Anggota :
1. Dra. Dini Prapti Karyani, M.Si., Apt.
2. Kasmida, Apt, MKM
3. Rina Azhariyati, S.Si., Apt.
4. Dra. Rita Aritonang, Apt.
5. Desmaniar, S.Si., Apt.
6. Dra. Wiwik Ambarwati, M.Epid., Apt.
7. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Si.
8. Eni Cahyaningsih, M.Si
9. Dra. Sitoresmi Triwibowo
10. Aditya Anugerah Marusaha Sitorus, S.Si.
11. Dian Permata, S.Si.
12. Eni Sutanti, S.Farm., Apt.
13. Nurwinna Muslim, SAP
14. Andri Hermansyah, S.Farm.
15. Regi Kristanto, A.Md
16. Harianto, S.A.P
Editor :
1. Dra. Hermini Tetrasari Apt. MSi.
2. Dra. Ati Setiawati Apt. MSi.
3. Dra. Kusmiaty Apt., M.Pharm
4. Dra. Sri Pujiati Apt. M.Epid
5. Dra. Niza Nemara Apt. MSi
Sambutan Plt. Kepala PPPOMN
Assalaamu’alaikum wr.wb.
Wassalamualaikum. wr.wb.
Februari 2019
BAB I. PENDAHULUAN 14
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI 14
B. STRUKTUR ORGANISASI 15
C. VISI- MISI, TUJUAN, SASARAN STRATREGIS DAN BUDAYA ORGANISASI 17
D. SASARAN KEGIATAN PPPOMN 18
E. KEGIATAN PRIORITAS UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN SASARAN KEGIATAN 20
2. SK-2: Meningkatnya laboratorium BB/Balai POM yang memenuhi standar Good Laboratory
Practices dengan IKU: “ Persentase laboratorium Balai Besar/Balai POM yang
memenuhi standar Good Laboratory Practices yang ditetapkan” nilai capiannya 120,97%
dengan kategori Memuaskan;
3. SK-3: Meningkatnya hasil pengembangan pengujian obat dan Makanan dengan 2 (dua) IKU:
a) “Persentase Metode Analisis yang dikembangkan terhadap standar”, capaiannya
100,30%; b) “Persentase pemenuhan Baku Pembanding sesuai kebutuhan” nilai
capaiannya 98,95%, sehingga capaiannya 99,63% dengan kategori Cukup.
4. SK-4: Terlaksananya Pengujian Sampel Produk Biologi yang tepat waktu dengan IKU
“Persentase sampel produk biologi dan toksikologi yang diuji sesuai Service Level
Agreement (SLA)” dengan capaian 98,11% dengan kategori Cukup;
5. SK-5: Meningkatnya alat laboratorium BPOM yang dikalibrasi dan dipelihara dengan IKU
“Persentase alat laboratorium BPOM yang dikalibrasi terhadap standar yang ditetapkan”
dengan capaian 110,07% dengan kategori Memuaskan;
6. SK-6: Terlaksananya pengujian sampel kasus yang ditindak lanjuti tepat waktu dengan IKU
“Persentase penyelesaian pengujian sampel kasus yang ditindak lanjuti tepat waktu.”
dengan capaian 89,45% dengan kategori Cukup;
8. SK-8: Terpeliharanya sistem Manajemen Laboratorium sesuai Standar dengan IKU “Status
Akreditasi” dengan capaian 100% dengan kategori Baik.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis PPPOMN maka dalam Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Pengawasan Obat dan Makanan didukung dengan anggaran APBN Tahun Anggaran 2018
sebesar Rp. 115.884.780.000,- ( Seratus Lima Belas Milyar Delapan Ratus Delapan Puluh Empat Juta
Tujuh Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) kemudian terdapat perubahan Pagu Anggaran sehingga
dilakukan revisi DIPA. Selama tahun 2018 DIPA mengalami 3 (tiga) kali perubahan dan 8 kali revisi
POK karena perubahan kebijakan pemerintah terkait penghematan/optimalisasi penggunaan
anggaran. Realisasi anggaran sebesar Rp. 99,413,852,801,- ( Sembilan Puluh Sembilan Milyar Empat
Ratus Tiga Belas Juta Delapan Ratus Lima Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Satu Rupiah ) dengan
persentase serapan sebesar 85,99% dan pencapaian kegiatan fisik 95,92%.
PPPOMN berupaya melakukan perbaikan secara terus menerus dalam rangka meningkatkan
kinerja di masa yang akan datang sehingga dapat tercipta manajemen kinerja pemerintahan yang
berorientasi hasil, melalui :
Dalam rangka meningkatkan kinerja pengujian, pada tahun 2018 telah diselenggarakan forum
Diskusi Manajemen Jejaring Laboratorium Pengujian di Badan POM dengan tema “Optimalisasi
Pengembangan Pengujian Mendukung Pengawasan Obat dan Makanan” dengan konsep
Regionalisasi Laboratorium Pengujian yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengujian dalam rangka pengawasan post market serta mendukung daya saing produk obat dan
makanan; Workshop Harmonisasi Metode Deteksi Porcine pada produk Obat dan Makanan;
Penetapan PPPOMN sebagai Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) untuk
pengujian Mikotoksin, Cemaran Logam, Mikrobiologi, GMO, dan DNA Spesifik Spesies; Forum
Diskusi Kajian Pengembangan Laboratorium DNA, Laboratorium Air, Laboratorium Investigasi dan
Mobil Laboratorium Keliling; Workshop Penyusunan Pedoman Tata Kelola Air Limbah (IPAL)
Badan POM, Pelatihan Nasional Mikrobiologi dan Pelatihan Nasional Deteksi DNA Spesifik Spesies
dengan Real Time PCR
1. Workshop Harmonisasi Metode Deteksi Porcine pada Produk Obat dan Makanan dalam
Membangun Jejaring Laboratorium Penguji Berbasis DNA dilaksanakan pada tanggal 26 Maret
2018 di Hotel Le Grandeur, Mangga Dua, Jakarta dengan melibatkan 10 Laboratorium Penguji
DNA, Badan Standarisasi Nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal serta expert
dari universitas. Dalam workshop tersebut dilakukan persamaan persepsi tentang titik kritis
pengujian deteksi porcine menggunakan PCR yang perlu distandarisasi. Output workshop
tersebut adalah rekomendasi titik kritis pengujian deteksi porcine menggunakan Real time
PCR yang disampaikan ke Badan Standarisasi Nasional untuk menjadi bahan Komisi Teknis
Penyusunan SNI Metode Uji Halal dalam Deteksi DNA Babi.
5. Forum Diskusi Manajemen Jejaring Laboratorium Pengujian di Badan POM dengan tema
“Optimalisasi Pengembangan Pengujian Mendukung Pengawasan Obat dan Makanan” telah
sukses dilaksanakan. Pada forum diskusi tersebut telah dibahas konsep Regionalisasi
Laboratorium Pengujian yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengujian dalam rangka pengawasan post market serta mendukung daya saing produk obat
dan makanan. Kegiatan ini dilakukan 2 kali pertemuan , yang pertama di hotel Harris, Bekasi,
20 – 21 Agustus 2018 dan yang kedua di Sari Pasifik, Jakarta , 23-24 November 2018.
b. Kegiatan LRPPI ruang lingkup pengujian GMO dan DNA Spesifik spesies
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas tersebut, PPPOMN menyelenggarakan fungsi yaitu:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan pengujian kimia obat, narkotika,
psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, pangan
dan air, serta mikrobiologi, biologi molekuler, dan baku pembanding;
b. Pelaksanaan di bidang pengembangan pengujian kimia obat, narkotika, psikotropika,
prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, pangan dan air, serta
mikrobiologi, biologi molekuler, dan baku pembanding;
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan pengujian kimia obat,
narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen kesehatan,
kosmetik, pangan dan air, serta mikrobiologi, biologi molekuler, dan baku pembanding; dan
d. Pelaksanaan urusan administrasi Pusat.
Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.04.01.1.83.02.18.0865 Tahun
2018, PPPOMN melaksanakan pengujian produk biologi, pengelolaan hewan percobaan,
melaksanakan kalibrasi peralatan laboratorium di lingkungan BPOM untuk pemenuhan standar
B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM No. 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan, struktur Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan
Makanan Nasional (PPPOMN) seperti pada gambar 1. PPPOMN dipimpin oleh seorang Kepala
Pusat (eselon 2), membawahi 5 bidang dengan masing-masing bidang tersebut membawahi 2
(dua) sub bidang; Sub-Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Tugas masing-masing bidang sebagai berikut:
Bidang Kimia Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengembangan
pengujian kimia obat, narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif.
Bidang Kimia Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengembangan
pengujian kimia obat tradisional, suplemen kesehatan, dan kosmetik.
Bidang Kimia Pangan dan Air mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis
dan pelaksanaan di bidang pengembangan pengujian kimia pangan dan air.
Bidang Mikrobiologi dan Biologi Molekuler mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengembangan pengujian mikrobiologi dan
biologi molekuler.
Bidang Baku Pembanding mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan
pelaksanaan di bidang pengelolaan baku pembanding.
Berdasarkan Peraturan BPOM No. 26 tahun 2017, Pusat Pengujian Obat dan Makanan
(PPOMN) berubah struktur organisasi dan tugas fungsi serta namanya menjadi Pusat
Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN). Dengan demikian renstra
PPOMN 2015 – 2019 telah direvisi untuk menyesuaikan perubahan tersebut. Dalam revisi Renstra
PPPOMN yang ditetapkan 15 Agustus 2018 memuat Visi dan Misi sesuai Visi dan Misi BPOM,
Tujuan, Sasaran Strategis (SS), Indikator Kinerja Utama (IKU), Program dan Kegiatan yang ingin
dicapai dengan uraian di bawah ini.
Sesuai penjelasan butir C, maka sasaran kegiatan PPPOMN seperti yang tercantum dalam Peta
Strategis Balance Score Card di bawah ini.
SK1.
Meningkatnya kemampuan Laboratorium IKU:
BPOM sesuai standar Persentase peningkatan kemampuan
pengujian laboratorium BPOM terhadap
standar/peraturan yang ditetapkan
SK7. SK8.
Terwujudnya RB pusat Terpeliharanya sistem manajemen
pengembangan pengujian obat laboratorium sesuai dengan standar
IKU:
dan makanan nasional sesuai
Nilai AKIP Pusat
road map RB BPOM 2015-2019
Pengembangan Pengujian
Obat dan Makanan Nasional IKU:
status akreditasi
Dalam mendukung pencapaian sasaran kegiatan akan dilakukan beberapa kegiatan yang
mendukung pencapaian setiap IKU, seperti yang dijabarkan pada tabel berikut.
Terlaksananya Persentase sampel Sampel Uji dapat diselesaikan tepat waktu (sesuai "timeline")
pengujian sampel uji yang pengujian yang ditetapkan, melalui kegiatan sebagai berikut :
Produk Biologi ditindaklanjuti - Penyelenggaraan Laboratorium Produk Biologi dan Toksikologi
yang tepat waktu tepat waktu - Banch Marking WHO Laboratorium Produk Biologi
- Peningkatan Kapasitas Laboratorium Produk Biologi dan
Persentase sampel Toksikologi
produk biologi dan - Pelatihan personel PPOMN sesuai kebutuhan (hasil "gap analysis"
toksikologi yang dan "analisis beban kerja");
diuji sesuai Service - Pengembangan sistem manajemen pengelolaan data pengujian
Level Agreement (pengembangan sistem penyimpanan dan pengolahan data,
(SLA) pelaporan dan inventarisasi)
- Jejaring laboratorium nasional, regional dan internasional
- Monitoring dan evaluasi timeline pengujian
- Penyelenggaraan laboratorium
Persentase alat
laboratorium
BPOM yang
dipelihara
terhadap standar
yang ditetapkan
Terpeliharanya Status Akreditasi - Audit Internal Sistem Manajemen ISO 17025 dan ISO 9001
sistem Manajemen - Reviu Dokumen Mutu Sistem Manajemen ISO 17025 dan ISO 9001
Laboratorium - Audit Eksternal Sistem Manajemen ISO 17025 dan ISO 9001
sesuai Standar - Rapat Tinjauan Manajemen
ISO/IEC 17025
Laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional sebagai Top
referal (Rujukan Nasional) mempunyai cakupan kerja di lingkungan eksternal sebagai berikut :
Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia, yaitu PPPOMN mendukung tugas balai dalam
pengujian sampel yang belum mampu diuji oleh balai atau hasil uji yang meragukan, dengan
menerima sampel absah dan sampel rujuk. Sampel Absah adalah sampel yang berasal dari
Balai Besar/Balai POM untuk dimintakan pengesahan dari Kepala PPPOMN atau perlu diuji
kembali atau dikaji kesesuaian hasil uji terhadap standar/prosedur. Sampel Rujuk adalah
sampel yang berasal dari Balai untuk diuji secara laboratorium di PPPOMN terkait dengan
ketidakmampuan Balai untuk menguji sampel tersebut. PPPOMN melakukan peningkatan
kompetensi pengujian bagi personel Balai Besar/Balai POM agar dapat meningkatkan
kemampuan laboratorium.
Kedeputian I, Kedeputian II, Kedeputian III, PPPOMN membantu Kedeputian dalam rangka
pengawasan pre market dan post market obat, narkotika, psikotropika, prekusor, zat adiktif,
obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, dan pangan melalui pengujian sampel.
Kedeputian IV, Kepolisian dan Bea Cukai, PPPOMN melakukan pengujian sampel kasus
terkait pelanggaran di bidang obat dan makanan atau perkara khusus tindak pidana.
Perusahaan atau pihak ketiga yang mengirim sampel vaksin untuk dilakukan pengujian/Lot
Release sebagai persyaratan registrasi, untuk mengetahui mutu, keamanan vaksin sebelum
diedarkan.
Sarana dan prasarana yang merupakan faktor pendukung PPPOMN dalam melaksanakan
kegiatan terdiri dari :
3. Sarana Komunikasi
Jaringan komunikasi secara digital dapat terselenggara lebih luas menggunakan sarana VPN
yang dikelola terpusat oleh Badan POM atau WI-FI yang dikelola sendiri sehingga penerimaan
dan pengiriman surat secara digital dapat diselenggarakan melalui alamat surat elektronik
ppomn@pom.go.id; sekretariatkappomn@gmail.com, Komunikasi telepon diselenggarakan
melalui nomor 021-4245075, dan faksimili 021-4245150; 021-4201427
4. Sumber Air
Kegiatan pengujian di laboratorium memerlukan pasokan air bersih yang tidak terputus,
sehingga pasokannya diadakan melalui jaringan Perusahan Air Minum milik pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota dan pasokan air sumur dalam.
5. Kendaraan bermotor
Sarana transportasi didukung oleh 6 (enam) unit kendaraan bermotor roda empat serta
kendaraan bermotor roda dua sebanyak 4 (empat) unit.
20%
80%
Laki-laki Perempuan
Gambar 3. Perbandingan Jumlah Pegawai PPPOMN Tahu 2018 berdasarkan Gender
SLTA D1 D3 S1 S2 / PROFESI S3
Berdasarkan penempatan
Sebanyak 122 pegawai bekerja di laboratorium pengujian yang berjumlah 15 jenis
laboratorium. Staf ditempatkan sesuai dengan beban kerja masing-masing laboratorium, dan
masih ada beberapa laboratorium yang kekurangan staf penguji.
Selain staf laboratorium, sejumlah staf ditempatkan di Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas
memberikan pelayanan teknis dan administrasi di lingkungan PPPOMN. Staf di Sub-Bagian Tata
Usaha tersebar dalam 5 kepenyeliaan yaitu (1) Sampel dan Sertifikasi, (2) Keuangan, (3) Barang
Milik Negara (BMN), (4) Bagian Perlengkapan dan RT, (5) Kepegawaian dan Kesekretariatan
serta Tim MONEV (bertanggung jawab langsung kepada Kepala PPPOMN).
Dengan adanya kekurangan staf baik di laboratorium maupun Sub Bagian Tata Usaha, maka
PPPOMN memperkerjakan tenaga honorer sebanyak 56 orang yang terdiri dari 6 orang satpam,
26 tenaga administrasi, 1 orang teknisi, dan 10 laboran (membantu pemeliharaan hewan dan
Creative Thinking
Pada tanggal 6 -7 Desember 2018 telah diselenggarakan pelatihan in house training Creative
ThinkingTechnique bagi staf PPPOMN. Tujuan diadakan pelatihan ini peserta diharapkan
dapat memahami konsep berpikir kreatif, hambatan berpikir kreatif,alat berpikir kretif
danpemecahan masalah secara kreatif. Peserta pelatihan diikuti oleh 22 (dua puluh dua)
orang dari beberapa bidang di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan
Nasional.
a. Validation method of food colours in food disampaikan oleh Dr. Julia Kantasubrata (RC-
Chem Learning Centre LIPI).
c. Food colours and illegal dyes regulation in food product(Indonesia and ASEAN)
disampaikan oleh Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM.
d. Penetapan kadar simultan pewarna (Tartrazin, Ponceau 4R, Kuning FCF, Karmoisin,
Eritrosin, Biru Berlian, Coklat HT, Merah Alura, Hijau FCF) dalam Permen secara KCKT.
Pertemuan JLPPI
Kegiatan ini diawali dengan pertemuan internal sekretariat JLPPI sebagai Tindak lanjut
terbitnya Keputusan Menteri Perindustrian no. 580/M-IND/9/2017 yang bertempat di
PPPOMN,yang dihadiri oleh Tim Sekretariat JLPPI dan Panitia. Selanjutnya pada tanggal 30
April 2018 di PPPOMN, diselenggarakan Pertemuan dengan Calon Laboratorium Rujukan
Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI) tentang Persiapan dan Persamaan persepsi terhadap
Prosedur on-site visit, pertemuan dihadiri oleh Tim sekretariat JLPPI, Calon LRPPI (5 Calon
LRPPI @3 orang), KLPPI, dan Panitia. Kegiatan dilanjutkan dengan Fullday meeting
membahas Laporan Hasil on-site visit dan Penetapan Laboratorium Rujukan Pengujian
Pangan Indonesia (LRPPI) pada tanggal 10 September 2018 di Hotel Alila, Jakarta yang
dihadiri oleh Tim sekretariat JLPPI, Calon LRPPI, Perwakilan Anggota JLPPI, KLPPI,
Narasumber (2 orang), dan Panitia. Pada tanggal 14 September 2018 di Hotel Alila, Jakarta
dilakukan Kegiatan Fullday meeting untuk Evaluasi Kegiatan dan Laporan
Persetujuan Sekretaris Utama BPOM dan draft MOU antara BPOM dengan
asosiasi pengusaha industri farmasi (GP Farmasi), asosiasi pengusaha industri
pangan (GAPMI), dan asosiasi pengusaha industri kosmetik (GAPKI)
Kegiatan ini merupakan upaya untuk mendapatkan kemudahan dalam perolehan bahan
baku untuk pengembangan baku pembanding di PPPOMN yang sudah dibuat oleh Biro
Hukum dan Organisasi. Dari pertemuan tersebut diperoleh 6 jenis bahan baku obat dari
industri farmasi baik berupa hibah atau hasil pembelian pada tahun 2018 ini.
d. On Site Visit Laboratorium Biologi Molekuler (LRPPI GMO dan Deteksi DNA
Spesifik Spesies pada Pangan)
Pelatihan/Magang di PPPOMN
45 42
40
35
30
30
25
21
20 17 Jumlah
15
10
5 3
0
Obat Pangan MBM Endotoksin OTSK-KOS
Gambar 7. Jumlah Peserta Magang BB/Balai POM di Bidang/Laboratorium PPPOMN Tahun 2018
8 7 7
7 6 6 6 6
6 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3
3 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 1
1
0
Kupang
Serang
Aceh
Bengkulu
Palembang
Jayapura
Jambi
Mamuju
Palu
Pekanbaru
Sofifi
Bandar Lampung
Denpasar
Semarang
Makassar
Batam
Banjarmasin
Gorontalo
Kendari
Mataram
Padang
Bandung
Jakarta
Yogyakarta
Medan
Manokwari
Palangkaraya
Pangkalpinang
Surabaya
Samarinda
Samarinda
Jumlah
Gambar 8. Jumlah Peserta Magang dari BB/Balai POM Tahun 2018
Sesuai dengan tugasnya, PPPOMN terus mengembangkan Metode Analisis (MA) dan baku
pembanding untuk dapat digunakan dalam pengujian mutu dan keamanan serta memastikan
adanya pelanggaran obat dan makanan yang beredar. Pengembangan MA dilakukan berdasarkan
kebutuhan pengawasan dengan memprioritaskan dampak negatif bagi konsumen (masyarakat).
Pada tahun 2018 target Pengembangan MA berjumlah 179 (57%). Target ini dibagi ke masing-
masing bidang/laboratorium seperti dapat dilihat pada tabel di bawah.
Banyak tahapan yang dilalui suatu MA dapat digunakan yaitu kajian pustaka, uji pendahuluan
metode pustaka beberapa kali hingga diperoleh memberikan hasil sesuai ketentuan, lalu
melakukan optimasi kondisi tersebut, pembahasan dengan ahli/narasumber, validasi lalu
pembahasan dengan narasumber dan sidang pleno, kemudian MA disahkan.
Narasumber yang terlibat dalam pembahasan MA yaitu dari Institut Pertanian Bogor,
Universitas Airlangga Surabaya, dan Institut Teknologi Bandung. Rapat pembahasan dan sidang
pleno diselenggarakan pada tanggal 10-12 Desember 2018 di Hotel Sari Pasifik, Jakarta Pusat yang
dihadiri oleh 128 peserta dari PPPOMN, Direktorat Standardisasi Obat dan Nappza, Pusat Riset
Dalam rangka meningkatkan mutu Pengawasan Obat dan Makanan pada fungsi pengujian,
dipandang perlu melakukan legalisasi terhadap metode analisis yang dikembangkan oleh
PPPOMN. Hal ini terutama sangat penting dalam hal penegakan hukum. Oleh karena itu telah
diterbit SK Kepala Badan No.04.01.1.22.07.18.3298 tanggal 2 Juli 2018 tentang Metode Analisis
untuk Pengujian Obat dan Makanan di Lingkungan BPOM dengan lampiran berisi 221 judul MA.
Metode Analisis yang dilegalisasi tersebut berdasarkan kriteria mempunyai data lengkap,
terkini dan masih digunakan di seluruh BB/Balai POM .
Surat Keputusan tersebut di atas juga telah disampaikan /disosialisasikan pada tanggal 12
Oktober 2018 di hotel Lumire, Jakarta yang dihadiri oleh Kedeputian I,II dan III; Pusat Riset
Kajian Obat dan Makanan; PUSDATIN; Balai Besar POM di Jakarta dan Balai Besar POM di
Serang. Dalam kesempatan tersebut juga diundang Narasumber dari KAN dan UNAIR yang
menyampaikan materi tentang “Pentingnya MA yang tervalidasi sebagai metode pengujian
produk obat dan makanan” dan “Proses pengembangan metode analisis di laboratorium Pusat
Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional” yang kemudian dilanjutkan dengan
diskusi.
Hasil diskusi sebagai berikut :
MA yang di legalisasi sudah dapat digunakan/diimplementasi.
Penomoran MA dalam SK sesuai dengan penomoran MA sebelumnya
MA yang tidak masuk dalam daftar SK tetap digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengujian.
MA PPPOMN dapat digunakan untuk diskusi dengan industri dalam hal melakukan
pengawasan dan keperluan penyelidikan .
MA pengujian obat yang dikembangkan PPPOMN hanya untuk parameter PK (Penetapan
Kadar), dan banyak MA parameter lain yang belum dikembangkan dan belum semua metode
dilakukan uji kolaborasi, sehingga belum dapat dimasukkan kedalam Farmakope Indonesia.
Dasar pemilihan MA yang ditetapkan dalam SK adalah MA terkini dan masih digunakan, serta
produknya masih beredar
Selanjutnya untuk penambahan legalisasi MA dapat dilakukan dengan revisi SK Legalisasi.
Kegiatan ditutup oleh Plt Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan
Nasional yaitu Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt.Ph.D dengan beberapa rekomendasi sebagai
berikut :
Validasi/verifikasi metode analisis merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan pengujian
di laboratorium, sesuai sistem manajemen laboratorium ISO/IEC 17025-2017.
Validasi metode analisis dilakukan teruitama untuk metode analisis yang belum mempunyai
syarat keberterimaan, penggunaan metode yang tidak baku , metode yang diluar ruang
lingkup dan metode yang dimodifikasi
1400 1362
1200
1000
800
600
400 262 237
170
99
200
0
KONAPZA OT, SK & Kos Pangan & Air Mikrobiologi Produk
dan Biologi Biologi
Molekuler
Ket: Sampel Produk Biologi termasuk sampel untuk pelulusan vaksin sebanyak 1010 sampel.
3997
4000
3080
2983
3500
3000
2130
2500
1460
2000
1400
1362
1201
1500
885
673
602
552
528
1000
487
486
444
431
339
313
262
259
237
170
500
99
0
KONAPZA OT, SK DAN PANGAN DAN MIKROBIOLOGI PRODUK TOTAL
KOS AIR DAN BIOLOGI BIOLOGI
MOLEKULER
Sampel Obat
Jumlah sampel Obat yang masuk selama tahun 2018 sebanyak 81 sampel, dengan 5 jenis
sampel uji yaitu uji absah sebanyak 43 sampel, uji khusus 16 sampel, sampel uji profisiensi
sebanyak 7 sampel, dan sampel pihak ketiga sebanyak 15 sampel (Gambar 11).
45 43
40
35 31
30
25
20 16 15
15
7 7
10
2
5 0 0 0 0 0
0
ABSAH KHUSUS UJI PETIK UJI PIHAK KETIGA KASUS
PROFISIENSI
Sampel NAPPZA
Sampel NAPPZA yang masuk selama tahun 2018 sebanyak 21 sampel, dengan 2 (dua) jenis
pengujian yaitu sampel khusus sebanyak 4 sampel dan sampel kasus sebanyak 17 sampel.
Sampel yang selesai diuji sebanyak 21 sampel atau 100 %.
18 17 17
16
14
12
10
8
6 4 4
4
2
0
KHUSUS KASUS
Sampel Rokok
Sampel rokok yang masuk selama tahun 2018 total sebanyak 52 sampel absah. Sampel yang
selesai diuji sebanyak 32 sampel atau 61,54%.
40
30 25
21
20 13
10
0
ABSAH KHUSUS TANGGAPAN
Sampel Kosmetik
Jumlah sampel kosmetik yang diterima selama tahun 2018 sebanyak 110 sampel, terdiri dari
sampel uji absah sebanyak 38 sampel dan sampel uji khusus/kasus sebanyak 72 sampel.
Sampel yang selesai diuji sebanyak 78 sampel, 32 tanggapan. Sampel yang selesai diuji tepat
waktu adalah 100%.
80 72 72
70
60
50 38
40 32
30
20
6
10
0
ABSAH KHUSUS TANGGAPAN
70 63 63
60
50
40
30
17 17 16 16
20
10 2 2
0
Lain-lain Khusus Kasus Profisiensi
M BM
Gambar 17. Jumlah Sampel Mikrobiologi Berdasarkan Jenis Uji yang Dilakukan
(M: Mikrobiologi dan BM: Biologi Molekuler)
DKI
Dalam melaksanakan fungsinya Bidang JAKARTA
PADANG BANDUNG
Baku Pembanding PPPOMN dibantu
oleh Balai Unggulan Baku Pembanding BANJAR SEMA
MASIN RANG
BBPOM di Yogyakarta, juga 14 BBPOM
KOLABORATOR
Kolaborator yang terdiri dari BBPOM PPPOMN
YOGYA
di Medan, BBPOM di Padang, BBPOM MAKASSAR
KARTA
di Bandar Lampung, BBPOM di DKI,
BBPOM di Bandung, MATARAM SURABAYA
Laboratorium Vaksin
PPPOMN menerbitkan sertifikat pelulusan vaksin baik produk lokal (PT. Bio- Farma)
maupun impor, dimana telah diterbitkan sebanyak 672 sertifikat (termasuk sampel
preparat NVT), dengan rincian: PT. Bio Farma 462 sertifikat dan vaksin impor 210 sertifikat
dari total 1072 dokumen vaksin yang masuk.
Jumlah sampel vaksin yang diterima untuk diuji pada tahun 2018 adalah sebanyak 263
sampel yang terdiri dari : 99 sampel uji rujuk yang berasal dari hasil sampling Balai
Besar/Balai POM, 155 sampel dari pihak ketiga, 8 sampel kasus dan 1 sampel TMS. Selesai
diuji pada tahun 2018 adalah 291 sampel, yaitu 117 sampel uji rujuk, 163 sampel dari pihak
ketiga dan 10 sampel kasus (terdiri dari sampel tahun 2017 sebanyak 2 sampel dan sampel
tahun 2018 sebanyak 8 sampel).
Jumlah sampel vaksin yang diterima Jumlah sampel vaksin yang selesai diuji
Gambar 18. Jumlah Sampel vaksin yang diterima dan selesai diuji Tahun 2018
Reakreditasi/ Resertifikasi
Audit Eksternal
a. Surveilan KAN SNI ISO/IEC 17025: 2008
Tujuan kegiatan Surveilan I adalah untuk melihat tindak lanjut tindakan perbaikan atas
temuan ketidaksesuaian aspek teknis dan manajemen sesuai ruang lingkup dan
meninjau Ruang Lingkup PPOMN berdasarkan metode. Surveilan yang dilaksanakan
masih berdasarkan SNI ISO/ IEC 17025:2008 dengan nama PPOMN. Hal ini telah
disepakati bersama dengan justifikasi bahwa jadwal surveilan telah disepakati sebelum
restrukturisasi 15 Februari 2018.
Terdapat sebanyak 36 temuan berdasarkan klausul SNI ISO/IEC 17025:2008, antara lain :
Manajerial
1. 4.3. Pengendalian Dokumen 2
2. 4.5 Subkontrak Pengujian 1
3. 4.6. Pembelian Jasa dan Perbekalan 1
4. 4.13. Pengendalian rekaman 1
5. 4.14 Audit Internal 1
Teknis
1. 5.2. Personel 2
2. 5.3. Kondisi akomodasi lingkungan 1 2
3. 5.4. Metode pengujian, metode kalibrasi, 11 3
validasi metode
4. 5.5. Peralatan 1
5. 5.6. Ketertelusuran pengukuran 1 1
6. 5.8.Penanganan barang yang diuji 4
7. 5.9.Jaminan mutu hasil pengujian 1 1
8. 5.10. Pelaporan hasil 1 1
TOTAL 21 15
21 Kategori 2
Kategori 3
Tindakan perbaikan telah dilakukan dan dinyatakan memenuhi oleh assesor pada 31 Mei
2018. Berdasarkan Surat Keputusan Hasil Surveilan: “KAN memutuskan untuk
mempertahankan status akreditasi laboratorium penguji Pusat Pengembangan
Pengujian Obat dan Makanan Nasional”.
b. Surveilan QMS ISO 9001: 2015
Badan POM termasuk PPPOMN menerapkan standar pelayanan ISO 9001: 2015 dan
telah disertifikasi oleh badan eksternal sejak 2012. Pada tahun 2018 dilakukan surveilan
ISO 9001: 2015 oleh TUV-SUD untuk memantau kesesuaian implementasi yang telah
diterapkan di PPPOMN. Surveilan dilaksanakan pada 30 Oktober 2018 oleh 2 orang
assesor yaitu Bapak Hery Sahrir sebagai lead assesor dan Bapak Dian Ardian sebagai
assesor. Dua aspek positif PPPOMN, yaitu Pengembangan Kerjasama di Tingkat
Nasional dan Regional untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi lembaga dan
Peningkatan Sarana Prasarana dan Sistem dan satu kategori improvement sebagai wujud
peningkatan PPPOMN untuk aspek Manajemen Risiko. Hasil surveilan tersebut
PPPOMN masih tersertifikasi ISO 9001: 2015.
PSM berisi kebijakan dan prosedur secara umum yang diterapkan di PPPOMN. Prosedur
yang bersifat teknis dituangkan dalam Instruksi Kerja (IK), Petunjuk Teknis dan rekaman
dituangkan dalam formulir. IK dan Formulir yang merupakan kebutuhan dibuat masing-
Pelatihan meliputi teori, diskusi, simulasi audit internal dan praktek berkelompok. Materi
pelatihan mencakup seluruh aspek audit internal, yaitu prinsip, program dan perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut hasil audit.
Peserta latih telah memperoleh pengetahuan yang tepat tentang audit internal sesuai
standar ISO/IEC 17025:2017 dan diharapkan mampu melakukan audit sesuai elemen-
elemen persyaratan umum, struktur organisasi, sumber daya, proses, dan manajemen
ISO/IEC 17025:2017 dengan pendekatan proses dan fungsi struktur organisasi sehingga
pelaksanaan audit internal di PPPOMN dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan
tujuan dilakukannya audit internal.
Materi Kaji Ulang Manajemen sesuai ISO/IEC 17025:2017 mencakup informasi seperti
pada elemen 8.9.2. Beberapa rekomendasi kegiatan KUM yang harus ditindaklanjuti
agar PPPOMN menjadi unit kerja dengan system manajemen yang lebih baik.
Sosialisasi Analisis Risiko di Laboratorium oleh narasumber Fajarina Budiantari, STP,
M.Si dari KAN-BSN.
Tabel 5. Hasil Pemenuhan BB/Balai POM Terhadap Standar GLP tahun 2018
Pemenuhan Rata-Rata
No. BB/Balai POM
SRL Kompetensi Peralatan
1 Bandung 85,2 75,5 77,9 79,6
2 Semarang 84,2 89,3 66,3 79,9
3 Surabaya 85,5 79,7 74,2 79,8
4 Denpasar 84,6 87,7 77,6 83,3
5 Mataram 83,5 83,9 71,3 79,6
6 Banjarmasin 78,7 88,4 70,6 79,2
7 Makasar 78,8 82,3 68,2 76,4
8 Medan 83,0 77,9 78,6 79,8
9 Yogyakarta 88,3 83,6 89,6 87,2
10 Jakarta 79,4 93,2 72,8 81,8
11 Banda Aceh 78,0 85,9 75,7 79,9
12 Padang 75,6 82,7 68,9 75,7
13 Palembang 75,7 90,0 74,6 80,1
14 Pekanbaru 82,7 88,9 71,9 81,2
15 Bandar Lampung 88,0 88,2 76,7 84,3
16 Pontianak 83,7 79,8 71,2 78,2
17 Samarinda 74,6 89,7 70,0 78,1
18 Manado 72,9 90,7 68,4 77,3
19 Jayapura 71,8 83,2 71,3 75,4
20 Serang 76,2 87,9 77,0 80,4
21 Palu 76,3 83,2 73,8 77,7
22 Palangkaraya 74,4 88,3 76,1 79,6
23 Bengkulu 79,9 83,4 71,2 78,2
24 Jambi 74,1 86,8 78,9 79,9
25 Kupang 79,5 94,6 76,9 83,7
26 Kendari 77,3 91,7 74,2 81,1
27 Ambon 77,3 92,8 77,7 82,6
28 Gorontalo 74,8 89,1 72,7 78,9
29 Pangkalpinang 71,9 85,2 77,9 78,4
30 Batam 70,3 89,6 71,4 77,1
31 Manokwari 67,2 81,7 70,0 73,0
Rata - rata 78,5 86,3 74,0 79,6
Kupang
Jayapura
Pangkalpinang
Palu
Palangkaraya
Bandar Lampung
Manado
Surabaya
Denpasar
Banjarmasin
Palembang
Mataram
Makasar
Yogyakarta
Jakarta
Pontianak
Serang
Ambon
Bandung
Semarang
Medan
Banda Aceh
Kendari
Batam
Pekanbaru
Samarinda
Manokwari
Padang
Bengkulu
Jambi
Gorontalo
Rata-Rata
Gambar 20. Grafik Hasil pemenuhan BB/Balai POM Terhadap Standar GLP Tahun 2018
Berdasarkan data tersebut di atas, BB/Balai POM yang memenuhi standar GLP dengan cut
off 75% berjumlah 30 atau 96,8% dengan rata-rata pemenuhan standar GLP sebesar 79,6 %.
Dalam rangka memperkuat sistem regulasi National Regulatory Authority (NRA), World
Health Organization (WHO) melakukan asesmen menggunakan perangkat WHO Global
Benchmarcks Tools.
Pada tanggal 9 - 13 Juli 2018, WHO Jenewa melakukan NRA Benchmarking terhadap 9 fungsi
NRA yang dilakukan oleh Badan POM. Acara ini diawali dengan pembukaan oleh Plt. Deputi
Bidang Pengawasan Obat, NAPPZA dan dilanjutkan presentasi oleh perwakilan masing- masing
fungsi dan WHO Country Representative. Sembilan (9) fungsi Badan POM yang diases oleh
WHO adalah :
1. General overview of the national
regulatory system
2. Registration and marketing authorization
3. Vigilance
4. Market survailance and control
5. Licencing premises
6. Regulatory inspection
7. Laboratory Access and Testing (LAT)
8. Clinical trials oversight
9. NRA Lot Release (LTR)
Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) mempunyai tugas
melaksanakan 2 fungsi NRA, yaitu Laboratory Access and Testing (LAT) dan NRA Lot Release
(LTR). Kedua fungsi ini dilaksanakan di Laboratorium Produk Biologi dan Toksikologi, yang
diasses oleh Dr. Supaporn dan Mrs Kiran Pandey.
Fungsi LAT terdiri dari 10 indikator dan 34 subindikator, diases oleh Dr. Supaporn, kesepuluh
indikator tersebut yaitu:
1. Indikator 1 terkait legal provisions regulation and guidelines LAT
2. Indikator 2 terkait effective and good governance
3. Indikator 3 terkait laboratory activities implemented as per weel- established plans and policies
4. Indikator 4 terkait human resources to perform laboratory aceess and testing activities
5. Indikator 5 terkait well maintaned and equipped infrastructures for laboratory activities
6. Indikator 6 terkait procedures and implementes to perform laboratory access and testing
7. Indikator 7 terkait mechanism exists to promote transparency, accountability and
communication
8. Indikator 8 terkait mechanism in place to monitor regulatory performace and output
9. Indikator 9 terkait measures for occupational health and safety
10. Indikator r 10 terkait measures for ggod management of outsourced laboratory activities
G. Prakuliafikasi WHO
Dalam rangka memenuhi ketentuan negara donor terhadap bantuan obat program yang
aman di terima di Indonesia yaitu harus di jamin mutunya oleh laboratorium pemerintah yang
sudah prakualifikasi WHO. Untuk itu laboratorium Obat Bidang Kimia Obat dan NAPPZA
mengajukan sebagai laboratorium prakualifikasi WHO.
Pada tanggal 2-4 Mei 2018 telah dilakukan inspeksi oleh inspektur WHO yaitu Mr Vimal
Sachdeva sebagai Lead Inspektur dan Mr Ng Liong Thiam sebagai Co Inspektur, terhadap
standar WHO TRS 957 Annex 1, tahun 2010. Hasil inspeksi menunjukkan bahwa Laboratorium
Obat–Bidang Produk Terapetik dan Bahan Berbahaya masih memerlukan beberapa perbaikan
agar memenuhi aspek WHO TRS 957Annex 1, tahun 2010 yaitu Good Pharmaceutical Practices
for Quality Control Laboratory (GPPQCL).
Laboratorium telah menyusun CAPA dan sudah dikirimkan pada tanggal 2 Desember 2018.
WHO telah menyatakan puas atas tindakan perbaikan yang telah diajukan . Selanjutnya akan
dilakukan reinspeksi untuk melihat implementasinya di laboratorium Obat pada tanggal 18 s/d
20 Februari 2019
Narsum : Prof. Dr. Slamet Ibrahim, DEA. Narsum : Prof. Dr. Slamet Ibrahim, DEA.
Apt.(ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo Martono, Apt. (ITB) dan Prof. Dr. Sudibyo
MS. Apt. (UGM). Martono, MS. Apt. (UGM):
Dihadiri oleh : Perwakilan kolaborator: BBPOM di
Padang, Bandar Lampung, DKI, Denpasar,
Perwakilan dari seluruh BBPOM Manado, Samarinda, dan tambahan
Kolaborator baku pembanding dan BBPOM di Serang;
BBPOM di Serang;
Perwakilan Kedeputian : Direktorat
Perwakilan dari Direktorat Pengawasan Standarisasi Obat dan NAPPZA;
Keamanan, Mutu dan Ekspor Impor Obat Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu
dan NAPPZA, Direktorat Pengawasan dan Ekspor Impor Obat, Narkotika,
Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif;
Psikotropika, dan Prekursor; Direktorat Direktorat Registrasi Obat; Direktorat
Pengawasan OT dan SK; Direktorat Standarisasi Obat Tradisional, Suplemen
Pengawasan Kosmetik; Direktorat Kesehatan, dan Kosmetik; Direktorat
Pengawasan Pangan Resiko Tinggi dan Registrasi Obat Tradisonal, Suplemen
Teknologi Baru; Direktorat Pengawasan Kesehatan, dan Kosmetik; Direktorat
Pangan Resiko Rendah dan Sedang; Standarisasi Pangan Olahan; Direktur
Pengawasan Pangan Resiko Rendah dan
Perwakilan Balai Unggulan Baku Sedang;
Pembanding BBPOM di Yogyakarta;
Perwakilan Laboratorium Unggulan Baku
Perwakilan dari industri yaitu PT. Pembanding BBPOM di Yogyakarta
Galenium Pharmasia dan PT. Indofarma; Perwakilan dari industri yaitu PT. Dankos,
PPOMN PT. Menjangan Sakti, dan PT. Foodex;
PPOMN
75
70 71 70 68
66 68
62 62
5
2 0
Hasil pengujian baku pembanding harus melalui proses penilaian oleh tim adopsi baku
pembanding, dari target yang ditetapkan setiap tahun ada yang disetujui dan kemudian
diadopsi sebagai baku pembanding, dan ada juga kemungkinan ditunda adopsinya karena
hasil pengujiannya yang belum sempurna, atau karena bahan tidak memenuhi syarat.
Perubahan capaian target BP selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 22 berikut:
97
88.6
88
2016
2017
2018
51
49
46
11 22
22
2016
2017
2018
Gambar 23. Perbandingan Jumlah Pengujian Baku Pembanding PPPOMN dan Balai Unggulan
Baku Pembanding BBPOM di Yogyakarta
Pemenuhan bahan baku dan baku primer untuk pengujian baku pembanding di
laboratorium balai unggulan baku pembanding BBPOM di Yogyakarta merupakan bagian
dari perencanaan PPPOMN dalam rangka pengembangan baku pembanding nasional.
Mulai tahun 2017 laboratorium unggulan baku pembanding BBPOM di Yogyakarta
mengalokasikan anggarannya untuk pengadaan sebagian bahan baku dan baku
pembanding primernya untuk pengembangan baku pembanding, dan masih dipenuhi juga
oleh PPPOMN.
Laboratorium baku pembanding PPPOMN selalu berusaha meningkatkan jumlah koleksi
baku pembanding dan mempertahankan kualitas baku pembanding dengan melakukan
pengujian ulang baku pembanding secara periodik. Menyangkut penambahan koleksi baku
pembanding selama tiga tahun terakhir terlihat pada gambar berikut:
500
482
430
Peningkatan jumlah jenis baku pembanding diikuti juga dengan peningkatan distribusi
baku pembanding, sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
5183
4690
4129
1081 575
609
44 59 0 69 0 236
Pengadaan
Anggaran pengadaan bahan baku dan baku pembanding primer untuk pengembangan
baku pembanding nasional 2018 dibebankan dalam DIPA PPOMN tahun 2018. Proses
pengadaan bahan baku dan baku pembanding primer masih mengalami kendala.
Beberapa kendala yang dialami sebagai berikut:
Pengadaan baku pembanding primer, dilakukan melalui proses lelang karena
jumlahnya melebihi Rp. 200.000.000. Namun kemudian ternyata bahwa peminat
lelang tidak ada, dilakukan pengulangan lelang tetap tidak ada, akhirnya ada satu
peminat lelang yang kemudian ditunjuk sebagai pemenang lelang. Namun ternyata
pada saatnya barang datang penyedia tersebut tidak mempunyai anggaran yang
cukup untuk menebus barang tersebut dari distributor. Akibatnya baku pembanding
primer tersebut baru diterima di PPPOMN pada tanggal 8 Nopember 2018.
Keterlambatan ini lah yang kemudian menjadi penyebab tidak tercapainya target
produksi baku pembanding.
Kendala lainnya adalah terbatasnya
Pengadaan penyedia bahan baku pembanding komersil
Kolaborasi
Dengan mengacu ISO 34:2009 bahwa produsen bahan acuan membutuhkan uji antar
laboratorium dalam menentukan ‘assign value’ atau ‘nilai benar’ baku pembanding, dan
mengacu pada ISO 17025: 2005 bahwa dalam rangka jaminan hasil pengujian maka
laboratorium pengujian baku pembanding perlu melakukan uji kolaborasi antar
laboratorium. Penetapan kadar baku pembanding dilakukan melalui uji kolaborasi
dengan minimal tiga laboratorium lain yaitu PPOMN/Balai unggulan baku pembanding
dengan dua laboratorium BBPOM kolaborator di Indonesia.
Uji kolaborasi ini belum dapat dilakukan untuk semua pengujian baku pembanding,
karena kolaborator yang masih terbatas jumlah, kemampuan, dan fasilitasnya. Juga
tergantung pada ketersediaan baku pembanding primer dan bahan baku yang akan diuji.
Pada tahun 2018, tidak ada industri yang dilibatkan dalam uji kolaborasi baku
pembanding , karena sempat adanya pertanyaan dari beberapa industri farmasi peserta
kolaborasi dan pembahasan baku pembanding tentang keuntungan yang diperolehnya
dengan mengikuti kolaborasi tersebut.
Subkontrak pengujian
Beberapa calon baku pembanding tidak bisa dipastikan karakterisasinya karena tidak
ada baku primer, karena itu harus dipastikan strukturnya dengan uji identifikasi
menggunakan spektrometri massa dan spektroskopi NMR. Untuk itu perlu dilakukan
proses subkontrak pengujian ke pihak ketiga yang sudah dilakukan beberapa kali yaitu
dengan laboratorium Kimia LIPI-Serpong , dan laboratorium Spektroskopi Massa dan
NMR Institut Teknologi Bandung. Pada tahun ini hanya 1 jenis calon baku pembanding
yang disub-kontrakan ke laboratorium Spektroskopi Massa dan NMR Institut Teknologi
Bandung yaitu untuk calon baku pembanding Glutation.
30000
20000
6972 6911
10000
187 293 283 257
0
mencit Tikus Marmot Kelinci
Adanya penurunan jumlah produksi hewan percobaan pada tahun 2018 dibandingkan dengan
tahun 2017 karena disesuaikan dengan permintaan dari pengujian sehingga mengurangi
jumlah afkir (lebih efisien). Sedangkan, untuk hewan Marmot pengadaan dari instansi lain.
Faktor penting untuk menjaga kualitas hewan uji adalah kesehatan hewan uji dan sanitasi
lingkungan (sarana dan prasarana di laboratorium Hewan Percobaan).
Forum Diskusi Manajemen Jejaring Laboratorium Pengujian di Badan POM tahap pertama
yang diselenggarakan di Bekasi pada tanggal 20 – 21 Agustus 2018 dengan tema “Optimalisasi
Pengembangan Pengujian
Mendukung Pengawasan Obat
dan Makanan” telah sukses
dilaksanakan. Pada forum diskusi
tersebut telah dibahas konsep
Regionalisasi Laboratorium Pe
ngujian yang diharapkan dapat
meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pengujian dalam rangka
pengawasan post market serta
mendukung daya saing produk
obat dan makanan.
Kegiatan ini dihadiri oleh 116 peserta meliputi pejabat struktural dan fungsional dilingkungan
BPOM (PPPOMN; Kedeputian 1,2, 3 dan 4; Kesestamaan; Inspektorat Utama) serta Balai Besar
POM di Jakarta, Balai Besar POM di Serang, dan Balai Besar POM di Bandung. Acara dimulai
dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh narasumber Dra. Retno Tyas Utami, Apt.,
M.Epid dan Prof. Ir. Dedi Fardiaz, M.Sc terkait Konsep Regionalisasi Fungsi Laboratorium di
Indonesia. Selanjutnya diskusi kelompok yang terdiri dari 4 kelompok (Obat dan NAPPZA; Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan; Kosmetik; serta Pangan dan Air).
Laboratorium Regional dibentuk dengan tujuan meningkatkan cakupan dan keragaman jenis
produk obat dan makanan yang diuji dalam rangka fungsi pengawasan Badan POM. Konsep
Regionalisasi Laboratorium pengujian Badan POM dibentuk dengan memperhatikan beberapa
hal:
• Laboratorium pengujian obat dan makanan Badan POM saat ini telah memadai untuk
melakukan pengujian terhadap produk obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan,
pangan serta produk biologi secara fisika, kimia, mikrobiologi dan biologi molekuler; serta
telah diakreditasi sesuai SNI ISO / IEC 17025; Kompetensi personil laboratorium dan
peralatan yang tersedia di BB/Balai POM dapat memenuhi standar ruang lingkup
pengujian;
• Setiap wilayah provinsi masing-masing balai mempunyai sumber daya dan potensi spesifik
daerah.
Rencana Pilot Project akan dilaksanakan pada bulan Februari – Juli 2019 dan dipilih Kelompok
4. Dipilih Kelompok 4 karena BB/Balai POM yang tergabung mampu melakukan uji dan
mewakili wilayah timur yang dapat menggambarkan kesulitan transportasi, stabilitas sampel dan
besarnya biaya pengiriman sampel. Pemilihan sampel diambil 1 jenis sampel yang mewakili tiap
kategori untuk pangan, kosmetik dan OT-SK, dan tiap kelas terapi untuk obat.
Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2018. Forum tersebut dihadiri oleh 70
orang peserta diskusi yang terdiri dari: PPPOMN,Kedeputian 1, 2, 3 dan 4 Badan POM,
Pusat Riset Badan POM, Biro Pengembangan Pegawai Badan POM, Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal (BPJPH), Balai Besar POM di Jakarta, Balai Besar POM di Serang dan
4 (empat) orang nara sumber. Pada Forum Grup Diskusi tahap pertama ini ke 4 (empat)
narasumber memberikan masukan untuk penyempurnaan kajian yang dibuat oleh Tim
PFM Ahli Madya PPPOMN yaitu:
a. Kajian Uji DNA Babi
b. Kajian Uji Laboratorium Keliling khususnya untuk penanganan limbah hasil uji
laboratorium keliling
c. Kajian Uji Laboratorium Air
d. Kajian Laboratorium Investigasi
Selain paparan dari narasumber, juga disampaikan paparan dari salah satu vendor yang
memperkenalkan laboratorium keliling dengan tipe-tipe mobil keliling
Tahap kedua dilaksanakan tanggal 8 November 2018 yang dihadiri oleh 64 (enam puluh
empat) orang peserta diskusi yang terdiri dari : PPPOMN, Kedeputian 1, 2, 3 dan 4 Badan
POM, Pusat Riset Kajian, Unit Layanan Pengadaan Badan POM, Balai Besar POM di
Jakarta, Balai Besar POM di Serang dan 2 (dua) orang nara sumber.
Persentase sampel produk biologi dan toksikologi yang diuji sesuai SLA tidak memenuhi
target disebabkan antara lain: Permohonan pelulusan vaksin yang tidak dapat diperkirakan
jumlahnya, karena terjadi outbreak penyakit (misalnya ada kasus infeksi difteri), terjadinya
kerusakan alat incubator CO2 yang menyebabkan sampel carry over setiap tahunnya dan
kesulitan dalam mendapatkan teknisi untuk memperbaikinya, Penguji/verifikator merangkap
kegiatan lain, serta reagen yang dibutuhkan selalu inden.
Persentase penyelesaian pengujian sampel kasus yang ditindak lanjuti tepat waktu tidak
memenuhi target disebabkan antara lain :
Pada pengujian Obat, alat belum dikalibrasi untuk pengujian Streptomycin Sulphate serbuk
Injeksi dan Kanamycin Injeksi dan Baku Pembanding saat digunakan sudah Expired
(kedaluwarsa). Kalibrasi terhadap instrumen HPAD-IC baru dapat dilaksanakan pada tanggal
28 Agustus 2018; sedangkan Baku Pembanding kanamisin USPRS baru diterima pada bulan
November 2018, dan baku Streptomisin USPRS baru diterima pada akhir Januari 2019. Dengan
demikian pengujian obat tersebut melebihi timeline.
Pada pengujian DNA, perlu Uji Konfirmasi bila hasil positif (TMS) sehingga memperpanjang
timeline pengujian.
Ketidaksediaan reagen/kit/alat fungsional, inden pengadaan.
Dari data tabel tersebut, PPPOMN telah berhasil mencapai 3 sasaran strategis/kegiatan yang
telah ditetapkan dengan kategori baik dan memuaskan, serta 5 sasaran strategis/kegiatan dengan
kategori cukup.
Dari capaian ke 8 Sasaran Strategis tersebut, kemudian dapat dihitung Nilai Pencapaian
Sasaran (NPS) yang merupakan rata-rata dari capaian indikator-indikatornya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Agar dapat mengidentifikasi kendala dan solusi dalam mencapai target kinerja maka
pengukuran dan pelaporan kinerja PPPOMN dilakukan perbulan dan pertriwulan sesuai dengan
rencana aksi perjanjian kinerja. Pelaporan dilakukan melalui yaitu e-monev smart DJA yang
diinput setiap bulan dan e-performance.pom.go.id serta e-monev.bappenas.go.id yang diinput
secara rutin setiap triwulan.
Sub bagian Tata Usaha sebagai unsur penunjang di Laboratorium mempunyai tugas seperti
yang tercantum dalam Peraturan Badan POM Nomor : 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan POM, pasal 432 adalah melakukan koordinasi penyusunan rencana, program,
dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan
Pengelolaan Keuangan
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang APBN Nomor 10 Tahun 2010
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011,
Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara
lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang
dipimpinnya. Akuntabilitas keuangan Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan
Nasional (PPPOMN) tahun 2018 telah dilaporkan melalui Laporan Keuangan, berupa
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pada tahun 2018 pagu anggaran PPPOMN sesuai dengan OTK baru dengan revisi anggaran
DIPA ke-3 sebesar Rp. 115.613.266.000,-. Total anggaran tersebut terbagi dalam tiga
kategori belanja yaitu belanja pegawai sebesar Rp. 19.503.041.000,- (sembilan belas milyar
lima ratus tiga juta empat puluh satu ribu rupiah), belanja barang sebesar Rp.
38.358.270.000,- (tiga puluh delapan milyar tiga ratus lima puluh delapan juta dua ratus
tujuh puluh ribu rupiah) dan belanja modal sebesar Rp. 57.751.955.000,- (lima puluh tujuh
milyar tujuh ratus lima puluh satu juta sembilan ratus lima puluh lima ribu rupiah).
Dari total anggaran, terealisasikan sebesar Rp. 99,413,852,801,- (sembilan puluh sembilan
milyar empat ratus tiga belas juta delapan ratus lima puluh dua ribu delapan ratus satu
rupiah) atau capaiannya 85,99% dengan rincian untuk masing-masing kegiatan sebagai
berikut:
Target Realisasi
Rencana Penarikan Dana (RPD) disusun secara teliti dan realistis, serta dipatuhi.
Pembelian Rp 5,167,100,216
Barang Milik Negara pada Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Tahun
Anggaran 2018
BMN per akun neraca
a. Nilai BMN pada Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahun Anggaran 2018 adalah
sebesar Rp303.119.735.016 (tiga ratus tiga miliar seratus Sembilan belas juta tujuh
ratus tiga puluh lima ribu enam belas rupiah), nilai BMN tersebut disajikan
berdasarkan klasifikasi pos-pos perkiraan Neraca yaitu Persediaan, Tanah,
Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset
Tetap Lainnya, Konsturksi Dalam Pengerjaan, dan Aset lainnya.
b. Penyajian nilai BMN dalam pos perkiraan Neraca tersebut dengan rincian sebagai
berikut:
Intrakomptabel Ekstrakomptabel Gabungan
No Uraian Neraca
Rp % Rp % Rp %
I Aset Lancar
1 Persediaan 29,917,567,685 8.32% - 0.00% 29,917,567,685 8.32%
Sub Jumlah (1) 29,917,567,685 8.32% - 0.00% 29,917,567,685 8.32%
II Aset Tetap
1 Tanah - - -
2 Peralatan dan Mesin 290,422,544,569 80.76% 108,232,400 100.00% 290,530,776,969 80.77%
3 Gedung dan Bangunan 37,103,356,000 10.32% - 0.00% 37,103,356,000 10.31%
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 391,353,500 0.11% - 0.00% 391,353,500 0.11%
5 Aset Tetap Lainnya 1,730,629,535 0.48% - 0.00% 1,730,629,535 0.48%
6 KDP - 0.00% - 0.00% - 0.00%
Sub Jumlah (2) 329,647,883,604 91.67% 108,232,400 100.00% 329,756,116,004 91.67%
III Aset Lainnya
1 Kemitraan dengan pihak ketiga - 0.00% - 0.00% - 0.00%
2 Aset Tak Berwujud 39,410,000 0.01% - 0.00% 39,410,000 0.01%
Aset yang dihentikan dari
3 penggunaan operasional - 0.00% - 0.00% - 0.00%
pemerintah
Sub Jumlah (3) 39,410,000 0.01% - 0.00% 39,410,000 0.01%
Total 359,604,861,289 108,232,400 359,713,093,689
Rincian nilai Akumulasi Penyusutan BMN pada Laporan Barang Kuasa Pengguna
Tahunan Tahun Anggaran 2018 per perkiraan Neraca adalah sebagai berikut:
*)Aset lain-lain pada laporan barang adalah nilai BMN yang dihentikan
penggunaannya dari operasional pemerintah.
Melakukan kompilasi dan evaluasi data yang diinput dalam SIPT berdasarkan komoditinya
untuk menilai Pemenuhan kepatuhan BB/Balai POM terhadap parameter uji kritis sesuai
Pedoman Sampling dalam melakukan pengujian sampel
Melakukan pelaporan secara online hasil monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan
PPPOMN kepada Direktur Jenderal Anggaran yang dilakukan setiap bulan menggunakan
aplikasi e-Monev DJA, BAPPENAS yang dilakukan setiap Triwulan menggunakan aplikasi
e-Monev Bappenas Satker dan Bappenas Program, dan ke Evapor-Roren dengan aplikasi e-
performance serta LKPP yang dilakukan setiap Triwulan menggunakan aplikasi e-Monev
TEPRA.
Urusan Kepegawaian
Penerimaan Pegawai
Proses penerimaan pegawai di PPPOMN dilakukan dengan cara mengajukan jumlah
kebutuhan pegawai dan diajukan ke Biro Umum dan SDM Badan POM.
Kenaikan pangkat
Dalam rangka memberikan penghargaan kepada pegawai yang telah bekerja secara terus
menerus, telah diusulkan kenaikan pangkat sebanyak 52 orang. Berikut daftar nama-nama
pegawai yang naik pangkat pada tahun 2018:
Tabel 15. Daftar Pegawai yang Pensiun/Mutasi/Mengundurkan Diri pada Tahun 2018
No. Nama Pensiun / Pindah Keterangan
1 Yetti Helena Pensiun Terhitung 1 Nopember 2018
2 Isnaeni Pensiun Terhitung 1 Mei 2018
3 Dra. Nurlila, M.Kes Mutasi Terhitung 30 april 2018
Penjaminan Mutu
Secara umum yang dimaksud dengan penjaminan mutu (Quality Assurance ) merupakan
semua aktifitas yang dilakukan oleh organisasi untuk memberikan jaminan tentang kebijakan
mutu, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan program atau kegiatan agar dapat
memenuhi kebutuhan dan permintaan mutu yang sudah disepakati. Proses ini dilaksanakan
Tata Laksana
Tata laksana adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam organisasi baik swasta
maupun negeri untuk menentukan sebuah keputusan.
Bagian tata laksana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, pengumpulan, serta
pengolahan bahan evaluasi dan pengembangan standarisasi sistem, prosedur kerja dan
perangkat kerja dalam rangka peningkatan kapasitas ketatalaksanaan di lingkungan unit
kerja.
Kearsipan
Kearsipan adalah suatu proses kegiatan atau proses pengaturan mulai dari penerimaan,
pencatatan, penyimpanan dengan menggunakan sistem tertentu, menemukan kembali
dengan cepat dan tepat, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan arsip.
Sesuai amanah Undang Undang No.43 tahun 2009 tentang kearsipan, PPPOMN melakukan
pengelolaan arsip baik arsip aktif maupun arsip in aktif. Mulai tahun 2018 PPPOMN mulai
melakukan pembenahan arsip-arsip yang ada, mulai dari pemberkasan arsip sesuai kaidah
kearsipan dan mengusulkan arsip-arsip yang sudah melampaui masa retensinya ke Unit
kearsipan untuk dimusnahkan. Dalam pengelolaan arsip ini masih ditemui banyak kendala
antara lain: arsip di PPPOMN sangat banyak karena dari awal berdirinya PPPOMN belum
pernah dilakukan pembenahan maupun penataan arsip, kepedulian terhadap keberadaan
arsip sangat rendah, tenaga kearsipan yang mengelola arsip secara khusus tidak ada, untuk
itu pada tahun 2018 diambil langkah antara lain: mengusulkan pengangkatan 2 orang staf
untuk menduduki jabatan fungsional arsiparis, penambahan tenaga arsiparis pada
penerimaan CPNS, memfasilitasi staf yang bertugas untuk mengurusi arsip untuk mengikuti
pelatihan yang berhubungan dengan kearsipan, mensosialisasikan perlunya penataan arsip
secara benar karena sertifikasi kearsipan merupakan salah satu faktor untuk menentukan
besaran tunjangan kinerja yang dapat diterima oleh Kementrian/Lembaga.
Tata Persuratan
Tugas bagian persuratan adalah : pencatatan, penyusunan, pengarsipan surat/dokumen surat
masuk dan keluar serta mendistribusikan surat sesuai tujuan. Tahun 2018 jumlah surat yang
masuk sebanyak 11143 surat, surat keluar sebanyak 4009 surat dan surat tugas sebanyak 751
surat.
Pengadaan ATK
Untuk menunjang kegiatan keadministrasian baik di bagian administrasi maupun di
laboratorium diperlukan tersedianya alat tulis kantor/Alat Rumah Tangga (ATK/ART)
termasuk ATK untuk komputer. Tahun ini direncanakan pembelian ATK/ART dan ATK
komputer sejumlah 12 paket, dan semuanya terealisasi.
Gambar Sesudah
Pengadaan Pereaksi/Media
Pengadaan reagensia dan media tahun 2017 dilakukan secara secara pengadaan langsung.
Pengadaan KIT
KIT digunakan untuk pengujian cepat/rapid test untuk beberapa metode pengujian
sederhana. Tahun ini diadakan KIT pengujian sebanyak 2 paket secara pengadaan
langsung, terdiri dari KIT Pengujian Vaksin Hepatitis B, KIT Pengujian Biomolekular, dan
KIT Pengujian Mikrobiologi.
Perawatan Kendaraan
Kendaraan bermotor milik kantor harus selalu dalam kondisi baik dan siap dioperasikan
untuk menunjang kegiatan operasional kantor sehari – hari. Hal tersebut harus didukung
dengan perawatan kendaraan yang memadai seperti perbaikan kerusakan pada kendaraan
hingga tersedianya bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan tersebut.
Penanganan limbah
Limbah laboratorium PPOMN perlu ditangani dan diolah dengan baik dan benar agar tidak
terjadi dampak yang merugikan baik untuk pegawai maupun lingkungan. Kegiatan ini
meliputi penanganan dan pembuangan limbah laboratorium yang melibatkan pihak ketiga,
yang dilakukan secara berkala setiap tahun.
Tugas bagian ini meliputi menerima sampel dari pihak internal Badan POM (Kedeputian IV
dan kedeputian), BB/Balai POM dan pihak eksternal (pihak ke-3), mengagendakan dokumen
Dalam pelaksanaan tugasnya laboratorium harus mencari umpan balik, baik positif maupun
negatif dari pelanggannya sebagai bahan masukan untuk melakukan analisis dalam rangka
mengetahui ekspektasi dan persepsi pelanggan, menentukan kebutuhan, keinginan, persyaratan
dan harapan pelanggan, mengukur indeks kepuasan pelanggan, sebagai pedoman rencana dan
strategi perbaikan kinerja secara menyeluruh pada periode berikutnya, menunjukkan
komunikasi dan komitmen terhadap kualitas kepada pelanggan, dan membangun komunikasi
internal agar setiap personel memahami tugasnya.
Untuk mendapatkan umpan balik dari jasa yang diberikan, PPPOMN memberikan kuisioner
kepada setiap pelanggan yang datang. Evaluasi umpan balik pelanggan dilakukan secara berkala
setiap tahunnya.
Umpan balik kepuasan pelanggan selama Januari s.d. Desember 2018 dilakukan berdasarkan
tanggapan 482 responden terhadap kuisioner yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 31 - 40 di
bawah ini.
Gambar 31. Diagram Asal Informasi dan Diagram terkait Fasilitas Pelayanan
Gambar 33. Diagram terkait Kemampuan Petugas dan Diagram terkait Tarif Pengujian
Gambar 34. Diagram terkait Kemudahan Prosedur dan Diagram terkait Persyaratan Teknis dan Administrasi
Gambar 35. Diagram terkait Ketepatan Jadwal Pengujian dan Diagram terkait Kualitas Hasil Uji
Laboratorium merupakan tempat bekerja yang beresiko tinggi, karena didalamnya setiap
personel akan dihadapkan dengan berbagai macam bahan berbahaya yaitu kimia dari pereaksi
Pada tanggal 2 – 4 Desember 2018 telah dilaksanakan Kegiatan Evaluasi Kinerja Dan
Perencanaan Program PPPOM di Hotel Holliday Inn, Bandung acara diikuti oleh seluruh
Pegawai PPPOMN.
Kegiatan evaluasi kinerja sendiri dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-masing
bidang dan laboratorium dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kegiatan, sehingga
dapat diambil tindakan yang efektif seperti apakah kegiatan ini masih berkelanjutan ditahun
2019 maupun tindakan koreksi atau perbaikan atas kegiatan yang dirasa kurang sesuai. Sekaligus
untuk mendapatkan masukan tentang kegiatan pada tahun 2019, dengan mengudang
Narasumber dan stakeholder dari Balai Besar POM di Bandung dan Instansi Pusat yang
berkaitan dengan kegiatan di PPPOMN sehingga diharapkan bisa memberikan masukan untuk
kegiatan dimasa yang akan dating. Kegiatan- kegiatan yang terkait dengan unit lain telah
dituangkan di kelompok kegiatan terpadu di Pusat dan Balai/balai Besar POM.
Demikian paparan Laporan Tahunan PPPOMN tahun 2018, semoga laporan ini bermanfaat
bagi yang membacanya.
Kimia Obat dan NAPPZA Banda Aceh Diah Lestari 15-19 Oktober 2018
Lampung Bunga Dian 26-30 November 2018
Bandung Dwi Damayanti 9-13 Juli 2018
Banjarmasin Lilik Budiati 15-19 Oktober 2018
Bengkulu Wulan 12-16 November 2018
Denpasar Nia Yuniarti 12-16 November 2018
Gorontalo Nia Yuniarti 25-29Junir 2018
Jambi Arum 10-14 Desember 2018
Kupang Rita Aritonang 10-14 Desember 2018
Makasar Dwi Damayanti 3-7 November 2018
Medan Mirawati Siregar 3-7 Desember 2018
Manado Abdullah 29 Oktober - 2 November
2018
Manokwari Isnaini 24-28 September 2018
Padang Wulan 16-20 Juli 2018
Palangkaraya Diah Lestari 17-21 September 2018
Palembang Irmanto 1-5 Oktober 2018
Pekanbaru Rosalyn 3-7 September 2018
Pontianak Lia Rahmawati 7-12 Oktober 2018
Semarang Ilma Yulianti 5-9 November 2018
Serang Lia rahmawati 3-7 September 2018
Surabaya Hetty 24-28 September 2018
Yogyakarta Lilik 17-21 September 2018
Samarinda Bunga 15-19 Oktober 2018
Batam hetty 15-19 Oktober 2018
Pangkal Pinang Rita Aritonang 24-28 Seotember 2018