oleh
Bogor
2019
ii
Pengaruh Variasi NaOH pada Proses Netralisasi Metil Ester Sulfonic Acid
(MESA) dengan Pemanasan
Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Lisan Semester Akhir Sekolah Menengah
Kejuruan – SMAK Bogor Tahun Ajaran 2018/2019
oleh
Muhammad Hanif
15.61.08130
Bogor
2019
ii
iii
Disetujui oleh,
Pembimbing Institusi Asisten Pembimbing Institusi
Pembimbing Sekolah
Disahkan oleh,
Kepala Sekolah SMK-SMAK Bogor
i
iii
iv
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan kerunianya
sehingga panduan dalam pembuatan laporan ini dapat selesai pada waktunya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul " Pengaruh Variasi NaOH pada
proses netralisasi Metil Ester Sulfonic Acid dengan pemanasan " ini merupakan
laporan kegiatan Praktik Kerja Industri selama empat bulan yang dimulai dari 2
Januari 2019 sampai 30 April 2019 di Laboratorium IPB Surfactant Bioenergy
Research and Center.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan kerunianya
sehingga panduan dalam pembuatan laporan ini dapat selesai pada waktunya.
Dan, ucapan terima kasih pantas disampaikan kepada:
1. Prof. Erliza Hambali selaku Kepala Pusat Penelitian Surfactant and Bioenergy
Research Center (SBRC) LPPM IPB, Bogor.
2. Ari Imam Sutanto S.TP M.Si. dan Shaeful Firmansyah S.Si selaku
pembimbing instansi di Pusat Penelitian Surfactant and Bioenergy Research
Center (SBRC) LPPM IPB, Bogor.
3. Sulistiowati S.Si M.Pd selaku pembimbing dari sekolah yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran, nasehat, koreksi, dorongan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
4. Tim Hubungan Kejasama Industri SMK – SMAK Bogor.
5. Mba Rista, Mba Agatha, Kak Miranti, Kak Latifah, Mas Feri, serta seluruh
karyawan Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) LPPM IPB.
6. Sahabat dan rekan seperjuangan yang juga melaksanakan prakerin di SBRC
LPPM IPB dan seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran sangat saya harapkan
dari pembaca guna memperbaiki pembuatan laporan pada waktu mendatang.
Penyusun
ii
iv
v
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Kebijakan Mutu 6
C. Kepegawaian 6
D. Kedisiplinan Kerja 7
F. Fasilitas Operasional 9
A. Tinjauan Pustaka 13
2. Tegangan Antarmuka 14
3. Zat Aktif 15
B. METODE ANALISIS 16
v iii
vi
iv
4. Pengukuran pH 17
5. Pengukuran Densitas 17
A.Hasil Analisis 18
B.Pembahasan 20
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 24
vi iv
v vii
DAFTAR GAMBAR
vii
vi
viii
DAFTAR TABEL
viii
vii ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Pada semester akhir peserta didik kelas XIII melaksanakan Praktik Kerja
Industri. Praktik Kerja Industri dijadwalkan berlangsung selama empat
bulan. Praktik Kerja Industri ini dimulai pada tanggal 2 Januari 2018 sampai
30 April 2018. Bertempat di Laboratorium Uji Surfaktan dan Bioenergi milik
4
Pembimbing adalah tenaga ahli yang ditunjuk oleh pimpinan institusi yang
bersangkutan. Pembimbing diangkat secara formal berdasarkan surat
keputusan sekolah, yang terdiri dari:
B. Kebijakan Mutu
Penelitian dan jasa yang diberikan oleh SBRC LPPM IPB tidak
semuanya dilakukan atas inisiatif sendiri, namun sebagian besar dilakukan
atas permintaan dan kerja sama dengan perorangan atau institusi lainnya.
Dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan perorangan maupun institusi
lain di luar IPB sebagai pengguna jasa/layanan dari SBRC LPPM IPB, maka
dalam penjaminan mutu jasa layanan yang diberikan terutama mutu pengujian
dan hasil analisis laboratorium, diterapkan akreditasi untuk Laboratorium
Pengujian yang sesuai dengan ISO 17025:2008.
C. Kepegawaian
D. Kedisiplinan Kerja
15. Alat-alat yang telah selesai digunakan harus segera dicuci dan
ditempatkan dalam tempat pengeringan. Cara pencucian alat dapat dilihat
pada prosedur pencucian alat.
16. Bagi alat yang memerlukan waktu perendaman terlebih dahulu, maka
perendaman tidak boleh lebih dari 24 jam, atau harus segera dicuci
keesokan harinya.
17. Alat-alat yang sudah kering harus segera dikembalikan ke rak peralatan
yang ada, agar tempat pengeringan dapat digunakan untuk alat lain yang
baru dicuci.
18. Setelah selesai bekerja, semua alat dirapihkan dan meja kerja
dibersihkan atau dilap. Untuk bahan penelitian yang pengerjaannya tidak
selesai dalam hari yang sama dan ditinggalkan, maka harus diberi label
dan kepemilikan.
19. Sebelum meninggalkan laboratorium, harus dipastikan semua alat yang
terhubung dengan listrik diputus untuk menghindari terjadinya arus
pendek, kecuali alat yang memang masih digunakan.
Demikian diharapkan petunjuk pelaksanaan budaya kerja ini dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
Riset SBRC LPPM IPB difokuskan pada riset surfaktan dan bioenergi
sesuai dengan roadmap yang telah disusun. Kegiatan pengembangan dari
surfaktan dan bioenergi dilakukan dengan optimalisasi strategi pemanfaatan
sumber daya hayati untuk menghasilkan produk yang dapat diperbaharui dan
ramah lingkungan. Kegiatan pengembangan dari surfaktan meliputi eksplorasi
bahan baku, teknologi dan pemrosesan surfaktan, dan aplikasi dari produk
surfaktan pada berbagai macam industri. Kegiatan pengembangan bioenergi
merupakan kegiatan yang terpadukan dari upstream ke downstream. Aktivitas
ini meliputi penelitian pada teknik pembenihan dan penanaman untuk
berbagai tanaman yang dapat digunakan sebagai penghasil bioenergi,
teknologi dan pemrosesan, bisnis dan manajemen, serta kegiatan sosialisasi
dan promosi pada bidang bioenergi.
Pada Divisi Bioenergi berbagai macam kegiatan penelitian yang
dilakukan antara lain:
1. Pengembangan tanaman bioenergi, yang meliputi:
9
a. Pembenihan
b. Kultivasi
c. Sistem dan teknik pengambilan hasil panen
2. Biodiesel, bioetanol, dan biomassa, yang meliputi:
a. Pemrosesan
b. Pemanfaatan hasil samping dan produk turunannya
3. Rantai suplai, manajemen dan keberlanjutan penelitian
4. Pengembangan mikro alga dan makro alga, yang meliputi :
a. Pengumpulan, isolasi, screening, dan karakterisasi dari mikro alga dan
makro alga
b. Kultivasi mikro alga dan makro alga
F. Fasilitas Operasional
1. Kepala Laboratorium
Mengelola kegiatan laboratorium secara efektif dan efisien meliputi
pengelolaan terhadap aspek sumber daya manusia, persediaan material
laboratorium, anggaran operasional ataupun investasi, pemeliharaan
sarana dan fasilitas kerja serta sistem manajemen mutu di laboratorium.
2. Manager Mutu
Mengelola kegiatan sistem manajemen mutu laboratorium secara
efektif dan efisien, meliputi pengelolaan terhadap aspek sumber daya
manusia, persediaan material laboratorium, anggaran operasional ataupun
investasi, pemeliharaan sarana dan fasilitas kerja serta sistem manajemen
mutu di laboratorium.
3. Manager Teknis
Mengelola kegiatan teknis di laboratorium secara efektif dan
efisien, meliputi pengelolaan terhadap aspek sumber daya manusia,
persediaan material laboratorium, anggaran operasional ataupun investasi,
pemeliharaan sarana dan fasilitas kerja serta sistem manajemen mutu di
laboratorium.
4. Deputi Manager Mutu
Membantu melakukan pengawasan terhadap kegiatan sistem
manajemen mutu laboratorium secara efektif dan efisien, meliputi
pengelolaan terhadap aspek sumber daya manusia, persediaan material
laboratorium, anggaran operasional ataupun investasi, pemeliharaan
sarana dan fasilitas kerja serta sistem manajemen mutu di laboratorium.
5. Deputi Manager Teknis
Membantu melakukan pengawasan terhadap kegiatan teknis
secara efektif dan efisien, meliputi pengelolaan terhadap aspek sumber
daya manusia, persediaan material laboratorium, anggaran operasional
ataupun investasi, pemeliharaan sarana dan fasilitas kerja serta sistem
manajemen mutu di laboratorium.
6. Staff Administrasi
Melakukan pengawasan dam memberikan pelayanan terhadap
kegiatan dokumentasi dan pengarsipan secara efektif dan efisien, meliputi
pengelolaan terhadap aspek sumber daya manusia, persediaan material
laboratorium, anggaran operasional ataupun investasi, pemeliharaan
sarana dan fasilitas kerja serta sistem manajemen mutu di laboratorium.
12
7. Staff Keuangan
Melakukan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap
kegiatan keuangan secara efektif dan efisien, meliputi pengelolaan
terhadap aspek sumber daya manusia, persediaan material laboratorium,
anggaran operasional ataupun investasi, pemeliharaan sarana dan fasilitas
kerja serta sistem manajemen mutu di laboratorium.
8. Supervisor Laboratorium Bioenergi dan Surfaktan
Melakukan koordinasi dan pengawasan kegiatan teknis pengujian
di laboratorium secara efektif dan efisien, meliputi pengelolaan terhadap
aspek sumber daya manusia, persediaan material laboratorium, anggaran
operasional ataupun investasi, pemeliharaan sarana dan fasilitas kerja
serta sistem manajemen mutu di laboratorium.
9. Teknisi / Analis
Melakukan pengujian terhadap sampel uji, dan melaksanakan
segala kegiatan analisis maupun teknis dilakukan di laboratorium.
13
A. Tinjauan Pustaka
Metil Ester Sulfonic Acid (MESA) merupakan salah satu jenis surfaktan
anionik yang bersifat asam. MESA yang masih asam dapat menyebabkan
korosi pada alat saat di injeksi pada proses peningkatan perolehan minyak
atau Enhanced Oil Recovery (EOR). Oleh karena itu MESA harus dinetralisasi
terlebih dahulu dengan Senyawa Basa salah satunya NaOH sehingga menjadi
Metil Ester Sulfonate (MES) atau Sodium Metil Ester Sulfonate (SMES).
Penambahan NaOH akan mengubah Beberapa karakteristik dari MESA. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian dengan topik “Pengaruh Variasi NaOH pada
proses netralisasi Metil Ester Sulfonic Acid dengan pemanasan”. Penelitian ini
difokuskan pada beberapa faktor diantaranya penentuan Nilai Tegangan
Antarmuka, pH, Densitas dan Kadar Zat Aktif sehingga didapatkan
konsentrasi NaOH yang optimum untuk proses netralisasi MESA.
13
14
2. Tegangan Antarmuka
Keterangan :
3. Zat Aktif
B. METODE ANALISIS
4. Pengukuran pH
5. Pengukuran Densitas
A. Hasil Analisis
0% 2.06
1% 2.34
2% 3.77
3% 4.52
4% 5.33
5% 6.81
6% 6.95
7% 7.5
8% 8.69
Tabel 1. Hasil Pengukuran pH
18
19
2 1% 1.50E-02 1.62E-02
3 2% 1.09E-02 1.02E-02
4 3% 6.97E-03 5.52E-03
5 4% 1.56E-03 1.24E-03
6 5% 2.70E-03 5.26E-03
7 6% 5.97E-03 5.83E-03
8 7% 8.24E-03 7.27E-03
9 8% 2.95E-02 2.95E-02
Jumlah NaOH 50% yang ditambahkan (%) Kadar Zat Aktif (%)
0% 11.24
1% 11.74
2% 11.36
3% 11.34
4% 12.12
5% 12.76
6% 12.68
7% 12.61
8% 12.91
B. Pembahasan
Parameter Persyaratan
pH 6-8
Tegangan Antarmuka (dyne/cm) ≤10-3
Kadar Bahan Aktif pada pada MESA yang digunakan cukup besar
sehingga dapat memiliki nilai tegangan antarmuka yang rendah. Bahan
Aktif pada MESA tidak berubah jumlahnya saat dilakukan netralisasi
dengan NaOH sehingga kadar zat aktifnya hampir sama.
22
Berdasarkan hasil pengukuran Kadar Zat Aktif dari Metil Ester Sulfonic
Acid yang digunakan pada proses netralisasi memiliki kadar zat aktif sekitar 11%
sampai 12%. Nilai Kadar Zat Aktif yang semakin tinggi akan meningkatkan
kemampuan surfaktan dalam menurunkan nilai tegangan antarmuka.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Rivai,Mira. 2011. Produksi dan Formulasi Surfaktan Berbasis Metil Ester Sulfonat
dari Olein Sawit untuk Aplikasi Enhanced Oil Recovery. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Darmanto, AdI.2014. Sifat Korosif Surfaktan MES (Metil Ester Sulfonat) terhadap
Aplikasi EOR (Enhanced Oil Recovery)
Rivai M, Suryani A, dkk. 2011. Perbaikan Proses Produksi Surfaktan Metil Ester
Sulfonat dan Formulasinya untuk Aplikasi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Bogor: Institut Pertanian Bogor
23
24
LAMPIRAN
Ulangan 1
3,50E-02
3,00E-02
2,50E-02
2,00E-02
IFT
1,50E-02
1,00E-02
5,00E-03
0,00E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Konsentrasi NaOH
Ulangan 2
3,50E-02
3,00E-02
2,50E-02
2,00E-02
IFT
1,50E-02
1,00E-02
5,00E-03
0,00E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Konsentrasi NaOH
10
8
6
pH
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Konsentrasi NaOH
24
25
1 0
2 1
3 2
26
4 3
5 4
6 5
7 6
8 7
9 8
27
𝑉𝑝𝑋𝑀𝑝𝑋𝑀𝑟𝑋𝐹𝑃
%Zat Aktif = x100%
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Keterangan:
Vp =volume penitar