Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KEGIATAN TUGAS AKHIR

Proses Preparasi Bahan Galian Pasir Besi dengan


Metode Pemboran Manual

Laporan ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan

Tahun Ajaran 2019/2020 di SMK N 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh :

XIII GP A / 16987 GhaniNurrasyid


XIII GP A / 16986 Fajri Prasetyo Utomo
XIII GP A / 16975 Benedictus Hayo W
XIII GP A / 16969 Anggi Destiana P

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK


SLEMAN YOGYAKARTA
2020

Laporan Tugas Akhir Page 1


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir yang berjudul :

Proses Preparasi Bahan Galian Pasir Besi dengan


Metode Pemboran Manual

Kelompok 4
1. Anggi Destiana P XIII GP A / 16969
2. Benedictus HaryoW XIII GP A / 16975
3. Fajri Prasetyo Utomo XIII GP A / 16986
4. Ghani Nurrasyid XIII GP A / 16987

Telah diuji dan disahkan dihadapan


Penguji Kegiatan Tugas Akhir
Program Keahlian Geologi Pertambangan
Pada Hari .......... Tanggal ..................... Tahun 2020

Ketua Program Keahlian


Geologi Pertambangan

( Daru Bintara. S.T )

NIP . 1962 0724 1999031001

Laporan Tugas Akhir Page 2


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan tugas akhir yang
berjudul :

Proses Preparasi Bahan Galian Pasir Besi dengan


Metode Pemboran Manual
Yang merupakan bentuk tanggung jawab lanjutan dari pelaksanaan kegiatan Tugas
Akhir dengan sebaik-baiknya. Penulisan laporan ini dapat diselesaikan tentu tidak terlepas
karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya.

2. Orang tua, atas izin, doa, serta dukungannya.

3. Pihak sekolah yang telah bersedia memberikan pembekalan berupa materi


mengenai bahan galian yaitu berupa pasir besi kepada siswanya,

4. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dorongan.

Semua pihak yang dengan segala ketulusannya telah membantu, sehingga


penulisan laporan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kami menyadari bahwa apa
yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala masukan,
kritik, dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami butuhkan
untuk kesempurnaan penulisan laporan ini.
Semoga laporan ini memiliki nilai positif dan dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi pembaca dan penulis. Aamiin.

Yogyakarta, 17 September 2020

Penyusun

Laporan Tugas Akhir Page 3


Laporan Tugas Akhir Page 4
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB 1 7
PENDAHULUAN 7
A. LATAR BELAKANG 7
B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM 7
C. KESAMPAIAN LOKASI 7
Gambar 1.1 8
Tracking dari kampus menuju lokasi praktikum 8
D. WAKTU PRAKTIKUM 8
E. ALAT DAN BAHAN 8
Gambar 1.2 9
Peralatan yang digunakan praktikum 9
BAB II 10
GEOLOGI REGIONAL 10
I. Geomorfologi Regional 10
II. Stratigrafi Regional 10
III. Struktur Geologi 12
BAB III 13
DASAR TEORI 13
A. PENDAHULUAN 13
Gambar 1.3 13
Bahan galian pasir besi 13
B. GENESA 13
Gambar 1.4 14
Batuan beku Andesite dan Basalt 14
Gambar 1.5 15
Proses terbentuknya bahan galian pasir besi 15
C. TATANAN GEOLOGI DARI PEMBENTUKAN TIPE ENDAPAN 15

Laporan Tugas Akhir Page 5


Gambar 1.6 16
Peta Geologi Regional Indonesia 16
Gambar 1.7 17
Sistem aliran sungai 17
D. SIFAT FISIK PASIR BESI 17
1. EKSPLORASI DAN METODE SAMPLING 17
1.1 Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangan 17
1.1.1 Studi Literatur 17
1.1.2 Studi Penginderaan Jarak Jauh 17
1.1.3 Studi Geofisika 18
1.1.4 Persiapan dan Penyediaan Peralatan Lapangan 18
1.2 METODE EKSPLORASI 18
A. Metoda Langsung 18
B. Metoda Tidak Langsung 21
C. Gabungan keduanya 24
1.3 METODE SAMPLING 24
1.3.1 Metode Paritan (Channel Sampling) 26
Gambar 1.8 26
Metode Channel Sampling 26
1.3.2 Metode Selokan Uji (Trenching) 27
Gambar 1.9 27
Penampang Trenching 27
Gambar 1.10 28
Arah Penggalian Trenching 28
1.3.3 Metode Chipping 28
1.3.4 Metode Sumur Uji (Test Pitting) 28
Gambar 1.11 29
Macam Bentuk Penampang Test Pit 29
1.3.5 Metode Pemboran (Borehole Sampling) 29
BAB IV 31
KEGIATAN PRAKTIKUM 31
A. METODE EKSPLORASI 31
B. METODE SAMPLING 31
Gambar 2.3 32

Laporan Tugas Akhir Page 6


Titik pengambilan sampel pasir besi 32
Gambar 2.5 32
Proses Quartering 32
Gambar 2.6 33
Sample hasil Borehole Sampling pasir besi 33
C. TAHAPAN PREPARASI 33
Gambar 2.7 33
Proses pengeringan sampel pasir besi 33
Gambar 2.8 34
Proses penimbangan berat sample pasir besi 34
Gambar 2.9 34
Proses pemisahan besi ( Fe ) dari material pengotor dengan menggunakan magnet 34
REKLAMASI 50
BAB VI 51
PENUTUP 51
A. KESIMPULAN 51
B. KRITIK DAN SARAN 52
DAFTAR PUSTAKA 53

Laporan Tugas Akhir Page 7


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktikum Tugas Akhir ini dilakukan di Pantai Depok, yaitu terletak di Depok,
Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini melakukan sampling bahan
galian, menghitung cadangan bahan galian, tracking GPS, ploting lokasi dengan GPS, dan
mengamati morfologi daerah sekitar. Pencarian bahan galian telah kami laksanakan untuk
memperdalam dan menerapkan ilmu yang kami dapatkan. Kegiatan belajar mengajar
memang tidak dapat dilaksanakan di kelas saja, melainkan harus terjun langsung ke
lapangan sebagai penyeimbang antara teori dan praktik.

Selain itu kami dapat menambah pengalaman dan meningkatkan kinerja kami saat
di lapangan karena pada dasarnya dalam Bidang Geologi Pertambangan kemampuan yang
di butuhkan antara lain skill, kemampuan leadership, disiplin, dan kompetensi lain yang
merupakan kemampuan lapangan yang harus dipenuhi disamping kemampuan teori
maupun pengolahan data yang harus dikuasai .

Dengan dasar ini kami terdorong untuk melakukan praktikum di Pantai Depok
yang dimulai pada tanggal 25 Desember 2019. Oleh karena itu dibuatlah laporan
praktikum ini.

B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM


Maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum sebagai berikut :
1. Siswa dapat melihat dan mengenal kondisi lapangan, secara langsung tidak hanya
mengacu kepada teori yang ada.
2. Meningkatkan kemampuan kami dalam melakukan pekerjaan saat kami di
lapangan.
3. Melatih jiwa leadership dan rasa tanggung jawab terhadap setiap siswa.
4. Siswa dapat menganalisa dan dapat mengambil kesimpulan terhadap sejarah
geologi atau ada tidaknya singkapan yang terdapat pada formasi – formasi geologi
dimana daerah pengamatan tersebut.
5. Siswa mampu bekerjasama dengan tim ataupun individu.

C. KESAMPAIAN LOKASI
Laporan Tugas Akhir Page 8
Lokasi praktikum bertempat di Pantai Depok, yaitu terletak di Depok, Kretek,
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada praktikum ini kami berangkat dari sekolah
pukul 8.00 WIB dengan jarak tempuh ± 38 km ke arah Barat Daya. Untuk menempuh
perjalanan ke lokasi memerlukan waktu sekitar ± 1 jam, menggunakan kendaraan
roda 2. Gambar dibawah merupakan rute perjalanan kami dari SMKN 2 DEPOK
hingga ke Pantai Depok :

Gambar 1.1
Tracking dari kampus menuju lokasi praktikum

D. WAKTU PRAKTIKUM

Waktu pelaksanaan praktikum lapangan yang bertempat di Pantai Depok,


Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dimulai pada tanggal 25 Desember
2019.

E. ALAT DAN BAHAN

Laporan Tugas Akhir Page 9


Gambar 1.2
Peralatan yang digunakan praktikum

1. GPS
Digunakan untuk tracking, koordinat, dll
2. Alat tulis
Digunakan untuk mencatat data lapangan
3. Kamera
Digunakan untuk mengambil foto daerah penelitian, morfologi, sampel batuan,
struktur geologi, dll
4. Kantong sampel
Kantong contoh batuan (kantong sampel) dapat menggunakan kantong plastik yang
kuat atau kantong jenis lain yang dapat dipakai untuk membungkus sampel
5. Pipa paralon
Untuk mengambil sampel bahan galian pasir besi dengan cara melakukan kegiatan
pemboran.

Laporan Tugas Akhir Page 10


BAB II

GEOLOGI REGIONAL

I. Geomorfologi Regional
Daerah pemetaan termasuk ke dalam zona Pegunungan Selatan. Secara
morfologis daerah pegunungan selatan merupakan pegunungan yang dapat dibedakan
menjadi 3 satuan morfologi utama, yaitu :

1. Satuan Morfologi Perbukitan Berelief Sedang hingga Curam


Berada di sekitar Imogiri di bagian Barat, memanjang ke Utara hingga
Prambanan, kemudian membelok ke arah Timur (Pegunungan Baturagung),
menerus ke arah Timur melalui Perbukitan Panggung, Plopoh, Kambangan
hingga di daerah yang terpotong oleh jalan raya Pacitan – Slahung. Litologi yang
terdapat di satuan morfologi ini berasal dari Formasi Semilir, Nglanggran, Wuni
dan Besole.
2. Satuan Dataran tinggi
Satuan ini meliputi daerah Gading, Wonosari, Playen hingga Semanu dengan
ketinggian rata-rata 200 meter di atas permukaan laut. Litologi utamanya tersusun
atas batu gamping. Topografi pada daerah ini relatif datar.
3. Satuan Perbukitan Kerucut
Satuan ini meliputi sebelah Timur Parangtritis memanjang ke arah Timur
melalui Baron dan menerus ke arah Timur melewati Punung hingga Pacitan.
Morfologinya tersusun atas bukit-bukit kecil berbentuk kerucut dengan litologi
utamanya adalah batu gamping terumbu maupun batu gamping klastik.

II. Stratigrafi Regional

Stratigrafi Pegunungan Selatan bagian Barat Laut tersusun oleh batuan hasil
penengendapan gaya berat. Proses pengendapannya mengakibatkan struktur
perlapisan batuan pada Pegunungan Selatan memiliki kemiringan yang khas, yaitu ke
arah Selatan. Stratigrafi regional urut dari formasi tua ke muda yaitu :

Laporan Tugas Akhir Page 11


1. Formasi Kepek – Wonosari
Litologi penyusunnya terdiri atas : batu gamping, batu gamping napalan, batu
gamping tuffan, batu gamping konglomerat, batu pasir tuffan, napal, serta batu
lanau. Umur pengendapan batuan yaitu pada Kala Miosen Tengah – Miosen
Akhir.
2. Formasi Oyo
Litologi penyusunnya terdiri atas : napal tuffan, tuff andesitan, dan batu gamping
konglomeratan. Umur pengendapan formasi ini adalah Kala Miosen Tengah.
Formasi Oyo terendapakan secara tak selaras diatas Formasi Sambipitu
3. Formasi Sambipitu
Formasi Sambipitu tersusun atas : batu pasir, batu lanau, serta batu lempung.
Memiliki struktur gradasi. Bagian bawah bersifat volkanik dan makin ke atas
makin bersifat gampingan. Umur pengendapan formasi ini adalah Miosen Awal –
Tengah. Ketebalan formasi ini sekitar 150 meter.
4. Formasi Nglanggran
Litologinya tersusun atas breksi volkanik (berkomposisi bongkah lava dan bomb
andesit). Umur pengendapan formasi diperkirakan Miosen Tengah bagian bawah.
Ketebalan formasi sekitar 750 meter.
5. Formasi Semilir
Litologinya terdiri dari : batu pasir tuffan, batu lanau, batu lempung, serta batu
pasir tuffan konglomeratan (fragmen pumis). Formasi ini terbentuk pada kala
Miosen Awal bagian Tengah.
6. Formasi Kebo-Butak
Litologi formasi ini terdiri atas : batu pasir, batu lempung, serpih, tuff, dan
aglomerat. Formasi ini terbentuk pada kala Miosen Awal bagian awal.

Berdasarkan litologinya, Stratigrafi Parangtritis dapat dibedakan menjadi :

1. Batuan Sedimen Klastik Volkanik


Batuan sedimen klastik volkanik berumur Tersier berupa tuffan yang
terdiri atas material volkanik berukuran debu hingga lapili dengan sifat non-
gampingan dan tidak terdapat fosil. Ketebalan perlapisan tuffan yang tersingkap
75 meter.

2. Batuan Gunungapi

Laporan Tugas Akhir Page 12


Batuan gunungapi berumur Tersier yang tersusun atas breksi andesit,
andesit, serta lava Parangkusumo.
● Breksi andesit yang diselingi oleh aliran lava bersifat andesitik, berstruktur
lempeng, serta telah mengalami pelapukan dan perubahan yang ditandai
ditemukannya mineral serisit serta klorit pada batuan.
● Batuan andesit berupa lava berwarna abu-abu kehijau-hijauan. Memiliki
struktur kekar tiang serta telah mengalami perubahan ditandai dengan
ditemukannya klorit pada batuan tersebut.
● Satuan Lava Parangkusumo berupa lava basal, berstuktur kekar lempeng.
Batuan ini telah mengalami perubahan yang ditandai adanya mineral klorit
dan kalsit.
3. Batuan Sedimen Klastik karbonat
Penyebaran sedimen kastik karbonat terdapat dibagian Barat dan Timur
Parangtritis. Litologinya terdiri dari batu gamping terumbu serta pasiran.
4. Endapan Permukaan
Endapan permukaan atau Satuan Aluvium tersusun atas sedimen lempung
hingga kerakal. Sedimen-sedimen tersebut merupakan hasil rombakan, pelapukan
dan pencucian batuan sekitar serta endapan pantai (terdiri atas sedimen berukuran
halus yang membentuk gumuk pasir).

III. Struktur Geologi


Pola struktur geologi yang ada di daerah pemetaan berkaitan dengan
pembentukan pegunungan di Selatan Jawa serta Palung Jawa. Struktur yang ada
berupa sesar normal (Bantul, Bambang Lipuro sertan Mudal); sesar medatar
(Parangkusumo, Soka Nambangan serta Siluk); ketidakselarasan; keselarasan; kekar.
Orientasi sesar N 275°W hingga N 310° W (Tenggara - Barat Laut) dan
N20°E hingga 50°E (Timur Laut - Barat Daya). Pada daerah Parangtritis terdapat
pemunculan mata air panas yang disebabkan penunjaman Sesar parangkusumo
dengan arah N 300°W / 80°. Sudut penunjaman sesar membentuk zona kekar.

Laporan Tugas Akhir Page 13


BAB III

DASAR TEORI

A. PENDAHULUAN
Pasir besi merupakan salah satu bahan galian dari kelompok bijih besi, sejenis
pasir berwarna gelap yang mengandung partikel bijih besi (magnetit) yang terdapat di
sepanjang pantai. Umumnya, pasir besi terdiri atas mineral opak yang telah
bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non-logam, seperti kuarsa, kalsit,
feldspar, piroksen dan biotit. Mineral opak yang terkandung dalam pasir besi antara
lain magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematit.
Pasir besi memiliki warna hitam, kilap logam, berat jenis 1,8 ton/m, dan
ukuran butirnya adalah dari 1/16 mm sampai 2 mm. Pasir besi memiliki sifat
kemagnetan yang tinggi.
Pasir besi di Indonesia termasuk salah satu bahan baku dasar dalam industri
baja. Selain itu, pasir besi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri
semen dalam pembuatan beton, bahan dasar tinta kering (toner), bahan utama untuk
pita kaset, pewarna serta campuran (filter) untuk cat serta bahan dasar untuk industri
magnet permanen.

Gambar 1.3
Bahan galian pasir besi
B. GENESA
➢ BATUAN INDUK
Sumber atau batuan induk dari endapan pasir besi ialah batuan yang sifatnya
intermediet hingga basa yang bersifat andesitik hingga basaltik dan merupakan
batuan yang berasal dari gunung api. Batuan Andesit merupakan batuan beku
intermediet yang berwarna keabu-abuan dan berbutir halus. Pada umumnya,

Laporan Tugas Akhir Page 14


gunung api di Indonesia menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun
piroklastika. Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur
seperti silikat, alumunium, besi, titanium, mangan, fosfor, kalsium, magnesium,
natrium, kalium, dan air.
Batuan Basalt merupakan batuan beku basa yang berwarna gelap.
Kandungan silika pada batuan ini cukup rendah yakni 45-52%.

Gambar 1.4
Batuan beku Andesite dan Basalt

➢ PROSES GENESA ENDAPAN PASIR BESI


Pasir Besi adalah partikel yang mengandung besi (magnetit), terdapat di
sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran batuan asal oleh
cuaca, dan air permukaan, yang kemudian tertransportasi dan diendapkan di
sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi tertentu memilah dan
mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi yang memiliki nilai
ekonomis.
Mineral ringan dan mineral berat yang mengandung besi diendapkan
dalam bentuk gumuk – gumuk pasir sepanjang dataran pantai, antara lain di
sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-pantai
Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan pantai utara Papua. Endapan ini
mengandung mineral utama, seperti magnetit (Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit
(Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2) serta mineral ikutan pirhotit (FenSn),
pirit (FeS2), markasit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3),
almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit [Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta unsur
jejak (trace element) lainnya, antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As,
Sb, W, Sn, V, (Wilfred W., 1939).
Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain batuan asal, proses perombakan, media transportasi, proses serta tempat
pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir besi pantai sebagian besar
berasal dari batuan gunungapi bersifat andesit–basal. Proses perombakan
terjadi akibat dari pelapukan batuan karena proses alam akibat panas dan hujan
yang membuat butiran mineral terlepas dari batuan.
Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain: aliran sungai,
gelombang, dan arus laut. Proses transportasi membawa material lapukan dari
batuan asal, menyebabkan mineral-mineral terangkut hingga ke muara,

Laporan Tugas Akhir Page 15


kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan mineral-mineral
tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Di daerah pantai mineral-mineral diendapkan kembali oleh gelombang air
laut yang menghempas ke pantai, akibat hempasan tersebut sebagian besar
mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan terendapkan di pantai,
sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan akan kembali terbawa oleh
arus balik kembali ke laut, demikian terjadi secara terus menerus hingga terjadi
endapan pasir besi di pantai.
Tempat pengendapan pasir besi umumnya terjadi pada pantai yang landai,
sedangkan pada pantai yang curam sulit terjadi proses pengendapan.

Gambar 1.5
Proses terbentuknya bahan galian pasir besi

C. TATANAN GEOLOGI DARI PEMBENTUKAN TIPE ENDAPAN


Laporan Tugas Akhir Page 16
Pembentukan endapan bahan galian sangat bergantung kepada tatanan
geologinya (geologicsetting). Litologi merupakan karakteristik yang dimiliki oleh
batuan. Berdasarkan kejadiannya, endapan besi dapat dikelompokan menjadi tiga
jenis yaitu pertama endapan besi primer yang terjadi karena proses hidrotermal,
kedua endapan besi laterit yang terbentuk akibat proses pelapukan, dan ketiga
endapan pasir besi yang terbentuk karena proses rombakan dan sedimentasi secara
kimia dan fisika. Endapan yang menjadi bahasan dalam makalah ini adalah endapan
besi tipe 3.

Bentuk dari pasir besi akan angular jika dekat dengan daerah erupsi gunung
berapi sedangkan bentuknya akan granular jika jauh dari erupsi gunung berapi. Serta
pasir besi memiliki warna yang gelap kehitaman karena banyak mengandung mineral
dengan dominan unsur besi. Pada pasir yang berwarna hitam, mineral yang
mendominasi diantaranya magnetit , hematit ,limonit, siderit. Semakin gelap warna
pasir, maka konsentrasi unsur Fe akan semakin tinggi.

Gambar 1.6
Peta Geologi Regional Indonesia
Endapan pasir besi bersumber dari batuan gunung berapi dan berdasarkan
gambar di atas, sebaran gunung api di Indonesia berada pada bagian barat Pulau
Sumatra dan bagian selatan Pulau Jawa. Sehingga pasir besi lebih banyak
ditemukan di pantai selatan Pulau Jawa dan pantai bagian barat Pulau Sumatra. Hal
ini dikarenakan material yang tertransport pada bagian selatan Pulau Sumatra dan
selatan Pulau Jawa mengalami transportasi yang lebih dekat jaraknya. Sedangkan,
bagian timur dari Pulau Sumatera dan bagian utara Pulau Jawa, jarak transportasi
material dari erupsi gunung api cenderung lebih jauh. Sehingga, material dari
sumber/asal sudah habis terlebih dahulu selama proses transportasi.

Sruktur geologi merupakan kenampakan kondisi geologi pada suatu daerah.


Karena pasir besi merupakan endapan sedimenter (placer) maka keterdapatannya
cenderung pada daerah yang memiliki struktur geologi cekungan atau dataran
rendah. Dimana pada daerah cekungan atau dataran rendah tersebut mengalami
lipatan dan atau patahan dan atau sesar sebelumnya sehingga membentuk suatu
sistem sungai.

Laporan Tugas Akhir Page 17


Gambar 1.7
Sistem aliran sungai

D. SIFAT FISIK PASIR BESI


Pasir besi mengandung mineral besi utama yaitu titanomagnetit dengan sedikit
magnetit dan hematit yang disertai dengan mineral pengotor seperti kuarsa, piroksen,
biotit, dan lain-lain. Pengotor lainnya yang biasa terdapat dalam pasir besi yaitu fosfor
dan sulfur.
Pasir besi berwana abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat halus dengan
ukuran antara 75 – 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm3, bobot isi (Specific Gravity, SG)
2,99-4.23 g/cm3, dan derajat kemagnitan (MD) 6,40 - 27,16%.

1. EKSPLORASI DAN METODE SAMPLING


Eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi mulai dari
kegiatan-kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah
pekerjaan lapangan yang dilakukan untuk mengetahui potensi pasir besi.
1.1 Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai potensi atau
prospek endapan pasir besi serta keadaan geologinya, antara lain meliputi studi
literatur, penginderaan jarak jauh, dan geofisika.
Selain itu dalam kegiatan ini dilakukan juga persiapan dan penyediaan
peralatan lapangan.
1.1.1 Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan meliputi pengumpulan dan pengolahan data
serta laporan kegiatan sebelumnya.
1.1.2 Studi Penginderaan Jarak Jauh
Jenis data yang dapat digunakan dalam studi ini meliputi : data Citra Landsat
MSS TM/ Tematic mapper, SLAR, Spot image dan foto udara. Dengan data
penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan interpretasi gejala–gejala geologi
yang berguna sebagai acuan dalam eksplorasi pasir besi.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penerapan penginderaan jarak jauh
ini dengan melakukan ekstraksi data penginderaan jarak jauh yang meliputi :
1. Analisis digital image processing : penafsiran data penginderaan jarak jauh
dilakukan dengan pengolahan digital menggunakan perangkat komputer dan
perangkat lunak tertentu untuk melakukan pengolahan data digital.

Laporan Tugas Akhir Page 18


2. Penafsiran visual dengan menggunakan kriteria penafsiran pada foto udara
meliputi : rona dan warna; ciri morfologi; tekstur topografi/relief; bentuk
dan ukuran obyek; litologi aluvial pantai.
1.1.3 Studi Geofisika
Data yang digunakan dalam studi ini merupakan data geofisika berupa
anomali kemagnetan.
1.1.4 Persiapan dan Penyediaan Peralatan Lapangan
Penyediaan peralatan untuk pekerjaan lapangan antara lain : peta dasar
topografi dan peta geologi, alat bor tangan, alat ukur topografi, palu geologi,
kompas geologi, loupe, alat tulis, magnetik pen, susceptibility meter, Global
Positioning System (GPS), kamera, alat gali, pita ukur, alat preparasi sampel,
kantong sampel dan peralatan keselamatan kerja.

1.2 METODE EKSPLORASI


Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :

1. Metoda langsung, terdiri dari :


a. Metoda langsung di permukaan
b. Metoda langsung di bawah permukaan
2. Metoda tidak langsung, terdiri dari :
a. Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai
bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.
b. Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu
cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan),
cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara listrik
(resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang
digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih
rumit dari cara-cara sebelumnya.

A. Metoda Langsung
1. Metoda Langsung Permukaan
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a. Penyelidikan singkapan (out crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
1. Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah
sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang
menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh
batuan nampak sebagai singkapan segar
2. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara
alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari
dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan
gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan
dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan
antara kerak bumi yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau

Laporan Tugas Akhir Page 19


timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat dijadikan
petunjuk letak tubuh batuan.

b. TrenchingFloat (penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang
berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh
erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan
dalam melakukan trenching kita harus berjalan berlawanan arah dengan
arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan
lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float
yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit
yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada
pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan
maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh
batuan yang terletak jauh dibawah overburden.

c. Trenching dengan Panning (mendulang)


Caranya sama seperti trenching float, tetapi bedanya terdapat pada
ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk
mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang
relatif besar. Persamaan dari cara trenchingyaitu pada kegiatan lanjutan
yaitu trencing atau test pitting.
Cara-cara trenching, baik trenching float maupun trenching dengan
panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.
● Trenching (pembuatan parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa
dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit
kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam
2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan
ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore
body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka
pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan
permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
● Test pitting(pembuatan sumur uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat
maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan
yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting
kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan
maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji
dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air,
karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu
melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji
yang kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus

Laporan Tugas Akhir Page 20


mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur
dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal
ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan
penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai
kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah
gejala longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-
lain.

1. Metoda Langsung Bawah Permukaan


Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada
singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat
memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan,
kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung
bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan
memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila
permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau
tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko
yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus
diperhatikan misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih,
hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling
pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki
singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan
kita untuk menentukan strike atau dip, yang tidak kalah pentingnya yang harus
diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini
biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya
dana yang terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya
mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel,
Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.
1. Tunnel = suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang
menembus kedua kaki bukit.
2. Shaft = suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah
tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan
karyawan serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan
3. Drift = suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan
bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari
endapan bijihnya (dalam pengeboran).
4. Winze = lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke
arah “level” yang dibawahnya.

Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti.


Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada

Laporan Tugas Akhir Page 21


tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-
pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk),
pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+
20 m) dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling)
dengan menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan
dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau
dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on
shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal
saja tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90°),
apabila saat pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah
ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada
jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari
batuan yang keras tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk
mengambil contoh (sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan
untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan
pemboran dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan
penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat
membuat peta stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat
mengetahui susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat
memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.

B. Metoda Tidak Langsung


1. Metoda tidak langsung cara geofisika
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan
lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran
fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi
geofisika diantaranya :
a. Metoda Gravitasi
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam.
Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di
sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka
pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi,
di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat
yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan
demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat
besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah
penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut
gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter
bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan
dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai
lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi

Laporan Tugas Akhir Page 22


oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan
kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada
suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan,
tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar,
meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena
adanya anomali gravitasi.
b. Metoda Magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah
ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros
bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi
disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang
magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik
permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting
di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah
lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma.
Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai
70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung
mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan,
sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian
sasaran eksplorasi sebagai berikut :
o Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
o Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
o Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit
sebagai mineral ikutan
o Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung
magnetit dalam jumlah cukup
o Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan
beku yang mengandung mineral magnetik.
c. Metoda Seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan
bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu
gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada
kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan
merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan
rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik
ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon
(seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar
lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu
ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat
diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan
batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat
diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda

Laporan Tugas Akhir Page 23


pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima
gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang
di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
1. Jenis batuan
2. Derajat pelapukan
3. Derajat pergerakan
4. Tekanan
5. Porositas (kadar air)
6. Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
H. Mooney (1977) mengatakan bahwa harga cepat rambat gelombang
akan lebih besar (dibandingkan) :
1. Batuan beku basa : batuan beku asam
2. Batuan beku : batuan sedimen
3. Sedimen terkonsolidasi : sedimen un-konsolidasi
4. Sedimen unkonsolidasi : sedimen un-konsolidasi
5. Soil basah : soil kering
6. B. sedimen karbonat : batupasir
7. Batuan utuh : batuan terkekarkan
8. Batuan segar : batuan lapuk
9. Batuan berat : batuan ringan
10. Batuan berumur tua : batuan berumur muda

d. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari
batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang
diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang
satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya
adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya
dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi.
dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi,
disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode
lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi,
elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat
P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua
diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara
Shlumberger.

2. Metoda tidak langsung cara geokimia


Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace
elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari
anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap
lingkungannya atau background geokimia.

Laporan Tugas Akhir Page 24


Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-
perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan
perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau
sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan
beberapa reaksi kimia.

C. Gabungan keduanya
Yaitu eksplorasi cara langsung dan eksplorasi tidak langsung.Setelah
mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta
apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
a. Pemilihan anggota tim atau tenaga ahli
1. Geologist
2. Geophysist
3. Exploration Geologist
4. Geochemist
5. Operator Alat, dll
b. Rencana biaya
c. Pemilahan waktu yang tepat
d. Penyiapan peralatan atau perbekalan
➢ Peta dasar
➢ Alat surveying, ukur atau GPS
➢ Alat kerja :
1. Palu 5. Alat geofisika
2. Kompas 6. Alat sampling
3. Meteran 7. Altimeter
4. Kantong sampel 8. Alat bor dll
➢ Alat tulis
➢ Alat komunikasi
➢ Keperluan sehari-hari
➢ Obat-obatan atau P3K
e. Sesampai di lapangan :
1. Membuat base camp (perkemahan)
2. Mencek peralatan atau perbekalan
3. Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-
langkah lebih lanjut
4. Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenatnya (bila perlu)

1.3 METODE SAMPLING

Laporan Tugas Akhir Page 25


Bahan galian adalah unsur-unsur kimia, mineral, bijih, termasuk batu-batu
mulia yang merupakan endapan. Dalam penggolongan bahan galian berdasarkan
pemanfaatan ada 3 jenis yaitu:
- Bahan galian logam/bijih contoh dari bahan galian ini timah, besi, tembaga,
emas dan perak.
- Bahan galian energi contoh dari bahan galian ini adalah batubara dan minyak
bumi.
- Bahan galian industri contohnya diatome, gipsum, talk, kaolin, dan zeolit.
Suatu tubuh deposit bijih adalah campuran dari mineral-mineral dalam
perbandingan yang bervariasi, sehingga besar kandungan logamnyapun tidak
sama setiap bagiannya. Tidak mungkin suatu contoh tunggal yang diambil akan
mewakili keseluruhan masa deposit yang bersangkutan, kecuali hanya suatu
kebetulan. Meskipun demikian kesalahan yang terjadi akan dapat diperkecil kalau
contoh yang diambil makin banyak. Tetapi juga tidak mungkin mengambil contoh
yang sangat banyak untuk memperkecil kesalahan, karena lalu menjadi tidak
praktis.Untuk itu diperlukan metode pengambilan contoh yang sistematis yang
dapat mengatasi kesalahan yang mungkin terjadi sekecil mungkin. Pengambilan
contoh yang banyak tetapi tidak sistematis letaknya tidak akan memperkecil
kesalahan, justru akan berdampak sebaliknya. Jadi ketelitian pengambilan contoh
itu tergantung dari jumlah contoh yang diambil dan lokasi pengambilannya yang
tersebar secara baik di seluruh tubuh endapan bahan galian yang bersangkutan.
Hal-hal berikut ini patut diperhatikan dalam pengambilan contoh (sample) :
- Lokasi pengambilan contoh harus dicatat ataupun dimasukkan ke dalam peta
secara tepat.
- Kalau memakai metode paritan (channel sampling), maka lebar dan
kedalaman parit tersebut diusahakan uniform.
- Lebar dari setiap contoh (sample width) harus selalu dicatat.
- Permukaan batuan yang akan diambil contohnya harus bersih dan segar.
Ada beberapa metode pengambilan contoh yang saat ini dikenal, teknik mana
yang akan dipakai itu tergantung dari beberapa faktor seperti kondisi geologi yang
membentuk tubuh deposit, kedalaman, ketebalan lapisan penutup, dan keadaan
alami dari deposit itu sendiri seperti berlapis “banded”, dan sebagainya. Metode
pengambilan contoh tersebut di atas adalah :
● Metode Paritan (Channel Sampling)

Laporan Tugas Akhir Page 26


● Metode Selokan Uji (Trenching)
● Metode Chipping
● Metode Sumur Uji (Test Pitting)
● Metode Pemboran (Borehole Sampling)

1.3.1 Metode Paritan (Channel Sampling)


Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai, terutama sangat cocok
untuk deposit mineral yang berlapis, “banded”, dan deposit jenis urat (vein), dimana
terdapat variasi yang jelas dalam ukuran butir dan warna, yang kemungkinan juga
berbeda dalam komposisi dan kadar dari bahan-bahan berharga yang dikandungnya.
Metode ini dapat dilakukan pada deposit mineral baik yang tersingkap di permukaan
maupun yang berada di bawah permukaan tanah pada dinding cross-cut, raise, shaft,
sisi-sisi stope, ataupun dinding samurai uji (testpit). Sebaiknya untuk tidak melakukan
metode channel ini pada lantai terowongan, karena bagian tersebut biasanya kotor
oleh bahan jatuhan yang sering dapat mengisi rekahan-rekahan yang ada. Kalau
terpaksa membuat channel pada lantai, maka lantai harus dibersihkan dulu dari
kotoran pada rekahan yang ada, kemudian permukaannya dibuat benar-benar bersih,
setelah itu metode ini dapat dilakukan.

Gambar 1.8
Metode Channel Sampling

Contoh paritan diambil dengan lebar sekitar 4 sampai 6 cm dan dalamnya


sekitar 3 sampai 4 cm, dengan arah biasanya tegak lurus jurus lapisan. Jarak antara
satu parit dengan parit lainnya tergantung dari keseragaman dari bahan galiannya.
Untuk kebanyakan deposit, jarak antar parit kira-kira satu setengah meter, akan tetapi
untuk deposit bijih yang kaya dan tersebar setempat-setempat jarak tersebut hanya

Laporan Tugas Akhir Page 27


dapat sekitar sepertiga meter saja. Umumnya satu contoh sudah cukup untuk mewakili
sepanjang 2 meter dari parit yang dibuat.

1.3.2 Metode Selokan Uji (Trenching)


Metode ini berguna untuk menemukan bahan galian dan untuk memperoleh
data-data mengenai keadaan tubuh batuan (orebody) yang bersangkutan, seperti
ketebalan, sifat-sifat fisik, keadaan batuan di sekitarnya, dan kedudukannya.
Cara pengambilan contoh dengan metode ini paling cocok dilakukan pada
tubuh bahan galian yang terletak dangkal di bawah permukaan tanah, yaitu dimana
lapisan penutup (over burden) kurang dari setengah meter. Trench yang dibuat
sebaiknya diusahakan dengan cara-cara berikut :
- Dasar selokan dibuat miring, sehingga jika ada air dapat mengalir dan
mengeringkan sendiri (shelf drained) dengan demikian tidak diperlukan adanya
pompa.
- Kedalaman selokan (trench) diusahakan sedemikian rupa sehingga para pekerja
masih sanggup mengeluarkan bahan galian cukup dengan lemparan.
- Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup
sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar
kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan kedua
parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike)
dapat segera ditentukan.
Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat bijih yang lebih tepat
dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus terhadap jurus urat bijihnya.

Gambar 1.9
Penampang Trenching

Laporan Tugas Akhir Page 28


Gambar 1.10
Arah Penggalian Trenching

1.3.3 Metode Chipping


Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh pada endapan bijih yang
keras dan seragam, dimana pembuatan paritan sangat sukar karena kerasnya batuan.
Contoh diambil dengan cara dipecah dengan plu geologi dalam ukuran-ukuran yang
seragam dan tempat pengambilan tersebut dibuat secara teratur di permukaan batuan.
Jarak dari setiap titik pengambilan baik secara horisontal dan vertikal dibuat sama
(seragam) dan besarnya tergantung dari endapannya sendiri.

1.3.4 Metode Sumur Uji (Test Pitting)


Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih dari
setengah meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena pembuatan
selokannya harus agak dalam sehingga menimbulkan masalah pada pembuangan
tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin menggenang pada
selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama. Dalam keadaan tersebut
maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji (test pitting) untuk mengambil
contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran lubang test pit ini adalah  dan
kedalamannya dapat mencapai 35 meter, akan tetapi untuk jenis over burden yang
lepas-lepas seperti pasir, ukuran lubang pit harus dibuat lebih besar untuk
menghindari longsornya dinding, misalnya . Demikian pula ketika kedalaman test pit
besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar, kemudian setelah kedalaman
sampai setengahnya, ukuran lubang diperkecil. Jika lapisan penutup sangat lepas-
lepas, maka dinding test pit-nya dibuat miring, sedangkan untuk material yang
kompak dinding dibuat tegak dengan ukuran .
Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test pit, maka hal-hal
yang harus diperhatikan, yaitu :

Laporan Tugas Akhir Page 29


- Test pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh bongkah maka
pembuatan test pit tersebut akan memakan waktu yang lama sehingga memakan
biaya yang mahal.
- Penggunaan penyangga yang seadanya, untuk batuan yang kompak penyanggaan
tidak perlu dilakukan.
- Penyanggaan dapat dihindari dengan cara dinding lubang dibuat miring dan
kemiringan tergantung material dari over bunden.

Gambar 1.11
Macam Bentuk Penampang Test Pit

1.3.5 Metode Pemboran (Borehole Sampling)


Perkerjaan pengambilan contoh batuan dengan pemboran ini dapat dibagi
menjadi dua berdasarkan tenaga penggerak dari bornya, yaitu metode pemboran
tangan (hand auger) dan metode pemboran mesin (core drilling). Cara pemboran
tangan sangat cocok untuk endapan bahan galian yang tidak terlalu kompak dan
terletak dangkal, misalnya endapan alluvial pasir di Cilacap. Jarak antara satu
pemboran dengan pemboran lainnya tergantung keadaan, sedangkan harga rata-
ratanya makin baik jika pemboran makin rapat. Kadar dihitung dengan rumus :

K=  (Berat Mineral)/(Berat Contoh)  x 100%

Sebaliknya, dalam pengambilan contoh batuan dengan bor mesin supaya


diperhatikan faktor-faktor di bawah ini :
- Keadaan medan,dimana untuk keadaan medan yang berbukit-bukit, sebaiknya
digunakan mesin bor yang ringan atau yang dapat dilepas-lepas untuk
memudahkan pembawaan.
- Kedalaman endapan, dimana untuk endapan yang cukup dangkal cukup dipakai
bor tangan, sedangkan yang dalam digunakan bor mesin.
- Sifat-sifat fisik batuan.
- Sumber air.
Laporan Tugas Akhir Page 30
- Keadaan peralatan seperi keadaan pahat, stang bor, pipa casing, dan sebagainya.
Pada pemboran inti, contoh batuan yang terambil dapat berupa inti dan sludge
yang masing-masing diletakkan dalam core box untuk inti dan sludge box untuk
sludge. Sludge adalah hasil gesekan pahat dengan batuan yang kemudian diangkat
oleh air pembilas, karena itu sludge akan berupa lumpur.

Laporan Tugas Akhir Page 31


BAB IV

KEGIATAN PRAKTIKUM

A. METODE EKSPLORASI
Dalam kegiatan praktikum bahan galian pasir besi kali ini, kami menggunakan
metode eksplorasi secara langsung yaitu dengan metode Trenching Float
(penjejakan), karena pada dasarnya proses terbentuknya bahan galian pasir besi
bermula dari tertransportasinya material yang berasal dari gunung berapi yang
kemudian tertransport melalui sungai menuju hilir sungai yang kemudian terdorong
oleh ombak laut menuju pesisir pantai.
B. METODE SAMPLING
Dalam pengambilan sampel bahan galian pasir besi di Pantai Depok, Depok,
Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta kami menerapkan salah satu metode
sampling yaitu metode pemboran atau Borehole Sampling dengan prinsip pemboran
manual dengan menggunakan pipa paralon yang panjang satuannya 1,30 m.
Adapun tahapan dalam pengambilan sampel pasir besi, yaitu :
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan pemboran
2. Menentukan titik bor pada lokasi IUP yang akan dilakukannya sampling pasir
besi.
3. Jika titik sampel pemboran telah diketahui lokasinya, maka langkah selanjutnya
ialah membersihkan tempat/titik lokasi pemboran dari material penghambat.
4. Lakukan pemboran pada titik atau lokasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Secara keseluruhan jumlah titik yang akan dilakukan pemboran yaitu berjumlah
5 titik dengan luas lokasi IUP 100m² dan jarak antar titik bor yaitu 20m x 5m.

KOORDINAT TITIK PENGAMBILAN SAMPEL

No X Y

1. 421842 9114117

2. 421841 9114123

3. 421811 9114133

4. 421809 9114126

5. 421823 9114121

Tabel 1.1
Koordinat pengambilan sample pasir besi

Laporan Tugas Akhir Page 32


Gambar 2.3
Titik pengambilan sampel pasir besi

5. Sampel pemboran diambil setiap 25 cm . Jika sudah mencapai batas titik


kedalaman, angkat pralon dan keluarkan sampel, lakukan langkah coning and
quartering (dengan menyatukan sampel lalu dibagi menjadi empat bagian, ambil
2 sisi bagian yang berlawanan ) untuk membagi sampel yang akan dimasukkan
ke kantong sampel. Lakukan tahap tersebut hingga mencapai batas akhir
kedalaman.

Gambar 2.5
Proses Quartering

6. Beri tanda berupa tulisan pada kantong sampel yang menyatakan kedalaman
serta nomor titik sampel.

Laporan Tugas Akhir Page 33


Gambar 2.6
Sample hasil Borehole Sampling pasir besi

C. TAHAPAN PREPARASI
Setelah selesai dilakukannya proses sampling bahan galian pasir besi di semua
titik sampling, maka semua sampel bahan galian wajib dilakukannya proses preparasi
agar dapat diketahui jumlah kadar besi (Fe) yang terkandung pada pasir besi tersebut.
Adapun tahapan preparasi bahan galian pasir besi tersebut, yaitu :
1. Pengeringan sampel, dalam langkah ini sampel pasir besi dikeringkan dengan
cara dijemur pada panas matahari, akan tetapi sangat tergantung pada cuaca.
Jika cuaca buruk ataupun hujan, maka sampel pasir besi dikeringkan dengan
cara dioven dengan suhu 100 °C selama 15 menit

Gambar 2.7
Proses pengeringan sampel pasir besi

2. Sampel pasir besi yang telah dikeringkan, kemudian ditimbang untuk


mengetahui berat kering dari sampel tersebut, yang nantinya akan digunakan
dalam penghitungan kadar besi (Fe) pada sampel pasir besi .

Laporan Tugas Akhir Page 34


Gambar 2.8
Proses penimbangan berat sample pasir besi

3. Setelah berat sampel kering telah diketahui, maka langkah selanjutnya ialah
proses pemisahan bahan galian besi (Fe) dari material pengotornya dengan
menggunakan Magnet yang kemudian besi (Fe) yang telah terpisah dari material
pengotornya akan dilakukan penimbangan, guna mengetahui berat bahan galian
besi yang telah didapat.

Gambar 2.9
Proses pemisahan besi ( Fe ) dari material pengotor dengan menggunakan magnet

4. Catat semua data yang telah diperoleh dari hasil penimbangan berat sampel
kering, berat besi (Fe), serta nomor sampel yang telah tertera pada kantong
sampel tersebut.
5. Setelah semua data tercatat semua, maka langkah berikutnya ialah penghitungan
kadar besi (Fe) pada sampel pasir besi dengan rumus :

MD =  (Berat kandungan besi)/(Berat sampel kering)  x 100%

Setelah sample direduksi sampai 3 kali, maka didapatkan rincian data sebagai berikut :

Laporan Tugas Akhir Page 35


DATA HASIL PREPARASI PASIR BESI

ST 1 ST 2

Kedalaman Berat Berat MD (%) Kedalaman Berat Berat MD (%)


(cm) sampel kandungan (cm) sampel kandungan
kering (gr) besi (gr) kering (gr) besi (gr)

0,00-0,25 500,11 141,55 28,30 0,00-0,25 500,87 131,55 26,26

0,25-0,50 500,23 89,67 17,92 0,25-0,50 500,37 81,88 16,36

0,50-0,75 500,76 77,84 15,54 0,50-0,75 500,91 63,40 12,65

0,75-1,00 500,90 70,05 13,98 0,75-1,00 500,63 64,31 12,84

ST 3 ST 4

Kedalaman Berat Berat MD (%) Kedalaman Berat Berat MD (%)


(cm) sampel kandungan (cm) samoel kandung
kering (gr) besi (gr) kering (gr) an besi
(gr)

0,00-0,25 500,28 132,17 26,41 0,00-0,25 500,48 143,14 28,60

0,25-0,50 500,91 77,18 15,40 0,25-0,50 500,55 85,05 16,99

0,50-0,75 500,64 74,83 14,94 0,50-0,75 500,07 73,11 14,61

0,75-1,00 500,26 68,15 13,62 0,75-1,00 500,09 70,54 14,10

ST 5

Kedalaman Berat Berat kandungan MD (%)


(cm) sampel besi (gr)
kering (gr)

0,00-0,25 500,10 130,43 26,08

0,25-0,50 500,42 79,14 15,81

0,50-0,75 500,37 80,09 16,00

0,75-1,00 500,18 64,59 12,91

Laporan Tugas Akhir Page 36


BAB V

RENCANA PENAMBANGAN

4.1.Sistem dan Metode Penambangan


Sistem dan metode penambangan yang akan digunakan dapat dianalisa dari beberapa
faktor terkait dalam penentuan sistem dan metode itu sendiri, adapun faktor-faktor yang
diperhatikan ketika akan melakukan penambangan pasir dan batu adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Endapan
Kondisi endapan pasir, tebal, dan juga kedalamannya. Endapan pasir yang ada di
Pantai Depok, Depok, Kretek, Bantul, Yogyakarta dengan relatif ketebalan 1,5 meter.
Endapan pasir dan batu ini merupakan endapan pasir yang terbawa sungai menuju pantai
selatan.
b. Kedalaman Penambangan dalam Desain Tambang
Berdasarkan jenis endapan dan kedalamannya, kegiatan penambangan dilakukan dari
bagian atas terlebih dahulu menuju ke dasar sampai ditemukan air permukaan.
Berdasarkan faktor-faktor di atas dan pertimbangan, biaya operasi tambang terbuka
lebih murah daripada tambang bawah tanah maka dapat ditentukan metode yang cocok
diterapkan pada lokasi TA yaitu sistem tambang terbuka dengan metode open cut.
A. Tahapan Kegiatan Penambangan
Secara teknis pada lokasi TA direncanakan akan ditambang dengan sistem tambang
terbuka (open pit). Tahapan kegiatan penambangan yang akan dilakukan meliputi:

1. Pemuatan Pasir
Pemuatan adalah proses pemindahan pasir dari front penambangan ke alat angkut.
Dari pengukuran di lapangan diketahui volume pasir dan batu yang harus dimuat ke alat
angkut sebesar 900 m3. Pemuatan dilakukan dengan alat excavator Komatsu PC 200-8 yang
mempunyai kapasitas bucket 0,8 m3. Pemuatan dilakukan ke dalam dump truckMitsubishi
Colt Diesel 136 PS yang memiliki kapasitas bak angkut 5 m 3. Pemuatan ke dalam truk curah
dilakukan sampai 7 kali pemuatan. Waktu edar pemuatan adalah 245 detik / 4,08 menit.
1. Pengangkutan Pasir
Alat angkut yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan dari lokasi penambangan
ke lokasi pencucian adalah Mitsubishi Colt Diesel 136 PS, yang memiliki kapasitas bak 5 m 3.
Jumlah tuang pemuatan oleh excavator Komatsu PC 200-8 sebanyak 7 kali. Diketahui

Laporan Tugas Akhir Page 37


besarnya cycle time rata-rata pengangkutan 5,92 menit, kapasitas bak truck 5 m3, efisiensi
kerja 83%, maka produktivitas alat angkut rata-rata tiap tahun sebesar 199,80 m3/hari.
2. Pengolahan Pasir
Pengolahan Pasir yang peetama yaitu proses crushing. Bahan baku dihancyrkan
sampai ukuran 10 mesh.
Kemudian proses penghalusan (grinding). Proses ini dimaksud agar butiran halus bijih
besi lebih banyak lagi terpisah dengan kotoran atau mineral ikutan yang tidak diinginkan.
Proses ini sampai menghasilkan ukuran 120 mesh.
Selanjutnya yaitu proses pemisahan dengan magnetic separator. Proses ini untuk
memisahkan material logam dan nonlogam dengan pencucian menggunakan air dalam mesin
silinder yang dilapisi magnet.
Proses selanjutnya yaitu proses pemanggangan. Proses ini dilakukan aga material
bijih besi yang mengandung bijih hematit diubah menjadi magnetit yang mempunyai daya
magnet lebih kuat sehingga terpisah dengan material non magnet.
Proses terakhir yaitu pengeringan. Hal ini bertujuan agar kandungan air dalam
material berkurang. Mateeial ditumpahkan ke silinder yang berputar dan dihembuskan gas
panas dari burner (temp 200-300).
3. Pemasaran Pasir
Hasil produk dari endapan Pasir dan batu dipasarkan kepada konsumen di wilayah
lokal Yogyakarta. Targetnya yaitu perusahaan industri baja, semen, pita magnetik,dll.
Konsumen yang sudah melakukan kontrak jual beli akan melakukan sistem pengambilan
mengambil sendiri produk pasir besi di lokasi stockpile.
Sistem pembayaran kontrak penjualan dilakukan dengan sistem FOB (Free On
Board), dimana poin perubahan kepemilikan barang adalah saat barang sudah dinaikkan ke
atas truk angkut konsumen. Dalam hal ini semua biaya sampai barang selesai dimuat di atas
truk sudah termasuk dalam harga yang disebut dan pihak penjual hanya bertanggung jawab
sampai barang berada di atas alat angkut.

3.3.Rencana Produksi dan Umur Tambang


Berdasarkan jumlah jam kerja yang akan diterapkan sebanyak 1 shift dengan masing-
masing shift sebanyak 8 jam, dan dengan dikurangi oleh 1 jam digunakan sebagai jam
istirahat untuk setiap shiftnya dan efektifitas kerja diasumsikan 83% didapatkan jumlah jam

Laporan Tugas Akhir Page 38


kerja sebesar 8 jam/hari. Maka masing-masing jam kerja sebanyak 1450 jam/tahun, sehingga
untuk target produksi tertambang yang direncanakan adalah 900 m3/tahun.
Waktu kerja yang dimaksud disini adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penambangan, seperti penggalian, pemuatan, pengangkutan, maupun
penimbunan. Waktu kerja yang digunakan adalah 8 jam/hari dengan 1 shift/hari. Jam kerja
efektif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Waktu Kerja Tambang

No Deskripsi Waktu
1 Jumlah hari setahun 365 hari
2 Jumlah hari libur setahun 65 hari
- Hari minggu 52 hari
  - Hari libur nasional 13 hari
3 Jumlah hari kerja setahun 300 hari
4 Jumlah hari kerja sebulan 25 hari/bulan
5 Jumlah shift/hari 1 shift/hari
6 Shift I (hari biasa)  
07.00 - 12.00 (5 jam kerja)
12.00 - 13.00 (1 jam istirahat) 8 jam kerja
13.00 - 16.00 (3 jam (kerja)
8 Waktu kerja dalam satu hari 8 jam/hari
9 Waktu kerja dalam satu tahun 1450 jam/tahun

Rencana penambangan yang akan dilakukan adalah selama 1 tahun. Target produksi
tertambang kurang lebih 900 m3.
Areal yang akan menjdi fokus untuk dilakukan penambangan adalah area prospek
cadangan Pasir besi. Umur tambang yang dapat dikerjakan adalah 1 tahun
3.3. Peralatan
Perhitungan jumlah unit crusher,excavator, dump truck, dan wheel loader yang
dibutuhkan berdasarkan rencana produksi Pasir dan batu, dalam melakukan perhitungan
jumlah kebutuhan unit peralatan tersebut baik untuk operasi penambangan Pasir dan batu
harus diperhatikan beberapa batasan-batasan yang berkaitan dengan karakteristik Pasir dan

Laporan Tugas Akhir Page 39


batu maupun karakteristik masing-masing peralatan yang digunakan serta asumsi-asumsi yang
perlu ditetapkan berkaitan dengan gambaran operasional penambangan yang direncanakan.
Berdasarkan besarnya volume pekerjaan pemindahan Pasir dan batu dari front
tambang ke crushing plant perbulan yang ditargetkan, maka dapat ditentukan jumlah
kebutuhan peralatan utama tambang untuk operasi penambangan dan pengolahan Pasir dan
batu.
Peralatan yang digunakan dalam tahapan proses penambangan batu pecah Pasir dan
batu terdiri dari beberapa peralatan tambang yaitu :

1. Backhoe Komatsu PC 200-8


Backhoe Komatsu PC 200-8 sebagai alat penambangan untuk menggali dan memuat
tanah penutup maupun batupecah Pasir dan batu dengan spesifikasi sebagai berikut :

Merk : Komatsu
Tipe : PC 200-8
Kekuatan mesin Gross : 155 HP / 2000 rpm
Kekuatan mesin Net : 148 HP / 2000 rpm
Kapasitas bucket heaped : 0,8 m³
Maximum digging height : 9500 mm
Maximum dumping height : 6630 mm
Maximum digging depth : 5380 mm
Operating weight : 19.400 kg
Dimensi :
● Overall arm length = 9480 mm
● Overall width = 2800 mm
● Operating height = 3040 mm

Laporan Tugas Akhir Page 40


Gambar 4.2. Back Hoe

A. Perhitungan Produktivitas Alat Muat Batu Pasir dan batu


Tabel 4.4. Perhitungan Produktivitas dan Jumlah Alat Muat
Backhoe Komatsu PC 200-8
Diketahui        
Swell factor Pasir dan batu = 0,89      
Density loose Pasir dan batu = 1,6 ton/LCM    
Density insitu Pasir dan batu = 1,8 ton/BCM    
Target produksi = 618.281 LCM/tahun    
Cycle time = 35 detik/bucket    
Kapasitas Bucket = 0,8 m3    
Fill Factor Bucket = 1      
Mechanical Availability (MA) = 95%      
Effectivity Utilization (EU)= 83%      
Kapasitas Dump Truck = 8 Ton 5 LCM
         
Banyaknya Bucket = 6,25 Bucket 7 bucket
245
Waktu untuk mengisi 1 DT = Detik 4,08 menit
68,30
Produksi Back Hoe per jam = LCM/jam    
546,38
Produksi Back Hoe per hari = LCM/hari    
13.659,43
Produksi Back Hoe per bulan = LCM/bulan    
163.913,14
 Produksi Back Hoe per tahun = LCM/tahun    
Jumlah Back Hoe yg bekerja di
lapangan = 3,77 Unit 4 unit

2. Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel FE SHD 136 PS


Dump truck Mitsubishi Colt Diesel FE SHD 136 PS digunakan untuk mengangkut
tanah penutup dan batupecah Pasir dan batu dari front penambangan ke unit pengolahan.
Merk = Mitsubishi
Tipe = Colt Diesel

Laporan Tugas Akhir Page 41


Model = FE SHD
Mesin = Model 4D342AT7
Kekuatan Mesin = 136 PS = 134,65 HP
Transmisi = Tipe 5 gigi maju dan 1 gigi mundur
Kapasitas Tangki = 100 liter
Heaped Capacity = 8 ton
Panjang Keseluruhan = 5,96 m
Lebar keseluruhan = 1,97 m
Tinggi Keseluruhan = 2,12 m
Rimpull untuk percepatan = 20 lb/ton
Effisiensi mesin = 100 %

Berat Truk Kosong = 2,33 Ton


Berat truk bermuatan = 10,33 Ton
Radius Putar Minimum =7m
Kecepatan maksimum = 110 km/jam

Tabel 4.5. Spesifikasi Gigi dan Kecepatan DT Mitsubishi Colt Diesel 136 PS
Gigi Kecepatan (km/jam)
1 15
2 28
3 55
4 77
5 103
Mundur 15

Laporan Tugas Akhir Page 42


Gambar 4.3. Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel FE SHD 136 PS
A. Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Pasir dan batu
Tabel 4.6. Produktivitas dan Jumlah Alat Dump Truck yang Dibutuhkan
Diketahui        
Target angkut LCM/ta
Pasir dan batu = 668.486 hun 2228  LCM/hari 
Swell factor
Pasir dan batu = 0,89      
Power = 136 PS 135 HP
Mechanical
Availability
(MA) = 95%      
Effectivity
Utilization
(EU)= 83%      
Density Loose ton/LC
OB = 1,6 M    
Kapasitas Bak = 8 Ton 5 LCM
Panjang
Keseluruhan = 5,96 M    
Radius putar
truck = 7 M    
Waktu ganti
gear+dumping+
manuver = 2 Menit    
Waktu loading detik/bu
muatan = 35,00 cket    
Banyaknya
Bucket pengisian
= 7 Bucket    
Berat truck
kosong = 2,33 Ton 2.330 Kg
Berat truck
muatan = 10,33 Ton 10.330 Kg
Rolling
Resistance = 5%      

Laporan Tugas Akhir Page 43


Rimpull Tiap
Gear
Kecepatan Rimpull Rimpull
Gigi (km/jam) (m/jam) (lb) (kg)
15 15.000 3.198 1.451
1
28 28.000 1.713 777
2
55 55.000 872 396
3
77 77.000 623 283
4
103 103.000 466 211
5
    Total 3.117
BERMUATAN        
Required
Rimpull = 517
kg  
Karena Rimpull
yg dibutuhkan
517 kg maka
digunakan gigi 2
dengan
kecepatan 28
km/jam
         
KEMBALI
KOSONG        
Required
Rimpull = 117
kg  
Karena Rimpull
yg dibutuhkan
117 kg maka
digunakan gigi 3
dengan
kecepatan 55
km/jam

Tabel 4.7. Produktivitas dan Jumlah Alat Dump Truck Untuk Mengangkut Pasir dan Batu

Laporan Tugas Akhir Page 44


Produktivitas Mitsubishi Colt
Deisel FE SHD 136 PS

SATUA
Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel TAHUN
N
FE SHD 136 PS
1 2
Kapasitas bak truck C 5 5 LCM
Jumlah tuang backhoe N 7 7  
Cycle time backhoe cms 0.35 0.35 menit
Jarak pengangkutan D 0.36 0.36 km
Kecepatan truck bermuatan V1 20 20 km/jam
Kecepatan truck kosong V2 45 45 km/jam
Waktu loading (n x cms) t1 2.45 2.45 menit
Waktu ganti
t2 2.00 2.00 menit
gear+dumping+maneuver
Waktu tempuh bermuatan t3 3.50 3.50 menit
Waktu kembali kosong t4 2.02 2.02 menit
Cycle time dump truck (t1+t2+t3+t4) cmt 9.97 9.97 menit
Effective utilization EU 83% 83% %
Mechanical availability MA 95% 95% %
Produktivitas ( (60/cmt) x C x EU) HP 24.97 24.97 LCM/jam
Produktivitas (Q) per hari LCM/har
199.80 199.80
(HP x 8 jam/hari) i

LCM/har
Target produksi pengangkutan T 2,061 2,061
i
Jumlah dump truck yang bekerja di
N1 unit
lapangan 11 11
Jumlah dump truck yang harus
N2 unit
disediakan 12 12
Jumlah cadangan dump truck N3 1 1 unit

3. Rock Breaker Komatsu JTHB 450-3


Komatsu PC 400-8 sebagai alat penambangan untuk menghancurkan batu dengan
kombinasi Rock Breaker JTHB 450-3, spesifikasi sebagai berikut :

Spesifikasi Komatsu PC 400-8


Merk : Komatsu
Tipe : PC 400-8
Kekuatan mesin Gross : 362 HP / 1900 rpm

Laporan Tugas Akhir Page 45


Kekuatan mesin Net : 345 HP / 1900 rpm
Kapasitas bucket heaped : 1,3-2,2 m³
Maximum digging height : 10310 mm
Maximum dumping height : 7070 mm
Maximum digging depth : 6845 mm
Operating weight : 41740-42590 kg
Dimensi :
● Overall arm length = 11905 mm
● Overall width = 3430 mm
● Operating height = 3285 mm

Spesifikasi Hydraulic Breakers:


Merk : Komatsu
Model : JTHB 450-3
Operating Weight : 3.600Kg
Oil Flow : 240-300 l/min
Operating Pressure : 140-180 bar
Impact Rate : 370-470 bpm
Tool Diameter : 160 mm
Hose Size : 1-1/4 Inch
Gas Pressure : 8 Bar
Base machine Weight Range : 38-50 Ton

Gambar 4.4. Rock Breaker Komatsu JTHB 450-3

4. Wheel Loader Liu Gong ZL50CN

Laporan Tugas Akhir Page 46


Wheel Loader Liu Gong ZL50CN untuk memuat batupecah dari stockpile ke dump
truck untuk dipasarkan. Spesifikasi Wheel Loader seperti sebagai berikut :

Merk = Liu Gong


Tipe = ZL50CN
Mesin = Cummins 6LT9.3
Gross Power = 220 HP / 2.200 rpm
Net Power = 201 HP / 2.200 rpm
Operating Weight = 16.700 kg
Standart Bucket Size = 3 m3
Standart Breakout Force = 167 kN
Standart Dump Clearance = 2.970 m

Gambar 4.5. Wheel Loader Liu Gong ZL50CN


Perhitungan Produktivitas Pemuatan Batu Pecah Di Stockpile
Tabel 4.8. Perhitungan Produktivitas Wheel loader Liu Gong ZL50CN
DIKETAHUI        
Wheel Loader Liu Gong
ZL50CN        
6
1
8
.
2
Target Pemuatan batu pecah 8
= 1 LCM/tahun    
Kapasitas bucket = 3 m3    
4
Cycle time = 9 detik/bucket    

Laporan Tugas Akhir Page 47


Fill factor bucket = 1      
8
8
,
9

Swell Factor batu pecah = %     


8
Effectivity Utilization 3
(EU)= %     
9
Mechanical Availability 5
(MA) = %     
1
,
6
Density Loose batu pecah = 0 ton/LCM    
5
,
0
Kapasitas DT = 8 ton 0 LCM
         
       
1
,
6
Banyaknya Bucket = 7 bucket 2 Bucket
9
8 1
, ,
Waktu untuk mengisi 1 DT 0 1
= 0 detik 7 Menit
1
8
2
,
Produksi Wheel Loader per 9
jam = 4 LCM/jam    
1
.
4
6
3
,
Produksi Wheel Loader per 5
hari = 1 LCM/hari    
Produksi Wheel Loader per 3 LCM/bulan    
bulan = 6
.

Laporan Tugas Akhir Page 48


5
8
7
,
7
6
4
3
9
.
0
5
3
,
Produksi Wheel Loader per 0
tahun = 6 LCM/tahun    
Jumlah Wheel Loader yg
bekerja di lapangan = 1 Unit

4.5. Rencana Penanganan Bahan Galian Yang Belum Terpasarkan


Penanganan bahan galian (batu olahan) yang belum terpasarkan direncanakan akan
disimpan dilokasi stockpile, apabila ada permintaan atau orderan dari pembeli (buyer) maka
akan segera dilakukan pengangkutan dengan kendaraan angkut menuju lokasi yang
memerlukan bahan galian tersebut.

Laporan Tugas Akhir Page 49


REKLAMASI
Pemulihan lahan pasca tambang pada kawasan pesisir pantai, melalui tindakan
reklamasi, pada dasarnya merupakan bagian dari manajemen konservasi biologi.
Karena tujuan akhir yang hendak dicapai adalah memulihkan peranan fungsi pesisir
pantai sepersis mungkin sebelum terjadi degradasi, baik terhadap vegetasi yang telah
ada, kondisi tanah pasir yang mampu menghasilkan baik hasil budidaya pertanian dan
atau fungsi dan jasa bioekologisnya, hingga mendudukan posisi reklamasi merupakan
bagian dari restorasi ekologi.

Penerapan Teknik Silvikultur

Silvikultur pada hakekatnya merupakan penerapan teknik dan atau bercocok


tanam, atas dasar kaidah dan rambu-rambu sesuai dengan tujuannya. Dalam
kegiatan reklmasi pantai pasca tambang, penerapan teknik silvikultur pada tahap
awal revegetasi tampaknya menjadi menonjol urgensinya. Untuk itu hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam tahapan-tahapan proses pemulihan lahan pasca tambang
mencakup;

(a). Pertumbuhan tahap awal tanaman memerlukan air, daerah terbuka di


pesisir umumnya penguapan tinggi, untuk memacu pertumbuhan tahap
awal bantuan air menjadi sangat vital;

(b). Walaupun top soil telah didatangkan dengan asumsi bahwa mikrobiota juga
tersedia, maka bantuan pemupukan juga menjadi penting;

(c). Untuk mengendalikan kelembaban tanah secara teratur, penerapan teknologi


mulsa nampaknya perlu dilakukan, untuk memacu tumbuh berkembangnya
mikrobiota tanah yang erat kaitannya dengan pertumbuhan awal jenis tanaman
yang dibudidayakan;

(d). Penanaman dengan jarak yang rapat, memacu untuk memebentuk


ekosistem yang simultan, dalam arti bahwa tingkat kelembaban tanah akan
rerlatif terjamin, walaupun telah diterapkan teknologi mulsa;

(e). Membiarkan gulma untuk berkembang pada tahap awal sangat


dimungkinkan, untuk tujuan penutupan lahan, namun demikian
pengendalian dilakukan terbatas pada persaingan akar tanaman muda;

(f). Monitoring duilakukan secara kontinyu, untuk mengetahui hal ikwal yang
mungkin terjadi; baik untuk pencegahan hama dan atau penyakit tanaman.

Laporan Tugas Akhir Page 50


(g). Pemeliharaan rutin, selama jangka waktu 2-3 tahun hendaknya dirancang
dan diprogramkan untuk memacu tingkat keberhasilan awal;

(h). Melepaskan tanaman untuk dihutankan, dengan pertimbangan setelah


tanaman mampu beradaptasi setelah dinilai lolos dari malapetaka kemarau
panjang;

(i). Walaupun demikian tidakan silvikultur selanjutnya tetap memacu terhadap


tumbuh berkembangnya tanaman, baik melalui kegiatan pemangkasan,
penjarangan dan kegiatan lainnya;

(j). Apabila pada akhir revegetasi bentuk tanaman yang dikehendaki adalah jenis-jenis
khusus, maka tindakan perkayaan perlu dilakukan setelah tanaman berumur lima
tahun;

(k). Tingkat keberhasilan reklamasi pantai, dapat dilihat setelah hutan mencapai klimak,
atau sekitar 15-20 tahun, dengan jenis-jenis yang sesuai dengan kondisi sebelum
kegiatan penambangan dilakukan, terciptanya peranan fungsi ekosistem formasi
pantai, serta hadirnya satwa penghuni baru dan atau jenis-jenis yang sebelumnya
ada.

Laporan Tugas Akhir Page 51


Pemasaran
 Marketing atau pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempromosikan suatu produk atau layanan yang mereka punya. Pemasaran
merupakan hal penting dalam sebuah bisnis.

Strategi Pemasaran
 Menghubungi perusahaan yang menggunakan bahan galian pasir besi
 Membangun relasi dengan customer
 Mempromosikan produk melalui website
 Meyakinkan customer dengan produk yang berkualitas

 Untuk pemasaran sendiri pelaku usaha biasanya melakukan kerjasama dengan mitra
yang pada umumnya kontraktor sipil yang biasa digunakan sebagai bahan baku
untuk membuat beton. Untuk di lokal sendiri potensi pasir besi sangat besar
mengingat kegunaannya yang menjadi bahan baku dalam industri semen yang
fungsinya dapat ditunjukkan pada hasil penelitian sebagai berikut:

 Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan
maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 42,65 MPa dan dapat meningkatkan kuat
tekan sebesar 28,41% dibandingkan beton normal.
 Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan
maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 3,07 MPa dan meningkatkan kuat tarik
belah sebesar 4,84% dibandingkan beton normal.
 Pada pasir besi ini meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah hingga 80%, hal
ini dimungkinkan karena selain sifat filler juga sifat kimiawi pasir besi yang
mengandung SiO2 sehingga membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat.

Mengenai peluang, Indonesia memiliki cadangan bijih besi yang dihasilkan dari tipe
endapan pasir besi yang memiliki prospek untuk dimantaatkan pada pengembangan
industri baja nasional (Tabel 8.2). Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber
daya mineral yang sangat besar serta posisi yang strategis di kawasan Asia Pasifik
mempunyai peluang untuk mengembangkan potensi mineralnya apabila ditunjang
dengan strategi yang sesuai serta iklim berusaha yang mendukung.

Laporan Tugas Akhir Page 52


 Selain itu pelaku usaha dalam sekala besar dapat melakukan ekspor seperti halnya di
Tanjung Intan Cilacap. Bahan galian diekspor ke Cina. Bahan Galian yang diekspor
biasanya dipakai sebagai bahan campuran semen oleh perusahaan-perusahaan
semen lokal

Laporan Tugas Akhir Page 53


BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kegiatan praktikum bahan galian pasir besi ini, dalam tahapan
eksplorasi, kami menggunakan eksplorasi langsung permukaan, yaitu Trenching
Float (penjejakan) karena pada dasarnya proses terbentuknya bahan galian pasir besi
bermula dari tertransportasinya material yang berasal dari gunung berapi yang
kemudian tertransport melalui sungai menuju hilir sungai yang kemudian terdorong
oleh ombak laut menuju pesisir pantai.
Selain itu dalam pengambilan sampel bahan galian pasir besi, kami
menggunakan metode pemboran manual dengan menggunakan pipa paralon yang
berukuran 2“ dengan panjang 1,3 m. Jumlah titik sampel yang dibuat berjumlah 5 titik
bor sampel dengan luas IUP 100m2 dengan jarak antar titik bor 20m x 5m dan
sampel diambil setiap kedalaman 25 cm.
Berdasarkan hasil praktikum kami, lokasi endapan pasir besi di pangai depok
aaat ini tidak layak ditambanb. Akan tetapi sesuai ketentuan kami tetap membuat
perencanaan tambangnya.
Untuk proses preparasi bahan galian pasir besi yaitu :
1. Penjemuran sampel bahan galian
2. Penimbangan sampel bahan galian yang sudah kering
3. Pemisahan antara bahan galian besi (Fe) dari pengotor dengan
menggunakan magnet.
4. Penimbangan berat bahan galian besi.
5. Penghitungan kadar besi yang terkandung dalam sampel.

Laporan Tugas Akhir Page 54


B. KRITIK DAN SARAN

Kritik :
1. Dalam praktikum tugas akhir tidak dibekali dengan peralatan yang memadai
dari sekolah sehingga siswa harus mencari sendiri peralatan yang dibutuhkan
1. Kurangnya informasi mengenai tugas akhir menyebabkan adanya kesulitan
dalam pengerjaan
Saran :
1. Sekolah menyediakan peralatan yang dibutuhkan oleh siswa dalam
pengerjaan tugas akhir agar memudahkan siswa dalam penyelesaian tugas
akhir.
2. Memberi informasi yang lebih rinci mengenai tugas akhir akan sangat
membantu dalam penyelesaian tugas akhir.

Laporan Tugas Akhir Page 55


DAFTAR PUSTAKA

1. Sudarno,Ign., Iman Wahyono Sumarinda. 1982. Teknik Eksplorasi.


2. Oktatiasa, David., dkk. 2018. Laporan Praktikum Sampling Bahan Galian Pasir Besi
Daerah Glagah Kulonprogo.
3. Anonymous. 2019. Geologi Regional Daerah Parangtritis.

Laporan Tugas Akhir Page 56

Anda mungkin juga menyukai