pasir besi memiliki warna hitam, kilap logam, berat jenis 1,8 ton/m, dan
ukuran butirnya adalah dari 1/16 mm sampai 2 mm. Pasir besi memiliki sifat
kemagnetan yang tinggi.
Pasir besi di Indonesia termasuk salah satu bahan baku dasar dalam industri
baja. Selain itu, pasir besi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri
semen dalam pembuatan beton, bahan dasar tinta kering (toner), bahan utama untuk
pita kaset, pewarna serta campuran (filter) untuk cat serta bahan dasar untuk industri
magnet permanen.
Gambar 1.3
Bahan galian pasir besi
B. GENESA
➢ BATUAN INDUK
Sumber atau batuan induk dari endapan pasir besi ialah batuan yang sifatnya
intermediet hingga basa yang bersifat andesitik hingga basaltik dan merupakan
batuan yang berasal dari gunung api. Batuan Andesit merupakan batuan beku
intermediet yang berwarna keabu-abuan dan berbutir halus. Pada umumnya,
Gambar 1.4
Batuan beku Andesite dan Basalt
Gambar 1.5
Proses terbentuknya bahan galian pasir besi
Bentuk dari pasir besi akan angular jika dekat dengan daerah erupsi gunung
berapi sedangkan bentuknya akan granular jika jauh dari erupsi gunung berapi. Serta
pasir besi memiliki warna yang gelap kehitaman karena banyak mengandung mineral
dengan dominan unsur besi. Pada pasir yang berwarna hitam, mineral yang
mendominasi diantaranya magnetit , hematit ,limonit, siderit. Semakin gelap warna
pasir, maka konsentrasi unsur Fe akan semakin tinggi.
Gambar 1.6
Peta Geologi Regional Indonesia
Endapan pasir besi bersumber dari batuan gunung berapi dan berdasarkan
gambar di atas, sebaran gunung api di Indonesia berada pada bagian barat Pulau
Sumatra dan bagian selatan Pulau Jawa. Sehingga pasir besi lebih banyak
ditemukan di pantai selatan Pulau Jawa dan pantai bagian barat Pulau Sumatra. Hal
ini dikarenakan material yang tertransport pada bagian selatan Pulau Sumatra dan
selatan Pulau Jawa mengalami transportasi yang lebih dekat jaraknya. Sedangkan,
bagian timur dari Pulau Sumatera dan bagian utara Pulau Jawa, jarak transportasi
material dari erupsi gunung api cenderung lebih jauh. Sehingga, material dari
sumber/asal sudah habis terlebih dahulu selama proses transportasi.
A. Metoda Langsung
1. Metoda Langsung Permukaan
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a. Penyelidikan singkapan (out crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
1. Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah
sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang
menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh
batuan nampak sebagai singkapan segar
2. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara
alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari
dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan
gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan
dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan
antara kerak bumi yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau
b. TrenchingFloat (penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang
berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh
erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan
dalam melakukan trenching kita harus berjalan berlawanan arah dengan
arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan
lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float
yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit
yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada
pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan
maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh
batuan yang terletak jauh dibawah overburden.
d. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari
batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang
diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang
satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya
adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya
dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi.
dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi,
disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode
lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi,
elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat
P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua
diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara
Shlumberger.
C. Gabungan keduanya
Yaitu eksplorasi cara langsung dan eksplorasi tidak langsung.Setelah
mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta
apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
a. Pemilihan anggota tim atau tenaga ahli
1. Geologist
2. Geophysist
3. Exploration Geologist
4. Geochemist
5. Operator Alat, dll
b. Rencana biaya
c. Pemilahan waktu yang tepat
d. Penyiapan peralatan atau perbekalan
➢ Peta dasar
➢ Alat surveying, ukur atau GPS
➢ Alat kerja :
1. Palu 5. Alat geofisika
2. Kompas 6. Alat sampling
3. Meteran 7. Altimeter
4. Kantong sampel 8. Alat bor dll
➢ Alat tulis
➢ Alat komunikasi
➢ Keperluan sehari-hari
➢ Obat-obatan atau P3K
e. Sesampai di lapangan :
1. Membuat base camp (perkemahan)
2. Mencek peralatan atau perbekalan
3. Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-
langkah lebih lanjut
4. Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenatnya (bila perlu)
Gambar 1.8
Metode Channel Sampling
Gambar 1.9
Penampang Trenching
Gambar 1.11
Macam Bentuk Penampang Test Pit
KEGIATAN PRAKTIKUM
A. METODE EKSPLORASI
Dalam kegiatan praktikum bahan galian pasir besi kali ini, kami menggunakan
metode eksplorasi secara langsung yaitu dengan metode Trenching Float
(penjejakan), karena pada dasarnya proses terbentuknya bahan galian pasir besi
bermula dari tertransportasinya material yang berasal dari gunung berapi yang
kemudian tertransport melalui sungai menuju hilir sungai yang kemudian terdorong
oleh ombak laut menuju pesisir pantai.
B. METODE SAMPLING
Dalam pengambilan sampel bahan galian pasir besi di Pantai Depok, Depok,
Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta kami menerapkan salah satu metode
sampling yaitu metode pemboran atau Borehole Sampling dengan prinsip pemboran
manual dengan menggunakan pipa paralon yang panjang satuannya 1,30 m.
Adapun tahapan dalam pengambilan sampel pasir besi, yaitu :
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan pemboran
2. Menentukan titik bor pada lokasi IUP yang akan dilakukannya sampling pasir
besi.
3. Jika titik sampel pemboran telah diketahui lokasinya, maka langkah selanjutnya
ialah membersihkan tempat/titik lokasi pemboran dari material penghambat.
4. Lakukan pemboran pada titik atau lokasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Secara keseluruhan jumlah titik yang akan dilakukan pemboran yaitu berjumlah
5 titik dengan luas lokasi IUP 100m² dan jarak antar titik bor yaitu 20m x 5m.
No X Y
1. 421842 9114117
2. 421841 9114123
3. 421811 9114133
4. 421809 9114126
5. 421823 9114121
Tabel 1.1
Koordinat pengambilan sample pasir besi
Gambar 2.5
Proses Quartering
6. Beri tanda berupa tulisan pada kantong sampel yang menyatakan kedalaman
serta nomor titik sampel.
C. TAHAPAN PREPARASI
Setelah selesai dilakukannya proses sampling bahan galian pasir besi di semua
titik sampling, maka semua sampel bahan galian wajib dilakukannya proses preparasi
agar dapat diketahui jumlah kadar besi (Fe) yang terkandung pada pasir besi tersebut.
Adapun tahapan preparasi bahan galian pasir besi tersebut, yaitu :
1. Pengeringan sampel, dalam langkah ini sampel pasir besi dikeringkan dengan
cara dijemur pada panas matahari, akan tetapi sangat tergantung pada cuaca.
Jika cuaca buruk ataupun hujan, maka sampel pasir besi dikeringkan dengan
cara dioven dengan suhu 100 °C selama 15 menit
Gambar 2.7
Proses pengeringan sampel pasir besi
3. Setelah berat sampel kering telah diketahui, maka langkah selanjutnya ialah
proses pemisahan bahan galian besi (Fe) dari material pengotornya dengan
menggunakan Magnet yang kemudian besi (Fe) yang telah terpisah dari material
pengotornya akan dilakukan penimbangan, guna mengetahui berat bahan galian
besi yang telah didapat.
Gambar 2.9
Proses pemisahan besi ( Fe ) dari material pengotor dengan menggunakan magnet
4. Catat semua data yang telah diperoleh dari hasil penimbangan berat sampel
kering, berat besi (Fe), serta nomor sampel yang telah tertera pada kantong
sampel tersebut.
5. Setelah semua data tercatat semua, maka langkah berikutnya ialah penghitungan
kadar besi (Fe) pada sampel pasir besi dengan rumus :
Setelah sample direduksi sampai 3 kali, maka didapatkan rincian data sebagai berikut :
ST 1 ST 2
ST 3 ST 4
ST 5
RENCANA PENAMBANGAN
a. Keadaan Endapan
Kondisi endapan pasir, tebal, dan juga kedalamannya. Endapan pasir yang ada di
Pantai Depok, Depok, Kretek, Bantul, Yogyakarta dengan relatif ketebalan 1,5 meter.
Endapan pasir dan batu ini merupakan endapan pasir yang terbawa sungai menuju pantai
selatan.
b. Kedalaman Penambangan dalam Desain Tambang
Berdasarkan jenis endapan dan kedalamannya, kegiatan penambangan dilakukan dari
bagian atas terlebih dahulu menuju ke dasar sampai ditemukan air permukaan.
Berdasarkan faktor-faktor di atas dan pertimbangan, biaya operasi tambang terbuka
lebih murah daripada tambang bawah tanah maka dapat ditentukan metode yang cocok
diterapkan pada lokasi TA yaitu sistem tambang terbuka dengan metode open cut.
A. Tahapan Kegiatan Penambangan
Secara teknis pada lokasi TA direncanakan akan ditambang dengan sistem tambang
terbuka (open pit). Tahapan kegiatan penambangan yang akan dilakukan meliputi:
1. Pemuatan Pasir
Pemuatan adalah proses pemindahan pasir dari front penambangan ke alat angkut.
Dari pengukuran di lapangan diketahui volume pasir dan batu yang harus dimuat ke alat
angkut sebesar 900 m3. Pemuatan dilakukan dengan alat excavator Komatsu PC 200-8 yang
mempunyai kapasitas bucket 0,8 m3. Pemuatan dilakukan ke dalam dump truckMitsubishi
Colt Diesel 136 PS yang memiliki kapasitas bak angkut 5 m 3. Pemuatan ke dalam truk curah
dilakukan sampai 7 kali pemuatan. Waktu edar pemuatan adalah 245 detik / 4,08 menit.
1. Pengangkutan Pasir
Alat angkut yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan dari lokasi penambangan
ke lokasi pencucian adalah Mitsubishi Colt Diesel 136 PS, yang memiliki kapasitas bak 5 m 3.
Jumlah tuang pemuatan oleh excavator Komatsu PC 200-8 sebanyak 7 kali. Diketahui
No Deskripsi Waktu
1 Jumlah hari setahun 365 hari
2 Jumlah hari libur setahun 65 hari
- Hari minggu 52 hari
- Hari libur nasional 13 hari
3 Jumlah hari kerja setahun 300 hari
4 Jumlah hari kerja sebulan 25 hari/bulan
5 Jumlah shift/hari 1 shift/hari
6 Shift I (hari biasa)
07.00 - 12.00 (5 jam kerja)
12.00 - 13.00 (1 jam istirahat) 8 jam kerja
13.00 - 16.00 (3 jam (kerja)
8 Waktu kerja dalam satu hari 8 jam/hari
9 Waktu kerja dalam satu tahun 1450 jam/tahun
Rencana penambangan yang akan dilakukan adalah selama 1 tahun. Target produksi
tertambang kurang lebih 900 m3.
Areal yang akan menjdi fokus untuk dilakukan penambangan adalah area prospek
cadangan Pasir besi. Umur tambang yang dapat dikerjakan adalah 1 tahun
3.3. Peralatan
Perhitungan jumlah unit crusher,excavator, dump truck, dan wheel loader yang
dibutuhkan berdasarkan rencana produksi Pasir dan batu, dalam melakukan perhitungan
jumlah kebutuhan unit peralatan tersebut baik untuk operasi penambangan Pasir dan batu
harus diperhatikan beberapa batasan-batasan yang berkaitan dengan karakteristik Pasir dan
Merk : Komatsu
Tipe : PC 200-8
Kekuatan mesin Gross : 155 HP / 2000 rpm
Kekuatan mesin Net : 148 HP / 2000 rpm
Kapasitas bucket heaped : 0,8 m³
Maximum digging height : 9500 mm
Maximum dumping height : 6630 mm
Maximum digging depth : 5380 mm
Operating weight : 19.400 kg
Dimensi :
● Overall arm length = 9480 mm
● Overall width = 2800 mm
● Operating height = 3040 mm
Tabel 4.5. Spesifikasi Gigi dan Kecepatan DT Mitsubishi Colt Diesel 136 PS
Gigi Kecepatan (km/jam)
1 15
2 28
3 55
4 77
5 103
Mundur 15
Tabel 4.7. Produktivitas dan Jumlah Alat Dump Truck Untuk Mengangkut Pasir dan Batu
SATUA
Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel TAHUN
N
FE SHD 136 PS
1 2
Kapasitas bak truck C 5 5 LCM
Jumlah tuang backhoe N 7 7
Cycle time backhoe cms 0.35 0.35 menit
Jarak pengangkutan D 0.36 0.36 km
Kecepatan truck bermuatan V1 20 20 km/jam
Kecepatan truck kosong V2 45 45 km/jam
Waktu loading (n x cms) t1 2.45 2.45 menit
Waktu ganti
t2 2.00 2.00 menit
gear+dumping+maneuver
Waktu tempuh bermuatan t3 3.50 3.50 menit
Waktu kembali kosong t4 2.02 2.02 menit
Cycle time dump truck (t1+t2+t3+t4) cmt 9.97 9.97 menit
Effective utilization EU 83% 83% %
Mechanical availability MA 95% 95% %
Produktivitas ( (60/cmt) x C x EU) HP 24.97 24.97 LCM/jam
Produktivitas (Q) per hari LCM/har
199.80 199.80
(HP x 8 jam/hari) i
LCM/har
Target produksi pengangkutan T 2,061 2,061
i
Jumlah dump truck yang bekerja di
N1 unit
lapangan 11 11
Jumlah dump truck yang harus
N2 unit
disediakan 12 12
Jumlah cadangan dump truck N3 1 1 unit
(b). Walaupun top soil telah didatangkan dengan asumsi bahwa mikrobiota juga
tersedia, maka bantuan pemupukan juga menjadi penting;
(f). Monitoring duilakukan secara kontinyu, untuk mengetahui hal ikwal yang
mungkin terjadi; baik untuk pencegahan hama dan atau penyakit tanaman.
(j). Apabila pada akhir revegetasi bentuk tanaman yang dikehendaki adalah jenis-jenis
khusus, maka tindakan perkayaan perlu dilakukan setelah tanaman berumur lima
tahun;
(k). Tingkat keberhasilan reklamasi pantai, dapat dilihat setelah hutan mencapai klimak,
atau sekitar 15-20 tahun, dengan jenis-jenis yang sesuai dengan kondisi sebelum
kegiatan penambangan dilakukan, terciptanya peranan fungsi ekosistem formasi
pantai, serta hadirnya satwa penghuni baru dan atau jenis-jenis yang sebelumnya
ada.
Strategi Pemasaran
Menghubungi perusahaan yang menggunakan bahan galian pasir besi
Membangun relasi dengan customer
Mempromosikan produk melalui website
Meyakinkan customer dengan produk yang berkualitas
Untuk pemasaran sendiri pelaku usaha biasanya melakukan kerjasama dengan mitra
yang pada umumnya kontraktor sipil yang biasa digunakan sebagai bahan baku
untuk membuat beton. Untuk di lokal sendiri potensi pasir besi sangat besar
mengingat kegunaannya yang menjadi bahan baku dalam industri semen yang
fungsinya dapat ditunjukkan pada hasil penelitian sebagai berikut:
Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan
maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 42,65 MPa dan dapat meningkatkan kuat
tekan sebesar 28,41% dibandingkan beton normal.
Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan
maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 3,07 MPa dan meningkatkan kuat tarik
belah sebesar 4,84% dibandingkan beton normal.
Pada pasir besi ini meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah hingga 80%, hal
ini dimungkinkan karena selain sifat filler juga sifat kimiawi pasir besi yang
mengandung SiO2 sehingga membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat.
Mengenai peluang, Indonesia memiliki cadangan bijih besi yang dihasilkan dari tipe
endapan pasir besi yang memiliki prospek untuk dimantaatkan pada pengembangan
industri baja nasional (Tabel 8.2). Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber
daya mineral yang sangat besar serta posisi yang strategis di kawasan Asia Pasifik
mempunyai peluang untuk mengembangkan potensi mineralnya apabila ditunjang
dengan strategi yang sesuai serta iklim berusaha yang mendukung.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kegiatan praktikum bahan galian pasir besi ini, dalam tahapan
eksplorasi, kami menggunakan eksplorasi langsung permukaan, yaitu Trenching
Float (penjejakan) karena pada dasarnya proses terbentuknya bahan galian pasir besi
bermula dari tertransportasinya material yang berasal dari gunung berapi yang
kemudian tertransport melalui sungai menuju hilir sungai yang kemudian terdorong
oleh ombak laut menuju pesisir pantai.
Selain itu dalam pengambilan sampel bahan galian pasir besi, kami
menggunakan metode pemboran manual dengan menggunakan pipa paralon yang
berukuran 2“ dengan panjang 1,3 m. Jumlah titik sampel yang dibuat berjumlah 5 titik
bor sampel dengan luas IUP 100m2 dengan jarak antar titik bor 20m x 5m dan
sampel diambil setiap kedalaman 25 cm.
Berdasarkan hasil praktikum kami, lokasi endapan pasir besi di pangai depok
aaat ini tidak layak ditambanb. Akan tetapi sesuai ketentuan kami tetap membuat
perencanaan tambangnya.
Untuk proses preparasi bahan galian pasir besi yaitu :
1. Penjemuran sampel bahan galian
2. Penimbangan sampel bahan galian yang sudah kering
3. Pemisahan antara bahan galian besi (Fe) dari pengotor dengan
menggunakan magnet.
4. Penimbangan berat bahan galian besi.
5. Penghitungan kadar besi yang terkandung dalam sampel.
Kritik :
1. Dalam praktikum tugas akhir tidak dibekali dengan peralatan yang memadai
dari sekolah sehingga siswa harus mencari sendiri peralatan yang dibutuhkan
1. Kurangnya informasi mengenai tugas akhir menyebabkan adanya kesulitan
dalam pengerjaan
Saran :
1. Sekolah menyediakan peralatan yang dibutuhkan oleh siswa dalam
pengerjaan tugas akhir agar memudahkan siswa dalam penyelesaian tugas
akhir.
2. Memberi informasi yang lebih rinci mengenai tugas akhir akan sangat
membantu dalam penyelesaian tugas akhir.